bab 3 metodologi penelitian

Upload: rinto-syahreza

Post on 07-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Adalah contoh bentuk Bab 3 Metodologi penelitian untuk mata kuliah Teknik pertambangan S1

TRANSCRIPT

FYP Template

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas nikmat kesehatan, pengetahuan, serta kepedulian yang diberikan sehingga skripsi dengan judul Dampak Penambangan Batubara Terhadap Pengembangan Sosial Ekonomi dan Lingkungan di Kabupaten Kuitaikartanegaraini dapat kami telaah dengan InsyaAllah sebagaimana mestinya.

Dalam kesempatan ini kami bermaksud mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut mendukung dan membantu atas terselesaikannya kegiatan kami ini:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat karya tulis ini.

2. Amalia Sawitri Wahyuningsih selaku penulis skripsi yang kami telaah

3. Ibu Dosen selaku penanggungjawab mata kuliah metodologi penelitian yang telah mendukung dan mengarahkan dalam kegiatan telaah skripsi ini.

4. Teman-teman yang telah memberi motivasi dalam kegiatan penelaahan Skripsi ini.

Tulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya.

Surabaya, Juli 2013Penulis

JudulABSTRAK

Pada paragraf pertama kolom abstrak , penulis mengawali pemaparan abstrak melalui penjelasan terkait latar belakang mengenai keberadaan sumber daya alam yang ada di Kutai Kartanegara. Dengan konteks kalimat sebagai berikiut : Kutai Kartanegara me satu Kabupaten di Kalimantan Timur yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, salahsatu diantaranya adalah penambangan batubara. Dalam proses eksploitasinya menimbulkan dampak terhadap sosial ekonomi

Pada paragraf kedua kolom abstrak,penulis memaparkan tujuan yang hendak dicapainya melalui penelitiannya ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang dampak sosial ekonomi dan lingkungan fisik, kimia dan biologi terkait dengan penambangan batubara di Kutai Kartanegara

Paragraf selanjutnya kemudian dipaparkan terkait dengan metodologi penelitian yang digunakan dan yang dikaji di dalam penelitian ini dimana Strategi untuk mencapai tujuan di atas dilakukan pendekatan Penelitian dari aspek ekonomi, sosial budaya dan aspek ekologi (lingkungan) dan mengevaluasi program-program CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan batubara baik berdasarkan data primer maupun data sekunder melalui quisioner, indepthinterview, observasi, dokumentasi, dan studi pusta

Untuk paragraf kempat sendiri, berisi hasil penelitian yang dirangkaiakan dengan kesimpulan penelitian dimana Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertambangan batubara memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat di sekitar perusahaan, yaitu meningkatkan pendapatan per bulan, memberikan peluang kerja dan peluang usaha sehingga dapat memberbaiki ekonomi masyarakat. Disisi lain, kegiatan usaha pertambangan batubara memberikan dampak negatif terhadap kondisi sosialf dan keadaan lingkungan di wilayah daerah pertambangan.sehingga esensinya kemudian dengan mengetahui, segala macam bentuk pengaruh atau dampak yang diakibatkan oleh keberadaan suatu perusahaaan tambang batu bara yang terkhususnya di wilayah kutai karta Negara, maka solusi-solusi inovatif dan kreatif untuk melakukan pencegahan dan penanganan terkait dampak (negative )yang ditimbulkan oleh keberadaaan suatu perusahaan tambang di suatu wilayah, menjadi tanggung jawab pemerintah,kalangan akademisi, dan instansi terkait

Kata kunci:

JudulABSTRACT

Keywords:

