bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00476-ti bab 2.pdf ·...

42
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemeliharaan Agar suatu kegiatan produksi dapat berlangsung dengan lancar, menghasilkan produk-produk yang bermutu tinggi, maka perlu didukung oleh mesin-mesin atau peralatan yang handal dan siap bekerja setiap saat. Untuk mencapai hal itu maka mesin-mesin dan peralatan penunjang proses produksi ini membutuhkan suatu aktivitas pemeliharaan (maintenance) secara teratur dan terencana. Definisi pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang bisa diterima. Pemeliharaan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menjaga fasilitas pabrik serta mengadakan perbaikan, penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar tercapai suatu keadaan operasi produksi yang sesuai dengan yang direncanakan. Jadi, secara umum, pemeliharaan dapat juga didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang diperlukan untuk tetap menjaga suatu fasilitas berada dalam kondisi pengoperasian yang terbaik. Apabila kita menginginkan kondisi mesin-mesin produksi selalu dalam kondisi fungsional yang baik, maka kegiatan perawatan atau pemeliharaan mesin-mesin tersebut wajib untuk diperhatikan.

Upload: phungdiep

Post on 12-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

29

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Pemeliharaan

Agar suatu kegiatan produksi dapat berlangsung dengan lancar, menghasilkan

produk-produk yang bermutu tinggi, maka perlu didukung oleh mesin-mesin atau

peralatan yang handal dan siap bekerja setiap saat. Untuk mencapai hal itu maka

mesin-mesin dan peralatan penunjang proses produksi ini membutuhkan suatu

aktivitas pemeliharaan (maintenance) secara teratur dan terencana.

Definisi pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari berbagai

tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai

pada suatu kondisi yang bisa diterima. Pemeliharaan juga dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan menjaga fasilitas pabrik serta mengadakan perbaikan, penyesuaian

atau penggantian yang diperlukan agar tercapai suatu keadaan operasi produksi yang

sesuai dengan yang direncanakan.

Jadi, secara umum, pemeliharaan dapat juga didefinisikan sebagai suatu

aktifitas yang diperlukan untuk tetap menjaga suatu fasilitas berada dalam kondisi

pengoperasian yang terbaik. Apabila kita menginginkan kondisi mesin-mesin

produksi selalu dalam kondisi fungsional yang baik, maka kegiatan perawatan atau

pemeliharaan mesin-mesin tersebut wajib untuk diperhatikan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

30

Kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam pemeliharaan misalnya adalah :

1. Pemeriksaan (inspection), yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

mesin untuk mencegah terjadinya breakdown mendadak dan untuk mengetahui

apakah sistem atau mesin bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya.

2. Penggantian komponen (replacement), yaitu melakukan penggantian komponen

yang tidak dapat berfungsi lagi. Penggantian ini mungkin dilakukan secara

mendadak atau dengan perencanaan terlebih dahulu.

3. Reparasi (repair), yaitu melakukan perbaikan secara cermat saat terjadi kerusakan.

4. Overhaul, yaitu tindakan pemeriksaan besar-besaran yang biasanya dilakukan pada

akhir periode tertentu.

Dengan adanya kegiatan pemeliharaan yang baik, maka fasilitas, mesin atau

peralatan pabrik dapat dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana, dan tidak

mengalami kerusakan selama digunakan dalam proses produksi atau sebelum jangka

waktu tertentu yang direncanakan, sehingga proses produksi berjalan dengan lancar.

2.2 Tujuan Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan atau maintenance bukan saja dianggap sebagai fungsi

tambahan dari sistem produksi, melainkan suatu bagian yang penting di dalam usaha

peningkatan produktifitas. Kegiatan pemeliharaan sudah merupakan suatu bagian

yang harus dilibatkan di dalam proses industri, dimana staf dari kegiatan

pemeliharaan harus terlibat secara aktif untuk menjamin efisiensi operasi yang

optimal.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

31

Secara umum, kegiatan pemeliharaan atau maintenance memiliki beberapa

tujuan sebagai berikut :

1. Memperpanjang usia kegunaan asset.

2. Menjamin ketersediaan peralatan dan kesiapan operasional perlengkapan serta

peralatan yang dipasang untuk kegiatan produksi.

3. Membantu mengurangi pemakaian atau penyimpangan diluar batas serta menjaga

modal yang ditanamkan selama waktu yang ditentukan.

4. Menekan tingkat biaya perawatan serendah mungkin dengan melaksanakan

kegiatan perawatan secara efektif dan efisien.

5. Memenuhi kebutuhan produk dan rencana produksi tepat waktu.

6. Meningkatkan keterampilan para supervisor dan operator melalui kegiatan

pelatihan yang diadakan.

7. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh mesin dan peralatan yang diperlukan

dalam keadaan darurat setiap waktu.

8. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

2.3 Jenis-jenis Pemeliharaan

Secara umum, aktivitas pemeliharaan (maintenance) dapat dibedakan ke

dalam 3 jenis, yaitu preventive maintenance, corrective maintenance dan total

productive maintenance.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

32

2.3.1 Preventive Maintenance

Preventive maintenance atau pemeliharaan pencegahan merupakan suatu

kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin untuk mencegah terjadinya

kerasakan-kerusakan pada sebuah fasilitas (mesin atau peralatan) selama proses

produksi berlangsung. Kegiatan yang termasuk ke dalam preventive maintenance ini

adalah pemeriksaan dan penggantian komponen

Kegiatan penggantian komponen pada preventive maintenance akan

menambah biaya dalam proses produksi, karena penggantian komponen atau part

dilakukan sebelum komponen tersebut rusak. Oleh sebab itu penetapan komponen-

komponen yang hendak dibuat penjadwalan penggantiannya harus merupakan

komponen yang kritis (critical unit) di dalam suatu sistem.

Dalam pelaksanaannya, preventive maintenance dibedakan menjadi dua

kegiatan, yaitu :

1. Routine Maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin,

sebagai contoh adalah kegiatan pembersihan fasilitas dan peralatan, pemberian

minyak pelumas atau pengecekan oli, serta pengecekan bahan bakar dan

sebagainya.

2. Periodic Maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara

berkala. Pemeliharaan berkala dilakukan berdasarkan lamanya jam kerja mesin

produk tersebut sebagai jadwal kegiatan misalnya setiap seratus jam sekali.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

33

2.3.2 Corrective Maintenance

Corrective maintenance atau pemeliharaan korektif adalah kegiatan

pemeliharaan yang dilakukan ketika suatu fasilitas atau sistem mengalami kerusakan

atau gangguan yang mengakibatkan fasilitas tersebut tidak dapat menjalankan

fungsinya dengan sebagaimana mestinya. Kegiatan pemeliharaan korektif ini sering

disebut sebagai repair maintenance atau perbaikan. Maksud dari tindakan corrective

maintenance ini adalah agar fasilitas atau sistem tersebut dapat dipergunakan kembali

dalam proses produksi, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar kembali.

