bab 2

43
BAB 2 A. ATMOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN 1. Pengertian atmosfer Atmosfer lapisan udara yang terdiri atas beberapa gas yang dipertahankan oleh gravitasi bumi dan digunakan untuk melindungi bumi dari serangan luar. Ilmu yang mempeljari atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelubungi bumi, disebut meteorologi, hal yang dipelajari dalam meteorologi antar lain awan, angin, petir, kilat, gejala vahaya, endapan air di udara dan lain-lain. 2. Lapisan atmosfer Atmosfer terdiri atau lapisan-lapisan sebagai berikut. A.troposfer (0-12 km) B.stratosfer (12-60 km) C.mesosfer (60-80 km) D.termosfer (80-100 km) E.lonosfer (100-800 km) F.eksosfer lebih dari 800 km. 3. pemanfaatan penyelidikan atmosfer Penyelidikan atmosfer memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai berikut. A.untuk mengadakan ramalan cuaca sekali bagi keperluan pertanian, penerbangan, pelayaran, dan peternakan. B.untuk menyelidiki kemungkinan-kemungkinan diadakannya hujan buatan.

Upload: shulaiman-bhae

Post on 03-Dec-2015

230 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hgjgd

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2

BAB 2

A.   ATMOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

1.      Pengertian atmosfer

Atmosfer lapisan udara yang terdiri atas beberapa gas yang dipertahankan oleh gravitasi bumi

dan digunakan untuk melindungi bumi dari serangan luar.

Ilmu yang mempeljari atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelubungi bumi, disebut

meteorologi, hal yang dipelajari dalam meteorologi antar lain awan, angin, petir, kilat, gejala

vahaya, endapan air di udara dan lain-lain.

2.      Lapisan atmosfer

Atmosfer terdiri atau lapisan-lapisan sebagai berikut.

A.troposfer (0-12 km)

B.stratosfer (12-60 km)

C.mesosfer (60-80 km)

D.termosfer (80-100 km)

E.lonosfer (100-800 km)

F.eksosfer lebih dari 800 km.

3. pemanfaatan penyelidikan atmosfer

Penyelidikan atmosfer memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai berikut.

A.untuk mengadakan ramalan cuaca sekali bagi keperluan pertanian, penerbangan, pelayaran,

dan peternakan.

B.untuk menyelidiki kemungkinan-kemungkinan diadakannya hujan buatan.

C.unruk mengetahui sebab-sebab gangguan radio, televisi, dan cara-cara yang dapat

dilakukan untuk memperbaiki hubungan melalui udara.

D.untuk mengetahui syarat-syarat hidup dilapisan udara bagian atas dan lain-lain.

4. Dinamika unsur-unsur cuaca

Cuca terjadi pada tempat yang tidak luas dan pada suatu saat, sedangkan iklim merupakan rata-

rata cuca pada suatu wilayah yang luas dan dalam waktu yang lebih lama.

Page 2: BAB 2

Keadaan cuaca dapat diperkirakan dengan cara pengamatan. Pengamatan dilakukan terhadap

unsur-unsur cuaca yaitu:

a.      Penyinaran matahari

b.      Suhu udara

c.       Tekanan udara

d.      Angin

e.      Awan

f.        Kelembaban udara

g.      Curah hujan

B.Klasifikasi berbagai tipe iklim

1. faktor-faktor yang memengaruhi iklim

Antara lain:

a.      Letak garis lintang

b.      Letak tinggi tempat

c.       Pengaruh daratn yang luas

d.      Lokasi daerah:dekat laut, dekat danau, daerah padang pasir

e.      Daerah gunung/pegunungan yang dapat memengaruhi posisi bayangan hujan

f.        Suhu udara dan awan

g.      Kelembaban udara

h.      Banyak sedikitnya curah hujan

i.        Pengaruh arus laut

j.        Panjang pendeknya musim

k.       Pengaruh topografi dan vegetasi

2.macam-macam iklim

a.iklim matahari

b.iklim fisis

c.iklim menurut koppen

d.iklim menurut schmidt-ferguson

e.iklim menurut oldeman

Page 3: BAB 2

f.iklim menurut junghuhn

C.Faktor-faktor penyebab perubahan iklim global (el nino, la nina) dan dampaknya terhadap

kehidupan

Terjadi keadaan kekeringan di australia, termasuk juga di beberapa daerah indonesia,

yidak terlepas dari keadaan-keadaan di samudra pasifik selatan. Apabila keadaan di pasifik

selatan tidak normal, sehingga dapat terjadi kekeringan atau turun hujan lebat. Keadaan yang

menyebabkan kekeringan pada rentang waktu lama disebut el nino. Keadaan yang menyebabkan

hujan lebat pada rentang waktu lama disebut la nina.

1.keadaan normal

Dalam keadaan normal angin pasat berhembus dari timur melintasi samidra pasifik. Hal

ini menyebabkan air hangat dari pasifik tengah terdorong ke arah barat. Air hangat ini terkumpul

disepanjang garis pantai australia sebelah utara , dan juga mengalir ke perairan indonesia

terbentuklah awan diatas air yang hangat ini, awan-awan ini membawa hujan apabila bergerak

diatas autralia dan indonesia.

2.peristiwa el nino

El nino datang menganggu setiap dua tahun sampai tujuh tahu sekali. Samudra pasifik,

mulai dari pasifik tengah sampai dengan pantai peru di amerika selatan menjadi hangat, etapi

tidak demikian diperairan autralia sebelah utara dan indonesia. Apabila hal ini terjadi, angin

pasat akan melemah dan arahnya berbalik, yakni berembus dari arah barat ke arah timur. Jadi,

udara tropis yang lembab tidak berpusat di dekat benua australia. Alih dara lembab tersebut

berpusat di samudra pasifik tengah dan meluas ke timur arah amerika selatan. Hal ini

menyebabkan turunnya hujan disamudra pasifik, dan hujan diaustralia serta di indonesia menjadi

berkurang dari biasanya. Akibatnya timbul kekeringan di australia dan di beberapa daerah di

indonesia. Kekeringan ini sering disertai dengan kebakaran rumput dan hutan. Selama peristiwa

el nino pada tahun 1994 dan 1997, baik di indonesia maupun australia mengalami kebakaran.

3.peristiwa la nina

Peristiwa ini terjadi ketika angin pasat berembus dengan keras dan terus menerus

melintasi samudra pasifik ke arah australia. Angin tersebut mendorong lebih banyak air hangat

ke arah australia sebelah utara dibandigkan biasanya. Akibatnya, semakin banyak awan yang

Page 4: BAB 2

terkonsentrasi dalam keadaan seperti ini, dan menyebabkan turunnya hujan lebih banyak di

australia, di pasifik sebelah barat, dan di indonesia. Di daerah tersebut terjadi hujan deras yang

mengakibatkan banjir dan air pasang.

BAB II

BUMI DAN JAGAT RAYA

A.    Sejarah Perkembangan Muka Bumi

1.      Sejarah Terbentuknya Bumi

Bumi berasal dari gumpalan gas yang besar dan dalam keadaan berputar. Suatu saat terlepaslah

sebagian gumpalan tersebut. Gumpalan-gumpalan yang etrpisah dan masih ettap berputar

mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut planet-planet termasuk

bumi di dalamnya.

Ada 3 tahap dalam proses pembentukan bumi yaitu sebagai berikut :

a. Awalnya bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau

perbedaan unsur.

b. Pembentukan perlapisan struktur bumi diawali dengan terjadinya diferensiasi. Materiel besi

yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan

bergerak ke permukaan.

c. Bumi terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu inti, mantel, dan kerak bumi.

