assessment
DESCRIPTION
assessment taskTRANSCRIPT
REVIEW ASSESSMENTAssessment of Student Achievement
Disusun Oleh :
DENIS VERONIKA FATMA UTAMI 14030184022PFC 2014
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDalam bidang pendidikan dan pengajaran, penilaian menjadi bagian penting untuk mengetahui seberapa besar pemahaman dari siswa. Penilaian ini memiliki banyak tipe dan penerapan yang berbeda-beda. Sehingga perlu diklasifikasikan kondisi penggunaan. Hasil yang baik tentu menjadi keinginan siswa dan guru karena itu menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu perlu diperhatikan proses penilaiannya.
1.2 Rumusan Masalah1. Mengapa tes dan penilaian kinerja penting dalam pencapaian penilaian ?2. Apa definisi dari pencapaian penilaian ?3. Bagaimana hubungan antara instruksi dan penilaian ?4. Sebutkan cara-cara penilaian yang membantu pembelajaran secara langsung ?
1.3 Tujuan1. Menjelaskan bahwa tes dan penilaian kinerja penting dalam pencapaian penilaian.2. Mendefinisikan pencapaian penilaian.3. Mendeskripsikan hubungan antara instruksi dan penilaian.4. Menyebutkan cara-cara penilaian yang membantu pembelajaran secara langsung
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Tes dan Penilaian Kinerja dalam Pencapaian Penilaian
Penilaian adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu. Sedangkan tes adalah salah satu dari banyak metode yang digunakan dalam penilaian. Penilaian dibagi menjadi tiga kelompok yaitu penilaian kinerja, penilaian alternatif dan penilaian autentik. Penilaian kinerja adalah penilaian dengan melihat kinerja siswa apakah siswa telah mampu menunjukkan pemahamannya melalui tugas yang diberikan oleh pendidik. Penilaian alternatif adalah penilaian yang menekankan pada metode penilaian melalui tes tulis. Penilaian autentik adalah penilaian yang menekankan pada pengaplikasian dari hasil belajar terhadap penyelesaian masalah di dunia nyata melalui pendekatan kontekstual.
Tes memegang peran penting dalam pencapaian penilaian, pada dasarnya tes dapat mengukur secara langsung hasil belajar, mulai dari materi yang sederhana hingga kompleks. Tes secara tak langsung memuat informasi yang berguna untuk penilaian kinerja. Keduanya, tes dan penilaian kinerja saling melengkapi, sama-sama memiliki peranan penting dalam penilaian karena dalam pembelajaran teori dan praktek harus memiliki takaran yang seimbang.
B. Definisi Pencapaian Penilaian
Pencapaian penilaian adalah suatu kategori yang sifatnya luas dan meliputi beragam metode yang digunakan untuk menentukan seberapa luas pemahaman yang dicapai oleh siswa sebagai hasil dari pembelajaran.
C. Hubungan Instruksi dengan Penilaian
Penilaian adalah bagian dari proses instruksional. Hubungan antara instruksi dan penilaian dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.
Instruksi PenilaianMengarah pada kejelasan hasil pembelajaran yang telah didefinisikan. Hasil pembelajaran yang dimaksud adalah hasil akhir yang diharapkan oleh guru.
Didesain untuk menilai kejelasan hasil pembelajaran yang telah didefiniskan.
Metode dan materi dari instruksi harus sejalan dengan hasil belajar yang dicapai.
Hakikat dan fungsi penilaian harus sejalan dengan hasil belajar yang dinilai.
Dirancang untuk menyesuaikan karakteristik dan kebutuhan siswa
Dirancang untuk menyesuaikan karakteristik siswa yang relevan dan adil bagi semuanya.
Didasarkan pada informasi yang relevan. Menyediakan informasi yang relevan.Siswa secara berkala diinformasikan mengenai perkembangan belajar mereka.
Provisi dibuat untuk memberi siswa umpan balik lebih awal dari hasil penilaian.
Diadakan remidi untuk siswa yang belum Kelemahan pembelajaran secara spesifik
memahami pembelajaran yang dimaksud. diungkap melalui hasil penilaian.Keefektifan instruksional direview secara berkala dan hasil belajar instruksi diubah seperlunya.
Hasil penilaian memuat informasi yang berguna untuk evaluasi kepantasan, keobjektifan, metode dan materi dari instruksi.
