aspek kepribadian tokoh utama dalam novel jepun …eprints.ums.ac.id/33098/22/02. naskah...
TRANSCRIPT
ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL JEPUN
NEGERINYA HIROKO KARYA NH. DINI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA
DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
Naskah Publikasi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Diajukan Oleh :
FAJAR HADI BROTO
A 310 080 286
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK
ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL JEPUN
NEGERINYA HIROKO KARYA NH. DINI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA
DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
Fajar Hadi Broto, A 310 080 286, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) latar sosial budaya Nh. Dini
sebagai pengarang novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini, (2) struktur
yang membangun novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini, (3) aspek
kepribadian tokoh utama dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini
dengan tinjauan psikologi sastra, (4) implementasi hasil penelitian sebagai bahan
ajar sastra di SMA. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif
dengan srategi kasus terpancang. Objek penelitian ini adalah aspek kepribadian
tokoh utama dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini. Data yang
digunakan berupa kalimat dan paragraf. Sumber data yang digunakan adalah
sumber data primer, yang berupa novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini,
data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari wacana artikel di internet.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa teknik pustaka, simak dan
catat. Teknik validitas data dengan triangulasi data. Teknik analisis data dengan
metode teknik pembacaan heuristik dan hermeneutik. Berdasarkan analisis data
dapat diperoleh: (1) Latar sosial budaya Nh. Dini adalah, bahwa Nh. Dini sebagai
penulis yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah; ia telah menghasilkan lebih
dari tiga puluh karya meliputi novel, kumpulan cerita pendek, novel terjemahan
dan karya nonfiksi, (2) Struktur novel Jepun Negerinya Hiroko bertema
kemanusiaan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan hidup, tokoh utama adalah
Dini, alur yang digunakan adalah alur maju dan memiliki latar waktu tahun 1960
sampai tahun 1962, (3) Aspek kepribadian tokoh utama dalam penelitian ini
adalah struktur kepribadian yang mencakup das Es, das Ich dan das Ueber ich,
dinamika kepribadian dalam penelitian ini mencakup instink hidup, dan
kecemasan mencakup kecemasan realistis dan kecemasan moral, (4) Implementasi
hasil penelitian ini dalam pembelajaran sastra di SMA didasarkan pada standar
kompetensi membaca yang termuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI.
Kata kunci: kepribadian tokoh utama, struktur novel Jepun Negerinya Hiroko dan
psikologi sastra.
1
PENDAHULUAN
Karya sastra hadir untuk dinikmati, diapresiasi, bahkan untuk dievaluasi. Hal
ini juga berkaitan dengan tokoh-tokoh dalam karya sastra yang memiliki karakter
kejiwaan masing-masing sebagaimana dialami oleh manusia dalam kehidupan
nyata. Setiap pelaku kehidupan yang tercermin dalam karya sastra memiliki
karakter yang berbeda-beda. Perwatakan atau kepribadian setiap tokoh merupakan
cerminan dari kondisi kejiwaan yang dapat diketahui dari perilaku sehari-hari.
Minderop (2010:53) menyebutkan bahwa karya sastra, baik novel, drama, maupun
puisi di zaman modern ini sarat dengan unsur-unsur psikologis sebagai
manifestasi kejiwaan pengarang, para tokoh fiksional dalam kisahan dan
pembaca. Dengan demikian, unsur kejiwaan pengarang merupakan unsur yang
penting dalam penciptakan sebuah karya sastra terutama berkaitan dengan tokoh-
tokoh imajiner yang terdapat di dalam kisahan dan pembaca.
Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang berisi
model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui unsur
peristiwa, plot, tokoh, tema dan latar yang bersifat imajinatif (Nurgiyantoro,
2007:4). Sebagai karya fiksi hasil imajinasi pengarang yang memiliki unsur-unsur
pembangun cerita seperti plot, tokoh, tema, dan latar, novel merupakan gambaran
kehidupan masyarakat yang memiliki nilai estetika tersendiri yang sarat dengan
pesan ataupun amanat pada pembaca. Dengan demikian unsur kejiwaan tokoh
yang ada dalam novel akan menjadi bahan analisis psikologi sastra.
Novel Jepun Negerinya Hiroko (yang selanjutnya disingkat menjadi JNH)
karya Nh. Dini merupakan novel yang dipilih dalam penelitian ini. Novel tersebut
dipilih untuk dikaji karena memiliki beberapa kelebihan. Pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah aspek kepribadian tokoh utama yang mempunyai
kepribadian yang kuat dalam menghadapi berbagai cobaan dalam kehidupannya.
