askep karsinoma

26
LAPORAN PENDAHULUAN I. KONSEP DASAR PENYAKIT A. DEFINISI Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel- sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru- paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005). Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011). Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006). Carsinoma mammae atau kanker payudara adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).

Upload: husnazahraa

Post on 29-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LD

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP DASAR PENYAKITA. DEFINISIKanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005).Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011).Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006).Carsinoma mammaeatau kanker payudaraadalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang terjadi pada jaringan payudara.Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa adanya batas.Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila kankersudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan diIndonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer,Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).B. AnatomiDengan komponen muskulokutis dan lemaknya, mammea menempati bagian antara iga ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris anterior atau media. Bagian mesenkima payudara terutama menempati facia pectoralis dan muskulus anterior. Lazim jaringan payudara akan meluas ke dalam lipatan ruang axilla, yang dinamai axillary tail of spence. Pada pria komponen kelenjar dan duktus mamma tetap rudimenterdan kurang berkembang dengan duktus pendek dan asinus berkembang tak sempurna. Penampilan rata payudara pria sekunder terhadap defisisensi perkembangan puting serta densitas parenkima dan lemak.Payudara wanita perawan mengambil konfigurasi hemisfer khas yang merata tegas di atas puting susu. Berbeda dari payudara paepubertas, payudara multipara mengalami perangsangan hypophysis dari ovarium, yang jauh lebih besar serta mempunyai komponen duktus dan strima lebih padat.Mamma dewasa menunjukan modifikasi sisa ektodermis dari kelenjar keringat bermodifikasi, sehingga terbatas pada lapisan superfisialis dan profunda facia superficialis menyilang ruang retromamma untuk berfungsi dengan fascia pectoralis. Ruang tegas dikenal dengan bursa retro mamma ada pada sisi posterior payudara, diantara lapisan profunda fascia superfisialis dan fascia muskulus pectoralis mayor yang tertanam sebagai hasil hubungan aerola yang longgar, maka bursa yang tegas ini menyokong mobilitas payudara pada dinding dada. Fascia pectoralis profunda berhubungan erat dengansternum terikat superolateral ke fascia clivipectoralis. Selubung fascia ini bersebelahan dengan tendo rectus abdominalis. Sekitar dua pertiga payudara berhubungan erat dan melekat dengan fascia ke musculus pectoralis mayor. Kondensasi padat fasci clavipectoralis yang dikenal sebaga ligamentum helsted terbentang dari bagian paling medial clavikula ke iga pertama. Tepat dibawah ligamentum ini berjalan arteria dan vena subclavia melalui apertura thoraksis superior. Pembuluh darah axillaris dikelilingi oleh selubung vaskular yang padat, yang berlanjut sabagai atap dari ruang axilla untuk berfungsi dengan sokongan fascia profunda musculus pectoralis mayor.Payudara pascamenupouse tetap memperlihatkan hlangnya lemak parenkima dan involusi komponen kelenjar proliferatif aktif, akibat penghentian rangsangan ovarium. Payudara nonlaktasi mempunyai berat antara 150 sampai 225 gram, sedangkan payudara laktasi bisa lebih dari 500 gram. C. Tanda dan gejala Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010):1. Mungkin tidak ada 2. tumor mammae umumny atidak nyeri3. ulkus/perdarahan dari ulkus4. erosi putting susu5. perdarahan.keluar cairan dari putting susu6. nyeri pada payudara7. kelainan bentuk payu dara8. keluhan karena metastaseD. Patofisiologi (terlampir)E. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan penunjang klinisa. Pemeriksaan radiologist : Mammografi/USG Mamma, X-foto thoraksb. Pemeriksaan laboratorium : rutin, darah lengkap, urine, gula darah puasa dan 2 jpp, enxym alkali sposphate, LDH, , hormon reseptor ER, PR, aktivitas estrogen/vaginal smearc. Pemeriksaan sitologis : FNA dari tumor, cairan kista dan pleura effusion, secret putting susud. Pemeriksaan sitologis/patologis: Durante oprasi Vries coupe, pasca operasi dari specimen operasi