2.      Struktur Bumi

Lapisan ini terletak di bawah kerak bumi yang mempunyai suhu kira-kira 2000° C dan pada

umumnya dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Lhitosfer

Letaknya paling atas dari selimut bumi, terdiri dari materi-materi yang berwujud padat dan kaya

silisium dan aluminium, tebalnya sekitar 50-100 km. Bersamaan dengan kerak bumi sering

disebut dengan lempeng lhitosfer yang mengapung diatas lapisan yang agak kental yaitu

astheonosfer.

2. Astheonosfer

Page 5: BAB 2

Lapisan dibawah lhitosfer yang wujudnya agak kental, kaya dengan silisium, aluminium dan

magnesium. Tebal lapisan ini sekitar 130-160 km

3. Barisfer

Lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun dari lapisan nife

(niccolum atau nikel dan ferrum atau besi).

3.      Sejarah Perkembangan bumi

Beberapa teori mengenai pergerakan benua antara lain:

a.      Teori Apungan benua (Wegener)

Semua daratan berasal dari satu benua besar yang disebut pangea. Asumsinya didasari oleh:

a.    Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan

Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.

b.    Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.

c.    Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin menyempit dan

makin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya.

d.   Green land semakin mendekat ke Amerika Utara

b.      Teori Kontraksi

Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat lama. massa yang sangat

panas bertemu dengan udara dingin membuatnya mengerut. Zat yang berbeda-beda

menyebabkan pengerutan yang tidak sama antara 1 tempat dan tempat lain (James Dana dan Elie

Baumant)

c.      Teori Laurasia-Gondwana

Muka bumi selalu mengalami perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus berlangsung

hingga kini, ditunjukan dengan adanya pergeseran daratan (benua). Jika dirunut pada sejarah

masa lalu, sebenarnya benua2 di muka bumi pernah berkumpul menyatu, menjadi sbuah benua

besar (supercontinent) brnama Laurasia di utara, dan Gondwana di selatan. Kedua benua ini

secara perlahan-lahan bergerak ke arah ekuator. Rotasi bumi membuat sebagian benua

terakumulasi di daerah ekuator dan bumi barat. PAda perkembangannya, benua ini pecah dan

memisah saling menjauh. Dan membentuk kondisi seperti sekarang ini (5 benua).(Eduard Suess)

d. Teori Ed Suess

Page 6: BAB 2

adanya persamaan formasi geologi yang terdapat di Amerika Selatan, India dan Australia,

Antartika disebabkan pernah bersatunya daratan.

4.      Teori Lempeng Tektonik

Teori ini adalah yang paling masuk akal dan diterima diseluruh dunia oleh ahli geologi.

Kerak bumi dan lapisan litosfer mengapung diatas astenosfer, sehinga dianggap satu daerah yang

saling berhubungan karena adanya aliran konveksi yang keluar di bagian tengah dasar samudra.

B.     Sejarah Kehidupan di Muka Bumi

Beberapa teori yang mendukung sejarah terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang pernah

terjadi antara lain:

1. Teori Malapetaka

Teori ini dikemukakan oleh Baron Georges Cuvier. Ia berpendapat bahwa flora dan fauna dari

tiap zaman itu berjalan tidak berubah, dan sewaktu terjadinya revolusi maka hewan-hewan ini

musnah. Sesudah malapetaka tadi muncul hewan dan tumbuhan baru sehingga teori ini lebih

umum disebut teori malapetaka.

2. Teori Uniformitarisma

Teori ini dicetuskan oleh James Hutton, teori ini berbunyi “The Present is The Key to The Past”,

yang berarti kejadian sekarang adalah cerminan atau hasil dari kejadian pada zaman dahulu,

sehingga segala kejadian alam yang sekarang terjadi dengan mekanisme yang lambat dan proses

yang berkesinambungan seragam dengan proses-proses yang kini sedang berlangsung.  Hal ini

menjelaskan bahwa rangkaian pegunungan-pegunugan besar, lembah serta tebing curam tidak

terjadi oleh suatu malapetaka yang tiba-tiba, akan tetapi oleh proses alam yang berjalan dengan

sangat lambat.

Yang dapat disimpulkan dari teori ini adalah :

Proses-proses yang terjadi di alam berlangsung secara berkesinambungan.

Proses-proses alam yang terjadi sekarang merefleksikan  proses yang terjadi pada masa

lampau dengan intensitas yang berbeda.

3. Hukum Pengendapan (STENO)

Page 7: BAB 2

Berdasarkan pengamatan Nicolaus Steno, ia mengemukakan tiga prinsip dasar pengendapan

yang lebih dikenal sebagai hukum Steno :

a. Hukum Superposisi,

yang menyatakan bahwa secara normalnya, batuan yang berada pada lapisan bawah adalah

batuan yang lebih tua dibandingkan lapisan atasnya. Terkecuali jika terjadi beberapa hal, seperti

interusi batuan beku dll.

b. Hukum Horizontalitas,

pada awalnya, sedimen terendapkan secara mendatar. Jika perlapisan batuan tersebut miring,

patah, terlipat, berarti batuan tersebut telah mengalami deformasi.

c.    Hukum Kemenerusan lateral (lateral continuity),

yang menyatakan bahwa mengendapan batuan sedimen menyebar secara mendatar, sampai

menipis atau menghilang pada batas dimana ia diendapkan. Selain itu juga, kita dapat

mengidentifikasi apakah lapisan batuan tertentu terbentuk pada masa yang sama. Yaitu dengan

cara korelasi fosil yang ditemukan pada batuan tersebut.

C.    Jagat Raya

1.        Pengertian Jagat Raya

Dalam kehidupan sehari – hari, jagat raya lebih dikenal dengan alam semesta. Orang

Babylonia (sekitar 700 – 600 SM) beranggapan bahwa jagat raya merupakan suatu ruangan di

mana bumi yang datar sebagai lantainya sedangkan langit dan bintang sebagai atapnya.

Jagat raya dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang sangat besar, di mana di dalamnya terjadi

peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia yang belum diungkap.

Sepanjang sejarah hiudpnya, manusia telah mengalami perubahan dan perkembangan

pengetahuan tentang alam semesta.

Ada beberapa teori yang sangat terkenal mengenai terbentuknya jagat raya, yaitu teori jagat raya

mengembang, teori big bang, teori keadaan tetap, dan teori berayun.

a.    Teori Jagat Raya Mengembang

Edwin Hubble melakukan pengamatan terhadap galaksi – galaksi yang letaknya sangat jauh.

Galaski – galaksi ini selalu bergerak menjauhi pusat jagat raya dengan kecepatan yang tinggi.

Antargalaksi jaraknya pun semakin bertambah setiap saat. Hal ini bearti bahwa jagat raya

tidaklah statis akan tetapi terus mengalami perkembangan.

b.    Teori Bing Bang

Page 8: BAB 2

Teori ini berasal dari anggapan bahwa pada awal mulanya ada suatu massa yang luar biasa

besarnya dengan berat jenis yang snagat besar. Akibat adanya reaksi inti maka massa yang luar

biasa besarnya tersebut meledak dan berserakan kemudian mengembang dengan sangat cepat

menjauhi pusat ledakan.

c.     Teori Keadaan Tetap

Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Menurutnya, materi baru (hidrogen) diciptakan setiap saat

untuk mengisi ruang kosong yang timbul dari pengembangan jagat raya. Dalam kasus ini jagat

raya tetap dan akan selalu tampak sama.

d.    Teori Berayun

Berdasarkan teori ini, semua materi saling menjauh dan berasal dari massa yang padat.

Selanjutnya, materi itu gerakannya melambat kemudian berhenti dan mulai mengerut lagi akibat

gaya gravitasi. Lalu materi tersebut akan memadat dan meledak lagi. Dalam proses ini tidak ada

materi yang rusak maupun tercipta akan tetapi hanya berubah tatanan.

Perkembangan dari awal hingga akhir dari pandangan – pandangan tersebut adalah sebagai

berikut.

a.                Anggapan Antroposentris atau Egosentris

Anggapan ini dimulai pada tingkat awal manusia atau pada manusia primitif yang menganggap

bahwa manusia sebagai pusat alam semesta. Pada waktu menyadari ada bumi dan langit,

manusia menganggap matahari, bulan, bintang, dan bumi serupa dengan hewan , tumbuhan dan

dengan dirinya sendiri.

b.                Anggapan Geosentris

Anggapan ini menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta. Geosentris berasal dari kata geo

yang artinya bumi dan centrum yang artinya pusat. Anggapan ini dimulai sekitar abag VI SM,

saat pandangan egosentris mulai ditinggalkan. Salah seorang yang mengemukakan anggapan

geosentris adalah Claudius Ptolomeus. Ia melakukan observasi di Alexandria, kota pusat

budaya Mesir pada masa lalu. Ia menganggap bahwa pusat jagat raya adalah bumi, sehingga

bumi ini dikelilingi oleh matahari dan bintang – bintang.

c.                 Anggapan Heliosentris

Pandangan heliosentris (helis = matahari) dianggap sebagai pandangan yang revolusioner yang

menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta. Seorang nahasiswa kedokteran, ilmu pasti,

dan astronomi, Nicolaus Copernicus pada tahun 1507 menulis buku “De Revolutionibus

Page 9: BAB 2

Orbium Caelestium” (Tentang revolusi peredaran benda – benda langit). Ia mengemukakan

bahwa matahari merupakan pusat jagat raya yang dikelilingi planet – planet, bahwa bulan

mengelilingi bumi dan bersama – sama mengitari matahari, dan bahwa bumi berputar ke timur

yang menyebabkan siang dan malam.

d.                Anggapan Galaktosentris

galaktosentris (galaxy = kumpulan jutaan bintang) merupakan anggapan yang menempatkan

galaksi sebagai pusat tata surya. Galaktosentris dimulai tahun 1920 yang ditandai dengan

pembangunan teleskop raksasa di Amerika Serikat, sehingga dapat memberikan informasi yang

lebih banyak mengenai galaksi. Galaksi adalah suatu sistem bintang atau tatanan bintang –

bintang. Galaksi tersusun secara menggerombol dan tiap – tiap anggota galaksi memiliki gaya

tarik – menarik (gravitasi). Matahari bersama – sama planet yang mengitarinya terletak pada

sebuah galaksi yang diberi nama galaksi Bimasaki.

2.      Anggota-Anggota Jagat Raya

Di dalam jagat raya terdapat banyak sekali benda – benda angkasa antara lain galaksi, bintang,

planet, meteor, dan lain – lain. Berikut ini akan diuraikan tentang bintang dan galaksi. Sedangkan

planet dan benda angkasa lainnya dibahas dalam subbab tata surya.

a.      Bintang

Bintang adalah benda langit yang mempunyai cahaya sendiri akibat adanya reaksi inti di

dalamnya. Meskipun menggunakan teleskop paling canggih, kebanyakan bintang di ruang

angkasa terlihat tidak lebih besar dari ujung peniti. Sebuah bintang mempunyai ukuran dan

warna yang berbeda – beda, bahkan ada yang berpasangan dan saling mengorbit, yang dikenal

sebagai bintang kembar.

Berdasarkan volumenya, bintang yang ada di jagat raya dibagi menjadi tiga macam, yaitu

bintang raksasa, bintang sedang, dan bintang kerdil. Ukuran bintang tidak mengenal besarnya

saja, tetapi juga berdasarkan magnitudonya. Yang dimaksud dengan magnitudo adalah derajat

kekuatan sinar bintang. Makin kecil magnitudo suatu bintang makin terang cahaya bintang

tersebut. Magnitudo beberapa bintang dapat anda lihat dlam tabel di bawah ini.

No Nama Bintang atau

Benda Langit Lainnya

Magnitudo

1.

2.

Antares

Alpha Centaury

1,3

0,1

Page 10: BAB 2

3.

4.

5.

6.

7.

Beta Centaury

Canopus

Sirius

Venus

Matahari

0,9

-0,9

-1,6

-4

-27

Berikut ini perbandingan antara beberapa bintang dengan matahari dalam hal ukuran

serta tingkat terangnya.

1)      Bintang Sirius/cebol putih, mempunyai diameter 1/100 kali diameter matahari, dan terangnya

1/400 kali terangnya matahari.

2)      Bintang Barnard/cebol merah, mempunyai diameter 1/10 kali diameter matahari, dan terangnya

1/2.000 kali terangnya matahari.

3)      Bintang Capital/raksasa kuning, mempunyai diameter 16 kali diameter matahari, dan terangnya

150 kali terangnya matahari.

4)      Bintang Rigel/raksasa biru putih, mempunyai diameter 80 kali diameter matahari.

5)      Bintang Betelgeux/raksasa supermerah, mempunyai diameter 300 – 400 kali matahari.

Para astronom melakukan pengelompokkan spektrum bintang berdasarkan susunan garis yang

dinyatakan dalam simbol – simbol kelas spektrum seperti O, B, A, F, G, K, dan M.

Klasifikasi Spektrum Bintang

Kelas Spektrum Temperatur Warna

O

B

A

F

G

K

M

> 25.000 K

11.000 – 25.000 K

7.500 – 11.000 K

6.000 – 7.500 K

5.000 – 6.000 K

3.500 – 5.000 K

< 3.500 K

Biru

Biru

Biru

Biru keputih – putihan

Putih kekuning – kuningan

Jingga kemerah – merahan

Merah

b.      Galaksi

Galaksi merupakan suatu sistem perbintangan yang sangat luas, di dalamnya terdapat jutaan

bahkan miliaran bintang beserta benda – benda langit lainnya sebagai anggota yang beredar

mengelilingi pusat dengan gerakan yang teratur. Contoh galaksi adalah galaksi Bimasaki di mana

matahari sebagai bintang merupakan bagian dari galaksi tersebut. Sebagai anggota jagat raya,

Page 11: BAB 2

galaksi mempunyai cahaya sendiri dan jarak antargalaksi yang satu dengan yang lainnya jutaan

tahun cahaya.

1)      Teori Terbentuknya Galaksi

a)      Teori Top-Down

Jagat raya terbentuk dari awan gas yang besar dan padat yang kemudian pecah – pecah. Masing

– masing pecahannya tersebut berubah menjadi galaksi melalui proses kotraksi awan gas.

Kontraksi awan gas terjadi karena adanya pengaruh gravitasi, yang akhirnya menghasilkan

bintang – bintang.

Menurut teori ini, galaksi terbentuk dengan cara top-down, terbelah dari volume yang besar

menjadi pecahan – pecahan yang lebih kecil.

b)     Teori Bottom – Up

Teori ini menyangkal teori pertama. Teori ini menyatakan bahwa galaksi terbentuk dari bagian –

bagian yang kecil menjadi besar.

Dalam teori ini, pada awalnya daerah – daerah yang mempunyai kepadatan tinggi di jagat raya

ini berukuran kecil. Karena gaya gravitasi, daerah – daerah ini mulai bersatu dan membentuk

susunan yang lebih besar dan akhirnya membentuk gravitasi.

2)      Ciri - Ciri Galaksi

Ciri – ciri galaksi antara lain :

a)      Galaksi terlihat di luar jalur bintang kali serayu, sejauh ratusan ribu, bahkan jutaan tahun cahaya.

b)      Galaksi – galaksi mempunyai cahaya sendiri, bukan cahaya pantulan.

c)      Galaksi – galaksi mempunyai bentuk tertentu, yang selalu mempunyai inti yang bercahaya di

pusatnya, sehingga mudah untuk dikenal, dan

d)     Jarak antargalaksi jutaan tahun cahaya.

