bab 3 penerapan collective action di indonesialontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-t 28047-aspek...

36
35 Universitas Indonesia BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIA Di Indonesia, setelah reformasi tahun 1998 semakin banyak upaya yang dilakukan baik dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk melawan korupsi. Upaya yang dilakukan oleh dunia usaha biasanya dilakukan secara internal melalui penerapan Good Corporate Governance. Salah satu perusahaan yang aktif melakukan upaya melawan korupsi adalah Siemens. Siemens sebagai salah satu perusahaan multinasional di Indonesia juga terus mendukung upaya melawan korupsi dengan menerapkan program kepatuhan di dalam perusahaan dan membagi pengalaman kepada pihak-pihak lain. Siemens telah mendapatkan skor tertinggi (100) di dalam Dow Jones Sustainability Index 2008 17 setelah melakukan perubahan mendasar di dalam program kepatuhannya. Program Kepatuhan Siemens yang diterapkan saat ini dibuat pada tahun 2007 dan 2008, yang awalnya dibuat sehubungan dengan skandal korupsi yang banyak terjadi di unit bisnis Siemens dan perusahaan-perusahaan regional Siemens. Program kepatuhan baru tersebut didasarkan pada sebuah sistem yang secara jelas menetapkan langkah-langkah Kepatuhan Siemens di seluruh dunia yang terdiri dari Pencegahan, Deteksi dan Tanggapan. Sebagai bagian dari program kepatuhan Siemens juga melaksanakan program Collective Action untuk melawan korupsi demi terciptanya iklim usaha yang bersih. 17 Siemens, Compliance In-Person Training, Maret 2009, hal. 60 Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Upload: lyanh

Post on 23-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

35 Universitas Indonesia

BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIA

Di Indonesia, setelah reformasi tahun 1998 semakin banyak upaya yang

dilakukan baik dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk melawan

korupsi. Upaya yang dilakukan oleh dunia usaha biasanya dilakukan secara

internal melalui penerapan Good Corporate Governance.

Salah satu perusahaan yang aktif melakukan upaya melawan korupsi adalah

Siemens. Siemens sebagai salah satu perusahaan multinasional di Indonesia juga

terus mendukung upaya melawan korupsi dengan menerapkan program kepatuhan

di dalam perusahaan dan membagi pengalaman kepada pihak-pihak lain. Siemens

telah mendapatkan skor tertinggi (100) di dalam Dow Jones Sustainability Index

200817 setelah melakukan perubahan mendasar di dalam program kepatuhannya.

Program Kepatuhan Siemens yang diterapkan saat ini dibuat pada tahun 2007 dan

2008, yang awalnya dibuat sehubungan dengan skandal korupsi yang banyak

terjadi di unit bisnis Siemens dan perusahaan-perusahaan regional Siemens.

Program kepatuhan baru tersebut didasarkan pada sebuah sistem yang secara jelas

menetapkan langkah-langkah Kepatuhan Siemens di seluruh dunia yang terdiri

dari Pencegahan, Deteksi dan Tanggapan.

Sebagai bagian dari program kepatuhan Siemens juga melaksanakan

program Collective Action untuk melawan korupsi demi terciptanya iklim usaha

yang bersih.

17Siemens, Compliance In-Person Training, Maret 2009, hal. 60

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 2: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

36

Universitas Indonesia

Gambar 3.1 Program Kepatuhan Siemens Sumber: The Siemens Compliance Program, hal.3

3.1 Penerapan Collective Action di Siemens

3.1.1 Profil Siemens AG dan PT Siemens Indonesia18

Siemens AG didirikan pada tahun 1847 di Berlin dan berkantor pusat di

Munich, Jerman. Siemens AG merupakan pionir dalam teknik elektrik dan

elektronik dimana hal tersebut merupakan salah satu kekuatan terbesar dalam

industrialisasi. Sebagai salah satu pionir, Siemens AG memiliki pencapaian yang

ambisius terutama dalam mengkapitalisasi perkembangan kesempatan yang ada di

seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang berkembang di dunia melalui

solusi dan produk yang inovatif. Visi Siemens AG di masa depan adalah menjadi

pionir dalam pemasok energi yang efisien, produktifitas industri, sistem kesehatan

yang dapat disesuaikan, dan solusi infrastruktur yang cerdas.

Siemens AG memiliki kurang lebih 405.000 karyawan. Siemens AG

mengutamakan lingkungan kerja yang sehat dan seimbang serta membantu para

18 Website Siemens <http://id.siemens.com/AboutUs/Pages/Default.aspx>

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 3: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

37

Universitas Indonesia

karyawannya dalam mengintegrasikan kreativitas dan kemampuannya. Siemens

AG hadir di 109 negara dengan 1.640 lokasi yang tersebar di seluruh dunia,

termasuk 176 fasilitas Research and Development (R&D). Pusat riset yang

terbesar berada di Jerman, Amerika Serikat, dan Cina. Siemens AG

menginvestasikan EUR 3,9 milyar atau 5,1 persen dari total pendapatan kepada

riset dan pengembangan di tahun fiskal 2009.

Siemens AG memiliki fokus bisnis di sektor industri, energi, dan healthcare.

Sektor industri Siemens AG merupakan pemasok terbesar di dunia dalam kategori

manufaktur, transportasi, serta sistem pencahayaan dan bangunan. Sektor ini

bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas produksi dan memenuhi kepuasan

konsumen. Sektor energi Siemens AG merupakan salah satu pemasok terdepan di

dunia bagi berbagai macam produk, solusi dan jasa pembangkit tenaga, transmisi

dan distribusi sekaligus produksi, konversi, dan transportasi bahan bakar minyak

utama dan gas. Sektor ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi transmisi dan

pembangkit tenaga sekaligus mengurangi emisi CO2. Sektor healthcare Siemens

AG merupakan salah satu pemasok terbesar di dunia dalam industri kesehatan.

Sektor ini menawarkan solusi dan inovasi teknologi dalam dunia kesehatan

sekaligus integrasi sistem dan diagnosa laboratorium. Tujuannya untuk

memberikan layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas tinggi.

Pada tahun 1909, Siemens AG membuka kantor pertamanya di Indonesia

pada tahun 1909 yang terletak di Surabaya, Jawa Timur. Kemudian pada tahun

1973 didirikan PT Siemens Indonesia. Menyusul era globalisasi, PT Siemens

Indonesia melakukan pengembangan antara lain dengan pembangunan pabrik di

daerah Pulomas pada tahun 1975, pembangunan pabrik kedua untuk kegiatan

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 4: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

38

Universitas Indonesia

manufaktur yang berlokasi di Cilegon pada tahun 1989, pembentukan PT Indo

VDO pada tahun 1995 yang menyediakan sistem otomotif, pembentukan PT Jawa

Power pada tahun 1997 yang merupakan pembangkit listrik yang berada di Jawa

Timur dimana PT Siemens Indoensia memiliki kepemilikan 50%, pembentukan

PT Osram Indonesia pada tahun 1998 yang menyediakan sistem penerangan serta

pada tahun yang sama PT Siemens Indonesia juga mendirikan PT S Cerberus

yang menyediakan sistem keamanan bagi gedung.

