bab 2 gerontik

10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Proses Menua 2.1.1 Pengertian Lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik , kejiawaan, dan sosial (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan). Pengertian dan pengelolaan lanjut usia menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang lanjut usia sebagai berikut: a. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. b. Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa. c. Lanjut usia tak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lanjut usia meliputi:usia pertengahan yakni kelompok usia 26-59 tahun, usia lanjut (Erderly) yaitu antara usia 60-74 tahun, Tua (Old) yaitu antara 75-90 tahun, dan usia sangat tua (Very Old) yaitu usia diatas 90 tahun. Sedangkan menurut Depkes RI (1999), umur dibagi 3 lanjut usia yaitu :

Upload: esti-kurniati

Post on 25-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

OP

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Gerontik

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Proses Menua

2.1.1 Pengertian

Lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik ,

kejiawaan, dan sosial (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan). Pengertian dan

pengelolaan lanjut usia menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

1998 tentang lanjut usia sebagai berikut:

a. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.

b. Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan

kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.

c. Lanjut usia tak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah

sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lanjut usia meliputi:usia pertengahan yakni

kelompok usia 26-59 tahun, usia lanjut (Erderly) yaitu antara usia 60-74 tahun, Tua (Old)

yaitu antara 75-90 tahun, dan usia sangat tua (Very Old) yaitu usia diatas 90 tahun.

Sedangkan menurut Depkes RI (1999), umur dibagi 3 lanjut usia yaitu :

a. Usia pra senelis atau virilitas yaitu seseorang yang berusia 45-49 tahun.

b. Usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

c. Usia lanjut resiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau dengan

masalah kesehatan.

Constantindes (1994) dalam Nugroho (2000) mengatakan bahwa proses menua adalah suatu

proses menghilangnya secara perlahan-lahan jaringan untuk memperbaiki diri atau

mengganti dan mempertahankan fungsi normalnaya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap

infeksi dan memperbaikinya kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang

etrus menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dans etiap individu tidak sama cepatnya.

Menua bukan statyus penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh

dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun darti luar tubuh.

Page 2: Bab 2 Gerontik

Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan karakteristik

menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya. Individu diberi

kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi “ketidamampuan” dan bahkan

kematian. (Cox, 1984 dalam Miller, 1995). Dengan begitu manusia secara progresif akan

kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi

metabolik dabn struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif seperti hipertensi,

aterosklerosis, diabetes mellitus, dan kanker yang akan menyebabkan kita menghadapi akhir

hidup dengan episode terminal yang dramatik seperti stroke, infark miokard, koma asidosis,

metastasis kanker dan sebagainya (Darmojo, 2004).

2.2 Teori-Teori Proses Penuaan

2.2.1 Teori Biologi

2.2.1.1 Perubahahn biologi yang berasal dari dalam(intrinsik)/ Teori Genetika

a. Teori jam biologi (Biological clock theory), Proses menua dipengaruhi oleh faktor-

faktor keturunan dari dalam. Umur seseorang seolah-olah distel seperti jam.

b. Teori menua yang terprogram (program aging theory), sel tubuh manusia hanya dapat

membagi diri sebanyak 50 kali.

c. Teori Mutasi (somatic mutatie theory), setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

d. The Error Theory, “Pemakaian dan rusak” kelebihan usaha dan stres menyebabkan

sel-sel tubuh lelah (terpakai).

2.2.1.2 Perubahan biologik yang berasalah dari luar/ekstrinsik (Teori Non Genetika).

a. Teori radikal bebas, meningkatnya bahan-bahan radikal bebas sebagai akibat

pencemaran lingkungan akan menimbulkan perubahan pada kromosom pigmen dan

jaringan kolagen.

b. Teori imunologi, perubahan jaringan getah bening akanmengakivbatkan

ketidakseimbangan sel T dan terjadi penurunan fungsi sel-sel kekebalan tubuh,

akibatnya usia lanjut mudah terkena infeksi.

