skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

47
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang selalu membutuhkan interaksi dan komunikasi dengan yang lainnya dalam menjalankan kehidupan. Proses komunikasi tersebut, tentu membutuhkan bahasa sebagai medianya. Menurut Keraf (Smarapradhipa, 2005:1) memberikan dua pengertian bahasa.Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vocal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.Akan tetapi cakupannya tidak hanya dalam kegiatan lisan tetapi juga kegiatan tulisan. Komunikasi lisan dan tulisan sangat erat hubungannya karena sifat penggunaannya yang saling berkaitan dalam bahasa. Dalam pernyataan tersebut

Upload: hendra-purnama

Post on 10-Jun-2015

1.909 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

education

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk yang selalu membutuhkan interaksi dan

komunikasi dengan yang lainnya dalam menjalankan kehidupan. Proses

komunikasi tersebut, tentu membutuhkan bahasa sebagai medianya. Menurut

Keraf (Smarapradhipa, 2005:1) memberikan dua pengertian bahasa.Pengertian

pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota

masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol

vocal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.Akan tetapi cakupannya tidak hanya

dalam kegiatan lisan tetapi juga kegiatan tulisan.

Komunikasi lisan dan tulisan sangat erat hubungannya karena sifat

penggunaannya yang saling berkaitan dalam bahasa. Dalam pernyataan

tersebut dinyatakan bahwa komunikasi dalam bentuk tulisan sama pentingnya

dengan komunikasi lisan. Namun dalam kenyataannya, keterampilan

berkomunikasi lewat tulisan belum mencapai hasil yang

menggembirakan.Anggapan tersebut timbul karena kegiatan menulis memang

menyita banyak waktu, tenaga serta perhatian yang sungguh-sungguh.Di

samping itu, kegiatan menulis menuntut keterampilan yang kadang tidak

dimiliki.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks

yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan sekaligus. Tidaklah

Page 2: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

berlebihan jika dikatakan demikian karena dalam kegiatan menulis banyak

persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya harus bermakna, jelas, atau lugas,

merupakan satu kesatuan, singkat dan padat, serta memenuhi kaidah

kebahasaan.

Selain itu, menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Dalam penyampaian komunikasi yang tidak langsung ini dibutuhkan sekali

penulis yang mampu menuangkan gagasannya secara jelas, ringkas, dan tepat.

Tujuan keterampilan menulis di sekolah adalah siswa dapat memiliki

kemampuan berbahasa Indonesia yang dapat dipergunakan untuk mengarang.

Selama kegiatan ini siswa disadarkan bahwa ada berbagai kemungkinan cara

penataan atau penyusunan kata. Termasuk dalam kegiatan menulis adalah

kegiatan menemukan kesalahan dalam menulis (tidak hanya ejaan dan tanda

baca, tetapi kelengkapan atau kejelasan kalimat bahkan pemilihan kata).Siswa

tidak hanya dilatih untuk menemukan sendiri, tetapi juga untuk memperbaiki

dan membenahinya.Untuk menuju ke arah itu, pendidik harus memberi

kesempatan kepada siswa berlatih menulis yang baik disertai dengan dorongan-

dorongan yang dapat merangsang potensi dalam menulis sehingga menulis itu

tidak selalu dianggap sulit dan tidak menyenangkan.

Ada juga yang menganggap bahwa kemampuan menulis merupakan bakat.

Jadi, bakat ini tidak dimiliki semua orang. Dengan kata lain, keterampilan

menulis hanya akan dimiliki oleh orang yang berbakat dalam hal itu. Namun

ternyata anggapan seperti ini sangat berbahaya karena dapat membunuh

Page 3: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

potensi seseorang dalam menulis karena di lapangan terjadi hal yang

sebaliknya.Berdasarkan penemuan di lapangan, siswa belum memahami

tentang pembelajaran menulis karangan narasi yang bertemakan tentang

pengalaman pribadi.

Banyak penulis yang lahir bukan hanya didukung oleh bakat semata,

bahkan pada awalnya ada yang membenci menulis, tetapi setelah mengalami

latihan terus menerus, akhirnya jadilah penulis besar. Dengan demikian,

menulis adalah sebuah proses. Proses berlatih dan terus berlatih. Memang tidak

dapat disangkal, bahwa dapat berpengaruh juga, tetapi hanya sedikit.Semakin

seseorang sering menulis dia akan lebih terampil dalam menuangkan ide untuk

membuat suatu tulisan atau cerita. Salah satu cara yang peneliti lakukan dalam

hal ini yaitu dengan membiasakan siswa untuk menulis catatan harian.

Pembiasaan menulis catatan harian, akan memudahkan seseorang mencurahkan

ide yang ada dalam pikiran mereka melalui tulisan yang sifatnya lebih formal.

Pada kesempatan ini peneliti ingin membantu siswa untuk merangsang

kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis yaitu menggunakan teknik

Quantum Writing.

Keterbatasan kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan menulis

bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pembelajaran menulis di

kelas yang belum maksimal, kemampuan guru dalam menyokong kemampuan

menulis siswa, kesadaran siswa tentang manfaat dan pentingnya menulis, dan

sebagainya.

Page 4: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

Teknik Quantum Writing merupakan cara untuk memunculkan potensi

siswa dalam mengeluarkan apa saja yang ada dalam diri mereka saat menulis

yang dilakukan dengan langkah-langkah yang cukup mudah dan

menyenangkan bagi siswa. Kelebihan menggunakan teknik Quantum Writing

ini siswa memilih teknik yang sesuai dengan kemauan dan kemampuan yang

dimiliki. Dengan menerapkan teknik Quantum Writing diharapkan bisa

menyokong kemampuan menulis siswa dalam menulis karangan narasi. karena

teknik Quantum Writing bisa merespon kemampuan siswa dalam menulis

karangan narasi.

Untuk itulah peneliti ingin mencoba menerapkan teknik Quantum

Writing dalam pembelajaran menulis karangan, salah satunya karangan Narasi

yang terdapat dalam KTSP kelas VII MTs. Maka peneliti mengajukan judul

penelitian “Keefektifan Metode Quantum Writing pada Pembelajaran Menulis

Karangan Narasiterhadap Siswa Kelas VII MTs. AL – BAROKAH Kabupaten

Garut Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu penelitian dan guna memberikan batasan

yang jelas akan hal-hal yang diamati selama penelitian, peneliti membatasi

masalah pada penerapan teknik Quantum Writing dalam pembelajaran menulis

karangan Narasi dengan tema pengalaman pribadi.

Page 5: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut ini.

1) Bagaimana kemampuan menulis karangan narasi sebelum menggunakan

teknik Quantum Writing?

2) Bagaimana kemampuan menulis karangan narasi sesudah menggunakan

teknik Quantum Writing?

3) Adakah perbedaan kemampuan menulis karangan narasi sebelum dan

sesudah nenggunakan Quantum Writing?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian eksperimen merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk

menilai pengaruh suatu perlakuan,tindakan, treatment pendidikan terhadap

tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh

tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut

maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari

suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibandingkan

dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Kegiatan

yang peneliti lakukan tentu mempunyai tujuan. Adapun tujuan penelitiaan ini

yaitu sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menulis karangan narasi

sebelum menggunakan teknik Quantum Writing.

Page 6: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

2) Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menulis karangan narasi

sesudah menggunakan teknik Quantum Writing.

3) Untuk mengetahui Adakah perbedaan kemampuan menulis karangan narasi

sebelum dan sesudah menggunakan Quantum Writing.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi STKIP Garut dalam upaya

mengembangkan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan media

pendidikan sehingga dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Secara

praktis penelitian ini diharapkan bagi pihak – pihak berikut ini.

Bagi Guru dapat dijadikan sebagai acuan dalam menggunakan berbagai

metode dan teknik pembelajaran dan mengembangkan media pembelajaran

yang lebih bervariasi serta dapat membawa suasana pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa.

Adapun bagi siswa itu sendiri mendapatkan suasana yang santai dan

menyenangkan, memiliki motivasi belajar, mendapatkan kegiatan belajar yang

lebih mudah, serta mendapatkan pengalaman yang baru selama proses

pembelajaran berlangsung.

Kemudian manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna juga bagi

peneliti dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuan terutama yang

berkaitan dengan media pendidikan sehingga dapat mengoptimalkan proses

pembelajaran. Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa membantu siswa

memahami pembelajaran karangan Narasi khususnya untuk siswa MTs. Al-

Page 7: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

Barokah sebagai objek penelitian diharapkan biasa lebih memberikan hasil

yang memuaskan dalam pembelajaran karangan Narasi.

E. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah segala kebenaran, teori dan pendapat yang

dijadikan landasan dalam suatu penelitian.

Anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Keberhasilan sebuah pembelajaran ditentukan oleh berbagai faktor di

antaranya adalah faktor penggunaan metode.

2. Penggunaan metode yang tepat dapat membantu guru untuk menyampaikan

materi pelajaran dan dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.

3. Teknik Quantum Writing adalah teknik pembelajaran yang dapat

mempermudah munculnya ide untuk mengungkapkan gagasan.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang berupa generalisasi tentatif (sementara)

tentang suatu masalah. Menurut Arikunto (1996:2) Hipotesis adalah suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai

terbukti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, peneliti menyusun hipotesis sebagai

berikut : “ Terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan narasi sebelum

dan sesudah menggunakan teknik Quantum Writing”.

Page 8: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

BAB II

KEEFEKTIFAN TEKNIK QUANTUM WRITING PADA

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI

A. Pembelajaran

1. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-

komponen sistem pembelajaran.Konsep dan pemahaman pembelajaran dapat

dipahami dengan menganalisis aktifitas komponen pendidik, bahan ajar, media,

alat, prosedur, dan proses belajar. Perubahan dan munculnya beberapa konsep

dan pemahamannya merupakan suatu bukti bahwa pembelajaran adalah suatu

proses mencari kebenaran dan mengembangkannya untuk kepentingan

pemenuhan kebutuhan hidup manusia, khususnya yang berhubungan dengan

upaya mengubah perilaku, sikap pengetahuan dan pemaknaan terhadap tugas-

tugas selama hidupnya. Dalam proses pembelajaran terhadap unsur-unsur yang

akan menghasilkan hasil belajar. Maka pembelajaran bisa berkelanjutan

sehingga segala sesuatu yang dibutuhkan manusia akan terpenuhi.Pembelajaran

ialah pengalaman belajar yang dialami oleh siswa dalam proses menguasai

tujuan pengajaran (Tarigan, 1994 : 65). Selain itu, dapat pula berarti

mengalami, menghayati situasi yang aktual yang menimbulkan respon-respon

tertentu dari pihak pembelajaran, pengalaman yang berupa pelajaran akan

menghasilkan perubahan seperti menjadi dewasa, pola perilaku, dan akan

menambah informasi (Hastuti, 1997:4).

Page 9: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

2. Unsur – Unsur Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran terhadap unsur-unsur yang akan menghasilkan

hasil belajar. Maka pembelajaran bisa berkelanjutan sehingga segala sesuatu

yang dibutuhkan manusia akan terpenuhi. Pembelajaran ialah pengalaman

belajar yang dialami oleh siswa dalam proses menguasai tujuan pengajaran

(Tarigan, 1994 : 65). Selain itu dapat pula berarti mengalami, menghayati

situasi yang aktual yang menimbulkan respon-respon tertentu dari pihak

pembelajaran, pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilkan

perubahan seperti menjadi dewasa, pola perilaku, dan akan menambah

informasi (Hastuti, 1997:4).

3. Teknik – Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang

telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik

yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal

atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil

dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu

mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa,

dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian, teknik pembelajaran yang

digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat

digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai

faktor tersebut. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran

adalah siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran

Page 10: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun

berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi

dasar penentuan teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat diterapkan

teknik pembelajaran yang berbeda-beda pula.Berikut ini adalah teknik-teknik

yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam

keterampilan menulis.

a. Teknik pembelajaran menulis

Langkah pertama yang dilakukan adalah menyalin kalimat setelah itu

membuat kalimat, meniru model, setelah itu menulis cerita yang berbentuk

catatan harian, meringkas, paraphrase, melengkapi kalimat, menyusun kalimat

dan mengembangkan kata kunci.

B. Quantum Writing

1. Konsep Dasar Quantum Writing

Menurut D Porter (1999:16) quantum dapat dipahami sebagai interaksi

yang mengubah energi menjadi cahaya.

Teknik quantum writing adalah cara tepat dan bermanfaat untuk

merangsang munculnya potensi menulis, yaitu melalui teknik menulis yang

disajikan secara individu dengan bantuan objek atau gambar untuk

menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan.

Teknik quantum writing mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan

lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan

memudahkan proses belajar.

Page 11: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

Konsep dasar quantum writing di atas dapat diterapkan dalam proses

belajar menulis, sesuai dengan kiat-kiat quantum learning diantaranya:

anggaplah menulis sebagai kreativitas yang menyenangkan.

2.Tujuan Pembelajaran Quantum Writing

Tujuan pembelajaran quantum writing yang ingin dicapai menurut

(Harnowo, 2003) adalah sebagai berikut:

a. Cara cepat memunculkan sisi untuk yang dimilikinya dan kemudian dapat

dikenalinya sendiri secara utuh;

b. Semangat untuk mengeluarkan apa saja yang ada pada diri saat menulis;

c. Merangsang munculnya keberanian untuk menulis;

d. Cara cepat untuk memperkaya mental seorang penulis.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran

quantum writing adalah cara cepat untuk merangsang munculnya potensi

keterampilan menulis, khususnya pada anak sehingga anak mampu

meningkatkan menulis.

3. Manfaat Quantum Writing

Manfaat quantum writing (Harnowo, 2003) adalah sebagai berikut.

a. Meningkatkan motivasi siswa;

b. Meningkatkan minat siswa untuk belajar;

c. Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran menulis

meningkatkan kemampuan menulis siswa;

d. Menumbuhkan rasa percaya diri terhadap menulis;

e. Proses belajar menulis praktis dan menyenangkan.

Page 12: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

4. Langkah – LangkahTeknik Quantum Writing

Tahap-tahap penulisan yang dikemukakan oleh Bobi De Porter dan

Mikhernacki adalah sebagai berikut.

a. Persiapan, pengelompokan (Clustering) dan menulis cepat adalah dua

teknik yang digunakan pada proses penulisan ini. Pada tahap ini, penulis

hanya membangun suatu pondasi untuk topik yang berdasarkan pada

pengetahuan, gagasan dan pengalaman siswa.

b. Draf-kasar, di sini memulai menelusuri dan mengembangkan gagasan.

Pusatkan pada tanda baca, tata bahasa atau ejaan. Dalam hal ini untuk

menunjukan bukan memberitahukan saat menulis.

c. Berbagi, bagian dari proses ini sangat penting. Sebagai penulis, akan

merasa sangat dekat dengan tulisan sehingga sulit bagi penulis untuk

menilai secara objektif. Untuk mengambil jarak dengan tulisan, perlu

meminta bantuan orang lain untuk membacanya dan memberikan umpan

balik. Mintalah seorang teman, rekan, pasangan teman sekelas, untuk

membacanya dan memperbaiki bagian-bagian mana benar-benar kurang

tepat.

d. Memperbaiki (revisi), pada tahap ini setelah mendapatkan umpan balik

tentang mana yang baik dan mana yang perlu digarap lagi, ulangi dan

perbaikilah. Manfaat umpan balik yang dianggap baik. Penyunting

(Editing), pada tahap ini perbaikilah semua kesalahan ejaan, tata bahasa,

dan tanda baca. Pastikan semua transisi berjalan mulus, penggunaan kata

Page 13: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

kerjanya tepat, dan kalimat-kalimatnya lengkap, penulisan kembali, pada

tahap ini, masukan isi yang baru dan perubahan-perubahan penyuntingan.

e. Evaluasi, pada tahap ini, untuk memastikan bahwa penulis telah

menyelesaikan tulisan yang direncanakan dan yang ingin disampaikan

walaupun ini merupakan proses yang terus berlangsung, tahap ini

menandai akhir pemeriksaan.

C. Menulis

1. Pengertian menulis

Menulis adalah kegiatan menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa

melalui tulisan, dengan maksud dan pertimbangan tertentu untuk mencapai

sesuatu yang dikehendaki (Rahardi, 2003 :39). Menulis merupakan suatu alat

yang sangat ampuh dalam belajar yang dengan sendirinya memainkan peran

yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Menulis memang merupakan

suatu bentuk berpikir, tetapi ia adalah berpikir untuk penanggap tertentu dan

untuk situasi tertentu pula (Fachruddin, 1988:1). Maka menurut Fachruddin

ada beberapa unsur-unsur penting tersebut akan banyak membantu dalam

usaha mencapai tujuan si penulis. Menulis merupakan suatu kegiatan

penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya

(Akhadiah, 1997:13). Karena menulis itu sulit, kegiatan menulis perlu

mendapatkan bimbingan dari guru. Mengarang atau menulis merupakan

kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, dan pengalaman

hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca, dan bisa

dipahami orang lain (Marwoto, 1987 : 12). Sementara itu menurut Imron (1988

Page 14: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

: 36 ) mengarang adalah kegiatan yang sangat kompleks dalam pengertian

melibatkan cara berpikir yang teratur dan kemampuan mengungkapkan dalam

bentuk bahasa tertulis dengan memperhatikan beberapa syarat, anatara lain

sebagai berikut.

1. Kesatuan gagasan atau ide yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh penulis.

2. Kemampuan menuangkan gagasan ke dalam kalimat yang jelas dan efektif.

3. Kecakapan menyusun paragraf.

4. Kekayaan bahasa atau kosa kata yang diperlukan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa mengarang

merupakan sebuah metode terbaik untuk mengembangkan kemampuan

didalam menggunakan bahasa.

