bab 3 analisis dan evaluasi sistem yang berjalan …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-1-00686-si bab...
TRANSCRIPT
46
BAB 3
ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM YANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Bumitama Gunajaya Agro (BGA) adalah perusahaan nasional yang
bergerak dalam bidang perkebunan dan pengelolaan kelapa sawit yang sedang
berkembang.
Tahun 1996 menjadi awal BGA membangun bisnis perkebunan kelapa
sawit. Berjalannya waktu, pengalaman mengelola perkebunan menjadi sumber
keunggulan kompetitif dalam meraih pertumbuhan bisnis.
Sebagai perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit lokal yang
memiliki visi menjadi "World Class Company" dan didukung dengan misi
“Welfare for Shareholder, Employee, Nation”, perusahaan menggunakan nilai
dasar organisasi “morality, capability, integrity” sebagai pondasi perusahaan
dalam menopang pencapaian pertumbuhan dan menghadapi kompetensi bisnis.
Dengan menggunakan visi, misi dan nilai dasar organisasi sebagai alat
perusahaan untuk merapatkan barisan organisasi (alignment of organization),
perusahan berusaha membangun budaya memaksimalisasi nilai tambah sumber
daya perusahaan guna menghadapi globalisasi ekonomi.
47
3.1.2 Produk
Produk yang dihasilkan oleh PT BGA :
1. TBS (Tandan Buah Segar)
TBS (Tandan Buah Segar) merupakan Buah kelapa sawit yang
akan diolah menjadi menjadi minyak kelapa sawit.
Gambar 3.1 Tandan Buah Segar
2. CPO (Crude Palm Oil)
CPO (Crude Palm Oil) merupakan minyak yang berasal dari
kelapa sawit. Minyak ini jika dikelola akan dapat dibuat menjadi
minyak goreng. Kelapa sawit secara alami berwarna kemerahan
karena mengandung jumlah yang tinggi beta-karoten (meskipun
proses perebusan menghancurkan karotenoid dan membuat minyak
berwarna). Minyak kelapa sawit adalah salah satu dari sedikit minyak
nabati relatif tinggi di lemak jenuh (seperti minyak inti sawit dan
minyak kelapa) dan dengan demikian semi padat pada suhu kamar.
Seperti semua minyak nabati lainnya, minyak sawit secara hukum
telah ditetapkan sebagai bebas kolesterol. minyak secara luas
digunakan sebagai minyak goreng, sebagai bahan margarin, dan
48
merupakan komponen dari banyak makanan olahan. Karena minyak
sawit tidak memiliki lemak jenuh setinggi minyak kedelai, minyak
jagung dan minyak bunga matahari, maka minyak kelapa sawit dapat
menahan panas deepfry ekstrim dan tahan terhadap oksidasi. Selain
itu juga dapat digunakan untuk mengobati luka-luka, dan sebagai
bahan baku untuk memproduksi sabun, mencuci bubuk, produk
perawatan pribadi, dan biofuel.
Gambar 3.2 Crude Palm Oil
3. Palm Kernel
Palm Kernel merupakan buah kelapa sawit yang telah
mengalami proses produksi, sehingga buah kelapa sawit ini tidak
memiliki minyak lagi.
49
Gambar 3.3 Palm Kernel
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam melakukan kegiatan usahanya, setiap perusahaan pasti memiliki
struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan gambaran perusahaan
yang mencerminkan susunan, wewenang dan tanggung jawab dari setiap
individu dalam perusahaan.
Gambar berikut ini menunjukkan struktur organisasi dari PT BGA :
50
Gambar 3.4 Struktur Organisasi PT. BGA (Tahun 2007)
51
3.1.4 Struktur Organisasi Departemen IT
Gambar 3.5 Struktur Organisasi Departemen IT PT. BGA (Tahun 2009)
52
3.1.5 Pembagian Tugas dan Wewenang
3.1.5.1 Pembagian Tugas dan Wewenang secara keseluruhan
Penjabaran tugas dan wewenang masing–masing bagian
adalah sebagai berikut:
1. Director
• Bertanggung jawab secara langsung kepada President
Director dalam pengembangan sistem manajemen,
pengembangan bisnis baru mulai dari perencanaan
sampai dengan implementasinya sesuai dengan strategi
bisnis perusahaan.
• Memberikan rekomendasi untuk perbaikan serta
mengantisipasi resiko yang muncul pada saat ini dan
masa datang.
2. GM Engineering
• Bertanggung jawab kepada direksi terhadap
perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan pengelolaan
asset property perusahaan serta mendukung operation
dalam pengadaan unit peralatan baru dan penjualan unit
peralatan yang sudah tidak layak pakai.
53
3. Logistic
• Bertanggung jawab kepada direksi dalam menyediakan
sarana dan prasarana guna menjalankan operasi
perusahaan.
• Mengatur sirkulasi persediaan dan pembelian kebutuhan
baik pusat maupun daerah.
4. PAD (Public Affair Development)
• Mengelola semua yang terjadi di dalam perusahaan yang
berkaitan dengan karyawan perusahaan secara
keseluruhan.
5. GIS (Geografic Information System)
• Perencanaan dan monitoring wilayah operasi dan
penanaman.
