askep hipertensi tgl 15-8-15
DESCRIPTION
knknTRANSCRIPT
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
NC KARDIOVASKULAR
Yang dibimbingoleh Ns. Heni dwi windarwati, M.Kep Sp. KepJ
Oleh :
GEMA RIZKI PRATAMA (125070218113003)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang asuhan keperawatan pada penderita
hipertensi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua khususnya perawat tentang askep pada hipertensi pada system
kardiovaskular
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu
pembimbing dan semua pihak yang telah berperan serta mendukung kami
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Kediri, 14 Agustus 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman sampul......................................................................................................
Kata pengantar........................................................................................................
Daftar isi..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
1.1Latar Belakang.............................................................................................
1.2Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3Tujuan..........................................................................................................
BAB II KONSEP HIPERTENSI
2.1 Definisi……………………………………………………………
2.2 Etiologi……………………………………………………………
2.3 Klasifikasi …………………………………………………………
2.4 Manifestasi Hipertensi………………………………...............
2.5 Patofisiologi………………………………………………………
2.6 Pemeriksaan Penunjang……………………………………….
2.7 Penatalaksanaan……………………………………………….
2.8 Komplikasi Hipertensi…………………………………………..
BAB III PEMBAHASAN
Askep Hipertensi
3.1 Pengkajian…………………………………………………
3.2 Diagnosa keperawatan1……………………………………
3.3 Diagnosa keperawatan 2………………………………………………
3.4 Diagnosa keperawatan3………………………………………
BAB IV PENUTUP…………………………….……………………
4.1 KESIMPULAN ................................................................
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Sebagai seorang manusia tentunya kita menginginkan tubuh yang
sehat dan kuat. Tubuh yang sehat dan kuat akan memberikan
kemudahan dalam memberikan kemudahan dalam melakukan berbagai
macam aktivitas yang vital bagi setiap orang. Aktivitas yang dilakukan
tentunya mendukung proses kehidupan dan interaksi antar manusia yang
satu dan yang lainnya. Setiap detik dunia mengalami perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan seperti kemajuan teknologi, perubahan gaya
hidup, politik, budaya, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Semua itu
mengarah kepada penyeragaman, kita dapat melihat polahidup, ekonomi,
budaya, dan teknologi yang mirip disetiap negara.
Pola hidup tidak sehat tentu tidak benar dan harus dihindari,
pengetahuan tentang penyakit dan makanan menjadi prioritas utama
untuk menanamkan pola hidup sehat. Salah satu penyakit yang timbul
adalah hipertensi
Hipertensi biasanya dimulai “diam-diam” umumnya setelah usia 30
tahun atau 40 tahun. Dalam kasus-kasus pencegahan, penyakit ini bisa
dimulai lebih awal. Pada tahap awal, tekanannya mungkin naik secara
berkala, misalnya pada situasi stress biasanya, ketika mengendarai mobil
jarak jauh, dan kembali ke normal lebih lama dari biasanya. Atau
tekanannya mungkin hanya naik saat bekerja, tidak pada istirahat atau
berlibur. Pada kasus-kasus seperti ini kita membicarakan “hipertensi
labil”. Atau jika angkanya terletak diatas kesasaran normal, kita
menyebutnya “hipertensi perbatasan” namun, jika angkanya diatas
normal secara konsisten, penyakitnya telah berkembang ketahap “stabil”
hipertensi kronis bisa memiliki berbagai bentuk. Contohnya sangat
banyak, bahkan setiap rumah sakit mengetahui orang-orang muda
dengan tekanan darah yang sangat tinggi, dari 200/120 samapi 250-140.
1.2RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa pengkajian dari hipertensi?
1.2.2 Apa saja diagnosa keperawatan hipertensi?
1.2.3 Apa saja criteria hasil dari hipertensi?
1.2.4 Bagaimana intervensi dari hipertensi?
1.3TUJUAN
Agar pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawatan memahami dan
mengerti tentang asuhan keperawatan dari penyakit hipertensi ini dalam
system kardiovaskular. Selain itu juga untuk memenuhi tugas mata kuliah
Nursing Care of kardiovaskular.
BAB II
KONSEP HIPERTENSI
2.1 DEFINISI
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 90 mmHg. Pada manula hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari
90 mmHg. (Brunner and Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah,
2002).
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah
sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan distolik sedikitnya 90
mmHg (Price,Sylvia Anderson, 2006).
2.2 ETIOLOGI
Menurut Mansjoer (2001), berdasarkan penyebab hipertensi dibagi
menjadi dua golongan, yaitu:
1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya
seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem
renin-angiotensin, defek dalam ekskresi natrium, peningkatan natrium
dan kalsium intraselular dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko
seperti obesitas, alkohol, merokok dan polisitemia.
2) Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti
gangguan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal,
hiperaldosteronisme primer dan sindrom cushing, feokromositoma,
koarktasio aorta dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
2.3 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi menurut JNC VII (Price,Sylvia Anderson, 2006).
Kategori Sistol DiastolOptimal NormalNormal-tinggi
< 120< 130
130-139
< 80< 85
85- 89Tingkat 1 (hipertensi ringan)Sub-grup perbatasan
140-159140-149
90-9990-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang)
160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
2.4 Manifestasi klinis
Manisfestasi klinis menurut Widian Nur Indriani 2009:
a. Sakit kepala/nyeri didaerah kepala bagian belakang
b. Kelelahan
c. Mual muntah
d. Sesak nafas
e. Gelisah
f. Pandangan kabur
g. Mata berkunang-kunang
h. Mudah marah
i. Telinga berdengung
j. Sulit tidur
k. Epistaksis
l. Muka pucat
2.5 FATOFISIOLOGI
Faktor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok, strees, kurang
olahraga, genetic, alcohol, garam, obesitas
hipertensi
Rangsangan saraf simpatis (epineprin, norepineprin) menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
vasokontriksi pembuluh darah
perubahan struktur
penyumbatan pembuluh darah
vasokontriksi
gangguan sirkulasi
persarafan jantung pembuluh darah
otak peningkatan beban ventrikel kiri sistemik
peningkatan pembuluh darah hipertrofi ventrikel kiri vasokontriksi
pecahnyahnya aliran otak peningkatan denyut jantung afterload
resiko tinggi penurunan curah jantung fatigue
gangguan jaringan serebral
intoleransi aktivitas
TIK meningkat nyeri kepala bradikardi Nyeri
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada hipertensi (Arif Mansjoer, 2000):
a. Pemeriksaan Laboratorium
- Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
- Glucosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalis : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
b. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG: Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP: Mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan
ginjal.
e. Foto dada: Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran
jantung.
2.6.1 Peran perawat dalam pemeriksaan penunjang
- Perawat bertugas mempersiapkan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan
- Perawat memberikan informasi tentang prosedur pemeriksaan
2.7 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis
1). Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2.7.1 Peran perawat
- Mengawasi dan mengontrol diet klien berhubungan dengan pembatasan
konsumsi garam serta mempertahankan atau mengurangi BB klien
- memberikan edukasi kepada klien dan keluarga manfaat dari diet tsb.
- mencatat Mencatat hasil pengukuran sehingga perkembangan dapat dipantau
2). Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
2.7.2. Peran perawat
- Perawat memilihkan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan pasien dan
batasan medis ini bertujuan untuk mengurangi tingkat strees pasien
- Perawat memberitahu pasien bahwa terlibatnya pasien dalam proses
perawatan dapat membantu mengontrol penyakit dan mencegah komplikasi.
b. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1). Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2). Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3). Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4). Tidak menimbulkan intoleransi.
5). Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6). Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,
golongan penghambat konversi rennin angitensin.
2.8 Komplikasi Hipertensi
Hipertensi dapat menimbulkan gangguan pada (Widian Nur Indriani 2009):
a. Otak : Apabila pembuluh darah sudah menebal dan aliran darah tidak
lagi sempurna, sedikit dan tersendat maka otak akan menderita kekurangan
pasokan darah dan oksigen. Bila terjadi terus menerus akan menyebabkan
infark dan bila sudah terjadi ruptur pembuluh darah dapat mengakibatkan
komplikasi stroke
b. Mata : Menyebabkan retinopati hipertensi atau perdarahan pada
selaput bening retina mata dan dapat menyebabkan kebutaan.
c. Jantung : Menyebabkan gagal jantung, serangan jantung, penyakit
jantung koroner. karena Pada penderita hipertensi, memiliki beban kerja
jantung yang meningkat, akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa
sehingga banyak cairan tertahan di paru maupun jaringan tubuh lainya yang
dapat menyebabkan odeme.
d. Ginjal : Menyebabkan penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal terminal.
Karena tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan system penyaringan
di dalam ginjal akibatnya ginjal lambat laun tidak mampu membuang zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk memalui aliran darah dan terjadi
penumpukan (Yahya, 2005).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PENGKAJIAN
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal
yang penting dilakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun
selama pasien dirawat di rumah sakit
1. Biodata
Identitas klien: nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Lingkungan
Dengan adanya lingkungan yang bersih, maka daya tahan tubuh penderita akan
lebih baik daripada tinggal di lingkungan yang kotor.
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama didapat dengan menanyakan tentang gangguan terpenting
yang dirasakan pasien sampai perlu pertolongan. Keluhan utama pada
pasien hipertensi secara umum adalah
o Nyeri
Keluhan nyeri kepala dari pasien sering menjadi keluhan utama dari pasien
untuk meminta pertolongan kesehatan yang bersumber dari masalah
persarafan dan meningkat nya pembuluh darah pada pasien Hipertensi. Nyeri
di bagian kepala akan akan muncul apabila melakukan pekerjaan yang berat.
Dalam mengkaji nyeri, perawat dapat melakukan pendekatan PQRST,
sehingga pengkajian dapat lebih komprehensif. Dalam jurnal ( Headache is
not more frequent among patients with moderate to severe hypertension) juga
dijelaskan hal yang sama tentang penyebab utama nyeri kepala pada pasien
Hipertensi. Keluhan lain yang ditimbulkan akibat nyeri kepala, biasanya
pasien mengalami
o Susah tidur
o Kaku kuduk terasa berat
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian kesehatan masa lalu bertujuan untuk menggali berbagai kondisi
yang memberikan berbagai kondisi saat ini. Perawat mengkaji riwayat MRS
(masuk rumah sakit). Biasanya penyakit Hipertensi ini adalah penyakit yang
sudah menahun dialami oleh pasien dan biasanya pasien mengkonsumsi
obat rutin seperti captopril atau memiliki kebiasaan merokok. Dalam jurnal
(Lifestyle and Metabolic Determinants of Incident Hypertension, With Special
Reference to Cigarette Smoking: A Longitudinal Population-Based Study)
juga membahas tentang gaya hidup yang suka merokok berkaitan dengan
hipertensi.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian riwayat kesehatan dilakukan dengan anamnesis atau wawancara
untuk menggali masalah keperawatan lainnya sesuai dengan keluhan utama
dari pasiennya. Perawat memperoleh data subyektif dari pasien mengenai
awitan masalahnya dan bagaimana penanganan yang sudah dilakukan.
Persepsi dan harapan pasien sehubungan dengan masalah kesehatan dapat
mempengaruhi masalah kesehatan.
Yang perlu dikaji dalam sistem Kardiovaskuler
- Pengkajian pembuluh darah perifer
- Pengkajian jantung dan aorta
4. Pemeriksaan Fisik B1-B6
B1: Breathing
Dipnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea, penggunaan
otot pernafasan, bunyi nafas tambahan (krakels/mengi).