2. Tujuan Menulis

Tujuan utama menulis adalah sebagai alat komunikasi secara tidak

langsung.Penulis dan pembaca dapat berkomunikasi melalui tulisan.Pada

prinsipnya menulis adalah menyampaikan pesan penulis kepada pembaca,

sehingga pembaca memahami maksud yang dituangkan atau maksud yang

disampaikan melalui tulisan tersebut.Pada dasarnya orang yang menulis

mempunyai tujuan atau maksud tertentu. Hal ini selaras dengan pendapat

Tarigan (1993: 24-25) menyebutkan, pada dasarnya menulis mempunyai tujuan

sebagai berikut.

1. Tujuan penguasaan (Assignment Purpose), tujuan penguasaan ini penulis

menulis karena ditugaskan bukan atas kemauan sendiri.

Page 15: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

2. Tujuan Altruistik, penulis bertujusn untuk menghibur atau menyenangkan

para pembaca, penulis ingin menolong para pembaca memahami,

menghargai perasaan dan penalarannya.

3. Tujuan Persuasif (Persuasif Purpose), tulisan yang bertujuan menyakinkan

para pembaca akan kebenaran gagasan yang disampaikan.

4. Tujuan Informasi/Penerangan (informational Purpose), tulisan yang

bertujuan memberi informasi keterangan kepada pembaca.

5. Tujuan Pernyataan Diri (Self-Ekspressive Pupose), tulisan yang bertujuan

memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para

pembaca.

6. Tujuan Kreatif (Creative Purpose), tulisan yang bertujuan mencapai nilai-

nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

7. Tujuan Pemecahan Masalah (Problem Solving Purpose), tujuan sang

penulis adalah menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi meneliti secara

cermat pikiran atau gagasan sehingga dapat dimengerti dan diterima oleh

para pembaca.

3. Manfaat Menulis

Dibawah ini ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan

menulis, yaitu sebagai berikut ini.

a) Menulis dapat menyehatkan tubuh

Mernnisi (Hernowo, 2003:27) menyatakan,“Menulis lebih baik daripada

operasi pengencangan kulit wajah”. Maksud ungkapan Mernnisi tersebut

adalah menulis memberi manfaat pada kita karena menyehatkan kulit wajah

Page 16: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

kita menjadi kencang akibat semangat berfikir yang memancar pada saat kita

menulis. Selain ungkapan itu Pennebaker (Harnowo, 2003:27) mengatakan,

“Menulis tentang hal-hal negatif akan memberikan pelepasan emosional yang

mengakibatkan rasa puas dan lega”.Salah satu timbulnya penyakit adalah

akibat kondisi psikis yang tidak sehat. Ini diakibatkan oleh emosional dan

perasaan-perasaan negatif tersebut maka kita akan merasa lega dan puas. Salah

satu cara melepaskan emosi negatif adalah dengan menuliskan perasaan-

perasaan negatif tersebut. Pennebaker (Harnowo, 2003:27) telah melakukan

penelitian tentang hubungan menulis dengan kesehatan tubuh. Hasilnya, orang

senantiasa melukiskan perasaan-perasaan negatifnya (kekecewaan, kesedihan,

trauma masa lalu, kemarahan dan lain-lain) merasa lebih sehat sehingga

intensitas kunjungan ke dokter menjadi berkurang. Selain itu orang-orang yang

melukiskan pikiran dan perasaan terdalam tentang pengalaman mereka

menunjukan meningkatnya fungsi kekebalan tubuh dibanding dengan orang

yang melukiskan masalah tak seberapa.

b) Menulis menjernihkan pikiran

Dengan menulis, pikiran kita menjadi jernih dengan menganalisis kembali

semua yang telah kita pikirkan dalam bentuk tulisan.

c) Menulis membantu dalam mendapatkan dan mengingatkan informasi baru.

Tidak selamanya memori kita dapat bekerja dengan cepat mengingat

kembali masukan, informasi, data baru yang diperoleh. Oleh karena itu,

menulis dapat membantu memberikan kerangka yang dapat dipakai untuk

memahami perspektif baru untuk orang lain. Dengan menulis, kita mudah

Page 17: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

untuk merekatkan kembali informasi-informasi baru sehingga menjadi jelas

dan mudah diingat.

d) Menulis membantu memecahkan masalah

Menulis akan memaksa orang-orang untuk memusatkan perhatian lebih

panjang kepada suatu topik tertentu sehingga akan ditemukan pemecahan

masalahnya.

e) Menulis membantu kita mengenali kemampuan dan potensi diri sendiri

tentang suatu topik.

Menulis merupakan suatu alat ukur untuk menguji pemahaman kita

tentang suatu topik. Seberapa jauh kita ketahui permasalahan dan bagaimana

yang kita ketahui tentang topik yang akan kita tulis.

f) Menulis menambah wawasan karena kita selau berusaha melengkapi

tulisan dari berbagai sumber.