3)      Bentuk – Bentuk Galaksi

Galaksi memiliki tiga bentuk dasar, yaitu spiral, elips dan tak beraturan.

a)      Bentuk Spiral

Galaksi spiral mempunyai distribusi bintang dan nebula berbentuk spiral, dan umumnya datar

seperti cakram. Akan tetapi, bagian tengah galaksi jenis ini menggelembung.

b)     Bentuk elips

Galaksi elips berbentuk seperti bola rugby raksasa. Galaksi elips mengandung sangat sedikit

materi nebula, sehingga sangat sedikit memiliki bintang baru.

Page 12: BAB 2

c)      Bentuk Tak Beraturan

Kira – kira empat persen dari seluruh jumlah galaksi berbentuk tak beraturan atau tidak

mempunyai bentuk tertentu.

4)      Jenis – Jenis Galaksi

Ada beberapa macam galaksi yang diketagui manusia, antara lain sebagai berikut:

a)      Galaksi Bimasaki

Merupakan galaksi di mana bumi berada. Galaksi Bimasaki memiliki bentuk spiral, terdiri lebih

dari 40 miliar bintang, salah satu di antaranya adalah matahari. Dari tepi ke tepi panjangnya

sekitar 100.000 tahun cahaya. Galaksi Bimasaki ini termasuk berukuran sedang apabila

dibandingkan dengan kelompok – kelompok lainnya. Corak dan struktur dari galaksi Bimasaki

berbentuk spiral dengan massa bintang kurang lebih 100 miliar massa matahari. Bimasaki

menunjukkan gerak rotasi pada intinya.

b)     Galaksi Magellan

Merupakan galaksi yang paling dekat dengan galaksi Bimasaki. Jaraknya kurang lebih 150.000

tahun cahaya dan berada di belahan langit selatan.Galaksi Magellan terlihat seperti kabut dan

terletak di daerah rasi Doroda dan Tucan. Kabut yang terang dan besar disebut Magellan Besar.

Yang kecil, Magellan kecil.

c)      Galaksi Ursa Mayor

Berjarak 10.000.000 tahun cahaya dari galaksi Bimasaki. Bentuk galaksi Ursa Mayor adalah

elips dan rapat.

d)     Galaksi Jauh

Contoh galaksi jauh adalah galaksi Silvery, Triangulum dan Whirlpool.

Galaksi – galaksi yang terletak lebih dari 10.000.000 tahun cahaya dari galaksi Bimasaki

termasuk galaksi jauh.

e)      Galaksi Andromeda

Galaksi Andromeda berbentuk spiral dan berjarak kurang lebih 2.000.000 tahun cahaya dari

galaksi Bimasakti. Pusat galaksi tidak terurai menjadi bintang – bintang yang terpisah dan inti

pusat galaksi sangat terang dan berwarna putih, di sekitarnya terdapat gugus bintang yang sudah

tua dan berwarna merah jambu.

f)       Galaksi Mata Hitam (Black Eye)

Page 13: BAB 2

Pada tahun 1781 seorang astronom Prancis, Charles Messier melakukan terhadap survei

pemotretan terhadap galaksi dan nebula. Di antara galaksi yang lebih ditemukan oleh Messier,

ada satu galaksi yang memiliki sifat yang aneh yaitu memiliki cincin kabut dan berwarna gelap.

D.    Sistem Tata Surya

1.    Asal-usul Tata Surya

Banyak ahli telah mengemukakan hipotesis tentang asal-usul Tata Surya, diantaranya.

Hipotesis Nebula

Hipotesis Nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734

dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga

dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini

lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace yang menyebutkan bahwa pada tahap awal

Tata Surya masih berupa kabut raksasa.

Hipotesis Planetisimal

Hipotesis Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R.

Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk

akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari.

Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis Pasang Surut Bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917.

Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari.  Keadaan yang

hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang

lain oleh gaya pasang surut yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom

Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak

mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya

atas hipotesis tersebut.

Hipotesis Kondensasi

Page 14: BAB 2

Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. uiper

(1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk

dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis Bintang Kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956.

Hipotesis Bintang Kembar menjelaskan bahwa Tata Surya berupa dua bintang yang hampir sama

ukurannya dan saling  berdekatan. Kemudian salah satunya meledak dan meninggalkan serpihan-

serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai

mengelilinginya.

2.        Sejarah Penemuan

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus)

telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang.

Banyak bangsa di dunia memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa

manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei

(1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia “lebih tajam”

dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang. Karena teleskop

Galileo bisa mengamati lebih tajam sehingga ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk

penampakan Venus seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi

Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori

heliosentris yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta. Susunan heliosentris adalah

Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695)

yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.

3. Struktur Tata Surya

Komponen utama sistem Tata Surya adalah matahari, sebuah bintang deret utama kelas G2 yang

mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh dengan gaya

gravitasinya. Yupiter dan Saturnus merupakan  dua komponen terbesar yang mengedari matahari

menyangkup kira-kira 90 persen massa selebihnya. Hampir semua objek-objek besar yang

mengorbit matahari terletak pada bidang edar bumi yang disebut ekliptika. Semua planet terletak

Page 15: BAB 2

sangat dekat pada ekliptika, sementara komet dan objek-objek sabuk Kuiper biasanya memiliki

beda sudut yang sangat besar dibandingkan ekliptika. Planet-planet dan objek-objek Tata Surya

juga mengorbit mengelilingi matahari dengan berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari atas

kutub utara matahari kecuali Komet Halley.

Hukum Gerakan Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata Surya sekeliling

matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan matahari sebagai salah satu titik fokusnya.

Objek yang berjarak lebih dekat dari matahari memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada

orbit elips, jarak antara objek dengan matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat antara

objek dengan matahari disebut perihelion, sedangkan jarak terjauh dari matahari disebut

aphelion. Semua objek Tata Surya bergerak tercepat di titik perihelion dan terlambat di titik

aphelion. Orbit planet hampir berbentuk lingkaran sedangkan komet, asteroid, dan objek sabuk

Kuiper orbitnya berbentuk elips.

Matahari

Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem Tata

Surya.Bintang ini berukuran 332.830 kali dari massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan

kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan

menyemburkan sejumlah energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar

angkasa dalam bentuk radiasi eletromagnetik yang termasuk spektrum optik.

Nama – nama planet

a. Merkurius

Merkurius (0,4 SA) adalah planet terdekat dari matahari serta terkecil (0,055 massa bumi).

Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang

diketahui adalah lobed ridges atau rupes, kemungkinan terjadi karena pengerutan pada perioda

awal sejarahnya. Atmosfer Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang

terlepas dari permukaannya karena semburan angin matahari. Besarnya inti besi dan tipisnya

kerak Merkurius masih belum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesis lapisan luar

planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa dan perkembangan (akresi) penuhnya

terhambat oleh energi awal matahari.

b. Venus

Venus (0,7 SA) berukuran 0,815 kali dari massa bumi. Planet ini memiliki selimut kulit silikat

yang tebal dan berinti besi, atmosfer yang tebal dan memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi

Page 16: BAB 2

planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus

tidak memiliki satelit. Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C

yang kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.

Sejauh ini aktivitas geologis Venus belum dideteksi dan karena planet ini tidak memiliki medan

magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer diduga sumber atmosfer Venus berasal dari

gunung berapi.

c. Bumi

Bumi adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat. Bumi adalah satu-satunya yang

diketahui memiliki aktivitas geologi dan memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah

khas di antara planet-planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diobservasi

memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya

karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi

memiliki satu satelit yaitu bulan dan satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam

Tata Surya.

d. Mars

Mars (1,5 SA) berukuran lebih keci dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini

memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars

yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles

marineris menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai belakangan ini. Warna

merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi. Mars mempunyai dua satelit alami

kecil yaitu Deimos dan Phobos yang diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars.

e. Yupiter

Yupiter (5,2 SA) merupakan planet yang berukuran 318 kali massa bumi dan 2,5 kali massa dari

gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utama planet ini adalah hidrogen dan helium.

Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada

atmosfernya seperti pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter

memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar adalah Ganymede, Callisto, Io, dan Europa yang

menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas.

Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya berukuran lebih besar dari Merkurius.

f. Saturnus

Page 17: BAB 2

Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya memiliki beberapa kesamaan dengan

Yupiter yaitu komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter,

namun  planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi sehingga

membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60

satelit yang diketahui sejauh ini dan 3 yang belum dipastikan. Dua di antaranya  yaitu Titan dan

Enceladus yang  menunjukan activitas geologis meskipun hanya terdiri dari es saja. Titan

berukuran lebih besar dari Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang

memiliki atmosfer yang cukup berarti.

g. Uranus

Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi adalah planet yang paling ringan di antara

planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari matahari dengan

berukuran poros 90° pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas

raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas. Uranus memiliki 27 satelit yang

diketahui dan yang terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel, dan Miranda.

h. Neptunus

Neptunus (30 SA) meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus namun memiliki 17 kali massa bumi

sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tidak

sebanyak Yupiter atau Saturnus. Neptunus memiliki 13 satelit yang diketahui. Yang terbesar

adalah Triton. Triton memiliki geyser nitrogen cair dan geologinya aktif. Triton adalah satu-

satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga didampingi beberapa

planet minor pada orbitnya yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi

1:1 dengan Neptunus.

Benda-benda lain dalam system tata surya

Pada tata surya, kecuali terdapat planet-planet yang telah disebutkan di muka, terdapatpula

benda-benda lain berikut ini.

1. Planetoida atau Asteroida

Pada tahun 1801, Piazzi, seorang astronom bangsa Italia melalui observasinya denganteleskop

menemukan benda langit yang berdiameter± 900 km (Bulan berdiameter 3000 km)beredar

mengelilingi Matahari. Dalam beberapa tahun kemudian ternyata ditemukan pulabeberapa benda

semacam itu. Benda-benda itu mengorbit mengelilingi Matahari pada jarakantara Mars dan

Yupiter. Pada saat ini, benda semacam itu telah diketahui sebanyak + 2000buah, berbentuk bulat

Page 18: BAB 2

dan kecil. Yang terbesar bernama Ceres dengan diameter 750 km.Benda-benda langit itu disebut

planetoida atau "bukan planet", untuk membedakannyadengan planet utama yang telah

diterangkan.

2. Komet atau Bintang Berekor

Meskipun komet disebut sebagai bintang berekor, tetapi komet bukan tergolong bintangalam

dalam arti yang sebenarnya. Komet merupakan anggota tata surya, yang beredar me-ngelilingi

Matahari dan menerima energinya dari Matahari.

3.    Meteor atau Bintang

BeralihMeteor bukan tergolong bintang karena meteor merupakan anggota tata surya.

Meteorberupa batu-batu kecil yang berdiameter antara 0,2 sampai 0,5 mm dan massanya tidak

lebihdari 1 gram. Meteor ini semacam debu angkasa yang bergerak dengan kecepatan rata-rata

60 km/detik atau 60 x 60 x 60 km per jam.4.

PENUTUP

Kesimpulan

Ada beberapa hipotesis yang menyatakan asal-usul hakekat geografi dan Tata Surya yang telah

dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis

Pasang Surut Bintang, Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar. Sejarah penemuan

Tata surya di awali dengan dilihatnya planet-planet dengan mata telanjang hingga ditemukannya

alat untuk mengamati benda langit lebih jelas yaitu Teleskop dari Galileo. Perkembangan

teleskop diimbangi dengan perkembangan perhitungan benda-benda langit dan hubungan satu

dengan yang lainnya. Dari mulai mengetahui perkembangan planet-planet hingga puncaknya

adalah penemuan UB 313 yang ternyata juga mempunyai satelit.

Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari

dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan

buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil atau katai, 173

satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet

bagian luar, dan di bagian terluar ada Sabuk Kuiper dan Piringan Tersebar.

Saran

Sebaiknya semua pihak mempelajari geografi dan tata surya agar dapat mengetahui dari mana

sebenarnya arti geografi dan susunan Tata Surya itu sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau

Page 19: BAB 2

merekayasanya. Mengetahui Tata Surya juga sangat penting agar kita dapat mengetahui

kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

BAB 2

2.Memahami sejarah pembentukan bumiBumi merupakan salah satu planet dari sistem tata surya yang terdapat

dalam suatu galaksi bernama Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways atau

Kabut Putih). Selain planet-planet yang terdapat dalam tata surya, juga terdapat

benda-benda angkasa lain, dan sekitar 200 milyar bintang yang ada di dalam

Galaksi Bima Sakti. Lebih jauh lagi berdasarkan penelitian, Bima Sakti bukanlah

satu-satunya galaksi, tetapi terdapat ratusan, jutaan, bahkan milyaran galaksi

pengisi jagat raya ini. Sungguh Maha Besar dan Maha Tinggi Tuhan yang

telah menciptakan bumi dan jagat raya dengan segala isinya.

Pada bab ini akan dibahas tentang sejarah pembentukan bumi dan tata

surya dalam jagat raya. Dengan mempelajarinya, diharapkan kamu dapat

menjelaskan proses pembentukan bumi dan mendeskripsikan tata surya dalam

jagat raya.

 A. PROSES TERJADINYA BUMI

Kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi yang kita rasakan sangat

luas. Bayangkan saja, jari-jari yang dimiliki bumi mencapai 6.370 km. Panjang

keliling Khatulistiwa yang melewati negara kita sekitar 40.000 km. Jadi kalau

dibandingkan sama dengan 40 kali panjang Pulau Jawa.

Akan tetapi, pernahkah kamu merenungkan tentang bagaimana bumi tempat

kita berpijak ini terbentuk? Apakah bumi suatu benda yang bulat dan kaku?

Bagaimana sejarah pembentukan dan perkembangan muka bumi? Seperti

apakah karakteristik lapisan bumi? Semua pertanyaan tersebut tentunya akan

kita bahas dalam subab ini, sehingga kamu mengetahui dan lebih memahaminya.

Proses terbentuknya planet bumi tidak dapat dipisahkan dengan sejarah

terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan bumi merupakan salah satu anggota

keluarga matahari, di samping planet-planet lain, komet, asteroid, dan meteor.

Bahkan para ilmuwan memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih dahulu,

Page 20: BAB 2

sedangkan planet-planet masih dalam wujud awan debu dan gas kosmis yang

disebut nebula berputar mengelilingi matahari. Awan, debu, dan gas kosmis

tersebut terus berputar dan akhirnya saling bersatu karena pengaruh gravitasi,

kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola besar yang disebut

planet, termasuk planet bumi.

Dari proses tersebut, kita memperoleh gambaran bahwa sistem tata surya

berasal dari massa gas (kabut gas atau nebula) yang bercahaya dan berputar

perlahan-lahan. Massa gas tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil,

dan mendekati bentuk bola. Karena massa gas itu berotasi dengan kecepatan

yang makin lama semakin tinggi, pada bagian khatulistiwa (ekuatornya) yang

mendapat gaya sentrifugal paling besar, sehingga massa tersebut menggelembung.

Akhirnya dari bagian yang menggelembung tersebut ada bagian yang terlepas

(terlempar) dan membentuk bola-bola pijar dengan ukuran berbeda satu sama

lain.

Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi matahari, sedangkan bolabola

kecil yang terlepas dari massa induknya mendingin menjadi planet, termasuk

bumi kita. Pada saat terlepas dari massa induknya, planet-planet anggota

tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu sangat tinggi. Karena

planet berotasi, maka ada bagian tubuhnya yang terlepas dan berotasi sambil

beredar mengelilingi planet tersebut. Benda tersebut selanjutnya dinamakan

bulan (satelit alam). Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, bumi kita sendiri

terbentuk atau terlepas dari tubuh matahari sekitar 4500 juta tahun yang

lalu. Perkiraan terbentuknya bumi ini didasarkan atas penelaahan palentologi

(ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa mahluk hidup purba pada masa lampau)

dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan batuan pembentuk

muka bumi).

Pada saat terlahir (sekitar 4500 juta tahun yang lalu) bumi kita pada

awalnya masih merupakan bola pijar yang sangat panas, suhu permukaannya

mencapai 4.0000 C. Dalam jangka waktu jutaan tahun, secara berangsurangsur

bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian luar bumi

membeku membentuk lapisan kerak bumi atau kulit bumi yang disebut litosfer,

sedangkan bagian dalam planet bumi sampai sekarang masih dalam keadaan

panas dan berpijar.

Selain pembekuan kerak bumi, pendinginan massa bumi ini mengakibatkan

terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses

penguapan ini terjadi dalam waktu jutaan tahun, sehingga terjadi akumulasi

uap dan gas yang sangat banyak. Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer

Page 21: BAB 2

bumi.

Uap air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut,

pada akhirnya dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk pertama kalinya di

bumi, dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik

air hujan yang jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka bumi

membentuk bentang perairan laut dan samudera.

Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa pada awal pembentukannya,

seluruh bagian planet bumi relatif dingin. Kemudian pada proses selanjutnya,

suhu bumi semakin meningkat hingga mencapai suhu seperti saat ini. Berdasarkan

penelitian para ilmuwan, dijelaskan adanya tiga faktor yang menyebabkan

naiknya suhu bumi tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Akresi (accretion) yaitu naiknya suhu bumi akibat tumbukan bendabenda

angkasa atau meteor yang menghujani bumi. Energi dari bendabenda

tersebut berubah menjadi panas. Bayangkan saja, 5 ton berat

benda angkasa, kemudian menghantam bumi dengan kecepatan 30 km

per detik, diperkirakan memberikan energi yang sama dengan ledakan

nuklir sebesar 1000 ton. Daerah sekitar tumbukan tersebut meninggalkan

lubang-lubang yang sangat besar (kawah) di permukaan bumi. Pada saat

bersamaan, bulan juga ditabrak oleh benda angkasa tersebut. Karena

itu, apabila kamu melihat bulan dengan menggunakan teropong maka

kamu bisa menyaksikan kawah yang terbentuk pada masa lampau.

2. Kompresi yaitu semakin memadatnya bumi karena adanya gaya gravitasi.

Bagian dalam bumi menerima tekanan yang lebih besar dibandingkan bagian luarnya, sehingga pada

bagian dalam bumi suhunya lebih panas.

Tingginya suhu di bagian dalam bumi (inti bumi) mengakibatkan unsur

besi pada bumi menjadi cair, sehingga inti bumi merupakan cairan.

3. Adanya disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radioaktif seperti uranium,

thorium, dan potasium. Jumlah unsur-unsur tersebut sebenarnya relatif

kecil tetapi dapat meningkatkan suhu bumi. Atom-atom dari unsur-unsur

tersebut secara spontan terurai dan mengeluarkan partikel-partikel atom

yang berubah menjadi unsur lain dan diserap oleh batuan di sekitarnya. Itulah proses pembentukan

bumi, tempat kita tinggal dan hidup di dalamnya.

Lalu bagaimana dengan proses terjadinya perlapisan di bumi? Secara ringkas,

proses pembentukan bumi hingga terjadinya perlapisan tersebut terbagi menjadi

tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pada saat bumi merupakan planet yang homogen atau belum terjadi

diferensiasi dan zonafikasi.

Page 22: BAB 2

2. Proses diferensiasi atau pemilahan, yaitu ketika material besi yang lebih

berat tenggelam menuju pusat bumi, sedangkan material yang lebih ringan

bergerak ke permukaan. Dengan demikian, bumi tidak lagi dalam keadaan

homogen, melainkan terdiri atas material yang lebih berat (besi) di pusat

bumi dan material yang lebih ringan di bagian yang lebih luar atau kerak

bumi.

3. Proses zonafikasi, yaitu tahap ketika bumi terbagi menjadi beberapa

zona atau lapisan, yaitu inti besi yang padat, inti besi cair, mantel bagian

bawah, zona transisi, astenosfer yang cair, dan litosfer yang terdiri atas

kerak benua dan kerak samudera. Dengan demikian, perubahan suhu yang dimulai dari bahan

pembentuk

bumi hingga terbentuk bumi, kemudian mengalami pendinginan dan terjadinya

kenaikan suhu kembali, seperti yang dijelaskan di atas, mengakibatkan bumi

sebagai planet yang memiliki lapisan-lapisan. Proses zonafikasi pada bumi

telah membaginya ke dalam beberapa lapisan.

B. PANGEA DAN GONDWANA

Lapisan bumi yang tersusun dari berbagai proses secara sedemikian rupa,

nampaklah bagian-bagian yang di antaranya bagian terluar yang keras dan

bagian bawah yang relatif cair. Kita merasakan seolah-oleh permukaan bumi

sesuatu yang kaku dan diam (tidak bergerak). Ternyata sejak zaman dulu,

permukaan bumi yang diam ini telah mengalami perjalanan atau pergeseran

yang jauh dari bentuknya semula. Di antara para ilmuwan yang memberikan

gagasan tentang adanya pergeseran di bumi yaitu Antonio Snidar – Pellegrini

yang mengamati benua-benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan benua

yang pernah bersatu.

Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912),

dalam teorinya yang terkenal yaitu teori pengapungan benua (Continental

drift theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 225 juta tahun lalu, di

bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini

dinamakan pangea, sedangkan kawasan samudera yang mengapitnya dinamakan

panthalassa.

Sedikit demi sedikit pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar

135 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, yaitu

pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan

dinamakan gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit

yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini merupakan

jalur cebakan minyak bumi di sekitar laut-laut di kawasan Timur Tengah. Baik Laurasia maupun

Page 23: BAB 2

Gondwana kemudian terpecah-pecah lagi menjadi

daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan

gerak berkisar antara 1 – 10 cm pertahun (coba kalian lihat teori tektonik

lempeng). Dalam sejarah perkembangan planet bumi, sekitar 65 juta tahun

lalu, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang saat ini letaknya

di sebelah utara ekuator (belahan bumi utara), meliputi Eurasia, Amerika

Utara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan

cikal bakal benua-benua di belahan bumi selatan, meliputi Amerika Selatan,

Afrika, Sub benua India, Australia, dan Antartika, hingga terbentuklah benuabenua

yang kita saksikan saat ini. Kerak bumi atau lapisan bumi bagian atas pada dasarnya terdiri atas

kerak samudera dan kerak benua. Kedua kerak ini bukanlah sesuatu yang

kaku dan diam, tetapi terus bergerak aktif mengalami pergeseran hingga saat

ini. Lalu bagaimanakah pergeseran benua terjadi? Selanjutnya akan dibahas

pada bagian lempeng tektonik.

C. KARAKTERISTIK PERLAPISAN BUMI

Setelah planet bumi ini terbentuk dari massa gas, lambat laun mengalami

proses pendinginan. Akibatnya bagian terluarnya menjadi keras, sedangkan,

bagian dalamnya masih tetap merupakan massa zat yang panas dalam keadaan

lunak. Sepanjang proses pendinginan berlangsung dalam jangka waktu jutaan

tahun, zat-zat pembentuk bumi yang terdiri atas berbagai jenis sifat kimia

dan fisikanya sempat memisahkan diri sesuai dengan perbedaan sifat-sifat

tersebut. Hasil-hasil penelitian terhadap fisik bumi menunjukkan bahwa batuanbatuan

pembentuk bumi mulai dari kerak bumi sampai inti bumi mempunyai

komposisi mineral dan unsur kimia yang berbeda-beda.

