bab 3 metodologi

27
Forum Stakehol ders SURVEI Analisi Penyusuna Forum Stakehol ders Rencana Perangka t Pengenda Masyarak at Konsult Pelaku Keterlibatan Dalam Perencanaan Pelaksanaan oleh Pemerintah, Swasta, Masyarakat 7 Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat 3. 1. PENDEKATAN UMUM 1). Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan Penyusunan rencana pengembangan ekonomi masyarakat tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat sebagai pelaku ekonomi secara langsung. Oleh karena itu dalam penyusunan rencana ini digunakan pendekatan partisipasi masyarakat (stakeholder approach) untuk mengikutsertakan masyarakat di dalam proses penyusunan rencana. Konsultan dalam hal ini berusaha untuk melibatkan secara aktif pelaku pembangunan yang ada dalam setiap tahapan perencanaan. Pelibatan pelaku pembangunan dalam pekerjaan ini dapat digambarkan dengan diagram seperti di bawah ini. Metodologi | C Bab 3 METODOLOGI

Upload: anambas-uno

Post on 28-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pada bagian bab ini, di uraikan mengenai tata pelaksanaan penulisan/metodologi mengenai penyusunan ekonomi masyarakat

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 Metodologi

Forum Stakeholders

SURVEI Analisis & Interpretasi

Penyusunan rencana

Forum Stakeholders

Rencana yang

disepakatiIndikasi Program

Perangkat Pengendalian Pelaksanaan

Arahan Pemerintah

Program Pemerintah

Masyarakat

Konsultan

Pemerintah

Pelaku Keterlibatan Dalam Perencanaan

Pelaksanaan oleh Pemerintah,

Swasta, Masyarakat

7

3. 1. PENDEKATAN UMUM

1). Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan

Penyusunan rencana pengembangan ekonomi masyarakat tidak terlepas dari keterlibatan

masyarakat sebagai pelaku ekonomi secara langsung. Oleh karena itu dalam

penyusunan rencana ini digunakan pendekatan partisipasi masyarakat (stakeholder

approach) untuk mengikutsertakan masyarakat di dalam proses penyusunan rencana.

Konsultan dalam hal ini berusaha untuk melibatkan secara aktif pelaku pembangunan

yang ada dalam setiap tahapan perencanaan. Pelibatan pelaku pembangunan dalam

pekerjaan ini dapat digambarkan dengan diagram seperti di bawah ini.

Gambar 3.1 Keterlibatan Pelaku Pembangunan dalam Penyusunan Rencana

Metodologi |

Bab 3 METODOLOGI

Page 2: Bab 3 Metodologi

72). Pendekatan Berkelanjutan

Kedua pendekatan itu lebih lanjut akan dikembangkan dengan didukung pula oleh

pendekatan keberlanjutan (sustainability). Kata sustainability sangat penting dalam

sebuah kerangka pengembangan dan pembangunan. Kata tersebut merujuk pada abilility

of something to be sustained. Pendekatan Sustainability Development saat ini umum

digunakan dalam hal-hal yang terkait dengan kebijakan lingkungan atau etika bisnis,

terutama sejak dipublikasikannya istilah ini dalam dokumen Bruntland Report oleh World

Commission on Environtment and Development (WCED), tahun 1987. Dalam dokumen

tersebut, sustainability development diartikan sebagai:

"development that meets the needs of the present without compromising the ability of

future generations to meet their own needs. In a way that "promote[s] harmony among

human beings and between humanity and nature"

Dalam ekonomi, pengembangan seperti ini mempertahankan atau meningkatkan modal

saat ini untuk menghasilkan pendapatan dan kualitas hidup yang lebih baik. Modal yang

dimaksud disini tidak hanya berupa modal fisik yang bersifat privat, namun juga dapat

berupa infrastruktur publik, sumberdaya alam (SDA), dan sumberdaya manusia (SDM).

Di Indonesia, pembangunan berkelanjutan ini muncul dari pemikiran untuk menanggapi

tantangan global di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan, melalui pengembangan

ketiga komponen tersebut secara sinergi. Konsep ini memperhatikan kualitas

pertumbuhan, bukan hanya kuantitasnya saja. Dengan demikian, secara singkat

pembangunan berkelanjutan ini dapat diartikan sebagai upaya menumbuhkan

perekonomian dan pembangunan sosial tanpa mengganggu kelangsungan lingkungan

hidup yang sangat penting artinya bagi generasi saat ini dan masa mendatang. Oleh

karena itu, pembangunan keberlanjutan menempatkan 3 (tiga) pilar utama yang satu

sama lainnya saling terkait dan mendukung, yaitu:

1) pertumbuhan ekonomi,

2) pemerataan sosial, dan

3) pelestarian lingkungan hidup.

Metodologi |

Page 3: Bab 3 Metodologi

7Perkembangan suatu wilayah bergantung pada perkembangan wilayah hinterland-nya.

Perkembangan wilayah hinterland sendiri pada dasarnya disebabkan oleh beberapa

faktor, seperti1:

Keuntungan komparatif,

Skala ekonomi dalam transportasi dan produksi

Aglomeratif ekonomi.

Perkembangan wilayah berlangsung diantara konsentrasi tenaga kerja yang diciptakan

oleh sektor swasta, sehingga pemilihan lokasi perusahaan memainkan peran penting

dalam pembentukan struktur kota-kota di suatu wilayah.

Keuntungan kompetitif berpengaruh positif pada produktivitas yang lebih besar dan

keuntungan yang lebih besar. Oleh karena itu, keuntungan kompetitif dapat membantu

terciptanya increasing returns to scale. Menurut Bogar, ada dua tipe skala ekonomi,

yaitu eksternal dan internal. Dari sudut pandang pengembangan wilayah, skala ekonomi

eksternal lebih diperhatikan daripada yang lain.

Dalam merumuskan strategi pengembangan ekonomi wilayah dapat digunakan dua sudut

pandang, yaitu Strategi dan Orientasi Pengembangan Berbasis Sektor serta Berbasis

Spasial.

3) Strategi dan Orientasi Pengembangan Sektor

Dalam paradigma lama, wilayah seringkali dipandang dari sudut pandang yang sempit,

yakni sebagai lokasi dari suatu aktivitas ekonomi. Sebagai contoh, pengembangan

industri pertambangan di Papua (kasus Freeport) menunjukkan bahwa proses produksi

yang berjalan di industri tersebut hanya berorientasi pada keuntungan perusahaan yang

mengelola, dan sedikit sekali keuntungan yang diperoleh oleh masyarakat di wilayah

yang bersangkutan. Sudut pandang ini harus mulai ditinggalkan, karena dari sudut

pengembangan wilayah, pola pembangunan seperti itu tidak akan mampu menyelesaikan

persoalan masalah klasik pengembangan ekonomi wilayah, yakni kesenjangan ekonomi

wilayah.

Dewasa ini berkembang pemahaman baru terhadap suatu wilayah. Wilayah dianalogikan

sebagai suatu perusahaan besar yang memiliki elemen-elemen pokok yang saling terkait.

1 O’ Sullivan, Arthur, Urban Economics, Oregon State University.

Metodologi |

Page 4: Bab 3 Metodologi

7Suatu wilayah dipandang sebagai sistem yang terdiri dari elemen-elemen yang saling

berinteraksi. Elemen-elemen pokok yang membentuk sistem wilayah tersebut antara lain

sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan kemampuan teknologi internal. Secara

alamiah, ketiga elemen tersebut berinteraksi membentuk sistem tranformasi input menjadi

ouput dengan jenis yang berbeda-beda (sektor-sektor ekonomi). Selanjutnya akumulasi

dari transformasi-transformasi tersebut menghasilkan kinerja pertumbuhan wilayah

secara keseluruhan.

Berdasarkan cara pandang tersebut, suatu sistem wilayah memiliki tingkatan-tingkatan

yang bersifat hirarki dalam proses perkembangan ekonomi masyarakatnya. Transformasi

dari satu tingkatan menuju tingkatan diatasnya ditentukan oleh kemampuan sumberdaya

manusia setempat dalam mengelola sumberdaya alam yang dimilikinya. Dalam konteks

pengembangan ekonomi wilayah, persoalan yang dihadapi adalah bagaimana mencari

konsep pengembangan ekonomi yang paling mampu mengantarkan suatu wilayah pada

persaingan global di masa yang akan datang.

Fenomena pengembangan wilayah abad 21 akan dicirikan oleh bergesernya strategi

pengembangan dari keunggulan komperatif suatu wilayah (sub-regional) kepada strategi

pengembangan yang mendasarkan pada keunggulan kompetitif suatu wilayah (global).

Strategi-strategi untuk meningkatkan daya saing wilayah inilah yang akan menjadi dasar

dari konsep pengembangan ekonomi wilayah di masa yang akan datang.

Upaya menciptakan keunggulan daya saing ini tidak pernah berhenti dan terus

menghasilkan pendekatan-pendekatan baru dalam pengembangan wilayah. Pendekatan

yang relatif baru dan menjadi salah satu state of the art dari konsep pengembangan

wilayah dewasa ini adalah pendekatan pembangunan yang mengarah pada penciptaan

keunggulan daya saing wilayah yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage).

Upaya ini menuntut adanya suatu perubahan paradigma dalam membangun suatu

wilayah, diantaranya adalah dengan meningkatkan aksesibilitas wilayah terhadap

perubahan teknologi.

Periode Perekonomian Pembangunan

Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi

diIndonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :

Periode sebelum Orde baru, dibagi dalam :

Metodologi |

Page 5: Bab 3 Metodologi

7Periode 1945 – 1950

Periode 1951 – 1955

Periode 1956 – 1960

Periode 1961 – 1965

Sebelum Perang Dunia II para ilmuwan kurang memperhatikan

pembangunan ekonomi, karena faktor-faktor sbb :

Masih banyak negara sebagai negara jajahan

Kurang adanya usaha dari tokoh masyarakat  untuk membahas

pembangunan ekonomi.  Lebih mementingkan usaha untuk meraih 

kemerdekaan dari penjajah.

Para pakar ekonomi lebih banyak menganalisis  kegagalan ekonomi dan

tingginya tingkat  pengangguran (depresi berat).

Pasca Perang Dunia II (Th. 1942), banyak negara memperoleh kemerdekaan

(India, Pakistan, Phillipina, Korea  & Indonesia), perhatian terhadap pembangunan

ekonomi mulai berkembang disebabkan oleh :

Negara jajahan yang memperoleh kemerdekaan.

Berkembangnya cita-cita negara yang baru merdeka untuk mengejar

ketertinggalannya di bidang ekonomi. Adanya keinginan dari negara maju

untuk  membantu negara berkembang dalam mempercepat Pembangunan

ekonomi.

Periode setelah Orde baru, dibagi dalam :

Periode 1966 s/d 1958, Periode Stabilisasi dan Rehabilitasi

Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74

Metodologi |

Page 6: Bab 3 Metodologi

7Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79

Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84

Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89

Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94

3.2. METODOLOGI

1). Metodologi Penyusunan

Metodologi pelaksanaan yang diajukan oleh Konsultan adalah berdasarkan

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, sebagaimana yang tercantum dalam KAK.

Lingkup kegiatan yang dilakukan tersebut secara garis besar terdiri dari 4 (empat)

tahapan.

Tahap-tahap tersebut adalah :

1. Tahap Pendahuluan (Persiapan & Identifikasi Awal)

2. Tahap Antara (Identifikasi & Analisis Permasalahan, Potensi dan Kebutuhan)

3. Tahap Draft Akhir (Perumusan Konsep Perencanaan)

4. Tahap Akhir (Penyempurnaan)

Metodologi |

Page 7: Bab 3 Metodologi

7

Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat ini dilaksanakan melalui

tahap berikut ini :

1. Tahap Pertama : Menyatukan langkah, proses dimulai dengan mengidentifikasi

orang, lembaga-lembaga publik, bisnis, organisasi masyakarat dan kelompok lain

yang memiliki keperdulian terhadap pengembangan ekonomi Kota Serang. Forum

multihorders dibentuk untuk memastikan agar struktur formal dan informal,

termasukproses politik dan kelembagaan, dapat mendukung pengembangan

strategi dan implementasi.

2. Tahap kedua : Melakukan Analisis Wilayah Ekonomi Lokal dengan menggunakan

Analisis SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sumber daya

ekonomi lokal, serta peluang dan tantangan yang dihadapi. Tujuannya untuk

mengidentifikasi profil ekonomi dengan menyoroti basis keunggulan komparatif

dan kompetitif dibandingkan daerah lain.

3. Tahap Ketiga : Menyusun Strategi Pengembangan Kebijakan dan Program

Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat, untuk

memaksimalkan gagasan dan akomondasi terhadap berbagai aspirasi

stakeholder, maka dilakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antara satuan

kerja bidang perekonomian yang ada di Kota Serang. Semua stakeholders diberi

peluang dan kesempatan untuk bersama-sama merumuskan visi, misi,

strategi, kebijakan dan sasaran Penyusunan Perencanaan Pengembangan

Ekonomi Masyarakat.

2). Metodologi Pengerjaan

Metodologi yang digunakan dalam Kegiatan ini meliputi:

1. STUDI PUSTAKA

Untuk memulai kegiatan ini diperlukan referensi data-data Lahan yang kurang efektif

disetiap Kecamatan melalui konsultasi dan koordinasi Pihak Kecamatan dengan

Bappeda Kota Serang. Media elektronik/internet, juga dimanfaatkan sebagai sumber

data pelengkap/pendukung.

2. SURVEY DAN PENELITIAN

Metodologi |

Page 8: Bab 3 Metodologi

7Sebelum melakukan lapangan, diperlukan survey terhadap daerah yang akan

dijadikan Perkebunan Buah-buahan dan Pasar Buah, Tempat Pembudidayaan Ikan

dan Pasar ikan, Lahan untuk Persawahan dan Pasar Beras, Peternakan dan Pasar

Daging juga tempat yang akan berdirinya Prasarana.

3. PENGOLAHAN DATA PENGOLAHAN DATA

Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan digabungkan dengan data

sekunder dari hasil studi pustaka dan data pendukung lainnya untuk diolah sesuai

dengan formula yang telah ditetapkan, dengan mengembangkan kerangka survei

perencanaan tentang pengembangan kerangka analisis dan preskripsi perencanaan

wilayah dan kota (sosial (folk)-fisik (palce)-ekonomi (work)).

4. ANALISIS DAN KESIMPULAN

Dari hasil pengolahan data tersebut diatas, dilakukan analisis percobaan dan

pengarahan terhadap masyarakat setempat tentang fungsi dan hasil yang akan

didapat nantinya.

3). Metodologi Kajian

a. Perencanaan Pembangunan Ekonomi

CONYERS & HILLS (1994) mengungkapkan; Suatu proses yang bersinambung dan

mencakup keputusan atau pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk

mencapai tujuan tertentu pada masa yang akan datang.

Berdasarkan definisi diatas terdapat 4 elemen perencanaan.

Metodologi |

Page 9: Bab 3 Metodologi

71. Merencanakan berarti memilih

2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya

3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan

4. Perencanaan untuk masa depan

ARTHUR LEWIS (1966) dalam buku “DEVELOPMENT PLANNING”, membagi

perencanaan kedalam 6 pengertian :

1. Berarti faktor letak geografis, bangunan, tempat tinggal, bioskop, dll.

DI NYSB Perencanaan kota & negara (Town & Country Planning)

Perencanaan tata guna tanah (Land-use Planning)

Perencanaan fisik (Physical Planning)

Perencanaan kota & daerah (Urban & Regional Planning)

2. Berarti keputusan penggunaan dana pemerintah di masa datang

3. Berarti ekonomi berencana

4. Perencanaan kadangkala setiap penentuan sasaran produksi pemerintah

5. Penetapan sasaran perekonomian secara keseluruhan

6. Perencanaan kadangkala untuk menggambarkan sarana pemerintah

Ciri-ciri perencanaan pembangunan ekonomi :

Usaha mencapai perkembangan sosial ekonomi mantap (Steady social economic

growth). Tercermin pada pertumbuhan ekonomi positif.

Usaha meningkatkan pendapatan

Metodologi |

Page 10: Bab 3 Metodologi

7 Usaha perubahan struktur ekonomi ; Usaha diversifikasi ekonomi

Usaha perluasan kesempatan kerja

Usaha pemerataan pembangunan ; DISTRIBUTIVE JUSTICE

Usaha pembinaan lembaga ekonomi masyarakat

Usaha terus menerus menjaga stabilitas ekonomi

FUNGSI PERENCANAAN :

Terdapat pengarahan kegiatan, pedoman kegiatan kepada pencapain tujuan

pembangunan.

Terdapat perkiraan potensi, prospek perkembangan, hambatan & risiko masa y.a.d.

Memberi kesempatan mengadakan pilihan terbaik.

Dilakukan penyusunan skala priorotas dari segi pentingnya tujuan.

Sebagai alat mengukur / standar terhadap pengawasan evaluasi.

Dari sudut pandang ekonomi, perlunya perencanaan adalah :

1. Agar penggunaan sumber pembangunan terbatas dapat efesien dan efektif, sehingga

terhindar dari pemborosan.

2. Agar perkembangan / pertumbuhan ekonomi menjadi mantap

3. Agar tercapai stabilitas ekonomi dalam menghadapi siklus konjungtur.

Syarat-syarat keberhasilan suatu perencanaan pembangunan :

1. Komisi perencanaan ; terorganisir dan ahli.

2. Data statistik.

3. Tujuan.

4. Penetapan sasaran & prioritas ; secara makro dan sektoral.

5. Mobilisasi sumber daya ; luar negeri & dalam negeri (Saving, Laba & Pajak)

6. Kesinambungan perencanaan.

7. Sistim administrasi yang efesien ; kuat, tidak korup (Lewis)

8. Kebijaksanaan pembangunan yg tepat

9. Administrasi yg ekonomis

10. Dasar pendidikan.

Metodologi |

Page 11: Bab 3 Metodologi

711. Teori konsumsi; menurut GALBRAITH (1962)

12. Dukungan masyarakat; rencana nasional

b. Sifat dan Peranan Perencanaan Ekonomi

Selama dua dekade sejak tahun 1950, dunia ditandai dengan munculnya bangsa-

bangsa yang belum maju sebagai suatu kekuatan ekonomi dan politik yang berkembang

cukup pesat dalam dunia internasional. Negara-negara sedang berkembang (NSB)

tersebut semakin meningkat aspirasinya untuk mengejar ketertinggalannya di bidang

ekonomi dari negara-negara maju. Hal ini ditunjukkan oleh diterimanya secara universal

perencanaan pembangunan sebagai sarana yang utama untuk mencapai pertumbuhan

ekonomi yang cepat.

Pengertian perencanaan ekonomi adalah usaha secara sadar dari suatu pusat

organisasi untuk mempengaruhi, mengarahkan, serta dalam beberapa hal bahkan

mengendalikan perubahan variabel-variabel ekonomi yang utama (misalnya GDP,

konsumsi, investasi, tabungan dan lain-lain) dari suatu negara atau wilayah tertentu

selama periode waktu tertentu sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Jadi inti dari perencanaan ekonomi adalah gagasan-gagasan tentang

pengaruh, pengarahan dan pengendalian.

Suatu rencana ekonomi bisa juga dianggap serangkaian sasaran (target) ekonomi

secara kuantitatif yang khusus dan harus dicapai dalam suatu jangka waktu tertentu.

Rencana eknomi bisa bersifat menyeluruh (komprehensif) atau parsial. Suatu rencana

yang bersifat komprehensif menetapkan sasarannya mencakup selurh aspek-aspek

pokok perekonomian nasional. Sedangkan rencana yang bersifat parsial mencakup

sebagian dari perekonomian nasional seperti sektor industri, sektor pertanian, sektor luar

negeri dan sebagainya.

Para pendukung perencanaan pembangunan ekonomi di NSB mengemukakan

bahwa perekonomian pasar (market economy) yang tidak terkendali dapat dan seringkali

mengakibatkan negara-negara tersebut mengalami kemandegkan ekonomi, gejolak

harga, dan tingkat pengerjaan yang rendah. Secara lebih spesifik, mereka menyatakan

bahwa ekonomi pasar tidak sesuai dengan tugas operasional negara-negara miskin,

yakni bagaimana memobilisir sumberdaya yang terbatas sedemikian rupa sehingga

Metodologi |

Page 12: Bab 3 Metodologi

7menimbulkan suatu perubahan struktural yang dibutuhkan agar dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dengan lancar, cepat dan seimbang. Oleh

karena itu, perencanaan telah diterima sebagai suatu sarana yang esensial untuk

mengarahkan dan memacu pertumbuhan ekonomi di NSB.

Seringkali orang membagi sistem perekonomian secara umum menjadi 2 yaitu

perekonomian pasar (market economy) dan perekonomian berencana (planned

economy). Namun demikian sebenarnya tidak ada perekonomian yang benar-benar

berencana ataupun yang benar-benar tidak berencana, karena masalah perencanaan

adalah suatu masalah kadar atau derajatnya saja.

Oleh karena itu, dari sudut pandang yang statis tentang alokasi sumberdaya yang

optimal dan efisien secara ekonomis, sistem sosialis yang terdesentralisasi dapat

dikatakan termasuk kategori pasar. Namun demikian, sejauh bahwa tingkat tabungan

ditentukan oleh badan perencanaan pusat dan secara sadar menyisihkannya untuk

membiayai investasi pada masa yang akan datang, maka aspek dinamis dari sistem

sosialis yang terdesentralisasi tersebut menunjukkan suatu hubungan yang erat dengan

perekonomian berencana.

c. Proses Perencanaan Ekonomi

Proses pembangunan bisa dibagi menjadi 4 tahap. Biasanya ke empat tahap

tersebut itu ditetapkan dalam suatu rangkaian yang dimulai pada saat tujuan ditetapkan

oleh pemimpin politik dan diterjemahkan kedalam target kuantitatif untuk pertumbuhan,

penciptaan kesempatan kerja, distribusi pendapatan, pengurangan kemiskinan dan

seterusnya. Para pemimpin politik harus menetapkan prioritas-prioritas tujuan untuk

mengarahkan para perencana jika terjadi konflik tujuan. Hasilnya adalah suatu fungsi

kesejahteraan yang memberikan suatu ukuran apakan perencanaan (dan para

perencana) akan memenuhi tujuan nasional atau tidak. Ukuran tersebut merupakan

fungsi dan target-target tujuan yang biasanya cukup banyak jumlahnya. Umumnya orang

menetapkan target kenaikan untuk suatu tujuan atau lebih, misalnya kenaikan GNP 6

persen pertahun dan kenaikan tingkat pengerjaan sebesar 4 persen per tahun, dan

kemudian memerintahkan kepada perencana untuk mengembangkan program-program

untuk mencapai tujuan tersebut.

Alternatif lain adalah suatu fungsi kesejahteraan yang menunjukkan peringkat

(urutan tujuan), yang membuat para perencana untuk melakukan pertimbangan, misalnya

Metodologi |

Page 13: Bab 3 Metodologi

7pertumbuhan dan pengerjaan (employment), yang akhirnya lebih memprioritaskan

pertumbuhan. Itulah hal-hal yang biasanya dilakukan pada tahap pertama proses

perencanaan ekonomi.

Tahap kedua adalah mengukur ketersediaan sumberdaya-sumberdaya yang

langka selama periode perencanaan tersebut; tabungan, bantuan luar negeri, penerimaan

pemerintah, penerimaan ekspor, tenaga kerja yang terlatih dan lain-lain. Kesemuanya itu,

bersama dengan keterbatasan administrasi dan organisasi merupakan kendala yang

mengendalikan kemampuan perekonomian tersebut untuk mencapai target-targetnya.

Pada tahap ketiga hampir semua dari upaya ekonomi ditujukan untuk memilih

berbagai cara (kegiatan dan alat) yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan. Pada

tahap ini ditetapkan proyek-proyek investasi seperti jalan raya, jaringan irigasi, pabrik-

pabrik, pusat-pusat kesehatan, yang termasuk dalam perencanaan nasional,

kebijaksanaan-kebijaksanaan harga, seperti nilai kurs, tingkat bunga, upah, pengaturan

pajak atau subsidi yang semuanya ini bisa merangsang perusahaan-perusahaan swasta

untuk mengembangkan tujuan-tujuan pembangunan, dan perubahan keuangan

(perbankan) atau penataan kembali sektor pertanian, yang bisa mengurangi hambatan-

hambatan untuk mengubah dan mendukung kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya.

Akhirnya, perencanaan mengerjakan pemilihan kegiatan-kegiatan yang mungkin

dan penting untuk mencapai tujuan tanpa terganggu oleh adanya kendala-kendala

sumberdaya dan organisasional. Hasil dari proses ini adalah strategi pembangunan atau

rencana yang mengatur kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama beberapa tahun.

Rangkaian perencanaan seperti ini hanya akan dapat berjalan baik jika para

pemimpin politik mampu menetapkan tujuan-tujuan sosial dan prioritas-prioritas secara

cukup jelas bagi para perencana. Dalam beberapa kasus para pemimpin tidak bisa

secara rasional menetapkan prioritas-prioritas sesuai teori tanpa memiliki pandangan

terlebih dahulu tentang trade-off diantara tujuan-tujuan, misalnya berapa banyak

pertumbuhan harus dikorbankan untuk meningkatkan pengerjaan yang diinginkan.

Suatu perubahan dalam rangkaian perencanaan bisa membantu untuk

mengelakkan jalan buntu itu. Para perencana bisa memulai dengan menetapkan

seperangkat tujuan alternatif dan prioritas-prioritas, kemudian menyiapkan strategi-

strategi alternatif (rangkaian kegiatan), yang masing-masing dirancang untuk

menunjukkan yang terbaik pada suatu prioritas-prioritas yang berbeda-beda.

Metodologi |

Page 14: Bab 3 Metodologi

74. Macam–macam Strategi Pembangunan Ekonomi

Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas

faktor – faktor (variabel) yang akan dijadikan faktor / variabel utama yang menjadi

penentu jalannya proses pertumbuhan (Surono, 1993). Beberapa strategi pembangunan

ekonomi yang dapat disampaikan adalah :

a). Strategi Pertumbuhan

Di dalam pemikiran ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria utama bagi pengukuran

keberhasilan pembangunan. Selanjutnya dianggap bahwa dengan pertumbuhan ekonomi

buah pembangunan akan dinikmati pula oleh si miskin melalui proses merambat ke

bawah (trickle down effect) atau melalui tindakan koreksi pemerintah mendistribusikan

hasil pembangunan. Bahkan tersirat pendapat bahwa ketimpangan atau ketidakmerataan

adalah merupakan semacam prasyarat atau kondisi yang harus terjadi guna

memungkinkan terciptanya pertumbuhan, yaitu melalui proses akumulasi modal oleh

lapisan kaya. Strategi ini disebut strategi pertumbuhan.

Inti dari konsep strategi ini adalah :

Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan

modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan

memusatkan, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui

proses merambat ke bawah (trickle-down-effect), pendistribusian kembali.

Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan

terciptanya pertumbuhan ekonomi.

Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang

terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.

b) Strategi Pembangunan dengan Pemerataan

Keadaan sosial antara si kaya dan si miskin mendorong para ilmuwan untuk mencari

alternatif. Alternatif baru yang muncul adalah strategi pembangunan pemerataan. Strategi

ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada pertumbuhan

Metodologi |

Page 15: Bab 3 Metodologi

7pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan pembangunan melalui teknik social

engineering, seperti melalui penyusunan rencana induk, paket program terpadu. Dengan

kata lain, pembangunan masih diselenggarakan atas dasar persepsi, instrumen yang

ditentukan dari dan oleh mereka yang berada “diatas” (Ismid Hadad, 1980). Namun

ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah

pokok yang dihadapi negara-negara sedang berkembang seperti pengangguran masal,

kemiskinan struktural dan kepincangan sosial.

c) Strategi Ketergantungan

Teori ketergantungan muncul dari pertemuan ahli-ahli ekonomi Amerika Latin pada tahun

1965 di Mexico City. Menjelaskan dasar-dasar kemiskinan yang diderita oleh negara-

negara sedang berkembang, khususnya negara-negra Amerika Latin. Yang menarik dari

teori ketergantungan adalah munculnya istilah dualisme utara-selatan, desa-kota,

corepriphery yang pada dirinya mencerminkan adanya pemikiran pembangunan yang

berwawasan ruang.

Pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan.

Konsep ini timbul dikarenakan tidak sempurnanya strategi pertumbuhan dan strategi

pembangunan dengan pemerataan.

Inti dari konsep strategi ketergantungan adalah :

Kemiskinan di negara–negara berkembang lebih disebabkan karena adanya

ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu

negara ingin terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut

harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari

ketergantungandari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah

meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam

bidang produksi, lebih mencintai produk nasional.

Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “. . . . .teori

ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi

semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun masyarakat

sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gampang sekali bagi kita untuk

menumpahkan semua kesalahan pada pihak luar yang memeras, sementara pemerasan

Metodologi |

Page 16: Bab 3 Metodologi

7yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja . . . . . “ ( Kothari

dalam Ismid Hadad, 1980 ).

d) Strategi yang Berwawasan Ruang

Pada argumentasi Myrdall dan Hirschman terdapat dua istilah yaitu “back-wash effects”

dan “spread effects” .

“Back-wash Effects” adalah kurang maju dan kurang mampunya daerah-daerah miskin

untuk membangun dengan cepat disebutkan pula oleh terdapatnya beberapa keadaan

yang disebut Myrdall.

“spread effects” (pengaruh menyebar), tetapi pada umumnya spread-effects yang

terjadi adalh jauh lebiih lemah dari back-wash effectsnya sehingga secara keseluruhan

pembangunan daerah yang lebih kaya akan memperlambat jalnnya pembangunan di

daerah miskin.

Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah bahwa Myrdall tidak percaya bahwa

keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya,

sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.

Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok

Sasaran strategi ini adalah menaggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini

selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975,

dengan dikeluarkannya dokumen: Employment, Growth, and Basic Needs : A One

World Problem. ILO dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak

mungkin dapat dipengaruhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang

bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada

penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok dan sejenisnya.

5. Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pembangunan

Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa yang akan digunakan dalam proses

pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan “Apa tujuan yang hendak dicapai.?”

Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan masyarakat yang mandiri, maka

strategi ketergantungan-lah yang mungkin akan dicapai. Jika tujuan yang ingin dicapai

Metodologi |

Page 17: Bab 3 Metodologi

7adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang berwawasan ruang-lah yang akan

dipergunakan.

Perkembangan Ekonomi suatu negara dapat dilihat dari perubahan-perubahan di dalam

stabilitas atau keseimbangannyan kapasitas perekonomian dalam jangka waktu yang

lama. Ada beberapa karakteristik perkembangan ekonomi modern yang ditinjau dari

interrelasi, yaitu:

- Tingginya tingkat pengeluaran perkapita dengan meningkatnya produktifitas

tenaga kerja yang cepat

- Tingginya tingkat penghasilan perkapita yang dapat mengubah tingginya tingkat

konsumsi perkapita

- Teknologi yang maju guna merubah structural skala produk dan karakteristik unit

usaha ekonomi yang dicapai.

Ekonomi Pembangunan adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari

tentang pembangunan perekonomian masyarakat di negara berkembang atau suatu

cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-

negara yang sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-

masalah tersebut supaya negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya

lebih cepat lagi.

Pembangunan ekonomi adalah proses yang menyebabkan pendapatan perkapita

penduduk suatu masyarakat meningkatkan atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk

mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya atau Suatu proses yang

menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkatkan dalam jangka panjang.

Meningkatnya pendapatan perkapita merupakan cerminan dari timbulnya perbaikan

dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Tujuan pembangunan ekonomi adalah

menciptakan pertumbuhan GNP. Pertumbuhan GNP ditunjukkan dengan meningkatnya

mutu pendidikan, menambahnya penghasilan pertanian, kurangnya angka kemiskinan,

dan bertambahnya modal Negara.

Manfaat pembangunan ekonomi yaitu :

- Meningkatnya GNP.

Metodologi |

Page 18: Bab 3 Metodologi

7- Mengurangi pengangguran.

- Meningkatkan kemakmuran.

- Pengelolaan alam yang lebih baik.

- Modal yang terkumpul.

- Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi yaitu :

Ukuran suatu Negara (geografis, penduduk dan pendapatan)

Sistem & struktur politik

Latar belakang histories

Hubungan internasional

Bantuan modal internasional

Pemerataan & pertumbuhan penduduk

Pendidikan

Teknologi

Ciri perencanaan pembangunan :

- Berisi upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi

- Meningkatnya pendapatan perkapita

- Merubah struktur ekonomi

- Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat

- Pemerataan pembangunan

6. Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia yang Diarahkan pada Repelita

Metodologi |

Page 19: Bab 3 Metodologi

7Sebelum orde baru strategi pembangunan diIndonesiasecara teori telah diarahkan pada

usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya

nampak adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan

kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.

Sedangkan pada awal orde baru, strategi pembangunan diIndonesia lebih diarahkan

pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama

usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi).

Dari keterangan pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi

pembangunan di Indonesiatidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai

contoh selain strategi pemerataan pembangunan, Indonesiatidak mengesampingkan

strategi pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya

wilayahIndonesiadengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan seterusnya).

Periode ini kemudian disusul dengan periode Repelita dan dalam setiap Repelita,

khususnya sejak Repelita II, strategi pembangunan ekonomi yang diberlakukan di

Indonesia adalah strategi yang mengacu pada pertumbuhan yang sekaligus berorientasi

pada keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan, dan juga keadilan (pemerataan)

antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini tidak didasarkan pada pembagian

secara adminstratif politis yang ada.

Strategi tersebut dipertegas dengan ditetapkannya sasaran atau titik berat setiap

Repelita, yakni :

Tujuan Analisis Ekonomi Pembangunan :

- Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan  ketiadaan pembangunan.

- Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan  keterlambatan pembangunan.

- Mengemukakan cara-cara pendekatan yang  dapat ditempuh untuk mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi sehingga mempercepat   jalannya

pembangunan.

Manfaat Perencanaan adalah :

Metodologi |

Page 20: Bab 3 Metodologi

7Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan,

adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian

tujuan pembangunan.

Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam

masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan

prospek-prospek perkembangan, tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan risiko-

risiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidak pastian dapat

dibatasi seminim mungkin.

Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara

yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik. Dengan

perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi

pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya. Dengan adanya rencana

maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi.

Penggunaan dan aloksi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara

lebih efisien dan efektif. Diusahakan dihindarinya keborosan-keborosan. Suatu usaha

untuk mencapai output/hasil secara maksimal daripada sumber-sumber yang tersedia.

Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi

yang terus-menerus dapat ditingkatkan. Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas

ekonomi, menghadapi siklus konjungtur.

Metodologi |