audit saldo kas

25
AUDITING II Audit Saldo Kas Dosen : Moh. Mansur, DR., S.E., M.M., Ak., Ca., Cpa. Tanggal Pengumpulan : 26 November 2015 Kelas : U2 Kelompok Inten Rosmalina 0113U092 Gema Muhamad 0113U482 Ikbal Barokah 0113U210 FAKULTAS EKONOMI

Upload: inten-rosmalina

Post on 14-Apr-2016

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Audit

TRANSCRIPT

Page 1: Audit Saldo Kas

AUDITING II

Audit Saldo KasDosen :

Moh. Mansur, DR., S.E., M.M., Ak., Ca., Cpa.

Tanggal Pengumpulan :

26 November 2015

Kelas : U2

Kelompok

Inten Rosmalina 0113U092

Gema Muhamad 0113U482

Ikbal Barokah 0113U210

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMAAlamat: Jalan Cikutra No 204 Bandung Telepon: 022-7274010

Page 2: Audit Saldo Kas

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Audit Saldo

Kas” tepat pada waktunya tanpa adanya hambatan yang berarti. Terimakasih yang sebesar-

besarnya kami ucapkan kepada dosen pembimbing, teman-teman dan berbagai pihak yang

turut membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini. Kami

menyadari bahwa makalah yang kami sajikan saat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan

makalah-makalah selanjutnya.

Bandung, November 2015

Penulis

i

Page 3: Audit Saldo Kas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1........................................................................................................................................L

atar Belakang.................................................................................................................1

1.2........................................................................................................................................R

umusan Masalah............................................................................................................1

1.3........................................................................................................................................T

ujuan..............................................................................................................................2

1.4........................................................................................................................................K

egunaan.........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3

2.1........................................................................................................................................K

as di Bank dan Siklus Transaksi...................................................................................3

2.2........................................................................................................................................J

enis Akun Kas...............................................................................................................4

2.3........................................................................................................................................A

udit Akun Kas Umum...................................................................................................5

2.4........................................................................................................................................P

rosedur yang Berorientasi Kecurangan.........................................................................8

2.5......................................................................................................................................Au

dit Akun Bank Penggajian Imprest.............................................................................10

2.6......................................................................................................................................Au

dit Kas Kecil Imprest...................................................................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................................13

3.1......................................................................................................................................Ke

simpulan......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14

ii

Page 4: Audit Saldo Kas

iii

Page 5: Audit Saldo Kas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Telah kita ketahui bahwa auditing merupakan suatu proses untuk membandingkan

laporan keuangan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hal itu dilakukan untuk

mengetahui apakah laporan keuangan yang dibuat telah sesuai dengan standar akuntansi

keuangan. Selain itu, dengan mengaudit suatu laporan keuangan dapat terlihat

kecurangan-kecurangan apa saja yang ada dalam suatu organsisasi. Dalam mengaudit,

seorang auditor juga harus terlebih dahulu memahami bidang keahliannya, karena

ketelitian dalam mengaudit merupakan faktor yang penting dalam mengaudit. Banyak

hal yang harus dipahami auditor dalam mengaudit, tetapi disini penulis akan membahas

mengenai audit kas dan bank.

Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah

diselewengkan. Hal itu karena banyaknya transaksi yang berkaitan dengan penerimaan

dan pengeluaran kas. Selain itu, kas lebih mudah menjadi objek pencurian dibandingkan

jenis aset lainnya karena kebanyakan aset harus dikonversikan terlebih dahulu ke kas

agar dapat diuangkan. Untuk itu tujuan dilakukannya audit atas kas adalah untuk

memeriksa apakah saldo kas yang ada di neraca per tanggal neraca benar-benar ada dan

dimiliki perusahaan.

Untuk mengetahui mengenai hal tersebut, maka penulis akan menjelaskan tentang

audit atas kas agar penulis dan pembaca mengetahui bagaimana prosedur untuk

mengaudit kas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas , adapun

permasalahan yang dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1.2.1. Bagaimana kas di bank dan siklus transaksi ?