Secara sepintas, corrective maintenance membutuhkan biaya yang lebih

murah dibandingkan preventive maintenance. Akan tetapi, apabila kerusakan terjadi

selama proses produksi berlangsung, maka akan menimbulkan biaya yang jauh lebih

besar karena adanya biaya kehilangan produksi akibat terhentinya proses produksi

selama kerusakan tersebut masih belum diatasi atau diperbaiki. Dengan demikian,

tindakan coorective maintenance memusatkan permasalahan setelah permasalahan itu

terjadi, bukan menganalisa masalah untuk mencegahnya agar tidak terjadi.

2.3.3 Total Productive Maintenance (TPM)

Total Productive Maintenance (TPM) adalah pendekatan yang digunakan

sebagai usaha untuk memaksimalkan keefektifan dari fasilitas yang dipergunakan

dalam menjalankan bisnis. TPM tidak hanya mengenani perawatan (maintenance),

tetapi menyangkut semua aspek operasi dan instalasi dari fasilitas tersebut, dan TPM

sangat mempengaruhi motivasi orang-orang yang bekerja dalam suatu perusahaan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

34

Definisi lengkap TPM memuat aspek-aspek sebagai berikut :

Total efektif, memaksimalkan efektifitas peralatan atau mesin secara menyeluruh.

Total sistem, menerapkan sistem preventive maintenance yang komprehensif

sepanjang umur alat.

Total keterlibatan, melibatkan seluruh departemen, meliputi perencana, pemakai

dan pemelihara alat.

Total partisipasi, dilakukan mulai dari operator yang paling rendah sampai kepada

level Top Management.

Total usaha, mengembangkan preventive maintenance melalui manajemen

motivasi aktivitas kelompok kecil mandiri.

TPM mempunyai sasaran Zero breakdown dan Zero defect. Jika breakdown

dan defect dapat dikurangi, equipment operation rates meningkat, cost berkurang,

inventory minimal, dan sebagai akibatnya produktifitas pekerja naik.

2.4 Konsep-konsep Pemeliharaan

2.4.1 Konsep Breakdown dan Downtime

Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika barang atau produk tersebut

tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi. Hal yang sama juga terjadi pada

mesin atau peralatan di dalam sistem produksi pada industri manufaktur. Ketika suatu

mesin atau alat tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik atau sebagaimana

mestinya, maka mesin atau alat tersebut dikatakan mengalami kerusakan atau

breakdown.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

35

Pada dasarnya, downtime didefinisikan sebagai waktu suatu sistem atau

komponen tidak dapat digunakan (tidak berada dalam kondisi yang baik) sehingga

membuat fungsi sistem tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Downtime terjadi

ketika unit mengalami masalah seperti kerusakan yang dapat mengganggu

performansi keseluruhan termasuk kualitas produk yang dihasilkan atau kecepatan

produksinya, sehingga membutuhkan waktu untuk mengembalikan fungsi unit

tersebut pada kondisi semula. Konsep downtime terdiri dari beberapa unsur, yaitu :

1. Supply delay, yaitu waktu untuk memperoleh komponen (part) yang dibutuhkan

dalam proses perbaikan. Supply delay dapat terdiri dari lead time administrasi,

lead time produksi, dan waktu transportasi komponen pada lokasi perbaikan.

2. Maintenance delay, yaitu waktu untuk menunggu ketersediaan sumber daya

maintenance untuk melakukan suatu proses perbaikan. Sumber daya maintenance

dapat berupa personil, alat bantu atau alat tes.

3. Access time, yaitu waktu untuk mendapatkan akses langsung ke komponen yang

rusak.

4. Diagnosis time, yaitu waktu untuk menentukan penyebab kerusakan dan langkah

perbaikan yang harus ditempuh untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

5. Repair or replacement time, yaitu waktu aktual untuk menyelesaikan proses

pemulihan setelah permasalahan dapat diidentifikasi dan akses ke komponen yang

rusak dapat dicapai.

6. Verification and alignment, yaitu waktu untuk memastikan bahwa fungsi dari

suatu unit telah kembali pada kondisi operasi semula.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

36

2.4.2 Konsep Keandalan (Reliability)

Yang dimaksud dengan keandalan (reliability) adalah probabilitas sebuah

komponen atau sistem untuk dapat beroperasi sesuai dengan fungsi yang diinginkan

untuk suatu periode tertentu ketika digunakan pada kondisi operasi yang telah

ditetapkan. Keandalan juga berarti probabilitas dari sebuah mesin atau peralatan

untuk tidak mengalami kerusakan selama proses berlangsung. Fungsi keandalan dapat

dinotasikan R(t) = P(peralatan beroperasi pada saat t). Empat elemen pokok dalam

konsep reliability ini adalah :

1. Probability (peluang), dimana nilai reliability adalah berada diantara 0 dan 1.

2. Performance (kinerja), artinya bahwa keandalan merupakan suatu karakteristik

performansi sistem, dimana suatu sistem yang andal harus dapat menunjukkan

performansi yang memuaskan jika dioperasikan. Dalam hal ini performansi yang

diharapkan atau tujuan yang diinginkan, harus digambarkan secara jelas dan

spesifik. Untuk setiap unit terdapat suatu standar untuk menentukan apa yang

dimaksud dengan performansi atau tujuan yang diharapkan.

3. Time (waktu), sebagai parameter yang penting untuk melakukan penilaian

kemungkinan suksesnya suatu sistem. Dalam hal ini, konsep reliability

dinyatakan dalam suatu periode waktu. Peluang suatu sistem untuk digunakan

selama setahun akan berbeda dengan peluang sistem tersebut untuk digunakan

dalam sepuluh tahun.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

37

4. Condition (kondisi), artinya perlakuan yang diterima suatu sistem memberikan

pengaruh terhadap tingkat reliability. Dalam hal ini, kondisi lingkungan akan

mempengaruhi umur sistem atau peralatan, seperti suhu, kelembaban dan

kecepatan gerak. Hal ini menjelaskan bagaimana perlakuan yang diterima sistem

dapat memberikan tingkat keandalan yang berbeda dalam kondisi operasionalnya.

Terkait dengan reliability suatu sistem terdapat hal yang perlu diperhatikan

yaitu kegagalan atau kerusakan, dimana sistem tersebut tidak dapat bekerja

sebagaimana mestinya. Karakteristik kegagalan (produk, mesin, atau peralatan) dalam

perjalanan sehubungan dengan waktu dapat digambarkan seperti grafik dibawah ini.

Fase I Fase II Fase IIITing

kat k

erus

akan

Waktu

Grafik 2.1 Bath-Up Curve

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

38

Fase I, disebut Burn-in Region, yaitu wilayah dimana mesin atau peralatan baru

digunakan. Pada wilayah ini terjadi penurunan resiko kerusakan (Decreasing

Hazard Rate). Kerusakan yang terjadi misalnya disebabkan kurangnya

pengendalian kualitas produksi, pengecekan yang tidak sesuai, material di bawah

standar, ketidaksempurnaan rancangan, kesalahan proses atau pemasangan awal.

