ba b ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1. hasil...
TRANSCRIPT
6
BA B II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1. Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana (2004: 14) hasil belajar adalah suatu akibat dari
proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang
disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.
Pengertian hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994)
menyatakan, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi
yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang baik bila dibandingkan pada saat belum belajar.
Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan
pelajaran.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau
belajar” (Dimyati dan Moedjiono, 1992 : 40). Hasil belajar dapat berupa
pengetahuan (kognitif), tingkah laku atau sikap (afektif), dan keterampilan
(psikomotor), yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. Dapat pula
dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perolehan seseorang dari suatu
perbuatan belajar, atau hasil belajar merupakan kecakapan nyata yang dicapai
siswa dalam waktu tertentu. Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku
yang bulat yang diperoleh oleh setiap siswa setelah proses belajar.
Di dalam proses belajar siswa mengerjakan hal-hal yang akan dipelajari
sesuai dengan tujuan dan maksud belajar. “Hasil belajar akan dinyatakan dalam
bentuk penguasaan, penggunaan sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam
berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi” (Tabrani
Rusyan, 1989;8).
7
Cara mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat melakukan dengan
berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dan tes.
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin dan penetapan
mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,
jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan (UU No 20 Tahun 2003 SISDIKNAS ).
Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya.
Hasil belajar menurut Winkel (1996:51) adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah
siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.
2.1.1.1. Pengertian Belajar
Menurut Sumadi Suryabrta belajar adalah proses yang membawa
perubahan dan dari perubahan itu didapat kecakapan baru karena adanya suatu
usaha yang disengaja Sumadi suryabrta, (2002 ).
Pengertian belajar menurut Sabri Ahmadi ( 2007 ) belajar adalah “
proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan “. Artinya dalam
proses belajar yang diharapkan dari tujuan yang akan dicapai adalah perubahan
tingkah laku siswa, baik yang menyangkut pengetahuan,keterampilan, dan
sikap bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Morgan (2009) menyebutkan
bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki ciei-ciri sebagai
berikut :
a. Belajar adalah perubahan tingkah laku
b. Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena
pertumbuhan.
c. Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu
yang cukup lama.
8
Menurut Hamalik ( 2002) “ belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga
penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial
bermacam- macam keterampilan lain dan cita-cita. Dengan demikian seorang
dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat
adanya latihan dan pengalaman melalui olah informasi, respon positif yang
semula belum tahu menjadi lebih tahu supaya mendapat suatu kepribadian baru
yang lebih baik.
Menurut Muhammad Surya (1985) belajar adalah proses perubahan
tingkah laki berkat interaksi dengan lingkungan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disumpulkan belajar adalah suatu
proses interaksi manusia baik secara langsung (dengan contoh) ataupun tidak
langsung (dengan kata-kata) dengan lingkungan untuk memperoleh
suatuperubahan, tingkah laku yang berupa perbuatan, pemahaman,
keterampilan dan sifat yang positif sehingga membawa pada kondisi kehidupan
yang lebih baik dan bemakna.
2.1.1.2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Slameto (2003:56-72) faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri atas
faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari peserta
didik yang sedang belajar. Faktor dari dalam ini meliputi kondisi fisiologis dan
kondisi psikologi.
Kondisi fisiologis adalah keadaan jasmani dari seseorang yang sedang
belajar, keadaan jasmani dapat dikatakan sebagai latar belakang aktivitas
belajar. Sedangkan kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan
kognitif. Faktor ekstern yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
9
faktor sekolah, yang mencakup metoda mengajar, kurikulum, relasi guru siswa,
sarana, dan sebagainya.
Clark dalam Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2001:39) mengungkapkan
bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa
dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Sedangkan menurut Sardiman (2007:39-47), faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor
ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain
faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap,
kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis.
Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup
penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan
kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal
siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan
disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang
digunakan guru di dalam proses belajar mengajar.
2.1.2. Metode pembelajaran
Dalam hal ini metode berasal dari kata “Methodos” yang secara
etimologis, berasal dari bahasa latin yaitu “Methodos”. Secara etimologis kata
methodos berasal dari kata metha yang artinya dilalui dan hodos yang artinya
jalan. Jadi methodos artinya jalan yang dilalui. Secara umum, “metode artinya
jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan” (A.A. Gede Agung,
1997: 1).