Pada dasarnya planet bumi mempunyai struktur utama (dari permukaan

sampai ke dalam), yaitu sebagai berikut.

1. Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust)

Litosfer berasal dari kata lithos berarti batu dan sfhere/sphaira berarti

bulatan atau lapisan. Dengan demikian Litosfer dapat diartikan lapisan

batuan pembentuk kulit bumi. Dalam pengertian lain, litosfer adalah lapisan

bumi paling atas dengan ketebalan lebih kurang 70 km yang tersusun dari

batuan penyusun kulit bumi. Lebih lanjut mengenai litosfer akan dibahas

dalam bab 4.

2. Astenosfer (lapisan selubung atau mantle)

Astenosfer, yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan

sekitar 2.900 km berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar

3.000 0C, merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat

Page 24: BAB 2

dan gas bersuhu tinggi.

3. Barisfer (lapisan inti bumi atau core)

Barisfer, yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam

yang tersusun atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan ferrrum atau besi).

Lapisan ini dapat pula dibedakan atas dua bagian yaitu inti luar dan inti

dalam.

a. Inti luar (Outer core)

Inti luar adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan ini sekitar

2.200 km, tersusun atas materi besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan

panas berpijar bersuhu sekitar 3.900 0C.

b. Inti dalam (Inner core)

Inti dalam adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan

sekitar 2.500 km, tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat

tinggi yakni sekitar 4.8000 C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan

densitas sekitar 10 gram/cm3. Hal itu disebabkan adanya tekanan yang sangat

tinggi dari bagian-bagian bumi lainnya. Lapisan atas kerak bumi, di daerah daratan, biasanya dilapisi

tanah.

Tanah, yang terdiri atas partikel batuan yang ditimpa cuaca, juga mengandung

banyak zat organik yang berasal dari pembusukan makhluk hidup zaman

purba. Tanah mendukung kehidupan tanaman di bumi dan juga binatang karena

makanan hewan, baik langsung maupun tidak berasal dari tanaman.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan

bumi paling dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras yang diselubungi lapisan

cair relatif kental, sedangkan bagian luar atau atasnya berupa litosfer yang

pejal dan keras pula.

D. TEORI TERBENTUKNYA KULIT BUMI

Kulit bumi dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan. Hal ini

telah menjadi bahan pemikiran para ahli untuk mengungkap proses perubahan

dan perkembangan kulit bumi pada masa lalu, sekarang dan prediksi pada

masa yang akan datang. Adapun berbagai teori terbentuknya kulit bumi yang

dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut.

1. Teori kontraksi (Contraction theory)

Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Descrates (1596-1650). Ia

menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengkerut yang disebabkan oleh

terjadinya proses pendinginan, sehingga di bagian permukaannya

terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran.

Teori kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de

Page 25: BAB 2

Baumant (1852). Mereka berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan

karena terjadi proses pendinginan di bagian dalam bumi yang mengakibatkan

bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.

2. Teori dua benua (Laurasia-Gondwana theory)

Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua

yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana

di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan

ke arah equator bumi, sehingga akhirnya terpecah-pecah menjadi benua benua

yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika Utara,

sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia dan Amerika Selatan.

Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess

pada 1884.

 3. Teori pengapungan benua (Continental drift theory)

Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912.

Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang disebut

Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecahpecah

dan terus bergerak melalui dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal,

mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju equator.

Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian

barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan

dan fosil pada kedua daerah tersebut.

4. Teori konveksi (Convection theory)

Menurut teori konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan

Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, menyatakan

bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi

arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya, sehingga

ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan

bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudera), lava tersebut akan

membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan

kulit bumi yang lebih tua.

Bukti kebenaran teori konveksi adalah terdapatnya tanggul dasar samudera

(Mid Oceanic Ridge), seperti Mid Atlantic Ridge dan Pasific-Atlantic Ridge.

Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan

bahwa semakin jauh dari punggung tengah samudera, umur batuan semakin

tua. Artinya terdapat gerakan yang berasal dari Mid Oceanic Ridge ke arah

berlawanan yang disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah

kulit bumi.

Page 26: BAB 2

5. Teori lempeng tektonik (Plate Tectonic theory)

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa planet bumi terdiri atas sejumlah

lapisan. Lapisan bagian atas bumi merupakan bagian yang tegar dan kaku

berada pada suatu lapisan yang plastik atau cair. Hal ini mengakibatkan lapisan

permukaaan bumi bagian atas menjadi tidak stabil dan selalu bergerak sesuai

dengan gerakan yang berada di bawahnya. Keadaan inilah yang melatarbelakangi

lahirnya teori Lempeng Tektonik. Lahirnya teori lempeng tektonik (tectonic

Plate theory) pada tahun 1968 merupakan kenyataan mutakhir dalam geologi

yang menunjukkan terjadinya evolusi bentuk permukaan bumi.

Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilso. Berdasarkan teori

ini, kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada

di atas lapisan astenosfer, Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi

selalu bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan

astenosfer yang berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.

Litosfer sebagai lapisan paling luar dari badan bumi, bagaikan kulit ari

pada kulit manusia dan merupakan lapisan kerak bumi yang tipis. Prinsip

teori tektonik lempeng adalah kulit bumi terdiri atas lempeng-lempeng

yang kaku dengan bentuk tidak beraturan. Dinamakan lempeng karena

bagian litosfer mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal

(panjang dan lebar), tetapi berukuran kecil pada arah vertikal (ketebalan).

Bandingkan dengan daun meja, daun pintu, atau lantai di kelas kalian! Lempeng

ini terdiri atas lempeng benua (tebal sekitar 40 km) dan lempeng samudera

(tebal sekitar 10 km). Kedua lempeng tersebut berada di atas lapisan astenosfer

dengan kecepatan rata-rata 10 cm/tahun atau 100 km/10 juta tahun.

Astenosfer merupakan suatu lapisan yang cair (kental) dan sangat panas.

Panasnya cairan astenosfer senantiasa memberikan kekuatan besar dari dalam

bumi untuk menggerakkan lempeng-lempeng secara tidak beraturan. Kekuatan

ini dinamakan tenaga endogen yang telah menghasilkan berbagai bentuk

di permukaan bumi. Di bumi ini litosfer terpecah-pecah menjadi sekitar 12

lempeng.

Teori lempeng tektonik banyak didukung oleh fakta ilmiah, terutama dari

data penelitian geologi, geologi kelautan, kemagnetan purba, kegempaan,

pendugaan paleontologi, dan pemboran laut dalam. Lahirnya teori lempeng

tektonik sebenarnya merupakan jalinan dari berbagai konsep dan teori lama

seperti Teori Apungan Benua, Teori Arus Konveksi, Teori Pemekaran Lantai

samudera, dan Teori Sesar Mendatar, sebagaimana telah dijelaskan pada

teori-teori di atas. Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak dan mendesak satu sama

Page 27: BAB 2

lain. Lempeng tektonik bagian atas disebut lempeng samudera, sedangkan

lempeng tektonik pada bagian atas terdapat masa kontinen disebut lempeng

benua. Kedua lempeng ini memiliki sifat yang berbeda. Apabila dua lempeng

yang berbeda sifat tersebut saling mendekat, umumnya lempeng samudera

akan ditekuk ke bawah lempeng benua hingga jauh ke dalam lapisan astenosfer.

Bertemunya antara dua lempeng seperti ini dinamakan gerakan bertumbukan

(subduction), sedangkan daerah yang menjadi tempat tumbukan lempenglempeng

disebut subduction zone.

Selain saling mendekat kemudian bertumbukan, gerakan lempeng juga

ada yang saling menjauh dengan lempeng lainnya, dinamakan gerak divergent

atau disebut juga sebagai proses pemekaran. Hasil pemekaran lempeng yang

berada di atas benua disebut rifting, sedangkan pemekaran yang berada

di samudera disebut spreading. Contoh proses ini adalah pecahnya Benua

Pangea pada Zaman Trias dengan membentuk celah sepanjang pinggiran Atlantik

yang memisahkan Afrika dan Amerika Latin. Coba kamu perhatikan kedua

benua tersebut! Pasti nampak seperti sebuah sobekan kertas yang keduanya

menunjukkan ciri-ciri bekas sobekan yang berpasangan. Selain itu, ada juga

gerakan lempeng yang hanya bersinggungan atau berpapasan, disebut juga

transcurrent fault.

Setiap gerakan lempeng yang berbeda tersebut, akan mempengaruhi gejala

dan fenomena alam di atas permukaan bumi. Secara lengkap, prinsip pergerakan

lempeng-lempeng tektonik adalah sebagai berikut:

a. Konvergensi

Konvergensi, yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik.

Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua

dengan benua atau antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera.

Zone atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan

benua disebut Zone Konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India

dengan lempeng Benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan

lipatan muda Himalaya yang merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan

puncak tertingginya, yaitu Mount Everest. Contoh lainnya, tumbukan lempeng

Italia dengan Benua Eropa yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Alpen.

Zone berupa jalur tumbukan antarlempeng benua dengan lempeng dasar

samudera, disebut Zone Subduksi atau zone tunjam, contohnya tumbukan

antara lempeng benua Amerika dengan lempeng dasar Samudera Pasifik yang

menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Pegunungan Andes.

Fenomana yang dihasilkannya:

Page 28: BAB 2

1) lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua;

2) terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut;

3) pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan;

4) terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi;

5) daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam;

6) penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng;

7) timbunan sedimen campuran atau melange.

Contoh:

Pegunungan di pantai barat Amerika, deretan Pulau Sumatera, Jawa dan Nusa

Tenggara, merupakan akibat pembengkakan lempeng benua. Bermunculan puncak

gunungapi dan terjadi gempa di sepanjang pulau dan pegunungan tersebut.

Ingatlah bahaya gempa yang menimbulkan Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara

pada akhir Desember 2004, gempa tersebut timbul akibat adanya tumbukan

antara lempeng samudera Australia terhadap lempeng benua Asia.

 b. Divergensi

Divergensi yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik contohnya

gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dengan Amerika bagian selatan.

Zone berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut

Zone Divergen (zone sebar pisah). Fenomena yang terjadi, sebagai berikut:

1) Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya.

2) Pembentukan tanggul dasar samudera (med ocean ridge) di sepanjang

tempat perenggangan lempeng-lempeng tersebut.

3) Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur

bantal (lava bantal) dan hamparan leleran lava encer, dan

4) Aktivitas gempa.

Contoh:

Di Lautan Atlantik, tanggul dasar samudera memanjang dari dekat Kutub

Utara sampai mendekati Kutub Selatan. Celah ini menjadikan benua Amerika

bergerak saling menjauh dengan benua Eropa dan Afrika.

c. Sesar mendatar

Sesar mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan

arah) antarlempeng tektonik. Contohnya, gesekan antara lempeng Samudera

Pasifik dengan lempeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya

Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari

San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zone

berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zone Sesar

Mendatar (Zone Transform). Bentukan alam yang dihasilkan antara lain

Page 29: BAB 2

patahan atau sesar mendatar. Gerak patahan atau sesar ini dapat menimbulkan

gempa bumi. Contoh: Sesar Sam Andreas di California.

Tenaga endogen yang telah mengakibatkan adanya variasi bentuk muka

bumi, tidak hanya terjadi di daratan melainkan juga di dasar laut.

E. GEJALA LEMPENG TEKTONIK KAITANNYA DENGAN PERSEBARAN

GUNUNGAPI DAN GEMPA BUMI

Pola dan sebaran gunungapi serta gempa

bumi tersebut tentunya tidak terlepas dari keterkaitannya dengan proses alam

lainnya, yaitu akibat gerak mendatar lempeng-lempeng, baik secara tumbukan

(konvergen), divergen, maupun berpapasan. Saat ini gunungapi yang aktif di dunia berjumlah 500

sampai 600 buah

yang tersebar di tiga tempat utama, yaitu sebagai berikut:

1. Di sekitar Samudera Pasifik (sekitar 62%) dengan rincian sekitar 45%

tersebar dikepulauan Pasifik Bagian Barat dan 17% di daerah pinggiran

Pasifik Utara dan Pasifik Selatan.

2. Di Indonesia (14%). Terletak memanjang membentuk jalur pengunungan

aktif sepanjang 7.000 – 7.500 km dan lebar 50 – 200 km, mulai dari

Aceh di ujung barat hingga Halmahera di ujung timurnya.

3. Sisanya tersebar di busur kepulauan dan pinggiran Amerika di Pasifik.

Sekitar 3% terletak di Pasifik Tengah (Hawaii dan Samoa), 1% terdapat

di pulau-pulau di Samudera Hindia, 13% di Atlantik (Azores, Cape Verde

Island, Kanada, dan Medeira yang merupakan gunungapi bawah laut),

dan 7% tersebar di Mediteran dan Asia Kecil Utara. Sekitar 4%-nya

terletak di tengah benua dan dikenal sebagai African Rift System.

Gunungapi tersebut sebagian besar terdapat di daratan, yaitu sekitar

83%, sedangkan sisanya tersebar sebagai gunungapi bawah laut atau dinamakan

sub marine volcano. Penyebarannya mengikuti jalur-jalur memanjang,

yang diduga ada kaitannya dengan rekahan-rekahan kulit bumi.

Jalur I merupakan jalur gunungapi yang mengikuti jalur pegunungan lipatan

di sepanjang pinggiran Pasifik, terus menyambung melalui Pegunungan Andes,

Amerika Tengah, Meksiko, Amerika Bagian Barat, dan Kanada, Alaska,

Asia, Kamchatka, Jepang, Filipina, Indonesia Timur, Kepulauan Melanesia,

dan Selandia Baru. Di sebelah barat, di sepanjang pinggiran benua Asia dan

Afrika, deretan gunungapinya mengikuti rangkaian kepulauan dan sisanya

membusur ke samudera. Batas antara rangkaian pulau-pulau tersebut dan

Samudera Pasifik masing-masing mempunyai sifat dan keadaan geologi mulai

dari sebelah timur pulau-pulau Bouier dan Mariana di utara Irian (Papua),

Page 30: BAB 2

melewati Kepulauan Solomon dan berakhir di Kepulauan Tonga dan Karnadek.

Jalur II merupakan daerah gunungapi yang tak sempurna mengikuti jalur

pegunungan lipatan muda. Mulai laut tengah hingga ke Asia Kecil dan Kepulauan

Indonesia. Jalur ini di bagian timur Asia dipotong oleh deretan pegunungan

tinggi Asia. Gunungapi bawah laut pada jalur ini ditemukan di beberapa tempat,

antara lain di Laut Tengah, yaitu antara Sisilia dan Tunisia, di daerah Kepulauan

Lipari dekat pesisir Arakan dan di Indonesia.

Aktivitas gunungapi merupakan sebab utama adanya sebaran panas bumi,

terutama hidrotermal. Batuan pemanas dari aktivitas vulkanisme akan berfungsi

sebagai sumber pemanasan air. Panas yang ditimbulkan oleh pergerakan sesar

aktif kadang-kadang berfungsi pula sebagai sumber panas. Seperti sumbersumber

mata air panas di daerah sekitar gunungapi di sepanjang jalur sesar

aktif Palu – Koro, di Sulawesi.