B2: Blood
Kulit pucat, sianosis, diforesis (kongesti, hipoksemia). Kenaikan tekanan
darah, hipertensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen obat),
takikardi, bunyi jantung terdengar S2 pada dasar, S3 (CHF dini), S4 (pengerasan
ventrikel kiri/hipertropi ventrikel kiri. Murmur stenosis valvurar. Desiran vascular
terdengar diatas diatas karotis, femoralis atau epigastrium (stenosis arteri). DVJ
(distensi vena jugularis).
B3: Brain
Keluhan pening atau pusing, GCS 4-5-6.
B4: Blader
Adanya infeksi pada gangguan gijal, adanya riwayat gangguan (susah
bak, sering berkemih pada malam hari).
B5: Bowel
Biasanya terjadinya penurunan nafsu makan.
B6: Bone
Kelemahan, letih, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin.
5. Perubahan pola fungsi
Data yang diperoleh dalam hipertensi adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas/istirahat
Gejala:kelemahan , letih , nafas pendek , gaya hidup monoton
Tanda:frekuensi jantung meningkat , perubahan irama jantung , takipnea
b. Sirkulasi
Tanda: Kenaikan TD, Nadi : denyutan jelas , Frekuensi / irama : takikardia,
berbagai disritmia , Bunyi jantung : murmur ,Distensi vena jugularis , Ekstermitas
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup,
penyakit serebrovaskulera
c. Makanan/cairan
Gejala: Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol, Mual ,Muntah ,Riwayat penggunaan diuretic
Tanda : BB normal atau obesitas, Edema, Kongesti vena , Peningkatan
JVP, glikosuria
d. Neurosensori
Gejala :Keluhan pusing / pening, sakit kepala, Episode kebas , Kelemahan pada
satu sisi tubuh ,Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia ) , Episode
epistaksis
Tanda : Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau
memori ( ingatan ) , Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
Perubahan retinal optik
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat ,nyeri
abdomen
f. Pernapasan
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas ,Takipnea ,Ortopnea ,Dispnea
nocturnal proksimal , Batuk dengan atau tanpa sputum ,Riwayat merokok
Tanda : Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan ,Bunyi napas
tambahan ( krekles, mengi ) ,Sianosis:
4. Pemeriksaan diagnostic
Urin alisis, tes fungsi ginjal, gula darah, elektrolit, profil lipid, foto toraks, EKG;
sesuai penyakit peserta: asam urat, aktivitas renin plasma, aldosterone,
katekolaminurin, USG pembuluh darah besar,USG ginjal, ekokardiografi.
Peran perawat dalam pemeriksaan diagnostic :
- Perawat bertugas mempersiapkan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan
- Perawat memberikan informasi tentang prosedur pemeriksaan
Analisa data
no Focus data Etiologi Masalah
keperawatan
1 DS:
– Riwayat hipertensi
– kelelahan
– sesak napas
DO:
– Kenaikan TD
- destensi vena jugularis
- takikardia
- penurunan denyut nadi perifer
Saraf simpatis
Vasokontriksi
Gangguan
sirkulasi
Peningkatan
beban ventrikel
kiri
Hipertrofi ventrikel
kiri
Tekanan darah
Peningkatan
denyut jantung
Resiko tinggi
terhadap
penurunan curah
jantung
Dx :Resiko tinggi
terhadap
penurunan curah
jantung
berhubungan
dengan
peningkatan
afterload,
vasokonstriksi,
iskemia miokard,
hipertropi
ventricular.
2 DS:
– Pasien mengatakan
cepat lelah
– sesak napas
Peningkatan CO
Peningkatan
afterload
Dx : intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
DO:
– Frekuensi jantung
meningkat
– takipnea
– perubahan irama jantung
Frekuensi jantung
meningkat
Kelelahan
Tachipnea
Aktivitas
terhambat
Intoleransi
aktivitas
kelemahan
3 DS:
– pasien mengeluh
pusing/pening, berdenyut
– nyeri kepala
DO:
– gelisah
– susah tidur
– mudah marah
Persarafan
Otak
Peningkatan
pembuluh darah
TIK meningkat
nyeri kepala
Dx : Nyeri akut
berhubungan
dengan
peningkatan
tekanan vascular
serebral
Diagnosa keperawatan
1. resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
kriteria hasil : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x 24 jam
diharapkan afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokontriksi, tidak terjadi ishkemia
miokard.
Hasil yang diharapkan:
- Berpartisipasi dala aktivitas yang menurunkan TD
- Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
- frekuensi jantung stabil dan dalam rentang normal
NIC
- Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Monitor jumlah dan bunyi irama jantung
- Catat edeme umum
- Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas , durasi , lokasi )
- Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi , atau aktivitas pengalihan lainya
- Berikan lingkungan yang aman dan nyaman
- Kolaborasi dengan dokter mengenai obat” dan terapi yang di berikan
Evaluasi
S : frekuensi jantung kilen stabil dan dalam rentang normal
O : ttv normal
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
2. intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Kriteria hasil : setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam diharapkan pasien
mampu beraktivitas dengan baik
Hasil yang di harapkan :
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,
nadi, dan RR
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
- Keseimbangan aktivitas dan pola istirahat
NIC
- Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia sesak nafas,
diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
- Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
- Bantu pasien/keluarga untukmengidentifikasi kekurangan dalamberaktivitas
- Kolaborasi dengan dokter mengenai terapi yang akan diberikan
Evaluasi
- S: Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,
nadi, dan RR
- O: Keseimbangan aktivitas dan pola istirahat
A: masalah teratasi
P: lanjutkan terapi
3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral
tujuan: setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
nyeri berkurang
kriteia hasil :
- Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman
NIC
- Pertahankan tirah baring
- Minimalkan gangguan lingkungan dan rasangan
- batasi aktivitas
- hindari merokok atau pengguanaan nikotin
- beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
- berikan tehnik relaksasi
-
Evaluasi
- S : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman
- O: Pertahankan tirah baring
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi yang sesuai
Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan tentang proses keperawatan pada pasien
hipertensi Kesimpulan
- Penyakit hipertensi adalah tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan tekanan
distolik > 90 mmHg
- Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak di jumpai pada orang
yang lanjut usia
- Pada penerapan asuhan keperawatan pada kenyataannya hampir seluruhnya ada
pada tinjauan kasus
- Pada tahap evaluasi dan diagnosa keperawatan tertentu memerlukan tindakan
keperawatan dalam proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC,
Jakarta
Indriyani, W. N, 2009, Deteksi dini kolesterol, hipertensi & stroke, Millestone Jakarta
Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta
Price, A & Wilson, M, 2005, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6
Vol 1, Terjemahan, EGC, Jakarta
Smeltzer, Suzanne C, 2002, Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart Edisi 8 Vol 2, Alih Bahasa: Agung Waluyo, EGC, Jakarta
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. Jilid 2. Cetakan 1. Jakarta: EGC.
NANDA International. 2012. Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications 2012-
2014. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue dkk. 2008.Nursing Outcomes Classification (NOC),Fourth
Edition.UnitedState:Mosby
Bulecheck,Gloria dkk. 2008Nursing Interventions Classification (NIC),Fifth
Edition.UnitedState : Mosby
Pertanyaan
1. dx penurunan pola jantung dan intervensi , diagnose yang tepat/utama pada
penderita hipertensi apa ?
Jawab
resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
refrensi
Smeltzer, Suzanne C, 2002, Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart Edisi 8 Vol 2, Alih Bahasa: Agung Waluyo, EGC, Jakarta