asam basa

Upload: dayah-hd-vhioletha

Post on 15-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ASAMadalah zat/senyawa yang dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+) atau ion hidronium (H3O+).

Sifat asam : rasanya masam merusak/melarutkan logam (korosif) memerahkan kertas lakmus biru pH kurang dari 7Contoh :

1. Asam Non-Oksi

Asam Klorida : HCl ---> H+ + Cl-

Asam Bromida : HBr ---> H+ + Br-

Asam Sianida : HCN ---> H+ + CN-

Asam Sulfida : H2S ---> 2 H+ + S2-

2. Asam Oksi

Asam Nitrat : HNO3 ---> H+ + NO3-

Asam Sulfat : H2SO4 ---> 2 H+ + SO42-

Asam Karbonat : H2CO3 ---> 2 H+ CO32-

Asam Phospat : H3PO4 ---> 3 H+ + PO43-

3. Asam Organik

Asam Asetat : CH3COOH ---> H+ + CH3COO-

Asam Format : HCOOH ---> H+ + HCOO-

Asam Oksalat : H2C2O4 ---> H+ + C2O42-

BASAadalah zat/senyawa yang dalam air dapat melepaskan ion (OH-).

Sifat Basa : rasanya pahit membakar (kaustik) licin seperti sabun membirukan kertas lakmus merah pH lebih dari 7Contoh :

Natrium Hidroksida : NaOH ---> Na+ + OH-

Kalsium Hidroksida : Ca(OH)2 ---> Ca2+ + 2 OH-

Ferro Hidroksida : Fe(OH)2 ---> Fe2+ + 2 (OH)-(Besi (II) Hidroksida)

Ferri Oksida : Fe(OH)3 ---> Fe3+ + 3 (OH)- (Besi (III) Hidroksida)

Ammonium Hidroksida : NH4OH ---> NH4+ + OH-

contoh2 diatas adalah contoh zat yang digolongkan sebagai asam atau basa....tentu saja tidak mungkin ditampilkan semua ( karena terlalu banyak...)

Tata nama dalam asam

pada prinsipnya : Hidrogen (H+) + Anion = asam ;

dengan nama "Asam + nama anion"

keterangan :

banyaknya Hidrogen (H+) dalam satu molekul = muatan anion pasangannya

Contoh :

2 H+ + SO42- ---> H2SO4 ; dengan nama Asam Sulfat

dalam contoh di atas dibutuhkan 2 ion hidrogen (H+) karena muatan SO42- = -2 jadi agar total muatannya = 0 maka ion hidrogen yang muatannya = +1 dikalikan 2

Tata nama dalam basa

pada prinsipnya : kation + Hidroksida (OH) = basa ;

dengan nama "nama kation + hidroksida"

keterangan :

banyaknya Hidroksida (OH-) dalam satu molekul = muatan anion pasangannya

Contoh :

Al3+ + 3 OH- ---> Al(OH)3 ; dengan nama Alumunium Hidroksida

karena muatan Al = +3 maka OH- yang dibutuhkan untuk menjadikan muatan totalnya = 0 adalah -3, nilai -3 diperoleh dari OH- sebanyak 3 buah.....karena muatan OH- = -1 maka agar menjadi -3 perlu dikalikan 3

ASAM / BASA LEMAH DAN KUAT

Kekuatan asam atau basa ditentukan oleh kemampuan senyawa tersebut untuk menghasilkan ion H+ (untuk asam) atau OH- (untuk basa). semakin banyak ion H+ dan OH- yang dihasilkan maka kekuatan asam atau basanya semakin kuat.

ASAM KUAT DAN LEMAH

Asam Kuatmerupakan elektrolit kuat, di dalam air akan terionisasi sempurna menjadi ion2 penyusunnya. asam kuat mempunyai derajad dissosiasi = 1. derajad dissosiasi dirumuskan :

besar derajad dissosiasi = 1 menunjukkan semua zat yang direaksikan terurai menjadi ion2nya.

HnA ---> n H+ + An-

Keterangan :n = jumlah ion H dalam molekul = muatan anionnya

Asam Lemah

tidak seperti asam kuat, asam lemah digolongkan dalam elektrolit lemah.....hal ini karena tidak semua zat yang bereaksi terurai menjadi ion2nya namun hanya sebagian kecil saja. untuk menunjukkan besarnya zat yang terurai menggunakan derajad dissosiasi.

