asp

37
Akuntansi Sektor Publik KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN. Akuntansi Sektor Publik KP A Kelompok 4 1. Ullyfia Permatasari - 3113282 2. Felicia Winata - 3123124 3. Widya Lauw - 3123133 4. Imelda Lie - 3123229 5. Imega Winata - 3123261 6. Novita Afelia - 3123317 FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA UNIVERSITAS UBAYA 2014

Upload: mega-winata-ii

Post on 10-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

TRANSCRIPT

  • Akuntansi Sektor Publik

    KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN

    ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN.

    Akuntansi Sektor Publik KP A

    Kelompok 4

    1. Ullyfia Permatasari - 3113282 2. Felicia Winata - 3123124 3. Widya Lauw - 3123133 4. Imelda Lie - 3123229 5. Imega Winata - 3123261 6. Novita Afelia - 3123317

    FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

    UNIVERSITAS UBAYA

    2014

  • MIND MAPPING

    BAB 11

    BAB 11

    KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI

    AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

    11.1. PENDAHULUAN 11.2. KESALAHAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN

    KEUANGAN 11.3. KOREKSI KESALAHAN

    DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

    11.3.1. KOREKSI KESALAHAN PADA LAPORAN REALISASI

    ANGGARAN

    11.3.2. KOREKSI KESALAHAN PADA

    LAPORAN OPERASIONAL

    11.3.3. KOREKSI KESALAHAN PADA

    NERACA

    11.4. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

    11.5. PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

    11.6. OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 1

    KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN

    AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN

    OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

    1. PENDAHULUAN

    Terkadang dalam penyusunan laporan keuangan, ditemukan adanya

    kesalahan, baik pada periode berjalan maupun pada periode periode

    sebelumnya. Sehingga kesalahan tersebut harus dikoreksi untuk

    menyajikan apa yang seharusnya disajikan. Tujuan dari koreksi ini

    adalah untuk meminimalisir atau meniadakan bias dalam pengambilan

    keputusan sehingga tidak terjadi salah dalam mengambil keputusan.

    Selain kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan, hal lainnya yang

    perlu diperhatikan adalah perubahan kebijakan akuntansi, dimana sedikit

    banyak akan mengubah nilai elemen elemen dan pos pos dalam

    laporan keuangan.

    Hal ini dikarenakan perubahan kebijakan tersebut akan mengubah

    perlakuan akuntansinya juga. Ada pula perubahan estimasi akuntansi,

    yang dikarenakan ketidaktepatan dalam mengestimasi suatu pos,

    misalnya pos aset tetap terkait dengan manfaat ekonomis dan

    penyusutan. Perubahan estimasi ini juga berdampak pada nilai elemen

    elemen dan pos pos pada laporan keuangan periode berjalan maupun

    periode periode sebelumnya. Selain ketiga hal ini, perlu juga dicermati

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 2

    terkait operasi yang tidak dilanjutkan, baik pada periode berjalan

    maupun pada awal periode.

    2. KESALAHAN DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN

    PSAP 10 pada PP No 71 tahun 2010 menjelaskan kesalahan dalam

    penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa periode

    sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Sedangkan

    kesalahan pada periode berjalan mungkin ditemukan pada periode

    berjalan atau pada akhir periode. Kesalahan adalah penyajian akun / pos

    yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya dan

    mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode

    sebelumnya. Signifikan atau tidak signifikannya suatu kesalahan dapat

    dilihat dari :

    Pengaruh pengambilan keputusan

    Apabila pengambilan keputusan menyebabkan sesuatu yang

    menyesatkan, maka kesalahan tersebut dapat dikatakan signifikan.

    Tingkat materialitas

    Apabila berpengaruh secara materialitas, maka kesalahan tersebut

    signifikan dan begitu juga sebaliknya. Dilihat dari segi materialitas

    akan menimbulkan kerelatifan signifikan kesalahan. Hal ini

    dikarenakan tergantung pada besarnya nilai kesalahan dibanding

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 3

    nilai totalnya. Misal : nilai selisih Rp 10 juta dapat dikatakan

    sebagai kesalahan yang signifikan karena nilai total sebesar Rp 100

    juta / 10%. Tetapi nilai selisih Rp 1 miliar dapat dikatakan sebagai

    kesalahan yang tidak signifikan karena nilai totalnya sebesar Rp 1

    triliun / 1%. Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan memiliki

    pengaruh signifikan bagi satu atau beberapa laporan keuangan

    periode sebelumnya sehingga laporan laporan keuangan tersebut

    tidak dapat diandalkan lagi.

    Laporan keuangan periode berjalan adalah periode dimana

    laporan keuangan belum ditetapkan dengan Peraturan Daerah,

    sedangkan laporan keuangan periode sebelumnya adalah periode

    dimana laporan keuangan telah diterbitkan dengan Peraturan

    Daerah.