F. Terapi1. Terapi kuratif :Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan IIIa. Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative tomoorektomi + diseksi aksilab. Terapi ajuvan, :1) Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads2) Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF (Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd po hari ke 1-14, methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus diulangi tiap 4 minggu dan flouroracil 600 mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP (Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50 mg/m2 hari ke-1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8 untuk 6 siklus.3) Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen untuk 1-2 tahunc. Terapi bantuan, roboransia, d. Terapi sekunder bila perlue. Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan (fisioterapi)2. Terapi paliatifUntuk kanker mamma stadium III B dan Iv :a. Terapi utamab. pramenopause, bilateral ovariedektomic. pasca menopause: hormone resptor positif (takmosifen) dan hormone reseptor negative (kemoterapu dengan CMF atau CAF)Terapi ajuvana. operable (mastektomi simple)b. inoperable (radioterapi)G. Fokus Pengkajian 1. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)2. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak kapan , riwayat penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan), faktro etiologi/resiko.3. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker mamma.4. Pemeriksaan klinis, mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormone antara lain estrogen dan progesterone, maka sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yag lebih kurang sama tinggi.a. Inspeksi1) Simetri mamma kiri-kanan2) Kelainan papilla, letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit, tanda radang, dimpling, ulserasi dan lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor doio bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.b. Palpasi1) Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.2) Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, dan batas .3) Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila)4) Adakah metastase Nodus (regional) atau organ jauh)5) Stadium kanker

BAB IIITINJAUN KASUS1. Pengkajian Hari/tanggal: Selasa, 17 Desember 2013Tempat : Ruang IBS RSUD KebumenJam : 09.00 WIBMetode: Observasi dan anamnesaSumber: Pasien dan Rekam medikA. Identitas pasien1. Nama : Ny. M2. Umur: 45 tahun3. Jenis kelamin: Perempuan4. Alamat: Karang Tanjung 3/1, Alian , Kebumen 5. Pekerjaan: IRT6. Status : Menikah 7. No. RM: 2296158. Tgl. Masuk : 16 Desember 2013B. Penanggung Jawab1. Nama : Tn. S2. Umur: 50 tahun3. Alamat: Karang Tanjung 3/1, Alian , Kebumen4. Hubungan dengan pasien : SuamiC. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan utamaPasien mengeluh nyeri pada payudara sebelah kiri.2. Riwayat penyakit sekarangPasien mengeluh nyeri pada payudaranya sejak 2 bulan yang lalu,nyeri dirasakan hilang timbul, dan teraba benjolan dipayudara sebelah kiri.3. Riwayat penyakit dahuluPasien belum pernah menjalani operasi pada payudaranya 4. Riwayat penyakit keluargaPasien mengatakan tidak ada satupun keluarganya yang mengalami penyakit yang diderita pasien, Riwayat perkawinan Klien menikah pada usia 16 tahun, riwayat KB sejak kelahiran anak pertama menggunakan KB suntik selama 4 tahun, dan berhenti dan punyak anak nomor 2 ganti KB pil.D. Fokus pengkajian fungsional menurut Virnia Handersoon1. Kebutuhan bernafas dengan normalBaik sebelum dan selama di rumah sakit pasien dapat bernafas spontan, sesak nafas (-).2. Kebutuhan nutrisiPasien mengatakan sebelum dan selama di rumah sakit nafsu makannya baik, dan tidak ada anoreksia maupun vomitus, frekuensi makan teratur.3. Kebutuhan eliminasiPasien mengatakan baik BAB/BAK selama dirumah maupun dirumah sakit tidak ada keluhan4. Kebutuhan istirahat dan tidurPasien mengatakan sering terbangun tidurnya apabila merasakan nyeri pada payudaranya5. Kebutuhan rasa aman dan nyamanPasien mengatakan nyeri yang dirasakan dan perubahan pada payudaranya membuatnya cemas terhadap kondisi fisik tubuhnya.E. Keadaan umum1. Suhu : 36,5 C2. Nadi : 80 kali/menit3. Tekanan darah: 120/80 mmHg4. RR: 18 kali/menit5. Berat badan: 60 kgF. Pemeriksaan fisik1. KU: cukup2. Kesadaran : Compos mentis (E4,V5,M6)3. Cepalo caudal : Thorax : I : bentuk payudara simetris , areola un inferted, kemerahan (-)P : teraba benjolan superior mamae sinistra, benjolan teraba lunak.Ekstremitas : tidak ada pembesaran kelenjar limfe