Pada tahun 2009 PT Siemens Indonesia merayakan 100 tahun hadirnya

Siemens di Indonesia. Saat ini sekitar seperenam energi yang dikonsumsi di

Indonesia dihasilkan, ditransmisikan, dan didistribusikan dengan teknologi milik

PT Siemens Indonesia. Pada tahun fiskal 2009 (1 Oktober 2008 hingga 30

September 2009), penjualan PT Siemens Indonesia pada konsumen di Indonesia

mencapai EUR 155 juta. Sedangkan pemesanan baru mencapai nilai EUR 201 juta.

Hingga saat ini Siemens memiliki kurang lebih 3000 karyawan di Indonesia

dengan 4 buah perusahaan, 4 fasilitas manufaktur, dan 3 kantor cabang di

Indonesia. Sekitar 80% dari hasil produksi pabrik PT Siemens Indonesia yang

berlokasi di Pulomas dan Cilegon merupakan produk ekspor. PT Siemens

Indonesia juga memiliki pelatihan yang disebut The Vocational Training yang

telah melatih 735 teknisi ahli dalam bidang industri elektrik, industri mekanik, dan

mekatronik sejak tahun 1977. Pada tahun 2008 PT Siemens Indonesia menerima

penghargaan dari Menteri Tenaga Kerja berupa Gold Flag Award 2008 dengan

Zero Accident Certificate yang merupakan bentuk pencapaian PT Siemens

Indonesia karena tidak terjadinya kecelakaan sama sekali di tempat kerja dalam

jangka waktu 3 tahun.

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 5: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

39

Universitas Indonesia

3.1.2 Kerjasama Siemens dan World Bank Institute19

Pada dasarnya, tindakan kolektif sangat efektif untuk memerangi korupsi

sebagai upaya yang dilakukan oleh masing-masing kantor cabang perusahaan.

Siemens telah menjalin kerjasama dengan World Bank Institute dan mitra lainnya

untuk membuat sebuah Collective Action Guideline dalam rangka mengatasi

masalah korupsi yang diterbitkan pada bulan Juni 2008. Ini adalah panduan

praktek dalam menggagas dan memberlakukan pakta integritas dengan para

pesaing dan pelanggan yang bertujuan untuk menciptakan persaingan yang bebas

korupsi. Siemens telah menerapkan tujuan dan bekerja secara aktif untuk

melaksanakan aturan ini.

3.1.3 Analisa Pemangku Kepentingan20

Untuk memerangi korupsi secara efektif dan berkesinambungan, perusahaan

harus menggabungkan kekuatan dengan pemangku kepentingan dari bisnis,

pemerintah dan masyarakat. Upaya bersama memastikan perilaku anti korupsi

yang sama dan oleh karena itu menghindari kerugian dalam persaingan usaha

karena menjadi perusahaan yang bersih.

Proses analisa pemangku kepentingan membuka jalan bagi budaya anti

korupsi yang sebenarnya dan mendorong pembentukan hubungan jangka panjang

dan kerjasama dengan pemain anti korupsi lainnya. Ini merupakan bagian yang

mendasar dari aktivitas collective action. Memetakan pemangku kepentingan

19 Pohlmann, Andreas & Moosmayer, Klaus, Siemens Corporate Legal and Compliance: The Siemens Compliance Program, Aug 11, 2009

20 Zindera, Sabine & Kues, Anna-Christina, Siemens Corporate Legal and Compliance: Collective Acion, Stakeholder Mapping Process, Oct 14, 2009

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 6: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

40

Universitas Indonesia

berarti mengidentifikasi harapan dan kekuatan dari semua rekan atau grup. Hal ini

membantu membangun prioritas pemangku kepentingan sambil menjaga visi

global interaksi antar rekan-rekan.

Proses pemetaan pemangku kepentingan antara lain memastikan analisa

menyeluruh terhadap situasi dan memberikan pendekatan terstruktur kepada

pemangku kepentingan anti korupsi yang potensial, membantu anda untuk

mengidentifikasi rekan collective action yang tepat, mendukung terbentuknya

hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan, memacu keyakinan iklim

yang menfasilitasi dialog, akan membantu untuk memampukan pemahaman

harapan pemangku kepentingan tertentu dan perhatian berbagai pemain,

memampukan pembagian keahlian dan kegiatan anti korupsi, bertujuan

membangun komunitas anti korupsi dan jaringan di masing-masing negara,

melibatkan pemain utama dalam bisnis global di negara-negara, tanpa

komitmennya aturan main yang adil tidak akan efektif.

Penyusunan peta pemangku kepentingan memberikan gambaran pemain-

pemain anti korupsi di negara yang bersangkutan. Mengenal pemangku

kepentingan adalah pra-syarat untuk memilih rekan bagi aksi bersama melawan

korupsi, keberhasilan pelaksanaan inisiatif jangka panjang dan kerjasama. Yang

terakhir memberikan dasar untuk memfasilitasi pakta integritas dan pakta

kepatuhan/compliance di negara masing-masing, dimana mereka memperkuat

pemikiran tentang anti korupsi, melibatkan secara aktif pemangku kepentingan

dalam jangka panjang walaupun tidak berhasil menjalin hubungan dengan

pemangku kepentingan sekarang, sangat berharga tetap menjalin hubungan dan

mencari peluang bagi collective action di masa depan.

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 7: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

41

Universitas Indonesia

Mengenal pemangku kepentingan akan membantu membangun peluang

collective action di masa depan. Pemangku kepentingan adalah kelompok yang

dipengaruhi oleh, atau memiliki dampak terhadap, sebuah aktivitas organisasi,

produk atau jasa dan kinerja yang saling berhubungan. Organisasi memiliki

banyak pemangku kepentingan, masing-masing dengan tipe dan tingkat

keterlibatan yang berbeda-beda, dan seringkali dengan konflik kepentingan dan

perhatian yang berbeda-beda.

Kerjasama dengan pemangku kepentingan sebagai dasar collective action.

Hipotesa yang mendasari pendekatan kerjasama adalah bahwa hanya dengan

kolaborasi kita dapat memastikan bahwa collective action terus berjalan.

Kerjasama yang paling kuat adalah yang berasal dari organisasi rekanan yang

terbaik. Oleh karena itu sangat penting untuk mengidentifikasi jenis organisasi

rekanan yang akan menambah nilai, mengeksplorasi berbagai pilihan yang

tersedia dengan membangun kontrak yang ada dan telah terbukti atau dengan

mencari peranan yang baru. Pilih rekan yang paling sesuai dan mengamankan

keterlibatan aktifnya.

Proses pemetaan pemangku kepentingan dapat dibagi dalam empat tahap:

1. Identifikasi Semua Pemangku Kepentingan

Tahap ini melibatkan penelitian dalam rangka mengidentifikasi kekuatan

pelaku anti korupsi di negara bersangkutan. Dalam rangka melawan korupsi pada

tingkat global, Siemens telah membuat kolaborasi mendalam yang aktif dengan

organisasi seperti: World Bank Instititute, UN Global Compact, World Economic

Forum’s PACI, International Chamber of Commerce (ICC), Center for

International Private Enterprise (CIPE), International Business Leader Forum,

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 8: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

42

Universitas Indonesia

Transparency International. Kolaborasi di tingkat korporat Siemens dengan

organisasi tersebut dapat digunakan untuk menjembatani kerjasama dengan

perwakilan lokal dari organisasi ini di negara bersangkutan.

Sebagai tambahan pemangku kepentingan internasional dan non pemerintah,

rekan dalam collective action dapat termasuk: pemerintah dan kementrian, otoritas

dan organisasi publik, LSM lokal yang aktif atau asosiasi, perusahaan lokal besar

lainnya atau lembaga konsultan, asosiasi bisnis atau perdagangan, kamar dagang,

universitas atau pusat penelitian

Peta pemangku kepentingan kelihatan seperti jaring laba-laba dan

memberikan gambaran grafis dari kerjasama dengan pemangku kepentingan.

Idealnya, peta tersebut juga menggambarkan tahapan kerjasama (aktif, sudah

didekati, belum aktif).

Gambar 3.2 Peta Pemangku Kepentingan Sumber: Departemen Compliance PT Siemens Indonesia

Accountant

NGO’s

Public

Customers

Universities

Chamber

Local

International

Kemitraan

ICW

Grant Thronton

Deloitte

Ernst-Young

PWC

KPMG

Competitor

PLN

Krakatau Steel

Pertamina

UI

UNPAD

IPMI

PPM

Kadin

Ekonid

ABB

Philips Indonesia

Schneider Indonesia

Areva T&D

GE Indonesia

Toshiba Indonesia

Collective Action

KPK

LKDI

Finance Department

Legal Department and Human Rights

TI

World Bank

Tifa

IBL

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 9: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

43

Universitas Indonesia

2. Prioritaskan Pemangku Kepentingan

Begitu anda mengetahui pemangku kepentingan lokal, sangatlah penting

untuk memberi mereka peringkat berdasarkan relevansi dan keinginan mereka

menjadi rekan collective action yang bernilai. Kriteria yang mendasari tingkatan

tersebut termasuk reputasi pemangku kepentingan dan kredibilitasnya dalam

kegiatan anti korupsi, kesuksesan mereka dalam anti korupsi dan kepatuhan, area

fokusnya, dan harapan atau risiko yang berkaitan dengan penugasan selanjutnya.

3. Kunjungi dan Validasi Pemangku Kepentingan

Pada tahap ini mulailah membangun hubungan daengan pemangku

kepentingan yang telah diprioritaskan dalam rangka menyebarkan minat dalam

collective action. Bertujuan mempersiapkan rapat untuk mendiskusikan peluang

collective action atau kolaborasi secara umum. Dengan syarat mereka mau

menyumbangkan sumber daya, dukungan atau ide, yang dapat anda validasi

sebagai rekan collective action. Akan tetapi, selalu pastikan bahwa aturan

persaingan usaha selalu diperhatikan.

4. Sepakati Peta Jalan Collective Action

Dalam tahap final ini, hasil pertemuan tersebut dikumpulkan. Identifikasi

langka selanjutnya menuju pelaksanaan Collective Action dan menyarankan

kepada pemangku kepentingan tersebut siapa yang ingin memberikan sumbangan

dan memiliki sumber daya yang cukup.

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 10: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

44

Universitas Indonesia

Berikut hasil analisa pemangku kepentingan yang dilakukan Siemens

Indonesia sebagai berikut:

Perusahaan Pesaing

Seperti telah disebutkan di bagian 3.1.1, Siemens bergerak di bidang industri

elektronik yang terdiri dari 3 sektor, yaitu Energi, Industri dan Kesehatan. Dari

analisa pemangku kepentingan tersebut diidentifikasi perusahaan multinasional

yang bergerak di bidang yang sama antara lain: Asea Brown Bovery (ABB) untuk

sektor otomatisasi industri, Philips Indonesia untuk sektor alat kesehatan,

Schneider untuk sektor energi dan otomatisasi industri, Areva untuk sektor energi,

GE Indonesia untuk sektor energi dan industri khususnya transportasi, Toshiba

Indonesia untuk sektor alat kesehatan.

Pelanggan

Untuk pelanggan di ketiga sektor dimana Siemens bergerak, dapat

diidentifikasi beberapa perusahaan nasional maupun multinasional, swasta

maupun pemerintah, besar maupun kecil dan menengah untuk menjadi mitra

dalam collective action, seperti PLN, Pertamina, BP, Chevron di bidang energi,

Krakatau Steel di sektor industri otomatisasi, PT Kereta Api Indonesia di sektor

industri transportasi.

Kamar Dagang

Kamar Dagang dan asosiasi bisnis yang tergabung merupakan wadah

berkumpulnya pengusaha-pengusaha. Oleh karena itu peranan Kamar Dagang dan

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 11: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

45

Universitas Indonesia

asosiasi bisnis sangatlah penting untuk mendorong terlaksananya collective action

ini. Seperti kewajiban untuk melakukan sertifikasi terhadap setiap anggotanya,

sehingga mempunyai standar tata kelola perusahaan yang baik demi tercapainya

praktek bisnis yang bersih.

Akuntan

Peran akuntan di dalam collective action ini dapat membantu memberikan

sumber daya untuk melakukan penilaian atas pelaksanaan good corporate

governance yang melandasi collective action di setiap perusahaan yang ikut serta

di dalam collective action ini. Dalam hal sertifikasi, peran akuntan dapat menjadi

pihak yang independen untuk melakukan penilaian tersebut.

Universitas dan Akademisi

Dunia pendidikan dapat menjadi mitra dalam collective action ini dalam hal

penelitian dan pelatihan. Mulai dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi.

Dalam hal ini beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta telah

diidentifikasi untuk menjadi mitra dalam collective action ini seperti: Universitas

Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, IPMI Business

School, PPM, Prasetya Mulya.

Pemerintah

Lembaga pemerintah perlu juga ikut serta dalam collective action ini demi

menunjang efektifitas upaya dari sektor swasta tersebut. Peranan KPK yang

merupakan lembaga pemerintah yang khusus menangani kasus-kasus korupsi

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 12: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

46

Universitas Indonesia

merupakan mitra yang sangat penting dalam mendukung collective action ini.

Selain itu kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, Badan Perencanaan

Nasional (Bappenas), Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah (LKPP),

Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan

Umum dan lain-lain.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Lembaga swadaya masyarakat merupakan salah satu pilar utam di dalam

collective action. Selama ini, LSM giat mendukung upaya pemberantasan korupsi.