1.2.2. Apa saja jenis akun kas ?

1.2.3. Apa audit akun kas umum ?

1

Page 6: Audit Saldo Kas

1.2.4. Bagaimana prosedur yang berorientasi kecurangan?

1.2.5. Bagaimana audit akun bank penggajian imprest ?

1.2.6. Bagaimana audit kas kecil imprest ?

1.3. Tujuan

Berdasarkan uraian pada latar belakang serta rumusan masalah yang telah

dikemukakan sebelumnya , maka tujuan penyusunan makalah ini , yaitu:

1.3.1. Menjelaskan kas di bank dan siklus transaksi.

1.3.2. Mengetahui jenis akun kas.

1.3.3. Menjelaskan audit akun kas umum.

1.3.4. Menjelaskan prosedur yang berorientasi kecurangan.

1.3.5. Menjelaskan audit akun bank penggajian imprest.

1.3.6. Menjelaskan audit kas kecil imprest.

1.4. Kegunaan

Kegunaan dari penyusunan makalah ini , adalah sebagai berikut :

1.4.1. Dari aspek keilmuan (teoritis); makalah ini diharapkan agar menambah

wawasan pengembangan ilmu, khususnya ilmu pengetahuan auditing yang

berkenaan dengan audit saldo kas.

1.4.2. Dari aspek praktis; makalah ini diharapkan dapat membantu para siswa dalam

memahami dan mengetahui audit saldo kas.

2

Page 7: Audit Saldo Kas

BAB II

ISI

2.1. Kas di Bank dan Siklus Transaksi

 Pembahasan singkat mengenai hubungan kas di bank dan siklus transaksi lainnya

memiliki peran ganda :

1. Hal tersebut menunjukkan pentingnya pengujian audit atas berbagai siklus

transaksi dalam audit kas.

2. Hal tersebut membantu kita mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang

memadukan berbagai siklus transaksi.

Dalam audit kas, auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsiliasi

laporan saldo pada laporan bank klien dan saldo dibuku besar umum, serta memverifikasi

apakah kas yang tercatat dibuku besar umum merefleksikan dengan benar semua

transaksi kas yang terjadi selama tahun tersebut. Jadi, jauh lebih muda memverifikasi

rekonsilisasi saldo direkening bank klien dengan buku besar umum, tetapi bagian yang

signifikan dari total audit perusahaan mengakibatkan verifikasi apakah transaksi kas di

catat dengan benar. Sebagai contoh, masing masing dari salah saji berikut akhirnya

menghasilkan pembayaran yang tidak tepat atau kegagalan untuk menerima kas, tetapi

biasanya tidak aka nada yang ditemukan sebagai bagian dari audit rekonsilisasi bank:

Kegagalan menagih pelanggan

Penggelapan kas dengan memotong penggelapan kas dari pelanggan sebelum

penerimaan itu dicatat, dengan menghapus akun sebagai piutang tak tertagih.

Salinan pembayaran faktur pemasok

Pengeluaran yang tidak semestinya merupakan pengeluaran pribadi pejabat

Pembayaran bahan baku yang tidak diterima

Pembayaran kepada karyawan untuk jam kerja yang melampaui tingkat yang

berlaku.

Jika salah saji tersebut dapat diungkapkan dalam audit, penemuannya harus terjadi

melalui pengujian pengendalian dan pengujian sibstantif atas transaksi. Dua salah saji

yang pertama dapat ditemukan sebagai bagian dari audit siklus penjualan danpenagihan.

3

Page 8: Audit Saldo Kas

Tiga slah saji selanjutnya dalam audit siklus akuisisi danpembayaran. Dan dua yang

terakhir dalam siklus penggajian dan personalia. Serta siklus akuisisi modal dan

pembayaran kembali.

Seluruh jenissalah saji yang berbeda itu umumnya ditemukan sebaagai bagian dari

pengujian rekonsiliasi bank. Hal tersebut termasuk :

Kegagalan memasukkan cek yang belum dikliring pleh bank pada daftar cek yang

beredar, walaupun ia telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.

Kas  yang telah diterima oleh klien setelah tanggal neraca tetapi dicatat

padapenerimaan kas pada tahun berjalan.

Setoran yang dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir  tahun, disetorkan

kebank pada bulan yang sama, dan dicantumkan dalam rekonsiliasi bank sebagai

setoran dalam perjalanan.

Pembayaran wesel bayar yang di debet langsung kesaldo  bank oleh bank, tetapi

belum dimasukkan dalam catatan klien.

2.2. Jenis Akun Kas2.2.1. Akun Kas Umum

Pengeluaran untuk siklus perolehan dan pembayaran biasanya dibayarkandari

akun ini, dan penerimaan kas dari siklus penjualan dan penerimaan kas

disetorkan ke akun ini. Di samping itu, setoran dan pengeluaran untuksemua akun kas

lainnya biasanya dilakukan melalui akun kas umum.

2.2.2. Akun Gaji Impres

Sebagai upaya meningkatkan pengendalian banyak perusahaan yang membuat

akun bank impres tersendiri untuk melaksanakan pembayaran gaji dan upah kepada

para karyawan.

2.2.3. Akun Bank Cabang

Perusahaan yang beroperasi dengan banyak lokasi seringkali

memerlukanadanya suatu saldo kas pada setiap lokasi. Akun bank cabang untuk

membina hubungan masyarakat di lingkungan yang bersangkutan dan dapat

memusatkan kegiatan di tingkat cabang.

2.2.4. Dana Kas Kecil Impres

Dana ini bukan merupakan rekening bank, tetapi hamper serupa dengan kas

dibank dalam hal pencantumannya. Akun kas kecil adalah akun sederhana seperti

4

Page 9: Audit Saldo Kas

memisahkan sejumlah kas dalam kotak terkunci untuk beban yang tidak terduga.

Dana tersebut digunakan untuk akuisisi kas bernilai kecil yang dapat dibayar secara

lebih mudah dan lebih cepat dengan kas kektimbang dengan cek, atau untuk

memudahkan karyawan dalam mencairkan cek pribadi atau cek penggajian. Akun kas

imprest dibentuk atas dasar yang sama seperti akun bank cabang imprest, tetapi

biasanya digunakan untuk pengeluaran dalam jumbah yang lebih kecil. Beban yang

umum meliputi perlengkapan minor kotor, perangko, dan sumbangan amal. Akun kas

kecil biasanya tidak melampaui beberapa ratus dollar dan sering kali diisi kembai atu

atau dua kali setiap bulan.

2.2.5. Setara Kas

Contohnya adalah deposito berjangka, sertifikat deposito atau

instrument pasar uang.

2.3. Audit Akun Kas Umum

Dalam pengujian saldo audit akhir tahun pada aukun kas umum, auditor harus

mengakumulasi bukti yang cukup untuk mengevaluasi apakah saldo kas, seperti yang

tercantum dalam neraca, telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secara layak

sesuai dengan lima dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang digunakan

atas semua pengujian atas rincian saldo ( eksistensi, kelengkapan, keakuratan, pisah batas,

dan detail tie-in). hak atas kas umum, klasifikasinya pada neraca, dan nilai realisasi kas

tidak dapat diharapkan.

Sebagian besar perusahaan mungkin tidak menghadapi risiko bisnis klien yang

sognifikan yang mempengaruhi saldo kas. Akan tetapi, risiko bisnis klien bisa saja berasal

dari kebijakan manajemen kas yang tidak tepat atau penanganan dana yang dilakukan

oleh pihak lain.

Risiko bosnis klien kemungkinan besar berasal dari ekuivalen kas dan jenis

investasi lainnya. Beberapa perusahaan jasa keuangan mengalami kerugian perdagangan

yang besar akibat aktivitas perdagangan yang tersembunyi kan oleh salah saji investasi

saldo kas. Auditor harus memahami risiko yang berasal dari kebijakan dan strategi

investasi klien, serta pengendalian manajemen yang mengurangi risiko tersbut.