Page 3: Bab 2 Gerontik

2.2.2 Teori Psikologik

2.2.2.1 Maslow Hierareky Human Needs Theory

Teori Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan manusia yang meliputi 5 hal

(kebutuhan biologik, keamanan da kenyamanan , kasih sayang, harga diri, aktualisasi diri

dan aktualisasi diri.

2.2.2.2 Jung’s Theory of invidualsm

Teori individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960) mengungkapkan perkembangan

personality dari anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan hingga dewasa tua

(lansia) yang dipengaruhi baik dari internal maupun eksternal.

2.2.3 Course of Human Life Theory

Chorlotte Buhler juga merupakan penganut teori psikologik dengungkapkan bawa teori

perkembangan dasar manusia yang difokuskan pada identifikasi pencapaian tujuan hidup

seseorang dalam melalui fase-fase perkembangan.

2.2.4 Eight Stages of Life Theory

Teori “Eight Stages of Life” yang dikemukakan Erikson (1950) adalah suatu teori

perkembangan psikososial yang terbagi atas 8 tahap, yang mempunyai tugas dan peran

yang perlu diselesaikan dengan baik :

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Tahap VI

Tahap VII

Tahap

VIII

Masa bayi timbul kepercayaan dasar (basic trust)

Tahap penguasaan diri (autonomi)

Tahap inisiatip

Timbulnya kemauan untuk berkarya (Industriousness)

Mencari identitas diri (Identy)

Timbulnya keintiman (Intimacy)

Mencapai kedewasaan (generativity)

Memasuki usia lanjut akan mencapai kematangan

kepribadian (ego Integrity), dia merupakan orang yang

Page 4: Bab 2 Gerontik

memiliki integritas dalam kepribadian sehingga mampu

berbuat untuk kepentingan umum. Kegagalan pada tahap

ini akan menyebabkan cepat putus asa.

Demikian juga dengan teori “Developmental Task” yang dikemukakan Havighurst

(1972) bahwa masing-masing individu melalui tahap-tahap perkembangan secara

spesifik dan terjadi variasi/perbedaan antara individu satu dengan lainnya.

Tahap perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan merasakan

kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.

2.3 Menua Sehat

Tujuan hidup manusia itu ialah menjadi tua tetapi tetap sehat (Healty Aging). Healty

Aging artinya menjadi tua dalam keadaan sehat.

Healty Aging dipengaruhi oleh beberapa faktor sbb:

2.3.1 Endogenic aging, yang dimulai dengan cellular aging, lewat tissue dan anatomical

aging ke arah proses menuanya organ tubuh. Proses ini seperti jam yang terus berputar.

2.3.2 Exogenic factor, yang dapat dibagi dalam sebab lingkungan (environment) dimana

seseorang hidup dan factor sosio budaya yang paling tepat disebut gaya hidup (life

style). Factor exogenic aging sekarang lebih dikenal dengan sebutan factor resiko.

2.4 Peran Perawat Pada Klien Sesuai Proses Penuaan

2.4.1 Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang membutuhkan

suatu kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga diperlukan suatu upaya penciptaan

suatu keterpaduan antara berbagai proses yang dapat terjadi pada lansia.

2.4.2 Untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal, konsep dan strategi pelayanan

kesehatan bagi para lansia memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini tidak

lepas dari peran perawat sebagai unsur pelaksana.

2.4.3 Dalam proses tersebut, peran perawat yang dapat dikembangkan untuk merawat

lansia, berdasarkan proses penuaan yang terjadi, yaitu :

2.5 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Biologik (Fisik)

Page 5: Bab 2 Gerontik

Perawatan dengan perubahan fisik adalah perawatan yang memperhatikan kesehatan

objektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yagn dialami oleh lansia semasa hidupnya,

perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan

dikembangkan, serta penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresivitasnya.