Oleh karena itu LSM tersebut perlu dijadikan mitra di dalam collective action ini

dimana mereka dapat memerankan fungsi pengawas independen ataupun

fasilitator di dalam collective action tersebut. Dari penelitian yang penulis lakukan

diperoleh beberapa LSM yang memiliki reputasi baik di dalam bidang good

corporate governance maupun anti korupsi antara lain: KNKG, LKDI, ICW, Tifa,

IBL, Kemitraan, Transparency International Indonesia, IICG, IICD, FCGI,

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)21 didirikan pada

tanggal 30 Nopember 2004 dengan Keputusan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian No: KEP-49/M.EKON/11/TAHUN 2004 untuk menggantikan

Komite Nasional Kebijakan Good Corporate Governance yang dibentuk tahun

1999. Baru-baru ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian telah

mengesahkan Keputusan No. KEP-14/M.EKON/03/TAHUN 2008. Tujuan

KNKG adalah untuk mempropagandakan penerimaan dan pelaksanaan prinsip

Good Corporate Governance secara nasional dan membangun reputasi Indonesia

21Website KNKG <http://www.knkg-indonesia.com/KNKG/index.asp>

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 13: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

47

Universitas Indonesia

sebagai sebuah negara dimana standar tata kelola baik yang tinggi melekat di

seluruh perekonomian masyarakat dan administrasi perusahaan. Karena tata kelola

perusahaan mengandung masalah sosial, hukum dan ekonomi, KNKG menempuh

aktivitas program yang luas yang termasuk informasi, penelitian dan pelatihan,

semuanya bertujuan menyentuh opini publik terhadap kebutuhan kode etik tata

kelola perusahaan yang baik dan membantu organisasi menerapkan prinsip-prinsi

ini dengan bantuan informasi, penelitian dan fasilitas pelatihan dari KNKG. Tata

kelola perusahaan mempengaruhi semua lapisan masyarakat. Kode dan prinsip

memiliki dampak politik, hukum, ekonomi dan sosial. KNKG melakukan

penelitian ke dalam aspek tata kelola yang luas dan memantau penerapan dan

penyebarannya melalui sistem pengendaliannya.

Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI)22 didirikan oleh

Komite Nasional Kebijakan Governance pada tahun 2000 untuk meningkatkan

kompetensi profesional direktur perusahaan dan komisaris di Indonesia dan

memberikan mereka pengetahuan dan keahlian untuk memperkenalkan dan

menerapkan Good Corporate Governance di dalam organisasi mereka. LKDI

memberikan kursus pelatihan dan program pendidikan yang mengarah kepada

sertifikat LKDI dalam Good Corporate Governance. KNKG sedang membangun

alat E-learning yang menawarkan kursus Good Corporate and Public Governance

kepada siswa di seluruh Indonesia dengan menggunakan Internet. LKDI

menjalankan kursus pelatihan Good Governance (e-learning) dan memberikan

sertifikasi yang akhirnya dapat menghasilkan keanggotaan LKDI. Kursus

22Website KNKG <http://www.knkg-indonesia.com/KNKG/index.asp>

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 14: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

48

Universitas Indonesia

pelatihan, isi, interasi dengan pembimbing dan pelatih dilakukan melalui website

LKDI.

TIFA23 didirikan pada tanggal 18 Desember 2000 dengan dasar pemikiran

bahwa DEMOKRATISASI yang mulai berjalan seiring dengan jatuhnya rejim

Soeharto, meninggalkan banyak pekerjaan. Salah satu yang dianggap penting

adalah dengan mendorong Indonesia dan masyarakatnya menjadi lebih terbuka,

tidak lagi tertutup seperti yang terjadi pada masa rejim sebelumnya. Misi Tifa

adalah memperjuangkan masyarakat terbuka di Indonesia, yang menghormati

keragaman serta menjunjung tinggi penegakan hukum, keadilan, dan persamaan.

Visi Tifa adalah sebuah komunitas dimana penduduk, pemerintah, dan sektor

bisnis mendukung hak-hak individu khususnya hak dan pandangan kaum

perempuan, kaum minoritas, dan kelompok marjinal lainnya, serta mendukung

dan memupuk solidaritas dan tata pemerintahan yang baik. Untuk mewujudkan

misi dan visi di atas, Tifa berupaya untuk memperkuat dan memberdayakan

masyarakat sipil. Tifa meyakini solidaritas, kejujuran, kesetaraan,apresiasi dan

pengembangan kapasitas individu merupakan nilai inti yang menjadi jiwa dan

prinsip pemandu dalam setiap tindakan dan pencapaian Tifa.

Indonesian Corruption Watch (ICW)24 adalah lembaga nirlaba yang terdiri

dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen untuk memberantas korupsi

melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat/berpartisipasi aktif

melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi. ICW lahir di Jakarta pada

tanggal 21 Juni 1998 di tengah-tengah gerakan reformasi yang menghendaki

23Website TIFA <http://www.tifafoundation.org/visi.pl> 24Website ICW <http://www.antikorupsi.org/>

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 15: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

49

Universitas Indonesia

pemerintahan pasca Soeharto yang demokratis, bersih dan bebas korupsi. Visi

ICW adalah menguatnya posisi tawar rakyat untuk mengontrol negara dan turut

serta dalam keputusan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang

demokratis, bebas dari korupsi, berkeadilan ekonomi, sosial, serta jender. Misi

ICW adalah memberdayakan rakyat dalam: Memperjuangkan terwujudnya sistem

politik, hukum, ekonomi dan birokrasi yang bersih dari korupsi dan berlandaskan

keadilan sosial dan jender. Memperkuat partisipasi rakyat dalam proses

pengambilan dan pengawasan kebijakan publik. Dalam menjalankan misi tersebut,

ICW mengambil peran sebagai fasilitator penyadaran dan pengorganisasian rakyat

dibidang hak-hak warganegara dan pelayanan publik. Memfasilitasi penguatan

kapasitas rakyat dalam proses pengambilan dan pengawasan kebijakan publik.

Mendorong inisiatif rakyat untuk membongkar kasus-kasus korupsi yang terjadi

dan melaporkan pelakunya kepada penegak hukum serta ke masyarakat luas untuk

diadili dan mendapatkan sanksi sosial. Memfasilitasi peningkatan kapasitas rakyat

dalam penyelidikan dan pengawasan korupsi. Menggalang kampanye publik guna

mendesakkan reformasi hukum, politik dan birokrasi yang kondusif bagi

pemberantasan korupsi. Memfasilitasi penguatan good governance di masyarakat

sipil dan penegakan standar etika di kalangan profesi.

Indonesia Business Link25 adalah sebuah yayasan nirlaba yang didirikan

pada saat kebangkitan Indonesia dari krisis ekonomi. Tujuan utama dari organisasi

ini adalah untuk memberikan sumbangan melalui penciptaan praktek bisnis yang

beretika di negara ini. Organisasi ini merupakan afiliasi dari International

Business Leaders Forum yang didirikan oleh Pangeran Charles dari Inggris.