D. Peranan Penilaian dalam Proses Instruksional
Rencana penilaian dibuat selama merencanakan instruksi, agar dapat terintegrasi dengan instruksi. Selama awal hingga akhir instruksi, guru harus membuat keputusan agar proses penilaian dapat berjalan dengan efektif. Ada 3 tahap dalam membuat keputusan:
a) Pada awal instruksiDiawali dengan pretes untuk menilai kesiapan peserta didik dan dapat
menunjukkan apakah instruksi yang telah direncanakan berhasil atau tidak. Lalu pendidik menilai penguasaan materi yang telah terencana dalam intruksi atau belum. Jika peserta didik telah menguasai materi, maka pendidik harus mengubah rencana dan metode belajar. Kontribusi pra penilaian dapat membuat intruksi dan bergantung dari sifat intruksi. Untuk lebih efektif, penggunaan prates dapat dipertimbangkan selama tahap perencanaan pembelajaran.
b) Selama pembelajaran (Penilaian formatif dan penilaian diagnostic)
Selama pembelajaran, perhatian utama adalah kemajuan belajar siswa. Tes digunakan untuk melihat kemajuan belajar siswa selama pembelajarn yang disebut tes formatif. Tes formatif didesign untuk mengukur bagaimana siswa menguasai pembelajaran, mengukur hasil yang diharapkan dari tiap pembelajaran, dan menggunakan hasil yang didapat untuk mengembangkan kemampuan siswa. Penilaian formatif menentukan penguasaan siswa terhadap tugas belajar yang diajarkan, jika tidak maka mampu menjelaskan cara memperbaiki kegagalan pembelajaran. Penilaian formatif menggunakan tugas berbasis kinerja yang melibatkan penilaian hasil secara periodik untuk mengukur kelemahan dan kelebihannya. Tujuannya untuk memonitor kemajuan belajar dan memberikan rekomendasi korektif untuk meningkatkan pembelajaran.
Penilaian diagnostik dibantu dengan penggunaan tes diagnostik. Tes ini biasanya mencakup jumlah yang relatif banyak sehingga penyebab kesalahan pembelajaran tertentu dapat diidentifikasi.
Dilanjutkan instruksi terencana yang memerlukan berbagai prosedur penilaian dan staf layanan yang terlatih. Semua usaha dilakukan untuk menunjukkan bagaimana penilaian formatif dan diagnostik dapat berkontribusi dalam meningkatkan pembelajaran siswa selama pengajaran.
c) Pada akhir instruksi
Penilaian prestasi pada akhir instruksi sebagai tujuan penguasaan materi atau nilai tugas disebut penilaian sumatif. penilaian ini biasanya komprehensif dan kedua tes termasuk penilaian kinerja. Model sederhana untuk peran pengajaran penilaian sumatif yaitu tentang pencapaian hasil yang diharapkan dari pembelajaran. Jika
tidak, maka perlu diberikan pengalaman belajar tambahan. Jika ya, maka menetapkan nilai dari penguasaan materi. Dan selanjutnya mengevaluasi efektifitas dari pembelajaran tersebut.
Penilaian dapat membantu guru dalam membuat pembelajaran yang memiliki keputusan untuk mempengaruhi siswa secara langsung. Dalam kondisi ini, penilaian dapat membantu proses belajar siswa dengan cara lain.
E. Cara penilaian yang membantu pembelajaran secara langsung
1. Motivasi siswa
Program penilaian yang direncanakan dengan hati-hati dapat mempengaruhi
pembelajaran siswa secara langsung dengan:
a) memberi tujuan jangka pendek kepada siswa
b) memperjelas jenis tugas yang harus dipelajari
c) memberi umpan balik mengenai kemajuan belajar mereka.
Tujuan jangka pendek lebih memotivasi. Penilaian diharapkan merangsang aktivitas
belajar ke arah tugas belajar yang akan dinilai. Kontribusi terhadap pembelajaran
tergantung bagaimana penilaian mencerminkan hasil penting dari instruksi dan cara
menggunakan hasil tersebut. Jadi, penilaian yang digunakan dengan benar dapat
memotivasi siswa untuk bekerja menuju tujuan instruksional yang membangkitkan
motivasi siswa, dengan mengarahkan ke arah hasil pembelajaran yang diharapkan.
2. Retensi dan Transfer Belajar
Penilaian digunakan sebagai upaya langsung menuju hasil yang diinginkan, maka
dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan retensi dan transfer belajar.