• Mengambil keputusan dan melakukan pertimbangan atas
seluruh permasalahan yang berhubungan dengan area
industri perusahaan.
6. Mill Operation
• Bertanggung jawab atas kelangsungan proses produksi.
54
7. Eng Support
• Bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan perbaikan
aset perusahaan baik yang secara langsung mendukung
proses produksi.
8. GMP1 (General Manager Plantation 1)
• Bertanggung jawab kepada direksi terhadap
perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan pengelolaan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahan.
9. R&D (Research and Development)
• Bertanggung jawab kepada direksi dalam hal penelitian
dan pengembangan operasional perusahaan.
10. HR&GA
• Bertanggung jawab kepada direksi dalam hal
pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia
yang berkualitas dan kompeten.
• Melakukan pengelolaan kerumahtanggaan perusahaan
secara keseluruhan.
• Mengambil keputusan dan melakukan pertimbangan atas
semua masalah yang berhubungan dengan SDM.
55
11. CC&SR (=CSR : Corporate Social Responsibility)
• Bertanggung jawab kepada direksi dalam hal pengadaan
aktivitas sosial untuk kebersamaan dan kerjasama
terhadap masyarakat umum.
• Bertanggung jawab dalam mengembangkan program
kemitraan yang melibatkan pihak petani.
12. IT
• Bertanggung jawab kepada direksi dalam
pengembangan, peningkatan, dan pemeliharaan sarana
IT dalam perusahaan, baik perangkat lunak maupun
perangkat keras.
• Melakukan komunikasi dan kordinasi dengan
manajemen dan bisnis eksekutif untuk mendapatkan dan
meningkatkan benefit dan kontribusi dari teknologi
informasi bagi perusahaan.
• Mengatur dan mengawasi pengembangan, implementasi,
pemeliharaan, dukungan dan pengamanan dari sistem
teknologi informasi perusahaan yg meliputi seluruh
aspek IT resource mulai dari people, infrastuktur,
aplikasi, dan data.
56
13. GM Finance
• Bertanggung jawab kepada direksi dengan tugas pokok
mengkoordinir hal–hal yang berhubungan dengan
anggaran dan pencatatan keuangan perusahaan
14. Acc&Finance
• Bertanggung jawab kepada GM Finance dalam hal
sistem pengelolaan keuangan perusahaan (arus kas dan
kecukupan dana).
• Perencanaan dan monitoring anggaran perusahaan.
• Memastikan seluruh proses dan sistem laporan keuangan
berjalan cepat dan akurat.
15. Adm Agro (APO : Administration Plantation Organization)
• Bertanggung jawab kepada direksi dalam monitoring
dan penyediaan kebutuhan penanaman.
16. AQC (Agronomic Quality Control)
• Bertanggung jawab kepada direksi dalam hal monitoring
kualitas bidang agronomi.
• Mengembangkan usaha peningkatan mutu produk
agronomi.
57
17. Purchasing
• Bertanggung jawab kepada direksi dengan tugas pokok
melakukan seleksi terhadap vendor jika diperlukan untuk
melakukan tender dan akan menilai kinerja vendor
secara periodik.
• Bertanggung jawab untuk membuat master data dari
vendor yang telah lolos seleksi, memastikan kebutuhan
organisasi terpenuhi, dan pengecekan atas barang serta
dokumen pembelian.
• Bertanggung jawab untuk mencarikan vendor/outsource
yang nantinya akan diseleksi oleh General manager
purchasing
18. Internal Audit
• Bertanggung jawab kepada direksi terhadap pelaksanaan
audit internal perusahaan guna menganalisa keakuratan
dan implementasi sistem prosedur yang berlaku.
• Memberikan rekomendasi untuk perbaikan serta
mengantisipasi resiko yang muncul pada saat ini dan
masa datang.
58
19. Commercial
• Bertangung jawab untuk mengumpulkan dan melakukan
analisa data marketing, menyusun brand policy sebagai
upaya pencitraan positif terhadap brand perusahaan, dan
melakukan pemantauan dan analisa mengenai harga
produk yang kompetitif yang digunakan dalam
menentukan price list.
• Bertanggung jawab atas jalannya operasional pemasaran
mulai dari perencanaan dan pelaksanaan pemasaran.
Dalam hal ini, melakukan pemasaran produk dan
bertanggung jawab atas pembuatan kontrak dengan
pelanggan baru.
3.1.5.2 Pembagian Tugas dan Wewenang Departemen IT
Penjabaran tugas dan wewenang masing–masing bagian
adalah sebagai berikut:
1. IT Dept. Head
a. Memimpin dan mengembangkan IT Department untuk
mencapai misi menyediakan informasi yang berkualitas
dan memberikan solusi teknologi informasi yang
mempunyai nilai tambah bagi perusahaan.