Tokoh aku yang memiliki ketegaran dan kesabaran dalam menghadapi suaminya
yang perlahan-lahan sikapnya berubah setelah resmi menjadi suaminya. Tidak
hanya itu, tokoh utama dalam novel ini juga mempunyai pendirian yang kuat
untuk menjaga nilai-nilai hidup sebagai orang Jawa dalam mengahadapi setiap
2
persoalan dalam hidupnya meskipun tinggal di Jepang, bahkan perbedaan bangsa
dan budaya tidak menjadi penghalang baginya untuk menjalin rasa kemanusiaan.
Novel JNH juga mempunyai sisi kelebihan dari novel yang lainnya. Pertama,
novel ini dapat memotivasi dan menginspirasi pembaca tentang nilai-nilai
kemanusiaan dan nasionalisme. Nilai-nilai nasionalisme yang dimaksud adalah
nilai-nilai yang tercermin lewat perilaku kehidupan tokoh utama, seperti cara
bergaul, berinteraksi, berpakaian, prinsip hidup, dan sebagainya. Novel ini juga
memberikan gambaran kepada pembaca tentang arti kemanusiaan dan toleransi
terhadap sesama manusia yang mempunyai perbedaan dari segala aspek
kehidupan.
Kelebihan yang kedua adalah gaya bahasa yang digunakan dalam novel JNH
sangat stilistik, menggunakan bahasa yang mengandung warna lokal yang
berbahasa Jawa sehingga menunjukkan identitas pengarang. Cerita dalam novel
ini tersaji secara sistematis, terarah dan kronologis sehingga penulis tertarik untuk
mengkaji masalah-masalah yang terdapat dalam novel tersebut, salah satunya
adalah aspek kepribadian yang dimiliki tokoh utama.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikembangkan secara rinci alasan diadakan
penelitian ini sebagai berikut.
1. Nh. Dini merupakan penulis yang karyanya banyak menyinggung tentang
masalah ketidakadilan terhadap kaum wanita. Tokoh utama dalam novel JNH
ini juga seorang wanita yang memiliki keteguhan dan kesabaran dalam
menghadapi sikap suaminya yang berubah setelah mereka berumah tangga.
2. Sepanjang pengetahuan penulis novel JNH belum pernah diteliti dengan
pendekatan psikologi sastra.
3. Analisis terhadap novel JNH dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra
diperlukan untuk mengetahui aspek kepribadian tokoh utama.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu (1) Bagaimana latar sosial budaya Nh.
Dini sebagai pengarang novel JNH ?, (2) Bagaimana struktur yang membangun
novel JNH karya Nh. Dini?, (3) Bagaimana aspek kepribadian tokoh utama dalam
novel JNH karya Nh. Dini berdasarkan tinjauan psikologi sastra? (4) Bagaimana
implementasi hasil penelitian sebagai materi ajar sastra di SMA?.
3
Tujuan penelitian ini yaitu, (1) mendeskripsikan latar sosial budaya Nh.
Dini sebagai pengarang novel JNH, (2) mendeskripsikan struktur yang
membangun novel JNH karya Nh. Dini, (3) mendeskripsikan aspek kepribadian
tokoh utama dalam novel JNH karya Nh. Dini berdasarkan tinjauan psikologi
sastra, (4) mendeskripsikan implementasi hasil penelitian sebagai materi ajar
sastra di SMA.
LANDASAN TEORI
Stanton (2007:22) membagi unsur-unsur yang membangun novel menjadi
tiga, yakni fakta cerita (penokohan, alur, latar), tema, dan sarana sastra. Menurut
Teeuw (dalam Pradopo, 2003:141) analisis struktural merupakan prioritas utama
sebalum yang lain-lain. Tanpa analisis yang demikian, kebulatan makna intrinsik
yang hanya dapat digali dari karya sastra itu sendiri tidak akan tertangkap. Makna
unsur-unsur karya sastra hanya dapat dipahami dan dinilai sepenuhnya atas dasar
pemahaman tempat dan fungsi unsur itu dalam keseluruhan karya sastra.
Dilihat dari fungsi tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan
tokoh antagonis. Protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu
jenisnya secara populer disebut hero-tokoh yang merupakan pengejawantahan
norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh antagonis adalah tokoh yang
menyebabkan terjadinya konflik (Nurgiyantoro, 2010:178-179).
Menurut Stanton (2007:26) secara umum, alur adalah rangkaian peristiwa-
peristiwa dalam sebuah cerita. Stanton (2007:35) menyatakan bahwa latar adalah
lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang
berinteraksi peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.
Menurut Stanton (2007:36) tema adalah makna sebuah cerita yang khusus
menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang sederhana. Tema
merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman, sesuatu
yang menjadikan pengalaman begitu diingat.