Fase II, disebut wilayah Useful Life atau fase umur pakai. Dalam hal ini, fase

kerusakannya konstan (Constant Hazard Rate). Pada wilayah ini, kerusakan tidak

dapat diprediksi, sehingga sering disebut kerusakan acak. Contoh penyebab

terjadinya kerusakan pada fase ini adalah karena karena kesalahan operasional.

Fase III, disebut wilayah Wareout, yaitu wilayah dimana umur ekonomis mesin

atau peralatan telah habis atau melebihi batas yang diizinkan, sehingga resiko

kerusakan akan meningkat (Increasing Hazard Rate). Penyebab kerusakannya

adalah karena kurangnya perawatan, karena telah dipakai terlalu lama, terjadi

karat atau perubahan fisik mesin atau peralatan tersebut. Pada wilayah ini,

aktivitas preventive maintenance diperlukan untuk mengurangi tingkat kerusakan.

2.4.3 Konsep Keterawatan (Maintainability)

Keterawatan (maintainability) adalah probabilitas bahwa komponen atau

sistem yang rusak akan diperbaiki ke dalam suatu kondisi tertentu dalam periode

waktu tertentu sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Keterawatan juga dapat

didefinisikan sebagai probabilitas suatu komponen atau sistem untuk bisa diperbaiki

pada waktu tertentu.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

39

2.4.4 Konsep Ketersediaan (Availability)

Ketersediaan (availability) adalah probabilitas suatu komponen atau sistem

menunjukkan fungsi yang diharapkan pada suatu waktu tertentu ketika dioperasikan

dalam kondisi operasional tertentu. Ketersediaan juga dapat diinterpretasikan sebagai

persentase waktu suatu komponen atau sistem dapat beroperasi pada interval waktu

tertentu atau persentase pengoperasian komponen dalam waktu yang tersedia. Angka

probabilitas availability menunjukkan kemampuan komponen untuk berfungsi setelah

dilakukan tindakan perawatan terhadapnya. Dengan demikian semakin besar nilai

availability menunjukkan semakin tinggi kemampuan komponen tesebut, atau dapat

dikatakan semakin nilai availability mendekati satu, maka semakin baik keadaan

komponen tersebut untuk dapat beroperasi sesuai fungsinya.

2.5 Distribusi Kerusakan

Terdapat empat macam jenis distribusi yang umum digunakan untuk

mengidentifikasi pola data kerusakan yang terbentuk, yaitu distribusi Weibull,

Exponential, Normal dan Lognormal.

Distribusi Weibull

Distribusi Weibull merupakan distribusi yang paling banyak digunakan untuk

waktu kerusakan karena distribusi ini baik digunakan untuk laju kerusakan yang

meningkat maupun laju kerusakan yang menurun. Terdapat dua parameter yang

digunakan dalam distribusi ini yaitu θ yang disebut dengan parameter skala (scale

parameter) dan β yang disebut dengan parameter bentuk (shape parameter).

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

40

Dalam distribusi Weibull yang menentukan tingkat kerusakan dari pola data

yang terbentuk adalah parameter β. Nilai-nilai β yang menunjukkan laju kerusakan

terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Nilai-Nilai Parameter β

Nilai Laju Kerusakan

0 < β <1 Pengurangan laju kerusakan (DFR)

β = 1 Distribusi Exponential (CFR)

1 < β < 2 Peningkatan laju kerusakan (IFR), concave

β = 2 Distribusi Rayleigh (LFR)

β > 2 Peningkatan laju kerusakan (IFR), convex

3 ≤ β ≤ 4 Peningkatan laju kerusakan (IFR), mendekati kurva normal

Jika parameter β mempengaruhi laju kerusakan maka parameter θ

mempengaruhi nilai tengah dari pola data.

Distribusi Exponential

Distribusi Exponential digunakan untuk menghitung keandalan dari distribusi

kerusakan yang memiliki laju kerusakan konstan. Distribusi ini mempunyai laju

kerusakan yang tetap terhadap waktu, dengan kata lain probabilitas terjadinya

kerusakan tidak tergantung pada umur alat. Distribusi ini merupakan distribusi yang

paling mudah untuk dianalisa. Parameter yang digunakan dalam distribusi

Exponential adalah λ, yang menunjukkan rata-rata kedatangan kerusakan yang

terjadi.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

41

Distribusi Normal

Distribusi Normal cocok untuk digunakan dalam memodelkan fenomena

keausan (kelelahan) atau kondisi wearout dari suatu item. Parameter yang digunakan

adalah μ (nilai tengah) dan σ (standar deviasi). Karena hubungannya dengan

distribusi Lognormal, distribusi ini dapat juga digunakan untuk menganalisa

probabilitas Lognormal.

Distribusi Lognormal

Distribusi Lognormal menggunakan dua parameter yaitu s yang merupakan

parameter bentuk (shape parameter) dan tmed sebagai parameter lokasi (location

parameter) yang merupakan nilai tengah dari suatu distribusi kerusakan. Distribusi

ini dapat memiliki berbagai macam bentuk, sehingga sering dijumpai bahwa data

yang sesuai dengan distribusi Weibull juga sesuai dengan distribusi Lognormal.

2.6 Perhitungan Index Of Fit

Untuk menentukan jenis distribusi yang paling mewakili penyebaran suatu

data kerusakan dapat dilakukan dengan menggunakan metode Least-Squares Curve-

Fitting. Dalam hal ini, proses yang harus dilakukan adalah mencari nilai index of fit

untuk masing-masing distribusi sehingga didapatkan nilai index of fit terbesar yang

kemudian akan diuji lagi menurut hipotesa distribusinya.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

42

Index of fit dihitung dengan mencari nilai r (koefisien korelasi) yang

menunjukkan kekuatan hubungan linear antara variabel x dan y. Nilai r yang semakin

mendekati 1 artinya bahwa terdapat korelasi atau hubungan linear yang kuat diantara

variabel x dan y. Semakin kuat hubungan diantara variabel x dan y, maka semakin

menyebar membentuk garis lurus atau linear, artinya data-data tersebut semakin

mendekati suatu jenis distribusi tertentu. Berikut ini adalah rumus-rumus yang

digunakan dalam perhitungan nilai index of fit (r) untuk masing-masing jenis

distribusi.