F. Pemeriksaan PenunjangData laboratorim tanggal 17 Desember 2013Jenis Pemeriksaan HasilSatuanNormal

Darah - Hb- Leukosit- HT- Eritrosit - Trombosit - BT- CT12,38,7 354,3 360 33g/dl/ul

/ul/ulMenitMenit11,7-15,53,6-1135-473,3-5,2150-4001-33-6

Kimia klinik- GDS- Ureum- Kreatinin- SGOT- SGPT9417O,491613mg/dlmg/dlmg/dlu/lu/l

70-12015-500,4-0,90-350-35

G. Asuhan Keperawatan Pre Operasi1. Analisa Data NoHari/ tgl/jamDataMasalahEtiologi

1Selasa, 17 Desember 2013Ds :- P: pasien mengatakan nyeri pada payudara kirinya- Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk- R: regio mamae sinistra pars superior- S: skala nyeri 5- T: hilang timbul Do:- Pasien tampak sesekali mengerutkan dahi ketika menahan nyerinyaDs:Pasien mengatakan gugup sebelum dioperasiDo:- Pasien tampak tegang- Pandangan tidak focus- Pasien lebih banyak diam

Nyeri akut

Ansietas

Agen injuri biologis

Krisis situasional

2. Rumusan Diagnosa Keperawatana. Cemas berhubungan dengan krisis situasionalb. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis3. Rencana Pre OperasiDxTujuanIntervensiRasional

aSetelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang dengan criteria hasil:- Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas- Melaporkan nyeri yang dialaminya- Mengikuti program pengobatan Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkina. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitasb. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TVc. Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan.b. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.c. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas

bSetelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x 5 menit diharapkan cemas berkurang dengan criteria hasil :- Klien dapat mengurangi rasa cemasnya- Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.- Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.

a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.b. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.c. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.f. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.g. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.a. Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.b. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.c. Dapat menurunkan kecemasan klien.d. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.e. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.f. Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.g. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong

4. Pelaksanaan Dan Evaluasi PreoperasiDxTanggal/jamImplementasiEvaluasi

a

17/12/2013, jam 09.00a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitasb. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau berkomunikasic. Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutika. Nyeri masih dirasakan hilang timbul pada daerah payudara kiri b. Pasien mampu merespon ketika ditanya, berkomunikasi terbuka menceritakan kondisi kesakitanyac. Pasien mampu melakukan tekhnik relaksasi secara mandiri, nyeri masih hilang timbul

b17/12/2013, 09.05a. Menentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.b. Memberikan informasi tentang prognosis secara akurat.c. Memberi kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.d. Mencatat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.e. Menganjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support systemf. Mempertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.a. Pasien belum pernah menjalani operasi , pasien hanya lebih banyak berdoa untuk mengurangi kecemasanyab. Pasien mau bertanya dan menunujukan pemahamnya terkait prognosis setelah dilakukan tindakan operasic. Pasien kooperatif dan lebih banyak diamd. Selama tahap pre operasi pola koping pasien baike. Selama tahap preoperasi pasien mau diajak berkomunikasi dan menceritakan kecemasanyaf. Pasien menunujukan kontak mata yang focus

H. Asuhan Keperawatan Intra Bedah1. Analisa data intra operasi NoHari/ tgl/jamDataMasalahEtiologi

1Selasa, 17 Desember 2013Ds : - Do:- Input :Makan : puasaMinum :puasa Infuse : 300 ccAM : 5 ml/Kgbb/hari, jadi 300cc/hari = 12 ml/jam- OutputUrin : 0,5-1ml/Kgbb/jam, jadi 30-60 cc/jamPerdarahan : 50 ccIwl : 15ml/kgbb/hari, jadi 900 ml/hari = 38 ml/jam- Bc : intake output : 312- 125 : + 187Kebutuhan cairan : 30-40 ml/kg bb/hari = 1200-2400 ml/hari = 50 100 cc/ jam Resiko kekurangan volume cairan Kehilangan cairan aktif