Pendekatan psikologi sastra dapat digunakan untuk mengetahui aspek
kejiwaan yang dimiliki oleh tokoh-tokoh dalam sebuah karya sastra. Adapun
menurut Endraswara (2008:12) psikologi sastra memiliki peranan penting dalam
4
pemahaman sastra karena adanya beberapa kelebihan, seperti (1) pentingnya
psikologi sastra untuk mengkaji lebih mendalam aspek perwatakan, (2) dengan
pendekatan ini dapat memberikan umpan-balik kepada peneliti tentang masalah
perwatakan yang dikembangkan, (3) penelitian semacam ini sangat membantu
untuk mengnalisis karya sastra yang kental dengan masalah-masalah psikologis.
Oleh karena itu, hadirnya psikologi sastra memberikan ruang baru bagi penelitian
terhadap karya sastra yang menyangkut karakteristik kejiwaan tokoh rekaan.
Freud (dalam Suryabrata, 2008:121) menyatakan bahwa kesadaran hanya
sebagian kecil saja dari seluruh kehidupan psikis, memisalkan psyche itu sebagai
gunung es di tengah lautan, yang ada di atas permukaan air laut itu
menggambarkan kesadaran, sedangkan di bawah permukaan air laut yang
merupakan bagian terbesar menggambarkan ketidaksadaran.
Lazar (dalam Al-Ma’ruf, 2007:65) menjelaskan bahwa fungsi sastra adalah
(1) sebagai alat untuk merangsang siswa dalam menggambarkan pengalaman,
perasaan, dan pendapatnya; (2) sebagai alat untuk membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya dalam mempelajari
bahasa; dan (3) sebagai alat untuk memberi stimulus dalam memperoleh
kemampuan berbahasa. Dalam bahasa yang lebih sederhana pembelajaran sastra
memiliki fungsi psikologis, ideologis, edukatif, moral, dan kultural.
Adapun fungsi pembelajaran sastra menurut Lazar (dalam Al-Ma’ruf,
2007:66) adalah (1) memotivasi siswa dalam menyerap ekspresi bahasa; (2) alat
simulatif dalam language acquisition; (3) media dalam memahami budaya
masyarakat; (4) alat pengembangan kemampuan interpretatif; (5) dan sarana untuk
mendidik manusia seutuhnya (educating the whole person).
Menurut Rahmanto (2004:27) kriteria pemilihan bahan pengajaran sastra
dapat ditinjau dari tiga segi yakni dari sudut bahasa, segi kematangan jiwa
(psikologi), dan dari sudut latar belakang budaya. Menurur Rahmanto (2004:30)
tahap-tahap pembelajaran sastra yakni tahap pengkhayal (umur 8 sampai 9 tahun),
tahap romantik (umur 10 samapai 12 tahun), tahap realistik (umur 13 sampai 16
tahun), dan tahap generalisasi (umur 16 dan selanjutnya).
5
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sugiyono (2005:1)
menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek ilmiah. Dalam penelitian sastra
objek ilmiah ini berupa karya-karya dan naskah. Adapun menurut Bagdan dan
Tailor (dalam Moeleong, 2004:4) metode penelitian kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus
terpancang (embedded case study research) karena batasan yang digunakan sudah
terarah dan fokus pada sasaran penelitian. Adapun arah atau penekanan dalam
penelitian ini adalah aspek kepribadian tokoh utama dalam novel JNH karya Nh.
Dini.
Objek penelitian ini adalah aspek kepribadian tokoh utama dalam novel JNH
karya Nh. Dini dengan tinjauan psikologi sastra. Data dalam penelitian ini berupa
kalimat, dan paragraf yang mengandung informasi sebagai aspek kepribadian
tokoh utama dalam novel JNH karya Nh. Dini. Sumber data primer penelitian ini
adalah novel JNH karya Nh. Dini yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka
Utama tahun 2000. Novel yang digunakan adalah novel cetakan ketiga, yaitu Juni
2005, jumlah halaman 380 halaman; 14 x 21 cm. Sumber data sekunder dalam
penelitian ini yaitu berupa artikel di internet yaitu berupa boigrafi Nh. Dini,
JPNN, biografi Nh. Dini pada tanggal 15 November 2013,
(http://www.jpnn.com/?id=11950&mib=berita.detail (pilih aktif melukis),
(http://0701.blogsome.com/2007/01/31/biografi-nh-dini-2/).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pustaka, simak dan catat. Menurut Subroto (1992:42) teknik pustaka adalah teknik
yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik simak
dan catat berarti peneliti sebagai instrument kunci melakukan penyimakan secara
cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer yakni sasaran penelitian
karya sastra berupa teks novel JNH karya Nh. Dini dalam memperoleh data yang
diinginkan. Hasil penyimakan terhadap sumber data primer dan sumber data
6
sekunder tersebut kemudian ditampung dan dicatat untuk digunakan dalam
penyusunan laporan penelitian sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin
dicapai. Peneliti mencatat aspek-aspek kepribadian tokoh utama dalam novel JNH
karya Nh. Dini.