4.0n3.0i)t(F i +

−=

Dimana : i = data waktu ke-t

n = jumlah data kerusakan

index of fit (r) =

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎟⎠⎞⎜

⎝⎛−⎥

⎤⎢⎣

⎡⎟⎠⎞⎜

⎝⎛−

⎟⎠⎞⎜

⎝⎛⎟⎠⎞⎜

⎝⎛−

∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑

= == =

= ==

n

1i

2n

1ii

2i

n

1i

2n

1ii

2i

n

1i

n

1ii

n

1iiii

yynxxn

yxyxn

Dimana nilai xi dan yi untuk masing-masing jenis distribusi adalah berbeda, yaitu :

Distribusi Weibull

)tln(x ii =

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

=)t(F1

1lnlnyi

i

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

43

Distribusi Exponential

ii tx =

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

=)t(F1

1lnlnyi

i

Distribusi Normal

ii tx =

yi = zi = Φ-1[F(ti)] diperoleh dari Tabel Standardized Normal Probabilities

Distribusi Lognormal

)tln(x ii =

yi = zi = Φ-1[F(ti)] diperoleh dari Tabel Standardized Normal Probabilities

Perhitungan index of fit juga bisa dilakukan dengan menggunakan bantuan

software minitab dengan langkah-langkah berikut ini :

- Pada worksheet baru masukkan nilai variabel x pada kolom C1 dan masukkan

nilai y pada kolom C2.

- Pilih menu Stat – Basic Statistic – Correlation.

- Pada dialog box (variables), masukkan kolom C1 dan C2 kemudian pilih Select.

- Pilih Ok.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

44

2.7 Goodness Of Fit Test

Setelah perhitungan index of fit dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah

pengujian goodness of fit (uji kebaikan suai) untuk nilai index of fit (r) terbesar. Uji

goodness of fit dilakukan dengan membentuk suatu hipotesis H0 dan H1. Hipotesis H0

biasanya berisi pernyataan harapan, sedangkan hipotesis H1 adalah kebalikan dari

hipotesis H0.

Distribusi yang memiliki nilai r terbesar belum tentu benar-benar mewakili

penyebaran suatu data, sebab ketika diuji kesesuaian data tidak selalu menghasilkan

keputusan terima hipotesis harapan H0. Jika hal ini terjadi, maka pengujian dilakukan

kembali terhadap distribusi lain yang memiliki nilai index of fit (r) terbesar kedua,

dan seterusnya sampai dihasilkan keputusan bahwa data-data yang diuji memiliki

kecocokan dengan suatu jenis distribusi tertentu. Jenis pengujian yang digunakan

untuk masing-masing jenis distribusi adalah berbeda-beda, yaitu :

Mann’s Test untuk Pengujian Distribusi Weibull

Hipotesa untuk melakukan uji Mann adalah :

H0 : Waktu kerusakan berdistribusi Weibull

H1 : Waktu kerusakan tidak berdistribusi Weibull

Uji statistiknya adalah :

( )

( )∑

=

+

+=

+

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ −

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ −

=1k

1i i

i1i2

1r

11ki i

i1i1

Mtlntln

k

Mtlntln

kM

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

45

Dimana : ⎥⎦⎤

⎢⎣⎡=2rk1 dan ⎥⎦

⎤⎢⎣⎡ −

=2

1rk1

Mi = Zi+1 - Zi

Zi = ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

+−

−−25.0n5.0i1lnln

Jika nilai M < Mtabel (α,v1,v2) maka H0 diterima.

v1 = 2k2 dan v2 = 2k1

Nilai Mtabel (α,v1,v2) diperoleh dari Tabel F-Distribution

Ket : ti = data waktu kerusakan yang ke-i

r = jumlah data kerusakan

M = nilai uji statistik untuk uji Mann

Bartlett’s Test untuk Pengujian Distribusi Exponential

Hipotesa untuk melakukan uji Bartlett adalah :

H0 : Data kerusakan berdistribusi Eksponential

H1 : Data kerusakan tidak berdistribusi Eksponential

Uji statistiknya adalah :

( ) ( ))r6/)1r((1

tlnr/1)tr/1ln(r2B

r

1ii

r

1ii

++⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ −

=∑∑==

Jika 21r,2/α

21r,2/α1 XBX −−− << maka H0 diterima.

Nilai 21r,2/α1X −− dan 2

1r,2/αX − diperoleh dari Tabel Chi-Square Distribution

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

46

Ket : ti = data waktu kerusakan yang ke-i

r = jumlah data kerusakan

B = nilai uji statistik untuk uji Bartlett

Kolmogorov-Smirnov’s Test untuk Pengujian Distribusi Normal dan

Lognormal

Hipotesa untuk melakukan uji Normal atau Lognormal adalah :

H0 : Data kerusakan berdistribusi Normal atau Lognormal

H1 : Data kerusakan tidak berdistribusi Normal dan Lognormal

Uji statistiknya adalah : Dn = max{D1,D2}

Dimana : ⎪⎭

⎪⎬⎫

⎪⎩

⎪⎨⎧ −

−⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ −=

≤≤ n1i

stt

ΦmaxD i

ni11

⎪⎭

⎪⎬⎫

⎪⎩

⎪⎨⎧

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ −−=

≤≤ stt

ΦnimaxD i

ni12

∑=

=n

1i

i

ntt dan

1n

)tt(s

n

1i

2i

2

−=

∑= (untuk distribusi Normal)

∑=

=n

1i

i

ntln

t dan 1n

)tt(lns

n

1i

2i

2

−=

∑= (untuk distribusi Lognormal)

Jika nilai Dn < Dtabel (n,α) maka H0 diterima.

Nilai Dtabel (n,α) diperoleh dari Tabel Kolmogorov-Smirnov Test

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

47

Ket : ti = data waktu kerusakan yang ke-i

t = rata-rata data waktu kerusakan

n = jumlah data kerusakan

s = standar deviasi

Dn = nilai uji statistik untuk uji Kolmogorov-Smirnov

Untuk pengujian goodness of fit juga dapat dilakukan dengan menggunakan

software minitab dengan langkah-langkah sebagai berikut :

- Pada worksheet baru masukkan data TTF atau TTR pada kolom C1.

- Pilih menu Stat – Quality Tools – Individual Distribution Identification.

- Pada dialog box, untuk single column masukkan kolom C1.

- Pada dialog box, untuk specify pilih jenis distribusi yang ingin diketahui.

- Untuk mengubah tingkat kepercayaan, klik options button, masukkan tingkat

kepercayaan yang dikehendaki, lalu klik Ok.

- Pilih Ok.

2.8 Perhitungan Parameter

Setelah jenis distribusi kerusakan telah teridentifikasi, maka selanjutnya

dilakukan perhitungan nilai parameter berdasarkan jenis distribusi yang terpilih.