Halaman ini sengaja dikosongkan

DAFTAR ISIKATA PENGANTARiABSTRAKiiABSTRACTiiiDAFTAR ISIvDAFTAR TABELviDAFTAR GAMBARviiBAB 1 PENDAHULUAN11.1Latar Belakang11.2Rumusan Masalah11.3Tujuan1BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA32.1Dampak Pertambangan BatuBara32.1.1Pengertian Dampak32.2Pengertian Dampak Lingkungan2.2.1Pengertian dan Klasifikasi Alga3BAB 3 METODE PENELITIAN53.1Kerangka Penelitian53.2Tahapan Penelitian53.2.1Studi Literatur53.2.2Ide Studi5BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN64.1Analisis Awal64.1.1Hasil Analisis Awal64.2Penelitian Pendahuluan6BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN75.1Kesimpulan75.2Saran7DAFTAR PUSTAKA8LAMPIRAN A9LAMPIRAN B10LAMPIRAN C11LAMPIRAN D12

ix10

11

DAFTAR TABELTabel 2.1 Kriteria Desain HRAP3Tabel 4.1 Data Primer Hasil Analisi Awal6Tabel C.1 Hasil Analisis Parameter Uji11

DAFTAR GAMBARGambar 2.1 Alternatif Pengolahan Limbah (Diadaptasi dari Santhanam, 2008)3Gambar 4.1 Lokasi Pengambilan Sampel di Saluran Drainase Jalan Arief Rahman Hakim (Google Maps, 2013)6Gambar D.1 Kondisi Fisik Reaktor Running ke-1 Hari ke 212

PENDAHULUANLatar BelakangPada paragraf pertama point latar belakang,dijelaskan mengenai letak geografis beserta data-data kewilayahan dari kabupaten Kutai kartanegara. Dimana Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu dari 13 kabupaten/kota yang terdapat di Propinsi Kalimantan Timur. Dari ibukota Propinsi Kalimantan Timur (Samarinda) ke Tenggarong (Ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara), cukup ditempuh dengan peralanan darat selama 30 - 45 menit (sekitar 25 km). Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas

wilayah sekitar 27.263,10 km2 terletak antara 11526 Bujur Tim Bujur Timur dan 128 Lintang Utara sampai

Kartanegara merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Malinau, Kutai Timur dan Kota Bontang pada sisi sebelah utara. Pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Selat Makasar, sebelah selatan berbatasan dengan Kota Balikpapan dan juga Kabupaten Penajam Paser Utara, dan sisi sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat. Sedangkanwilayah Kota Samarinda dikelilingi oleh seluruh wilaya

Kabupaten Kutai Kartanegara kini terdiri dari 18 Kecamatan dan 226 desa/ kelurahan (termasuk desa persiapan). Jumlah desa/kelurahan ini meningkat bila dibandingkan dari tahun 1999 ketika awal pemekaran wilayah Kutai menjadi 3 kabupaten dan 1 kota. Pada tahun tersebut jumlah desa/kelurahan tercatat 186 desa/kelurahan. Dengan demikian ada pertambahan 34 desa/kelurahan atau 18,28 persen dari tahun 1999. Bila diamati dari letak geografisnya, dari 226 desa/kelurahan tersebut sebanyak 28 desa/kelurahan atau 12,38 persen merupakan daerah pesisir yang langsung berbatasan dengan laut (selat Makasar).

Pada paragraf berikutnya kemudian ,dijelaskan hubungan keterkaitan antara wilayah kutai kartanegara dengan konsep pertambangan migas dan non migas dengan konteks kalimat :Kegiatan pertambangan di Kutai Kartanegara mencakup pertambangan migas dan non migas. Dari kegiatan tersebut minyak bumi dan gas alam merupakan hasil tambang yang sangat besar pengaruhnya terhadap perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya dan Provinsi Kalimantan Timur umumnya karena hingga kini kedua hasil tambang tersebut merupakan komoditi ekspor utama. Perkembangan produksi batubara misalnya pada tahun 2006 mencapai 467.275,07 metrik ton dari empat perusahaan tambang yang memasukkan data pada dinas pertambangan.

Selanjut di paragraph berikutnya dijelaskan bahwa Kutai Kartanegara merupakan salah satu Kabupaten yang kaya dengan sumber daya alamnya, potensi sumber daya alam yang sudah dikelola secara besar besaran adalah potensi pertambangan batubara,dimana hal itu akan memberi dampak positif maupun negatif. Hal inilah yang kemudian membuat penulis tertarik untuk meneliti dampak penambangan batubara terhadap pengembangan social ekonomi,dan lingkungan di kabupaten Kutai Kartanegara .