Dalam pembelajaran metode merupakan suatu cara atau tehnik yang di
gunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga dapat
mempermudah pencapaian pesan dan mempercepat pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan.
10
Menurut Nana Sudjana (2005:76) metode pembelajaran adalah,
“Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.
M. Sobri Sutikno (2009:88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah
cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai
tujuan”.
Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran yang
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar
terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
2.1.2.1. Jenis - jenis metode pembelajaran
Ada sejumlah metode pengajaran yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan tentang jenis-jenis metode pengajaran
yang dikutip dari beberapa sumber.
A. Tabrani Rusyan (1993:63-117) menyatakan bahwa “Jenis-jenis
Metode Pengajaran terdiri dari metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
dokumentasi, metode AVA, narasumber, wawancara, karyawisata, survei, studi
lapangan, proyek pelayanan masyarakat kerja, pengalaman, simulasi,
eksperimen, disceoveri, dan penggunaan buku-buku pelajar”.
Pada bagian lain juga diuraikan jenis-jenis metode yang dinyatakan
oleh Soetomo (1993:147) bahwa “Metode pengajaran terdiri dari metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, demonstrasi, eksperimen dan
pemecahan masalah”.
Dari uraian di atas terlihat adanya berbagai jenis metode yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran, akan tetapi harus dipilih sesuai dengan
materi yang akan disampaikan. Untuk itu dalam penelitian ini akan digunakan
1 macam metode yaitu metode picture and picture secara lebih mantap karena
metode tersebut sesuai dengan pokok bahasan pada mata pelajaran Ilmu
11
Pengetahuan sosial untuk kelas IV Semester II Sekolah Dasar Negeri
Mangunsari 05 Salatiga.
Disamping itu dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan sosial selain
berceramah untuk mengimpormasikan konsep, perlu diadakan tanya jawab
untuk mengetahui tingkat suatu konsep dan agar pemahaman siswa lebih
melekat tentang suatu konsep.
Pada bagian ini akan diuraikan tentang pengertian metode picture and
picture kelebihan metode picture and picture , kelemahan metode picture and
picture dan penggunaan metode picture and picture.
2.1.2.2. Pengertian Metode picture and picture
Menurut Siti Fatimah ( 2008) metode pembelajaran picture and picture
adalah metode pembelajaran yang dilakukan pendidik dengan cara
memberdayakan potensi gambar-gambar yang berkorelasi dan berkaitan
dengan materi/kompetensi yang ingin dicapai. Dengan penerapan metode
pembelajaran picture and picture siswa dapat memperdalam konsep secara
leluasa, terkondisi untuk mengembangkan daya nalarnya, dan memperkaya
penglamannya di sekolah.
Dengan picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan
siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan (Sahrudin dan Iriani,
2010 : 2).
Metode pembelajaran picture and picture mengupayakan siswa belajar
secara aktif, berangkat dari pengalaman siswa, mengajak siswa berpikir kritis,
dan merupakan pembelajaran kontekstual.
Menurut Agus Suprijono dalam Zainur Rofi’ah (2009: 110) metode
picture and picture adalah metode belajar yang menggunakan gambar
dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Dalam hal ini guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi sebagai
pengantar.
12
Setelah itu guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar
yang berkaitan dengan materi. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat
catatan, guru memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Ditanyakan juga alasan atau dasar
pemikiran urutan gambar tersebut. Dari alasan atau urutan gambar, guru
memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai.
Metode ini dapat melatih siswa untuk berani menerima tugas yang
diberikan guru dengan maju kedepan untuk memasangkan gambar melatih
siswa untuk mendengarkan tugas yang diberikan oleh guru secara lisan. Dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya konsep perkembangan
teknologi transportasi dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif serta
menciptakan kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah. Metode ini juga
merupakan metode pembelajaran yang mengetumakan keberanian siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Ciri-ciri metode picture and picture adalah sebagai berikut :
1. Untuk menuntaskan materi belajarnya siswa harus memperhatikan
penjelasan guru melalui gambar.
2. Masing - masing siswa diberi tugas untuk memasangkan gambar dengan
peryataan yang ada.
3. Jika dalam kelas terdapat siswa yang tidak berani untuk memasangkan
gambar maka guru harus memberikan motivasi secara langsung saat
kegiatan pembelajaran berlangsung.
4. Melatih siswa untuk melaksanakan tugas dari guru secara lisan.
5. Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis.
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan
gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis, yang dikembangkan
oleh Kiranawati (2007). Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan metode
picture and picture adalah sebagai berikut:
13
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
3) Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi.
4) Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang /
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5) Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6) Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep /
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan / rangkuman.
1. Kelebihan Metode picture and picture
Metode picture and picture sering digunakan karena merupakan metode
yang sangat baik dan efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas
pertanyaan yang sifatnya pemahaman. Metode picture and picture memiliki
kelebihan-kelebihan yaitu :
1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa
2) Melatih berpikir logis dan sistematis.
3) Membantu pengembangan respon yang siap dan tepat.
4) Memupuk rasa tanggung jawab.
5) Memperkuat motivasi belajar.
6) Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar
7) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Dengan uraian di atas ditegaskan kembali bahwa dengan picture and
picture akan dapat mengaktifkan siswa, dapat menghindari kesalahan
pengertian dari siswa dan guru, dan siswa akan merasa lebih terkesan karena
siswa mengalami sendiri. Sehingga akan lebih mendalam dan lebih lama
disimpan dalam pikiran tentang sesuatu proses yang terjadi.
14
2. Kelemahan Metode picture and picture
Di samping memiliki beberapa kelebihan, maka metode picture and
picture juga tidak terlepas dari kelemahan.Kelemahan metode picture and
picture yaitu Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan metode picture and picture maka
ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti: guru harus mempersiapkan
sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan picture and picture,
menjelaskan tujuan picture and picture kepada siswa, memperhatikan situasi
dan kondisi yang dapat mempengaruhi jalannya metode picture and picture.
3. Penggunaan Metode picture and picture
Penggunaan metode picture and picture ini mempunyai tujuan agar
siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu.
Penggunaan metode picture and picture menunjang proses interaksi belajar
mengajar di kelas karena dapat memusatkan perhatian siswa pada pelajaran,
meningkatkan partisipasi aktif siswa untuk mengembangkan kecakapan siswa
dan memotvasi siswa untuk belajar lebih giat (Roestyah N.K, 1991 : 84).
Dengan kata lain penggunaan metode picture and picture bertujuan
untuk mewujudkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, menghindari
kesalahan dalam memahami konsep-konsep dan dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, serta dapat melatih kecakapan siswa dalam menganalisa sesuatu
yang sedang berlangsung.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode picture and
picture adalah metode yang dapat mengembangkan keaktifan siswa dalam
proses belajar.
2.1.3. Pengertian Pembelajaran IPS
Prof. Dr. D. Nasution, MA. (1975) IPS adalah suatu program
pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang pada pokoknya
mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun maupun dalam
15
lingkungan sosialnya, dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu-ilmu
sosial : geografi, ekonomi, sejarah,antropologi, sosiologi, politik dan psikologi
sosial. Menurut Depdikbud RI. Dalam kurikulum 1975 IPS ialah bidang studi
yang merupakan pauan dari sejumlah mata pelajaran sosial.
Ilmu pengetahuan sosial adalah program pendidikan yang
mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Ilmu pengetahuan sosial lahir dari pakar pendidikan untuk membekali para
siswa supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani
kompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang secara
tidak terduga. Perkembangan seperti itu dapat membawa berbagai dampak
yang luas. Karena luasnya akibat terhadap kehidupan maka lahir masalah yang
seringkali disebut masalah sosial. Para peserta didik nantinya harus
menghadapi gejala-gejala seperti itu.
Dalam mengajar IPS siswa dihadapkan dalam berbagai hal antara lain:
fakta, konsep, generalisasi, dan selanjutnya prinsip, penjelasan, dan teori. Fakta
meliputi hal yang sangat luas meliputi obyek, peristiwa, proses, dan
sebagainya. Konsep diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dalam menyampaikan apa yang dipikirkannya. Konsep dipakai untuk
berkomunikasi antara sesama manusia secara intelektual. Konsep
menghubungkan fakta-fakta yang sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu
pola yang bermakna. Generalisasi menghubungkan suatu pola yang bermakna,
yang menggambarkan hal yang lebih tinggi. Generalisasi mengandung
kepastian dan berlaku umum (Suwarso, 2007: 10).
Nama Ilmu Pengetahuan Sosial dalam dunia pendidikan dasar dan
menengah di Negara kita muncul bersamaan dengan diberlakukannya
kurikulum SD,SMP, dan SMA tahun 1975. IPS juga merupakan mata pelajaran
yang mengintegrasikan materi-materi terpilih dari ilmu-ilmu sosial dan
humaniora untuk kepentingan pengajaran kepada peserta didik. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan
16
isu sosial. Mata pelajaran IPS yang diberikan pada jenjang SD/ MI memuat
materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.
Peserta didik diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu program
pendidikan maupun kumpulan beberapa mata pelajaran yang terkait dengan
kehidupan sosial yang berkumpul menjadi satu dengan pendekatan ilmu-ilmu
sosial seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya dan dapat dikaji berdasarkan
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan
isu sosial.
2.1.3.1. Tujuan Pembelajaran IPS
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir secara logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampailan dalam
kehidupan sosial
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan
kemanusiaan
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS di atas
adalah mengenal konsep, memiliki kemampuan dasar, melakukan
tindakan, mengajukan pertanyaan, menjelaskan, memilih, menjawab,
mengikuti dan menceritakan.
17
2.2. Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebagai berikut :
Zainur Rofi’ah ( 2008) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh
pendekatan picture and picture dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai
media pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika pada keliling dan
luas segi empat ditinjau dari motivasi belajar siswa. Tujuan dari hasil penelitian
ini adalah agar siswa dapat meningkatkan prestasi dengan pendekatan metode
picture and picture. hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa setelah
diterapkan metode pembelajar picture and picture, hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS mengalami peningkatan.
Desi Rachmawati R. (2009) dengan judul Upaya peningkatan pemahaman
siswa terhadap materi kubus dan balok melalui metode picture and picture
Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngrampal. Tujuan
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah agar siswa dapat
meningkatkan hasil belajarnya dalam materi kubus dan balok khususnya
pelajaran IPS pada umumnya, sehingga pembelajaran IPS lebih dipahami dan
dikuasai dengan baik. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses
belajar mengajar dengan menggunakan metode picture and picture dapat
memberikan pemahaman yang nyata pada siswa, sehingga tujuan pendidikan
yang diharapkan, yaitu mengarahkan siswa belajar tuntas dapat tercapai.
Irfa Riyana, (2010) dengan judul penerapan model pembelajaran picture
and picture untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang
peristiwa masa kecil pada siswa kelas I demester I SDN Wonodadi 02
kecamatan Bandar kabupaten batang tahun ajaran 2010/2011. Tujuan dari hasil
penelitian ini adalah agar siswa dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa setelah diterapkan metode
pembelajar picture and picture, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS
mengalami peningkatan.
18
2.3. Kerangka Berfikir
Alur kerangka berifikir yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya
penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka
kerangka berpikir dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar penelitian
mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Adapun skema
itu adalah sebagai berikut:
Skema Kerangka Berpikir
Siswa :
Banyak siswa yang
mendapat nilai di
bawah KKM
KONDISI
AWAL
Menggunakan
metode picture
and picture
Guru :
Belum
menggunakan
metode picture
and picture
Pembelajaran
Siklus I
Menggunakan
metode picture and
picture
Pembelajaran) pada
kegiatan awal
TINDAKAN
Siklus II
Menggunakan
metode picture and
picture pada
kegiatan inti
KONDISI
AKHIR
Diduga Penggunakan metode picture and picture
dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV
di SD Negeri Mangunsari 05 pada mata pelajaran
IPS materi perkembangan teknologi transportasi.