59
b. Mengembangkan dan mengimplementasikan strategi dan
kebijakan teknologi informasi yang sejalan dengan visi,
misi, dan strategi bisnis dari perusahaan
c. Melakukan komunikasi dan kordinasi dengan
manajemen dan bisnis eksekutif untuk mendapatkan dan
meningkatkan benefit dan kontribusi dari teknologi
informasi bagi perusahaan.
d. Mengatur dan mengawasi pengembangan, implementasi,
pemeliharaan, dukungan dan pengamanan dari sistem
teknologi informasi perusahaan yang meliputi seluruh
aspek IT resource mulai dari people, infrastuktur,
applikasi, dan data.
e. Melakukan review dan memastikan keberhasilan sistem
informasi perusahaan, implementasi sistem SAP,
penyediaan fasilitas jaringan komunikasi, dukungan
ketersediaan dan kinerja sistem maupun pengamanan
sistem dan data informasi perusahaan.
2. Development Sub Department Head
a. Bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem
aplikasi IT mencakup SAP, report BI, ABAP custom
report dan Web untuk mendapat sistem aplikasi yang
efisien dan efektif bagi perusahaan.
60
b. Mengevaluasi desain sistem dan antar sistem untuk
memastikan kualitas dan compliance saat
pengembangan.
c. Mengevaluasi Sistem Desain terhadap Standar serta
kebijakan dalam Perusahaan
d. Mengevaluasi & menganalisa masalah–masalah yang
ada (mencari root cause dan alternative system
improvement)
e. Mengkomunikasikan sistem desain terhadap departemen
di luar IT yang terkait : GMP,APO,FAC dan lainnya.
f. Bertanggung jawab terhadap sistem aplikasi yang up to
date dan report yang konsisten
3. Technical Support Sub Department Head
‐ Pengembangan
a. Bertanggung jawab terhadap pengembangan
infrastruktur IT meliputi Storage, Network, Server,
Workstation dan peralatan IT lainnya untuk
mendapat solusi informasi yang efektif bagi
perusahaan.
b. Mengevaluasi dan memonitor penerapan standard
security control dari desain sistem untuk
meminimalisasi masalah
61
‐ Monitoring
a. Bertanggung jawab terhadap jalannya infrastruktur
IT agar dapat mencapai KPI yang telah ditetapkan
b. Bertanggung jawab atas ketersediaan infrastruktur IT
di Unit kerja
‐ Infrastruktur IT
a. Computer : PC Desktop dan Notebook
b. Peripherals : Printer, Monitor, UPS, AVR,
c. Network : LAN, VSAT, Lightning Arrester dan
peralatan IT lainnya
‐ User Security
a. Authorisasi user sesuai dengan desain system
4. Operational Support Sub Department Head
a. Mengkoordinasikan bersama dengan IT sub department
lainnya mengenai temuan-temuan atau masalah di
lapangan untuk meningkatkan kualitas sistem dan
infrastruktur IT.
b. Meningkatkan pengetahuan dan penguasaan atas sistem
dan infrastruktur IT dari level user terendah pemakai
sistem sampai level tertinggi (management) dalam hal
proses validasi, verifikasi dan pemanfaatan laporan
sistem
62
c. Membuat rencana kerja dan pengaturan jadwal
implementasi, training dan support
d. Meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan kualitas
user mengenai sistem yang ada, sehingga dapat
meningkatkan kualitas atas data yang dimasukkan ke
dalam sistem
e. Melakukan koordinasi dengan unit Operational dan
Management untuk Service improvement
Berikut adalah pihak yang terlibat dalam proses Procurement pada PT
BGA:
1. Staf Departemen
• Bertanggung jawab dalam pembuatan PR (Purchase Requisition)
atas barang yang dibutuhkan staf departemen terkait. Staf
Departmen akan melakukan penerimaan barang atas PR yang
telah dibuat.
2. Manager Departemen
• Bertanggung jawab dalam mengontrol dan menyetujui PR
(Purchase Requisition) yang dibuat oleh staf departemen maupun
gudang wilayah.
63
3. Purchasing
• Bertanggung jawab dalam proses penawaran pembelian;
• Bertanggung jawab dalam proses perbandingan harga dari
vendor;
• Bertanggung jawab dalam pembuatan Purchase Order;
• Melakukan verifikasi terhadap BAPB (Bukti Acara Penerimaan
Barang) dan BAPP (Bukti Acara Penyerahan Pekerjaan) setelah
barang diterima bagian gudang.
4. Logistik
• Bertanggung jawab dalam penerimaan barang dan pembuatan
BAPB (Bukti Acara Penerimaan Barang) atas penerimaan barang
dari vendor serta mendistribusikan barang tersebut ke staf
departemen yang melakukan permintaan;
• Untuk pengiriman ke gudang wilayah, Logistik bertanggung
jawab mencari vendor pengiriman untuk melakukan pengiriman
barang dari kantor pusat (Jakarta).
5. Finance
• Bertanggung jawab dalam melakukan pembayaran atas pembelian
barang yang dilakukan oleh Purchasing dengan melakukan
verifikasi atas invoice vendor serta BAPB (Bukti Acara
64
Penerimaan Barang) dan BAPP (Bukti Acara Penyerahan
Pekerjaan).
6. Bagian Gudang
• Bertanggung jawab dalam penerimaan barang, pembuatan BAPB
(Bukti Acara Penerimaan Barang) serta pembuatan PR atas barang
kebutuhan yang tidak tersedia / tidak mencukupi;
• Bertanggung jawab mengatur sirkulasi barang masuk dan keluar.