Jika kalian perhatikan reaksi umum dalam asam lemah sama saja dengan reaksi asam kuat....hanya saja reaksi dalam asam lemah berlangsung 2 arah,

arah pertama = reaksi dari kiri ke kanan, terjadi peruraian zat asam menjadi ion2nyaarah kedua = reaksi dari kanan ke kiri, terjadi penggabungan ion2 menjadi zat penyusunnya

kedua reaksi di atas terjadi terjadi bersamaan hingga konsentrasi zat asam dan hasil peruraiannya tidak berubah2 lagi. yang sering dikenal dengan titik setimbang / eqivalen. Saat terjadinya titik eqivalen inilah besarnya derajad dissosiasi dapat dicari. dan sebalikknya jika besarnya derajad dissosiasi diketahui maka jumlah ion H+ yang terbentuk dapa diketahui....

dari reaksi diatas dapat diketahui besarnya H+ yang terurai dipengaruhi oleh Konsentrasi asam (X), banyaknya ion H+ dalam satu senyawa dan derajad dissosiasi.

Tetapan Dissosiasi Asam (Ka)

Setelah kita mengenal istilah derajad dissosiasi selanjutnya kita bahas mengenai tetapan dissosiasi atau sering disebut sebagai Ka. Harga Ka diperoleh dari :

HnA ---> n H+ + An-

Contoh Asam Kuat dan LemahAsam Kuat : HCl, H2SO4, HNO3, H3PO4, HClO4 dll

Asam Lemah : CH3COOH, C2H5COOH, HCN, HCOOH, H2C2O4, H2S, H2CO3, HF dll

dengan alasan jumlah dan variasi asam lemah jauh lebih banyak dari asam kuat maka asam kuat lebih diprioritaskan untuk dihafalkan..... suatu jika tidak tergolong dalam asam kuat maka tergolong dalam asam lemah.

BASA KUAT DAN LEMAH

Basa kuat

seperti halnya asam kuat....basa kuat merupakan elektrolit kuat, di dalam air akan terionisasi sempurna menjadi ion2 penyusunnya. sehingga besarnya derajad dissosiasi = 1 (semua zat yang direaksikan terurai menjadi ion2 penyusunnya)

Basa Lemah

merupakan elektrolit lemah sehingga hanya terurai sebagian dan besarnya derajad dissosiasi diantara 0 sampai dengan 1.

Tetapan Dissosiasi Basa (Kb)

Contoh Basa Kuat dan Lemah

Basa Kuat : KOH, NaOH, Ca(OH)2 dll

Basa Lemah : NH3 atau NH4OH, Fe(OH)2, Fe(OH)3, Al(OH)2 dll

dengan alasan yang sama dengan cara penghafalan dalam asam maka jenis basa yang dihafal diprioritaskan yang basa kuat....karena jumlah dan variasi basa lemah jauh lebih banyak. Jadi suatu basa jika tidak tergolong dalam basa kuat maka secara otomatis digolongkan sebagai basa lemah.

Reaksi Asam dan Basa1. Reaksi Penetralan

Jika larutan asam san larutan basa direaksikan maka terjadi reaksi penetralan, yaitu reaksi yang saling meniadakan sifat asam dan basa yang menghasilkan garam dan air.

Contoh :

Asam + Basa ---> Garam + AirHnA + B(OH)m ---> BnAm + H2O

Asam Phospat direaksikan dengan Kalsium Hidroksida akan terjadi reaksi penetralan sebagai berikut :