    Kesalahan juga mungkin timbul karena keterlambatan

    penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran, kesalahan

    perhitungan aritmatik, kesalahan penerapan standar dan kebijakan

    akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan atau kelalaian.

    Kesalahan dapat ditinjau dari sifat kejadian dan diklasifikasikan ke

    dalam 2 jenis, yaitu :

    Kesalahan tidak berulang

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 4

    Merupakan kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali.

    Kemudian kesalahan ini juga diklasifikasikan ke dalam 2 jenis,

    yaitu :

    v Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan;

    v Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode

    sebelumnya.

    Kesalahan berulang dan sistemik.

    Merupakan kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal) dan

    jenis jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara

    berulang. Contohnya, penerimaan pajak dari wajib pajak yang

    memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau

    tambahan pembayaran dari wajib pajak, misalnya dalam tahun 2011

    jumlah pajak yang telah dibayar wajib pajak setiap bulan sebesar Rp

    1.500.000. Kredit pajak ini berdasarkan atas pajak tahun 2010, yaitu

    sebesar Rp 18.000.000. Perhitungan pada akhir tahun, pajak yang

    menjadi beban wajib pajak tersebut sebesar Rp 15.000.000.

    Sehingga terdapat kelebihan pajak sebesar Rp 3.000.000 yang harus

    dikembalikan kepada wajib pajak yang bersangkutan dan

    pengembalian tersebut dilakukan pada tahun 2011. Jurnal yang

    dibuat pada saat pembayaran pajak oleh wajib pajak adalah :

    (dalam ribuan rupiah)

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 5

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Kas di Kas Daerah 18.000

    XXXX Pendapatan Pajak Daerah 18.000

    Kemudian, jurnal untuk mencatat pengembalian kelebihan bayar pajak

    adalah :

    (dalam ribuan rupiah)

    Kode

    Akun

    Uraian Debet Kredit

    XXXX Pendapatan Pajak Daerah 3.000

    XXXX Kas di Kas Daerah 3.000

    3. KOREKSI KESALAHAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN

    KEUANGAN

    Koreksi kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan adalah

    tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalam

    laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. Pos

    adalah kumpulan akun sejenis yang ditampilkan pada lembar muka

    laporan keuangan. Tujuan tindakan pembetulan ini supaya laporan

    keuangan entitas periode sebelumnya maupun pada periode berjalan

    menjadi informasi yang dapat diandalkan. Semakin cepat tindakan

    pembetulan dilakukan, maka jeda bias pengambilan keputusan yang

    didasarkan pada laporan keuangan semakin kecil, demikian juga

    sebaliknya.

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 6

    3.1. KOREKSI KESALAHAN DALAM PENYUSUNAN

    LAPORAN KEUANGAN

    Koreksi kesalahan pada pendapatan LRA dan belanja yang

    tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan, baik yang

    mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak mempengaruhi kas

    dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam

    periode berjalan.

    - Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada

    periode berjalan terhadap pendapatan LRA.

    Misalnya pada tanggal 31 Agustus 2011 diterima setoran

    retribusi daerah dengan Surat Tanda Setoran (STS) sebesar Rp

    500.000.000 dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp

    550.000.000. Pada waktu kas opname (tanggal 31 Desember

    2011), ditemukan selisih antara saldo kas menurut buku kas dan

    saldo kas menurut bank. Setelah diteliti, selisihnya ada pada STS

    tersebut, sehingga perlu adanya koreksi kesalahan pembukuan

    sebesar Rp 50.000.000. Jurnal untuk mencatat penerimaan

    retribusi daerah tersebut adalah :

    (dalam ribuan rupiah)

    Kode

    Akun

    Uraian Debet Kredit

    XXXX Kas di Kas Daerah 550.000

    XXXX Pendapatan Retribusi

    Daerah

    550.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 7

    Kemudian, jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah :

    (dalam ribuan rupiah)

    Kode

    Akun

    Uraian Debet Kredit

    XXXX Pendapatan Retribusi

    Daerah

    50.000

    XXXX Kas di Kas Daerah 50.000

    - Contoh yang tidak mempengaruhi kas pada periode berjalan

    terhadap pendapatan LRA

    10 Mei 2011 diterima pendapatan retribusi daerah dengan STS

    sebersar Rp 500.000.000. Pada tanggal yang sama STS tersebut

    dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 500.000.000 sebagai

    pendapatan pajak daerah. Saat menyusun laporan keuangan

    ditemukan kesalahan tersebut. Jurnal untuk mencatat penerimaan

    yang dibukukan sebagai pendapatan pajak daerah pada tanggal 10

    Mei 2011 adalah sebagai berikut (dalam ribuan rupiah)

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Kas di Kas Daerah 500.000

    XXXX Pendapatan Pajak Daerah 500.000

    Jurnal koreksi adalah sebagai berikut : (dalam ribuan rupiah)

