bab 2 landasan teori - bina nusantara | library...

49
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori umum 2.1.1 Data Menurut Hoffer (2005,p5), data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka, huruf-huruf dan simbol-simbol yang menunjukan suatu ide, kondisi atau situasi dan lain-lain. Data adalah representasi objek yang disimpan dan kejadian-kejadian yang memiliki maksud dan penting bagi pengguna(user). Data (Williams dan Sawyer,2007,p25) adalah fakta- fakta dan gambar mentahan yang akan diproses menjadi informasi. Jadi, data adalah fakta atau bagian dari fakta yang masih mentah dan akan diproses menjadi informasi. Menurut Indrajani (2011,p2), ada beberapa definisi tentang data, antara lain: 1. Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. 2. Lebih khusus lagi data adalah ukuran objektif atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda atau kejadian. 3. Representasi fakta yang mewakili suatu pbjek seperti, pelanggan, karyawan, mahasiswa dan lain-lain, yang

Upload: ngokiet

Post on 10-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori umum

2.1.1 Data

Menurut Hoffer (2005,p5), data adalah fakta atau bagian dari

fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan,

simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka, huruf-huruf

dan simbol-simbol yang menunjukan suatu ide, kondisi atau situasi

dan lain-lain. Data adalah representasi objek yang disimpan dan

kejadian-kejadian yang memiliki maksud dan penting bagi

pengguna(user). Data (Williams dan Sawyer,2007,p25) adalah fakta-

fakta dan gambar mentahan yang akan diproses menjadi informasi.

Jadi, data adalah fakta atau bagian dari fakta yang masih mentah dan

akan diproses menjadi informasi.

Menurut Indrajani (2011,p2), ada beberapa definisi tentang

data, antara lain:

1. Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya

mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis.

2. Lebih khusus lagi data adalah ukuran objektif atribut

(karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat,

benda atau kejadian.

3. Representasi fakta yang mewakili suatu pbjek seperti,

pelanggan, karyawan, mahasiswa dan lain-lain, yang

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

8

disimpan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks,

gambar, buntui dan kombinasinya.

Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004,p23), data

adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal

penting dalam organisasi tiap fakta, dengan sedirinya, secara relatif

tidak ada artinya.

Menurut Turban (2003,p17), data adalah suatu fakta atau

deskripsi dasar dari sesuatu, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang

diperoleh, disimpan, direkam, diklasifikasikan, tetapi belum

memberikan manfaat khusus bagi penggunanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa data adalah suatu fakta dari

suatu, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang diciptakan, disimpan,

diklasifikasikan oleh sistem informasi tetapi belum memberikan

manfaat khusus bagi penggunananya.

2.1.2 Basis data (Database)

Menurut Connoly dan Begg (2010, p65), basis data adalah

kumpulan data yang terhubung secara logikal, deskripsi dari data

tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah

organisasi. Basis data merupakan sebuah tempat pengumpulan data

yang sangat besar digunakan secara bersama-sama oleh berbagai

departement dan pengguna (user).

Menurut O’Brien (2003,p145), database adalah sebuah

kumpulan yang terintegrasi dari elemen data yang terhubung secara

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

9

logikal. Elemen data mendeskripsikan entiti-entiti dan hubungan

anatara entiti-entiti.

Menurut Indrajani (2011,p2), basis data adalah kumpulan

terpadu dari elemen data logis yang saling berhubungan. Basis data

mengonsolidasi banyak catatan yang sebelumnya disimpan dalam file

terpisah.

Jadi database adalah suatu sistem penyimpanan data yg

tersusun atas sekumpulan data yang secara logika saling terkait yang

dirancang untuk memnuhi kebutuhan informasi perusahaan. Model

database relasional adalah sistem yang banyak digunakan karena

struktur logikalnya yang sederhana. Pada model relasional seluruh

data disusun secara logikal dalam relasi-relasi atau tabel. Setiap relasi

terdiri dari baris, dan kolom dari relasi yang diberi nama tertentu

disebut atribut. Sedangkan baris dari relasi disebut tuple dan setiap

tuple (baris) memiliki satu nilai untuk setiap atribut.

2.1.3 DBMS (Database Management System)

Menurut Connoly dan Begg (2010,p66), DBMS adalah sistem

perangkat lunak (software) yang memungkinkan pengguna untuk

mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke

dalam basis data. Sedangkan menurut Ramakrishnan dan

Gehrke(2003,p8), DBMS adalah sebuah bagian perangkat lunak yang

dirancang untuk memudahkan dalam mengerjakan tugas-tugas.

DBMS mempunyai keuntungan dan kerugian serta komponen-

komponennya. Jadi, DBMS adalah sistem/bagian perangkat lunak

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

10

yang dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mendefinisikan,

membuat, memlihara dan mengontrol akses ke dalam basis data.

2.1.3.1 Komponen DBMS

Menurut Connoly dan Begg (2010,p68-p71), terdapat

lima komponen utama dalam lingkungan DBMS, yaitu

perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),data,

prosedur dan manusia (people) yang digambarkan sebagai

berikut :

a. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras dapat terdiri dari sebuah personal

komputer, ke mainframe tunggal,dan ke jaringan

komputer. Bagian khusus perangkat keras bergantung

pada kebutuhan organisasi dan juga pengguna DBMS.

b. Perangkat lunak (software)

Komponen pernagkat lunak terdiri dari software

DBMS itu sendiri dan program aplikasi, bersama dengan

sistem operasi, termasuk perangkat lunak jaringan dan

apabila DBMS tersebut digunakan melalui jaringan.

c. Data

Komponen penting dalam lingkungan DBMS berasal

dari gambaran end-user, yaitu data. Data berperan sebagai

jembatan antar komponen mesin dan komponen manusia.

d. Prosedur

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

11

Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang

mempengaruhi desain dan pengguna basis data. Pengguna

sistem dan karyawan yang mengatur sistem basis data

membutuhkan prosedur dokumentasi tentang bagaimana

menggunakan atau menjalankan sistem.

e. Manusia

Komponen terakhir yaitu manusia sendiri yang terlibat

dalam sistem tersebut. Komponen ini meliputi data and

database administrator, database designers, application

developers, dan end-users.