2. Rumusan Diagnosa KeperawatanResiko kekurangan cairan berhubungan dengan kenilangan cairan aktif

3. Rencana intra operasi DxTujuanIntervensiRasional

aSetelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi perdarahan berlebih dengan kriteria hasil:- Urin output dalam rentang normal- Status hemodinamik dalam rentang normal- Tidak terdapat tanda-tanda syok hipovolemik- Monitor status hidrasi- Monitor status hemodinamik pasien- Monitor balance cairan- Monitor pemberian cairan melalui intra vena- Monitor perdarahan selama operasi - Mengetahui tanda-tanda syok hipovolemik- Mengetahui respon organ vital akibat kehilangan cairan aktif- Mempertahankan keseimbangan cairan normal- Memenuhi kebutuhan cairan elektrolit tubuh- Bernanfaat untuk terapi resusitasi cairan

4. Pelaksanaan Dan Evaluasi Intra OperasiDxTanggal/jamImplementasiEvaluasi

a

17/12/2013, jam 10.00 WIB- Memonitor status hidrasi- Memonitor status hemodinamik pasien- Memonitor balance cairan- Memonitor pemberian cairan melalui intra vena- Memonitor perdarahan selama operasi- Tak tampak tanda-tanda syok hipovolenik- Tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi 74 x/menit, RR :20 kali/menit, SpO2 : 98 %.- Status cairan adekuat, Bc : intake output : 312- 125 : + 187Kebutuhan cairan : 30-40 ml/kg bb/hari = 1200-2400 ml/hari = 50 100 cc/ jam- Cairan Rl 500 ml, masuk via intra vena- Perdarahan aktif selama operasi (-)

I. Asuhan Keperawatan Paska Operasi1. Analisa Data Pasca OperasiNoHari/ tgl/jamDataMasalahEtiologi

1Selasa, 17 Desember 2013Ds : pasien mengeluh lemesDo: - Respirasi rate : 95%- Pucat- GCS : E3,V5,M6 (compos mentis)- Nadi : 74 x/menit- Tekanan darah : 110/70 mmHg- Suhu : 36 C- RT >2 detik- Aldrete score 4- Terpasang binasal kanul 3LPMKetidakefektifan perfusi jaringan periferKehilangan cairan paska operasi

2. Rumusan Diagnosa KeperawatanKetidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kehilangan cairan paska operasi3. Rencana Pasca OperasiDxTujuanIntervensiRasional

aSetelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan perfusi jaringan perifer adekuat dengan kriteria hasil:- Status hemodinamik dalam rentang normal

- Monitor status hemodinamik pasien- Monitor status hidrasi pasien- Pertahankan posisi tirah baring dengan posisi kepala ekstensi- Pantau perfusi perifer dengan mengkaji kekuatan nadi perifer, CRT, dan suhu- Berikan oksigen sesuai indikasi- Monitor status kesadaran pasien - Mengetahui tanda-tanda syok hipovolemik- Mengetahui respon organ vital akibat kehilangan cairan aktif- Mempertahankan keseimbangan cairan normal- Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh- Mengetahui cairan yang aktif

4. Pelaksanaan Dan Evaluasi Pasca OperasiDxTanggal/jamImplementasiEvaluasi

a

17/12/2013, jam 10.15 WIB- Memonitor status hemodinamik pasien- Memonitor status hidrasi pasien- Mempertahankan posisi tirah baring dengan posisi kepala ekstensi- Memantau perfusi perifer dengan mengkaji kekuatan nadi perifer, CRT, dan suhu- Memberikan oksigen sesuai indikasi- Memonitor status kesadaran pasien- Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 kali/menit, RR 18 kali/menit,- Tak tampak tanda-tanda syok- Posisi kepala ekstensi, jalan nafas efektif, nafas spontan,obstruksi(-).- Kulit pucat, CRT 3 detik, nadi kuat, suhu 36 C- Oksigen 3 LPM masuk via binasal kanul- Aldrete score 5

5. BAB IVPEMBAHASAN Neoplasma diartikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal, khususnya suatu pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkontrol dan bersifat progresif. (Dorland, 2002). Terdapat beberapa klasifikasi tumor diantaranya :1. Ditinjau dari segi klinisa. Malignant Neoplasm (Tumor Ganas)Malignansi di sini dapat berarti:1) Resisten terhadap perawatan; terjadi dalam wujud yang parah dan biasanya fatal; cenderung semakin parah dan mengarah ke kematian.2) Dalam kaitannya dengan neoplasma, memiliki pertumbuhan dan metastasis yang bersifat invasif dan merusak.b. Benign Neoplasm (Tumor Jinak)Jinak di sini dapat menunjukkan sifat yang ringan dari suatu penyakit atau sifat non-melignan dari neoplasma.2. Ditinjau darisegi histologi, neoplasma dibedakan menjadi:a. Epithelial Neoplasm (Carcinoma)Merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epithelial yang cenderung berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis.b. Mesenchimal Neoplasm (Sarcoma)Tumor yang terbentuk dari bahan yang mirip jaringan penyambungembrional; jaringan yang tersusun atas sel-sel yang terkumpul mampatdan diikat oleh jaringan fibrilar atau homogen.(Robbins and Cotran, 2005).Dari analisa kasus diatas dapat diketahui bahwa terdapat neoplasma pada jaringan payudaranya, tetapi belum bisa dibuktikan secara histologis maupun patologis klasifikasi neoplasma tersebut, maka dari itu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui adanya keganasan ataukah tidak melalui pemeriksaan patologi anatomi, gejala klinis yang muncul pada pasien adalah Teraba benjolan, warna sama dengan warna kulit sekitar, teraba masa diameter sebesar 5 cm, padat, kenyal, mudah digerakkan, dan terdapat nyeri tekan.Tanda dan gejala klinis tersebut dapat dijadikan acuan untuk menegakan diagnose keperawatan , dimana pada kasus ini dapat diangkat beberapa diagnose keperawatan yang mungkin muncul selama pemberian asuhan keperawatan perioperatif diantaranya nyeri akut,ansietas,resiko kekurangan volume cairan, dan gangguan perfusi jaringan perifer. Tindakan medis yang dilakukan kepada pasien adalah tindakan pembedahan mastektomi simple dengan mengankat benjolan yang menginfiltrasi pada jaringan payudaranya, harapanya setelah tumor diambil maka akan memberikan gambaran keganasan tumor itu sendiri, sehingga penatlaksanaan selanjutnya lebih tepat.

BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan Dari hasil pembahasan kasus diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Tumor/fibroadenoma payudara pada wanita paling sering terjadi pada wanita yang berusia 30 tahun keatas2. Tumor/ fibroadenoma payudara berdasarkan ukuran tumor paling banyak pada ukuran 2-5 cm.3. Tumor/fibroadenoma payudara berdasarkan status perkawinan paling banyak penderita menikah. 4. Tumor/fibroadenoma payudara berdasarkan jumlah tumor penderita paling banyak jumlah tumor tunggal.B. Saran1. Fibroadenoma dapat terjadi pada semua wanita dan kadang-kadang dapat timbul bersama-sama dengan keganasan pada payudara, maka dari itu bila menemukan suatu benjolan, lesi atau kelainan lain pada payudara harus segera diwaspadai dan memeriksakannya ke dokter ahli atau rumah sakit.2. Wanita sebaiknya membiasakan diri untuk melakukan periksa payudara sendiri sehingga bila ditemukan adanya suatu kelainan dapat dideteksi dan diobati lebih dini.3. Pemberitahuan informasi tidak hanya diberikan di Rumah Sakit tetapi juga dapat dilakukan melalui media cetak, media elektronik, penyuluhan, dan dapat juga saat melakukan arisan.

DAFTAR PUSTAKABlack, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company, PhiladelphiaCarpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia. Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta.Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA, SurabayaLong, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung.