bab 1mau cetak
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Penegasan Arti Judul
1.1. Sistem adalah: Seperangkat unsur yang teratur saling berkaitan
sehingga membentuk suatu totalitas atau satu bagian penuh yang saling
berhubungan satu dengan yang lainya. (Maanen Van P, motor diesel
kapal, 1997:5).
1.2. Pendinginan adalah: Suatu proses yang berfungsi mendinginkan air
tawar pendingin mesin induk yang disebut dengan cooler atau sering
disebut sistem tertutup, sedangkan cooler tersebut didinginkan oleh air
laut atau sering disebut sistem terbuka.
1.3. Mesin Induk adalah: Adalah seperangkat mesin Diesel yang berfungsi
sebagai alat penggerak utama pada sebuah kapal.
1.4. Dari judul di atas dapat diartikan secara keseluruhan adalah "
Seperangkat unsur yang teratur saling berkaitan sehingga membentuk
suatu totalitas atau satu bagian penuh yang saling berhubungan satu
dengan yang lainya dalam suatu proses yang berfungsi mendinginkan
air tawar pendingin mesin induk yang disebut dengan cooler atau sering
disebut sistem tertutup, sedangkan cooler tersebut didinginkan oleh air
laut atau sering disebut sistem terbuka pada seperangkat mesin Diesel
yang berfungsi sebagai alat penggerak utama pada kapal Bali Kuta yang
2
dimiliki oleh Pt. Salam Pacific Indonesia Lines yang berlokasi di
Surabaya.
2. Alasan Pemilihan Judul
Segala bentuk penelitian selalu menemukan berbagai masalah dan
masalah-masalah tersebut dapat dipecahkan dengan penelitian yang cermat
dan teliti.
Tentunya dalam penelitian membatasi objeknya guna mencapai
hasil yang optimal. Adapun batasan masalah ini adalah kemampuan yang
dimiliki oleh penulis disamping keterbatasan waktu. Beberapa alasan yang
dapat dikemukakan sehubungan dengan judul di atas antara lain :
1.1 Alasan Ilmiah
Penulis ingin mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh selama praktek Kerja Lapangan mengenai sistem mesin diesel,
terutama pada sistem pendinginan yang merupakan salah satu dari sistem
utama mesin diesel
1.2 Alasan Lain-lain
Karena kondisi pendingin permesinan yang ada di kapal harus
benar-benar dalam kondisi yang baik maka penulis harus mengerti tentang
sistem pendinginan yang ada di kapal, sehingga suatu saat penulis dapat
memecahkan masalah yang timbul saat dilapangan nantinya.
1.3 Alasan Praktis
3
Penulis dapat langsung mengetrapkan sistem pendingin mesin
diesel yang baik sebagai mesin induk dikapal dan juga memperoleh
referensi dan bahan yang menyangkut sistem pendingin mesin kapal.
3. Latar Belakang Masalah
Selaras dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama
dalam bidang transportasi laut dimana semakin banyaknya kapal yang
beroperasi sehingga keberadaan mesin diesel sebagai penggerak utama
memegang peranan penting, mesin diesel penggerak utama kapal harus
dapat bekerja terus menerus saat dioperasikan secara optimal. Di dalam
mesin diesel, terdapat lima sistem utama, yaitu :
a. Sistem Bahan bakar
b. Sistem Pelumasan
c. Sistem Pendinginan
d. Sistem Udara bilas
e. Sistem Gas Buang
Sistem pendinginan adalah salah satu dari lima sistem utama mesin
diesel yang tidak dapat dipisahkan.
Sistem pendinginan yang digunakan oleh mesin diesel adalah sistem
tertutup (close loop). Air merupakan media pendingin dari sistem ini. Tujuan
dari sistem ini adalah mengurangi panas berlebih yang dihasilkan oleh kerja
4
mesin diesel. Sehingga material komponen mesin diesel tidak terjadi
overheating, penyebab komponen atau spare part tertentu menjadi rusak.
Contoh komponen yang memerlukan pendinginan yaitu silinder liner dan
silinder head. Silinder liner merupakan komponen tempat terjadi gesekan
antara silinder liner dengan piston. Gerakan translasi piston menyebabkan
panas ditambah dengan panas hasil pembakaran menyebabkan silinder liner
menjadi sangat panas. Untuk melindungi panas yang berlebih dilakukan
pendinginan silinder liner pada sisi luar dari ruang bakar dengan cara
mengalirkan air secara kontinyu. Silinder head memerlukan pendingin karena
pada bagian bawahnya adalah ruang bakar dan juga tempat pertama keluarnya
gas buang sebelum ke exhaust manifold. Dalam silinder head juga terdapat
banyak komponen yang bergerak seperti gerakan rocker arm juga menambah
panas yang terjadi sehingga sangat memerlukan pendinginan.
Apabila perawatan pada semua sistem utama yaitu sistem pelumasan,
sistem bahan bakar ,sistem gas buang, sistem udara bilas dan sistem
pendinginan dilaksanakan dengan baik oleh tenaga ahli dibidangnya, maka
akan mempengaruhi umur dari komponen-komponen mesin diesel,sehingga
dapat menekan biaya operasional yang besar, mengantisipasi kerusakan
yang parah dan menjaga agar tidak terjadi gangguan-gangguan pada waktu
mesin dioperasikan. Dalam operasional mesin kapal tanpa didukung dengan
sistem pendinginan yang baik, maka mesin akan cepat rusak dikarenakan
over heating atau panas yang berlebihan. Oleh karena itu, pengetahuan
tentang Sistem Pendinginan pada mesin penggerak utama kapal sangat
5
diperlukan dan harus dipahami oleh operator mesin karena secara langsung
menyangkut operasional kapal.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan
yang timbul mengenai sistem pendinginan dapat dirumuskan sebagai
berikut: “Bagaimanakah cara kerja dan konstruksi dari sistem pendinginan
untuk mesin induk pada KM. Bali Kuta ?”
5. Tujuan Penyusunan Laporan
5.1. Dari Segi Akademik
Sebagai salah satu kewajiban untuk memenuhi Kurikulum pada
Jurusan Teknika dan sebagai syarat kelulusan Program Studi Diploma III
Akademi Maritim Yogyakarta.
5.2. Dari Segi Ilmiah
Penyusun ingin mengembangkan dan melihat pada kenyataan yang
terjadi di lapangan setelah memperoleh ilmu dari teori yang diperoleh
dibangku kuliah
5.3. Dari Segi Umum
Dengan praktek kerja lapangan, Taruna dapat memadukan ilmu
yang diperoleh dari kuliah di kampus dengan praktek kerja di lapangan
6
sehingga penyusunan laporan ini ditujukan agar lebih terampil dalam
menangani masalah permesinan khususnya mesin induk kapal.
6. Manfaat Penyusunan Laporan
6.1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
6.1.1. Menambah pengetahuan di bidang permesinan kapal.
6.1.2. Menambah referensi dari berbagai sumber yag telah dicari yang akan
berguna bagi Taruna untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki.
6.2. Bagi Pembangunan
6.2.1. Menambah pengetahuan yang bersifat umum pada setiap perawatan
sistem pendinginan pada mesin.
6.2.2. Membantu mengawasi serta memperbaiki masalah-masalah yang
timbul pada mesin.
7. Tinjauan Teoritis
7.1. Bagian Pendinginan Pada Konstruksi Utama Mesin
Pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder menghasilkan
panas yang tinggi. Pada motor diesel hasil pembakaran menjadi tenaga
mekanik/gerak. Sebagian panas keluar bersama gas bekas dan sebagian lain
hilang melalui pendinginan. Menurut neraca panas, pada motor bakar hanya
akan diperoleh sekitar 25 persen hasil pembakaran bakar yang dapat diubah
menjadi energi mekanik. Sebagian besar panas akan keluar melalui gas buang
(kira-kira 34 persen), melalui sistem pendinginan (kira-kira 32 persen) dan
sisanya akan melalui kerugian pemompaan dan gesekan.
7
Gambar 1. Neraca panas pada mesin
Berdasarkan neraca panas di atas maka fungsi pendinginan pada
motor menjadi penting, karena panas yang akan terserap oleh sistem
pendinginan dapat mencapai 32 persen.
Bila mesin tidak didinginkan akan terjadi pemanasan yang lebih
(overheating) dan akan mengakibatkan gangguan- gangguan sebagai berikut:
a) Bahan akan lunak pada suhu tinggi. Contoh: torak yang terbuat dari logam
paduan aluminium akan kehilangan kekuatannya (kira-kira sepertiganya)
pada suhu tinggi (300ºC), bagian atas torak akan berubah bentuk atau bahkan
mencair.
b) Ruang bebas (clearance) antara komponen yang saling bergerak menjadi
terhalang bila terjadi pemuaian karena panas berlebihan. Misalnya torak akan
memuai lebih besar (karena terbuat dari paduan aluminium) daripada blok
silinder (yang terbuat dari besi tuang) sehingga gerakan torak menjadi macet.
c) Terjadi tegangan termal, yaitu tegangan yang dihasilkan oleh perubahan suhu.
Misalnya cincin torak yang patah, torak yang macet karena adanya tegangan
tersebut.
d) Pelumas lebih mudah rusak oleh karena panas yang berlebihan. Jika suhu
naik sampai 250 ºC pada alur cincin, pelumas berubah menjadi karbon dan
cincin torak akan macet sehingga tidak berfungsi dengan baik, atau cincin
macet (ring stick). Pada suhu 500 ºC pelumas berubah menjadi hitam, sifat
8
pelumasannya turun, torak akan macet sekalipun masih mempunyai ruang
bebas.
e) Pembakaran tidak normal. Motor bensin cenderung untuk terjadi ketukan
(knocking).
Sebaliknya bila motor terlalu dingin akan terjadi masalah, yaitu:
a) Pada motor bensin bahan bakar akan sukar menguap dan campuran udara
bahan bakar m,enjadi gemuk. Hal ini menyebabkan pembakaran menjadi
tidak sempurna.
b) Pada motor diesel bila udara yang dikompresi dingin akan mengeluarkan asap
putih dan menimbulkan ketukan dan motor tidak mudah dihidupkan.
c) Kalau pelumas terlalu kental, akan mengakibatkan motor mendapat tambahan
tekanan
d) Uap yang terkandung dalam gas pembakaran akan terkondensasi pada suhu
kira-kira 50 ºC
Meskipun pendinginan merupakan suatu kerugian jika ditinjau dari
segi pemanfaatan energi, tetapi mesin harus didinginkan untuk menjamin
kerja secara optimal. Selain itu pendinginan juga mutlak diperlukan guna
menjaga kestabilan temperatur kerja motor. Pedinginan dilakukan untuk
mencegah terjadinya kelebihan panas (overheating), pemuaian dan kerusakan
minyak pelumas.
Bagian-bagian mesin yang didinginkan antara lain:
a. Cylinder Head
Cylinder membentuk ruang pembakaran bersama-sama dengan
cylinder liner dan piston. Cylinder Head terbuat dari besi tuang khusus dan
dilengkapi dengan assesoris seperti starting valve, safety, dan indikator
valve,klep buang,klep hisap, sitting klep,injektor. Rocker arm menggerakkan
9
klep buang dan hisap, dipasang di atas cam shaft. Saluran gas buang tersebut
terhubung ke manifold kemudian dihubungkan ke exhaust gas outlet.
Sedangkan saaluran udara bilas tersebut terhubung ke manifold udara bilas
yang berasal dari turbo charger. Cylinder head diikat ke cylinder jacket/blok
dengan baut. Di dalam Cylinder head terdapat ruang / rongga yang berfungsi
sebagai tempat untuk air tawar pendingin bersirkulasi. Selain itu, juga
terdapat sitting klep yang didinginkan menggunakan air tawar.
b. Piston
Piston dihubungkan dengan conecting rod dan bergerak naik turun
sesuai dengan putaran crank shaft (pores engkol) dengan kompresi di dalam
silinder. Minyak pendingin untuk piston mengalir dari L.O main pipe, di
dalam crank case dilengkapi dengan oil inlet. Pada masing-masing silinder
lewat pipa-pipa dari connecting rod yang menuju ke ujung connecting rod,
piston pin yang kemudian melumasi kepala piston (piston crown) dan ring
piston serta piston bagian bawah (piston skirt) . Piston di lengkapi dengan oil
ring scrub (ring minyak) pada bagian bawah atau bagian skirt untuk menyerap
atau menahan minyak agar tidak naik ke cylinder liner, sebab kalau minyak
masuk ke ruang pembakaran akan mengakibatkan pembakaran tidak
sempurna.
c. Connecting Rod dan Piston Pin
Connecting rod mengubah di atas piston yang bergerak tranlasi
(bolak-balik) ke crank shaft menjadi bergerak putar. Connecting rod tersebut
10
dari baja tempa dan bantalan piston pin menjadi satu dengan bagian atas
piston skirt dan crank pin metal terpisah di bagian bawah piston skirt dan
keduanya digabungkan dengan menggunakan baut. Lubang minyak dibor
lurus dengan connecting rod untuk memenuhi kebutuhan pelumasan dari
crank shaft ke piston pin. Bantalan duduk dan bantalan jalan terbuat dari baja
tuang (cast steel) dan di lapisi dengan logam putih.
d. Cylinder Liner
Cylinder liner membentuk ruang pembakaran bersama-sama dengan
cylinder head dan piston. Suhu yang tinggi dan tekanan gas yang dihasilkan
oleh tekanan bahan bakar dan naik turunnya piston di dalam Cylinder liner.