25Website IBL <http://www.ibl.or.id/index.php?id=static&page=About&lang=en>

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 16: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

50

Universitas Indonesia

Pendiri IBL adalah pimpinan bisnis dari Rio Tinto, Accenture dan Ernst & Young.

Sponsor perusahaan sekarang termasuk perusahaan global seperti BP, B&M

Consultant (HHP), Coca Cola, DHL, ERM Indonesia, PricewaterhouseCoopers,

Shell, Standard Chartered, McKinsey, Unilever, termasuk juga perusahaan dari

Indonesia seperti Bogasari Fluor Mills, PPM Institute of Management, dan Grup

Rajawali. Donor Internasional merupakan donor utama dari IBL antara lain

UNDP, Department for International Development (DfID) dari Inggris dan Ford

Foundation. IBL merupakan cabang dari diskusi oleh berbagai pemangku

kepentingan pada saat Annual Worldbank Conference di bulan Oktober 1998 di

Washington DC. Rapat ini menuju kepada suatu consensus akan kebutuhan untuk

mendirikan organisasi swasta dengan tujuan membantu memperbaiki corporate

governance di Indonesia. Diskusi tersebut difasilitasi oleh perwakilan dari Bank

Dunia (World Bank), ADB, UNDP dan PW-IBLF demikian juga lembaga non-

pemerintah dan organisasi. Diskusi selanjutnya diadakan di Indonesia, atas

inisiatif PW-IBLF dan partisipasi oleh perusahaan multinasional, lembaga

multilateral dan lembaga non pemerintah lokal, melahirkan terbentuknya IBL.

Program pertama diawali pada saat resepsi yang diadakan oleh Duta Besar Inggris

pada tanggal 9 Desember 1999 di Jakarta. Status hukum IBL adalah sebuah

yayasan yang didirikan berdasarkan akta notaris pada bulan Agustus 2001 di

Jakarta. Sampai saat ini terdapat 20 perusahaan yang menjadi anggota,

kebanyakan perushaan multinasional, dari berbagai industri. Sejak tahun 1999,

IBL telah aktif mempromosikan praktek etika bisnis di Indonesa melalui 2 (dua)

macam kegiatan utama antara lain rapat kerja etika bisnis dan pembentukan

kapasitas Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Pendanaan pertama bagi kegiatan

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 17: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

51

Universitas Indonesia

tersebut disediakan oleh perusahaan yang menjadi pendiri, UNDP dan DfID.

Pendanaan selanjutnya dilakukan melalui PW-IBLF yang merupakan mitra

internasional dari IBL. Menanggapi meningkatnya dukungan dari anggotanya dan

donor internasional, demikian juga meningkatnya kesadaran dan kebutuhan di

dalam komunitas bisnis lokal akan pentingnya good corporate governance. IBL

berencana memperluas programnya untuk memasukkan masalah good corporate

citizenship atau dikenal dengan istilah corporate social responsibility (CSR).

Akhir-akhir ini program-program baru yang dijalankan IBL seperti program

pengusaha muda, dan inisiatif Kemitraan bagi Pembangunan Berkelanjutan adalah

contoh transformasi tersebut.

Partnership for Governance Reform (Kemitraan)26 berawal dari krisis

ekonomi dan politik di akhir 90-an, yang berpuncak pada kejatuhan rezim Order

Baru Soeharto pada tahun 1998. Di tengah-tengah kebingungan politik pada era

sesudah Soeharto, pemilihan umum pertama di bulan Juni 1999, diadakan dengan

dukungan komunitas internasional dibawah payung Program PBB, menandai batu

loncatan besar pada jalan reformasi tata kelola. Sukses pelaksanaan pemilu

tersebut merupakan tahap perluasan kerjasama masyarakat sipil, sector swasta,

pemerintah dan donor untuk memajukan reformasi tata kelola. Pada saat itu

pemerintah kurang berminat memperbaiki struktur dan proses tata kelola. Rakyat

sangat tidak mempercayai pemerintah dan masyarakat sipil lemah. Tidak ada

agenda reformasi yang dibicarakan. Untuk mempromosikan reformasi diperlukan

sebuah mekanisme kelembagaan yang independen. Idenya adalah membangung

sebuah mekanisme yang tumbuh dari diskusi antara berbagai pemangku

26Website Partnership <http://www.kemitraan.or.id/about-partnership/our-history/partnership-history/>

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 18: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

52

Universitas Indonesia

kepentingan yang telah bekerjasama di dalam proses pemilu. Hal itu mengarah

pada keputusan di akhir tahun 1999 untuk melakukan proses konsultasi di bawah

kepemipinan UNDP yang melahirkan Partnership for Governance Reform di

Indonesia pada bulan Maret 2000, yang juga dikenal sebagai Partnership atau

Kemitraan or the Partnership.

3.1.4 Siemens Integrity Intiative27

Pada tahun 2009, Siemens meluncurkan proyek Siemens Integrity Initiative

senilai EUR 100 juta untuk jangka waktu 15 tahun sebagai bagian komitmen

dengan Wolrd Bank. Proyek tersebut berfokus pada Collective Action dan

Pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan upaya untuk memberantas

kecurangan dan korupsi di negara-negara dimana tingkat korupsi masih tinggi.

Selanjutnya pada 9 Desember 2009, Siemens AG telah mengumumkan sebuah

call for expressions of interest secara global untuk menerima proposal dari

berbagai organisasi yang luas.

Pengumuman hasil seleksi sekaligus peluncuran secara global program SII

telah dilakukan tanggal 9 Desember 2010 di kantor pusat Siemens AG di Munich,

Jerman. Telah terpilih 30 lembaga yang tersebar di 20 negara yaitu Indonesia,

Angola, Brazil, China, Mesir, India, Italia, Meksiko, Nigeria, Philipina, Rusia,

Republik Slovakia, Afrika Selatan, Republik Czech, Amerika Serikat, Vietnam,

dan beberapa negara di Timur Tengah dengan total dana USD 40 juta untuk tahap

pertama.

Di Indonesia, Kemitraan bagi Tata Pembaruan Pemerintahan (Partnership

for Governance Reform) telah terpilih menjadi satu-satunya partner melalui

27 Press Release Siemens Integrity Initiative, 13 Desember 2010

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 19: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

53

Universitas Indonesia

program CLEANING (Collaborative Leveraging of E-Procurement

Accountability, Nexus and Integrity for the Newfound Governance). Dengan total

biaya sebesar USD 1,5 juta, program ini akan berlangsung selama 3 tahun.

Presiden Direktur dan CEO, PT Siemens Indonesia, Hans Peter Haesslein

menyampaikan dalam pertemuan dengan Kemitraan:

“We hope that our contribution in the CLEANING project by the Partnership as our CSR-focused business will proactively promote public interest by encouraging community growth and development, as well as voluntarily eliminating practices that harm the public interest, including corruption.”