Pemahaman, aplikasi, dan tingkat interpretasi kemungkinan akan digunakan lagi dan
memiliki nilai transfer yang lebih besar pada tingkat pengetahuan. Penilaian ini lebih
kompleks daripada hasil belajar, perhatian diarahkan terhadap kepentingan mereka
dan memperkuat praktek dalam keterampilan, aplikasi, dan interpretasi kita sedang
berusaha untuk mengembangkan. Sehingga digunakan untuk melengkapi upaya
pengajaran di daerah dan meningkatkan kemungkinan bahwa pembelajaran menjadi
nilai tetap.
3. Penilaian Diri Siswa
Semua instruksi diarahkan untuk membantu individu lebih memahami diri mereka
sendiri sehingga dapat membuat keputusan yang lebih cerdas. Penilaian secara
berkala dan umpan balik dari hasil ini dapat membantu siswa memperoleh wawasan
tentang perilaku, koreksi tentang kesalahpahaman, dan tingkat keterampilan.
Informasi itu memberikan siswa suatu dasar yang lebih obyektif untuk menilai
kekuatan dan kelemahan mereka sendiri. Penilaian digunakan untuk memberikan
bukti kemajuan belajar secara obyektif dan tidak memihak sehingga hasilnya dapat
diterima. Ini mengasumsikan, bahwa penilaian yang benar digunakan untuk
meningkatkan belajar.
4. Mengevaluasi Efektivitas Instruksional
Hasil penilaian digunakan untuk mengevaluasi efektivitas berbagai aspek dari proses pembelajaran. Ketika sebagian besar siswa mendapat penilaian buruk, guru berjuang untuk mengubah metode menjadi lebih efektif untuk mewujudkan perubahan yang diinginkan.
5. Standar Guru untuk Penilaian Siswa
Penilaian siswa memiliki peran penting pada pembelajaran efektif. Standar kompetensi meninjau tanggung jawab guru untuk menilai siswanya dalam tujuh standar kompetensi guru dalam penilaian siswa. Berikut ini daftar standar kompetensi:
i. Guru harus terampil dalam memilih metode penilaian yang sesuai untuk keputusan instruksional. Keterampilan dalam memilih metode penilaian administratif, teknis yang memadai, dan adil sesuai yang prasyarat mampu mendukung keputusan instruksional.
ii. Guru harus terampil dalam mengembangkan metode penilaian keputusan yang instruksional.
iii. Guru harus terampil dalam mengelola, mencapai tujuan dan menafsirkan hasil dari metode penilaian yang dihasilkan.
iv. Guru harus terampil dalam menggunakan hasil penilaian ketika membuat keputusan tentang siswa, perencanaan pengajaran, pengembangan kurikulum, dan perbaikan sekolah. Hasil penilaian digunakan untuk membuat keputusan kenaikan ke tingkatan selanjutnya.
v. Guru harus terampil dalam mengembangkan prosedur penilaian yang valid. Tingkatan didefinisikan untuk menunjukkan tingkat kinerja siswa sedangkan guru yang menilai kinerjanya.
vi. Guru harus terampil dalam mengkomunikasikan hasil penilaian kepada siswa, orang tua, masyarakat, dan pendidik lainnya. untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain pada hal-hal dari penilaian siswa tepat dan harus mampu mengartikulasikan makna, dan implikasi dari hasil penilaian
vii. Guru harus terampil dalam mengenali metode penilaian yang etis, ilegal, dan penilaian yang mana tidak pantas.
BAB IIIPENUTUP
Kesimpulan
1. Penekanan pada tes paper-and-pencil untuk penilaian kinerja yang lebih realistis dan bermakna
2. Program penilaian yang seimbang harus mencakup pengujian dan penilaian kinerja.
3. Penilaian prestasi adalah kategori umum yang mencakup berbagai metode untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan dari pengajaran
4. Instruksi lebih efektif bila penilaian yang dirancang dengan baik merupakan bagian dari proses pengajaran
5. Prosedur penilaian dapat digunakan untuk mengukur kinerja (penilaian penempatan), pemantauan kemajuan belajar (formatif dan penilaian diagnostik), atau mengukur pencapaian akhir pengajaran (penilaian sumatif)
6. Penilaian prestasi dapat berkontribusi kepada siswa melalui motivasi, retensi dan transfer belajar, keterampilan evaluasi diri siswa, dan evaluasi efektivitas pembelajaran
7. Standar guru untuk penilaian siswa berfokus pada kompetensi dalam memilih metode penilaian, mengembangkan metode penilaian, administrasi, menafsirkan dan menggunakan hasil penilaian, menyiapkan nilai yang valid, mengkomunikasikan hasil penilaian, dan mengetahui metode penilaian yang tidak pantas dengan menggunakan informasi penilaian