H3PO4 + Ca(OH)2 ---> ???coba kalian perhatikan Asam yang bereaksi di atas.....yakni H3PO4, PO4 adalah suatu anion (ion negatif) sehingga dapat berpasangan dengan Kation (ion positif) H+ yang bermuatan +1. Agar kita tahu muatan dari PO4 maka kita hitung jumlah H+ yang dibutuhkan untuk membentuk senyawa H3PO4........Ya....,ada 3 ion H dan karena muatan satu ion H = +1 maka muatan total ion H = + 3. Sehingga untuk menetralkan muatan (menjadikan muatan totalnya = 0) membutuhkan muatan sebesar -3.....dengan memperhatikan jumlah PO4 dalam senyawa....yakni 1 ion PO4 maka dipastikan muatan PO4 adalah -3. Hal ini berarti muatan PO4 dapat kita lihat dari jumlah ion H dalam senyawa asam yakni sebesar -3 (muatan negatif menunjukkan PO4 adalah suatu anion).dengan cara yang sama, dalam senyawa basa Ca(OH)2.....dapat kita lihat 1 ion Ca membutuhkan ion OH- sebanyak 2 ion (sehingga muatan total OH- = -1.2 = -2) maka muatan ion Ca = +2 (muatan positif menunjukkan Ca adalah kation sehingga dapat bereaksi dengan anion yakni OH-)Setelah kita tahu muatan PO4 adalah -3 dan muatan Ca adalah +2......agar muatan gabungan PO4 dengan Ca = 0 maka kita membutuhkan 2 ion PO4 dan 3 ion Ca, sehingga reaksi di atas menjadi :2 H3PO4 + 3 Ca(OH)2 ---> ???

Garam yang terbentuk sesuai dengan jumlah masing2 ion yang dibutuhkan.......yakni butuh 2 ion PO4 dan 3 ion Ca, sehingga membentuk garam Ca3(PO4)2 :

2 H3PO4 + 3 Ca(OH)2 ---> Ca3(PO4)2 + 6 H2O

langkah terakhir tinggal menghitung koefisien air (H2O) yang terbentuk dari reaksi di atas...yakni 6 H2O. angka 6 diperoleh dari prinsip penyetaraan reaksi yang berbunyi jumlah atom2 sejenis pada ruas kiri (sebelum reaksi) harus sama dengan ruas kanan (setelah reaksi). Pada ruas kiri dapat kita hitung jumlah atom H ada 12 (dari 2 H3PO4 ada 2.3 = 6 dan dari Ca(OH)2 ada 3.2 = 6 sehingga totalnya ada 12). sehingga atom H di ruas kanan....yakni dalam H2O harus kita kalikan dengan 6 agar jumlah atom H nya sama2 sebanyak 12.

Rumitkah penjelasan di atas ??

Cara penyelesaian reaksi di atas adalah cara khusus bagi kalian yang tidak hafal muatan2 tiap kation dan anion......maka alangkah baiknya kalau segera kalian hafal.Bagi yang sudah hafal bahwa muatan PO4 adalah -3 sehingga bentuk ionnya = PO43- dan muatan Ca adalan +2 sehingga bentuk ionnya = Ca2+ dan agar muatannya seimbang butuh 2 ion PO43- dan 3 ion Ca2+ sehingga garam yang terbentuk adalah Ca3(PO4)2 dengan reaksi :

H3PO4 + Ca(OH)2 ---> Ca3(PO4)2 + H2O

selajutnya tinggal kita setarakan jumlah tiap2 atom di ruas kiri dan kanan......pada prinsipnya yang kalian setarakan adalah atom2 selain H dan O terlebih dahulu, setelah itu baru kalian setarakan H kemudian yang terakhir adalah atom O.

2 H3PO4 + 3 Ca(OH)2 ---> Ca3(PO4)2 + 6 H2O

2. Reaksi Oksida Asam dan Oksida Basa

Oksida asam adalah oksida bukan logam yang saat bereaksi dengan air membentuk asam.

CO2 + H2O ---> H2CO3SO2 + H2O ---> H2SO3SO3 + H2O ---> H2SO4N2O3 + H2O ---> 2 HNO2N2O5 + H2O ---> 2 HNO3P2O5 + H2O ---> 2 H3PO4Oksida asam akan bereaksi dengan larutan basa membentuk garam dan air

CO2 + 2 NaOH ---> Na2CO3 + H2ON2O5 + Ca(OH)2 ---> Ca(NO3)2 + H2OOksida basa adalah oksida logam yang saat bereaksi dengan air akan menghasilkan basa

Na2O + H2O ---> 2 NaOHK2O + H2O ---> 2 KOHCaO + H2O ---> Ca(OH)2Al2O3 + 3 H2O ---> 2 Al(OH)3FeO + H2O ---> Fe(OH)2Fe2O3 + 3 H2O ---> 2 Fe(OH)3

