bab 1 kopi

9
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kopi (Coffea sp.) pertama kali ditanam di Jawa pada tahun 1696, yaitu jenis kopi Arabika berasal dari Ethiopia. Tanaman kopi yang masuk ke Indonesia berikutnya adalah jenis kopi Liberika, namun kedua tanaman tersebut terserang penyakit dan dikembangkan menjadi kopi jenis Robusta yang berasal dari Afrika Barat. Kopi jenis robusta cocok tumbuh di daerah ketinggian 10-800 meter di atas permukaan air laut (Budiman, 2014). Banyaknya masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi biji kopi, maka banyak pula limbah daging dari buah 1

Upload: fraztya-hebby

Post on 13-Jul-2016

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

skrips

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1 kopi

Bab I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kopi (Coffea sp.) pertama kali ditanam di Jawa pada tahun

1696, yaitu jenis kopi Arabika berasal dari Ethiopia. Tanaman kopi yang

masuk ke Indonesia berikutnya adalah jenis kopi Liberika, namun kedua

tanaman tersebut terserang penyakit dan dikembangkan menjadi kopi jenis

Robusta yang berasal dari Afrika Barat. Kopi jenis robusta cocok tumbuh di

daerah ketinggian 10-800 meter di atas permukaan air laut (Budiman, 2014).

Banyaknya masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi biji kopi, maka

banyak pula limbah daging dari buah kopi yang didapatkan. Masih sedikit

cara untuk mengubah limbah daging buah kopi menjadi sesuatu yang bernilai.

Selama ini limbah daging buah kopi hanya dijadikan pelet untuk makanan

ternak.

Kandungan sukrosa didalam daging buah kopi yang masih banyak akan

di olah menjadi bioetanol yang nantinya akan meningkatkan nilai jual limbah

daging buah kopi. Metode yang digunakan adalah metode fermentasi yaitu

metode dengan bantuan mikroba untuk mengubah gula yang terkandung

1

Page 2: bab 1 kopi

2

dalam bahan baku menjadi alkohol. Mikroba yang digunakan adalah khamir

Saccharomyces cerevisiae yang diperoleh dari proses inkubasi tepung beras

yang dicampur dengan rempah-rempah pada temperature 27-30 oC. Rempah-

rempah berfungsi untuk menghambat mikrobia yang tidak diinginkan dan

menstimulir tumbuhnya mikrobia yang diinginkan seperti Saccharomyces

cereviceae (Suliantari dan Rahayu, 1990). Menurut Narita (2005)

Saccharomyces cereviceae atau ragi digunakan dalam fermentasi makanan

dan minuman seperti tempe, tape, dan tuak. Selain itu, ragi bermanfaat dalam

aplikasi bioteknologi yaitu dalam industri enzim, farmasi, pertanian, bahan

bakar yang berasal dari abhan organik, bahan kimia, dan etanol. Ragi tape

memiliki keutamaan yaitu dapat memproduksi alkohol yang lebih banyak dari

pada ragi roti 65,6 g/lcell density, sedangkan kelebihan dari ragi roti adalah

proses peragiannya yang cepat antara 13-20 jam. Kedua ragi ini dicampur

untuk menutupi kelemahan masing-masing ragi dan mendapatkan hasil

maksimal dari kelebihan masing-masing.

Menurut Narita (2005) etanol hasil fermentasi oleh ragi dapat digunakan

di bidang industri sebagai sumber bahan bakar, penerangan atau pembangkit

tenaga, selain itu sebagai pelarut bahan kimia, obat-obatan, deterjen, oli, dan

lilin. Penggunaan lainnya yaitu di bidang kedokteran, laboratorium, dan

keperluan rumah tangga.

Untuk menghasilkan kadar alkohol yang maksimal, lama fermentasi

masuk dalam faktor yang mendukung untuk proses fermentasi. Dibutuhkan

waktu 3-6 hari untuk mendapatkann kadar etanol 45%-47% dalam 100gram

Page 3: bab 1 kopi

3

substrat yang difermentasi (Desrosier, 2008). Menurut Azizah et, al (2012)

bahwa lamanya proses fermentasi akan mempengaruhi kadar etanol yang

dihasilkan. Semakin lama proses fermentasi, maka semakin tinggi pula kadar

etanol yang dihasilkan selama belum tercapainya fase stasioner dan fase

kematian.

Berdasarkan penelitian Azizah (2012) bahwa lama fermentasi

mempengaruhi kadar alkohol yang dihasilkan dalam proses fermentasi maka

dilakukan penelitian tentang pengaruh lama fermentasi kadar alkohol hasil

fermentasi kulit buah kopi menggunakan pencampuran ragi tape dan ragi roti.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada

masyarakat tentang pemanfaatan daging buah kopi.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai

berikut:

1. Kandungan di dalam limbah daging buah kopi masih banyak yang belum

dimanfaatkan secara maksimal.

2. Ragi tape dan ragi roti dicampurkan untuk menutupi kedua kelemahan

dari ragi tersebut.

3. Lama fermentasi mempengaruhi kadar alkohol yang didapat dari hasil

fermentasi limbah daging buah kopi.

Page 4: bab 1 kopi

4

1.3. Ruang Lingkup

Berdasarkan identifikasi masalah, maka ruang lingkup penelitian dibatasi

sebagai berikut:

1. Limbah daging buah kopi yang digunakan adalah daging buah kopi yang

telah disortir dari kotoran-kotoran dan limbah ini diperoleh dari desa

Cangkringan, Yogyakarta.

2. Fermentasi terhadap daging buah kopi akan dilakukan selama 24 jam, 72

jam dan 120 jam.

3. Fermentasi daging buah kopi menggunakan pencampuran ragi tape dan

ragi roti yang diperoleh dari Toko Tekun Jaya Yogyakarta.

4. Analisis kualitatif dan kuantitatif menggunakan uji destilasi dilanjutkan

pengukuran kadar alkohol menggunakan metode Nicloux.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Adakah alkohol yang didapatkan pada uji kualitatif terhadap limbah

daging buah kopi yang sudah difermentasi?

2. Berapakah masing-masing kadar alkohol yang didapatkan pada

fermentasi limbah daging buah kopi dengan perlakuan lama fermentasi 24

jam, 72 jam dan 120 jam?

Page 5: bab 1 kopi

5

3. Adakah pengaruh perbedaan lama fermentasi terhadap kadar alkohol dari

hasil fermentasi limbah daging buah kopi?

4. Pada perlakuan keberapakah didapatkan lama fermentasi yang optimal

untuk mendapatkan kadar alkohol yang tertinggi dari proses fermentasi

limbah daging buah kopi?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup masalah dan rumusan masalah, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui adanya alkohol yang didapatkan pada uji kualitatif terhadap

limbah daging buah kopi yang sudah difermentasi.

2. Mengetahui banyaknya kadar alkohol yang didapatkan pada fermentasi

limbah daging buah kopi dengan perlakuan lama fermentasi 24 jam, 72

jam dan 120 jam.

3. Mengetahui adanya pengaruh lama fermentasi terhadap kadar etanol dari

hasil fermentasi limbah daging buah kopi.

4. Mengetahui lama fermentasi optimal untuk mendapatkan kadar alkohol

yang tertinggi dari proses fermentasi limbah daging buah kopi.

Page 6: bab 1 kopi

6

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan adanya kegunaan untuk:

1. Memberi pengetahuan tentang pengolahan limbah daging buah kopi

sehingga menjadi nilai ekonomi yang lebih baik.

2. Sebagai pengetahuan untuk pembuatan bioetanol menggunakan limbah

daging buah kopi.

3. Memberikan informasi tentang penerapan ilmu dibidang biologi pada

masyarakat sehingga menambah wawasan dan pengetahuan baru.