Validasi data penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data. Teknik
trianggulasi data, yakni dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan
menggunakan beragam sumber yang tersedia. Data yang sama atau sejenis akan
terlihat kebenarannya jika digali dari beberapa sumber yang berbeda, kemudian
data yang diperoleh dari sumber data yang satu dikontrol ulang pada sumber data
yang lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua
tahapan yaitu melalui pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Tahap
pertama analisis data dalam penelitian ini adalah pembacaan heuristik yaitu
penulis menginterpretasikan teks novel JNH melalui tanda-tanda linguistik dan
menemukan arti secara linguistik. Caranya yaitu membaca dengan cermat dan
teliti tiap kata, kalimat, ataupun paragrap dalam novel untuk analisis struktural.
Hal ini juga digunakan untuk menemukan aspek kepribadian tokoh utama.Tahap
kedua penulis melakukan pembacaan hermeneutik, yakni dengan menafsirkan
makna peristiwa atau kejadian-kejadian yang terdapat dalam teks novel JNH
hingga dapat menemuan aspek kepribadian dalam cerita tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Latar Belakang Sosial Budaya Nh. Dini
Nh. Dini dilahirkan pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang, Jawa
Tengah. Ia mulai tertarik menulis sejak usia sembilan tahun. Bakat menulis
fiksi semakin terasah di SMP. Dini hanya dapat mencapai pendidikannya
sampai SMA jurusan sastra, kemudian mengikuti kursus B1 jurusan sejarah
tahun 1957. Nh. Dini mendirikan perkumpulan seni Kuncup Mekar bersama
kakaknya yang berisi kegiatan karawitan dan sandiwara. Ia pernah bekerja di
RRI Semarang kemudian bekerja sebagai pramugari di GIA pada tahun 1957.
Ciri khas karya sastra yang dihasilkan oleh Nh. Dini, yaitu (1) karya Nh. Dini
7
mengungkapkan budaya Barat, (2) menyuarakan kemarahan terhadap kaum
laki-laki, (3) menyisipkan kata-kata berbahasa Jawa, (4) memunculkan
kepercayaan atau mitos yang masih ada dalam masyarakat Jawa.
2. Analisis Struktur Novel Jepun Negerinya Hiroko Karya Nh. Dini
1. Tema
Novel JNH karya Nh. Dini ini memiliki tema kemanusiaan dan
ketabahan dalam menghadapi cobaan hidup. Dini adalah tokoh yang
mencintai Tanah Airnya. Kecintaanya terhadap Tanah Air lebih mengakar
pada kemanusiaan. Dia tidak lupa bahwa dirinya adalah orang Jawa meskipun
hidup di negara lain. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
Aku adalah seorang patriot tulen yang tidak menganggap agama atau
idealisme berada di atas segala-galanya. Orang-orang yang fanatik
mengikuti idealisme komunis atau doktrin-doktrin agama mereka biasanya
bukan orang-orang yang mencintai bangsa dan negaranya. Bila agama atau
idealismenya memerintahkan pemusnahan mereka yang tidak sepaham,
tanpa memandang apakah itu saudara, ayah-ibu sendiri ataupun sahabat,
maka semuanya akan dibantai habis-habisan. Yang diutamakan adalah
idealisme atau agamanya. Dengan perkataan lain, negara dan manusia
setanah air dikalahkan oleh paham mereka.
Kecintaanku kepada tanah air lebih mengakar kepada kemanusiaannya.
Dengan berganti kertas administrasi yang berupa paspor, tidak berarti aku
melupakan bahwa aku adalah orang Jawa, satu bagian dari bangsa
Nusantara. Aku tetap mencintai tanah tumpah darahku dan manusia
Indonesia (JNH, 2005:71).
Dini mengalami kecelakan lift saat sedang mengandung buah hatinya di
sebuah departement strore yang hampir membahayakan dirinya. Dia berdoa
di dalam lift dan berbicara kepada bayinya. Hal ini menunjukkan sikap
ketabahan yang dimiliki Dini dalam menghadapi cobaan hidup seperti
kutipan berikut.
Aku kembali duduk, mengatur napas dan kusebut nama Allah. Gadis
penjaga lift melanjutkan pesanku dan entah berbicara apalagi dengan
sangat ramai, aku tidak mempedulikannya. Aku ingin mengembalikan
ketenanganku. Aku berbicara kepada Tuhan, aku berbicara kepada bayiku.
“Tidak apa-apa. Tidak apa-apa. Sebentar lagi kita keluar. Tuhan Maha
Kuasa. Dia sungguh Maha Besar! Allahu Akbar, Allahu Akbar, Gusti
Allah, nyuwun pangapunten. Maafkanlah semua kesalahan orangtuaku,
saudara-saudaraku, suamiku dan kawan-kawanku”
8
Kukeluarkan balsem. Kuhirup baunya segar (JNH, 2005:100).
