ba b ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1. hasil...

14
6 BA B II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana (2004: 14) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Pengertian hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) menyatakan, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang baik bila dibandingkan pada saat belum belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau belajar” (Dimyati dan Moedjiono, 1992 : 40). Hasil belajar dapat berupa pengetahuan (kognitif), tingkah laku atau sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor), yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perolehan seseorang dari suatu perbuatan belajar, atau hasil belajar merupakan kecakapan nyata yang dicapai siswa dalam waktu tertentu. Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat yang diperoleh oleh setiap siswa setelah proses belajar. Di dalam proses belajar siswa mengerjakan hal-hal yang akan dipelajari sesuai dengan tujuan dan maksud belajar. “Hasil belajar akan dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi” (Tabrani Rusyan, 1989;8).

Upload: ledien

Post on 03-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

BA B II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2004: 14) hasil belajar adalah suatu akibat dari

proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang

disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.

Pengertian hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994)

menyatakan, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi

yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang baik bila dibandingkan pada saat belum belajar.

Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan

pelajaran.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau

belajar” (Dimyati dan Moedjiono, 1992 : 40). Hasil belajar dapat berupa

pengetahuan (kognitif), tingkah laku atau sikap (afektif), dan keterampilan

(psikomotor), yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. Dapat pula

dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perolehan seseorang dari suatu

perbuatan belajar, atau hasil belajar merupakan kecakapan nyata yang dicapai

siswa dalam waktu tertentu. Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku

yang bulat yang diperoleh oleh setiap siswa setelah proses belajar.

Di dalam proses belajar siswa mengerjakan hal-hal yang akan dipelajari

sesuai dengan tujuan dan maksud belajar. “Hasil belajar akan dinyatakan dalam

bentuk penguasaan, penggunaan sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan

dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam

berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi” (Tabrani

Rusyan, 1989;8).

7

Cara mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat melakukan dengan

berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dan tes.

Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin dan penetapan

mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,

jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban

penyelenggaraan pendidikan (UU No 20 Tahun 2003 SISDIKNAS ).

Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya.

Hasil belajar menurut Winkel (1996:51) adalah perubahan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah

siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.

2.1.1.1. Pengertian Belajar

Menurut Sumadi Suryabrta belajar adalah proses yang membawa

perubahan dan dari perubahan itu didapat kecakapan baru karena adanya suatu

usaha yang disengaja Sumadi suryabrta, (2002 ).

Pengertian belajar menurut Sabri Ahmadi ( 2007 ) belajar adalah “

proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan “. Artinya dalam

proses belajar yang diharapkan dari tujuan yang akan dicapai adalah perubahan

tingkah laku siswa, baik yang menyangkut pengetahuan,keterampilan, dan

sikap bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Morgan (2009) menyebutkan

bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki ciei-ciri sebagai

berikut :

a. Belajar adalah perubahan tingkah laku

b. Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena

pertumbuhan.

c. Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu

yang cukup lama.

8

Menurut Hamalik ( 2002) “ belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga

penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial

bermacam- macam keterampilan lain dan cita-cita. Dengan demikian seorang

dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat

adanya latihan dan pengalaman melalui olah informasi, respon positif yang

semula belum tahu menjadi lebih tahu supaya mendapat suatu kepribadian baru

yang lebih baik.

Menurut Muhammad Surya (1985) belajar adalah proses perubahan

tingkah laki berkat interaksi dengan lingkungan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disumpulkan belajar adalah suatu

proses interaksi manusia baik secara langsung (dengan contoh) ataupun tidak

langsung (dengan kata-kata) dengan lingkungan untuk memperoleh

suatuperubahan, tingkah laku yang berupa perbuatan, pemahaman,

keterampilan dan sifat yang positif sehingga membawa pada kondisi kehidupan

yang lebih baik dan bemakna.

2.1.1.2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Slameto (2003:56-72) faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri atas

faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari peserta

didik yang sedang belajar. Faktor dari dalam ini meliputi kondisi fisiologis dan

kondisi psikologi.

Kondisi fisiologis adalah keadaan jasmani dari seseorang yang sedang

belajar, keadaan jasmani dapat dikatakan sebagai latar belakang aktivitas

belajar. Sedangkan kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi proses dan

hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan

kognitif. Faktor ekstern yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah

9

faktor sekolah, yang mencakup metoda mengajar, kurikulum, relasi guru siswa,

sarana, dan sebagainya.

Clark dalam Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2001:39) mengungkapkan

bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa

dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.

Sedangkan menurut Sardiman (2007:39-47), faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor

ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain

faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap,

kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis.

Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup

penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan

kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal

siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan

disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang

digunakan guru di dalam proses belajar mengajar.

2.1.2. Metode pembelajaran

Dalam hal ini metode berasal dari kata “Methodos” yang secara

etimologis, berasal dari bahasa latin yaitu “Methodos”. Secara etimologis kata

methodos berasal dari kata metha yang artinya dilalui dan hodos yang artinya

jalan. Jadi methodos artinya jalan yang dilalui. Secara umum, “metode artinya

jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan” (A.A. Gede Agung,

1997: 1).

Dalam pembelajaran metode merupakan suatu cara atau tehnik yang di

gunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga dapat

mempermudah pencapaian pesan dan mempercepat pemahaman siswa terhadap

materi yang disampaikan.

10

Menurut Nana Sudjana (2005:76) metode pembelajaran adalah,

“Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.

M. Sobri Sutikno (2009:88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah

cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar

terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai

tujuan”.

Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran yang

dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar

terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.

2.1.2.1. Jenis - jenis metode pembelajaran

Ada sejumlah metode pengajaran yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan tentang jenis-jenis metode pengajaran

yang dikutip dari beberapa sumber.

A. Tabrani Rusyan (1993:63-117) menyatakan bahwa “Jenis-jenis

Metode Pengajaran terdiri dari metode ceramah, tanya jawab, diskusi,

dokumentasi, metode AVA, narasumber, wawancara, karyawisata, survei, studi

lapangan, proyek pelayanan masyarakat kerja, pengalaman, simulasi,

eksperimen, disceoveri, dan penggunaan buku-buku pelajar”.

Pada bagian lain juga diuraikan jenis-jenis metode yang dinyatakan

oleh Soetomo (1993:147) bahwa “Metode pengajaran terdiri dari metode

ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, demonstrasi, eksperimen dan

pemecahan masalah”.

Dari uraian di atas terlihat adanya berbagai jenis metode yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran, akan tetapi harus dipilih sesuai dengan

materi yang akan disampaikan. Untuk itu dalam penelitian ini akan digunakan

1 macam metode yaitu metode picture and picture secara lebih mantap karena

metode tersebut sesuai dengan pokok bahasan pada mata pelajaran Ilmu

11

Pengetahuan sosial untuk kelas IV Semester II Sekolah Dasar Negeri

Mangunsari 05 Salatiga.

Disamping itu dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan sosial selain

berceramah untuk mengimpormasikan konsep, perlu diadakan tanya jawab

untuk mengetahui tingkat suatu konsep dan agar pemahaman siswa lebih

melekat tentang suatu konsep.

Pada bagian ini akan diuraikan tentang pengertian metode picture and

picture kelebihan metode picture and picture , kelemahan metode picture and

picture dan penggunaan metode picture and picture.

2.1.2.2. Pengertian Metode picture and picture

Menurut Siti Fatimah ( 2008) metode pembelajaran picture and picture

adalah metode pembelajaran yang dilakukan pendidik dengan cara

memberdayakan potensi gambar-gambar yang berkorelasi dan berkaitan

dengan materi/kompetensi yang ingin dicapai. Dengan penerapan metode

pembelajaran picture and picture siswa dapat memperdalam konsep secara

leluasa, terkondisi untuk mengembangkan daya nalarnya, dan memperkaya

penglamannya di sekolah.

Dengan picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan

siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan (Sahrudin dan Iriani,

2010 : 2).

Metode pembelajaran picture and picture mengupayakan siswa belajar

secara aktif, berangkat dari pengalaman siswa, mengajak siswa berpikir kritis,

dan merupakan pembelajaran kontekstual.

Menurut Agus Suprijono dalam Zainur Rofi’ah (2009: 110) metode

picture and picture adalah metode belajar yang menggunakan gambar

dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Dalam hal ini guru

menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi sebagai

pengantar.

12

Setelah itu guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar

yang berkaitan dengan materi. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat

catatan, guru memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Ditanyakan juga alasan atau dasar

pemikiran urutan gambar tersebut. Dari alasan atau urutan gambar, guru

memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang

ingin dicapai.

Metode ini dapat melatih siswa untuk berani menerima tugas yang

diberikan guru dengan maju kedepan untuk memasangkan gambar melatih

siswa untuk mendengarkan tugas yang diberikan oleh guru secara lisan. Dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya konsep perkembangan

teknologi transportasi dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif serta

menciptakan kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah. Metode ini juga

merupakan metode pembelajaran yang mengetumakan keberanian siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Ciri-ciri metode picture and picture adalah sebagai berikut :

1. Untuk menuntaskan materi belajarnya siswa harus memperhatikan

penjelasan guru melalui gambar.

2. Masing - masing siswa diberi tugas untuk memasangkan gambar dengan

peryataan yang ada.

3. Jika dalam kelas terdapat siswa yang tidak berani untuk memasangkan

gambar maka guru harus memberikan motivasi secara langsung saat

kegiatan pembelajaran berlangsung.

4. Melatih siswa untuk melaksanakan tugas dari guru secara lisan.

5. Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis.

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan

gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis, yang dikembangkan

oleh Kiranawati (2007). Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan metode

picture and picture adalah sebagai berikut:

13

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2) Menyajikan materi sebagai pengantar.

3) Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan

dengan materi.

4) Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang /

mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

5) Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6) Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep /

materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7) Kesimpulan / rangkuman.

1. Kelebihan Metode picture and picture

Metode picture and picture sering digunakan karena merupakan metode

yang sangat baik dan efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas

pertanyaan yang sifatnya pemahaman. Metode picture and picture memiliki

kelebihan-kelebihan yaitu :

1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa

2) Melatih berpikir logis dan sistematis.

3) Membantu pengembangan respon yang siap dan tepat.

4) Memupuk rasa tanggung jawab.

5) Memperkuat motivasi belajar.

6) Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar

7) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Dengan uraian di atas ditegaskan kembali bahwa dengan picture and

picture akan dapat mengaktifkan siswa, dapat menghindari kesalahan

pengertian dari siswa dan guru, dan siswa akan merasa lebih terkesan karena

siswa mengalami sendiri. Sehingga akan lebih mendalam dan lebih lama

disimpan dalam pikiran tentang sesuatu proses yang terjadi.

14

2. Kelemahan Metode picture and picture

Di samping memiliki beberapa kelebihan, maka metode picture and

picture juga tidak terlepas dari kelemahan.Kelemahan metode picture and

picture yaitu Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan metode picture and picture maka

ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti: guru harus mempersiapkan

sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan picture and picture,

menjelaskan tujuan picture and picture kepada siswa, memperhatikan situasi

dan kondisi yang dapat mempengaruhi jalannya metode picture and picture.

3. Penggunaan Metode picture and picture

Penggunaan metode picture and picture ini mempunyai tujuan agar

siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu.

Penggunaan metode picture and picture menunjang proses interaksi belajar

mengajar di kelas karena dapat memusatkan perhatian siswa pada pelajaran,

meningkatkan partisipasi aktif siswa untuk mengembangkan kecakapan siswa

dan memotvasi siswa untuk belajar lebih giat (Roestyah N.K, 1991 : 84).

Dengan kata lain penggunaan metode picture and picture bertujuan

untuk mewujudkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, menghindari

kesalahan dalam memahami konsep-konsep dan dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa, serta dapat melatih kecakapan siswa dalam menganalisa sesuatu

yang sedang berlangsung.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode picture and

picture adalah metode yang dapat mengembangkan keaktifan siswa dalam

proses belajar.

2.1.3. Pengertian Pembelajaran IPS

Prof. Dr. D. Nasution, MA. (1975) IPS adalah suatu program

pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang pada pokoknya

mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun maupun dalam

15

lingkungan sosialnya, dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu-ilmu

sosial : geografi, ekonomi, sejarah,antropologi, sosiologi, politik dan psikologi

sosial. Menurut Depdikbud RI. Dalam kurikulum 1975 IPS ialah bidang studi

yang merupakan pauan dari sejumlah mata pelajaran sosial.

Ilmu pengetahuan sosial adalah program pendidikan yang

mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora.

Ilmu pengetahuan sosial lahir dari pakar pendidikan untuk membekali para

siswa supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani

kompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang secara

tidak terduga. Perkembangan seperti itu dapat membawa berbagai dampak

yang luas. Karena luasnya akibat terhadap kehidupan maka lahir masalah yang

seringkali disebut masalah sosial. Para peserta didik nantinya harus

menghadapi gejala-gejala seperti itu.

