bab 2. ketentuan umum perpajakan
TRANSCRIPT
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
B A B
1
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mempelajari bab ini, Saudara diharapkan mampu
1. Menjelaskan Istilah-istilah dalam KUP.
2. Menjelaskan kewajiban dan hak pajak.
3. Menjelaskan sanksi-sanksi perpajakan yang diatur dalam KUP.
4. Menjelaskan ketentuan penerbitan ketetapan pajak.
5. Mengetahui dan menerapkan ketentuan penerbitan ketetapan pajak.
6. Mengetahui daluwarsa penetapan
7. Mengetahui pencatatan dan pembukuan.
8. Menghiting dan menerapkan tahun pajak.
9. Rangkuman.
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
ISTILAH-ISTILAH DALAM KUP ............................................. 1 KEWAJIBAN DAN HAK WAJIB PAJAK ................................. 3 SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN DALAM KUP ..................... 4 PEMUNGUTAN DAN POTONGAN PAJAK TERTENTU
SEBAGAI WAJIB PAJAK ........................................................... 4 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) .............................. 5 NOMOR PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA
PAJAK (NPPKP) ......................................................................... 7 SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) ............................................ 8 SURAT SETORAN PAJAK (SPP) .............................................. 10 SURAT TAGIHAN PAJAK (STP) .............................................. 11 SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR (SKPKB) .. 12 SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR
TAMBAHAN (SKPKBT) ............................................................ 13 SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR (SKPLB) ....... 14 SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL (SKPN) .......................... 14 SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG (SPPT) ..... 15 DALUWARSA PENETAPAN ..................................................... 15 PEMBUKUAN DAN PENCATATAN ........................................ 15TAHUN PAJAK ..... 21KESIMPULAN ............................................................................. 23 DAFTAR PUSTAKA ................................................................ ... 25 LAMPIRAN ...................................................................................26
ISTILAH-ISTILAH DALAM KUP
Dalam pembahasan Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan akan dijumpai pengertian-pengertian atau
istilah-istilah yang sudah baku. Pengertian-pengertian atau
istilah-istilah antara lain:
1. Wajib Pajak (MP) adalah pribadi atau badan yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban
perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau
pemotongan pajak tertentu.
2. Badan adalah sekumpulan orang yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
TUJUAN 1
Penjelasan tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
tidak melakukan usaha yang meliputi
3. perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik
Negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuj apapun, firma koperasi, dana
pension, perkumpulan, yayasan, organisasi, massa, organisasi sosial politik, atau
organisasi yang sejenis, lembaga. Bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.
4. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim atau
jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan paling
lama tiga bulan.
5. Tahun Pajak adalah jangka waktu satu tahun kecuali bila wajib pajak menggunakan
tahun buku yang tidak sama.
6. Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu satu tahun pajak.
7. Pajak yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat. Dalam Masa
Pajak, dalam Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
8. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas
pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban
wajib pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
9. Surat Paksa adalah surat perintah untuk membayar utang pajak dan biaya penagihan
pajak sesuai dengan UU No. 19 Tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan surat
paksa sebagaimana telah diubah dengan UU No. 19 Tahun 2000.
1. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 2. Wajib Pajak 3. Badan 4. Masa Pajak 5. Tahun Pajak 6. Bagian Tahun Pajak 7. Surat Pemberitahuan8. Surat Pemberitahuan Masa (SPT
Masa)9. Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT
Tahunan)10. Surat Setoran Pajak (SSP)11. Surat KetetapanPajak (SKP)12. Surat KetetapanPajak Kurang Bayar13. Surat Ketatapan Pajak Kurang Bayar
15. Surat Ketetapan Pajak Nihil16. Surat Tagihan Pajak (STP)17. Pajak yang terutang 18. Surat Paksa19. Kredit pajak untuk Pajak
Pertambahan Nilai20. Pekerjaan bebas21. Pemeriksaan22. Penanggung pajak23. Pembukuan24. Penelitian25. Penyidikan tindak pedana di
bidang perpajakan26. Surat Keputusan Pembetulan27. Surat Keputusan Keberatan
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
Tambahan14. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
28. Putusan Banding
KEWAJIBAN DAN HAK WAJIB PAJAK
Kewajiban Wajib Pajak
1. mendaftarkan diri untuk mendapat NPWP
2. Menghitung sendiri dan membayar kewajiban pajak dengan benar
3. Mengisi dengan benar SPT dan memasukkan ke kantor pelayanan pajak dalam batas
waktu yang telah ditentukan
4. Menyelanggarakan pembukuan /pencatatatn
5. jika diperiksa wajib:
a. Memperlihatkan atau meminjamkan buku atau catatan dokumen yang menjadi
dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh,
kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek yang terutang pajak