Kerapatan gas dijaga antara piston dan cylinder liner dengan ring piston.
Cylinder liner terbuat dari besi tuang yang tahan panas dan tahan terhadap
gesekan. Cylinder liner ini berbentuk cilinder yang pejal.Ruangan pendingin
dibentuk antara cylinder jacket / cylinder blok dengan cylinder liner.
e. Main Bearing dan Thrust Bearing
Main bearing terdiri dari tutup main bearing yang terbuat dari besi tuang
dan metal duduk terbuat dari baja tempa yang dilapisi dengan metal putih.
Pada main bearing terdapat lubang baut yang menjadi satu dengan plat
pondasi. Penyetelan untuk kelonggaran bearing dibuat dari plat kuningan dan
diselipkan antara metal atas dan metal bawah. Untuk pelumasan main bearing
di supply dari bagian tengah tutup bearing dan mengalir melalui celah
minyak pada cover bearing atau metal alas melalui lubang minyak pada
11
crank journal (leher engkol) melumasi crank pin bearing dan akhimya ke
piston pin melalui connecting rod.
Thrust bearing merupakan bantalan yang dipasang di bagian depan dan
belakang dari poros engkol atau bantalan-bantalan poros engkol. Bantalan
ini salah satunya terbuat dari lapisan metal putih. Bantalan-bantalan ini
ditekan dan dihubungkan ke poros propeler pada dudukan poros. Bantalan
ini fungsinya untuk menjaga agar poros engkol tidak bergerak ke depan
atau ke belakang.
f. Sistem pendinginan injecktor bahan bakar
Air pendingin setelah keluar dari cooler induk sebagian masuk ke
sistem pendingin jacket dan sebagian lainnya masuk ke sistern pendingin
bahan bakar. Sistem pendinginan ini merupakan sistem pendinginan yang
tertutup. Pompa dalam sistem ini umumnya menjadi satu dengan sistem
pendinginan jacket. Tank pemisah minyak didesain untuk memisahkan
minyak dari water cooler yang menahan permukaan air dari pendingin.
Menjadi rintangan besar pada transmisi panas. Maka untuk memisahkan
seluruh jumlah minyak dari permukaan pendingin digunakan bahan kimia
untuk pemisahan tersebut.
12
Gambar 5. Skema Pendingin pada Injector Bahan Bakar
7.2. Macam Sistem Pendinginan Dengan Air
7.2.1. Pendingin Air Tawar (sistem tertutup)
Dalam pendingin dengan air tawar ini merupakan suatu sistem yang
tertutup karena mengalir dalam body mesin, untuk mengurangi panas yang
ada akibat pembakaran. Pompa mengalirkan air tawar dingin melalui pipa,
dari pendingin air tawar, aliran masuk dan sebagian dari aliran air dapat
dibedakan mengitari pendingin. Dengan demikian maka suhu air pendingin,
sewaktu masuk ke dalam mantel silinder dapat diatur. Suhu tersebut untuk
keadaan normal dan dengan suhu buang yang juga normal.
Air pendingin silinder dan tutup silinder disalurkan keluar melalui
saluran pengumpulan untuk selanjutnya dikembalikan ke pompa. Pada
saluran kembali terdapat sebuah kran dengan salurannya yang menuju ke
tangki ekspansi.
13
Pendinginan dengan air tawar ini terdapat pada:
a. Sistem pendinginan silinder jacket
Pada sistem pendinginan ini merupakan suatu aliran yang tertutup
dan setelah mendinginkan jacket air pendingin langsung mengalir ke
bagian mesin lainnya yaitu untuk mendinginkan silinder head dan intake
valve serta exhaust valve, untuk menjaga kurangnya tekanan air pendingin,
maka pada aliran air pendingin harus terhubung dengan tangki ekspansi.
b. Silinder Head
Di dalam Cylinder head terdapat ruang / rongga yang berfungsi
sebagai tempat untuk air tawar pendingin bersirkulasi. Selain itu, juga
terdapat sitting klep yang didinginkan menggunakan air tawar.
Jumlah volume air pendingin diatur dengan aliran air lewat
pendingin atau cooler yang dikontrol dengan membuka kran by pass.
Jumlah air tawar yang mengalir harus tetap, jika temperatur pendingin
terlalu rendah, temperatur harus dinaikan pada temperatur yang sudah
ditetapkan dengan cara menghembuskan uap panas pada pipa air pendingin
sebelum mesin dijalankan. Untuk menaikkan suhu air pendingin sebehun
mesin dihidupkan biasanya digunakan pada daerah yang suhunya dingin,
misalnya di negara-negara Eropa. Tetapi di Indonesia jarang digunakan
karena suhu air pendingin sudah memenuhi syarat.
7.2.2. Pendingin Air Laut (sistem terbuka)
14
Sistem pendinginan air laut merupakan sistem pendinginan terbuka
karena air pendingin langsung berhubungan dengan luar melalui media air
laut yang mendinginkan air pendingin, minyak pelumas, udara dan turbo
charger di dalam cooling yaitu air laut tersebut langsung mendinginkan
mesin induk (Maanen Van P. Motor Diesel Kapal, 1997:123)
Uraian Sistem Pendingin Air Laut
Pompa menghisap air dari sea charge. Pompa selanjutnya
mengalirkan air ke bagian pendingin, terlihat bahwa pendingin minyak
pelumas dan air pada pendingin silinder dipasang dalam seri. Alasan
tasebut adalah bahwa pada pemasangan seri aliran air pendingin yang
diperlukan lebh kecil dibandingkan dengan pemasangan paralel. Meskipun
diperlukan luas permukaan agak besar, pompa dengan saluran serta keran
penutup dapat dipilih lebih kecil sehingga daya pompa yang diperlukan
juga akan kecil dibandingkan dengan pemasangan dengan paralel dari
pendingin.
15
Gambar 7. Sea water cooling sistem
Jumlah air pendingin harus cukup besar agar pada suhu air laut tropik yang
cukup tinggi tidak akan mengakibatkan suhu buang air laut melebihi batas normal,
aliran air melalui pendingin dapat diatur dengan sebuah kran pengatur. Hal ini
penting pada beban motor, suhu air setelah pendinginan tidak boleh terlalu rendah
dengan alasan yang telah dikemukakan terlebih dahulu. Setelah pendinginan-
pendinginan tersebut, air laut dialirkan keluar melalui sebuah overboard.
7.3. Sistem Kerja Pendingin yang Digunakan Di kapal
Untuk pendinginan dari sebuah motor diesel diperlukan suatu sistem
terdiri dari pipa, pompa dan pendingin. Sistem tersebut sering berbentuk
kompleks karena baik motor induk maupun motor bantu dihubungkan
kepadanya, termasuk beberapa pesawat bantu dan alat lainnya.
Pada mesin induk kapal, system pendinginan digunakan untuk mendinginkan
minyak pelumas, jacket water, dan pendingin udara bilas. Secara garis besar, yang
dimaksud dengan system pendingin adalah sistem dimana terdapat 2 buah
temperatur berbeda yang saling bersinggungan di dalam suatu mekanisme heat
exchanger (cooler). Dalam sistem pendingin, hal yang perlu diperhatikan adalah
siapa yang di dinginkan dan siapa yang mendinginkan, itu saja. misalkan pada
jacket water cooler, dapat di artikan fluida air tawar mendinginkan cylinder liner
atau cylinder liner di dinginkan oleh air tawar.
16
Gambar 6.Closed Cooling sistem
8. Metedologi
8.1. Data yang diperoleh
8.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
8.1.2. Lokasi Perusahaan
8.1.3. Struktur Organisasi
8.1.4. Sistem Pendinginan Mesin Diesel dan Data Lain yang
Relevan
8.2. Cara Pengumpulan Data
8.2.1. Metode Observasi
17
Adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan,
mencatat apa yang diamati secara langsung dikapal tempat penyusun praktek
kerja sejelas-jelasnya (H.M. Subana, M.Pd., Sudrajat, S.Pd., 2001)
8.2.2. Metode Interview (wawancara)
Adalah mendapatkan data yang diperlukan dengan bertanya langsung
kepada orang yang lebih menguasai bidangnya sehingga dapat diketahui
secara nyata kondisi objek maupun hal-hal yang berhubungan dengannya.
(H.M. Subana, M.Pd., Sudrajat, S.Pd., 2001)
8.2.3. Metode Dokumenter
Adalah metode berdasarkan atas data atau bahan yang sudah dihimpun
oleh pihak lain ditempat melakukan praktek kerja (H.M. Subana, M.Pd.,
Sudrajat, S.Pd., 2001)
8.2.4. Cara Menganalisa Data
Penganailasaan data yang penyusun gunakan dalam penyusunan
laporan ini penyusun menggunakan analisa diskriptif yaitu mengadakan
analisa yang diperlukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
suatu pasoalan yang dialami sehingga akan memberikan gambaran untuk
menarik kesimpulan (Sutrisno Hadi, 1990:30)