Kemitraan mengajukan program ini dilatarbelakangi oleh adanya potensi

kehilangan uang negara pada pengadaan barang dan jasa masih sangat besar. Data

pendukung misalnya bahwa 70%-80% dari total kasus korupsi yang ditangani

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sampai saat ini adalah penyimpangan di

bidang penyediaan barang atau jasa. Sementara itu, anggaran untuk Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah selalu meningkat secara signifikan dan potensi

kebocorannya bila proses pengadaannya secara manual sampai sepertiga dari total

APBN dan APBD.

Melalui program ini, Kemitraan bersama dengan Lembaga Kebijakan

Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), Magister Ekonomika Pembangunan

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada (MEP UGM), Asosiasi

Pengusaha Indonesia (APINDO), dan lembaga-lembaga pemerintah serta

masyarakat sipil lainnya akan mendorong terjadinya iklim pengadaan barang dan

jasa yang lebih adil, transparan, akuntabel, dan menjamin persaingan sehat antar

pelaku usaha.

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 20: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

54

Universitas Indonesia

Dalam kesempatan yang sama Direktur Eksekutif Kemitraan, jelas

Wicaksono Sarosa menyampaikan:

“Tujuan utamanya adalah untuk menyesuaikan dan mengarusutamakan prinsip-prinsip anti korupsi, nilai-nilai dan standar sebagaimana diarahkan oleh Konvensi Anti Korupsi (UNCAC) dan instrumen hukum internasional, yang sudah diadopsi dalam peraturan hukum di level nasional maupun daerah. Selain itu program ini bertujuan untuk membangun kapasitas para pihak, yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement) baik individu maupun kolektif, tentang pencegahan korupsi dan penuntutan demi sebuah sistem pengadaan barang dan jasa yang efektif dan mekanisme umpan balik yang realiable melalui Monitoring dan Evaluasi,”

Untuk mencapai tujuan ini, maka kegiatan pokok yang akan dilaksanakan

dalam program ini adalah pertama, menganalisa gap antara instrumen hukum

nasional dan hukum internasional, menyesuaikan standar pengadaan internasional

ke dalam hukum nasional melalui penyusunan peraturan hukum dan standar

pengadaan yang baru, kedua, mendampingi sektor privat dan vendor atau

pengusaha kecil dan menengah untuk melaksanakan kerangka hukum nasional

yang telah disesuaikan. Proyek ini juga akan menguatkan kapasitas pengusaha

atau vendor, pegawai pemerintahan yang bertugas sebagai agen e-procurement

melalui pelatihan, mendiseminasikan ke organisasi yang peduli pada pemantauan

praktek pengadaan dan memberikan pendampingan teknis kepada pemerintah

daerah dalam mengimplementasikan prinsip anti korupsi dan sistem integritas

dalam pengadaan barang dan jasa.

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 21: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

55

Universitas Indonesia

3.2 Penerapan Collective Action di Indonesia

3.2.1 Pakta Integritas menurut Peraturan Pengadaan Pemerintah

Pengadaan pemerintah diatur dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun

2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang

merupakan penyempurnaan dari Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah.

Keputusan Presiden ini bertujuan agar pengadaan barang/jasa pemerintah yang

dibiayai dengan APBN/APBD dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien

dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakuan yang adil bagi

semua pihak, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik,

keuangan maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas Pemerintah dan pelayanan

masyarakat.28

Menurut Kepres 80, Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang

ditandatangani oleh pengguna barang/jasa/panitia pengadaan/pejabat

pengadaan/penyedia barang/jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak

melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dalam pelaksanaan pengadaan

barang/jasa.28

Keppres No. 80 ini telah direvisi beberapa kali dan terakhir dengan

Peraturan Presiden No. 54 dimana pengadaan barang dan jasa pemerintah wajib

menggunakan sistem elektronik yaitu e-procurement mulai 1 Januari 2011.

Namun konsep pakta integritas antara Keppres No. 80 dengan Perpres No. 54

tidak memiliki perkembangan yang signifikan.

28 Transmedia Pustaka, Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, 2008

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 22: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

56

Universitas Indonesia

3.2.2 Aksi Bersama Berdasarkan Prinsip Moral

Tiga Pilar Kemitraan (3PK)29

3 Pilar Kemitraan dibentuk pada tanggal 16 Desember 2003. Tiga Pilar

Kemitraan merupakaan kemitraan dari tiga komponen yang terdiri dari

Penyelenggara Negara, Dunia Swasta dan Masyarakat yang berkomitmen

menciptakan Good Governance. Tiga Pilar Kemitraan dideklarasikan pada tanggal

27 September 2002 oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara,

Kadin Indonesia dan Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI).

Pada tanggal 27 September 2002 atas prakarsa Kementrian Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara, Kadin Indonesia dan Masyarakat Transparansi

Indonesia dibentuklah koalisi kebersamaan dengan sebutan Tiga Pilar Kemitraan.

Wujud kemitraan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi

dituangkan melalui Nota Kesepakatan Kerjasama yang ditandatangani tanggal 16

Desember 2003, di Hotel Meridien Jakarta antara Menpan sebagai unsur

Pemerintah, Ketua Umum Kadin Indonesia yang mewakili Dunia Usaha serta

empat Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewakili Unsur Masyarakat, yaitu

Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), Indonesia Procurement Watch (IPW),

Transparency International Indonesia (TII) dan Kemitraan untuk Pembaharuan

Tata Pemerintahan di Indonesia (Partnership for Good Governance). Nota

Kesepakatan Kerjasama Tahun 2003 tersebut berlaku selama 5 tahun dan telah

berakhir pada tanggal 16 Desember 2008. Sesuai hasil pertemuan tanggal 4

Desember 2008, telah disepakati untuk diperpanjang 5 tahun lagi yang pada hari

ini Insya Allah akan ditandatangani bersama.

29 Website Tiga Pilar <http://www.tigapilar.org/>

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 23: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

57

Universitas Indonesia

Koalisi ini dibentuk dengan tujuan untuk melakukan upaya-upaya

pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia. Organisasi ini bertujuan

untuk mendukung INPRES No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan

Korupsi dalam rangka menuju Indonesia Baru yang Bersih Transparan Profesional

melalui pembentukan PULAU-PULAU INTEGRITAS (Islands of Integrity)

antara lain Kota, Kabupaten, Provinsi (Pemda), Departemen, Kementerian Negara,

LPND. Sasaran dari 3 Pilar Kemitraan ini adalah meningkatkan Indeks Persepsi

Korupsi (IPK) Indonesia dari 2,2 pada tahun 2005 menjadi 5,0 pada tahun 2010

(sama dengan IPK Malaysia tahun 2004). Tanggal 1-8-2006. Jumlah anggota Tiga

Pilar Kemitraan baru mencapai 60 instansi yang terdiri dari unsur Pemerintah/

Perusahaan/ Asosiasi/ LSM/ lembaga pendidikan, yang diharapkan ke depan akan

terus semakin bertambah.

Hal-hal yang telah diperbuat melalui Forum Tiga Pilar Kemitraan ini melalui

gerakan-gerakan yang intinya mengarah kepada pemberantasan korupsi, kolusi,

dan nepotisme dengan menekankan upaya pencegahan, antara lain:

1. Sosialisasi atau kampanye anti korupsi berupa Peringatan Hari Anti

Korupsi Sedunia, Saresehan, Seminar, Workshop, dialog nasional dan

Pelatihan Metodologi dan Aplikasi Pencegahan Perilaku Korupsi.

2. Penyusunan modul-modul 3 PK yang dapat digunakan sebagai acuan

dalam melaksanakan program-program anti korupsi oleh instansi

Pemerintah maupun institusi non pemerintah.

3. Mendorong, memfasilitasi dan menyaksikan penandatanganan Pakta

Integritas pada Instansi pemerintah pusat antara lain seperti Dep. Agama,

Dep. Kominfo, Dep. Pertanian, Dep. Kehutanan, pada Pemerintah Daerah

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 24: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

58

Universitas Indonesia

seperti Bupati Solok, Bandung, Sukabumi, Bogor dan juga para walikota

seperti walikota Jogjakarta, Bandung, Cimahi, Depok serta direksi BUMN

dan jajarannya seperti Pertamina, Perum Bulog, BP Migas, PT. Jamsostek,

PT. Pusri.

4. Memfasilitasi pembentukan Tim Pemantau Independen untuk memonitor

pelaksanaan Pakta Integritas sesuai dengan Modul Pakta Integritas yang

ditetapkan Instansi bekerjasama dengan Unit Pengawas Intern Instansi.

Meskipun terdapat beberapa kekurangan, namun secara keseluruhan

kerjasama antar anggota Tiga Pilar Kemitraan telah memberikan andil yang cukup

signifikan dalam melaksanakan gerakan anti korupsi di Indonesia.

Paska Inpres No. 5 Tahun 2004, IPK Indonesia meningkat dari 2,0 pada

2004, menjadi 2,2 pada 2005, menjadi 2,4 pada 2006, turun menjadi 2,3 pada

2007, naik kembali menjadi 2,6 pada 2008. Sementara sebelum diterbitkannya

Inpres Nomor 5 Tahun 2004, IPK Indonesia hanya meningkat dari 1,7 pada 1999

menjadi 2,0 pada 2004. Dengan kata lain, penerbitan Inpres No. 5 Tahun 2004

telah mendongkrak peningkatan IPK Indonesia secara signifikan.

Oleh karena itu dalam beberapa kali pertemuan telah disepakati untuk

melanjutkan dan memperbaharui kerjasama ini dalam melaksanakan gerakan

nasional menuju Masyarakat Indonesia Baru yang bersih, transparan, profesional,

anti suap dan bebas KKN. Untuk itulah, Nota Kesepakatan Kerja Sama Tiga Pilar

Kemitraan ditanda tangani, yang menandai dilanjutkannya kerja sama dalam

pemberantasan korupsi secara bersama-sama antara unsur Penyelenggara Negara,

Dunia Usaha dan Masyarakat. Setelah acara penandatangan Nota Kesepakatan

Kerjasama ini, dilanjutkan dengan acara pelatihan metodologi dan aplikasi

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 25: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

59

Universitas Indonesia

pencegahan perilaku korupsi yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus

Nasional Korpri.

Kelompok Pengusaha Anti Suap (KUPAS)30

Kelompok Pengusaha Anti Suap dibentuk oleh KNKG bersama dengan

Kamar Dagang Indonesia dengan melibatkan berbagai perusahaan BUMN, swasta,

multinasional, asosiasi dan himpunanan, pengusaha kecil dan menengah serta

koperasi. Masing-masing bidang dipimpin oleh koordinator seperti Koordinator

BUMN oleh PT Jamsostek, Koordinator Swasta oleh PT Recapital, Koordinator

Multinasional oleh PT Chevron Indonesia, Koordinator Asosiasi dan Himpunan

oleh APINDO, Koordinator Pengusaha Kecil dan Menengah oleh AUMI.

Pada tahap awal berdirinya KUPAS masih berbentuk Kelompok Kerja dan

di tahun yang kedua, KUPAS ini akan berubah menjadi suatu organisasi

permanen yang dipimpin oleh seorang Ketua Umum dan tim pengurus yang terdiri

dari wakil ketua umum dan disamping itu terdapat Dewan Advokasi KUPAS yang

bertugas memberikan advokasi kepada anggota KUPAS apabila menemui

masalah di lapangan yang berkaitan dengan suap. Siemens ikut berpartisipasi di

dalam KUPAS dengan menjadi pengurus Dewan Advokasi KUPAS.

KUPAS merupakan salah satu contoh pengejawantahan dari inisiatif

berdasarkan prinsip moral. Penerapan disiplin masih berupa sanksi dari kelompok,

belum ada sanksi yang lebih kuat karena masih bersifat kewajiban moral anggota.

Untuk memperkuat inisiatif ini diperlukan perjanjian yang disertakan dengan

sanksi yang lebih serius dan diberikan sertifikasi kepada anggota yang dapat

30 Kumpulan Hasil Rapat Koordinasi Kupas, 2010

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 26: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

60

Universitas Indonesia

menerapkan prinsip anti korupsi dalam organisasinya.

KUPAS telah menyusun Roadmap Anti Suap hingga tahun 2015 yang

dimulai dari internal, eksternal dan collective action. Saat ini sudah terdapat

kurang lebih 73 perusahaan yang bergabung di dalam KUPAS. Diharapkan

kontribusi dari dunia usaha dapat menyumbang perbaikan rating dari

Transparency Internation terhadap Indonesia.

3.2.3 Penghargaan Anti Korupsi

Penghargaan tata kelola perusahaan yang baik sudah banyak dilakukan oleh

Corporate Governance Organization seperti: KNKG dengan Annual Report

Award, Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD) dengan Good

Corporate Governance Award, Indonesian Institute of Corporate Governance

(IICG) dengan Corporate Governance Perception Index (CGPI) , KNKG bersama

Bapepam melalui Annual Report Award.

Penghargaan dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik ini dapat

memberikan insentif bagi perusahaan untuk menerapkan good corporate

governance termasuk di dalamnya program anti korupsi. Di dalam pedoman

World Bank Institute, hal ini termasuk dalam Koalisi Bisnis yang Bersertifikat

(Certifying Business Coallition).

Annual Report Award (ARA)31

Annual Report Award (ARA) merupakan pemberian penghargaan tertinggi

atas kualitas laporan tahunan yang diterbitkan secara berkala oleh perusahaan.

31Ikatan Akuntan Indonesia, Transparansi Informasi untuk Pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan, 31 Maret 2010 <http://www.iaiglobal.or.id/berita/detail.php?catid=&id=131>

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 27: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

61

Universitas Indonesia

Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama BAPEPAM-LK, Kementerian

BUMN, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Bank Indonesia, PT. BEI, Ditjen Pajak

serta Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).