Oksida basa akan bereaksi dengan larutan asam membentuk garam dan air

Na2O + H2SO4 ---> Na2SO4 + H2OFe2O3 + HNO3 ---> 2 Fe(NO3)3 + 3 H2O

3. Reaksi yang menghasilkan Endapan

Untuk mengetahui suatu reaksi menghasilkan endapan atau tidak....ada dua cara. Cara pertama menggunakan tabel kelarutan (dengan menghitung nilai perbandingan Ksp dengan Qsp nya). Cara kedua dengan menghafalkan sifat pencampuran ion2 seperti contoh di bawah ini :

Contoh :

BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) ---> BaSO4(s) + 2NaCl (aq)

Reaksi Ion (larutan elektrolit terurai menjadi ion2nya dan yang mengendap tidak diuraikan)

Ba2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s) + 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)

Reaksi ion bersihnya (ion2 yang sama di ruas kiri dan kanan dihilangkan)

Ba2+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s)

3. Reaksi yang menghasilkan Gas

a. Reaksi yang menghasilkan gas CO2

CaCO3(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(l) + CO2(g)

Na2CO3(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Kedua reaksi di atas sebenarnya menghasilkan H2CO3 akan tetapi segera terurai menjadi H2O(l) dan CO2(g)

b. Reaksi yang menghasilkan gas NH3

NH4Cl(s) + KOH(aq) ---> KCl(aq) + H2O(l) + NH3(g)

reaksi di atas sebenarnya menghasilkan NH4OH akan tetapi segera terurai menjadi H2O(l) dan NH3(g)

c. Reaksi yang menghasilkan gas H2S

FeS(s) + H2SO4 ---> FeSO4 + H2S

4. Reaksi Logam dengan Asam Kuat

Logam + Asam Kuat ---> Garam + gas Hidrogen

Ca(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(g)

Na(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2(g)

Cu(s) + H2SO4(aq) ---> tidak terjadi reaksi

Ingat!! deret kereaktifan logam ---> Unsur dalam deret yang di sebelah kanan tidak bisa menggeser unsur yang di sebelah kirinya......

Li - K - Ba - Ca - Na - Mg - Al - Zn -Cr - Fe - Ni - Sn - Pb - (H) - Cu - Hg - Ag - Pt - Au

Konsep Dasar Reaksi KimiaReaksi kimia merupakan proses perubahan satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat yang berbeda. Suatu reaksi kimia dapat dicirikan dengan adanya perubahan (warna, bau, sifat), gelembung udara/gas, endapan.Reaksi Kimia

Reaksi asam-basa

Reaksi reduksi-oksidasi

Reaksi asam-basa (reaksi perpindahan proton)Ciri-ciri asam dan basa, yaitu:No.Asam Basa

1.Jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+ (proton)Jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH- (hidroksil)

2.PH < 7PH >7

3.Rasanya asamRasanya pahit

4.Merusak logam (bersifat korosif)Merusak kulit (bersifat kaustik)

5.Memerahkan kertas lakmus biru Membirukan kertas lakmus merah

6.Wujud berupa padat,cair dan gasWujud berupa padat,cair dan gas

No.Asam Nama Basa Nama

1.H2CO3Asam karbonatLiOHLitium hidroksida

2.HNO3Asam nitratNaOHNatrium hidroksida

3.HNO2Asam nitritKOHKalium hidroksida

4.H3PO4Asam fosfatRbOHRubidium hidroksida

5.H3AsO4Asam arsenatCsOHSesium hidroksida

6.H3SbO4Asam antimonatBe(OH)2Berilium hidroksida

7.H2SO3Asam sulfitMg(OH)2Magnesium hidroksida

8.H2SO4Asam sulfatCa(OH)2Kalsium hidroksida

9.HClAsam kloridaSr(OH)2Stronsium hidroksida

10.HBrAsam bromidaBa(OH)2Barium hidroksida

11.HIAsam iodidaAl(OH)3Aluminium hidroksida

12.H2SAsam sulfidaNH4OHAmonium hidroksida

Reaksi Asam-Basa Menurut Svante August ArrheniusASAM + BASA GARAM + AIR

Reaksi antara asam dan basa adalah reaksi penetralan/ penggaraman. Ion H+ dari asam dan ion OH- dari basa bereaksi membentuk air (H2O). Zat yang dihasilkan sudah netral berupa garam tidak bersifat asam dan tidak bersifat basa.