2

Rumusan MasalahDari latar belakang yang telah dipaparkan tadi maka rumusan masalah yang hendak diajukan oleh penulis sebagai bahan kajian penelitian nantinya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak pertambangan batubara terhadap aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara ?

2. Bagaimana dampak pertambangan batubara terhadap kualitas lingkungan di Kabupaten Kutai Kartanegara ?

3. Bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan menanggulangi dampak pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kutai Kartanegara ?

TujuanMelalui penulisan skripsi ini penulis kemudian memiliki suatu tujuan yang hendak

dicapai yaitu :

1. Mengetahui dampak sosial ekonomi bagi masyarakat terkait dengan penambangan batubara di Kutai Kartanegara.

2. Mengetahui dampak lingkungan akibat penambangan batubara Kutai Kartanegara.

3. Menyusun strategi penanggulangan dampak pertambangan batubara yang perlu dilaksanakan oleh perusahaan pertambangan di Kabupaten Kutai Kartanegara. 15

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Dampak Pertambangan Batubara

2.1.1. Pengertian Dampak

Pada point 2.1.1 penulis menjelaskan terlebih dahulu mengenai definisi dari dampak dimana penulis mengacu pada beberapa teori yaitu: Dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dampak lingkungan didefinisikan sebagai suatu perubahan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu dan atau kegiatan. Sementara itu, Soemarwoto (2005) mendefinisikan dampak sebagai suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas di mana aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik, dan biologi.

2.1.2 Dampak Penambangan Batubara terhadap Lingkungan

berikutnya kemudian penulis menjelaskan relasi antara penambangan batu bara

terhadap lingkungan dengan konteks kalimat Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan usaha yang kompleks dan sangat rumit, sarat risiko, merupakan kegiatan usaha jangka panjang, melibatkan teknologi tinggi, padat modal, dan membutuhkan aturan regulasi yang dikeluarkan oleh beberapa sektor. Selain itu, kegiatan pertambangan mempunyai daya ubah lingkungan yang besar sehingga memerlukan perencanaan total yang matang sejak tahap awal sampai pasca tambang. Seharusnya pada saat membuka tambang, sudah harus difahami bagaimana menutup tambang yang menyesuaikan dengan tata guna lahan pasca tambang sehingga proses rehabilitasi/reklamasi tambang bersifat progresif, sesuai rencana tata guna lahan pasca tambang.

Zulkiflimansyah (2007) menambahkan bahwa terdapat dampak negatif lain selain lubang tambang dan air asam tambang yang langsung timbul dari kegiatan pertambangan seperti berkurangnya debit air sungai dan tanah, pencemaran air, kerusakan hutan hingga erosi

5

dan sedimentasi tanah, dimana dampak ini masih menjadi masalah yang belum terpecahkan secara tuntas dalam kegiatan pertambangan di Indonesia.

Studi yang dilakukan oleh Suhala et al. (1995) misalnya, menjelaskan bahwa penambangan batubara di Bukit Asam (Sumatera Selatan) dan Ombilin (Sumatera Barat) selain berdampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan sumber energi, juga berdampak negatif terhadap lingkungan, yaitu terjadinya perubahan topografi karena terbentuknya lubang-lubang besar bekas galian tambang, gangguan hidrologi, perubahan aliran permukaan, penurunan mutu udara dengan meningkatnya debu di udara, penurunan kesuburan tanah, berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna serta timbulnya masalah sosial di masyarakat sekitar lokasi penambangan.

2.1.3 Dampak Penambangan Batubara terhadap Sosial dan Ekonomi

Pada ponit ini kemudian dijelaskan kaitan antara penambangan batu bara terhadap

sosial dan ekonomi (secara teoritis). Berbagai dampak potensial di sektor sosial dan ekonomi dapat terjadi akibat adanya penambangan batubara di suatu wilayah, baik dampak positif maupun dampak negatif. Berbagai dampak positif diantaranya tersedianya fasilitas sosial dan fasilitas umum, kesempatan kerja karena adanya penerimaan tenaga kerja, meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar tambang,dan adanya kesempatan berusaha. Di samping itu dapat pula terjadi dampak negatif diantaranya munculnya berbagai jenis penyakit akibat menurunnya kualitas udara, meningkatnya kecelakaan lalu lintas, dan terjadinya konflik sosial saat pembebasan lahan.