2. Fakta Cerita
a. Alur
Novel JNH karya Nh. Dini menggunakan alur lurus, maju, atau
progeresif. Hal ini dapat dibuktikan dalam novel JNH urutan peristiwa
secara runtut dari tahap penyituasian (halaman 1 s.d 96), tahap
pemunculan konflik (halaman 97 s.d 194), tahap peningkatan konflik
(halam 195 s.d 248), tahap klimaks (halaman 249 s.d 316), tahap
penyelesaian (halaman 317-355).
b. Penokohan
Dini adalah tokoh “aku” yang merupakan utama dalam novel JNH.
Di lihat dari karakter, Dini adalah tokoh protagonis, diklasifikasikan
sebagai tokoh yang identik dengan watak sabar, mudah bergaul, dan tidak
menggantungkan orang lain. Karakter Dini dalam novel ini adalah
perempuan yang berpenampilan sederhana dan memakai pakaian yang
dirasa pantas sesuai dengan dirinya. Dini berkulit sawo matang dan
berpostur tubuh seperti orang Indonesia pada umumnya. aku adalah
seseorang yang berstatus sebagai penulis yang hidup sebagai istri seorang
diplomat Prancis dan anak pertamanya. Dini adalah orang yang pandai
bergaul dengan sahabat-sahabat barunya di Jepang. Sebagai penulis ia
selalu menyempatkan diri mengarang bagian-bagian cerita dalam novel.
Dini selalu berusaha untuk sabar dan tabah. Ia mudah bergaul, dan
mandiri tidak selalu bergantung kepada orang lain atau mengandalkan
suaminya. Dini selalu tabah dalam menerima cobaan dalam hidupnya.
Dini merupakan tokoh yang berkarakter pipih atau sederhana karena
mempunyai watak yang tetap. Tokoh Dini senantiasa pasrah pada nasib
yang menimpanya.
c. Latar
Dalam novel JNH karya Nh. Dini terdapat tiga latar atau setting yakni
latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
9
1) Latar tempat, novel JNH mempunyai beberapa tempat kejadian, yaitu
Kedutaan Prancis, Hongkong, Kobe, Kyoto, Nara, Motomachi, Danau
Biwa, lift, rumah sakit, kamar VIP, pinggir jalan, Phnom Penh, Ankor
Vat, Ankor Thom, Candi Bayon, dan Kota Semarang
2) Latar waktu, berlangsungnya cerita dalam novel JNH ini dimulai pada
tahun 1960 sampai 1962 yakni semenjak Aku menikah dengan Yves
dan menjalani hidup di Jepang hingga ia kembali ke tanah air bertemu
dengan ibu dan keluarganya.
3) Latar sosial dalam novel JNH ini dapat ditunjukan dengan
penggunaan beberapa bahasa, seperti bahasa Jawa, bahasa Jepang, dan
bahasa Prancis. Para tokoh yang ada dalam cerita menganut agama
Kristen dan masih melakukan upacara yang sering dilakukan orang
Jawa. Latar sosial dalam novel JNH memiliki latar sosial dari
kehidupan sosial tingkat atas.
Berdasarkan analisis struktur di atas dapat dikemukakan bahwa unsur-
unsur yang membangun novel JNH menunjukan keterpaduan dan kebulatan
yang utuh. Antara unsur yang satu dengan unsur yang lain saling terkait dan
menjalin kesatuan yang padu. Dapat dilihat dari jalinan cerita yang
merupakan hasil perpaduan antara tema, alur, penokohan, dan latar.
Hubungan antar unsur-unsur pembangunnya saling mendukung dan
membentuk suatu totalitas.
Tema dalam novel ini berhubungan dengan latar yaitu kemanusiaan dan
ketabahan dalam menghadapi cobaan hidup. Tema berhubungan dengan
tokoh, kisah yang dialami tokoh dalam novel ini adalah ketabahan Dini dalam
menjalani hidup berumah tangga dengan Yves yang memiliki latar belakang
budaya yang berbeda. Hubungan tema dengan alur, adanya konflik dan
kejadian demi kejadian yang harus dihadapi tokoh utamanya. Hubungan tema
dengan latar, adanya perbedaan perilaku kehidupan sosial budaya dan tempat
yang berbeda yang dialami tokoh utama membuatnya harus menjaga nilai-
nilai kemanusiaan.
10
3. Aspek Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Jepun Negerinya Hiroko
Karya Nh. Dini: Tinjauan Psikologi Sastra
Aspek kepribadian tokoh utama dalam novel JNH karya Nh. Dini meliputi
struktur kepribadian, dinamika kepribadian, dan kecemasan. Untuk lebih
jelasnya akan diuraikan sebagai berikut.
a. Struktur Kepribadian
1) Das Es (the id) yaitu Aspek Biologis
Freud (dalam Suryabrata, 2008:125) menyatakan bahwa aspek
biologis merupakan aspek psikis yang sebenarnya. Das Es berisikan hal-
hal yang dibawa sejak lahir atau merupakan bawaan dari orang tua. Das Es
merupakan reservoir energi psikis yang menggerakkan das Ich dan das
Ueber Ich. Das Es terdiri atas rekasi primer dan proses primer.