Contoh :HCl + NaOH NaCl + H2O H+ Cl- Na+ OH-

Reaksi Asam Basa menurut Bronsted-LowryReaksi Johannes Nicolaus Bronsted (Denmark) dan Thomas Martin Lowry (Inggris) : Asam adalah zat yang memberikan H+ / proton (donor proton). Basa adalah zat yang menerima H+ / proton (akseptor proton). Jika suatu asam memberikan H+, maka yang tinggal (sisanya) merupakan basa konjugasi (basa pasangan) dari asam semula. Jika suatu basa menerima H+, maka yang terbentuk merupakan asam konjugasi (asam pasangan) dari basa semula.ASAM + BASA BASA KONJUGASI + ASAM KONJUGASI

Contoh :1. Tentukan pasangan asam-basa dalam reaksiNH3 + HCl NH4+ + Cl-Jawab : Dengan melihat hasil reaksi di ruas kanan, kita dapat menentukan bahwa HCl memberikan H+ kepada NH3.HCl + NH3 Cl- + NH4+ asam basa basa konjugasi asam konjugasi2. Tentukan asam konjugasi dan basa konjugasi dari :a. H2O b. HCO3- c. NH3Jawab :Untuk mencari asam konjugasi, tambahkan satu H+Untuk mencari basa konjugasi, hilangkan satu H+Molekul/ionAsam konjugasiBasa konjugasi