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Pendapatan Pajak Daerah 500.000

    XXXX Pendapatan Retribusi Daerah 500.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 8

    - Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada periode

    berjalan terhadap belanja

    31 Januari 2011 dibayar belanja barang dengan menerbitkan

    SPM LS sebesar Rp 441.000.000. Pada tanggal yang sama SOM-

    LS dibukukan sebesar Rp 414.000.000. Ketika diadakan kas opname

    akhir bulan ditemukan selisih antara saldo kas menurut buku dan

    saldo menurut bank. Oleh karena itu perlu koreksi sebesar Rp

    27.000.000. Jurnal untuk mencatat pengeluaran : (dalam ribuan

    rupiah)

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Belanja Barang 414.000

    XXXX Kas di Kas Daerah 414.000

    Jurnal koreksi adalah sebagai berikut : (dalam ribuan rupiah)

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Belanja Barang 27.000

    XXXX Kas di Kas Daerah 27.000

    - Contoh yang tidak mempengaruhi kas pada periode berjalan

    terhadap belanja

    31 Juli 2011 diterbitkan SPM-LS untuk belanja barang sebesar Rp

    500.000.000. Pada tanggal yang sama dibukukan sebesar Rp

    500.000.000 sebagai belanja hibah. Saat menyusun laporan

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 9

    keuangan terdapat kesalahan pembukuan belanja atas SPM-LS.

    Jurnal untuk mencatat pengeluaran : (dalam ribuan rupiah)

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Belanja Hibah 500.000

    XXXX Kas di Kas Daerah 500.000

    Jurnal koreksi adalah sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Belanja Barang 500.000

    XXXX Belanja Hibah 500.000

    Koreksi kesalahan pada pendapatan-LRA dan belanja yang

    tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya dan

    mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan tersebut belum

    diterbitkan dilakukan dengan pembetulan pada akun yang

    bersangkutan.

    Koreksi kesalahan pada penerimaan pendapatan yang tidak

    berulang yang terjadi pada periode sebelumnya dan mempengaruhi

    posisi kas, apabila laporan keuangan tersebut belum diterbitkan

    dilakukan dengan pembetulan pada akun yang SAL.

    Koreksi kesalahan pada pengeluaran belanja sehingga

    mengakibatkan penerimaan kembali belanja yang tidak berulang

    yang terjadi pada periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas,

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 10

    apabila laporan keuangan tersebut belum diterbitkan dilakukan

    dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain.

    - Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada periode

    sebelumnya terhadap pendapatan-LRA dan belanja, apabila

    laporan periode tersebut belum diterbitkan

    Ilustrasi jurnalnya sama untuk pendapatan dan belanja pada periode

    berjalan

    - Contoh koreksi kesalahan yang tidak mempengaruhi kas pada

    periode sebelumnya terhadap pendapatan-LRA, apabila laporan

    periode tersebut belum diterbitkan

    30 April 2011 diterima pendapatan sewa alat berat dengan bukti STS

    sejumlah Rp 96.000.000 oleh bagian pembukuan STS ini dibukukan

    sebesar Rp 69.000.000. Laporan keuangan tahun 2011 sudah

    diterbitkan. Pada bulan Maret 2012 kesalahan ini ditemukan, akibat

    kesalahan ini menurut buku penyajian kas dan SILPA terlalu kecil.

    Oleh karena itu harus ditambah. Jurnal penerimaan : (dalam ribuan

    rupiah)

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Kas di Kas Daerah 69.000

    XXXX Lain-lain PAD yang Sah 69.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 11

    Jurnal koreksi : (dalam ribuan rupiah)

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Kas di Kas Daerah 27.000

    XXXX SiLPA 27.000

    - Contoh koreksi kesalahan yang tidak mempengaruhi kas pada

    periode sebelumnya terhadap belanja, apabila laporan periode

    tersebut telah diterbitkan

    30 Juni 2011 diterbitkan SPM-LS untuk pengadaan mesin dan

    peralatan sebesar Rp 1.000.000.000 . Pada bulan Februari 2012

    laporan keuangan tahun 2011 telah diterbitkan dan disampaikan

    kepada DPRD. Ternyata, terdapat kesalahan pada SPM-LS dimana

    seharusnya sebesar Rp 900.000.000. Akibatnya terjadi kelebihan

    belanja sebesar Rp 100.000.000 yang harus dikembalikan ke kas

    daerah. Penagihan kepada pemasok telah berhasil dilakukan dan

    uangnya telah disetor kembali ke kas daerah pada tangga; 20

    Februari 2011. Jurnal pengadaan mesin dan peralatan :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Belanja Mesin dan Peralatan 1.000.000

    XXXX Kas di Kas Daerah 1.000.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 12

    Jurnal koreksi :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Kas di Kas Daerah 100.000

    XXXX Pendapatan Lain-lain 100.000

    Koreksi kesalahan atas penerimaan dan pengeluaran

    pembiayaan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode

    sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila

    laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan dilakukan

    dengan pembetulan pada akun kas dan akun Saldo Anggaran Lebih.

    - Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada periode

    sebelumnya terhadap penerimaan pembiayaan, apabila laporan

    periode tersebut telah diterbitkan

    30 Maret 2011 pemda menerima pembayaran cicilan pokok

    pinjaman Rp 500.000.000. Pada bulan Februari 2012 laporan

    keuangan tahun 2011 telah diterbitkan dan disampaikan kepada

    DPRD.

    Setoran pembayaran kekurangan pembayaran cicilan tersebut

    sebesar Rp 50 juta. Jurnal untuk mencatat penerimaan pembiayaan pada

    tanggal 30 Maret 2011 adalah sebagai berikut:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Kas di Kas Daerah 500.000

    XXXX Penerimaan Pembiayaan 500.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 13

    Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Kas di Kas Daerah 50.000

    XXXX Saldo Anggaran Lebih 50.000

    - Contoh yang mempengaruhi kas pada periode sebelumnya terhadap

    pengeluaran pembiayaan, apabila laporan periode tersebut telah

    diterbitkan

    Sebagai misal, pada tanggal 25 Juni 2011 pemerintah daerah

    melakukan pembayaran angsuran utang jangka panjang sebesar Rp 700

    juta. Pada bulan Maret 2012 laporan keuangan tahun 2011 telah diterbitkan

    dan disampaikan kepada DPRD. Ternyata, terdapat kelebihan pembayaran

    angsuran utang jangka panjang sebesar Rp 75 juta. Jurnal untuk mencatat

    pengeluaran pembiayaan pada tanggal 25 Juni 2011 adalah sebagai berikut:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Pengeluaran pembiayaan 700.000

    XXXX Kas di Kas Daerah 700.000

    Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Kas di Kas Daerah 75.000

    XXXX Saldo Anggaran Lebih 75.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 14

    Berdasarkan koreksi kesalahan atas pendapatan LRA, belanja, dan

    pembiayaan, baik pada periode berjalan maupun pada periode sebelumnya

    dapat dibuatkan gambar skema sebagai berikut ini.

    Normal dan Tidak Berulang

    Periode Berjalan Pada Pendapatan

    LRA

    Periode Berjalan Pada Belanja

    Mempengaruhi Kas atau tidak

    Pembetulan Pada Akun

    Bersangkutan

    Periode Sebelumnya Pada Pendapatan-LRA Laporan

    Keuangan Periode Tersebut Belum

    Diterbitkan

    Mempengaruhi Kas

    Periode Sebelumnya Pada Pendapatan-LRA Laporan

    Keuangan Periode Tersebut Sudah

    Diterbitkan

    Pembetulan Pada Akun SAL

    Tidak Mempengaruhi Kas

    Periode Sebelumnya Pada Belanja Laporan

    Keuangan Periode tersebut Belum DIterbitkan

    Periode Sebelumnya Pada Belanja Laporan

    Keuangan Periode tersebut Sudah Diterbitkan

    Periode Sebelumnya Pada Pembiayaan Laporan

    Keuangan Periode Tersebut Sudah

    Diterbitkan

    Tidak Mempengaruhi Kas

    Mempengaruhi Kas

    Pembetulan Pada Akun Pendapatan

    Lain-Lain

    Gambar 11.1. Skema Koreksi Kesalahan Atas Pendapatan LRA dan

    Belanja pada Periode Berjalan maupun Periode Sebelumnya

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 15

    3.2. KOREKSI KESALAHAN PADA LAPORAN

    OPERASIONAL

    Koreksi pendapatan LO danbeban yang berulang kali terjadi

    pada periode berjalan, baik yng mempengaruhi posisi kas maupun

    yang tidak mempengaruhi dilakukan dengan pembetulan pada akun

    yang bersangkutan pada periode berjalan.

    - Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada

    periode berjalan terhadap pendapatan LO. Sebagai misal

    tanggal 30 September 2011 diterima setoran pajak dengan Surat

    Tansa Setoran (STS) sebesar Rp.50.000.000 dibukukan oleh

    bagian keuangan sebesar Rp.70.000.000. Pada waktu kas

    opname tanggal 31 Desember 2011 ditemukan selisish antara

    saldo kas menurut buku kas dan saldo kas. Menurut bank,

    setelah diteliti selisihnya ada pada STS tersebut. Untuk itu perlu

    adanya koreksi kesalahan pembukuan sebesar

    Rp.10.000.000.Jurnal untuk mencatat penerimaan pajak daerah

    tersebut adalah sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXX Kas di kas daerah 770.000

    XXX Pendapatan Pajak Daerah 770.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 16

    Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXX Pendapatan Pajak Daerah 20.000

    XXX Kas di kas Daerah 20.000

    Contoh yang tidak mempengaruhi kas pada periode

    berjalan terhadap pendapatan LO.