(a) Refleks/reaksi-reaksi otomatis
Dalam novel JNH, Dini tidak terbiasa dengan budaya bangsa
Jepang untuk menikmati sashimi, makanan yang berupa potongan
ikan mentah. Dini lebih memilih meninggalkan tempat jamuan makan.
Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.
Aku memejamkan mata, menolak meneruskan memandang
tontonan asri dalam kesedihannya yang terletak nyaris dua
sentimeter dari lututku itu. Kubisikan sesuatu kepada suamiku,
lalu aku bangkit. Kutinggalkan dia menikmati sashimi ”setengah
hidup” bersama tamu-tamu lainnya sambil bergantian
menuangkan sake ke mangkuk kecil masing-masing (JNH,
2005:92).
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa das Es
dalam rekasi-reaksi otomatis, yakni Dini mempunyai pendirian teguh
menghadapi budaya luar.
(b) Proses Primer
Dalam novel JNH bahwa tokoh Dini mempunyai proses primer
untuk menghindarkan diri dari ketidakenakan,yaitu berpikir positif
dan berusaha menenangkan diri dengan berbicara kepada Tuhan, dan
11
kepada bayi yang masih di dalam kandungannya saat terjadi
kecelakaan lift. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
Aku kembali duduk, mengatur napas dan kusebut nama
Allah. Gadis penjaga lift melanjutkan pesanku dan entah
berbicara apa lagi dengan sangat ramai, aku tidak
mempedulikannya. Aku ingin mengembalikan ketenanganku.
Aku berbicara kepada Tuhan, aku berbicara kepada bayiku
(JNH, 2005:100).
Dini juga berbicara kepada anaknya yang masih di dalam
kandungan agar memaafkan kelakuan Yves karena sikap Yves yang
tidak ingin Dini mendapatkan pujian total atas kepandaian memasak.
Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.
Di dalam hati aku berbicara kepada anakku: Begitulah
ayahmu! Dia selalu cerewet. Tetapi dia ayahmu! Kita harus
memaafkannya. Dia tidak sengaja hendak menyakiti hatiku
(JNH, 2005:142).
Dengan demikian das Es dengan proses primernya yakni Dini
mempunyai kepribadian berpikir positif dan berkhayal atau imajinatif.
2) Das Ich (the ego) yaitu Aspek Psikologi
Dini hanya bisa pasrah dan berdoa ketika berada di dalam mobil yang
dikendarai oleh Yves dengan kecepatan berlebihan dan menyetir saat
dalam keadaan marah. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
Kecerewetanku hampir mengulangi kata-kata agar Yves
mengendarai mobilnya tanpa kecepatan berlebihan. Tetapi aku ingat,
bisa menahan diri. Kulambaikan lengan ke arah Tante Un, lalu sejenak
memejamkan mata berterima kasih kepada Tuhan. Semua baik-baik,
selamat...(JNH, 2005:277).
Kepalaku tiba-tiba pening. Kutahan perasaanku. Aku tidak ingin
mendapat kecelakaan, karena suamiku menyetir dalam keadaan marah
yang disebabkan telah membayar sekaleng susu anaknya seharga
seribu yen (JNH, 2005:195).
Dalam konteks lain, Dini berusaha untuk menahan kesedihan dan air
mata setelah ia mengetahui bahwa Yves pergi bersama seorang wanita
12
Jepang dan tidak mau mengatakan kejadian yang sesungguhnya kepada
Dini. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.
Aku harus kuat menahan dan membendung perasaanku ketika
berbicara mengungkapkan penemuanku siang itu kepada suamiku.
Aku harus mampu membendung air mata dan menahan gemetar
suaraku. Gusti Allah! Tabahkanlah hati ini (JNH, 2005:250).
Rasanya aku akan meledakkan tangisku lagi oleh
ketidaksadarannya telah membikin aku sengsara. Tapi pandanganku
menangkap ranjang di mana anakku tengkurap, mukanya mengarah ke
tempat kami. Napas kutarik panjang (JNH, 2005:256).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa das Ich dalam aspek
psikologis Dini, yakni Dini memiliki kepribadian yang pasrah atau
berserah diri akan situasi yang dihadapi, dan memiliki kepribadian yang
tabah mengahadapi masalah.
3) Das Ueber Ich (the super ego) yaitu Aspek Sosiologis
Freud (dalam Suryabrata, 2008:127) menyatakan das Ueber Ich
merupakan aspek sosiologis. Das Ueber Ich merupakan wakil dari nilai-
nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang
tua kepada anak-anaknya yang diajarkan dengan berbagai perintah atau
larangan. Das Ueber Ich lebih mengutamakan kesempurnaan dari pada
kesenangan. Oleh karena itu, das Ueber Ich dapat pula dianggap sebagai
aspek moral kepribadian. Fungsi pokoknya menentukan apakah benar atau
salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi
dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.
Dini merupakan pribadi yang selalu taat dengan nilai-nilai tradisional
dan ajaran orang tuanya. Dini menerapkan kebiasaan dan ajaran
masyarakat Jawa yang diperoleh dari ibunya kemudian diterapkan kepada
Lintang, anak pertamanya maupun kepada dirinya sendiri. Hal tersebut
dapat dilihat pada kutipan-kutipan berikut.
Dan waktu itulah tiba-tiba aku teringat kepada kebiasaan yang
selalu dilakukan di rumah kami di Sekayu. Menurut ibuku, pergantian
dari siang ke malam merupakan saat yang rawan bagi manusia. Dia
13
selalu menyuruh anak-anak atau cucunya masuk ke dalam rumah jika
senja mulai jatuh. “Cande Ala! Ayo jangan bermain di halaman!
Masuk ke pendapa saja!” Itulah kalimat-kalimat yang mendadak
kuingat (JNH. 2005:171).
Ya, barulah aku ingat bahwa aku adalah seorang ibu, bahwa
anakku terbaring di dekat sana. Eling, Nduk, eling! Kalimat ini sering
sekali dikatakan ibuku ketika menyuruhku menyadari sesuatu agar
kemabali ke nurani yang jernih dan ketulusan hati dalam memandang
hidup ini (JNH, 2005:255-256).
b. Dinamika Kepribadian
Terkait dengan struktur kepribadian di atas, tindak lanjut dari aspek
berikutnya yaitu dinamika kepribadian. Dinamika kepribadian ini meliputi
instink yang di dalamnya terdiri atas instink hidup dan instink mati. Instink
dalam penelitian ini hanya ditemukan instink hidup.
Dalam novel JNH dijelaskan juga bahwa untuk tetap hidup Dini
menggunakan cara dengan makan. Sesaat setelah Dini selamat dari
kecelakaan lift, dia makan masakan Cina yang telah datang untuknya
dengan terlalu cepat. Dini memiliki kepribadian yang tidak sabar,
ditunjukan dari sifatnya yang terlalu menuruti nafsunya untuk menyantap
makanan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
Ya, benar. Aku terlalu menuruti nafsuku. Bila orang kelaparan,
dia cenderung ingin cepat melahap apa saja. Dan yang disediakan
untukku adalah masakan Cina dari restoran tetangga toko bertingkat
Daimaru. Lebih-lebih Hiroko tahu betul menu yang kusukai. Di
nampan bahkan disertakan satu porsi besar sawi asin yang dibumbui
dengan togarashi dan tajin beras (JNH, 2005:102).
Dengan demikian, dinamika kepribadian Dini cenderung pada instink
hidup. Hal itu dilakukan agar dia tetap hidup. Kepribadian Dini dalam
instink hidup sesuai dengan kutipan di atas yakni tak acuh atau masa
bodoh.
c. Kecemasan atau ketakutan
Kecemasan merupakan aspek selanjutnya setelah dinamika
kepribadian. Kecemasan ini terdiri atas kecemasan realitas dan kecemasan
moral.
14
1) Kecemasan Realistis
Kecemasan realistis merupakan kecemasan atau ketakutan yang
realistis, atau ketakutan akan bahaya-bahaya di dunia luar.
Dalam novel JNH Aku mempunyai kecemasan realistis, yakni
kecemasan terhadap ancaman bahaya dari luar. Dini merasa cemas
ketika terjadi gempa yang membuat orang-orang berlarian ke segala
penjuru disertai dengan jeritan-jeritan. Hal ini dapat dilihat pada
kutipan berikut.
Aku tidak bisa menahan diri mengeluarkan teriakan kaget
bersamaan dengan jeritan yang terdengar disekelilingku. Kaget
dan takut, aku bergantung pada pagar besi, meliuk dan bergerak
ke kanan lalu ke arah sebaliknya. Derak dan derit serta benturan
barang terus terdengar, dan bertambah membingungkan lagi
karena orang-orang berlarian ke segala penjuru. Benar. Aku
sangat bingung, karena tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan
(JNH, 2005:111).
2) Kecemasan Moral
Dalam novel ini dijelaskan bahwa kecemasan moral yang dialami
Dini yakni Dini merasa takut akan kemarahan Yves apabila Dini
menanyakan kejadian sebenarnya yang dilakukan Yves dan seorang
wanita Jepang di Motomachi. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan
berikut.