H2OHCO3-NH3H3O+H2CO3NH4+OH-CO32-NH2-

PH adalah angka yang menunjukan derajat keasaman atau kebasaan dari suatu larutan. Pengukuran pH dapat dilakukan beberapa cara antara lain menggunakan kertas, zat warna dan yang saat ini umum digunakan adalah pH meter. pH meter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat tinggi. pH meter ini terdiri dari alat ukur dan sensornya yakni elektroda gelas. Sensor berfungsi mendeteksi jumlah konsentrasi ion hydrogen, yang kemudian dinyatakan dalam bentuk beda potensial sedangkan pH meter mengubahnya dalam satuan pH. Untuk mengetahui benar tidaknya pengukuran pH, kita perlu mengetahui ketelitian dan ketepatan alat ukur serta sensor dari pH. Saat ini pengukuran pH tidak lagi menggunakan zat warna atau kertas, tetapi sudah menggunakan elektroda yakni elektroda gelas yang menghasilkan potensial berkaitan dengan konsentrasi ion hydrogen. Hubungan tersebut dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:E = Ea + 0,000198 T (pH pHr)Dimana :pHr= pH larutan yang terdapat didalam elektrodaE = potensial dari elektroda gelas tersebutEa= potensial asimetris (potensial pada kedua permukaan gelas luar dan dalam)pH = pH larutan uji/sampelT = Suhu larutan uji/sampel dalam satuan KelvinDari rumus tersebut diketahui bahwa pengukuran dibawah2,0 atau diatas 12,0 menghasilkan penyimpangan pengukuran pH sebesar+0,01 satuan pH suhu larutan diketahui+2,0oC.Besarnya kesalahan instrumen berpengaruh terhadap penentuan konsentrasi ion hydrogen dalam hal ini sebagai pH. Kesalahan ini harus kurang dari 1%. Elektroda yang baik akan menghasilkan lebih kurang 60 mV untuk setiap perubahan 1 (satu) satuan pH. Jadi potensial (tegangan) elektroda sebesar + 300 mV akan menyebabkan akan menyebabkan alat ukur membaca sebagai pH = 2,0 , karena pada pH = 7, potensial yang terukur adalah 0 volt.Perhitungan :- (kalo ga ngerti download di bawah)PembahasanPada percobaan ini dilakukan pengukuran pH pada kelima larutan pada pH yang berbeda-beda. Kelima larutan tersebut adalah larutan buffer pH 2, buffer pH 4, buffer pH 7, buffer pH 9, dan larutan buffer pH 11. Sebelum pH meter digunakan untuk pengukuran pH larutan, pH meter dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi adalah suatu keadaan dimana suatu masukan dipertahankan pada nilai tetap, dimana masukan tersebut dianggap sebagai standar. pH meter dikalibrasi menggunakan larutan buffer pH 4 dan larutan buffer pH 7. Pada saat kalibrasi pH meter yang tidak menunjukan nilai 4,0 pada kalibrasi pada larutan buffer pH 4, pH meter diatur sehingga nilai yang tertera pada pH meter sama yaitu 4,0 untuk kalibrasi menggunakan buffer pH 4, begitu juga dengan menggunakan buffer pH 7. Kalibrasi ini bertujuan untuk menstandarkan pengukuran nilai pH. Keuntungannya adalah untuk memperkecil kesalahan pembacaan pengukuran pH, tetapi kelemahannya apabila larutan buffernya sudah tidak tepat pHnya 4,0 tetapi menjadikannya sebagai larutan standar untuk kalibrasi pH, maka akan terjadi penyimpangan atau kesalahan pengukuran pada larutan yang akan diukur pHnya. Pengukuran pH dilakukan berurutan dari kelima larutan buffer dari yang memiliki pH terendah hingga tertinggi, kemudian dilakukan pengukuran ulang pH dari larutan yang memiliki pH tertinggi hingga terendah secara berurutan. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui reversibilitas dari pHmeter sebagai alat pengukur pH, sehingga dari percobaan ini dapat diketahui kemampuan pHmeter untuk mengukur kembali pH suatu larutan walaupun telah diselingi pengukuran larutan yang berbeda pH. Pada saat pengukuran pH dan kalibrasi pHmeter, elektroda pH meter harus tercelup seluruhnya ke dalam larutan yang akan diukur pHnya, hal ini dimaksudkan agar elektroda mengukur pH larutan secara benar, apabila tidak tercelup seluruhnya kemungkinan sensor elektroda tidak akan mengukur pH larutan seluruhnya. Pengukuran pH dilakukan dengan berbagai variasi waktu yaitu pada t = 15 detik dan pada t = 30 detik. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui konstan tidaknya pH meter untuk mengukur pH pada suatu larutan.Berdasarkan data, pH konstan pada pengukuran pH 4, hal ini terjadi karena larutan buffer pH 4 dijadikan larutan buffer untuk kalibrasi, sehingga pengukuran pHnya tepat 4,0. Sedangkan untuk pengukuran pH 7 yang seharusnya tepat dan konstan pada saat pengukuran pH naik dan turun karena dijadikan larutan buffer untuk kalibrasi. Akan tetapi, setelah diukur pHnya dengan cara pH naik dan pH turun, ternyata pada pH turun pHmeter menunjukan 7,1. Hal ini terjadi karena tidak terbilasnya elektroda dengan sempurna setelah pengukuran buffer sebelumnya yaitu buffer pH 11, sehingga pH larutan buffer pH 7 yang terukur lebih tinggi yaitu 7,1. Berdasarkan grafik, baik pada t = 0 s, t=15s dan t=30s baik pada pengukuran naik maupun turun, ketiga grafik tersebut menunjukan pH meter mengukur pH larutan hampir sama sehingga kedua grafik yaitu pH naik yang digabungkan dengan pH turun berdempetan (terlihat sama). Hal ini menunjukan bahwa pH meter dapat mengukur pH dengan benar walaupun diselingi beberapa pengukuran pH yang berbeda-beda. Dari setiap pengukuran pH baik pH naik maupun pH turun, dapat mengitung standar deviasinya sehingga dari setiap pH didapatkan ketidakpastian pengukuran, ketidakpastian pengukuran sebenarnya dan pengukuran sebenarnya. Ketidakpastian terjadi karena alat ukur tidak akan mungkin mengukur pH dengan ketepatan 100%, sehingga di hitung ketidakpastian sehingga didapat rentang pengukuran sebenarnya. Pada percobaan ini terjadi penyimpangan pengukuran pH. Penyimpangan terbesar terjadi pada pengukuran pH 11, hal ini dikarenakan larutan yang sudah tidak memiliki pH 11. Sehingga pada saat pengukuran pH meter menunjukan jauh dari nilai 11. Sedangkan penyimpangan pada pengukuran pH lain terjadi karena alat ukur yang tidak akan mungkin mengukur pH dengan ketepatan 100%. Berdasarkan percobaan persen penyimpangan terkecil terjadi pada t=0 sehingga waktu pembacaan pH yang tepat adalah pada t=0. Akan tetapi pada t=0 belum mencapaisteady state.Itulah yang menyebabkan detik-detik berikutnya pengukuran pH tidak konstan/sama.