    Sebagai misal, pada tanggal 30 April 2011 diterima

    pendapatan pajak daerah dengan STS sebesar Rp.700.000.000.

    Pada hari dan tanggal yang sama STS tersebut dibukukan oleh

    bagian keuangan sebesar Rp.700.000.000 sebagai pendapatan

    retribusi daerah. Pada waktu penyusunan laporan keuangan

    ditemukan kesalahan tersebut. Jurnal untuk mencatat penerimaan

    yang dibukukan sebagai pendapatan retribusi daerah pada tanggal

    30 April 2011 adalah sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXX Kas di kas daerah 700.000

    XXX Pendapatan Retribusi Daerah 700.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 17

    Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXX Pendapatan Retribusi Daerah 700.000

    XXX Pendapatan Pajak Daerah 700.000

    Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada

    periode berjalan terhadap beban.

    Sebagai misal pada tanggal 30 April 2011 dibayar beban

    hibah dengan menerbitkan SPM-LS dengan nilai Rp.551.000.000.

    Pada hari dan tanggal yang ama SPM-LS tersebut dibukukan oleh

    bagian keuangan sebesar Rp.515.000.000. Ketika diadakan kas

    opname pada akhir bulan ditemukan selisih antara saldo kas

    menurut buku dan saldo menurut bank. Untuk itu perlu adanya

    koreksi kesalahan pencatatan beban hibah tersebut Rp.46.000.000.

    Jurnal untuk mencatat beban hibah tersebut adalah sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXX Beban Hibah 515.000

    XXX Kas di Daerah 515.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 18

    Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXX Beban Hibah 46.000

    XXX Kas di Daerah 46.000

    Contoh yang tidak mempengaruhi kas pada peridode

    berjalan terhadap beban.

    Sebagai misal, pada tanggal 30 Juni 2011 diterbitkan SPM-LS

    untuk beban bantuan sosial sebesar Rp. 1.000.000.000. Pada hari

    dan tanggal yang sama dibukukan pada bagian keuangan sebesar

    Rp.500.000.000 sebagai beban hibah. Pada waktu menyusun

    laporan keuangan diketahui terdapat kesalahan pembukuan beban

    atas SPM-LS tersebut. Jurnal untuk mencatat pengeluaran yang

    dibukukan sebagai beban hibah pada tanggal 31 Juli 2011 adalah

    sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXX Beban Hibah 1.000.000

    XXX Kas di Daerah 1.000.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 19

    Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXX Beban Bantuan Sosial 500.000

    XXX Beban Hibah 500.000

    Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada

    periode sebelumnya terhadap pendapatan LO dan beban,

    apabila laporan periode tersebut belum diterbitkan.

    Ilustrasi jurnalnya sama untuk pendapatan dan belanja pada

    periode berjalan.

    Contoh yang tidak mempengaruhi kas pada periode

    sebelumnya terhadap pendapatan LO, apabila laporan

    periode tersebut telah diterbitkan.

    Sebagai misal, pada tanggal 30 Juni 2011 diterima pendapatan

    sewa mesin dan perlatan denganbukti STS sejumlah Rp.87.000.000

    oleh bagian pembukuan STS ini dibukukan sebesar Rp.78.000.000.

    Laporan keuangan tahun 2011 sudah diterbitkan. Pada bukan Mei

    2012 kesalahan ini ditemukan, akibat kesalahan ini menurut buku

    penyajian kas dan ekuitas terlalu kecil. Oleh karena itu harus

    ditambah. Jurnal untuk mencatat penerimaan yang dibukukan

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 20

    sebagai pendapatan sewa mesin dan peralatan pada tanggal 30 Juni

    2011 adalah sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXX Kas di Kas Daerah 78.000

    XXX Lain-lain PAD yang Sah 78.000

    Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXX Kas di Kas Daerah 9.000

    XXX Ekuitas 9.000

    Contoh yang tidak mempengaruhi kas pada periode sebelumnya terhadap

    beban, apabila laporan periode tersebut telah diterbitkan.

    Misal tanggal 28 Februari 2011 diterbitkan SPM LS untuk beban

    jasa Rp 1.500.000.000 pada bulan Maret 2012 laporan keuangan 2011 telah

    diterbitkan. Ternyata terdapat kesalahan pada SPM LS dimana jumlah Rp

    1.500.000 seharusnya berjumlah Rp 1.250.000.000, sehingga ada kelebihan

    beban sebesar Rp 250.000.000 yang harus dikembalikan ke kas daerah.

    Penagihan kepada penjual telah telah berhasil dilakukan dan disetor

    kembali ke kas daerah pada tanggal 20 Maret 2012. Jurnal untuk mencatat

    beban jasa pada tanggal 28 Februari 2011 adalah sebagai berikut :

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 21

    (dalam ribuan rupiah) Kode Akun

    Uraian Debet Kredit

    XXXX Beban Jasa 1.500.000

    XXXX Kas di Kas Daerah 1.500.000

    Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :

    (dalam ribuan rupiah)

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Kas di Kas Daerah 250.000

    XXXX Pendapatan Lain - Lain 250.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 22

    Berdasarkan koreksi kesalahan atas pendapatan LO dan belanja, dapat

    dibuatkan skema sebagai berikut ini :

    Gambar 11. Skema Koreksi Kesalahan Atas Pendapatan LO dan Beban

    pada Periode Berjalan maupun Periode Sebelumnya.

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 23

    3.3. KOREKSI KESALAHAN PADA NERACA

    Koreksi kesalahan yang tidak berulang atas pencatatan

    kewajiban yang terjadi pad periode sebelumnyadan menambah

    ataupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan periode

    tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun

    kas dan akun kewajiban bersangkutan.

    Contoh koreksi kesalahan yang mempengaruhi kas pada periode

    sebelumnya terhadap kewajiban

    Misal, pad a tanggal 30 Agustus 2011 ada pembayaran

    angsuran suatu kewajiban sebesar Rp 650.000.000. pada bulan

    April 2012 laporan keuangan tahun 2011 telah diterbitkan dan

    ternyata ada kelebihan pembayaran angsuran suatu kewajiban

    sebesar Rp 50.000.000. kelebihan tersebut sudah dikembalikkan ke

    kas daerah. Jurnal untuk mencatat pembayaran angsuran suatu

    kewajiban pada tanggal 30 Agustus 2011 adalah sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Bagian Lancar Kewajiban Jangka Panjang

    650.000

    XXXX Kas di Kas Daerah 650.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 24

    Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut :

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    XXXX Kas di Kas Daerah 50.000

    XXXX Kewajiban Jangka Panjang 50.000

    Contoh koreksi kesalahan yang tidak mempengauhi kas pada

    periode sebelumnya , apabila laporan periode tersebut belum atau

    telah diterbitkan.

    Misal tanggal 30 september 2011 dilakukan pengadaan gedung dan

    bagunan dengan mengeluarkan SPM LS sebesar Rp

    8.000.000.000, bagian pembukuan mencatat pengeluaran SPM

    LS tersebut sebagai pengadaan jalan, irigrasi, dan jaringan dan

    ternyata terdapat kesalahan pada saat penyusunan laporan

    keuangan. Jurnal untuk mencatat pengadan gedung dan bagunan

    pad tanggal 30 september 2011 adalah sebagai berikut :

    Kode

    Akun

    Uraian Debet Kredit

    XXXX Jalan , Irigrasi, dan Jaringan 8.000.000

    XXXX Kas di Kas Daerah 8.000.000

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 25

    Jurnal untuk mencatat koreksi kesalahan adalah sebagai berikut

    Kode

    Akun

    Uraian Debet Kredit

    XXXX Gedung dan Bangunan 8.000.000

    XXXX Jalan ,Irigrasi, dan Jaringan 8.000.000

    Berdasarkan koreksi kesalahan atas kewajiban dan koreksi lainnya

    yang tidak mempengaruhi kas di neraca , dapat dibuatkan gambar

    skema sebagai berikut ini :

    Gambar 11.3. Skema Koreksi Kesalahan Atas Kewajiban dan

    Laporan Keuangan pada Periode Berjalan maupun Periode Sebelumnya.

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 26

    4. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

    Menurut PP No 71 Tahun 2010, para pengguna Laporan Keuangan

    perlu membandingkan laporan keuangan dari suatu entitas pelaporan dari

    waktu ke waktu untuk mengetahui kecenderungan arah (trend) posisi

    keuangan, kinerja, dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi

    yang digunakan harus diterapkan secara konsisten pada setiap periode.

    Prinsip konsistensi internal berupa perlakuan akuntansi yang sama

    diterapkan pada kejadian yang berupa dari periode ke periode oleh suatu

    entitas pelaporan. Hal ini berarti tidak boleh terjadi perubahan dari suatu

    metode akuntansi ke metode akuntansi lainnya. Metode akuntansi yang

    dipakai dapat berubah dengan syarat bahwa metode baru yang diterapkan

    mampu memberikan informasi yang lebih baik dibandingkan dengan

    metode yang lama. Penyajian dan klasifikasi pos pos dalam laporan

    keuangan antar periode harus konsisten, kecuali:

    a Terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas

    pemerintah;

    b Perubahan tersebut diperkenankan oleh Pernyataan Standar

    Akuntansi Pemerintahan (PSAP)

    Apabila penyajian atau klasifikasi pos pos dalam laporan

    keuangan diubah, maka penyajian metode sebelumnya tidak perlu

    direklasifikasi, tetapi harus diungkapkan secara memadai didalam

    CaLK.