Dengan menulis, kita menjadi tahu kelamahan kita mengenal topik yang

akan dibahas, sehingga kita akan berusaha mencari, menemukan, menyerap

dan memahami yang kita ketahui. Oleh karena itu, wawasan kita akan

bertambah.

4. Jenis Tulisan

Pengungkapan gagasan agar dapat dipahami pembaca disajikan dalam

bentuk yang berbeda. Teknik mengarang dibedakan dalam empat jenis yaitu

sebagai berikut.

a. Penceritaan (Naration)

Page 18: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

Bentuk pengungkapan yang menyampaikan suatu peristiwa atau

pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca dengan maksud

untuk meningkatkan kesan tentang perubahan atau gerak suatu pangkal awal

sampai titik akhir.

b. Pelukisan (Deskripsition)

Bentuk pengungkapan yang menggambarkan serapan pengarang dengan

segenap indranya yang bermaksud menimbulkan citra yang sama dalam diri

pembaca. Melalui pelukisan itu, pembaca diharapkan dapat pula seolah-olah

menyerap atau mengalami macam-macam hal yang berbeda dalam susunan

ruang (misalnya, pemandangan indah, lagu merdu, bunga harum, mangga

manis atau suara halus).

c. Pemaparan (Exsposition)

Bentuk pengungkapan yang menyajikan fakta-fakta secara teratur, logis

dan terpadu, terutama bermaksud memberi penjelasan kepada pembaca

mengenai suatu ide, persoalan, proses, atau peralatan.

d. Perbincangan (Argumentation)

Bentuk pengungkapan yang memberi penjelasan kepada pembaca agar

mengubah pikiran, pendapat atau sikapnya sesuai yang diharapkan oleh

pengarang.

Pendapat lain mengenai jenis-jenis tulisan ini dikemukan oleh M.E

Suhendar (1992 : 102) yaitu sebagai berikut ini.

1. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan

dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca atau peristiwa yang telah terjadi.

Page 19: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

2. Deskripsi, berasal dari descripcere yang berarti menulis rentang atau

membedakan suatu hal. Disamping itu, deskripsi diterjemahkan menjadi

pemerian yang berarti melukiska sesuatu.

3. Argumentasi, merupakan suatu bentuk retorika yang berusaha untuk

mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain aga mereka percaya dan

akhirnya bertindak seperti apa yang diinginkan oleh para penulis atau

pembicara.

4. Persuasi adalah semi verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang

agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu sekarang

atau waktu yang akan datang.

Berdasarkan dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tulisan ada

lima jenis. Pertama, narasi yaitu jenis tulisan yang bersifat bercerita tentang

peristiwa yang telah terjadi.Kedua, deskripsi yaitu jenis tulisan yang

melukiskan dan mengemukakan obyek yang sedang dibicarakan.Ketiga,

argumentasi yaitu jenis tulisan yang mempengaruhi sikap dan pendapat orang

lain, agar percaya dan bertindak sesuai yang diinginkan penulis. Keempat,

persuasi yaitu jenis tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca agar

melakukan apa yang dikehendaki penulis. Kelima, yaitu jenis tulisan yang

berusaha menerangkan, menjelaskan dan menguraikan masalah yang dapat

memperluas pandangan pembaca.

Page 20: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

D. Karangan Narasi

1. Penjelasan Karangan Narasi

Karangan Narasi merupakan sebuah bentuk percakapan atau tulisan yang

bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau

pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi,

1990: 32). Sebagai suatu cerita, narasi bermaksud memberitahukan apa yang

diketahui dan dialami kepada pembaca atau pendengar agar dapat merasakan

dan mengetahui peristiwa tersebut dan menimbulkan kesan dihatinya, baik

berupa kesan tentang isi kejadian maupun kesan estetik yang disebabkan oleh

cara penyampaian yang bersifat sastra dengan menggunakan bahasa yang

figurative (Semi, 1995:33).

2. Ciri – Ciri karangan narasi

Pada dasarnya narasi mempunyai ciri sebagai berikut: (1) berupa cerita

tentang peristiwa atau pengalaman manusia, (2) Kejadian atau peristiwa yang

disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi,

dapat berupa imajinasi semata-mata, atau gabungan keduanya, (3) berdasarkan

konflik, agar menarik, (4) memiliki estetika karena isi dan penyampaiannya

bersifat sastra, khususnya narasi yang berbentuk fiksi, (5) menekankan susunan

kronologis, (6) biasanya memiliki dialog (Semi, 1990:35).

Pada dasarnya karangan narasi ini mempunyai kesamaan dengan

Karangan deskripsi, yang membedakan adalah narasi mengandung unsur imaji

dan peristiwa lebih ditekankan kepada urutan kronologi, sedangkan deskripsi,

unsur imajinasinya terbatas dan penekanan organisasi penyampaian pada

Page 21: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

susunan ruang, sebagaimana yang diamati, dirasakan, dan didengar (Semi,

1990:36).

Page 22: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan interpretasi dalam penelitian ini, penulis

menganggap perlu mendefinisikan variabel-variabel yang terkait dalam

penelitian ini.Variabel-variabel yang terkait adalah sebagai berikut.

1. Keefektifan berasal dari kata “efektif” yang berarti tepat guna, berhasil

atau ada efeknya, pengaruhnya, akibatnya, dan kesannya. Yang menjadi

indikator pada kefektifan adalah adanya tingkat atau taraf keberhasilan

pembelajaran menulis karangan narasi terhadap siswa kelas VII di MTs.

Al-Barokah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan

teknik Quantum Writing.

2. Teknik Quantum Writing adalah teknik yang untuk merangsang

munculnya potensi menulis, yaitu melalui teknik menulis yang disajikan

secara individu dengan bantuan obyek atau gambar untuk menuangkan ide

atau gagasan yang akan dilihat kefektifannya pada karangan narasi.

3. Menulis Karangan Narasi adalah suatu proses menulis yang berbentuk

karangan tulisan yang menceritakan sebuah kejadian, menunjukkan, atau

menjelaskan informasi, dengan bentuk sebuah runtutan waktu

(kronologis). Yang dalam penelitian ini akan dilihat kefektifannya dengan

menggunakan teknik Quantum Teaching.

Page 23: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

B. Metode dan Teknik Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen

(Experimental Research). Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian

yang menjawab pertanyaan “jika kita melakukan  sesuatu pada kondisi yang

dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui

apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control secara

ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan

halinilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen.  Sehingga Penelitian

eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan (Sugiono : 2010).

Menurut Solso & MacLin (2002: 38), penelitian eksperimen adalah suatu

penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang

dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu,

penelitian eksperimen erat kaitannya dalam menguji suatu hipotesis dalam

rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap

kelompok yang dikenakan perlakuan.

2. Teknik Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sebuah teknik rancangan

penelitian The One Group Pretest-Posttest Design, yaitu sebuah rancangan

yang digunakan dengan cara memberikan perlakuan pada jangka waktu

tertentu serta mengukurnya dengan tes sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)

Page 24: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

perlakuan dilakukan. Pada paradigma ini terdapat pretest sebelum diberi

perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Tabel 3.1

Desain penelitian One Group Pretest Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

Oı X O2

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penjelasan

di atas, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs. AL –

BAROKAHKabupaten Garut tahun pelajaran 2013/2014” yang akan dilihat

kemampuan menulis karangan Narasi Penelitian memilih sekolah ini karena

fasilitas infrastruktur, siswa yang berjumlah 35 dan tenaga pendidiknya dinilai

cukup mampu untuk dijadikan sumber data sebuah penelitian. MTs. AL –

BAROKAH Kabupaten Garut ini pun telah terakreditasi dengan nilai B

sehingga proses penelitian dapat berlangsung dengan lebih baik dan lancar.

Page 25: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Mengenai besarnya tidak ada ketentuan yang baku atau

rumusan yang pasti, sebab keabsahan sampel terletak pada sifat dan

karakteristiknya mendekati populasi atau tidak, bukan pada besarnya atau

banyaknya sampel. Berdasarkan penjelasan penelitian di atas, yang dijadikan

sampel pada penelitian ini yaitu kelas VII yang berjumlah 25 orang, Adapun

cara pengambilan sampel tersebut dengan cara acak berdasarkan kebutuhan

penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah tes. Tes merupakan

salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak

langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.

Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

kemampuan siswa-siswi dalam penguasaan kosakata bahasa Indonesia.Tes

yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk tulisan karangan narasi.Jadi,

siswa diberi tugas untuk membuat karangan narasi dengan tema pengalaman

pribadi sebelum teknik Quantum Writing ini digunakan. setelah perlakuan tes,

dilakukan lagi tes seseudah teknik Quantum Writing digunakan. Setelah

pembelajaran menggunakan teknik Quantum Learning tes dilakukan lagi. Hal

itu untuk mengetahui kefektifan teknik Quantum Learning dalam

pembelajaran.

Page 26: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

E. Teknik Pengolahan Data Tes

Tahap pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data

menggunakan pretest dan posttest. Setelah data pretest dan posttest terkumpul,

maka dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Uji normalitas dilakukan dengan uji Chi Kuadrat dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Menentukan rentang: data terbesar – data terkecil

2) Menentukan banyak interval kelas: 1 + 3,3 log n (n = banyak data)

3) Menentukan panjang kelas interval (P)

Rentang

P =

Banyak kelas

4) Membuat tabel distribusi frekuensi

5) Menentukan rata-rata ( x ) dan standar deviasi (SD)

6) Menentukan nilai Z score:

bk x

Z =

SD

7) Menentukan luas interval (L)

8) Menentukan panjang frekuensi diharapkan (Ei)

9) Menentukan frekuensi pengamatan (Oi)

10) Menentukan nilai Chi Kuadrat (X2)

Page 27: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

(Oi Ei)2

X2 =

Ei

11) Membandingkan nilai X2 hitung dengan X2 tabel dengan dk = k-3 dan

taraf kepercayaan 95% (0,01), jika X2 hitung < X2 tabel maka

populasi berdistribusi normal, jika sebaliknya maka populasi

berdistribusi tidak normal.

b. Setelah dilakukan uji normalitas, data pretest dan postest kemudian

dilakukan uji homogenitas.

1) F hitung = Vb

Vk

Ket:

Vb = variasi besar

Vk = variasi kecil

2) Menentukan F hitung

3) Menentukan derajat kebebasan

db1 = n1 – 1

db2 = n2 – 2

ket:

db1 = derajat kebebasan pembilang

db2 = derajat kebebasan penyebut

n1 = ukuran sampel yang variansinya besar

Page 28: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

n2 = ukuran sampel yang variansinya kecil

4) Menentukan homogenitas: jika F hitung < F tabel maka populasi

tersebut homogen. Sedangkan jika F hitung > F tabel maka

populasi tersebut tidak homogen.

c. Uji hipotesis, setelah dilakukan uji prasyarat, data berdistribusi normal dan

homogen maka pengujian dilakukan secara parametrik dengan

menggunakan uji t dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencari standar deviasi gabungan dengan rumus sebagai

berikut:

a) Mencari d1, dengan menggunakan rumus :

di= x1 – y1

b) Mencari rata-rata di

d = rerata selisih X¹ dan X²

c) Mencari Standar deviasi gabungan (SDgab)

SDgab = (n1−1)S1²+ (n2−1 ) S2²

n1+n2−2

2) Menghitung nilai t dengan menggunakan rumus:

thitung¿ X 1−x 2

S gab√n1+n2n1 n2

3) Menentukan t tabel

a) Menentukan derajat kebebasan (db)

db1= n-1 db = n1 + n2 - 2

db2= n-1

Page 29: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

b) Menentukan t pada tabel t

4) Membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel sesuai dengan

tingkat kepercayaan yang dipilih yaitu 99%.

5) Kriteria pengujian

Dari pengujian akan diperoleh thitung. Kemudian dibandingkan

dengan ttabel, jika thitung terletak antara (-ttabel& + ttabel) atau thitung<

ttabel maka tidak berbeda secara signifikan, jika thitung terletak di

luar interval (-ttabel& + ttabel) atau thitung> ttabel maka terdapat

perbedaan yang signifikan.

Page 30: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

DAFTAR PUSTAKA

De Porter B, dkk. (1998). Quantum Writing.Bandung : MTC.

Dimyati & Mudjiono.(2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka

Cipta

Hernowo.(2004). Quantum Writing. Bandung : MLC.

Kosasih.(2003). Ketatabahassaan dan Kesusastraan Indonesia. Bandung :

YramaWidya.

Kusumaningsih, Dewi. dkk. (2013). Terampil Berbahasa

Indonesia .Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET.

Nanang. (2013). Statistika Penelitian Pendidikan : Pribadi.

Purwadarmita, WJS. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Purnama, Hendra (2013). Metode Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi

dengan Menggunakan Teknik Quantum Writing.Skripsi pada Program studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-STKIP Siliwangi Bandung: Tidak

diterbitkan.

Smaradhipa, Galih.(2005).Bertutur dengan Tulisan dikutif dari situs.

http://wwwrayakultura.com/wismasastra.wordpress.com [08 Mei 2014]

Sugiono.( 2008). Metode Penelitian Pendidikan : Bandung: Alfa Beta.

Soendari, Tjutju.(2012). Direktori File UPI Education [online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19560214198003

2TJUTJU_SOENDARI/Power_Point_Perkuliahan/Eksperimen/

PENELITIAN_EKSPERIMEN.ppt_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf[20

Februari 2014]

Page 31: Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3

KEEFEKTIFAN TEKNIK QUANTUM WRITING

PADA PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI

Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Mts. Al – Barokah Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2013/2014

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

oleh

Cecep Nurhasan Fajri S.

10212010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) GARUT

2013/2014