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu
dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaaan
6. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan ataupun dokumen
serta keterangan yang diminta. Wajib pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk
merahasiakan maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh pemerintah
untuk keperluan pemeriksaaan
Hak-hak wajib Pajak
1. mengajukan surat keberatan dan surat banding
2. menerima tanda bukti pemasukan SPT
3. Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan
4. Mengajukan permohonan penundaaan pemasukkan SPT
5. Mengajukan permohonan penundaaan atau pengangsuran pembayaran Pajak
6. Mengajukan permohonan perhitungan Pajak yang dikenakan dalam surat
ketetapan Pajak
7. Meminta kembalian kelebihan pembayaran Pajak
8. Mengajukan permohonan penghapusan dan pemgurangan sanksi, serta
pembetualan surat ketetapan Pajak yang salah
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
9. Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban Pajaknya
10. Apabila wajib Pajak dipotong oleh pemberi kerja, wajib Pajak berhak untuk
meminta bukti pemotongan PPh pasal 21 kepada pemotong Pajak, mengajukan surat
keberatan dan permohonan Pajak
SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN DALAM KUP
Sanksi-sanksi di bidang perpajakan sebagaimana yang diatur dalam ketentuan umum
dan tata cara perpajakan (KUP) dapat berupa:
1. Sanksi administrasi, terdiri atas:
a. sanksi administrasi berupa bunga, yang dihitung dalam bentuk persentase tertentu
pada umumnya sebesar 2%
b. sanksi administrasi berupa denda, yang dihitung dalam bentuk jumlah uangnya atau
dalam persentase
c. sanksi administrasi berupa kenaikan, yang terhitung dalam bentuk persentase yang
besarnya 50% atau lebih
2. Sanksi pidana, yang dikenakan beberapa hal antara lain:
a. alpa, yaitu dikarenakan tidak menyampaikan SPT
b. sengaja, yaitu dikarenakan tidak mendaftarkan diri atau tidak menyampaikan
SPT dan sebagainya
c. pengulangan, yaitu dikarenakan jika seseorang melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan sebelum lewat satu tahun sudah mengulanginya lagi
d. percobaan, yaitu dikarenakan melakukan percobaan untuk melakukan tindak
pidana penyalahgunaan di bidang perpajakan
PEMUNGUTAN DAN POTONGAN PAJAK TERTENTU SEBAGAI
WAJIB PAJAK
Wajib pajak yang juga termasuk pemungut dan pemotong pajak tertentu berkewajiban
untuk melakukan penungutan atau pemotongan pajak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa Undang-undang yang menjelaskan hal tersebut, antara lain:
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
1. Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 yang telah diubah dengan UU No.
11 Tahun 1994 pasal 1
2. Undang-undang Pajak Penghasilan 1984 yang telah diubah dengan Undang Nomor
10 Tahun 1994 pada Pasal 22 ayat (1)
3. Keppres No. 56 Tahun 1988, antara lain mengatur:
4. Keppres No. 16 Tahun 1994 atau No. 24 tahun 1995 pasal 2 ayat2
Wajib pajak yang juga termasuk pemungut dan pemotong pajak tertentu menurut UU
diatas antara lain:
KPN
Bendaharawan Pemerintah Pusat dan Daerah (TK I + TK II)
Pertamina
Kontraktor bagi hasil dan kontrak karya di bidang minyak dan gas bumi
Pertambangan umum lainnya
BUMN dan BUMD
Bank Pemerintah dan BPD
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah suatu sarana administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Adapun fungsi
Nomor Pokok Wajib Pajak yaitu Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak
dan untuk menjaga ketertiban dalam membayar pajak dan dalam pengawasan
administrasi perpajakan. Nomor Pokok Wajib Pajak harus ditulis dalam setiap dokumen
perpajakan, antara lain pada formulir pajak yang diperlukan wajib pajak, surat menyurat
dalam hubungan dengan perpajakan, dalam hubungan dengan instansi tertentu yang
mewajibkan mengisi NPWP.
Pendaftaran NPWP
Semua wajib pajak berdasarkan system Self Assesment wajib mendaftarkan diri pada
kantor Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan wajib pajak untuk dicatat sebagai wajib pajak sekaligus mendapat
NPWP. Kewajiban mendaftarkan ini berlaku pula untuk wanita kawin yang dikenakan
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
pajak secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau
dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisah penghasilan dan harta.
Apabila berdasarkan data yang diperoleh NPWP dibatasi jangka waktunya, karena hal
ini berkaitan dengan saat pajak terutang dan kewajiban mengenakan pajak NPWP
secara jabatan. Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dibatasi jangka
waktunya, karena hal ini berkaitan dengan saat pajak terutang dan kewajiban
mengenakan pajak terutang jangka waktu pendaftaran NPWP adalah:
Bagi wajib pajak orang pribadi yang
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan, wajib mendaftarkan
diri paling lambat satu bulan setelah usahanya mulai dijalankan.
Wajib pajak orang pribadi yang tidak
menjalankan suatu usaha atau pekerjaan bebas apabila sampai dengan suatu bulan
memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi PTKP setahun, wajib
mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
Terhadap wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP akan
dikenakan sanksi perpajakan. Bagi mereka yang dengan sengaja tidak mendaftarkan
diri, atau menyalahgunakan atau tanpa hak NPWP sehingga menimbulkan kerugian
pada pendapatan Negara, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun dan
denda paling tinggi empat kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar.
Penghapusan NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak dapat dihapus, antara lain karena:
Wajib pajak orang pribadi meninggal dan tidak meninggalkan warisan;
Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan;
Warisan yang telah selesai dibagi;
Wajib pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang telah kehilangan setatusnya sebagai
bentuk usaha tetap;
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
Wajib pajak orang pribadi lainnya selain yang dimaksud diatas yang
tidak memenuhi syarat sebagai wajib pajak.
Format NPWP
Nomor Pokok Wajib Pajak terdiri dari 15 digit, yaitu 9 digit pertama merupakan kode
wajib pajak dan6 digit berikutnya merupakan kode administrasi perpajakan. Formatnya
adlah sebagai berikut: XX. XXX. XXX. X. XXX. XXX
Wajib pajak yang tidak diwajibkan mendaftarkan diri apabila
memerlukan NPWP, dapat mendaftar diri dan kepadanya akan diberikan NPWP.
Setiap wajib pajak hanya mempunyai satu NPWP untuk semua jenis
pajak.
Untuk perusahaan perseorangan > NPWP atas nama pemiliknya.
Untuk badan (misalnya PT) yang baru berdiri sebaiknya tetap
mempunyai NPWP karena apabila rugi dapat dikompensasi dengan tahun
berikutnya.
NOMOR PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK (NPPKP)
Setiap pengusaha yang berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984
dikenakan pajak, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jendral Perpajakan
untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP). Terhadap pengusaha yang
telah memenuhi syarat PKP tetap tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
PKP akan dikenakan sanksi perpajakan. Adapun fungsi dari NPPKP adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui identitas PKP yang sebenarnya.
b. Untuk memenuhi pemenuhan kewajiban pajak pertambahan
nilai dan pajak penjualan atas barang meah.
c. Untuk pengawasan administrasi perpajakan.
Pelaporan atau Pengukuhan PKP
Bagi pengusaha orang pribadi berkewajiban melaporkan usahanya pad kantor Direktorat
Jendral pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal penhusaha dan tempat
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
kegiatan usha dilakukan. Sedangkan bagi pengusaha badan pada kantor Direktorat
Jedral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal penhusaha dan tempat
kegiatan usha dilakukan. Jika pengusaha orang pribadi atau badanmempunyai tempat
kegiatan usaha diwilayah beberapa kantor Direktorat Jedral Pajak, wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP baik dikantor Direktorat Jedral Pajak yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan usaha pengusaha
maupun dikantor Direktorat Jedral Pajak pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal penhusaha dan tempat kegiatan usha dilakukan.
Apabila berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki oleh Direktorat Jedral Pajak
pengusaha telah memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagaiPKP tetapi tidak
melaporkan usahanya, dapat diterbitkan NPPKP secara jabatan. Kewajiban melaporkan
untuk dikukuhkan menjadi PKP dibatasi jangka waktunya, karena hal ini berkaitan
dengan saaat pajak terutang adalah selambat-lambatnya satu bulan setelah usaha
dimulai.
Sanksi
Bagi mereka yang dengan sengaja tidak mendftarkan, atau menyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak NPPKP sehingga menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara, diancam dengan pidana penjara selama-lamanya enam tahun denda setinggi-
tingginya empat kali jumlah pajak yang terutang atau kurang dibayar. Mulai 1998
Nomor Pengukuhan Kena Pajak sama dengan Nomor Pokok Wajib Pajak, sehingga
format NPPKP juga dari 15 digit.
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. Adapun fungsi SPTadalah:
1. Fungsi SPT bagi Wajib Pajak Penghasilan:
Sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang.
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan
pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan pajak atau
pemungutan pajak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak.
Untuk melaporkan pembayaran dari pemotongan
atau pemungutan tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau
badan ;ain dalam satu masa pajak, yang ditentukan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku.
2. Fungsi SPT bagi Pengusaha Kena Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah yang sebenarnya terutnag.
Untuk melaporkan perkriditan Pajak masukan terhadap pajak keluaran.
Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dialksanakan oleh pengusaha kena pajak dan atau pihak lain dalam satu masa pajak,
yang telh ditentukan oleh peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
3. Fungsi SPT bagi pemotong atau pemungut pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkannya.
Prosedur Pengisian dan Penyetoran SPT
Adapun prosedur pengisian dan penyetoran SPT adalah sebagai berikut:
a. Datang sendiri ke KPP mengambil berkas SPT.
b. Mengisi SPT sesuai ketentuan yang berlaku kemudian
menyerahkan kembali ke KPP dalam batas yang sudah ditentukan.
c. Jika terjadi kekeliruan, maka wajib pajak dapat membetulkan
sendiri dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam jangka waktu 2 tahun
sesudah saat terutangnya pajak atau berakhir masa pajak, dengan syarat:
Direktur Jendral Pajak belum melakukan pemeriksaan dan pembetulan tersebut
menyebabkan utang pajak menjadi lebih besar, maka dikenakan sanksi 2%
sebulan.
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
Walaupum sudah dilakukan pemeriksaan tetapi belum dilakukan penyidikan,
wajib pajak dapat mengungkapkan ketidak benaran pengisian SPT.
Hal-hal yang Harus Tercantum Dalam SPT
Jumlah pajak yang sebenarnya terutang menurut
perhitungan yang benar.
Jumlah pembayaran pajak yang telah dibayar sendiri
oleh wajib pajak maupun dipotong melalui pihak lain.
Jumlah pajak yang masih harus dibayar atas
kekurangan dan jumlah pajak yang lebih dibayar.
Jenis-Jenis SPT
SPT Masa adalah SPT yang digunakan oleh wajib pajak
untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terutang dalam suatu masa
pajak (suatu saat tertentu).
SPT Tahunan adlah SPT yang digunakan oleh wajib
pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terutang dalam suatu
tahun pajak.
SURAT SETORAN PAJAK (SPP) DAN PEMBAYARAN PAJAK
Surat Setoran Pjak adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan
pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui Kantor Pos dan
atau bank Badan Usaha Milik Negara atau bank Badan Usaha Milik Daerah atau tempat
pembayaran lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Adapun fungsi SPP adalah
sebagai sarana untuk membayar pajak dan sebagai bukti dan laporan pembayaran pajak.
Tempat pembayaran dan penyetoran pajak dapat dilakukan di bank-bank yang ditunjuk
oleh Direktorat Jendral Anggaran, Kantor Pos, bank-bank BUMN atau BUMD, tempat
pembayaran lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
SURAT TAGIHAN PAJAK (STP)
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa denda dan/atau bunga. Surat Tagihan Pajak diatur dalam pasal 14
Undang-undang KUP. STP diterbitkan oleh kantor pajak dalam hal sebagai berikut:
1. pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar
2. dari hasil penelitian surat pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak
sebagai akibat salah tulis/atau salah hitung
3. wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga
4. pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN, tetapi tidak melaporkan
kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
5. pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak (PKP) tetapi
membuat faktur pajak atau pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi
tidak membuat atau tidak mengisi faktur pajak secara lengkap.
Penerbitan STP biasanya diikuti dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
sebulan untuk selama-lamanya 24 bulan (maks. 48%).
Contoh:
Apabila pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar. Pajak
penghasilan pasal 25 tahun 1995 setiap bulan sebesar Rp 100.000.000 dan jatuh tempo
misalnya tiap tanggal 15. pada bulan Juni 1995 dibayar tepat waktu sebesar Rp
40.000.000. atas kekurangannya diterbitkan STP tangggal 18 September 1995, maka
penghitungannya adalah:
- kekurangan pajak penghasilan pasal 25
bulan Juni tahun 1995 ………………….Rp 60.000.000
- bunga (3 x 2% x Rp 60.000.000)………..Rp 3.600.000 +
- jumlah yang masih harus dibayar ……….Rp 63.600.000
fungsi STP adalah sebagai berikut:
1. Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang SPT wajib pajak.
2. Sarana mengenakan sanksi administrasi berupa bunga atau denda.
3. alat untuk menagih pajak.
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
Selain itu STP (Surat Tagihan Pajak) mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan
surat ketetapan pajak. Sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan
Surat Paksa.
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR (SKPKB)
Surat ketetapan pajak kurang bayar diatur dalam pasal 13 Undang-undang KUP.
SKPKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang,
jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi
administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. SKPKB ini akan diterbitkan dalam
jangka waktu 10 tahun sesudah saat terutangnya pajak, berakhirnya masa pajak, atau
bagian tahun pajak atau tahun pajk, yaitu dalam hal sebagai berikut:
1. berdasrkan hasil pemeriksaan atau keterngan lain pajak yang terutang tidak
atau kurang dibayar
2. surat pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan dan telah ditegur secara tertulis, tidak disampaikan juga seperti
ditentukan dalam surat teguran
3. berdasrkan hasil pemeriksaan atas PPN dan PPnBM ternyata tidak seharusnya
dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak segarusnya dikenka tarif 0%
4. tidak melakukan kewajiban pembukuan dan tidak memenuhi permintaan
dalam pemeriksaan pajak, sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang
terutang.
SKPKB dapat dilakukan setelah lewat jangka waktu 10 tahun ditambah sanksi bunga
sebesar 48% dari jumlah yang tidak atau kurang dibayar. Pengenaan sanksi administrasi
berupa kenaikan yaitu suatu jumlah proporsional yang harus ditambahkan pada jumlah
yang harus ditagih. Sanksi administrasi berupa kenaikan ini untuk jenis pajak
penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam 1 tahun, sanksi kenaikannya sebesar
50%. Untuk jenis pajak penghasilan yang dipotong oleh orang atau badan lain dan jenis
pajak PPN dan PPnBM ditetapkan sebesar 100% dari besarnya pajak yang tidak atau
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
kurang dibayar. Adapun fungsi SKPKB adalh sebagai kreksi atas jumlah yang terutang
menurut SPT-nya, sarana untuk mengenakan sanksi dan alat untuk menagih pajak.
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR TAMBAHAN
(SKPKBT)
SKPKBT telah diatur dalam pasal 15 Undang-undang KUP. SKPKBT adalah surat
keputusan yang menentukan tambahan atau jumlah pajak yang telah ditetapkan.
Penerbitan SKPKBT dimaksudkan untuk menampung beberpa kemungkinan yang
terjadi seperti:
1. adanya SKPKB yang telah ditetapkan ternyata lebih rendah daripada
perhitungan yang sebenarnya
2. adanya proses pengembalian pajak yang telah ditetapkan dalam SKPLB yang
seharusnya tidak dilakukan
3. adanya pajak terutang dalam surat ketetapan pajak nihil (SKPN) yang
ditetapkan ternyata lebih rendah
SKPKBT merupakan koreksi atas SKPKB, artinya SKPKBT baru dapat diterbitkan bila
sudah pernah diterbitkan SKPKB, SKPLB, dan SKPN. Diterbitkannya SKPKBT ini
juga harus ada syarat adanya data baru (novum) dan/atau data yang semula belum
terungkap yang menyebabkan penambahan pajak yang terutang dalam ketetapan pajak
sebelumnya. SKPKBT yang kedua bias diterbitkan jika ternyata masih ditemukan lagi
adanya data baru (novum) dan/atau data yang semula belum terunkap yang baru
diketahui belakangan oleh direktur jenderal pajak. Jadi penerbitan SKPKBT bisa
dilakukan lebih dari satu kali.
Kekurangan pajak dalam SKPKBT akan ditambah dengan sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut. Penerbitan SKPKBT
juga dapat dilakukan setelah lewat jangka waktu 10 tahun ditambah sanksi bunga
sebesar 48% dari jumlah yang tidak atau kurang dibayar apabila wajib pajak terbukti
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
telah melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dan telah diputus oleh hakim serta
mempunyai kekuatan hokum yang tetap (in kracht van gewijsde). Funsi SKPKBT
adalah sebagai berikut:
Koreksi atau jumlah yang terutang menurut SPT-
nya.
Saran untuk mengenakan sanksi.
Alat untuk menagih pajak.
SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR (SKPLB)
SKPLB diatur dalam pasal 17 Undang-undang KUP. SKPLB adalah surat keputusan
yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih
besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
SKPLB akan diterbitkan jika ada permohonan secara tertulis dari wajib pajak. SKPLB
harus sudah diterbitkan selambat-lambatnya 12 bulan sejak permohonan diterima secara
lengkap. Apabila kepala KPP tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian
dianggap dikabulkan, dan SKPLB harus diterbitkan selambat-lambatnya 1 bulan setelah
jangka waktu tersebut berakhir. Fungsinya sebagai alat atau sarana untuk mengambil
kelebihan pembayaran pajak.
SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL (SKPN)
SKPN diatur dalam pasal 17A Undang-undang KUP. SKPN adalah surat keputusan
yang menentukan jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan
jumlah pajak yang tertang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau
tidak ada pembayaran pajak.
Penerbitan SKPN dilakukan baik untuk jenis pajak penghasilan maupun untuk pajak
pertambahan nilai dan pajak pejualan barang barang mewah. Untuk pajak penghasilan,
SKPN diterbitkan apabila jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang terutang
atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Untuk pajak pertambahan nilai,
SKPN diterbitkan apabila jumlah kredit pajak sama dengan jumlah pajak yang terutang
atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Sedangkan untuk pajak penjualan
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
barang mewah, SKPN diterbitkan apabila jumlah pajak yang dibayar sama dengan
jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada pembayaran pajak.
SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG (SPPT)
SPPT diatur dalam pasal 10 ayat 1 Undang-undang No. 12 tahun 1994 tentang pajak
bumi dan bangunan (PBB). SPPT akan dikeluarkan berdasarkan surat pemberitahuan
objek pajak (SPOP) yang telah disampaikan oleh wajib pajak atau berdasrkan data objek
pajak yang telah ada pada kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan (KPPBB). SPPT
yang telah diterbitkan oleh KPPBB, pelunasannya harus diselesaikan selambat-
lambatnya 6 bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak. Bila SPPT tidak
dilunasi, maka akan dikenakan sanksi berpa denda administrasi sebesar 2% sebulan
dihitung dari saat jatuh tempo sampai hari pembayaran utnuk jangka waktu selama-
lamanya 24 bulan.
DALUWARSA PENETAPAN
Daluwarsa penetapan menurut pasal 13 Undang-undang KUP adalah selama 10 tahun.
Artinya, direktorat jenderal pajak diberikan batas waktu sampai dengan 10 tahun untuk
mengeluarkan ketetapan pajak (SKPKB) atas utang wajib pajak. Apabila dalam waktu
10 tahun direktorat jenderal pajak tidak mengeluarkan ketetapan pajak (SKPKB),
pengeluaran SKPKB tidak dapat lagi dilakukan. Dengan demikian utang wajib pajak
menjadi daluwarsa.
PENCATATAN DAN PEMBUKUAN
Setelah anda membaca Bab ini, diharapkan anda memahami dan mampu menjelaskan
tentang :
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
a. Pentingnya pembukuan dan pencatatan dalam kaitannya dengan pemeriksaan
pajak;
b. Kewajiban menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan bagi wajib pajak;
c. Syarat-syarat penyelenggaraan pembukuan dan pencatatan;
d. Apa saja yang dimaksud dengan elemen pembukuan dan pencatatan;
e. Metode pembukuan yang terdiri dari metode actual dan metode kas yang
diperkenankan oleh ketentuan perpajakan;
f. Pengertian mengenai penggunaan dan penyebutan tahun pajak.
Undang-undang perpajakan menggunakan istilah pembukuan dan bukan Akuntansi
(Pasal 28 UUKUP). Akuntansi berdimensi lebih luas, yaitu meliputi pembukuan itu
sendiri, penyusunan system akuntansi, interpretasi laporan keuangan dan penyajian
informasi.
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan, dan biaya serta jumlah harga perolehan.dan penyerahan barang atau jasa
yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi/laba
pada setiap tahun pajak terakhir. Sedangkan Laporan Keuangan sebagai lampiran yang
melengkapi SPT, yang minimal diisyaratkan terdiri dari neraca dan laporan rugi/laba,
dapat disebut sebagai laporan keuangan fiscal, sepanjang sudah disesuaikan dengan
ketentuan perundang-undangan perpajakan.
Dengan demikian, tujuan pembukuan untuk keperluan perpajakan adalah pembukuan
yang dapat dipakai untuk membuktikan kebenaran angka-angka yang dilaporkan dalam
SPT, lebih-lebih pada saat wajib pajak diperiksa atau dilakukan penyelidikan
tarhadapnya. Oleh karena itu, apabila wajib pajak ternyata menyelenggarakan
pembukuan berdasarkan standart akuntansi yang belaku, maka harus melakukan
penyesuaian atau rekonsiliasi (fiskal) terlebih dahulu, yaitu melakukan koreksi-koreksi
fiskal, baik koreksi fiskal positif maupun koreksi fiskal negative, atas elemen-eleman
dalm neraca dan daftar laba/rugi sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
Pencatatan merupakan ikhtisar atau daftar ringkasan penerimaaan penghasilan dari
penjualan atau sumber-sumber penghasilan yang diterima wajib pajak dari waktu ke
waktu.
Kewajiban Menyelenggarakan Pembukuan dan Pencatatan
a. Kewajiban Pembukuan
Kewajiban pembukuan diatur dalam ketentuan PPN, yaitu dalam Undang-undang
No. 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No.
11 Tahun 1994 disebutkan dalam pasal 6 sebagai berikut :
1. Setiap pengusaha kena pajak diwajibkan diwajibkan
mencatat semua jumlah harga perolehan dan penyerahan barang kena pajak
dalam pembukuan perusahaan.
2. Dalam pembukuan ini harus dicatat secara terpisah dan
jelas, jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, terutang tidak
dipungut, dikenakanan tarif 0%, serta mendapat pembebasan pengenaan pajak
3. Pengusaha memilih dikenakan PPh berdasarkan norma
penghitungan penghasilan neto, wajib membuat catatan nilai peredaran bruto
secara teratur, sepanjang terutang pajak pertambahan nilai atas barang dan jasa.
b. Penggunaan Norma Perhitungan
Dalam pasal 14 ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 17
Tahun 2000, dinyatakan bahwa jumlah peredaran bruto yang menjadi batas
kewajiban tidak menyelenggarakan pembukuan adalah kurang dari Rp.
600.000.000,00 dalam satu tahun buku.
Undang-undang PPN juga menganut asas yang sama, yaitu setiap wajib pajak yang
menjadi pengusaha kena pajak wajib menyelenggarakan pembukuan. Terhadap
pengusaha kena pajak semacam ini berlaku ketentuan mengenai pedoman
pengkreditan pajak masukan, yaitu untuk menghitung PPN yang harus dibayar
dengan menggunakan suatu norma penghitungan yang berlaku untuk pengkreditan
pajak masukan selama masa pajak tertentu.
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
Syarat-Syarat Pembukuan dan Pencatatan
Pembukuan diselenggarakan wajib pajak sesuai dengan ketentuannya harus memenuhi
syarat antara lain sebagai berikut :
a. Pembukuan harus dilaksanakan di Indonesia dengan menggunakan dengan
menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah dan disusun dalam
bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan;
b. Pembukuan harus meliputi seluruh kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang
dilakukan wajib pajak;
c. Pembukuan harus didukung dengan bukti-bukti transaksi yang dapat
dipertanggung jawabkan kebenaran dan keabsahannya;.
d. Pembukuan harus dilakukan secara teratur dan diselenggarakan dengan
prinsip taaat asas;
e. Pembukuan harus ditutup dengan membuat neraca dan perhitungan laba/rugi
pada setiap akhir tahun pajak;
f. Pembukuan harus dapat ditelusuri kembali apabila diperlukan;
g. Pembukuan ssekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, utang,
atau kewajiban, modal, penghasilan, biaya, penjualan sehingga dapat dipakai
sebagai dasar untuk menghitung pajak-pajak yang terutang.
Sementara untuk pencatatan terdiri atas data yang dikumpulkan secara teratur tentang
peredaran atau penerimaan bruto atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk
menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak
atau penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final. Tujuan Kewajiban
Menyelenggarakan Pembukuan dan Pencatatan adalah agar dapat digunakan untuk
menghitung besarnya pajak yang terutang, jumlah pajak yang sudah dibayar sendiri atau
melalui pemotongan dan pemungutan pihak lain, penghasikan yang bukan objek pajak,
tetapi telah dikenakan pajak bersifat final maupun tidak final.
Unsur-Unsur Pembukuan
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
Berdasarkan ketentuan pasal 28 ayat (7) UUKUP, bahwa pembukuan yang
diselenggarakan wajib pajak paling sedikit terdiri dari :
a. Pembukuan Kas/Bank
Pembukuan mengenai kas dan bank untuk menggambarkan keadaan kas/bank pada
periode akuntansi tertentu, dengan mencatatat semua penerimaan dan pengeluaran
melalui kas/bank, sehingga dari pembukuan ini dapat diketahui :
1. Saldo kas/bak pada suatu saat tertentu, dan
2. Seluruh mutasi kas/bank selama periode akuntansi tertentu.
b. Pembukuan Piutang
Pembukuan Piutang digunakan untuk menyajikan informasi mengenai
keadaan/posisi saldo piutang pada saat tertentu dan mutasi piutang selama periode
akuntansi tertentu, termasuk adanya penambahan atau pengurangan piutang.
c. Pembukuan Persediaan
Pembukuan persediaan barang diselenggarakan untuk menyajikan informasi
mengenai posisi persediaan barang atau bahan pada saat tertentu, termasuk mutasi
barang/bahan selama periode tertentu, baik menggenai kuantum atau nilainya,
sehingga dari pembukuan persediaan dapat dikalkulasikan harga pokok penjualan
barang/bahan yang dijual atau dipakai untuk keperluan lainnya.
d. Pembukuan Harta Yang Dapat Disusutkan/Diamoritisasi
Harta yang dapat disusustkan adalah harta berwujud dimiliki dan digunakan dalam
kegiatan usaha, dan pekerjaannya yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun kecuali tanah.
e. Pembukuan Harta Lainnya
Disini yang dimaksudkan dengan harta lainnya adalah semua harta yang tidak
termasuk ke dalam golongan kas/bank, piutang, persediaan, dan harta yang dapat
disusutkan atau diamortisasi, misalnya : tanah, surat-surat berharga, deposito
berjangka dan penyertaan.
f. Pembukuan Utang
Pembukuan utang dimaksudkan agar dapat menyajikan informasi mengenai saldo
utang pada saat tertentu dan mutasi utang selama periode tertentu, penambahan atau
pengurangan utang.
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
g. Pembukuan Modal
Yang dimaksud dengan modal, disini meliputi modal yang disetor oleh
pemilik/pemegang saham dan laba ditahan yang tidak/belum diambil oleh pemilik.
Pembukuan modal bertujuan untuj menyajikan data atau keterangan secara rinci
mengenai besarnya modal awal periode akuntansi.
h. Pembukuan Penghasilan
Pengertian penghasilan sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan undang-undang
pajak penghasilan, tidak terikat ada atau tidaknya sumber-sumber penghasilan
tertentu, seperti yang dianut oleh undang-undang perpajakan yang lama.
i. Pembukuan Biaya
Dari pembukuan biaya dapat diketahui secara jelas mengenai biaya-biaya yang
boleh dikurangkan dan tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
j. Neraca dan Perhitungan Laba Rugi
Dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2000, dinyatakan bahwa pembukuan pada
setiap tahun pajak berakhir, ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa
neraca dan laporan laba rugi.
Metode Pembukuan
Metode Pembukuan sebagai aturan yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya
penghasilan dan biaya dalam suatu periode akuntansi tertentu atau uantuk menentukan
dasar pengenaan PPN yang terutang.
Metode akrual ialah suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya, yaitu bahwa
penghailan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada saat terutang.
Metode kas adalah suatu metode penghitungan yang didasarkan atas penghasilan yang
diterima dan biaya yang dibayar secara tunai. Pemakaian metode kas dalam
UUPPN/PPn.BM digunakan sebagai dasar pengenaan pajak atas penyerahan dan
perolehan BKP/JKP secara tunai.
Dokumen Pembukuan
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
Berdasarkan ketentuan pasal 28 ayat (11) UUKUP, pembukuan dan dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas wajib pajak, harus
disimpanselam 10 tahun, sehingga apabila pada suatu saat nanti Direktur Jendral Pajak
akan mengeluarkan surat ketetapan pajak bahan pembukuan yang diperlukan masih
tetap tersedia.
Wajib pajak yang dapat menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa asing dan mata
uang selain rupiah adalah :
1) Wajib pajak dalam rangka penanaman modal asing;
2) Wajib pajak dalam rangka kontrak karya;
3) Wajib pajak dalam rangka kontrak bagi hasil;
4) Bentuk usaha tetap;
5) Wajib pajak yang berafiliasi dengan usaha induk di luar negeri.
Bahasa asing dan mata uang selain rupiah yang diperbolehkan untuk dipergunakan dalm
pembukuan wajib pajak adalah bahasa Inggris dan mata uang dolar Amerika Serikat
sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan No. 533/KMK.04/2000. Bagi wajib pajak
yang diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata
uang dolar Amerika Serikat, berlaku ketentuan konversi ke mata uang dolar Amerika
Serikat Sebagai berikut :
Pada Awal Tahun
Penyelenggaraan pembukuan dalam mata uang dolar Amerik Serikat untuk pertama
kali dilakukan dengan bertitik tolak dari neraca akhir tahun buku sebelumnya yang
dikonversi ke mata uang dolar Amerika Serikat.
Dalam Tahun Berjalan
Untuk transaksi yang dilakukan dalam mata uang dolar Amerika Serikat
Untuk transaksi, baik dalam negeri maupun luar negeri yang menggunakan mata
uang selain dolar Amerika Serikat, yang dikonversikan ke mata uang dolar Amerika
Serikat.
TAHUN PAJAK
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
Tahun pajak pada hakekatnya adalah tahun takwim (tahun kalender). Wajib pajak dapat
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim, sepanjang tahun buku
yang dipilihnya meliputi periode selama 12 bulan. Tahun takwim atau tahun buku
digunakan sebagai dasar perhitungan penghasilan kena pajak.
PPN/PPn.BM menganut masa pajak yang lamanya satu bulan takwim. Penghitungan
PPN/PPn.BM yang terutang dilakukan uantuk semua transaksi penjualan, pembelian,
dan penerimaan uang muka, atau termin pembayaran yang terjadi setiap bulan
takwim.Pada umumnya tahun pajak sama dengan tahun kalender. Akan tetapi wajib
pajak menggunakan tahun pajak tidak sama dengan tahun kalender dengan syarat
konsisten (taat asas) selama 12 bulan, dan melapor atau memberitahu kepada Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) setempat. Cara menentkan suatu tahun pajak adalah sebagai
berikut:
Tahun pajak sama dengan tahun takwin.
1 Januari 2000 31Desember
Pembukaaan dimulai 1 Januari 2000 dan berakhir 31 Desember 2000, disebut tahun
pajak 2000
Tahun pajak tidak sama dengan tahun takwim.
1 Juli 1999 30 Juni 2000
Pembukuan dimulai 1 Juli 1999 dan berakhir 30 Juni 2000. disebut tahun pajak
1999 karena 6 bulan pertama jatuh pada tahun 1999.
1 Oktober 1999 30 september 2000
Pembukuan dimulai 1 oktober 1999 dan berakhir 30 September 2000. disebut tahun
pajak 2000 karena lebih dari 6 bulan pada tahun 2000.
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
KESIMPULAN
Istilah-istilah yang sering dipergunakan dalam bab ini adalah :
1. Wajib Pajak
2. Badan
3. Masa Pajak
4. Tahun Pajak
5. Pajak Terutang
6. Penanggung Pajak
7. Surat Pajak
Kewajiban & hak wajib pajak
Sanksi-sanksi perpajakan yang diatur dalam KUP
a. Sanksi Pemerintah
b. Sanksi Pidana
Pemungutan & potongan pajak tertentu sebagai wajib pajak
Nomor pokok wajib pajak
1. Pendaftaran NPWP
2. Penghapusan NPWP
3. Format NPWP
Nomor pengukuhan pengusaha kena pajak
1. Pelaporan atau pengukuhan KPK
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
2. Sanksi
Surat Pemberitahuan
1. Fungsi SPT bagi wjib pajak penghasil
2. Fungsi SPT bagi wajib pajak pengusaha kena
pajak
3. Fungsi SPT bagi wajib pajak pemotong atau
pemungut pajak
a. Prosedur pengisian & penyetoran SPT
b. Hal-hal yang harus tercantum dalam SPT
c. Jenis-jenis SPT
Surat setoran pajak & pembayaran pajak
Surat tagihan pajak
Surat ketetapan pajak kurang bayar
Surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan
Surat ketetapan pajak lebih bayar
Surat ketetapan pajak nihil
Surat pemberitahuan pajak terutang
Daluarsa penetapan
Pembukuan & pencatatan
a. Kewajiban menyelenggarakan pembukuan &
pencatatan
1. Kewajiban pembukuan
2. Penggunaan norma Penghitungan
b. Syarat-syarat pembukuan &
pencatatan
c. Unsur-unsur pembukuan
1. Pembukuan Kas/bank
2. Pembukuan piutang
3. Pembukuan persediaan
4. Pembukuan harta yang dapat
disusutkan
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang
BAB 1 / Ketentuan Umum dan 1 Tata Cara Perpajakan
5. Pembukuan utang
6. Pembukuan harta lainnya
7. Pembukuan modal
8. Pembukuan penghasilan
9. Pembukuan biaya
10. Neraca & perhitungan laba rugi
d. Metode pembukuan
e. Dokumen pembukuan
Tahun Pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Burton, Richard, dkk. 1997. Perpajakan.Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Bwogo, Hanantha.2005.Pemeriksaan Pajak di Indonesia.Jakarta:PT Grasindo.
Gade, Jamaluddin.2002.Hukum Pajak.Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Mardiasmo.2007,.Perpajakan.Yogyakarta:Andi.
Soemitro, Rochmat.1997.Asas dan Dasar Perpajakan.Bandung:PT Retika Aditama.
Jurusan Administrasi NiagaPoliteknik Negeri Malang