audiometri (1)
DESCRIPTION
audiometriTRANSCRIPT
-
AUDIOMETRI
Pengertian :
Alat utk mengukur/menilai/memeriksa fungsi pendengaran Nada Murni; bunyi yg hanya mempunyai satu frekuensi(jumlah getaran/detik)
Frekuensi: nada murni yg dihasilkan oleh getaran suatu benda ygsifatnya harmonis sederhana (simple harmonic motion),jumlah
getaran/detik dinyatakan dalam Hertz (Hz) = garis membujur pd
Audiochart
Intensitas Bunyi: dikenal dg dB HL (hearing level),dB SL (sensationlevel), bersifat subjektif = garis melintang pd Audiochart
Hanya khusus memeriksa hantaran udara (air conduction) Earphone merah telinga kanan, earphone biru telinga kiri Pd audiochart: telinga kanan tinta merah tanda bulat, telinga kiri tintabiru dg tanda X
Bagian Audiometri: 1. Tombol pengatur intensitas bunyi2. Tombol pengatur frekuensi
3. Headphone untuk memeriksa AC
-
Persiapan Pemeriksaan :
Bebas dari paparan bising minimal 16 jam utk menghindari Temporary Threshold shift (perubahan ambang dengar sementara)Testing Room kedap suara/ruang dgn background noise < 40 dBInstruksi yg jelas, apa yg didengar dan apa yg diharapkan sbg jawaban (menekan tombol signal/mengangkat jari)Pasang earphone : merah telinga kanan dan biru telinga kiriMulai pd telinga kanan dgn frekuensi 500/1000 Hz, dgn intensitas 50 dBOrg diperiksa mendengar, tekan tombol signal, pemeriksa baca respons signalTurunkan secara bertahap intensitas suara sebesar 10 dB sampai org yg diperiksa tdk mendengar, lalu naikkan 5 dB sampai org yg diperiksa mendengar, beri rangsang 3X, ada respons 1X dari 3X pemeriksaan naikkan 5 dB dan beri rangsang 3X dst sampai minimal 2X respons dari 3X pemeriksaan didapat perpaduan antara penurunan dan penambahan = batas ambang dengarFrekuensi berikutnya mulai 15 dB lebih rendah dari ambang dengar frekuensi 500/1000 Hz, begitu seterusnya -
Interpretasi Audiogram :
Frekuensi percakapan 500 3000 HzUtk menentukan ambang dengar rata-rata, jumlahkan ambang dengar frekuensi percakapan dibagi 4Gambaran patognomonik audiogram akibat kebisingan dilihat pd frekuensi 4000 Hz, berbentuk takik (v)Ambang dengar > 25 dB di frekuensi 500/1000 Hz = kemungkinan background noise terlalu tinggiKriteria Audiogram :Base Line ( pre employment ), ambang dengar rata-rata frekuensi percakapan tidak melebihi 25 dB
Monitoring :
Perubahan ambang dengar rata-rata dibanding dengan audiogram terakhir. Perubahan ambang dengar signifikan bila lebih besar dari 10 dB pd frekuensi 500, 2000, 3000,4000 Hz
Pergeseran ambang dengar bermakna bila lebih dari 10 dB pada frekuensi 3000,4000,6000 Hz
Pergeseran ambang dengar bermakna bila lebih dari 15 dB pd salah satu dari frekuensi 3000,4000,6000 Hz
- Tidak ada audiogram pd saat mulai bekerja pd lingkungan bising,
dianggap ambang pendengaran yg dahulu 25 dBDerajat Ketulian (ISO) :
0 25 dB: Normal
26 40 dB: Tuli ringan
41 60 dB: Tuli sedang
61 90 dB: Tuli berat
> 90 dB: Tuli sangat berat
Atau : Koreksi terhadap penurunan ambang pendengaran 0,5 dB tiap tahun setelah umur 40 tahun
Kesimpulan Interpretasi Audiogram :
Normal
Penurunan ambang dengar telinga kanan dan/kiri pd frekuensi rendah
Penurunan ambang dengar telinga kanan dan/kiri pd frekuensi tinggi
Penurunan ambang dengar telinga ka/ki pd frek.rendah/tinggi (kombinasi)