Berikut ini adalah rumus perhitungan parameter yang digunakan untuk masing-

masing distribusi.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

48

Distribusi Weibull

Parameter : β = b dan θ = )/( bae−

Dimana : xbya −= dan ∑ ∑

∑∑ ∑

= =

== =

⎟⎠⎞⎜

⎝⎛−

⎟⎠⎞⎜

⎝⎛⎟⎠⎞⎜

⎝⎛−

=n

1i

2n

1ii

2i

n

1ii

n

1i

n

1iiii

xxn

yxyxnb

Distribusi Exponential

Parameter : λ = b

Dimana : ∑

=

== n

1i

2i

n

1iii

x

yxb

Distribusi Normal

Parameter : b1σ = dan ⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛−=

baμ

Dimana : xbya −= dan ∑ ∑

∑∑ ∑

= =

== =

⎟⎠⎞⎜

⎝⎛−

⎟⎠⎞⎜

⎝⎛⎟⎠⎞⎜

⎝⎛−

=n

1i

2n

1ii

2i

n

1ii

n

1i

n

1iiii

xxn

yxyxnb

Distribusi Lognormal

Parameter : s = b1 dan tmed = ase−

Dimana : xbya −= dan ∑ ∑

∑∑ ∑

= =

== =

⎟⎠⎞⎜

⎝⎛−

⎟⎠⎞⎜

⎝⎛⎟⎠⎞⎜

⎝⎛−

=n

1i

2n

1ii

2i

n

1ii

n

1i

n

1iiii

xxn

yxyxnb

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

49

2.9 Perhitungan Mean Time To Failure (MTTF)

Mean Time To Failure (MTTF) merupakan rata-rata selang waktu kerusakan

dari suatu distribusi kerusakan. Perhitungan nilai MTTF berbeda-beda sesuai dengan

jenis distribusi yang terpilih untuk penyebaran data Time To Failure (TTF). Rumus

yang digunakan dalam perhitungan nilai MTTF untuk masing-masing jenis distribusi

adalah sebagai berikut :

Distribusi Weibull

MTTF = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+β11Γ.θ

Nilai ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+β11Γ didapat dari nilai )x(Γ pada Tabel Gamma Function

Distribusi Exponential

MTTF = λ1

Distribusi Normal

MTTF = μ

Distribusi Lognormal

MTTF = 2s

med

2

e.t

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

50

2.10 Perhitungan Mean Time To Repair (MTTR)

Mean Time To Repair (MTTR) merupakan waktu rata-rata dari interval waktu

perbaikan atau TTR. Dalam perhitungan nilai MTTR, perbedaan distribusi data TTR

untuk setiap komponen kritis juga akan menyebabkan adanya perbedaan untuk cara

perhitungan MTTR. Parameter yang digunakan juga berbeda sesuai dengan jenis

distribusinya. Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk perhitungan nilai

MTTR berdasarkan jenis distribusi masing-masing.

Distribusi Weibull

MTTR = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+β11Γ.θ

Nilai ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛+β11Γ didapat dari nilai )x(Γ pada Tabel Gamma Function

Distribusi Eksponential

MTTR = λ1

Distribusi Normal dan Lognormal

MTTR = 2s

med

2

e.t

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

51

2.11 Penentuan Interval Waktu Penggantian Pencegahan Optimal

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada dasarnya, downtime

didefinisikan sebagai waktu suatu sistem atau komponen tidak dapat digunakan (tidak

berada dalam kondisi yang baik) sehingga membuat fungsi sistem tidak berjalan.

Prinsip utama dalam manajemen sistem perawatan adalah untuk menekan periode

kerusakan (breakdown period) sampai batas minimum, maka keputusan penggantian

komponen sistem berdasarkan downtime minimum menjadi sangat penting.

Permasalahannya adalah penentuan waktu terbaik untuk mengetahui kapan

penggantian harus dilakukan untuk meminimasi total downtime. Konflik yang

dihadapi adalah :

1. Peningkatan frekuensi penggantian dapat meningkatkan downtime karena

penggantian tersebut, tetapi dapat mengurangi waktu downtime akibat terjadi

kerusakan.

2. Pengurangan frekuensi penggantian akan menurunkan downtime karena

penggantian, tetapi konsekuensinya adalah kemungkinan peningkatan downtime

karena kerusakan.

Dari dua kondisi di atas, diharapkan untuk dapat menghasilkan keseimbangan

diantara keduanya.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

52

Secara umum, ada dua jenis model standar bagi permasalahan penggantian

yaitu :

1. Block Replacement

Pada model block replacement, tindakan penggantian dilakukan pada suatu

interval yang tetap. Model ini digunakan jika diinginkan adanya konsistensi

interval penggantian pencegahan yang telah ditentukan, walau sebelumnya telah

terjadi penggantian yang disebabkan adanya kerusakan. Jika pada selang waktu tp

tidak terdapat kerusakan, maka tindakan penggantian dilakukan pada suatu

interval tp yang tetap. Jika sistem rusak sebelum jangka waktu tp, maka dilakukan

penggantian kerusakan dan penggantian selanjutnya akan tetap dilakukan pada

saat tp dengan mengabaikan penggantian perbaikan sebelumnya.

2. Age Replacement

Pada model ini penggantian pencegahan dilakukan tergantung pada umur pakai

dari komponen. Tujuan model ini menentukan umur optimal dimana penggantian

pencegahan harus dilakukan sehingga dapat meminimasi total downtime. Dalam

metode ini tindakan penggantian dilakukan pada saat pengoperasiannya sudah

mencapai umur yang ditetapkan yaitu sebesar tp.

Jika pada selang waktu tp tidak terdapat kerusakan, maka dilakukan penggantian

sebagai tindakan korektif. Perhitungan umur tindakan penggantian tp dimulai dari

awal lagi dengan mengambil acuan dari waktu mulai bekerjanya sistem kembali

setelah dilakukan tindakan perawatan korektif tersebut.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

53

Model penentuan interval waktu penggantian pencegahan berdasarkan kriteria

minimasi downtime yang digunakan adalah Age Replacement. Formulasi perhitungan

untuk model age replacement adalah sebagai berikut :

siklus panjang ekspektasisiklusper downtime ekspektasi Total)tp(D =

))tp(R1).(T)tp(M()tp(R).Ttp())tp(R1(T)tp(R.T

)tp(Dfp

fp

−+++

−+=

Dimana :

D(tp) = total downtime per unit waktu untuk penggantian preventive

tp = panjang dari siklus (interval waktu) preventive

Tp = downtime karena tindakan preventive (waktu yang diperlukan untuk

penggantian komponen karena tindakan preventive)

Tf = downtime karena kerusakan komponen (waktu yang diperlukan untuk

penggantian komponen karena kerusakan)

R(tp) = peluang dari siklus preventive (pencegahan)

M(tp) = nilai harapan panjang siklus kerusakan (kegagalan)

Nilai tingkat ketersediaan (availability) dari interval penggantian pencegahan

dapat diketahui dengan rumus A(tp) = 1 - D(tp)min.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

54

2.12 Penentuan Interval Waktu Pemeriksaan Optimal

Selain aktivitas penggantian pencegahan, juga perlu dilakukan aktivitas

pemeriksaan yang dilakukan secara berkala. Langkah-langkah perhitungan interval

waktu pemeriksaan yang optimal adalah :

Waktu rata-rata 1x perbaikan (1/μ) = kerja/bln jam

MTTR

Waktu rata-rata 1x pemeriksaan (1/i) = kerja/bln jam

npemeriksaa x 1waktu

Rata-rata kerusakan dalam 1 bulan (k) = bulan12

thnkerusakan/jumlah

Jumlah pemeriksaan optimal (n) = μ

ik ×

Interval waktu pemeriksaan (ti) = n

kerja/bln jam

Nilai tingkat ketersediaan (availability) jika dilakukan sejumlah n

pemeriksaan dapat diketahui dengan rumus )n(D1)n(A −= ,

Dengan ( )in

μnk nD +×

=

Dimana : D(n) = total downtime

n = jumlah pemeriksaan per satuan waktu

μ = berbanding terbalik dengan 1/ μ

i = berbanding terbalik dengan 1/ i

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

55

2.13 Perhitungan Availability Total

Perhitungan tingkat availability total komponen kritis bertujuan untuk

mengetahui tingkat ketersediaan atau kesiapan mesin untuk beroperasi kembali saat

mesin tersebut telah diperbaiki.

Tingkat ketersediaan berdasarkan interval waktu penggantian pencegahan dan

tingkat ketersediaan berdasarkan interval pemeriksaan merupakan dua kejadian yang

saling bebas dan tidak saling mempengaruhi. Sehingga berdasarkan teori peluang dua

kejadian bebas, nilai peluang kejadian saling bebas sama dengan hasil perkalian

kedua availability tersebut.

2.14 Perhitungan Reliability

Peningkatan keandalan (reliability) dapat ditempuh dengan cara preventive

maintenance. Dengan menerapkan preventive maintenance maka dapat mengurangi

pengaruh umur atau wearout mesin atau komponen dan memberikan hasil yang

signifikan terhadap umur sistem. Model keandalan berikut mengasumsikan bahwa

sistem kembali ke kondisi baru setelah dilakukannya tindakan preventive

maintenance :

( )⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−=

β

θtexptR

( )⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−=

βn

θTnexpTR

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

56

( )⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

−=−β

θnTtexpnTtR

( ) ( ) ( )nTtRTRtRm n −×=

Dimana :

T = interval waktu pemeliharaan (penggantian pencegahan atau service)

n = jumlah pemeliharaan yang telah dilakukan sampai kurun waktu t

( )tR = keandalan pada kondisi berjalan (saat ini)

( )nTR = probabilitas keandalan dengan n kali preventive maintenance

( )nTtR − = probabilitas keandalan untuk waktu (t-nT) dari tindakan preventive

maintenance yang terakhir

( )tRm = probabilitas keandalan setelah diterapkannya usulan preventive

maintenance

2.15 Perhitungan Biaya Failure dan Biaya Preventive

Pemeliharaan yang baik akan dilakukan dalam setiap interval waktu tertentu

dan pada waktu proses produksi sedang tidak berjalan. Semakin sering pemeliharaan

suatu mesin dilakukan akan meningkatkan biaya pemeliharaan. Disisi lain, jika

pemeliharaan tidak dilakukan akan mengurangi performance kerja dari mesin

tersebut. Pola maintenance yang optimal perlu dicari supaya antara biaya

pemeliharaan dan biaya kerusakan bisa seimbang pada total cost yang paling

minimal.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

57

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka biaya failure (Cf) dapat didefinisikan

sebagai biaya yang timbul karena terjadi kerusakan pada mesin di luar perkiraan yang

menyebabkan mesin produksi terhenti ketika produksi sedang berjalan. Sedangkan

biaya preventive (Cp) merupakan biaya yang timbul karena adanya pemeliharaan

pencegahan terhadap mesin yang memang sudah dijadwalkan. Perhitungan biaya satu

siklus failure dan satu siklus preventive dapat dilakukan dengan menggunakan rumus

berikut ini :

Cf = biaya satu siklus failure

= ((biaya tenaga kerja/jam + biaya kehilangan produksi) × Tf) + harga

komponen

Cp = biaya satu siklus preventive

= (biaya tenaga kerja/jam × Tp) + harga komponen

Dimana : Tf = waktu standar perbaikan failure

Tp = waktu standar perbaikan preventive

Untuk menghitung total biaya failure (Tc(tf)) dan total biaya preventive

(Tc(tp)) rumus yang digunakan adalah :

Total Biaya Failure

tfCf)tf(Tc =

Dimana : Cf = biaya satu siklus failure

tf = merupakan nilai MTTF

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

58

Sedangkan untuk total biaya failure per bulan didapatkan dengan menggunakan

rumus :

Tc(tf) per bulan = Tc(tf) × tf × kf

kf = MTTF

nKerja/bula Jam

Dimana : kf = frekuensi pemeliharaan kondisi berjalan

Total Biaya Preventive

)R1(tfRtp)R1(CfRCp)tp(Tc

−+×−+×

=

Dimana : Cp = biaya preventive

Cf = biaya failure

tp = interval waktu preventive

tf = merupakan nilai MTTF

R = merupakan nilai reliability saat R(tp)

Sedangkan untuk total biaya preventive per bulan didapatkan dengan

menggunakan rumus :

Tc(tp) per bulan = Tc(tp) × tp × kp

kp = MTTF

nKerja/bula Jam

Dimana : kp = frekuensi pemeliharaan usulan preventive maintenance

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

59

2.16 Fault Tree Analysis (FTA)

FTA (Fault Tree Analysis) berorientasi pada fungsi (function oriented) atau

yang lebih dikenal dengan “top down“ approach karena analisa ini berawal dari

sistem level (top) dan meneruskannya ke bawah. Titik awal dari analisa ini adalah

pengidentifikasikan mode kegagalan fungsional pada top level dari suatu sistem atau

subsistem.

FTA adalah teknik yang banyak dipakai untuk studi yang berkaitan dengan

resiko dan keandalan dari suatu sistem engineering. Event potensial yang

menyebabkan kegagalan dari suatu sistem engineering dan probabilitas terjadinya

event tersebut dapat ditentukan dengan FTA. Sebuah top event yang merupakan

definisi dari kegagalan suatu sistem (system failure), harus ditentukan terlebih dahulu

dalam mengkonstrusikan FTA. Sistem kemudian dianalisa untuk menemukan semua

kemungkinan yang didefinesikan pada top event. FT adalah sebuah model grafis yang

terdiri dari beberapa kombinasi kesalahan (fault) secara pararel dan secara berurutan

yang mungkin menyebabkan awal dari failure event yang sudah ditetapkan.

Setelah mengidentifikasi top event, event-event yang memberi kontribusi

secara langsung terjadinya top event diidentifikasi dan dihubungkan ke top event

dengan memakai hubungan logika (logical link) sampai dicapai event dasar yang

idependent (mutually independent basic event). Analisa yang dilakukan dalam

metode FTA ini menunjukan analisa kualitatif dan kuantitatif dari sistem engineering

yang dianalisa.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

60

Sebuah fault tree mengilustrasikan keadaan dari komponen-komponen sistem

(basic event) dan hubungan antara basic event dan top event. Simbol grafis yang

dipakai untuk menyatakan hubungan disebut gerbang logika (logic gate). Output dari

sebuah gerbang logika ditentukan oleh event yang masuk ke gerbang tersebut. Sebuah

FTA secara umum dilakukan dalam 5 tahapan, yaitu :

1. Mendefinisikan problem dan kondisi batas (boundary condition) dari sistem.

2. Pengkontruksian fault tree.

3. Mengidentifikasi minimal cut set.

4. Analisa kualitatif dari fault tree.

5. Analisa kuantitatif fault tree.

2.16.1 Definisi Problem dan Kondisi Batas

Aktivitas pertama dari fault tree analysis terdiri dari dua step, yaitu :

1. Mendefinisikan critical event yang akan dianalisa

2. Mendefinisikan boundary condition untuk analisa

Critical event yang akan dianalisa secara normal disebut dengan top event.

Penting kiranya untuk bahwa top event harus didefinisikan secara jelas dan tidak

kabur (unambiguous). Diskripsi dari top event seharusnya selalu memberikan

jawaban terhadap pertanyaan apa (what), dimana (where), dan kapan (when).

What : Mendiskripsikan tipe dari critical event yang sedang terjadi, sebagai contoh

kebakaran (fire).

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

61

Where : Mendiskripsikan dimana critical event terjadi, sebagai contoh critical event

terjadi di process oxidation reactor.

When : Mendiskripsikan dimana critical event terjadi, sebagai contoh critical event

terjadi pada saat pengoperasian normal.

Jadi, sebagai contoh top event yang melibatkan ketiga kriteria di atas adalah :

“Kebakaran yang terjadi di process oxidation reactor pada saat pengoperasian

normal”.

Agar analisis dapat dilakukan secara konsisten, adalah hal yang penting

bahwa kondisi batas bagi analisa didefinisikan secara hati–hati. Dari kondisi batas,

kita akan memilliki beberpa pemahaman sebagai berikut :

1. Batas fisik sistem : Bagian mana dari sistem yang akan dimasukkan dalam analisa

dan bagian mana yang tidak ?

2. Kondisi awal : Kondisi pengoperasian sistem yang bagaimana pada saat top event

terjadi ? Apakah sistem bekerja pada kapasitas yang penuh atau sebagian ?

3. Kondisi batas yang berhubungan dengan stres eksternal : Apa tipe stres eksternal

yang seharusnya disertakan dalam analisa ?

4. Level dari resolusi : Seberapa detail kita akan mengidentifikasi berbagai alasan

potensial yang menyebabkan kegagalan ?

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

62

2.16.2 Pengkontruksian Fault Tree

Pengkonstruksian fault tree selalu bermula dari top event. Oleh karena itu,

berbagai fault event yang secara langsung, penting, dan berbagai penyebab terjadinya

top event harus secara teliti diidentifikasi. Berbagai penyebab ini dikoneksikan ke top

event oleh sebuah gerbang logika (lihat Tabel 2.2). Penting kiranya bahwa penyebab

level pertama di bawah top event harus disusun secara terstruktur. Level pertama ini

sering disebut dengan top structure dari sebuah fault tree. Top structure ini sering

diambil dari kegagalan modul–modul utama sistem, atau fungsi utama dari sistem.

Analisa dilanjutkan level demi level samapai semua fault event telah dikembangkan

sampai pada resolusi yang ditentukan. Analisa ini merupakan analisa deduktif dan

dilakukan dengan mengulang pertanyaan “Apa alasan terjadinya event ini ?”.

Ada beberapa aturan yang harus dipenuhi dalam mengkonstruksi sebuah fault

tree. Berikut ini beberapa aturan yang dipakai untuk mengkonstruksi sebuah fault

tree.

1. Diskripsikan fault event.

Masing–masing basic event harus didefiniskan secara teliti dalam sebuah kotak..

2. Evaluasi fault event.

Sebuah normal basic event di dalam sebuah fault tree merupakan sebuah primary

failures yang menunjukkan bahwa komponen merupakan penyebab dari dari

kegagalan. Secondary failures dan command faults merupakan intermediate event

yang membutuhkan investigasi lebih mendalam untuk mengidentifikasi alasan

utama.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

63

Pada saat mengevaluasi sebuah fault event, seorang analis akan bertanya,

“Dapatkah fault ini dikategorikan dalam primary failure ?” Jika jawabannya

adalah YA, maka analis tersebut dapat mengkalsifikasikan fault event sebagai

normal basic event. Jika jawabannya adalah TIDAK, maka analis tersebut dapat

mengkalsifikasikan fault event sebagai intermediate event, yang harus dikaji lebih

jauh, atau sebagai secondary basic event. Secondary basic event sering disebut

dengan undeveloped event dan menunjukkan sebuah fault event yang tidak dikaji

lebih jauh karena informasinya tidak tersedia atau karena dampak yang

ditimbulkan tidak signifikan.

3. Lengkapi semua gerbang logika.

Semua input ke gate tertentu harus didefiniskan dengan lengkap dan

didiskripsikan sebelum memproses gate lainnya. Fault tree harus diselesaikan

pada masing–masing level sebelum memulai level berikutnya.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

64

Tabel 2.2 Simbol-Simbol Fault Tree Analysis (FTA)

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

65

2.16.3 Pengidentifikasian Minimal Cut Set

Sebuah fault tree memberikan informasi yang berharga tentang berbagai

kombinasi dari fault event yang mengarah pada critical failure sistem. Kombinasi

dari berbagai fault event disebut dengan cut set. Pada terminologi fault tree, sebuah

cut set adalah sekumpulan dari komponen yang bila komponen-komponen itu

mengalami kegagalan, maka akan menyebabkan seluruh sistem akan mengalami

kegagalan pula. Sebuah cut set dikatakan sebagai minimal cut set bila salah satu

komponen yang terdapat di dalam minimal cut set itu mengalami kegagalan, maka

akan menyebabkan seluruh sistem akan mengalami kegagalan pula, tetapi bila salah

satu komponen yang terdapat di dalam mininimal cut set bekerja, maka tidak

mengakibatkan sistem menjadi gagal.

Jumlah basic event yang berbeda di dalam sebuah minimal cut set disebut

dengan orde cut set. Untuk fault tree yang sederhana adalah mungkin untuk

mendapatkan minimal cut set dengan tanpa menggunakan prosedur formal atau

algoritma. Untuk fault tree yang lebih besar, maka diperlukan sebuah algoritma untuk

mendapatkan minimal cut set pada fault tree. MOCUS (method for obtaining cut sets)

merupakan sebuah algoritma yang dapat dipakai untuk mendapatkan minimal cut set

dalam sebuah fault tree.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

66

2.16.4 Evaluasi Kualitatif Fault Tree

Evaluasi kualitatif dari sebuah fault tree dapat dilakukan berdasarkan minimal

cut set. Kekritisan dari sebuah cut set jelas tergantung pada jumlah basic event di

dalam cut set (orde dari cut set). Sebuah cut set dengan orde satu umumnya lebih

kritis daripada sebuah cut set dengan orde dua atau lebih. Jika sebuah fault tree

memiliki cut set dengan orde satu, maka top event akan terjadi sesaat setelah basic

event yang bersangkutan terjadi. Jika sebuah cut set memiliki dua basic event, kedua

event ini harus terjadi secara serentak agar top event dapat terjadi.

2.16.5 Evaluasi Kuantitatif Fault Tree

Evaluasi kuantitatif fault tree yang dilakukan dengan menggunakan

pendekatan perhitungan langsung (direct numerical approach) yang bersifat bottom-

up approach. Pendekatan numerik ini berawal dari level hirarki yang paling rendah

dan mengkombinasikan semua probabilitas dari event yang ada pada level ini dengan

menggunakan logic gate yang tepat dimana event–event ini dikaitkan. Kombinasi

probabilitas ini akan memberikan nilai probabilitas dari intermediate event pada level

hirarki diatasnya sampai top event dicapai. Rumus yang digunakan adalah :

( ) ( ) ( ) ( )( ) ( )n21

1n

n

3i

1i

2j

1j

1kkji

n

1i

1i

1jji

n

1iini21s

C...CCP1

...CCCPCCPCPC...C...CCPQ

∩∩∩−+

+∩∩+∩−=∪∪∪=

=

=

==

==∑ ∑ ∑∑ ∑∑

Dimana : iC = minimal cut set ke-i

P( iC ) = probabilitas untuk event iC

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

67

2.17 Simulasi Monte Carlo

Simulasi merupakan salah satu cara untuk memecahkan berbagai persoalan

yang dihadapi di dunia nyata, dan dapat memberikan hasil yang cukup baik bila

digunakan untuk memecahkan berbagai persoalan, termasuk dalam pembuatan

perencanaan kegiatan. Simulasi merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk

memecahkan berbagai masalah yang mengandung ketidakpastian dan kemungkinan

jangka panjang yang tidak dapat diperhitungkan dengan seksama. Dengan demikian,

secara umum simulasi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang digunakan untuk

memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang

penuh dengan ketidakpastian dengan tidak atau menggunakan model atau metode

tertentu dan lebih ditekankan pada pemakaian komputer untuk mendapatkan

solusinya.

Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan memanfaatkan

simulasi, yaitu :

1. Menghemat waktu

Kemampuan di dalam menghemat waktu ini dapat dilihat dari pekerjaan yang bila

dikerjakan dapat memakan waktu tahunan, namun dapat disimulasikan hanya

dalam beberapa menit atau bahkan dalam hitungan detik. Kemampuan ini dipakai

oleh para peneliti untuk melakukan berbagai pekerjaan desain operasional yang

juga memperhatikan bagian terkecil dari waktu untuk kemudian dibandingkan

dengan yang terdapat pada sistem yang sebenarnya.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

68

2. Dapat melebar-luaskan waktu

Simulasi dapat digunakan untuk menunjukkan perubahan struktur dari suatu

sistem nyata (real system) yang sebenarnya tidak dapat diteliti pada waktu yang

seharusnya (real time). Dengan demikian, simulasi dapat membantu mengubah

sistem nyata dengan memasukkan sedikit data.

3. Dapat mengendalikan sumber-sumber variasi

Kemampuan pengendalian dalam simulasi ini tampak apabila statistik digunakan

untuk meninjau hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel

terkait (dependent) yang merupakan faktor-faktor yang akan dibentuk dalam

percobaan. Dalam simulasi pengambilan data dan pengolahannya pada komputer,

ada beberapa sumber yang dapat dihilangkan atau sengaja ditiadakan.

4. Memperbaiki kesalahan perhitungan

Dalam prakteknya, pada suatu kegiatan ataupun percobaan dapat saja muncul

kesalahan dalam mencatat hasil-hasilnya. Sebaliknya, dalam simulasi komputer

jarang ditemukan kesalahan perhitungan terutama bila angka-angka diambil dari

komputer secara teratur dan bebas. Komputer mempunyai kemampuan untuk

melakukan penghitungan dengan akurat.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

69

5. Dapat dihentikan dan dijalankan kembali

Simulasi komputer dapat dihentikan untuk kepentingan peninjauan ataupun

pencatatan semua keadaan yang relevan tanpa berakibat buruk terhadap program

simulasi tersebut. Dalam dunia nyata, percobaan tidak dapat dihentikan begitu

saja, namun dalam simulasi komputer, setelah dilakukan penghentian maka

kemudian dapat dengan cepat dijalankan kembali.

6. Mudah diperbanyak

Dengan simulasi komputer, percobaan dapa dilakukan setiap saat dan dapat

diulang-ulang. Pengulangan dilakukan terutama untuk mengubah berbagai

komponen dan variabelnya, seperti perubahan parameter, perubahan kondisi

operasi, atau perubahan jumlah output.

Simulasi Monte Carlo dikenal juga dengan istilah Sampling Simulation atau

Monte Carlo Sampling Technique. Simulasi ini menggambarkan kemungkinan

penggunaan data sample dalam metode Monte Carlo yang juga juga sudah dapat

diketahui atau diperkirakan distribusinya. Simulasi ini menggunakan data yang sudah

ada (historical data) yang sebenarnya dipakai untuk tujuan lain. Dengan kata lain

apabila menghendaki model simulasi yang mengikut sertakan random dan sampling

dengan distribusi probabilitas yang dapat diketahui dan ditentukan, maka cara

simulasi ini dapat dipergunakan.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00476-TI bab 2.pdf · 2.1 Definisi Pemeliharaan ... yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

70

Kunci dari metode Monte Carlo terletak pada pembangkitan bilangan random

yang digunakan untuk mewakili ketidakpastian atau risiko yang diamati. Sebelum hal

ini dilakukan terlebih dahulu pendefinisian tingkat probabilitas yang ada pada setiap

elemen yang mengandung unsur risiko. Tingkat probabilitas tersebut kemudian

diterjemahkan dalam bilangan random yang dihasilkan dari generator bilangan acak

(random). Langkah-langkah untuk melakukan simulasi Monte Carlo adalah sebagai

berikut :

1. Tentukan distribusi probabilitas untuk variabel yang penting.

2. Membangun distribusi kumulatif untuk masing-masing variabel.

3. Menentukan interval bilangan random umtuk setiap variabel.

4. Bangkitkan bilangan random.

5. Membuat simulasi dari rangkaian percobaan.