Sebaliknya, aku kurang mempercayai diriku akan bisa
berdialog dengan Yves mengenai siapa sebenarnya wanita Jepang
itu atau apa yang telah mereka kerjakan berdua di daerah
Motomachi. Kubayangkan, Yves akan membentakku karena aku
mencurigainya. Di samping itu, perasaan yang telah meluap-luap di
dadaku ini apakah akan bisa kukendalikan? Karena aku buka
merupakan perempuan yang tegar dalam hal semacam itu. Pasti
sebelum aku mengatakan seluruh pertanyaan kepda suamiku, air
mata akan membanjiri pipiku (JNH, 2005:248).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepribadian Dini
dalam kecemasan moral, Dini memiliki tekad yang kuat untuk mencari
kebenaran.
15
4. Implementasi Hasil Penelitian Novel Jepun Negerinya Hiroko Karya Nh.
Dini dalam Pembelajaran Sastra di SMA
Hasil penelitian novel JNH karya Nh. Dini ini dapat diimplementasikan
dalam pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1 (Ganjil) dengan standar
kompetensi memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan dan
kompetensi dasar menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam
novel. Hasil penelitian struktural dan aspek kepribadian tokoh utama dapat
diterapkan dalam pembelajaran sastra yakni dalam menganalisis unsur intrinsik
dan unsur ekstrinsik novel. Adapun unsur intrinsik novel meliputi tema,
penokohan, alur, dan latar, sedangkan unsur ekstrinsik novel meliputi aspek
kepribadian tokoh utama Aku dalam novel JNH karya Nh. Dini.
SIMPULAN
Dari analisis kajian psikologi sastra dalam novel JNH karya Nh. Dini di atas,
dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama, latar sosial budaya Nh. Dini adalah bahwa Nh. Dini dilahirkan pada
tanggal 29 Februari 1936 di Semarang, Jawa Tengah. Ia mulai tertarik menulis
sejak usia sembilan tahun. Bakat menulis fiksi semakin terasah di SMP. Dini
hanya dapat mencapai pendidikannya sampai SMA jurusan sastra, kemudian
mengikuti kursus B1 jurusan sejarah tahun 1957. Nh. Dini mendirikan
perkumpulan seni Kuncup Mekar bersama kakaknya yang berisi kegiatan
karawitan dan sandiwara. Ia pernah bekerja di RRI Semarang kemudian bekerja
sebagai pramugari di GIA pada tahun 1957.
Kedua, berdasarkan analisis struktural novel JNH karya Nh. Dini dapat
disimpulkan bahwa unsur-unsur yang membangun novel menunjukkan kesatuan
yang padu. Hal tersebut terlihat dari jalanan cerita yang merupakan perpaduan
antara tema, penokohan, alur (plot), dan latar (setting). Hubungan antara satu
unsur dengan yang lain saling berkaitan dan membentuk kesatuan. Tema dalam
novel JNH adalah kemanusiaan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan hidup.
Tema berhubungan dengan penokohan: Dini sebagai tokoh utama dan Yves,
Hiroko, Masae, Mbakyu Miskum, serta Tante Un sebagai tokoh pendamping
16
dalam cerita. Tema juga berhubungan dengan alur. Alur dalam novel ini adalah
alur maju. Di dalam novel ini diceritakan tentang pertamakalinya Aku menjalani
hidup di Jepang sebagai istri wakil konsul dan dikaruniai anak pertamanya hingga
akhirnya ia kembali ke tanah air dan bertemu dengan keluarganya.
Ketiga, kepribadian Dini dalam novel JNH yakni bependirian teguh, berpikir
positif dan imajinatif atau berkhayal, pasrah atau berserah diri terhadap situasi dan
tabah menghadapi masalah, patuh akan nasihat orang tua. acuh tak acuh atau
masa bodoh, was-was atau khawatir, tekad yang kuat untuk mencari kebenaran.
Keempat, berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hasil
penelitian novel JNH karya Nh. Dini ini dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1 (Ganjil) dengan standar
kompetensi memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/terjemahan dan
kompetensi dasar menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel.
Indikator yang harus dicapai yaitu (a) mendeskripsikan dan menjelaskan unsur-
unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel JNH karya Nh. Dini (b) menganalisis
unsur-unsur intrinsik novel JNH karya Nh. Dini (c) menganalisis unsur-unsur
ekstrinsik novel JNH karya Nh. Dini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2007. Jurnal: Pembelajaran Sastra Multikultural di
Sekolah: Aplikasi Novel Burung-Burung Rantau. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
0701. Biografi Nh. Dini. www.0701.blogsom.com. Diaksestanggal 15 November
2013.
Endraswara. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra: Teori, Langkah dan
Penerapannya. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Nurgiyantoro. Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Pradopo, Rahmad Djoko. 2003. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Media.