Pengendalian internal tehadap saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat

dibagi dalam dua ketegori :

5

Page 10: Audit Saldo Kas

1. Pengendalian terhadap siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan

pengeluaran dan penerimaan kas

2. Rekonsiliasi bank independen

Rekonsiliasi bank bulanan terhadap akun bank umum atas dasar tepat waktu oleh

orang yang independen menangani atau mencatat saldo kas akhir. Jika suati bank

menunda penyiapan rekonsiliasi bank dalam periode yang lama, nilai pengendalian akan

berkurang dan mungkin akan mempengaruhi penilaian risiko pengendalian kas oleh

auditor. Rekonsiliasi itu akan memastikan bahwa catatan akuntansi akan merefleksikan

saldo kas yang sama seperti jumlah actual kas dibank setelah mempertimbangkan item

item rekonsiliasi. Lebih penting lagi, rekonsiliasi ondependent memberikan kesempatan

bagi verifikasi internal atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Jika laporan bank

diterima dalam kondisi tertutup oleh orang yangmelakukan teronsiliasi, dan pengendalian

fisik diterapkan dalam rlaporan itu hingga rekonsiliasi selesai, cek yang dibatalkan,

salinan slip deposit, dan dokumenlainnya yang dicantumkan dalam laporan dapat

diperiksa tanpa khawatir kemungkinan adanya perubahan, penghapusan, atau

penambahan. Rekonsiliasi yang cermat oleh personil klien yang kompeten meliputi

tindakan tindakan berikut.

Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas  menyangkut

tanggal, payee atau pihak yang dibayar dan jumlahnya.

Memeriksa cek yang dibatalkan menyangkut tanda tangan, endorsement, dan

pembatalan.

Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan yang tercatat menyangkut

tanggal, pelanggan, dan jumlah.

Memeriksa urutan nomer cek dan menyelidiki cek yang hilang

Merekonsiliasi semua item yang menyebabkan penilaian antaara nilai buku dan saldo

bank serta memverifikasi kesesuaian dengan bisnis klien.

Merekonsiliasi total debet dengan laporan bank sesuai dengan total catatan

penerimaan kas.

Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank sesuai dengan total catatan penerimaan

kas.

Mereview transfer atas bank pada akhir bulan untuk melihat kesesuaian dan

pencatatan yang tepat.

Menindak lanjuti cek yang beredar dan pemberitahuan penghentian pembayaran.

6

Page 11: Audit Saldo Kas

Peneriamaan konfirmasi bank walaupun tidak diharuskan oleh standar auditing,

biasanya auditor meminta penerimaan konfirmasi langsung dari setiap bank atau dari

institusi keuangan lainnya dimana klien melakukan bisnis, kecuali ada sejumlah besar

akun yang tidak aktif. Jika bank tidakmerespon permintaan konfirmasi, auditor harus

mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien berkomunikasi dengan bank untuk

memintanya melengkapi dan mengembalikan konfirmasi ke auditor.  Untuk memudahkan

auditor dan juga banker yang diminta untuk mengisi konformasi bank AICPA, 

menyetujui penggunaan formulir konfirmasi bank standar (standard bank confirmation

form).

Penerimaan laporan pisah batas bank laporan pisah batas bank. Adalah laporan

bank periode persial dan cek yang dibatalkan yang terkait, salinan sip deposit, dan

dokumen lain yang tercantum dalam laporan bank, yang dikirimkan langsung oleh bank

ke kantor akuntan public. Tujuan dari laporan pisah batas bank adalah untuk

memverifikasi item rekonsiliasi pada rekonsisliasi bank akhir tahun klien dengan bukti

yang tidak dapat diakses oleh klien untuk meminta bank mengirimkan laporan 7 hingga

10 hari setelah tanggal neraca langsung ke auditor.

Banyak auditor memverifikasi laporan bank periode selanjutnya jika laporan pisah

batas tidak diterima secara langsung dari bank. Tujuannya adalah untuk menguji apakah

karyawan klien telah menghilangkan, menambah, atau mengubah dokumen yang

menyertai laporan. Jelas ini adalah pengujian untuk salah saji yang disengaja. Auditor

melaksanakan verifikasi berikut dalam bulan setelah tanggal neraca :

Memfoot daftar semua cek yang dibatalkan, memo debet, setoran dan memo

kredit

Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total footing

digunakan

Mereview item yang dilibatkan dalam footing untuk memastikan bahwa hal itu

telah dibatalkan oleh bank pada periode yang benar dan tidak memasukkan

penghapusan atau perubahan.

Pengujian rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank independen yang disiapkan dengan

baik merupakan pengendalian internal yang penting terhadap kas. Auditor menguji

rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah personil klien telah membuat rekonsiliasi

bank dengan cermat dan untuk memverifikasi apakah saldo bank yang tercatat milik klien

7

Page 12: Audit Saldo Kas

sama jumlahnya dengan kas actual actual di bank kecuali setoran dalam perjalanan, cek

yang beredar, dan item rekonsiliasi lainnya.

2.4. Prosedur yang Berorientasi Kecurangan

Pertimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya

kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur dalam audit kas akhir tahun untuk

menentukan kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian

internal tidak memadai, terutama pemisahan tugas yang tidak tepat antara penanganan kas

dan pencatatan transaksi kas dalam catatan akuntansi serta tidak adanya rekonsiliasi bank

bulanan yang disiapkan secara independen.

Dalam merancang prosedur untuk mengungkapkan kecurangan, auditor harus

mempertimbangkan secara teliti sifat kelemahan pengendalian internal., jenis kecurangan

yang mungkin terjadi akibat kelemahan itu, materialitas kecurangan yang potensial, dan

prosedur audit yang paling efektif dalam pengungkapan kecurangan.

Kekika secara khusus menguji kecurangan, auditor harus ingat bahwa prosedur

audit selain pengujian atas rincian saldo kas juga dapat bermanfaat. Prosedur yang dapat

mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas termasuk :

Konfirmasi piutang usaha

Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping

Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos pos yang tidak

biasa

Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih dan retur

pejualan serta pengurangan.

Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas

selanjutnya.

Jika auditor yakin bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun disalah sajikan dengan

sengaja, maka tepat melaksanakan pengujian lebih lanjut atas rekonsiliasi bank akhir

tahun. Prosedur yang diperluas ini memverifikasi apakah semua transaksi yang

dicantumkan dalam jurnal selama beberapa bulan terakhir tahun berjalantelah

dimasukkan dalam atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank secara benar., dan

8

Page 13: Audit Saldo Kas

memverifikasi apakah semua item dalam rekonsiliasi bank telah dicantumkan secara

benar. Dengan menggunakan pendekatan umum auditor.

Auditor kadang meyiapkan bukti kas ketika klien memiliki kelemahan

pengendalian internal terhadap kas. Auditor melakukan bukti kas apakah hal hal berikut

dilakukan :

Semua penerimaan kas yang telah dicatat disetorkan

Semua setoran dibank dicatat dalam catatan akuntansi

Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayarkan oleh bank

Semua jumlah yang telah dibayar oleh bank dicatat

Bukti kas (proof of lash) mmasukkan empat tugas rekosiliasi berikut :

1. Merekonsiliasi saldo buku besar pada awal periode bukti kas

2. Erekonsiliasi penerimaan kas yang di setorkan per bank dengan penerimaah nyang

dicatat dalam jurnal penerimaan kas selama periode tertentu

3. Merekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan oleh bank dengan yang dicatat oleh

jurnal pengeluaran kas selama periode tertentu

4. Merekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar umum pada

akhir bukti kas

Para penggelap uang biasanya menutupi pencurian kas dengan praktik yang

dikenal sebagai kiting: mentransfer uang dari satu bank ke bank lainnya dengan mencatat

transaksi tersebut dengan tidak benar. Mendekati tanggal neraca, sebuah cek ditarik dari

satu rekening bank dan dengan segera disimpan direkening kedua untuk di kredit sebelum

akhir periode akuntansi. Dalam melakukan transfer tersebut penggelap uang memastikan

bahwa cek disimpan pada saat saat terakhir sehingga tidak dikliring oleh bank pertama

hingga akhir periode. Jika transfer antarbank tidak di catat hingga setelah tanggal neraca,

jumlah yang ditransfer dicatat sebagai aktiva di kedua bank.  Walaupun terkadang cara

lain untuk melakukan kecurangan, masing masing melibatkan peningkatan saldo rekening

bank untuk menutupi kekurangan  karena menggunakan transfer antar bank.

                Untuk menguji kiting dan kesalahan tidak senganja dalam mencatat transfer

antarbank , auditor dapat mendata semua transfer antarbank yang dilakukan bebera hari

sebelum dan sesudah tanggal neraca serta menelusiri masing masing kecatatan akuntansi

agar pencatatannya benar.

9

Page 14: Audit Saldo Kas

 Ketepatan informasi di skedul transfer antar bank harus di verifikasi. Auditor

harus membandingkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul dengan

catatan pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan bahwa informasi tersebut

akurat. Begitu pula tanggal dan skedul transfer yang diterima dan dikeluarkan harus

disesuaikan dengan laporan bank. Terakhir, catatan penerimaan dan pengeluaran kas

harus diperiksa untuk memastikan bahwa semua transfer beberapa hari sebelum dan

sesudah  tangal neraca saldo telah dimasukkan dalam skedul.

Transfer antar bank harus dicatat dengan baik dalam laporan bank yang menerima

dan bank yang mengeluarkan.

Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan dari setiap transfer harus berada

dalam tahun fiscal yang sama.

Pengeluaran dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau

dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar, sebagai cek yang

beredar.

Penerimaan dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau

dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun denganbenar.

2.5. Audit Akun Bank Penggajian Imprest

Pengujian atas rekonsiliasi bank harusnya memerlukan waktu beberapa menit jika

terdapat akun bank penggajian imprest dan rekonsiliasi independen terhadap rekening

bank, seperti yang telah dijelaskan untuk akun umum. Untuk sebagian besar audit,

mayoritas masalah masalah tersebut selesai egera setelah cek diterbitkan. Dalam menguji

saldo rekening bank penggajian, auditor harus memperoleh rekonsiliasi bank, konfirmasi

bank, dan laporan pisah batas bank,. Prosedur rekonsiliasi dilaksanakan dengan cara yang

sama seperti yang  telah dijelaskan untuk kas umum kecuali bahwa pengujian cek yang

beredar pada umumnya terbatas pada pengujian kewajaran. Biasanya, prosedur lebih

lanjut diperlukan jika pengendalian tidak memadai atau jika rekening bank tidak

terekonsiliasi dengan saldo kas imprest buku besar umum.

2.6. Audit Kas Kecil Imprest

10

Page 15: Audit Saldo Kas

Kas kecil atau (petty cash) adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya sering

kali tidak material, banyak auditor memverifikasi kas kecil terutama karena potensi

penggelapan dan ekspektasi klien bahwa auditor akan memeriksa akun tersebut walaupun

jumlahnya tidak material.

Pengendalian internal yang paling penting untuk kas kecil adalah penggunaan

dana imprest mejadi tanggung jawab dari seorang individu. Selain itu, dana kas kecil juga

tidak boleh digabungkan dengan penerimaan lain., dan dana tersebut harusnya dipisahkan

semua aktivitas lainnya. Harus ada pembatasan dalam setiap pengeluaran dari kas kecil,

sebagaimana total jumlah dana. Jenis pengeluaran yang dapat dilakukan dari transaksi kas

kecil jega harus di definisikan dengan baik oleh kebijakan perusahaan.

Jika dilakukan pengeluaran dari kas kecil, pengendalian internal memadai

memerlukan persetujuan pejabat berwenang menggunakan formulir kas kecil yang telah

diberi nomor terlebih dahulu. Total kas actual dan cek di dalam dana, ditambah total

formulir kas kecil yang belum di cairkan yang dugunakan untuk pengeluaran, harus sama

dengan total jumlah kas kecil yang dinyatakan dalam buku besar umum. Perhitungan

mendadak secara periodic dan rekonsilasi dana kas kecil akan dilakukan oleh seorang

auditor internal atau pejabat yang berwenang lainnya.

Jika saldo kas kecil menurun, cek yang dibayarkan kepada penjaga kas kecil harus

dituliskan pada akun kas umum untuk pengisian kembali kas kecil. Cek tersebut harusnya

memiliki jumlah yang sama dengan jumlah yang tertera pada voucher yang telah diberi

nomor, dan diserahkansebagai bukti dari pengeluaran actual. Voucher tersebut harus

diverifikasi oleh petugas utang usaha dan dibubuhi cap untuk mencegah penggunaan

ulang.

Penekanan dalam memverifikasi kas kecil terletak pada penggajian pengendalian

terhadap transaksi kas kecil bukan pada saldo akhir akun. Meskipun jumlah dana kas

kecil itu sedikit, bias saja ada sejumlah besar transaksi yang tidak benar jikadana itu

sering diisi kembali.

Dalam menguji kas kecil, auditor menentukan prosedur klien dalam menangani

dana denga membahas pengendalian internal dengan pemegang kas kecildanmemeriksa

dokumentasi untuk beberapa transaksi.ketika risiko pengendalian dinilai terlalu rendah

dan sedikit penggantian muncul selama tahun tersebut, biasanya auditor tidak menguji

11

Page 16: Audit Saldo Kas

lebih lanjut, dengan alas an tidak material. Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur

yang paling umum adalah menghitung saldo kas kecil dan melaksanakan pengujian

mendetail terhadap salah satu dari kedua transaksi penggantian. Prosedur utama

seharusnya memasukkan :

Footing voucher kas kecil yang mendukung jumlah penggantian

Memeriksa urutan umum kas kecil

Memeriksa voucher kas kecil dalam hal otorisasi dan pembatalan

Memeriksa dokumen yang dilampirkan, yang seringkali memasukkan pita register

kas, faktur, bukti pembayaran dan sebagainya.

BAB III

12

Page 17: Audit Saldo Kas

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pada dasarnya proses audit memiliki tujuan untuk menilai kewajaran suatu entitas.

Dalam proses mengaudit kas auditor memiliki tujuan untuk memperoleh keyakina bahwa

saldo kas yang ada di neraca benar-benar sesuai dengan saldo yang sebenarnya sebagaimana

telah disesuaikan dengan bukti-bukti yang tersedia. Langkah-langkah untuk mengaudit kas

yang pertama kali dilakukan auditor yakni melakukan prosedur awal, dimana auditor

mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri klien dan mencocokkan antara saldo

investasi awal dan kas dengan jumlah yang diaudit. Selanjutnya prosedur analitis, pengujian

rincian transaksi, prosedur rincian saldo, dan terakhir yaitu memverifikasi penyajian dan

pengungkapan kas.

Materi kali ini menjelaskan bahwa transaksi di sebagian besar siklus mempengaruhi

akun kas. Karena hubungan antar transaksi di beberapasiklus dengan saldo kas akhir, auditor

biasanya menunda audit terhadap saldo kas sehinggan hasil dari pengujian pengendalian dan

pengujian sibstantif untuk semua siklus telah selesai dan telahdi analisis. Pengujian saldo kas

biasanya memasukkan pengujian rekonsiliasi bank dari akun kas utama,seperti akun kas

umum, akun penggajian imprest, dandana kas kecil. Jika kemungkinan kecurangan pada kas

dinilai tinggi oleh auditor, mereka mungkin melaksanakanpengujian tambahan seperti

prosedur rekonsiliasi bank yang diperluas, bukti kas, atau pengujian transfer antarbank.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 18: Audit Saldo Kas

Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA

Iftitah Tias. 2013. http://tiasaccountingworld.blogspot.co.id. [online]. Audit Terhadap Kas. [21 November 2015].

14