Perawatan fisik ini tebagi menjadi dua bagian, yaitu :

2.5.1 Perawatan bagi usila yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak

tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhannya sehari-hari bisa dipenuhi sendiri.

2.5.2 Perawatan bagi usila yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya

mengalami kelumpuhan atau kesakitan sehingga memerlukan bantuan orang lain untuk

melakukan kebutuhannya sendiri. Disinilah peran perawat teroptimalkan, terutama

tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk mempertahankan

kesehatannya, dan untuk itu perawat harus mengetahui dasar perawatan bagi pasien

lansia.

Peran perawat dalam membantu kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha

mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila kebersihan

kurang mendapat perhatian. Selain itu kemunduran kondisi fisik akibat proses ketuaan dapat

mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan infeksi dari luar. Untuk para lansia yang

masih aktif, peran perawat sebagai pembimbing mengenai kebersihan mulut dan gigi,

kebersihan kulit dan badan, kebersihan rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi

tidir, hal makanan, cara mengkonsumsi obat, dan cara pindah dari kursi ke tempat tidur atau

sebaliknya. Kegiatan yang dilakukan secara rutin akan sangat penting dipertahankan pada

lansia dengan melihat. Kemampuan yang ada, karena adanya potensi kelemahan atropi otot

dan penurunan fungsi.

2.6 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Sosial

Page 6: Bab 2 Gerontik

Dalam perannya ini, perawat perlu melakukan pendekatan sosial sebagai salat satu

upayanya adalah memberikan kesempatan berkumpul dengan sesama usila. Mereka dapat

bertukar cerita atau bertukar pikiran dan memberikan kebahagiaan karena masih ada orang

lain yang mau bertukar pikiran serta menghidupkan semangat sosialisasi. Hfasil kunjungan

ini dapat dijadikan pegangan bahwa para lansia tersebut adalah makluk sosial juga, yang

membutuhkan kehadiran orang lain.

2.7 Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Psikologi

Pada lansia, terutama yang melakukan kegiatan pribadi, memerlukan bantuan orang lain,

memerlukan sebagai suporter, interprester terhadap segala sesuatu yang asing, penampung

rahsia pribadi, dan sahabat yang akrab. Peran perawat disini melakukan suatu pendekatan

psikis, dimana membutuhkan seorang perawat yang memiliki kesabaran, ketelitian dan

waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai keluhan agar para usila merasa puas.

Pada dasarnya pasien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih lingkungannya,

termasuk perawat sehingga perawat harus menciptakan suasana aman, tenang dan

membiarkan klien lansia melakukan atau kegiatan lain yang disenangi sebatas

kemampuannya.

Peran perawat disini juga sebagai motivator atau membangkitkan kreasi pasien yang

dirawatnya untuk mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa terbatas akibat ketidak

mampuannya. Hal ini perlu dilakukan karena bersamaan dengan makin lanjutnya usia,

terjadi perubahan psikis yang antara lain menurunnya daya ingat akan peristiwa yang baru

saja terjadi, perubahan pola tidur dengan kecenderungan untuk tiduran di siang hari dan

pengeseran libido.

Mengubah tingkahl laku dan pandangan terhadap kesehatan lansia tidak dapat dilakukan

seketika. Seorang perawat harus melakukannya secara perlahan-lahan dan bertahap serta

mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang

dilalui tidak menambah beban tetapi justru tetap memberikan rasa puas dan bahagia.

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Bab 2 Gerontik

Annette G. Lueckenotte, 1996. Gerontologic Nursing, Sint louis Mosby Year Book. Inc.

Darmojo Boedhi R.(2004). Geriartri. Ilmu kesehatan usia lanjut. FKUI : Jakarta.

Lueckenotte, 1998. Pengkajian Gerontologi. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Miller, C.A (1999). Nursing care of older adult : theory and practice, 3 rd edition. Lippincott.

Wahjudi Nugroho, 1992. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC.