bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00966-si-bab 2.pdf ·...

28
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Content Management System 2.1.1 Pengertian Content Menurut Resha (2005, p3), content ialah setiap jenis atau “unit” informasi digital yang digunakan untuk mengisi tiap halaman. Content dapat berupa teks, gambar, animasi, suara dan lainnya. Atau dengan kata lain, semua hal yang akan diperlihatkan ke public melalui internet, intranet atau extranet. 2.1.2 Pengertian Content Management Menurut Resha (2005, p4), Content Management atau pengelolaan content suatu situs web ialah penggabungan aturan, proses dan alur kerja seperti cara sistem terpusat oleh webmaster dan sistem terdistribusi dimana para pemilik atau penyumbang content dapat membuat, mengubah seluruh isi halaman sesuai dengan alur sistem. 2.1.3 Content Management System Menurut Resha (2005, p4), dalam konteks Content Management System (CMS), sistem merupakan suatu alat atau gabungan dari alat yang efisien, efektif dan memudahkan pembuatan halaman web. Sehingga dapat dikatakan bahwa CMS ialah suatu alat yang dapat memusatkan kemampuan teknis dan

Upload: dohanh

Post on 09-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Content Management System

2.1.1 Pengertian Content

Menurut Resha (2005, p3), content ialah setiap jenis atau “unit” informasi

digital yang digunakan untuk mengisi tiap halaman. Content dapat berupa teks,

gambar, animasi, suara dan lainnya. Atau dengan kata lain, semua hal yang akan

diperlihatkan ke public melalui internet, intranet atau extranet.

2.1.2 Pengertian Content Management

Menurut Resha (2005, p4), Content Management atau pengelolaan

content suatu situs web ialah penggabungan aturan, proses dan alur kerja seperti

cara sistem terpusat oleh webmaster dan sistem terdistribusi dimana para pemilik

atau penyumbang content dapat membuat, mengubah seluruh isi halaman sesuai

dengan alur sistem.

2.1.3 Content Management System

Menurut Resha (2005, p4), dalam konteks Content Management System

(CMS), sistem merupakan suatu alat atau gabungan dari alat yang efisien, efektif

dan memudahkan pembuatan halaman web. Sehingga dapat dikatakan bahwa

CMS ialah suatu alat yang dapat memusatkan kemampuan teknis dan

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

8

menyebarkan kemampuan non teknis kepada anggota tim untuk membuat,

mengubah, mengelola dan mempublish sejumlah content situs web seperti

gambar, animasi, suara dan lainnya dengan aturan, proses dan alur kerja yang

sudah baku sehingga situs web dapat terlihat sesuai keinginan.

CMS (Content Management System) ialah suatu sistem yang digunakan

untuk mengelola dan memfasilitasi proses pembuatan, pembaharuan dan

publikasi content secara bersama (collaborative content management). Content

mengacu pada informasi dalam bentuk teks, grafik, gambar maupun dalam

format-format lain yang perlu dikelola dengan tujuan memudahkan proses

pembuatan, pembaharuan, distribusi, pencarian, analisis dan meningkatkan

fleksibilitas untuk ditrasformasikan ke dalam bentuk lain. Terminologi CMS

sendiri cukup luas, diantaranya mencakup software aplikasi, database, arsip,

workflow, dan alat bantu lainnya yang dapat dikelola sebagai bagian dari

mekanisme jaringan informasi suatu perusahaan maupun global.

Gambar 2.1 Model CMS

Aplikasi CMS (Content Management System) dapat digunakan untuk

menambah, mengubah atau menghapus dari content situs web lewat internet

dengan mudah, cepat tanpa menginstall software apapun atau memiliki

kemampuan teknis bahasa pemrograman berbasis web.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

9

2.1.3.1 Manfaat Menggunakan CMS

Ada beberapa manfaat yang didapat dengan menggunakan CMS

yaitu :

• Mempermudah dalam pengaturan data-data

• Mempermudah dalam pengaturan siklus hidup situs web

• Mendukung pembuatan web templating dan standarisasi

• Personalisasi situs web

• Memberikan kemungkinan kepada sebuah situs web untuk

membagi isinya kepada situs web yang lain.

2.1.3.2 Arsitektur CMS

Dalam perancangan sebuah CMS perlu membangun sebuah

arsitektur , berikut ialah penjelasannya :

• Design dan Content

Mengelola content dalam skala besar dengan kompleksitas

tinggi, butuh penanganan yang konsisten. Langkah pertama yang

mesti ditempuh ialah memisahkan konsep content dari design.

Content ialah segala sesuatu yang ingin diinformasikan

kepada khalayak, baik yang bersifat public maupun private.

Sementara design merupakan sekumpulan ornament dengan

segala pernak-perniknya yang mewadahi content, agar lebih

teratur dan mampu mencuri perhatian pengguna.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

10

• Manajemen User

User diartikan sebagai pemakai CMS yang secara

langsung berinteraksi dengan sistem. Ada dua jenis user yang

akan terlibat dalam CMS. Pertama adalah para system

administrator. Administrator adalah setiap pengguna yang

memanfaatkan CMS untuk mengelola berbagai sumber daya

sistem. Tugas utamanya adalah menyediakan dan mengelola

content secara berkelanjutan, agar bisa ditampilkan pada halaman-

halaman situs yang dipublish.

Yang kedua adalah visitor, yaitu mereka yang

menggunakan sistem untuk menarik manfaat langsung dari

berbagai content yang disediakan dalam bentuk halaman-halaman

web. Dalam hal ini, visitor bisa dilihat sebagai client sedangkan

administrator bisa dipandang sebagai server.

• Networking

Sebagai sebuah sistem yang berinteraksi dengan berbagai jenis

pengguna dan disajikan dalam berbagai format, perlu kiranya

memperhatikan aspek networking dimana sistem tersebut akan

dijalankan.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

11

Berikut ini akan digambarkan model arsitektur dari Content

Management System.

Gambar 2.2 Arsitektur CMS

2.1.3.3 CMS Building Block

Setelah melihat aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam

merancang sebuah CMS, pada bagian ini akan dijelaskan mengenai

komponen apa saja yang membangun CMS dan bagaimana komponen-

komponen tersebut saling berinteraksi.

• Template dan Komponen

Template adalah sebuah wadah yang memungkinkan kita

untuk mengatur tampilan dan tata letak berbagai komponen

desain. Karena halaman situs utama tersaji dalam format HTML,

maka template harus bisa menampung berbagai tag standar

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

12

HTML. Selain tag HTML, untuk mengakomodasi berbagai jenis

dan bentuk tampilan content yang dikelola, dan dapat

mendefinisikan berbagai tipe dan jenis komponen desain.

• Konstruksi Content

Jenis-jenis content dapat dikelompokkan berdasarkan nilai

fungsinya, sehingga bisa ditelusuri dari desain tampilan halaman

internet tersebut.

• Manajemen File

Untuk memudahkan akses dari penggunaan file-file

tersebut, maka perlu dikelola layaknya sebuah kepustakaan. Jika

system yang dirancang untuk menghasilkan halaman web maka

file-file hasil generate ini harus pula dikelola dengan manajemen

terpisah.

• Form Builder

Fasilitas ini dapat digunakan oleh administrator untuk

merancang tampilan form pada halaman situs internet. Idealnya

CMS memiliki fasilitas form builder menggunakan format form

yang baku maupun format tampilan yang bisa dicustomize oleh

perancang form.

• Keamanan dan Workflow

CMS dirancang untuk berinteraksi dengan berbagai jenis

pengguna. Baik pengguna berupa visitor, terlebih lagi pengguna

berupa administrator yang perlu diatur hak aksesnya untuk

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

13

memperjelas peranan dan kewenangan masing-masing kelompok

pengguna. Pemilahan hak akses berdasarkan fungsi ini biasanya

dikenal dengan istilah role-based security.

• Version Tracking dan Rollback

Pada hakekatnya, setiap ada perubahan dalam skala

sekecil apapun, maka akan merubah status komponen dalam skala

lebih besar. Ada baiknya system CMS melakukan pencatatan dari

setiap perubahan yang terjadi, sekecil apapun skalanya.

Data history perubahan ini akan digunakan sebagai acuan

ketika melakukan version release dari suatu situs internet. Hal ini

penting karena sewaktu-waktu juga terjadi sesuatu yang

mengakibatkan kerusakan system, dapat dilakukan mekanisme

rollback untuk kembali ke status sebelumnya yang masih

dianggap sebagai versi yang valid.

• Extendibility

Untuk meningkatkan kemampuan situs internet yang dapat

dikelola oleh CMS, perlu juga disediakan antarmuka untuk

modul-modul tambahan (add-on) yang bisa dibongkar pasang.

Jika modul-modul tambahan tersebut tidak dipakai, maka dapat

mudah dilakukan dengan menghilangkan modul tambahan itu dari

sistem. Jika modul-modul tersebut suatu saat diperlukan, yang

patut dilakukan adalah memasukkan atau menginstall modul

tambahan tersebut ke dalam sistem.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

14

• Merangkai Komponen

Hasil akhir dari CMS ialah sebuah situs internet yang

dapat langsung diakses oleh visitor. Ketika content pada saat itu

telah berubah menjadi sumber informasi bagi khalayak, maka

perlu dipertimbangkan format apa yang paling tepat untuk

menyuguhkan informasi tersebut. CMS yang dibangun sebaiknya

juga juga mengakomodasi format-format lain untuk kebutuhan

akses jenis lain yang lebih memenuhi kebutuhan visitor.

• Publikasi Content

Setelah menentukan format-format yang akan dihasilkan

oleh CMS, kita perlu menentukan bagaimana content itu akan

disajikan kepada visitor. Apakah halaman web akan digenerate

menjadi physical file atau digenerate on-the-fly. Masing-masing

metode menawarkan keunggulan dan kekurangan. Sebuah sistem

CMS yang baik, harus bisa mengakomodasi keduanya untuk

memaksimalkan keunggulan masing-masing metode.

• Personalisasi

Fasilitas lain yang juga perlu dipertimbangkan ialah

adanya fungsi-fungsi personalization yang memungkinkan sistem

menyajikan content kepada visitor sesuai dengan profil mereka

masing-masing.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

15

Intinya ialah CMS bukanlah sebuah solusi untuk memecahkan masalah

manajemen publikasi content. CMS hanyalah suatu alat bantu yang menjadi

bagian dari sistem untuk mempermudah proses manajemen content di

lingkungan sekitar tanpa memerlukan keahlian khusus dalam bahasa

pemrograman apa pun.

2.1.4 Content Management Framework

Menurut Wikipedia, Content management Framework (CMF) adalah

interface aplikasi pemrograman untuk menghasilkan Content Management

System yang dapat dikostumisasi.

2.2 Object Oriented Software Engineering

2.2.1 Pengertian Software Engineering

Menurut Lethbridge dan Laganiere (2002, p5), Software Engineering

ialah proses memecahkan masalah customer dengan pengembangan sistematis

dan evolusi sistem piranti lunak yang besar dan berkualitas tinggi dalam biaya,

waktu dan constraint lain

Menurut Canadian Standard Association, Software Engineering ialah

aktivitas sistematis yang terlibat dalam perancangan, implementasi dan

pengetesan piranti lunak untuk mengoptimasi produk dan dukungannya

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

16

2.2.2 Pengertian Object Orientation

Menurut Lethbridge dan Lagainere (2002, p.29), Paradigma Object

Oriented ialah sebuah pendekatan untuk memecahkan masalah dimana semua

perhitungan dilakukan dalam konteks dari objek. Dimana objek merupakan

instance dari hasil programming yang dinamakan class, yang merupakan

abstraksi data dan mengandung abstraksi prosedural yang beroperasi dalam

objek.

2.2.3. Aktivitas Pengembangan dalam Object Oriented Software

Engineering

a. Requirement elicitation

Requirement elicitation adalah komunikasi antara developer, klien

dan user untuk mendefinisikan sistem baru. Kegagalan dalam komunikasi

ini akan menyebabkan sistem sulit digunakan atau gagal memenuhi

requirement user. Sebagai hasil dari aktivitas ini adalah penjelasan sistem

dalam hal use case dan actor.

Requirement elicitation terdiri dari aktivitas berikut ini :

• Mengidentifikasi actor

Dalam aktivitas ini, developer mengidentifikasi jenis-

jenis user yang berbeda yang akan didukung oleh sistem.

Actor mewakili entitas eksternal yang berinteraksi dengan

sistem, diamana actor dapat berupa manusia atau sistem

eksternal.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

17

• Mengidentifikasi skenario

Skenario adalah penjelasan naratif dari apa yang

dilakukan oleh orang dalam menggunakan komputer atau

aplikasi. Dalam aktivitas ini, developer mengobservasi user

dan mengembangkan seperangkat skenario rinci untuk fungsi

umum yang disediakan oleh sistem. Skenario adalah contoh

konkret dari penggunaan sistem, developer menggunakan

skenario ini untuk berkomunikasi dengan user dan

memperdalam pegertian terhadap application domain.

• Mengidentifikasi use case

Jika developer dan user sudah menyetujui perangkat

skenario, developer menghasilkan seperangkat use case yang

diturunkan dari perangkat skenario tersebut. Dimana skenario

adalah contoh konkret atau instance dari use case yang

mengilustrasikan sebuah kasus tunggal, sedangkan use case

adalah abstraksi yang menjelaskan semua kemungkinan kasus.

Use case mewakili arus event secara lengkap dalam sistem.

Dalam menjelaskan use case, developer menentukan batasan

dari sistem.

• Mengidentifikasi hubungan antar use case

Dalam aktivitas ini, developer mengkonsolidasi use

case model menentukan hubungan antar use case, yaitu dapat

berupa communication, extend dan include.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

18

Table 2.1 Hubungan Antar Use Case

Hubungan Fungsi Notasi

Asscociation Menggambarkan komunikasi antara use case dengan

actor yang terlibat dalam use case tersebut

Extend /

Extention

Menggambarkan sebuah base use case yang

berhubungan dengan optional atau extention use

case sebagai kondisi pada saat terjadi exceptional,

yaitu pada saat kondisi tidak terduga (kondisi

abnormal), misalnya kesalahan melakukan suatu aksi

oleh actor.

<<extend>>

---------->

Include /

Inclusion

Menggambarkan hubungan sebuah base use case

yang menambahkan behaviour ke use case lainnya,

base use case memiliki urutan/sequence yang

disharing oleh inclusion use case, jadi pada inclusion

use case tidak perlu pendeskripsian berulang-ulang

mengenai sequence yang sama dengan use case

lainnya

<<include>>

----------->

Generalization Menggambarkan hubungan antara sebuah use case

dengan use case lain yang lebih spesifik, dimana use

case yang lebih spesifik menambah fitur ke use case

yang lebih umum

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

19

b. Analysis

Dalam tahap ini, tujuan developer adalah untuk menghasilkan

model sistem yang benar, lengkap, konsisten, tidak membingungkan,

realistik dan dapat diverifikasi. Selama aktivitas ini developer

menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang

dihasilkan bersama klien. Hasil dari tahap analisis adalah obyek model

yang digambarkan dengan attribute, operation dan asscociation (class

diagram dan sequence diagram).

Aktivitas yang terdapat dalam tahap analisis yaitu :

• Mengidentifikasi obyek entitas

Obyek entitas adalah obyek-obyek yang berpartisipasi

dalam sebuah sistem, obyek tersebut meliputi data source,

entitas yang perlu disimpan tracknya.

• Mengidentifikasi attribute

Attribute adalah properti-properti yang dimiliki oleh

obyek secara individual, attribute dari class adalah sama

namun nilai dari attribut itu sendiri bisa berbeda untuk tiap

obyek.

• Mengidentifikasi asscociation

Asscociation menggambarkan hubungan antara dua

class atau lebih.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

20

• Memodelkan hubungan generalisasi antara obyek

Generalization digunakan untuk mengurangi

redundancy dari model analisis, jika dua atau lebih class

menggunakan attribute atau method yang sama, maka

persamaannya tersebut digabungkan menjadi sebuah

superclass.

• Memodelkan interaksi antara obyek, yaitu dengan sequence

diagram

Sequence diagram menghubungkan use case dengan

obyek. Diagram ini menunjukkan bagaimana perilaku sebuah

use case atau skenario didistribusikan dalam obyek yang

berpartisipasi

• Melakukan review terhadap model analisis

Model analisis dibuat secara bertingkat dan berulang.

Analisis model jarang yang sudah benar atau lengkap pada

tahap awal. Beberapa perulangan analisis dengan klien dan

user diperlukan sebelum model analisis dipertemukan dengan

spesifikasi lengkap yang dapat digunakan oleh developer

untuk memproses perancangan dan pengimplementasian.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

21

c. System Design

Perancangan sistem juga merupakan proses transformasi model

analisis menjadi model perancangan sistem. Dalam system design ini

mencakup :

1. Memetakan subsistem ke dalam processor dan components

Banyak sistem berjalan di lebih dari satu komputer dan

tergantung pada akses intranet atau internet. Penggunaan

multi komputer membutuhkan koneksi terdistribusi yang

memiliki kinerja tinggi. Karena hal tersebut, diperlukan

alokasi subsistem ke komputer serta merancang infrastruktur

untuk mendukung komunikasi antara subsistem. Pemilihan

konfigurasi hardware juga meliputi pemilihan virtual machine

dimana sistem harus dibangun. Pemetaan subsistem ke

processor dan component digambarkan dengan deployment

diagram.

Gambar 2.3 Pemetaan Subsistem dengan Deployment Diagram

2. Mendefinisikan penyimpanan data

Aktivitas ini adalah aktivitas yang berhubungan

dengan peyimpanan data permanen untuk sistem secara

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

22

umum. Secara umum, langkah pertama adalah menentukan

obyek apa yang akan disimpan, kemudian bagaimana dan

dimana data disimpan, penyimpanan data ada beberapa jenis

yaitu :

Flat File

Relational-Database

Object-Oriented Database

Pemilihan tipe penyimpanan data tergantung dari

kebutuhan, misalnya kecepatan pengambilan data, query yang

kompleks dan kapasitas penyimpanan yang cukup banyak.

3. Mendefinisikan kontrol akses

Dalam sistem multi user, actor yang berbeda memiliki

akses terhadap fungsionalitas dan data yang berbeda pula.

Seorang user harus melakukan diauthentikasi ke dalam sistem

dan enkripsi data untuk mencegah pengaksesan oleh user yang

tidak berhak.

d. Implementation

selama tahap implementasi, developer menterjemahkan object

model ke dalam source code, hal ini termasuk mengimplementasi

atributte dan method tiap object dam menyatukan setiap object sehingga

bisa berfungsi sebagai sebuah sistem tunggal. Aktivitas implementasi

menggabungkan celah antara perancangan object yang rinci dengan

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

23

perangkat lengkap dari file source code yang dapat digabungkan menjadi

satu.

2.3 Unified Modeling Language

Menurut Booch, Rumbaugh dan Jacobson (1998, p.3), Unified Modeling

Language (UML) ialah bahasa pemodelan umum yang digunakan untuk melakukan

spesifikasi, visualisasi, konstruksi dan dokumentasi artifak dari software system. UML

bukanlah sebuah standar proses pengembangan system maupun bahasa pemrograman.

Walaupun tidak dibatasi penggunaannya dalam metode pengembangan sistem tertentu,

tapi pada ummnya UML dipakai dalam memodelkan sistem yang dibangun berbasiskan

objek.

UML ini terdiri dari diagram, notasi, konsep dan aturan yang dipakai dalam

memodelkan sistem. Diagram UML terdiri dari 9 jenis diagram yang memiliki fungsi

dan notasi masing-masing. Dimana kesembilan diagram ini dapat dibagi 2 kategori

yaitu :

1. Diagram yang menggambarkan struktur yang statis dari sistem.

a. Class Diagram dan Object Diagram

Menggambarkan struktur hubungan statis dari elemen-elemen yang ada

dalam sebuah model diantaranya class, package, dan relationship yang terjadi.

Pada Object diagram menggambarkan hubungan antar elemen dalam model, tapi

dengan memakai objeknya, bukan classnya. Class ialah kumnpulan dari objek-

objek yang memiliki attribute , behaviour atau operation yang sama.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

24

Class dan object didalam tahapan design digambarkan dengan letak yang

memiliki tiga bagian. Pada bagian atas diberi nama class atau objek. Bagian

tengah merupakan attribute dan bagian bawah ialah operation. Dalam class dan

objek diagram terdapat beberapa istilah-istilah diantaranya yaitu :

• Association Link

Adalah link yang mewakili hubungan antar dua objek. Association

adalah hubungan antar class dan mewakili kelompok link.

• Multiplicity

Merupakan banyaknya hubungan yang mungkin terjadi antar class.

• Aggregation

Merupakan bentuk khusus dari association yang menggambarkan

bahwa satu class merupakan bagian dari class lainnya “a part of”.

Dalam beberapa kasus, satu class dapat terbagi menjadi beberapa

class lagi.

• Generalisasi

Merupakan hubungan antara class induk (super class) dengan class

anak (sub class). Dimana didalamnya terdapat hubungan “is a”. Pada

hubungan generalisasi attribute dan behaviour yang terdapat pada

super class akan diwarisi oleh sub class.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

25

Gambar 2.4 Class Diagram

b. Component Diagram

Merupakan gambaran aspek fisik sistem berbasis objek dengan

menunjukkan hubungan dan ketergantungan dalam serangkaian komponen.

Menggambarkan komponen fisik software termasuk source code, run time

(binary) code, executable file, table, library, dan dokumen. Meliputi komponen,

interface, dependency, generalization, association, realization, notes,

constraints, packages, subsystem dari sebuah model. Diagram ini digunakan

untuk memodelkan implementasi sistem yang sifatnya statis sehingga dapat

mendukung untuk mengatur konfigurasi dari bagian sistem.

Gambar 2.5 Component Diagram

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

26

c. Deployment Diagram

Menggambarkan sumber fisik dalam sistem, termasuk node, komponen

dan koneksi (model implementasi sistem yang statistik). Dalam hal ini meliputi

topologi hardware yang dipakai sistem.

Gambar 2.6 Notasi Deployment Diagram

2. Diagram untuk menggambarkan struktur yang dinamis dari sistem.

a. Use case Diagram

Use case ialah salah satu metode dalam analisis dan desain sistem

berorientasi objek (Object Oriented Analysis and Design). Use case juga

merupakan bagian dari UML (Unified Modelling Language). Use case modeling

digunakan untuk mendokumentasikan system behaviour dan subsystem pada saat

pengembangan sistem, termasuk di dalamnya fungsi internal suatu sistem (use

case), pengguna sistem (user) dan hubungan interaksi antara keduanya (use case

diagram).

Use case diwujudkan dalam bentuk diagram dengan beberapa notasi baku

yang ditujukan untuk memudahkan kita untuk melihat keseluruhan behaviour

dari sebuah sistem. Use case tidak hanya digambarkan dalam bentuk diagram

saja, namun diwujudkan juga dalam bentuk teks, use case ini disebut dengan

narrative use case, dimana proses yang ada dalam use case digambarkan dengan

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

27

kata-kata sehingga menjadi lebih jelas. 3 bagian utama dalam use case

modelling, yaitu :

1. Actor

Actor merupakan perwujudan dari pengguna sistem, proses dan segala

sesuatu yang berinteraksi dalam sistem tersebut. Actor tidak termasuk

dalam sistem, tapi dapat menggambarkan interaksi dari external user

dengan sistem tersebut. Setiap actor berinteraksi dengan satu atau lebih

use case dengan pertukaran pesan atau informasi.

2. Use case

Use case merupakan bagian dari suatu sistem yang menyediakan sebuah

fungsi atau tugas tertentu dan terdiri dari urutan aksi. Use case

memperlihatkan external behaviour dari sebuah sistem yang dilihat dari

segi pengguna eksternal. Use case tidak seperti operation karena sebuah

use case dapat terus menerima input dari actor pada saat dijalankan, use

case dapat diterapkan pada unit sistem yang lebih kecil seperti subsytem

3. Sistem Boundary

Sistem boundary menjelaskan batasan suatu sistem dengan

lingkungannya, sehingga memberi batasan yang jelas sampai dimana

suatu sistem bekerja, termasuk membatasi sistem dengan actor yang

berada di luar dari sistem. Di dalam sistem boundary inilah terletak use

case-use case dari sebuah sistem.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

28

Gambar 2.7 Contoh Use case Diagram

b. Sequence Diagram

Merupakan diagram yang menggambarkan pola hubungan diantara

sekumpulan objek yang saling mempengaruhi menurut urutan waktu. Sebuah

objek berinteraksi dengan objek lain melalui pengiriman messages. Sequence

diagram ini biasanya digunakan untuk mengilustrasikan sebuah use case.

Gambar 2.8 Notasi Sequence Diagram

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

29

c. Collaboration Diagram

Collaboration diagram menggunakan interaksi antar objek dengan

serangkaian message dan juga menggambarkan struktur yang statis dan

behaviour yang dinamis dari sistem.

Gambar 2.9 Notasi Collaboration Diagram

d. Statechart Diagram

Merupakan diagram yang menggambarkan serangkaian state yang dapat

terjadi pada sebuah object. State dapat berubah karena adanya suatu event atau

kondisi tertentu. State merupakan kondisi dimana objek melakukan sebuah

kegiatan atau sedang menunggu event. Statechart diagram digunakan untuk

menggambarkan behaviour yang penting dari subsistem atau sebuah objek.

Gambar 2.10 Notasi Statechart Diagram

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

30

e. Activity Diagram

Activity diagram ialah diagram yang menggambarkan flow of events dari

sebuah use case yang menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh sistem agar

dapat memberi nilai guna bagi actor.

Gambar 2.11 Notasi Activity Diagram

2.4 Internet

2.4.1 Pengenalan Internet

Menurut Ellsworth (1997, p3) Internet merupakan jaringan besar yang

dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer dan komputer tunggal di seluruh

dunia, lewat saluran telepon, satelit, dan sistem telekomunikasi lainnya.

Menurut Chaffey et al (2000, p12) Internet merupakan sebuah jaringan

fisik yang tehubung ke komputer melewati dunia. Terdiri dari infrastruktur dari

server jaringan dan hubungan jaringan (Wide Area Network) yang terhubung

digunakan untuk mengambil dan mengirimkan sejumlah informasi.

Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

internet adalah sekumpulan jaringan dimana didalamnnya terdapat jaringan-

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

31

jaringan kecil yang terdiri dari terminal-terminal komputer dimana jaringan

tersebut terhubung secara global untuk saling mengirimkan informasi.

2.4.2 World Wide Web (WWW)

Menurut Ellssworth (1997, p.4), Web merupakan sistem yang

menyebabkan pertukaran data di internet menjadi mudah dan efisien. Web terdiri

atas dua komponen dasar, yaitu :

1. Web Server : adalah sebuah komputer dan software yang menyimpan dan

mendistribusikan data ke komputer lainnya (yang meminta informasi)

melalui internet.

2. Web Browser : adalah software yang dijalankan pada komputer pemakai

(client) yang meminta informasi dari server web dan menampilkannya

sesuai file data itu sendiri.

2.4.3 Hypertext Transfer Protocol (HTTP)

Menurut Ellsworth (1997, p37), internet beroperasi menggunakan satu set

protokol yang mengontrol dan mengarahkan data di dalam jaringan (network);

secara keseluruhan protokol ini disebut sebagai Transfer Control Protocol /

Internet Protocol (TCP/IP).

2.4.4 Uniform Resource Locators (URL)

Menurut Ellsworth (1997, p37), URL merupakan cara standar untuk

menampilkan informasi tentang jenis isi dan lokasi file, lokasi komputer di

internet, letak file di dalam komputer dan protokol yang digunakan untuk

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

32

mengkases file itu. Internet sangat besar, merupakan interkoneksi, terdistribusi,

tempat yang sangat tidak seragam, dan URL menstandarkan keanekaragaman ini.

2.4.5 Hypertext Markup Language (HTML)

Menurut Ellsworth (1997, p37), Hypertext Markup Language, atau

HTML, merupakan sistem yang digunakan untuk menciptakan halaman dan

dokumen yang disajikan pada web.

2.4.6 Microsoft .Net

Menurut Duthie (2003, p3) Microsoft .NET ialah istilah umum yang

mencakup sejumlah teknologi yang baru dikeluarkan oleh Microsoft. Sebagai

suatu kesatuan, teknologi ini ialah perubahan paling penting pada platform

pengembangan Microsoft sejak pergeseran dari 16 bit ke 32 bit. Microsoft .NET

mencakup teknologi berikut ini :

• .NET Framework

• .NET Enterprise Servers

• Bahasa-Bahasa dan tool-tool bahasa. .NET

2.4.6.1.Net Framework

.NET Framework adalah teknologi mendasar untuk

pengembangan ASP.NET. Teknologi ini menyediakan layanan sistem

dasar yang mendukung pegembangan form pada windows dan ASP.NET,

sebuah teknologi pengembangan client yang baru dan kaya yang

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

33

disediakan oleh .NET. Teknologi ini kebanyakan menyerupai Option

Pack Windows NT 4.0, sebagai add-on pada Windows NT 4.0 yang

menambahkan teknologi-teknologi Internet Information Server 4.0 dan

Active Server Pages ke dalam NT 4.0

.NET Framework adalah add-on pada Windows 2000, Windows

NT 4.0, Windows 98/ME yang menambahkan dasar layanan sistem

pendukung untuk teknologi .NET Framework ini juga akan dimasukkan

ke dalam jajaran sistem operasi server Windows rilis baru, termasuk

jajaran server .NET server.

NET Framework terdiri dari dua bagian utama:

• Runtime bahasa umum

• Pustaka kelas .NET Framework

2.4.6.2 ASP.Net

ASP.NET tidak sekedar upgrade. ASP.NET menyediakan

platform pengembangan web terdepan yang diciptakan dewasa ini. Yang

membuat ASP.NET menjadi sebuah revolusi ialah pembuatannya yang

didasarkan pada platform baru Microsoft .NET, atau lebih tepatnya .NET

Framework.

ASP.NET memiliki beberapa kelebihan dibandingkan teknologi

terdahulu, yaitu :

Kemudahan mengakses berbagai library .NET Framework secara

konsisten dan powerfull, yang mempercepat pengembangan

aplikasi.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2006-2-00966-SI-bab 2.pdf · menemukan ambiguitas dan inkonsistensi dari use case model yang dihasilkan bersama

34

Penggunaan berbagai macam bahasa pemrograman secara penuh

misalnya VB.NET, C#, J# dan visual C++. Selain itu tersedia

berbagai web control yang dapat digunakan membangun aplikasi

secara cepat.

Code Behind, artinya kode-kode pemrograman yang menjadi

logic aplikasi ditempatkan terpisah dengan kode user interface

yang berbentuk HTML. Ini sangat memudahkan dalam

debugging, karena kode untuk presentation layer tidak tercampur

dengan kode application logic.