3.1.6 Struktur Organisasi di SAP Business All-in-One versi 7.10
Berikut adalah system wide concept yang digunakan BGA Group
di SAP Business All-in-One :
Gambar 3.6 Struktur Organisasi di SAP Business All-in-One (tahun 2008)
65
Keterangan:
200 : PT. Bumitama Gunajaya Agro Group
BGAL : PT. Bumitama Gunajaya Agro Legal
WNLL : PT. Windu Nabatindo Lestari Legal
001 : Purchase Organization dari PT. Bumitama Gunajaya Agro
002 : Purchase Organization dari PT. Windu Nabatindo Lestari Legal
003 : Purchase Organization dari PT. Windu Nabatindo Lestari Legal
BGAO : BGA Jakarta Office
PNBE : Pundu Nabatindo Estate
PNBM : Pundu Nabatindo Mill
MPNR : Metro Pundu Region
3.2 Proses Procurement PT BGA
Sistem informasi Pembelian diterapkan oleh departemen Purchasing dan
Departemen Logistik. Sistem informasi ini berguna untuk menangani proses
pembelian, perencanaan pengadaan barang, serta memantau stok yang tersedia di
gudang.
66
Gambar 3.7 PT BGA Procurement cycle (sumber: PT BGA)
Sistem informasi pembelian di BGA menggunakan modul Material
Management di SAP Business All in One yang sudah terintegrasi dengan sistem–
sistem lainnya.
67
Staff DepartemenManager
Kepala Departemen
Owner
BagianPurchasing
VendorBarang
BagianLogistic
JasaTransportasi
BagianGudang
KantorWilayah
BagianPurchasingUnit Kerja
VendorJasa
7a1. PO belum release
7a3. PO belum release > 25 juta
2. PR release
3. RFQ
4. Quotation
5. DPH
6. Approve vendor
9. PO barang
10a1. SJ vendor + barang
11a1. SJ + barang
3. RFQ
4. Quotation
9a. PO barang
10A. Invoice Vendor
7b. PO jasa
8b. Invoice
1. PR belum release
10a2. SJ vendor + barang
12a1. SJ + barang
2. PR release
5. DPH
6. Approve vendor
11. Invoice Vendor
7b. PO jasa
8B. Invoice
KepalaPurchasing
7a2. PO belum release > 15 juta
8a1. PO release8a2. PO
release
8a3. PO release
13a1 + 11a2 BAPB + BAPP
Staff wilayah
1. PR belum release
KTU7a. PO barang belum release
8a. PO barang belum
release
10a3. SJ vendor + barang
11a3. BAPB
12a3. Barang
Gambar 3.8 Rich Picture Procurement cycle
68
1. PR (Purchase Requisition)
PR (Purchase Requisition) merupakan dokumen yang dibuat oleh
staff departemen untuk kantor pusat dan Bagian Gudang untuk unit
kerja yang berguna untuk meminta pembelian barang.PR (Purchase
Requisition) harus disetujui oleh kepala wilayah untuk unit kerja,
kepala departemen masing–masing untuk kantor pusat dan atau
direksi. Setelah PR (Purchase Requisition) disetujui maka status PR
akan menjadi Fully release. Setelah status PR menjadi Fully Release
maka PR akan di proses lebih lanjut oleh Departemen Perchasing
untuk proses selanjutnya.
Saat ini PR dibuat 2 bulan sebelum barang dibutuhkan untuk kantor
pusat hal ini dimaksudkan agar jika PR mengalami keterlambatan
dalam proses persetujuan. Untuk barang–barang untuk proses
produksi akan dipesan setiap bulan hal. Jumlah barang yang akan
dipesan untuk keperluan produksi didapat dari modul Production
Plan.
Gambar 3.9 Tampilan Purchase Requisition
69
2. RFQ (Request for Quotation)
RFQ merupakan dokumen yang dibuat pada saat Departemen
Purchasing menerima PR yang sudah berstatus Fully Release. Bagian
Purchasing akan mengirimkan RFQ ke vendor – vendor. Dokumen
RFQ ini digunakan untuk meminta harga yang ditawarkan oleh
vendor untuk item yang ada didalam dokumen PR. RFQ (Request For
Quotation) akan berisi daftar barang yang akan dibeli, jumlah barang
serta spesifikasi barang yang sesuai dengan PR.
Untuk saat ini data vendor akan diinput oleh departemen IT. Saat ini
hal tersebut tidak ada masalah namun hal ini dapat mengakibatkan
kecurangan.
Gambar 3.10 Tampilan Request for Quotation
3. Quotation
Quotation merupakan dokumen balasan dari vendor. Balasan ini
biasanya berisi harga barang–barang yang diminta pada RFQ
70
(Request For Quotation). Setelah Quotation diterima oleh
Departemen Purchasing, maka Quotation akan dijadikan panduan
untuk pembuatan DPH (Daftar Perbandingan Harga).
4. DPH (Daftar Perbandingan Harga)
Setelah menerima quotation–quotation dari vendor, sistem akan
membandingkan 1 quotation dengan quotation yang lainnya. Setelah
proses perbandingan selesai maka akan didapat 1(satu) penawaran
yang terbaik baik dari segi harga maupun kualitas vendor. Dokumen
DPH ini akan disetujui oleh Owner. Untuk saat ini Owner yang
memiliki tanggung jawab untuk menganalisa DPH dan menentukan
vendor yang akan dipakai. Setelah DPH disetujui oleh Owner, maka
DPH akan diberikan kembali kepada Departemen Purchasing untuk
proses selanjutnya.
Gambar 3.11 Tampilan Daftar Perbandingan Harga
71
5. PO (Purchase Order)
Setelah DPH disetujui oleh Owner maka akan didapat vendor yang
terbaik lalu Departemen Purchasing akan membuat PO (Purchase
Order) yang berisi nama barang, jumlah barang serta harga barang..
Unruk proses release PO / persetujuan PO, maka harus dilihat nilai
PO tersebut.
Untuk proses penyetujuan PR (Purchase Requisition) terdapat 3
tingkatan:
a. Tingkat rendah
Jika nilai PO kurang dari 5 juta rupiah dapat langsung diproses
jika sudah mendapat persetujuan dari Manager atau dapat
langsung diproses pada tingkat daerah.
b. Tingkat sedang
Jika nilai PO antara 5-25 juta rupiah harus dapat mendapat
persetujuan dari kepala departemen yang terkait dan Kepala
Departemen Purchasing
c. Tingkat tinggi
Jika nilai PO di atas 25 juta rupiah baru dapat dikatakan mendapat
persetujuan penuh setelah mendapat persetujuan dari 3
departemen (kepala departemen purchasing, kepala departemen
terkait, dan direksi)
72
Gambar 3.12 Tampilan PO (Purchase Order)
6. Invoice Vendor
Invoice Vendor merupakan dokumen dari vendor yang berisi tagihan
yang jumlahnya sesuai dengan nilai dari PO. Invoice vendor akan
diterima oleh Departemen Purchasing dan barang yang dikirimkan
oleh vendor akan langsung diterima oleh Departemen Logistik.
Invoice Vendor ini akan dipakai untuk invoice verification.
7. BAPB (Berita Acara Penerimaan Barang)
BAPB merupakan dokumen yang dibuat setelah Departemen Logistik
(untuk kantor pusat) atau Departemen Gudang (untuk unit kerja)
menerima barang yang dikirim oleh vendor. Setelah itu Departemen
Logistik akan mengirim BAPB (Berita Acara Penerimaan Barang) ke
Departemen Purchasing. Dokumen BAPB ini akan digunakan oleh
Departemen Purchasing pada saat Invoice Verification. Untuk di
kantor pusat setelah barang diterima oleh Departemen Logistik maka
73
Departemen Logistik akan langsung menyerahkan barang tersebut ke
departemen yang meminta (departemen yang membuat PR).
Pada saat penyerahan barang berlangsung tidak ada sebuah dokumen
yang menandakan bahwa barang tersebut telah benar diberikan
kepada departemen yang meminta dengan jumlah dan item barang
yang sesuai. Saat ini hal tersebut tidak bermasalah namun tidak
menutup kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman ataupun
kecurangan.
Gambar 3.13Tampilan BAPB
74
8. BAPP (Berita Acara Penyerahan Pekerjaan)
BAPP merupakan dokumen yang dibuat ketika perusahaan menerima
jasa dari vendor jasa. Dokumen ini menandakan bahwa jasa telah
selesai dilakukan oleh vendor jasa. BAPP dibuat oleh Bagian Gudang
untuk unit kerja pada saat Bagian Gudang menerima barang dari jasa
transportasi. Dokumen ini akan diserahkan ke Departemen
Purchasing unit kerja yang akan dipakai untuk pembayaran jasa
kepasa vendor jasa.
Gambar 3.14 Tampilan BAPP
9. Invoice Verification
Invoice Verification dilakukan oleh Departemen Purchasing. Dalam
Invoice Verivication, Departemen Purchasing akan mengecek invoice
vendor, BAPB (Berita Acara Penerimaan Barang), dan BAPP (Berita
Acara Penyerahan Pekerjaan). Invoice Verivication dilakukan agar
pembayaran kepada vendor barang maupun vendor jasa tidak
mengalami kesalahan.
75
Gambar 3.15 Tampilan UI Pembuatan invoice
3.3 Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi oleh PT BGA antara lain:
1. User (departemen purchasing) masih belum terbiasa untuk menggunakan
aplikasi SAP yang diimplementasi pada PT BGA;
2. Fitur – fitur dalam sistem SAP belum seluruhnya digunakan secara optimal
sebagaimana yang diharapkan oleh perusahaan. Dalam hal ini pembuatan
Purchase Order (PO) dan Daftar Perbandingan Harga (DPH);
3. Terjadinya keterlambatan dalam proses persetujuan dokumen yang dapat
mengganggu proses operasional (produksi) perusahaan;
4. Pada proses bisnis saat ini terjadi perangkapan fungsi yaitu IT yang juga
memiliki otorisasi untuk menginput data vendor;
76
5. Tidak adanya sebuah dokumen sebagai bukti bahwa departemen Logistik
telah menyerahkan barang kepada staff departemen yang meminta
pembelian.
3.4 Analisis Kinerja Departemen IT
Analisa IT balanced scorecard dipakai untuk menganalisa kinerja departemen IT.