2.1.4 Model relasional

Menurut Connoly dan Begg (2010,p144-p151), relasional

terstruktur data yaitu terdiri dari :

a. Relasi (Relation) adalah sebuah tabel yang memiliki kolom dan

baris.

b. Atribut (Attribute) adalah nama dari kolom yang ada dalam

sebuah relasi.

c. Domain adalah sekumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu

atau lebih atribut.

d. Tuple adalah baris dari sebuah relasi.

e. Degree dari sebuah relasi adalah jumlah atribut yang terdapat di

dalamnya.

f. Cardinality dari sebuah relasi adalah jumlah tuple yang terdapat

di dalamnya.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

12

g. Basis data relasional (Relational database) adalah kumpulan

relasi yang sudah dinormalisasi dengan perbedaan nama relasi.

Sedangkan untuk kunci relasinya terdiri dari :

1. Superkey adalah sebuah atau kumpulan dari atribut yang secara

unik mendefinisikan sebuah tuple yang berada di antara relasi.

2. Candidate key adalah satu atribut atau kombinasi dari beberapa

atribut atau lebih yang secara unik menjadi pengenal pada suatu

relasi.

3. Primary key adalah candidate key yang dipilih untuk

mengindetifikasi tuple secara unik dalam relasi.

4. Foreign key adalah sebuah atribut atau sebuah kumpulan dari

atribut dalam sebuah relasi yang dapat dipasangkan dengan

candidate key dari sebuah relasi yang sama

Gambar 2.1 Contoh Hubungan Branch dan Staff

(Sumber: Connoly and Begg,2010,p145)

Relationship Modeling (E-R Modeling)

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

13

Konsep dasar dari E-R Model menurut Connoly dan Begg

(2010,p374-p379)

a. Tipe Entitas

Tipe entitas adalah kelompok dari objek-objek dengan properti

yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan seperti memiliki

keberadaan yang tidak bergantung. Tipe entitas digambarkan

dalam bentuk kotak yang di dalamnya terdapat nama dari entitas.

Setiap objek yang dapat diidentifikasi secara unik dari sebuah tipe

entitas disebut entity occurance.

Gambar 2.2 Contoh entitas dari ER Model

(sumber : Atzeni,2003,p165)

b. Tipe Hubungan

Derajat dalam tipe hubungan adalah jumlah tipe entitas yang

ikut serta dalam hubungan (Connoly,2010,p374-379). Entitas yang

terkait dalam sebuah fakta tipe hubungan petunjuk sebagai

participants dalam hubungan. Jumlah participants dalam tipe

hubungan disebut degree (derajat) dari hubungan tersebut. Sebuah

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

14

hubungan yang memiliki derajat dua disebut sebagai binary.

Sedangkan , sebuah hubungan yang memiliki derjat tiga disebut

sebagai ternary. Kemudian, quartenary panggilan untuk sebuah

hubungan yang memiliki derajat empat.

Gambar 2.3 Representasi Diagram dari Tipe Hubungan Branch Has Staff

(Sumber : Connoly dan Begg,2010,p376)

“Private owner owns property for rent”

Gambar 2.4 Contoh dari Binary Relationship

(Sumber : Connoly dan Begg,2010,p376)

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

15

Gambar 2.5 Contoh dari Ternary Relationship

(Sumber : Connoly dan Begg,2010,p377)

c. Atribut

Atribut (Connoly dan Begg,2010,p150-151), adalah

karakteristik dari suatu entitas atau hubungan. Menurut Atzeni

(2003,p168), atribut menggabungkan sifat dasar dari entitas dan

hubungannya. Atribut menghubungkan dengan kejadian dari nilai

yang dimiliki entitas–entitas (atau hubungan) yang diketahui

sebagai atribut domain. Jadi, atribut merupakan karakteristik yang

dimiliki suatu entitas atau hubungan yang menggambarkan sifat

dasar dari entitas atau hubungan tersebut.

Menurut Connoly dan Begg (2010,p150), keys memberikan

karakteristik yang unik untuk setiap baris (tuple). Keys dibedakan

menjadi :

1. Candidate key

Jumlah minimal atribut-atribut yang dapat

mengidentifikasikan setiap record secara unik.

2. Primary key

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

16

Candidate key yang tidak menjadi primary key menjadi

alternate key. Pemilihan primary key berdasarkan keunikan

dan panjang atribut, data yang unik dan lebih pendek dipilih

sebagai primary key.

3. Composite key

Candidate key yang mengandung dua atau lebih

atribut, dimana sifat unik muncul dari kombinasi atribut-

atribut yang saling berhubungan itu.

Gambar 2.6 Representasi Diagram dari Entitas Staff and Branch dan Atribu-

Atributnya

(Sumber : Connoly dan Begg,2010,p382)

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

17

d. Structural Constraints

Menurut Connoly dan Begg (2010,p385), Constraint

seharusnya mencerminkan batasan dari hubungan sebagai suatu

tanggapan dalam dunia nyata. Tipe utama Constraint dalam

hubungan disebut multiplicity. Multiplicity adalah sejumlah

kejadian yang mungkin terjadi pada sebuah tipe entitas dimana

memungkinkan berhubungan dengan satu kejadian lain yang

bergantung pada sebuah tipe entitas melalui sebuah hubungan

nyata. Multiplicity membatasi jalan setiap entitas yang terhubung.

Derajat yang paling umum dalam relationship adalah binary

(degree two). Binary relationship umumnya mengarah pada :

1. One-to-One (1:1) Relationship

Pada one-to-one relationship, suatu kejadian entitas

tunggal hanya dapat dihubungkan dengan suatu kejadian

entitas tunggal dari entitas yang lain.

Gambar 2.7 Semantic Net Menunjukan Dua Kejadian dari Tipe Hubungan Staff

Manages Branch

(Sumber: Connoly dan Begg,2010,p386 )

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

18

Gambar 2.8 Multiplicity One-to-One Relationship dari Staff Manages Branch

(Sumber : Connoly dan Begg,2010,p386)

2. One-to-Many (1..*) Relationship

Pada one-to-many relationship, suatu kejadian entitas

tunggal dapat berhubungan dengan lebih dari satu kejadian

entitas tunggal dari entitas yang lain.

Gambar 2.9 Semantic Net menunjukan Tiga Kejadian dari Tipe Hubungan Staff

Oversees PropertyForRent

(Sumber : Connoly dan Begg,2010,p387)

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

19

Gambar 2.10 Multiplicity One-to-Many Relationship dari suatu Oversees

PropertyForRent

(Sumber : Connoly dan Begg,2010,p388)

3. Many-to-Many (*..*) Relationship

Pada many-to-many relationship, lebih dari satu

kejadian entitas tunggal dapat berhubungan dengan lebih dari

satu kejadian entitas tunggal dari entitas yang lain.

Gambar 2.11 Semantic Net Menunjukan Empat Kejadian dari

Tipe Hubungan The Newspaper Advertises PropertyForRent

(Sumber : Connoly dan Begg,2010,p388)

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

20

2.1.4.1 Data Definition Language (DDL)

Menurut Connoly dan Begg (2010,p92), DDL

merupakan bahasa dalam basis data yang memungkinkan

pengguna untuk mendeskripsikan dan memberikan nama

entitas (entity), atribut dan relasi yang dibutuhkan oleh

aplikasi, bersamaan dengan semua batasan integritas dan

batasan keamanaan yang berkaitan.

2.1.4.2 Data Manipulation Language (DML)

Menurut Connoly dan Begg (2010,p92) , merupakan

bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi yang

mendukung operasi maanipulasi data yang ada di dalam

basis data.

Jadi, DML adalah bahasa yang memungkinkan

pengguna untuk mengakses atau memanipulasi data

menggunakan sekumpulan operasi manipulasi data yang

ada di dalam basis data.

2.1.5 Siklus Hidup Basis Data (Database Lifecycle)

Menurut Connoly dan Begg (2010,p313), sistem informasi

adalah sebuah sumber yang mengijinkan untuk terjadinya

pengoleksian manajemen, kontrol, dan penyebaran informasi dalam

organisasi.

Sebuah sistem basis data memiliki komponen fundamental

dari organisasi berskala besar dan memiliki cakupan sistem informasi

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

21

yang sangat luas. Sistem database siklus pengembangannya secara

inheren terkait dengan siklus hidup sistem informasi.

Gambar 2.12 Database Application Lifecycle

(Sumber : Connolt dan Begg,2010,p314)

A. Perencanaan Basis Data (Database Planning)

Menurut Connoly dan Begg (2010,p313), perencanaan basis

data adalah pengolahan aktifitas yang memungkinkan tahapan

aplikasi basis data tercapai dengan efektif dan efisien. Terdapat

tiga persoalan utama yang menyangkut perumusan sebuah strategi

sistem informasi, yaitu :

1. Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan kemudian

menentukan kebutuhan sistem informasi.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

22

2. Mengevaluasi sistem informasi yang sudah ada untuk

menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada.

3. Menilai dari kesempatan teknologi informasi yang

menghasilkan kekuatan yang kompetitif.

Langkah penting dalam tahap ini adalah mendefinisikan secara

jelas pernyataan misi untuk proyek basis data. Pernyataan tersebut

mendefinisikan tujuan utama dari aplikasi basis data. Bila

pernyataan tersebut selesai maka langkah selanjutnya adalah

mendefinisikan sasarnnya. Pernyataan dan sasaran ini perlu

didukung oleh informasi-informasi tambahan yang menentukan

pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan, sumber-sumber yang

mendukung, dan biaya yang harus dikeluarkan.

B. Definisi Sistem (System Definition)

Menurut Connoly dan Begg (2010,p316), definisi sistem

adalah menggambarkan jangkauan dan batasan dari aplikasi basis

data dan pandangan utama para pengguna. Sebelum merancang

suatu aplikasi basis data, penting untuk terlebih dahulu

mengidentifikasi batasan-batasan dari sistem yang sedang diteliti

dan bagaimana keterkaitannya dengan bagian lain dari sistem

informasi organisasi.

Menurut O’Brien (2003,p8) sistem adalah kumpulan elemen

yang saling terhubung atau berinteraksi membentuk suatu

kesatuan atau sekumpulan komponen yang saling terhubung dan

bekerja sama untuk mencapai sasaran dengan menerima input

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

23

dan menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi yang

teroganisir.

Dari pendapat-pendapat diatas disimpulkan sistem adalah

kumpulan unsur-unsur yang berhubungan untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan perusahaan dalam mencapai suatu tujuan

tertentu.

C. Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan (Requirement

Collection and Analysis)

Menurut Connoly dan Begg (2010,p316), analisis dan

pengumpulan kebutuhan adalah proses dari analisis dan

pengumpulan informasi tentang bagian organisasi yang akan

dibuat aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini untuk

mengenali kebutuhan pengguna dari sistem.

Beberapa teknik atau cara untuk mendapatkan informasi

adalah dengan teknik fact finding. Fact finding (Connoly dan

Begg,2010,p317) adalah proses formal dengan menggunakan

teknik seperti wawancara dan kuisioner untuk mengumpulkan

fakta tentang sistem dan kebutuhan.

D. Perancangan Basis Data (Database Design)

Menurut Connoly dan Begg (2010,p320-p324), perancangan

basis data adalah proses pembuatan sebuah rancangan untuk

sebuah basis data yang mendukung operasi dan tujuan dari

perusahaan.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

24

Terdapat dua pendekatan pada perancangan basis data, yaitu

bottom-up dan top-down. Pendekatan bottom-up dimulai dari

tingkat yang paling dasar atribut (yaitu, properti-properti entitas

dan hubungannya), yang melalui analisis hubungan antar atribut

akan dikelompokkan kedalam relasi yang mewakili tipe dari

entitas dan hubungan diantara entitas tersebut. Pendekatan

bottom-up lebih kepada perancangan basis data yang sederhana

dengan jumlah yang relatif kecil.

Pendekatan top-down lebih kepada perancangan basis data

yang lebih kompleks. Pendekatan ini dimulai dengan

pengembangan model data yang mengandung beberapa entitas

tingkat atas dan hubungannya, dan kemudian akan dilakukan

berturut-turut perbaikan top-down untuk mengidentifikasi tingkat

bawah entitas, hubungannya dan entitas yang terkait.

Perancangan basis data dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1. Perancangan basis data konseptual.

2. Perancangan basis data logikal.

3. Perancangan basis data fisikal.

E. Pemilihan DBMS (DBMS Selection)

Connoly dan Begg (2010,p325), pemilihan DBMS adalah

memilih DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis

data. Pemilihan DBMS dilakukan antara tahapan perancangan

basis data logikal dan perancangan basis data konseptul.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

25

Tujuannya untuk kecakupan sekarang dan kebutuhan masa

mendatang pada organisasi, membuat keseimbangan biaya

termasuk pembelian produk DBMS, piranti lunak untuk

mendukung aplikasi basis data, biaya yang berhubungan dengan

perubahan dan pelatihan pegawai.

Pada berikut ini adalah langkah-langkah utama dalam

pemilihan DBMS yaitu :

1. Mendefinisikan kerangka acuan studi.

2. Memfokuskan ke dua atau tiga produk.

3. Mengevaluasi produk-produk

4. Merekomendasikan pemilihan dan menghasilkan laporan.

F. Perancangan Aplikasi (Application Design)

Menurut Connoly dan Begg (2010,p329-331), perancangan

aplikasi adalah perancangan user interface dan program aplikasi

yang menggunakan serta memproses basis data. Terdapat dua

aspek dalam perancangan aplikasi, yaitu :

1. Perancangan transaksi.

2. Perancangan antar muka (interface)

G. Prototipe (Prototyping)

Menururt Connoly dan Begg (2010,p333), prototipe adalah

membangun sebuah model kerja dari suatu sistem basis data.

Ada dua jenis prototyping yang sering digunakan, yaitu :

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

26

1. Requirements prototyping adalah prototipe yang digunakan

untuk menentukan persyaratan dari sebuah proposal sistem

basis data. Apabila proposalnya telah dibuat maka prototipenya

dapat dihapus.

2. Evaluation prototyping adalah digunakan untuk tujuan yang

sama dengan requirement prototyping. Namun terdapat

perbedaan yaitu prototipenya tidak dibuang melainkan

dikembangkan menjadi sistem basis data yang bekerja.

H. Implementasi (Implementation)

Menurut Connoly dan Begg (2010,p333-p334), implementasi

merupakan realisasi fisikal dari basis data yang perancangan

aplikasi. Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan

Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau

sebuah Graphical User Interface (GUI) yang menyediakan

fungsi yang sama sambil menyembunyikan perintah DDL tingkat

rendah. User View juga diimplementasikan pada tahap ini.

Sementara implementasi aplikasi perangkat lunak adalah

bentuk dari transaksi basis data yang diimplementasikan dengan

menggunakan Data Manipulation Language (DML). Biasanya

sudah terdapat dalam bahasa pemograman.

I. Konversi dan Pemuatan Data (Data Conversion and Loading)

Menurut Connoly dan Begg (2010, p334), konversi dan

pemuatan data adalah proses memindahkan data yang sudah ada

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

27

kedalam basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang ada

untuk dapat berfungsi dengan basis data yang baru. Tahap ini

diperlukan saat sistem basis data yang baru menggantikan sistem

yang lama.

J. Pemeliharaan Operasional (Operational Maintenance)

Menurut Connoly dan Begg (2010,p335), pemeliharaan

operasional merupakan proses mengamati dan memelihara sistem

setelah dilakukan instalasi.

Aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam tahap ini adalah :

1. Mengamati performa dari sistem. Apabila performa jatuh di

bawah tingkat yang dapat diterima, maka perbaikan atau

pengorganisasian dari basis data perlu dilakukan.

2. Memelihara dan memperbaharui aplikasi basis data (apabila

dibutuhkan). Kebutuhan baru disatukan dengan aplikasi basis

data.

2.1.6 Metodologi Perancangan Basis Data

Perancangan basis data ini fokus pada perancangan

metodologi yang terdiri dari beberapa tahapan yang tiap tahapannya

mempunyai tahapan lagi. Perancangan metodologi ini bertujuan untuk

membimbing perancangan dalam memilih teknik yang cocok seperti

bagaimana mereka merencanakan, mengatur, mengontrol, dan

mengevaluasi basis data pada tiap tahapan pengembangan proyek.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

28

Menurut Connoly dan Begg (2010,p466-p467), proses

perancangan terbagi menjadi tiga fase utama, yaitu :

A. Perancangan Basis Data Konseptual

Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun

sebuah model data yang digunakan dalam perusahaan, terlepas

dari semua pertimbangan fisik yang ada (Connoly dan

Begg,2010,p467). Fase perancangan basis data konseptual

dimulai dengan pembuatan data model konseptual perusahaan,

dimana semua rincian pelaksanaannya berdiri sendiri seperti

target DBMS, program aplikasi, bahasa pemograman, hardware

platform, masalah performa atau pertimbangan fisik lainnya.

Pada tahap model konseptual, langkah-langkah yang dilakukan

menurut Connoly dan Begg(2010,p468-p469) sebagai berikut :

Langkah pertama : Membuat local conceptual data model

untuk setiap pandangan yang spesifik.

Langkah pertama ini dalam perancangan basis data adalah

memproduksi model data konseptual untuk setiap pandangan dari

perusahaan. Model data konseptual didukung oleh dokumentasi,

termasuk kamus data, yang dihasilkan melalui pengembangan

model.

Tahap-tahap pada langkah pertama adalah :

1. Mengidentifikasi beberapa tipe entitas

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

29

Bertujuan untuk menentukan tipe entitas utama yang

dibutuhkan. Menentukan entitas dapat dilakukan dengan

memeriksa spesifikasi kebutuhan pengguna.

Setelah terdefinisi, entitas diberikan nama yang tepat

dan jelas (contoh staff number, staff name).

Menurut Connoly dan Begg (2010,p471), tipe entitas

adalah kumpulan objek yang mempunyai karakteristik yang

sama, dimana telah diidentifikasi oleh perusahaan.

2. Mengidentifikasi beberapa tipe hubungan

Bertujuan untuk mengidentifikasi suatu hubungan yang

penting yang ada antar entitas yang telah diidentifikasi. Nama

dari suatu hubungan menggunakan kata kerja seperti

mempelajari, memiliki, mempunyai dan lain-lain.

Menurut Connoly dan Begg (2010,p473) definisi dari

tipe hubungan adalah kumpulan antar entitas yang saling

berhubungan dan mempunyai arti.

3. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan

beberapa tipe entitas dan hubungan.

Bertujuan untuk menghubungkan atribut dengan entitas

atau hubungan yang tepat. Atribut yang dimiliki setiap entitas

atau hubungan memiliki identitas atau karakteristik yang

sesuai dengan memperhatikan atribut berikut : simple

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

30

attribute, composite attribute, single/multi-valued attribute

dan derived attribute.

Menurut Connolly dan Begg(2010,p475), atribut

adalah karakteristik dari suatu entitas atau relasi. Setiap

atribut diperbolehkan untuk memiliki nilai yang disebut

dengan domain. Domain atribut adalah kumpulan dari nilai-

nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut.

Menurut Connolly dan Begg(2010,p475), simple

attribute adalah atribut yang terdiri dari komponen tunggal

dimana atribut tersebut tidak dapat dipisahkan lagi,

sedangkan composite attribute adalah attribute yang nilainya

didapat dari hasil perhitungan atribut yang berhubungan.

4. Menentukan beberapa domain atribut

Bertujuan untuk menentukan domain atribut pada

model data konseptual. Contohnya yaitu menentukan nilai

atribut jenis_kelamin pada entitas mahasiswa dengan ‘M’

atau ‘F’ atau nilai atribut sks pada entitas mata_kuliah dengan

‘1’, ‘2’, ‘3’ dan ‘4’.

5. Menentukan candidate key dan primary key tiap entitas

Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key pada

setiap entitas dan memilih primary key jika ada lebih dari

satu candidate key. Pemilihan primary key didasari pada

panjang dari atribut dan keunikan key di masa datang.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

31

Menurut Connolly dan Begg(2010,p479), primary key

adalah key yang telah menjadi candidate key yang dipilih

secara unik untuk mengidentifikasi suatu tipe entitas.

Candidate key adalah kumpulan atribut minimal yang unik

untuk mengidetifikasikan suatu tipe entitas.

6. Mempertimbangkan penggunaan konsep-konsep

pemodelan yang disempurnakan (optional step)

Pada tahap ini bertujuan untuk menjelaskan

penggunaan Enhanced Modeling Concepts seperti spesialisasi

atau generalisasi, agregasi dan composition. Jika

menggunakan pendekatan spesialisasi, maka satu atau lebih

entitas didefinisikan sebagai subclass dari entitas superclass

yang ada. Sedangkan jika menggunakan pendekatan

generalisasi, maka entitas-entitas umum didefinisikan untuk

memperoleh entitas superclass. Namun, dalam perancangan

basis data tidak diterapkan model enhanced.

7. Memeriksa redundansi pada model

Dua langkah yang dapat dilakukan pada tahap ini

adalah:

a. Memeriksa ulang hubungan one-to-one

Dari hasil identifikasi, tidak terdapat hubungan one-to-

one.

b. Hilangkan semua redundansi

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

32

Dari semua relasi setelah diperiksa tidak menemukan

relasi yang redundansi pada kasus ini.

8. Memvalidasi model konseptual terhadap transaksi

pengguna

Bertujuan untuk menjamin bahwa model data

konseptual mendukung kebutuhan transaksi. Dengan

menggunakan model yang telah divalidasi tersebut, dapat

digunakan untuk melaksanakan operasi secara manual. Ada

dua pendekatan yang mungkin untuk menjamin bahwa local

conceptual data model mendukung kebutuhan transaksi,

yaitu :

a. Mendeskripsikan transaksi

Memeriksa seluruh informasi (entitas, hubungan

dan atribut) yang diperlukan pada setiap transaksi yang

disediakan oleh model dengan mendokumentasikan

penggambaran dari tiap kebutuhan transaksi.

b. Menggunakan transaksi pathways

Pendekatan kedua, untuk memvalidasi data model

dengan keperluan transaksi yang melibatkan diagram

yang mewakili pathways diambil dari tiap transaksi

langsung pada diagram ER.

Bertujuan untuk melihat kembali model konseptual

dan memastikan bahwa data model tersebut sudah benar.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

33

B. Perancangan Basis Data Logical

Menurut Connoly dan Begg (2010,p489-p520), perancangan

basis data logikal adalah proses pembuatan suatu model informasi

yang digunakan pada perusahaan berdasarkan pada model data

yang spesifik, tetapi tidak tergantung dari DBMS yang khusus

dan pertimbangan fisik yang lain.

Langkah kedua : membuat dan memvalidasi local logical data

model untuk setiap pandangan.

Bertujuan untuk membuat local logical data model dari local

conceptual data model yang mempresentasikan pandangan

khusus dari perusahaan dan memvalidasi model tersebut untuk

menjamin kebenaran strukturnya (dengan menggunakan teknik

normalisasi) dan menjamin bahwa model tersebut mendukung

kebutuhan transaksi.

Tahap-tahap pada langkah kedua adalah :

1. Menghilangkan features yang tidak compatible dengan

model relasional (optional step).

Bertujuan untuk menghasilkan model yang kompatibel

dengan model relasional, yaitu dengan :

1. Menghilangkan many-to-many (*:*) binary relationship

types.

2. Menghilangkan many-to-many (*:*) recursive

relationship types.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

34

3. Menghilangkan complex relationship types.

4. Menghilangkan multi-valued attributes

2. Memperoleh relasi untuk local logical data model.

Bertujuan untuk membuat relasi model logikal yang

mewakili entitas, hubungan dan atribut yang telah

didefinisikan. Mendeskripsikan komposisi tiap hubungan

memakai DDL untuk relasi yang diikuti dengan daftar dari

relasi atribut yang mudah lalu mengidentifikasi primary key

dan foreign key dari suatu relasi.

3. Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi

Bertujuan untuk memvalidasi relasi dalam local logical

data model menggunakan teknik normalisasi. Dengan

menggunakan normalisasi, maka model yang dihasilkan

mendekati model dari kebutuhan perusahaan, konsisten dan

memiliki sedikit redudansi dan stabilitas yang maksimum.

4. Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna

Bertujuan untuk menjamin bahawa relasi dalam model

logikal tersebut mendukung spesifikasi kebutuhan pengguna

secara detail. Selain itu juga untuk meyakinkan bahwa tidak

ada kesalahan yang muncul sewaktu membuat suatu relasi.

5. Mendefinisikan Integrity Constraints

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

35

Bertujuan untuk mendefinisikan intergrity constraints

yang disampaikan dalam pandangan. Intergrity constraints

adalah batasan-batasan yang menentukan dalam rangka

melindungi basis data untuk menghindari terjadinya

ketidakkonsistenan. (Connoly dan Begg,2005,p474).

Terdapat lima tipe intergrity contraints yang harus

diperhatikan, yaitu :

a. Required data

b. Attribute domain contraints

c. Entity integrity

d. Referential integrity

e. Enterprise Constraints

6. Melihat kembali local logical data model dengan

pengguna.

Bertujuan untuk menjamin local logical data model

dan mendukung dokumentasi yang menggambarkan model

yang sudah benar.

Pada bagian ini terjadi tiga tahap meliputi :

1) Menggabungkan local logical data model menjadi

global model

Pada langkah ini, setiap local logical data model

menghasilkan ER diagram, skema relasional, kamus data

dan dokumen pendukung yang mendeskripsikan

contraints dari model.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

36

Beberapa tugas yang harus dikerjakan adalah sebagai

berikut :

a. Memeriksa kembali nama dan isi dari entitas dari

hubungan dan candidate key.

b. Memeriksa kembali nama dan isi dari hubungan

foreign keys.

c. Menggabungkan entitas atau hubungan dari model

data lokal.

d. Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan) entitas

atau hubungan yang unik pada tiap model data

lokal.

e. Menggabungkan hubungan atau foreign key dari

model data lokal.

f. Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan)

hubungan atau foreign key unik pada tiap model

data lokal.

g. Memeriksa hilangnya entitas/relasi dan hubungan

(relationship)/ foreign key.

h. Memeriksa foreign key.

i. Memeriksa intergrity constraints.

j. Menggambarkan E-R Diagram.

k. Melakukan update dokumen.

2) Memvalidasikan global logical data model

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

37

Bertujuan untuk memvalidasi hubungan yang dibuat

dari global logical data model dengan teknik normalisasi

dan menjamin bahwa model tersebut mendukung

kebutuhan transaksi.

3) Melihat kembali global logical data model dengan

pengguna

Bertujuan untuk menjamin model data logikal yang

bersifat global telah tepat untuk perusahaan.

C. Perancangan Basis Data Fisikal

Menurut Connoly dan Begg (2010,p521-p543), perancangan

basis data fisikal adalah suatu proses untuk menghasilkan

gambaran dari implementasi basis data pada tempat penyimpanan

kedua, menjelaskan dasar dari hubungan, file organisasi dan

indeks yang digunakan untuk efisiensi data dan menghubungkan

beberapa intergrity contraints dan tindakan keamanan.

Langkah ketiga : Menerjemahkan global logical data model

untuk target DBMS.

Bertujuan untuk menghasilkan skema basis data relasional

dalam global logical data model yang dapat diimplementasikan

ke DBMS.

Tahap-tehap pada langkah ketiga adalah :

1. Merancang basis relasional

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

38

Bertujuan untuk memutuskan bagaimana

merepresentasikan basis relasional yang diidentifikasi dalam

global logical data model dalam target DBMS. Dalam

memulai merancang desain fisikal, diperlukan untuk

mengumpulkan dan memahami informasi tentang hubungan

yang dihasilkan dari perancangan basis data logikal.

Informasi yang penting bisa didapatkan dari kamus data dan

definisi hubungan yang dideskripsikan menggunakan

Database Language (DDL).

2. Merancang representasi dari data yang diperoleh

Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data

yang diperoleh mewakili global logical data model ke dalam

DBMS.

3. Merancang general constraint

Bertujuan untuk merancang batasan-batasan yang ada

pada perusahaan.

Langkah keempat : Merancang representasi fisikal .

Bertujuan untuk menentukan file organisasi yang optimal

untuk menyimpan basis relasional dan indeks yang diperlukan

untuk mencapai performa yang dapat diterima.

Tahap-tahap pada langkah keempat adalah sebagai berikut:

1. Menganalisa transaksi

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

39

Bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi yang

dijalankan pada basis data dan menganalisa transaksi yang

penting. Kriteria kemampuan yang harus diidentifikasi dalam

menganalisa transaksi adalah:

a. Transaksi dapat berjalan secara sering dan akan

mempunyai dampak yang signifikan dapa performa.

b. Transaksi yang kritis pada operasi dan bisnis.

c. Waktu selama sehari atau seminggu ketika akan ada

permintaan yang tinggi pada saat basis data dibuat.

2. Memilih file organisasi

Bertujuan untuk menyimpan data secara tepat ke

tempat penyimpanan data. Ada beberapa pilihan struktur

penyimpanan, yaitu Heap, Hash, Indexed Sequential Office

Access Method (ISAM) and clusters.

3. Memilih indeks

Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam suatu

sistem basis data. Salah satu pendekatan untuk memilih file

organisasi yang cocok untuk hubungan adalah untuk

menyimpan tuples yang tidak disimpan dan dibuat sebanyak

secondary indexes sebagaimana diperlukan. Oleh karena itu,

atribut yang digunakan adalah :

a. Atribut yang sering digunakan untuk join operation

untuk membuat lebih efisien.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

40

b. Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples pada

suatu hubungan didalam urutan yang menunjukan

atribut.

4. Memperhatikan kebutuhan ruang penyimpanan

Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang

penyimpanan yang akan diperlukan yang akan diperlukan

dalam basis data.

Langkah kelima : Merancang pandangan pengguna.

Bertujuan untuk merancang pandangan pengguna yang telah

diidentifikasi selama mengumpulkan kebutuhan dan menganalisa

langkah dari relasional Database Application Lifecycle.

Langkah keenam : Merancang keamanan.

Dalam sebuah sistem basis data, keamanan adalah elemen

yang sangat penting mengingat isi dari basis data berupa

informasi yang sangat penting.

2.1.7 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2010,p415), normalisasi adalah

suatu teknik untuk menghasilkan kumpulan hubungan dengan properti

yang diperlukan, yang berguna untuk menyediakan kebutuhan data

dari perusahaan.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

41

Karakteristik dari sekumpulan hubungan yang sesuai termasuk

sebagai berikut :

a. Jumlah minimal dari atribut-atribut yang dibutuhkan untuk

mendukung data yang dibutuhkan oleh perusahaan.

b. Atribut-atribut dengan hubungan logikal yang dekat ditemukan

dalam hubungan yang sama.

c. Redundansi minimal dengan setiap atribut yang digambarkan

hanya sekali dengan pengecualian yang sangat penting dari setiap

atribut yang membentuk keseluruhan atau sebagian dari foreign

key, dimana dibutuhkan untuk penggabungan hubungan yang

saling terkait.

2.1.7.1 Tahap-tahap Normalisasi

Teknik normalisasi menurut Connoly dan Begg

(2010,p428-p434) terdiri dari :

1. Unnormalized Form (UNF)

UNF adalah tabel yang memiliki satu atau lebih

kelompok perulangan.

2. First Normal Form (1NF)

1NF merupakan bentuk normalisasi dimana data yang

akan dikumpulkan menjadi satu field yang sifatnya tidak

akan berulang dan tiap field mempunyai satu nilai. Suatu

hubungan dikatakan normal pertama jika :

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

42

a. Setiap baris dan kolom berisi atribut yang bernilai

tunggal.

b. Kunci primer (primary key) telah ditentukan.

c. Atribut nilai banyak (multi value) telah dihilangkan.

3. Second Normal Form (2NF)

2NF merupakan bentuk normalisasi dimana field yang

bukan kunci tergantung secara fungsi pada suatu primary

key. Suatu hubungan berada dalam 2NF juga dan hanya

jika :

a. Berada pada 1NF.

b. Semua atribut non-key memiliki ketergantungan

sepenuhnya (full fuctional dependency) terhadap

primary key.

4. Third Normal Form (3NF)

Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal ketiga

(3NF) jika:

a. Berada pada 2NF.

b. Setiap atribut non-key tidak memiliki ketergantungan

transitif (transitive dependency) terhadap primary key.

2.1.8 Internet

Menurut Connolly dan Begg (2010,p1024-1025), internet

merupakan suatu koleksi yang meliputi jaringan komputer seluruh

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

43

dunia yang saling terhubung. Menurut Williams dan Sawyer

(2007,p17), internet disebut sebagai induk dari semua jaringan karena

internet adalah jaringan komputer diseluruh dunia yang

menghubungkan ratusan bahkan ribuan jaringan yang lebih kecil,

misalnya jaringan pendidikan, komersial, nirlaba dan militer, bahkan

jaringan individual. Jadi, internet adalah induk dari semua jaringan

yang meliputi jaringan komputer seluruh dunia yang saling terhubung.

2.1.8.1 World Wide Web

World wide web (Williams dan Sawyer,2007,p17)

merupakan komponen internet yang berupa multimedia. Web

didefinisikan sebagai sistem interkoneksi komputer internet

yang mendukung dokumen-dokumen berformat multimedia.

Menurut Connolly dan Begg (2010,p1028). Web adalah

sebuah sistem berbasis hypermedia yang menyediakan sarana

informasi di internet dengan cara non-sekunsial

menggunakan hyperlink. Jadi, web adalah sebuah sistem

berbasis hypermedia yang menyediakan sarana informasi di

internet dan mendukung dokumen-dokumen berformat

multimedia.

Web (Connolly dan Begg,2010,p1028), terdiri dari

sebuah jaringan dari komputer-komputer yang dapat berperan

sebagai server yang memberikan informasi, dan sebagai

client (browsers) yang melakukan permintaan informasi.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

44

Kebanyakan informasi di dalam web disimpan dalam

bentuk dokumen menggunakan bahasa HTML (HyperText

Markup Language). Protokol yang mengatur pertukaran

informasi antara web server dan browser dinamakan HTTP

(HyperText Transfer Protocol).

2.1.9 PHP (Hypertext Prepocessor)

PHP (Connolly dan Begg,2005,pp1014) merupakan salah satu

open source HTML yang terkenal yang disupport oleh berbagai web

server seperti Apache HTTP Server dan Microsoft’s Internet

Information Server. PHP dapat diintergrasikan ke dalam HTML yang

akan dieksekusi setiap kali halaman tersebut diakses. Jadi, PHP adalah

bahasa server side scripting yang didesain khusus untuk web dan

merupakan salah satu open source HTML yang terkenal dan di

support berbagai macam web server.

Beberapa keunggulan PHP antara lain :

1. PHP mempunyai kineja yang tinggi dan sangat efisien, sehingga

dengan menggunakan server tinggal yang murah, anda dapat

melayani jutaan kunjungan perhari.

2. PHP dapat terintegrasi dengan banyak sistem database, seperti

MySQL, Oracle, mSQL, PorgreSQL, filePro, dan berbagai sistem

database lainnya.

3. Mempunyai banyak library untuk berbagai macam fungsi web

karena PHP diciptakan untuk digunakan dalam web.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

45

4. PHP merupakan bahasa open source sehingga tidak dibutuhkan

biaya untuk mendapatkan source code-nya.

5. Mudah dipelajari dan digunakan karena syntax PHP menyerupai

syntax dari bahasa pemograman lainnya seperti C, C++, Java dan

Perl.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Media untuk melakukan continous improvement

1. QCC : Kelompok kecil (terdiri dari 4-8 orang) dari tempat kerja

yang sama secara sukarela melakukan aktifitas pengendalian

mutu secara berkesinambungan.

2. SS : Ide perbaikan yang dilakukan secara perorangan dan

terorganisir dalam perusahaan.

3. QCP : Kelompok kecil (terdiri dari 4-8 orang) dari tempat kerja

yang berbeda secara sukarela melakukan aktivitas pengendalian

mutu secara berkesinambungan.

2.2.2 QCC (Quality Control Circle)

1. Definisi QCC

QCC adalah kelompok kecil dari tempat kerja yang sama

secara sukarela melakukan aktifitas pengendalian mutu.

2. Ciri-ciri kelompok

a. Aktivitas berkesinambungan

b. Partisipasi semua anggota

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

46

c. Memakai metoda QC

d. Berkembang mandiri

e. Berkembang bersama-sama

f. Merupakan bagian dari aktivitas manajemen mutu

3. 8 Langkah QCC

1. Menentukan Tema & Analisa Situasi

2. Menetapkan Target

3. Analisa Kemungkinan dan Sumber Penyebab

4. Mencari Ide dan Merencanakan Perbaikan

5. Implementasi Rencana Perbaikan

6. Evaluasi Perbaikan

7. Standarisasi dan Rencana Pencegahan

8. Rencana Perbaikan Berikutnya

4. Prinsip Dasar QCC

a. Bagi diri sendiri : Menggali kemampuan manusia yang

tersembunyi.

b. Bagi tempat kerja : menghargai faktor kemanusian dan

menciptakan tempat kerja menyenangkan.

c. Bagi perusahaan : memberikan kontribusi peningkatan dan

pengembangan perusahaan.

5. Keuntungan penerapan QCC

a. Meningkatkan kesadaran mutu diseluruh jenjang organisasi

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

47

b. Menumbuhkan self-belonging karyawan terhadap

perusahaan

c. Meningkatkan team work antar karyawan dan antar bagian

(departemen)

d. Meningkatkan efisiensi proses

e. Peningkatan : Quality, Cost, Delivery, Moral, Productivity

dan Environment.

f. Environment : Meningkatkan motivasi kerja karyawan.

6. Syarat pembentukan group QCC

1. Anggota mempunyai “Line/Group Head yang sama

2. Bisa kerjasama dengan seksi/line/group lain (QCP)

3. Jumlah anggota proporsional antara 5-10 orang

A. Unsur dalam pembentukan group

a. NoTulis

b. TheMaleader

c. CircleLeader

d. Facilitator

e. Advisor

7. Empat kriteria sebagai ukuran keberhasilan kegiatan QCC,

yaitu:

1. Frekuensi pertemuan

2. Tingkat kehadiran anggota

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

48

3. Jumlah risalah perbaikan (imrovment) yang dihasilkan

4. Jumlah proposal 8 langkah yang dihasilkan

8. Saran-saran membina QCC bagi fasilitator

1. Pelajari detail-detail aktivitas QCC.

2. Selalu berhubungan dengan QCC-QCC, baik dalam

perusahaan maupun diluar perusahan. Bawa pengalaman-

pengalaman yang mereka alami dan diskusikan penglaman

itu dalam QCC anda.