2.2 Potensi Pertambangan Batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara

Selanjutnya kemudian dibahas terkait potensi tambang batubara di kabupaten kutai kartanegara Keberadaan potensi sumberdaya mineral Kabupaten Kutai Kartanegara sangat dirasakan dalam pemanfaatannya sebagai sumber devisa negara

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki cadangan batubara yang cukup besar. Hal tersebut ditunjukkan oleh perkembangan produksi batubara, dimana pada tahun 2002 produksinya mencapai 7,37 juta MT dan pada tahun 2006 produksinya meningkat dan

6

mencapai sekitar 13,21 juta MT dan pada tahun 2007 produksinya mencapai 69,22 juta MT (Bappeda Kab. Kutai Kartanegara, 2008).

Mengingat keberadaan sumberdaya batubara sebagai sumber keuangan negara, maka ada tuntutan dalam mewajibkan untuk dimanfaatkan secara optimal dan diamankan dari berbagai dampak negatif seperti kerusakan dan pencemaran lingkungan agar pembangunan dapat terus beijaian secara berkelanjutan (Sustainable development). Oleh karena itu di dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan batubara atau kegiatan sektor lainnya harus dilakukan berbagai tahapan kegiatan pengelolaan lingkungan dalam berbagai tingkatan kegiatan aktifitas penambangan, sehingga berbagai kemungkinan dampak- dampak negatif tersebut dapat diminimalkan .

2.3 Metode dan Tahap Penambangan Batubara

2.3.1 Metode Penambangan Batubara

Kegiatan pertambangan batubara merupakan kegiatan eksploitasi sumberdaya alam

yang tidak dapat diperbaharui dan umumnya membutuhkan investasi yang besar terutama

untuk membangun fasilitas infrastruktur.

Kegiatan penambangan batubara dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode

yaitu (Sitorus, 2000):

1. Penambangan permukaan (surfaceZ shallow mining), meliputi tambang terbuka, penambangan dalam jalur dan penambangan hidrolik.

2. Penambangan dalam {subsurfarce/deep mining).

2.3.2 Sistem penambangan batubara yang diterapkan oleh perusahaan- perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sistem tambang terbuka (Open Cut Mining). Penambangan batubara dengan sistem tambang terbuka dilakukan dengan membuat jenjang (Bench) sehingga terbentuk lokasi penambangan yang sesuai dengan kebutuhan penambangan. Metode penggalian dilakukan dengan cara membuat jenjang serta membuang dan menimbun kembali lapisan penutup dengan cara back filling per blok penambangan serta menyesuaikan kondisi penyebaran deposit sumberdaya mineral, (Suhala etal., 1995). Tahap Persiapan Penambangan Batubara

Beberapa tahap persiapan penambangan batubara khususnya pada penambangan

terbuka (open cut mining) adalah kegiatan yang dilakukan sebelum penambangan yang

mencakup:

a. Perintisan (Pioneering)

Perintisan (Pioneering) adalah kegiatan persiapan yang mencakup pembuatan sarana

jalan angkut dan penanganan sarana air drainase (saluran).

b. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Pembabatan (Clearing) adalah kegiatan atau pekerjaan pembersihan daerah yang

akan ditambang dari semak-semak, pohon-pohon kecil dan tanah maupun bongkahan-

bongkahan yang menghalangi pekerjaan selanjutnya.

c. Penggalian dan Pemindaha Tanah Penutup (Overburden)

Lapisan tanah penutup merupakan lapisan tanah atau batuan yang berada diantara

lapisan tanah pucuk (top soil) dan lapisan batubara. Pengupasan tanah penutup (Overburden) yang dilakukan pada lapisan tanah penutup biasanya dilakukan bersama-sama dengan land clearing dan menggunakan bulldozer dan excavator kelas V700 sampai PC3000.d. Penggalian Batubara

Setelah kegiatan penimbunan lapisan tanah penutup (Overburden), selanjutnya

dilakukan penggalian batu bara. Pekerjaan penggalian batubara ini menggunakan peralatan berupa bulldozer D85 yang dilengkapi alat garu. Setelah batubara dibongkar, kemudian batubara dikumpulkan dengan bulldozer yang memiliki blade. Batubara selanjutnya dimuat dengan menggunakan excavator untuk dimasukkan kedalam alat angkut Dump TruckHD465 dengan kapasitas 50 ton untuk diangkut keinstalasi pengolahan batubara.

e. Reklamasi dan Revegetasi Lahan Bekas Tambang Batubara

Reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang batubara dilakukan setelah penambangan dimulai pada pit tambang berikutnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memulihkan kondisi lahan sehingga mendekati kondisi awal sebelum penambangan dilakukan. Setiadi (1999), mendefinisikan revegetasi sebagai suatu usaha manusia untuk memulihkan lahan kritis

di luar kawasan hutan dengan maksud agar lahan tersebut dapat kembali berfungsi secara normal.

2.4 Kebijakan Pengelolaan Pertambangan Batubara di Indonesia

Ada sejumlah peraturan perundangan bidang pertambangan yang berlaku di Indonesia. Keseluruhan peraturan ini menginduk pada sebuah undang-undang No. 11 Tahun 1967 yang biasa disebut juga dengan UU pokok pertambangan/1967, UU ini dikeluarkan untuk mengganti UU No. 37/Prp/ Tahun 1960 yang lahir sebagai pengganti Indischen Minjwet

1899, sebuah UU pertambangan produk pemerintah kolonial Hindia-Belanda (Bachriadi, 1998).

Untuk mengatur pelaksanaan pengelolaan pertambangan secara formal maka telah diterbitkan beberapa peraturan yang menyangkut dan mengatur pengelolaan suatu kegiatan pertambangan, baik yang diterbitkan oleh pemerintah pusat (UU, PP, Kepres, Kepmen, dll) dan juga yang diterbitkan oleh pemerintah daerah propinsi dan kabupaten berupa perda-perda yang berkaitan dengan pengelolaan pertambangan, Adapun peraturan perundang-undangan tersebut antara lain;

A. Peraturan yang menyangkut Lingkungan :

1. UU No. 11 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Pertambangan.

2. UU No 32 tahun 2009 tentang pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup

3. PP No. 27 tahun 1999 tentang Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)

4. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2001 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL (termasuk di dalamnya kegiatan pertambangan Batubara)

5. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 02 tahun 2000 tentang Panduan penilaian dokumen

AMDAL

6.KEPMENLingkunganHidupNo.12 tahun 1994 tentang Panduan

penyusunan rencanapengelolaanlingkungan (RKL) dan rencana

pemantauan lingkungan (RPL)

7.KEPMEN LingkunganHidupNo.08 tahun 2000 tentang keterlibatan

masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL.

8. KEPMENLingkunganHidup No.09 tahun 2000 tentang pedoman

penyusunan AMDAL.

9. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 02 tahun 1988 tentang baku mutu udara ambien.

10. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 51 tahun 1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri.

11. KEPRES No. 32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung.

12. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 113 tahun 2003 tentang baku mutu air limbah cair bagi kegiatan dan/atau usaha pertambangan batubara.

B. Peraturan yang menyangkut Lingkungan Pertambangan

1. Kepmentambeng No. 103 tahun 1989 tentang pengawasan atas pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan dan rencanapemantauan lingkungan dalam

bidang pertambangan dan energi

2.KepmentambengNo.1211.K tahun1995tentang pencegahan dan

3. penanggulanganperusakandan pencemaran lingkungan pada kegiatan usaha

pertambangan umum

4.KepmentambengNo.1256.K tahun1996tentang pedoman teknis

5. penyusunan AMDAL untuk kegiatan pertambangan dan energi

6.Kepmen ESDMNo.1453.K tahun2000tentang pedoman teknis

7. penyelenggaraan tugas pemerintahan di bidang pertambangan umum.

8. Kep. Dirjen Tambeng No. 693.K tahun 1996 tentang pedoman teknis pengontrolan erosi dan sedimentasi untuk kegiatan pertambangan umum

9. Kep Dirjen Tambeng No. 336. K tahun 1996 tentang Jaminan Reklamasi

C. Peraturan Pemerintah Daerah Yang Menyangkut Lingkungan dan Pertambangan

Peraturan pemerintah daerah menyangkut pengelolaan lingkungan dan pertambangan,

dijabarkan masing-masing oleh kepala darah sesuia dengan kondisi daerahnya dengan

merujuk pada pertauran tentang lingkungan yang lebih tinggi, misalnya :

89

1. SK Gubernur Kalimantan Timur No. 339 tahun 1988 tentang baku mutu lingkungan hidup di Kalimantan Timur

2. Perda Kab. Kutai Kartanegara No. 09 Tahun 2003 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air di Kabupaten Kutai Kartanegara.

3. SK Bupati Kutai Kartanegara No. 180.188/HK-316/2003 tentang pedoman pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan pada kegiatan umum di

Kabupagten Kutai Kartanegara

Terkait dengan kebijakan pengelolaan pertambangan batubara, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang digunakan sebagai landasan di dalam kebijakan pengusahaan batubara, yaitu :

1. Kepmen ESDM No.1128 Tahun 2004, tentang Kebijakan Batubara Nasional.

2. Perpres No.5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.

Inpres No.2 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Batubara

1. yang Dicairkan Sebagai Bahan Bakar Lain..

10

METODE PENELITIANKerangka PenelitianKabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Timur yang memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup besar baik ,Dari potensi sumberdaya yang ada, pertambangan batubara merupakan faktor penentu pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Kutai Kartanegara sampai saat ini. Hal ini terlihat dari tingginya sumbangan sektor pertambangan dan penggalian terhadap peningkatan Produk Domestik RegionalBruto (PDRB) Kabupaten Kutai Kartanegara.

Di sisi lain sektor pertambangan berpotensi paling besar menimbulkan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan. Dampak sosial yang timbul seperti tumpang tindih penggunaan lahan, konflik sosial antara masyarakat dengan perusahaan, sedangkan dampak ekonomi seperti terbukanya lapangan pekerjaan, hilangnya mata pencaharian masyarakat, terbukanya peluang berusaha. Sementara itu, pertambangan batubara juga memberikan dampak terhadap lingkungan (ekologi) yang timbul karena di sekitar lokasi pertambangan terjadi degradasi lahan, polusi air, udara, kebisingan, banjir, rusaknya bentang alam dan berbagai kerusakan lingkungan.

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3 di bawah ini:

Gambar 3. Kerangka Pikir Kajian Dampak Pertambangan Batubara terhadap Pengembangan Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Tahapan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Subana (2001), penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berangsung dan menyajikan hasil penelitian secara jelas dan akurat berdasarkan dukungan data yang diperoleh secara up to date.

Dalam penelitian ini, penulis berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang telah diperoleh dari kuesioner, observasi, wawancara dan penelusuran pustaka. Penelitian dirancang dalam tiga tahapan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tahap pertama adalah mengkaji secara mendalam dampak yang ditimbulkan dari setiap aktivitas pertambangan batubara dilihat dari aspek sosial dan ekonomi

Tahap kedua adalah mengkaji secara mendalam dampak yang ditimbulkan dari setiap aktivitas pertambangan batubara dilihat dari aspek lingkungan

Tahap ketiga adalah menyusun strategi pengelolaan dampak terutama dampak negatif dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan, mengurangi potensi konflik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kajian dampak pertambangan batubara terhadap pengembangan ekonomi, sosial, dan lingkungan di Kabupaten Kutai Kartanegara ini merupakan penelitian yang memadukan antara penelitian yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Namun demikian data-data yang bersifat kualitatif diupayakan diolah menjadi data kuantitatif sehingga dapat dengan mudah diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu untuk memudahkan menjastifikasi besaran dampak yang terjadi, seperti dengan menggunakan nilai persentasi ataupun kriteria lainnya.

Studi LiteraturDalam pengumpulan data, penulis menggunakan berbagai teknik pengumpulan data.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner, observasi, dan wawancara mendalam kepada responden yang ditentukan dengan teknik random (acak), serta studi literatur..

a. Kuisioner, dilakukan melalui penyebaran angket atau daftar pertanyaan yang

tersedia relevan dengan masalah yang diteliti. Kuisioner dimaksudkan untuk memperoleh data yang objektif terkait dengan dampak kegiatan

penambangan batubara baik yang bersifat pengembangan ekonomi, potensi dan penanganan konflik sosial, maupun ancaman kerusakan lingkungan. Adapun penyebaran angket kepada responden berjumlah 250 responden dari 4 kecamatan yang menjadi sampel kegiatan penelitian.

b. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dan informasi yang

dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala, peristiwa dan aspek-aspek yang diteliti di lokasi penelitian. Observasi ini akan dilakukan pada empat wilayah studi untuk mengetahui secara langsung kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan sekitar pertambangan batubara.

19

c. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan melakukan wawancara secara langsung berdasarkan pedoman yang telah disusun sebelumnya dengan pihak yang berkompeten dan berwenang terkait masalah yang diteliti antara lain:

1. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi o Badan Lingkungan Hidup Daerah Kutai Kartanegara

2. Pimpinan perusahaan pertambangan batubara

3. Dekan Fakultas Teknik Geologi Pertambangan

4. Tokoh Masyarakat,

5. LSM

C. Studi Literatur, mengumpulkan data dengan mempelajari, menelaah dan menganalisa data literatur, dokumen, peraturan serta referensi lainnya yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Adapun buku literatur yang diperlukan antara lain:

1. Data BPS Kutai Kartanegara

2. Data Dinas Pertambangan Kutai Kartanegara

3. Data BLHD Kutai Kartanegara

4. Data Bappeda Kutai Kartanegara

Ide StudiLokasi penelitian berada dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara,. Empat kecamatan ditetapkan sebagai lokasi penelitian yaitu Kecamatan Tenggarong, Tenggarong

Seberang, Loa Kulu, dan Sanga-Sanga. Penetapan lokasi penelitian dipilih secara sengaja

(purposive) dari 18 kecamatan, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Secara geografis, merupakan kecamatan dengan tingkat kepadapat penduduk yang tinggi dan aktivitas yang cukup ramai sehingga rentan terhadap dampak dari kegiatan pertambangan batubara.

2. Kecamatan dengan jumlah perusahaan pertambangan batubara terbanyak yang beroperasi.

3. Memiliki potensi lahan pertanian produktif yang besar namun terancam kelestariannya akibat aktivitas pertambangan yang memungkinkan dilakukan pada lahan pertanian produktif tersebut. Penelitian dilaksanakan mulai bulan februari sampai dengan bulan Nopember 2010,

terhitung sejak penyusunan skripsi ini .

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Dampak Pertambangan Batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara

12

ANALISIS DAN PEMBAHASANAnalisis AwalHasil Analisis Awal

Gambar 4.1 Lokasi Pengambilan Sampel di Saluran Drainase Jalan Arief Rahman Hakim (Google Maps, 2013)Tabel 4.1 Data Primer Hasil Analisi AwalPenelitian Pendahuluan

12

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanSaran

DAFTAR PUSTAKAAwuah, E. (2006). Pathogen Removal Mechanisms in Macrophyte and Algal Waste Stabilization Pond. Netherlands : Taylor & Francis/Balkema.Darminto. (2012). Penentuan Atribut, Nilai, dan Penanganan Penyakit Sapi. (A. Fauqy, Interviewer)Noerbambang, S. M., & Morimura, T. (2005). Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta: Pradnya Paramita.Oron, G., Shelef, G., Levi, A., Meydan, A., & Azof, Y. (1979). Algae/Bacteria Ratio in High-Rate Ponds Used for Waste Treatment. Applied and Environmental Microbiology , 570-576.Setiya, E. (2015). Panduan Tugas Akhir. Samarinda: Eka Publisher.Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustakabarupress.

LAMPIRAN AA.1 Analisis Nitrogen-Ammonium

LAMPIRAN B

LAMPIRAN CTabel C.1 Hasil Analisis Parameter Uji

LAMPIRAN D

Gambar D.1 Kondisi Fisik Reaktor Running ke-1 Hari ke 2