Untuk menjawab kebutuhan atas masalah–masalah yang dihadapi oleh
perusahaan dalam proses bisnis yang berhubungan dengan modul material
management, dilakukan evaluasi dengan metode IT Balanced Scorecard.
3.4.1 Menentukan Tujuan Strategis IT
Berikut adalah visi dan misi departemen IT perusahaan yang nantinya
akan diturunkan menjadi strategi dan tujuan strategis.
3.4.1.1 Visi, Misi, dan Strategi IT
Visi:
“Menjadi sebuah bisnis strategi bagi perusahaan bukan hanya
sebagai cost center tapi juga menjadi profit center”
Misi:
“Menyediakan sistem yang terintegrasi secara keseluruhan bagi
perusahaan sehingga IT tidak hanya sebagai penunjang namun
juga menjadi business strategy yang mendatangkan keuntungan
bagi perusahaan.”
77
Strategi:
• Menambah jalur komunikasi dan pengembangan
infrastruktur.
• Pengembangan aplikasi secara fleksibel.
• Memberikan training untuk semua user SAP.
• Meningkatkan kompetensi dan sikap team IT dalam
memberikan pelayanan yang terbaik.
3.4.1.2 Perbandingan Visi dan Misi
Berikut adalah perbandingan antara visi dan misi yang dimiliki
oleh perusahaan dan visi dan misi yang dimiliki oleh
departemen IT.
78
Gambar 3.16 Perbandingan Visi dan Misi
79
3.4.1.3 Pemetaan pada Perspektif IT Balanced Scorecard
Berikut adalah tujuan strategis IT perusahaan yang merupakan
perumusan dari strategi IT dari masing-masing perspektif IT
Balanced Scorecard.
Tabel 3.1 Pemetaan pada Perspektif IT Balanced Scorecard
IT Balanced
Scorecard
Strategi Tujuan Strategis
Perspektif
Kontribusi
Perusahaan
• Menambah jalur komunikasi
dan infrastruktur.
• Meningkatkan kompetensi
dan memberikan pelayanan
yang terbaik dari team IT.
• Mempercepat
pengendalian
masalah dalam
aplikasi.
Perspektif Orientasi
Pengguna
• Pengembangan aplikasi sesuai
dengan kebutuhan perusahaan
dan user.
• Peningkatan
kepuasan user.
Perspektif
Keunggulan
Operasional
• Memastikan ditanggulanginya
gangguan terhadap sistem
secara cepat dan tepat.
• Peningkatan
produktifitas user.
Perspektif Orientasi
Masa Depan
• Memberikan pelatihan untuk
semua user SAP.
• Peningkatan
pemahaman user.
80
3.4.1.4 Membangun Hubungan Sebab Akibat
Strategi IT
Menambah jalur komunikasi dan
infrastruktur
Pengembangan aplikasi sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dan
user.
Memberikan pelatihan untuk semua user SAP
Mempercepat pengendalian
masalah dalam aplikasi
Kontribusi Perusahaan
Peningkatan produktifitas user
Peningkatan kepuasan user
Keunggulan Operasional
Peningkatan pemahaman user
Orientasi Masa Depan
1
2
5
3
4
Meningkatkan kompetensi dan
memberikan pelayanan yang
terbaik dari team IT.
6
Orientasi Pengguna
Gambar 3.17 Hubungan sebab akibat
81
Keterangan diagram hubungan sebab akibat:
1. Pemahaman user terhadap aplikasi akan meningkat apabila user yang
menggunakan aplikasi SAP diberikan pelatihan.
2. Peningkatan pemahaman user terhadap aplikasi akan meningkatkan
produktifitas user sehingga mampu meningkatkan profit perusahaan.
3. Produktifitas user dipengaruhi juga oleh pengendalian masalah yang
cepat.
4. Pengendalian masalah yang cepat harus didukung oleh penambahan
jalur komunikasi dan infrastruktur.
5. Peningkatan kepuasan user dipengaruhi oleh pengembangan sistem
yang fleksibel.
6. Pengendalian masalah dipengaruhi oleh kompetensi dan sikap team IT
dalam memberikan pelayanan yang terbaik.
3.4.2 Ukuran Strategis dan Sasaran Strategis IT Balanced Scorecard
Masing–masing dari tujuan strategis IT Balanced Scorecard dijabarkan
menjadi beberapa ukuran strategis. Setiap ukuran strategis harus memiliki
sasaran strategis seperti yang terdapat pada tabel 3.2.
82
Tabel 3.2 Ukuran dan Sasaran Strategis IT Balanced Scorecard Ukuran Strategis Sasaran Strategis
Perspektif Kontribusi Perusahaan
A. Mempercepat pengendalian masalah dalam aplikasi.
A1. % masalah yang dapat diselesaikan 90%
Perspektif Orientasi Pengguna
A. Peningkatan kepuasan user.
A1. % Kemampuan aplikasi mendukung
pekerjaan.
87.5%
A.2 % Kepuasan user terhadap kinerja SAP. 80%
Perspektif Keunggulan Operasional
A. Peningkatan produktifitas user.
A1. % Pekerjaan yang selesai tepat waktu
karena menggunakan SAP.
80%
Perspektif Orientasi Masa Depan
A. Peningkatan pemahaman user.
A1. % Tingkat pemahaman user terhadap
aplikasi SAP
90%
3.4.2.1 Instrumen Pengukuran Ukuran Strategis
Perolehan informasi untuk pengukuran kinerja SAP dilakukan
dengan 2 cara yaitu wawancara dan data. Pengukuran bertujuan
untuk melakukan perbandingan tiap tujuan strategis dengan
83
kondisi yang ada di perusahaan saat ini. Tabel 3.3 menunjukkan
cara memperoleh informasi untuk melakukan pengukuran.
Tabel 3.3 Instrumen Pengukuran Ukuran Strategis
Ukuran Strategis Instrumen Pengukuran
Perspektif Kontribusi Perusahaan W D
A. Mempercepat pengendalian masalah dalam aplikasi.
A1. % masalah yang dapat diselesaikan X
Perspektif Orientasi Pengguna W D
A. Peningkatan kepuasan user.
A1. % Kemampuan aplikasi mendukung
pekerjaan.
X
A2. % Kepuasan user terhadap kinerja SAP. X
Perspektif Keunggulan Operasional W D
A. Peningkatan produktifitas user.
A1. % Pekerjaan yang selesai tepat waktu
karena menggunakan SAP.
X
Perspektif Orientasi Masa Depan W D
A. Peningkatan pemahaman user.
A1. % Tingkat pemahaman user terhadap
aplikasi SAP
X
Keterangan: W = Wawancara D = Data
84
3.4.2.2 Pengukuran Perspektif Setiap Pertanyaan
Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif kontribusi
perusahaan adalah:
A. Tujuan strategis: Mempercepat pengendalian masalah
dalam aplikasi.
A1. % masalah yang dapat diselesaikan
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan
berapa banyak permasalahan yang berkaitan dengan
SAP yang mampu ditangani oleh departemen TI tepat
waktu.
Sasaran strategis: 90%
B. Tujuan strategis: Peningkatan kepuasan user.
A1. % Kemampuan aplikasi mendukung pekerjaan.
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan
seberapa efektif SAP menunjang kebutuhan user dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
Sasaran strategis: 87.5%
85
A2. % Kepuasan user terhadap kinerja SAP.
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan
tingkat kepuasan user menggunakan SAP dalam
menunjang pekerjaannya.
Sasaran strategis: 80%
C. Tujuan strategis: Peningkatan produktifitas user.
A1. % Pekerjaan yang selesai tepat waktu karena
menggunakan SAP
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan
seberapa banyak permasalahan berkaitan dengan SAP
yang dapat diselesaikan tepat waktu sehingga dapat
meningkatlan kepuasan user
Sasaran strategis: 80%
D. Tujuan strategis: Peningkatan pemahaman user.
A1. % Tingkat pemahaman user terhadap aplikasi SAP
86
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan
seberapa besar tingkat pemahaman user terhadap sistem
SAP yang saat ini digunakan oleh perusahaan.
Sasaran strategis: 90%
3.4.3 Hasil Pengukuran Kinerja Sistem
Pengukuran terhadap kinerja sistem dengan pendekatan 4 perspektif yang
ada dengan mengumpulkan data dengan melakukan pengambilan data
secara langsung maupun wawancara. Hasil dari pengukuran dan
pengolahan data–data tersebut sebagai berikut:
A. Tujuan strategis: Mempercepat pengendalian masalah dalam
aplikasi.
A1. % masalah yang dapat diselesaikan.
Jumlah permasalahan yang terselesaikan dapat dilihat dari hasil
wawancara yang diajukan kepada departemen IT tentang
ketidaknyamanan fitur SAP melalui pertanyaan no 3:
o Berapa masalah yang dapat diselesaikan setelah aplikasi SAP
diimplementasi?
Hasil:
Masalah yang dapat diselesaikan disajikan dalam persentase
87
Bulan Jumlah Masalah yang
dapat diselesaikan
tepat waktu
Agustus 2009 92%
September 2009 100%
Oktober 2009 100%
November 2009 100%
Desember 2009 88%
Sasaran strategi: 90%
Hasil:
Rata–rata: 96%
B. Tujuan strategis: Peningkatan kepuasan user.
A1. % Kemampuan aplikasi mendukung pekerjaan.
Pengukuran persentase aplikasi SAP yang mendukung pekerjaan
dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara
yang diajukan kepada kepala departemen purchasing dalam butir
pertanyaan no 3 dalam perspektif orientasi pengguna.
Pertanyaannya adalah sebagai berikut.
o Apakah aplikasi SAP telah benar–benar mendukung semua
proses?
Hasil: Aplikasi SAP belum mendukung semua proses
88
Dokumen Hasil Wawancara
PR (Purchase
Requisition)
Sistem sudah mendukung.
RFQ(Request for
Quotation)
Sistem dianggap tidak mendukung
karena masalah delivery date.
DPH Sistem dianggap tidak mendukung
karena format DPH sulit untuk
dibandingkan.
PO(Purchase Order) ‐ Sistem dianggap kurang
mendukung karena dalam
pembuatan PO masih harus
mengentri data–data (tidak secara
otomatis).
‐ Masalah penyesuaian harga dalam
PO karena sering ada selisih.
‐ Nomor PR harus input kembali.
‐ Tidak ada item description
‐ No PO tidak urut.
‐ Keterbatasan karakter
BAPB (Bukti Acara
Penerimaan Barang)
Sistem sudah mendukung.
89
BAPP (Bukti Acara
Penyerahan Pekerjaan)
Sistem sudah mendukung.
Laporan Report yang dibutuhkan belum
tersedia dalam SAP, seperti:
o Laporan Item masuk
o Laporan Item release
o Laporan PO release
o Laporan PO diterima
o Laporan History Price
o Laporan Kecenderungan Harga
o Laporan kemampuan item
diproduksi per purchaser, dan per
bulan
o Laporan PR Outstanding
Perhitungan:
Dari 7 dokumen yang dihasilkan, aplikasi SAP hanya mampu
mendukung 4 dokumen.
4/7 * 100% = 57%
Sasaran strategi: 87.5%
Hasil: 57%
90
A2. % Kepuasan user terhadap kinerja SAP.
Pengukuran persentase aplikasi SAP yang mendukung pekerjaan
dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara
yang diajukan kepada user SAP (Staf departemen purchasing)
dalam butir pertanyaan no 1, dalam perspektif orientasi
pengguna. Pertanyaannya adalah sebagai berikut.
o Apakah tampilan aplikasi user friendly?
Hasil: Aplikasi SAP belum user friendly.
Dari informasi yang didapat diketahui bahwa aplikasi SAP
dianggap belum user friendly. Hal ini dikarenakan aplikasi
SAP belum memenuhi kebutuhan user terhadap kinerja SAP
menurun. Dari hasil wawancara maka dapat disimpulkan
kepuasan user terhadap kinerja SAP sebesar 50%.
Sasaran strategis: 80%
Hasil: 50%
C. Tujuan strategis: Peningkatan produktifitas user.
A1. % Pekerjaan yang selesai tepat waktu karena menggunakan SAP.
Pengukuran persentase waktu yang diperlukan dalam pekerjaan
user dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui
wawancara kepada kepala departemen departemen purchasing
pada pertanyaan no 2.
91
o Apakah Aplikasi SAP mempercepat proses bisnis yang
behubungan dengan modul material management?
Hasil:
Sudah tapi masih belum maksimal
Parameter Target Kondisi sekarang
PR diterima – release 7 hari Sudah 80% target tercapai
Proses PO – PO release 15 hari Sudah 40% target tercapai
PO diproses – BAPB Sudah 90% target tercapai
BAPP Sudah 90% target tercapai
Dari data yang diperoleh ada 4 proses, maka dapat
disimpulkan:
PR diterima – release 80%
Proses PR – PO release 40%
PO diproses – BAPB 90%
BAPP 90%
Rata-rata : 75%
Sasaran strategi: 80%
Hasil: 75%
92
D. Tujuan strategis: Peningkatan pemahaman user.
A1. % Tingkat pemahaman user terhadap aplikasi SAP
Pengukuran persentase tingkat pemahaman user terhadap
aplikasi SAP dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui
wawancara yang diajukan kepada user SAP (departemen
purchasing) dalam pertanyaan no.3. Pertanyaan tersebut sebagai
berikut:
o Berapa tingkat pemahaman user terhadap aplikasi SAP?
Hasil:
Cukup paham. Hal ini didukung dengan pengetahuan tentang
aplikasi SAP yang dimiliki oleh user. Dari hasil wawancara,
pemahaman user mencapai 80%. Tapi karena aplikasi SAP
tidak bisa mendukung sepenuhnya maka kadang kala tingkat
pemahaman user dianggap rendah.
Sasaran strategis: 90%
Hasil: 80%
93
3.4.4 Evaluasi Hasil Pengukuran Kinerja Sistem
Secara lebih ringkas hasil pengukuran kinerja sistem dapat dilihat pada
tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4 Ringkasan hasil pengukuran kinerja divisi IT
Perspektif Sasaran Strategis Hasil Pengukuran
Kontribusi Perusahaan 80% 96%
Orientasi Pengguna 70% 53,5%
Keunggulan Operasional 70% 75%
Orientasi Masa Depan 80% 80%
Rata – rata 76,12%
Hasil pengukuran dari tabel 3.4 dapat digambarkan dalam bentuk grafik.
Grafik tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.18 berikut ini:
94
Gambar 3.18 Grafik hasil pengukuran kinerja divisi IT
Setelah dilakukan pengukuran melalui perspektif IT Balanced Scorecard,
maka dapat dilakukan evaluasi hasil pengukuran terhadap hasil rata-rata
pencapaian yang diperoleh oleh masing-masing perspektif. Dari keempat
perspektif di atas, melalui konsultasi dan pertimbangan dari PT BGA,
maka dapat dibuat 4 kategori bobot / nilai range persentase sebagai
berikut:
• 0% - 25% : Warning
• 26% - 50% : Challenged
• 26 % - 75% : Good
• 76% - 100% : Very Good
95
Atas dasar range tersebut maka dari hasil pengukuran keempat perspektif
tadi, sistem SAP Business All-in-One versi 7.10 di PT BGA saat ini
termasuk dalam kategori Very good dengan rata-rata 76,12%.