3. Tentukan thema yang spesifik dan mulailah menganalisa

persoalannya.

4. Bina hubungan baik antara QCC dengan fasilitator serta

advisor.

5. Mempelajari bermacam variasi teknik penyelesaian masalah

dan gunakan.

6. Diskusikan penglaman seseorang dalam bentuk studi kasus

pada pertemuan QCC.

7. Diskusikan kasus-kasus/kesulitan , kesulitan yang timbul

dengan para fasilitator atau advisor.

2.2.3 SS (Suggestion System)

1. Definisi Suggestion System

SS adalah media yang melibatkan karyawan untuk upaya

perbaikan mutu melalui saran-saran perbaikan yang umumnya

dilakukan perorangan.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

49

2. Contoh-contoh Tema SS :

a. Peningkatan kualitas (Quality)

b. Penghematan biaya (Cost)

c. Peningkatan performance delivery

d. Peningkatan performance safety

e. Peningkatan performance morale

f. Peningkatan performance service

Gambar 2.13 Organisasi SS

2.2.4 Metodologi Improvement

a. Metodologi improvement yang umum dilakukan adalah QCC dan

SS

b. QCC (Quality Control Circle) adalah kelompok kecil dengan

anggota 4-10 orang dari unit kerja yang sama yang melakukan

aktivitas improvement atau pengendalian mutu.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

50

c. QCC umumnya dilakukan dengan pendekatan eight step

improvement dan seven QC tools

2.2.5 Sejarah singkat TQC

1. Tahun 1920 : QC/Quality Control di AS terbatas untuk produksi

di pabrik.

2. Tahun 1940 : SQC/Statistical Quality Control diciptakan oleh

Dr.JM.Juran.

3. Tahun 1950 : CWQC/Company Wide Quality Control, untuk

semua karyawan dan semua bidang oleh Dr.WE.Deming.

4. Tahun 1960 : Quality Control Circle di Jepang.

5. Tahun 1978 : Total Quality Control (P-D-C-A) di jepang.

2.2.6 DELTA

Langkah I

Menentukan Tema

a. Memetakan proses dan mengukur potensi kegagalannya (Quality,

Cost, Delivery, S, M, E)

b. Merancang check sheet kegagalan proses yang efektif untuk

mengumpulkan data sebagai alat bantu validasi pemilihan tema.

c. Tools pendukung

1. Brainstorming

2. Stratification

3. Scatter

4. Histogram

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

51

5. Pareto

6. Check Sheet

Langkah II

Menetapkan Target

a. Menggali penyebab kegagalan (7M: Man, Methode, Machine,

Media, Material, Measuring, Money/Cost) proses dengan

brainstorming.

b. Menilai penyebab masalah yang ditemukan untuk mengukur

kemampuan tindakan perbaikan sebagai dasar penentuan target.

c. Kaidah penentuan target (SMART)

d. Tools pendukung :

1. Brainstorming

2. Grafik

Langkah III

Analisa kondisi yang ada

a. Aktivitas :

Melihat permasalahan apa saja yang dihadapi

b. Interprestasi :

Melihat langsung ditempat kejadian secara bersama-sama dan

bukan hanya membuat perkiraan saja melainkan dengan fakta

c. Output :

1. Belajar melihat kenyataan

2. Belajar menganalisa dan membuat kesimpulan

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

52

3. Menemukan hal-hal baru

4. Membuka wawasan

5. Tools yang digunakan :

6. KPI

7. Check Sheet

8. Fish bone

9. Pareto

10. Scater diagram

11. Histogram

Langkah IV

Menentukan penyebab

a. Aktivitas :

menganalisa problem dengan diagram sebab akibat

b. Interprestasi :

analisa dilakukan terhadap probelm yang ditemukan dilapangan

(bukan asumsi). Untuk mendapatkan akar penyebab. Setiap

cabang ada korelasi positif dan relevan dengan cabang

sebelumnya.

c. Output :

1. Anggota memahami tentang hubungan sebab dan akibat

2. Akar penyebab / potensi penyebab ditemukan

3. Rasa kepedulian masalah semakin meningkat

Langkah V

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

53

Merencanakan penanggulangan

a. Aktivitas :

Merencanakan aktivitas untuk mengatasi akar penyebab

(menggali ide-ide perbaikan /ide-ide improvement)

b. Interprestasi:

Rencana merupakan manajemen konsep yang menggunakan

matriks 5W +2H dengan mempertimbangkan faktor-faktor 7M.

Sasaran aktivitas jelas secara kualitatif dan kuantitatif.

c. Output :

1. Semoga anggota terlibat

2. Semua anggota memahami tanggung jawab,masalah dan

tujuan aktivitas

3. Ada rencana penanggulangan yang relevan dengan penyebab

yang potensial

Langkah VI

Melaksanakan penanggulangan

a. Aktivitas :

1. Implementasi/pelaksanaan rencana penanggulangan yang telah

dibuat (monitoring schedule).

2. Mendokumentasikan data (visual, performance) sebelum, saat

dan sesudah improvement.

b. Interprestasi :

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

54

Melakukan PDCA untuk merealisasikan tujuan aktivitas,

melakukan evaluasi terhadap hasil tiap penanggulangan termasuk

kesulitan yang dihadapi.

c. Output :

1. Pengetahuan tentang aktivitas yang telah dilakukan

2. Implementasi penggunanaan siklus PDCA

Langkah VII

Mengevaluasi hasil

a. Aktivitas :

Evaluasi keseluruhan hasil terhadap target yang telah ditentukan

b. Interprestasi :

1. Review terhadap aktivitas penangulangan terhadap

permasalahan yang dihadapi.

2. Melihat kemungkinan lain yang mungkin mengakibatkan

masalah lain.

3. Melihat dampak / akibat secara keseluruhan

4. Melihat kemampuan / pengetahuan anggota

d. Output :

1. Ada perubahan kondisi dari sebelumnya

2. Trend yang jelas pada tiap aktivitas

3. Selain data item juga berdampak terhadap aspek lain

Langkah VIII

Standarisasi & tindak lanjut

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - BINA NUSANTARA | Library ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00757...11 Prosedur menunjukan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain

55

a. Aktivitas :

Membuat standarisasi (SOP) agar masalah tidak terulang lagi.

b. Interprestasi :

Standarisasi dibuat berdasarkan hasil step VII dan kontrol hingga

stabil.

c. Output :

1. Anggota memahami dan peduli terhadap standarisasi yang

dibuat.

2. Standar / SOP menjadi standar yang resmi