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 27

    Perubahan didalam perlakukan, pegakuan atau pengukuran

    akuntansi sebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi,

    kriteria kapitalisasi, metode, dan estimasi merupakan contoh

    perubahan kebijakan akuntansi. Suatu perubahan kebijakan

    akuntasi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan

    yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar

    akuntansi yang berlaku atau apabila diperkirakan bahwa perubahan

    tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan,

    kinerja keuangan atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal

    dalam penyajian laporan keuangan entitas.

    Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal hal

    sebgai berikut:

    a Adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau

    kejadian yang secara substansi berbeda dari peristiwa

    atau kejadian sebelumnya; dan

    b Adopsi suatu kebijakan akuntasi baru untuk kejadian

    ataua transaksi yang sebelumnya tidak ada atau tidak

    material.

    Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasiaset

    merupakan suatu perubahan keijakan akuntansi. Namun

    demikian perubahan tersebut harus sesuai dengan standar

    terkait yang telah menerapkan persyaratan persyaratan

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 28

    sehubung dengan revaluasi. Perubahan kebijakan akuntansi

    harus disajikan pada Laporan Perubahn Ekuitas dan

    diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

    5. PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

    Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, agar memeperoleh laporan

    keuangan yang andal, maka estimasi akuntansi perlu disesuaikan antara

    lain dengan pola penggunaam, tujuan penggunaan aset, dan kondisi

    lingkungan entitas yang berubah

    Estimasi akuntansi dapat diubah apabila terdapat perubahan kondisi

    yang mendasarinya. Selain itu, juga wajib diungkapkan pengaruh

    material dari perubahan yang terjadi, baik pada periode berjalan maupun

    pada periode periode berikutnya. Pengaruh attau dampak perubahan

    estimasi akuntansi disajikan pada Laporan Operasional pada periode

    perubahan dan periode selanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai

    contoh, perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada

    LO tahun perubahan dan tahun tahun selanjutnya selama masa manfaat

    aset tetap tersebut.

    Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan

    datang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Apabila

    tidak memungkinkan harus diungkapkan alasan tidak mengungkapkan

    pengaruh perubahan itu.

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 29

    6. OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

    Menurut PP No 71 Tahun 2010, apabila suatu mis atau tupoksi suatu

    entitas pemerintah dihapuskan oleh peraturan, maka suatu operasi

    kegiatan, program, proyek atau kantor terkait pada tugas pokok tersebut

    dihentikan. Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan,

    misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan,

    tanggal efektif pemberhentian cara penghentian, pendapatan dan beban

    tahun berjalan sampai tanggal pemberhentian apabial dimungkinkan,

    dampak sosialatau dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban

    terkait pada penghentian, apabila ada harus diungkapkan pada Catatan

    atas Laporan Keuangan. Agar laporan keuangan disajikan secara

    komparatif, suatu segemen yang diberhentikan itu harus dilaporkan

    dalam laporan keuangan walaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan.

    Dengan demikian, operasi yang diberhentikan tampak pada laporan

    keuangan. Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu

    tahun berjalan diakuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah olah

    operasi itu berjalan sampai akhir tahun laporan keuangan. Pada

    umumnya entitas membuat rencana penghentian bertahap atau sekaligus,

    resolusi masalah legal, lelang, penjualan, hibah, dan lain lain. Hal ini

    bukan merupakan penghentian operasi, apabila:

    a. Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen secara

    evolusioner/alamiah. Hal ini dapat diakibatkan oleh demand

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 30

    (permintaan public yang dilayani) yang terus merosot, pergantian

    kebutuhan lain.

    b. Fungsi tersebut tetap ada;

    c. Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus,

    selebihnya berjalan seperti biasa. Relokasi suatu program,

    proyek, kegiataan ke wilayah lain; dan

    d. Menutup suatu fasilitas yang berutilisasi amat rendah,

    menghemat biaya, menjual sarana operasi tampa mengganggu

    operasi tersebut.

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 31

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan untuk

    menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh

    transaksi yang dilakukan entitas pelaporan. Untuk menjaga informasi

    laporan keuangan tidak menyesatkan maka laporan keuangan harus bebas

    dari kesalahan.

    Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, para pengguna laporan

    keuangan perlu membandingkan laporan keuangan dari suatu entitas

    pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui kecenderungan arah

    (trend) posisi keuangan, kinerja, dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan

    akuntansi yang digunakan harus diterapkan secara konsisten pada setiap

    periode. Prinsip konsistensi internal berupa perlakuan akuntansi yang sama

    diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu

    entitas pelaporan. Hal ini tidak berarti tidak boleh terjadi perubahan dari

    satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain.

    Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa

    metode baru yang diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih

    baik dibanding metode lama. Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos

    dalam laporan keuangan diubah, maka penyajian periode sebelumnya tidak

    perlu direklasifikasikan, tetapi harus diungkapkan secara memadai di dalam

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 32

    CaLK. Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan atau pengukuran akuntasi

    sebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi, kriteria kapitalisasi,

    metode, dan estimasi merupakan contoh perubahan kebijakan akuntansi.

    Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila

    penerapan suatu kebijakan yang berbeda diwajibkan oleh peraturan

    perundangan atau standar akuntansi yang berlaku atau apabila diperkirakan

    bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi

    keuangan, kinerja keuangan atau arus kas yang lebih relevan dan lebih

    andal dalam penyajian laporan keuangan entitas.

    Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset merupakan suatu

    perubahan kebijakan akuntansi. Namun demikian perubahan tersebut harus

    sesuai dengan standar terkait yang telah menerapkan persyaratan-

    persyaratan sehubungan dengan revaluasi. Perubahan kebijakan akuntansi

    harus disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam

    Catatan atas Laporan Keuangan. Suatu perubahan kebijakan akuntansi

    harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang

    berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi

    pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan

    tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja

    keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian

    laporan keuangan entitas. Hakikat, jumlah, dan pengaruh yang diakibatkan

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 33

    oleh peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan

    atas Laporan Keuangan.

    Dalam PSAP 10 pada PP Nomor 71 Tahun 2010, kesalahan dalam

    penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa periode sebelumnya

    mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan dalam

    penyusunan laporan keuangan pada periode berjalan mungkin ditemukan

    pada periode berjalan atau akhir periode. Kesalahan penyajian dalam

    laporan keuangan bisa mempengaruhi laporan keuangan periode

    selanjutnya. Maka dari itu, perlu dilakukan koreksi pada pencatatan laporan

    keuangan agar tidak terjadi kesalahan penyajian yang signifikan.

    Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, agar memperoleh laporan

    keuangan yang andal, maka estimasi akuntansi perlu disesuaikan antara lain

    dengan pola penggunaan, tujuan penggunaan aset, dan kondisi lingkungan

    entitas yang berubah. Estimasi akuntansi dapat diubah apabila terdapat

    perubahan kondisi yang mendasarinya. Selain itu, juga wajib diungkapkan

    pengaruh material dari perubahan yang terjadi, baik pada periode berjalan

    maupun pada periode-periode berikutnya. Pengaruh atau dampak perubahan

    estimasi akuntansi disajikan pada Laporan Operasional pada periode

    perubahan dan periode selnajutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh,

    perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO tahun

    perubahan dan tahun-tahun selanjutnya selama masa manfaat aset tetap

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 34

    tersebut. Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan

    datang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Apabila tidak

    memungkinkan harus diungkapkan alasan tidak mengungkapkan pengaruh

    perubahan itu.

    Berdasar PP Nomor 71 Tahun 2010, apabila suatu misi atau tupoksi

    suatu entitas pemerintah dihapuskan oleh peraturan, maka suatu operasi

    kegiatan, program, proyek atau kantor terkait pada tugas pokok tersebut

    dihentikan. Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan,

    misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan,

    tanggal efektif penghentian, cara penghentian, pendapatan dan beban tahun

    berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampak sosial

    atau dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada

    penghentian, apabila ada harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan

    Keuangan.

    Agar laporan keuangan disajikan secara komparatif, suatu segmen

    yang dihentikan itu harus dilaporkan dalam laporan keuangan walaupun

    berjumlah nol untuk tahun berjalan. Dengan demikian, operasi yang

    dihentikan tampak pada laporan keuangan. Pendapatan dan beban operasi

    yang dihentikan pada suatu tahun berjalan diakuntansikan dan dilaporkan

    seperti biasa, seolah-olah operasi itu berjalan sampai akhir tahun laporan

    keuangan.

  • BAB XI Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak berkelanjutan

    AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 35

    Pada umumnya entitas membuat rencana penghentian meliputi

    jadwal penghentian bertahap atau sekaligus, resolusi masalah legal, lelang,

    penjualan, hibah, dan lain-lain. Hal ini bukan merupakan penghentian

    operasi, apabila:

    a. Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen secara

    evolusioner/alamiah. Hal ini dapat diakibatkan oleh demand

    (permintaan publik yang dilayani) yang terus merosot, pergantian

    kebutuhan lain.

    b. Fungsi tersebut tetap ada

    c. Beberapa jenis sub kegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus,

    selebihnya berjalan seperti biasa. Relokasi suatu program, proyek,

    kegiatan ke wilayah lain; dan

    d. Menutup suatu fasilitas yang berutilisasi amat rendah, menghemat

    biaya, menjual sarana operasi tanpa mengganggu operasi tersebut.

    FIXED imel cover bab 11MIND MAPPING BAB 11ASP _ WEEK 11