Dalam mengajar IPS siswa dihadapkan dalam berbagai hal antara lain:

fakta, konsep, generalisasi, dan selanjutnya prinsip, penjelasan, dan teori. Fakta

meliputi hal yang sangat luas meliputi obyek, peristiwa, proses, dan

sebagainya. Konsep diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

dalam menyampaikan apa yang dipikirkannya. Konsep dipakai untuk

berkomunikasi antara sesama manusia secara intelektual. Konsep

menghubungkan fakta-fakta yang sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu

pola yang bermakna. Generalisasi menghubungkan suatu pola yang bermakna,

yang menggambarkan hal yang lebih tinggi. Generalisasi mengandung

kepastian dan berlaku umum (Suwarso, 2007: 10).

Nama Ilmu Pengetahuan Sosial dalam dunia pendidikan dasar dan

menengah di Negara kita muncul bersamaan dengan diberlakukannya

kurikulum SD,SMP, dan SMA tahun 1975. IPS juga merupakan mata pelajaran

yang mengintegrasikan materi-materi terpilih dari ilmu-ilmu sosial dan

humaniora untuk kepentingan pengajaran kepada peserta didik. IPS mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan

16

isu sosial. Mata pelajaran IPS yang diberikan pada jenjang SD/ MI memuat

materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.

Peserta didik diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut,

dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu program

pendidikan maupun kumpulan beberapa mata pelajaran yang terkait dengan

kehidupan sosial yang berkumpul menjadi satu dengan pendekatan ilmu-ilmu

sosial seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi,

ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya dan dapat dikaji berdasarkan

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan

isu sosial.

2.1.3.1. Tujuan Pembelajaran IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir secara logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampailan dalam

kehidupan sosial

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan

kemanusiaan

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS di atas

adalah mengenal konsep, memiliki kemampuan dasar, melakukan

tindakan, mengajukan pertanyaan, menjelaskan, memilih, menjawab,

mengikuti dan menceritakan.

17

2.2. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebagai berikut :

Zainur Rofi’ah ( 2008) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh

pendekatan picture and picture dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai

media pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika pada keliling dan

luas segi empat ditinjau dari motivasi belajar siswa. Tujuan dari hasil penelitian

ini adalah agar siswa dapat meningkatkan prestasi dengan pendekatan metode

picture and picture. hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa setelah

diterapkan metode pembelajar picture and picture, hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPS mengalami peningkatan.

Desi Rachmawati R. (2009) dengan judul Upaya peningkatan pemahaman

siswa terhadap materi kubus dan balok melalui metode picture and picture

Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngrampal. Tujuan

dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah agar siswa dapat

meningkatkan hasil belajarnya dalam materi kubus dan balok khususnya

pelajaran IPS pada umumnya, sehingga pembelajaran IPS lebih dipahami dan

dikuasai dengan baik. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses

belajar mengajar dengan menggunakan metode picture and picture dapat

memberikan pemahaman yang nyata pada siswa, sehingga tujuan pendidikan

yang diharapkan, yaitu mengarahkan siswa belajar tuntas dapat tercapai.

Irfa Riyana, (2010) dengan judul penerapan model pembelajaran picture

and picture untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang

peristiwa masa kecil pada siswa kelas I demester I SDN Wonodadi 02

kecamatan Bandar kabupaten batang tahun ajaran 2010/2011. Tujuan dari hasil

penelitian ini adalah agar siswa dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa setelah diterapkan metode

pembelajar picture and picture, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS

mengalami peningkatan.

18

2.3. Kerangka Berfikir

Alur kerangka berifikir yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya

penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka

kerangka berpikir dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar penelitian

mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Adapun skema

itu adalah sebagai berikut:

Skema Kerangka Berpikir

Siswa :

Banyak siswa yang

mendapat nilai di

bawah KKM

KONDISI

AWAL

Menggunakan

metode picture

and picture

Guru :

Belum

menggunakan

metode picture

and picture

Pembelajaran

Siklus I

Menggunakan

metode picture and

picture

Pembelajaran) pada

kegiatan awal

TINDAKAN

Siklus II

Menggunakan

metode picture and

picture pada

kegiatan inti

KONDISI

AKHIR

Diduga Penggunakan metode picture and picture

dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV

di SD Negeri Mangunsari 05 pada mata pelajaran

IPS materi perkembangan teknologi transportasi.

19

2.4. Hipotesis

Tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode picture and

picture dapat meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial pada

siswa Kelas IV SDN Mangunsari 05 Salatiga .