Laporan tahunan kini tidak lagi sebatas pelaporan pertanggungjawaban

dalam RUPS, namun telah menjadi media komunikasi yang efektif kepada semua

pihak tentang kinerja dan prospek perusahaan kedepan. Keikutsertaan dalam

Annual Report Award merupakan wujud penerapan Good Corporate Governance

serta dapat menjadi sarana bagi perusahaan untuk memperoleh masukan dari

berbagai kalangan tentang seberapa baik laporan tahunan tersebut sekaligus

semakin memantapkan keberadaan perusahaan di komunitas keuangan.

ARA sudah diselenggarakan delapan kali sejak tahun 2002. ARA berlaku

untuk semua perusahaan termasuk BUMN/BUMD, baik perusahaan publik

maupun perusahaan non-publik. Masing-masing perusahaan tersebut wajib

menyerahkan Laporan Tahunan kepada tim penilai. Sebanyak 176 perusahaan

menjadi peserta dalam ARA 2009. Jumlah peserta meningkat 17,4% dari tahun

sebelumnya 163 peserta. Sebanyak 23 perusahaan berhasil meraih penghargaan

laporan keuangan (Annual Report Award) periode 2009.26

Kriteria yang digunakan, disusun dengan memberi penekanan pada kualitas

dari informasi yang tercantum di dalam Laporan Tahunan, khususnya menyangkut

aspek tranparansi dan good corporate governance antara lain:

Memberikan gambaran yang baik dan jelas mengenai kegiatan operasional

perusahaan dan penjelasan mengenai kinerja perusahaan serta indikasi

arah perusahaan di masa yang akan datang;

32detikfinance, 23 Perusahaan Raih Annual Report Award 2009, 22 Sep 2010 <http://www.detikfinance.com/read/2010/09/22/224046/1446206/6/23-perusahaan-raih-annual-report-award-2009>

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 28: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

62

Universitas Indonesia

Penyajian informasi keuangan yang baik dan informatif sesuai dengan

ketentuan akuntansi yang berlaku di Indonesia;

Informasi yang jelas mengenai kepemilikan dan penerapan Good

Corporate Governance;

Kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku.

Penghargaan yang diberikan di dalam ARA ini memberikan insentif bagi

peserta untuk meningkatkan penerapan Good Corporate Governance di dalam

perusahaan masing-masing. Adapun bentuk penghargaan yang diberikan antara

lain:

1. Sertifikat yang ditandatangani Menteri Keuangan (semua pemenang);

2. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak (pemenang 1 -3);

3. Pemotongan biaya pencatatan/listing fee sebagai Emiten di Bursa Efek

Indonesia (pemenang 1-3);

4. Publikasi pemenang di media massa (semua pemenang);

5. Pengurangan Initial Fee Corporate Member, free pelatihan dan anggota

perorangan IAI (semua pemenang);

6. Penghargaan dari Komite Nasional Kebijakan Governance (pemenang

1 -3);

7. Penghargaan dari Bank Indonesia (semua pemenang);

8. Pengurangan biaya pemeringkatan perusahaan oleh Pefindo (semua

peserta ARA);

9. Pengurangan biaya riset ekuitas oleh Pefindo (semua peserta ARA);

10. Kumpulan peraturan, dan bentuk lain yang dipandang perlu.

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 29: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

63

Universitas Indonesia

Corporate Governance Perception Index33

Corporate Governance Perception Index merupakan program tahunan sejak

2001 yang diselenggarakan oleh IICG bekerjasama dengan majalah SWA

Sembada. CGPI adalah program riset dan pemeringkatan penerapan GCG (Good

Corporate Governance) pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. CGPI diikuti

oleh Perusahaan Publik (Emiten), BUMN, Perbankan dan Perusahaan Swasta

lainnya. Program CGPI dirancang untuk mendorong perusahaan dalam

meningkatkan kualitas penerapan konsep Corporate Governance melalui

perbaikan yang berkesinambungan dengan melaksanakan evaluasi dan studi

banding (benchmarking).

Aspek yang dinilai meliputi 13 aspek penilaian, antara lain: komitmen,

transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, keadilan, kompetensi,

kepemimpinan, kemampuan bekerjasama, visi misi dan tata nilai, nilai moral dan

etika, strategi dan kebijakan, budaya.

Skala pemeringkatan terdiri dari: sangat terpercaya (skor 86-100), terpercaya

(70-85), cukup terpercaya (55-69).

Tahapan penilaian CGPI terdiri dari:

1. Self Assessment

Pengisian kuesioner self-assessment oleh organ perusahaan dan stakeholders.

2. Penilaian Dokumentasi

Pemeriksaan dokumen perusahaan terkait dengan implementasi Corporate

Governance.

33Indonesian Institute of Corporate Governance, Corporate Governance Perception Index, 2009

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 30: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

64

Universitas Indonesia

3. Penilaian Sajian Paparan

Penelaahan paparan informasi perusahaan terkait Good Corporate Governance.

4. Observasi

Tinjauan langsung perusahaan oleh Tim Penilai.

Program CGPI akan memberikan apresiasi dan pengakuan kepada

perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan Good Corporate Governance

melalui CGPI Awards dan penobatan sebagai “Perusahaan Terpercaya” (The

Trusted Company). Program CGPI akan dipaparkan di Majalah SWA dalam sajian

utama dan setiap perusahaan peserta akan mendapatkan Laporan Hasil Riset CGPI.

Good Corporate Governance Award34

Good Corporate Governance Award diberikan oleh Indonesian Institute for

Corporate Directorship (IICD) yang didirikan oleh beberapa akademisi atas

bantuan dari Center for Internation Private Enterprise (CIPE).

Good Corporate Governance Award ini merupakan bagian dari komitmen

IICD untuk mempromosikan Good Corporate Governance dan

menginternalisasikan Good Corporate Governance ke dalam perusahaan publik di

Indonesia. Semakin meningkatnya kesadaran tentang Good Corporate

Governance berdasarkan standar internasional oleh perusahaan terbuka di

Indonesia juga mendorong lahirnya penghargaan ini. Selain itu adanya kebutuhan

untuk meningkatkan kerangka kerja Good Corporate Governance termasuk

kerangka hukumnya.

34Indonesian Institute for Corporate Directorship, Good Corporate Governance Award, 2010

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 31: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

65

Universitas Indonesia

Tujuan dari GCG Award ini adalah untuk memberikan informasi tentang

perkembangan praktek Good Corporate Governance di Indonesia. Selain itu

untuk menimbulkan kesadaran, terutama di antara perusahaan publik untuk

mengadopsi praktek Good Corporate Governance berdasarkan standar

internasional. Untuk memberikan rekomendasi kepada pembuat kebijakan dalam

memperkuat kerangka hukum.

Metode penilaian berdasarkan kuesioner yang disusun oleh Thai IOD yang

terdiri dari 117 pertanyaan. Modifikasi dilakukan untuk menyesuaikan dengan

sistem two tier di Indonesia.

Penilaian didasarkan pada dua periode laporan yakni laporan/data 2008 dan

2009, atau data yang dikeluarkan oleh emiten dan sumber ‐sumber lain yang

tersedia di publik tanpa ada interaksi langsung dengan subyek, termasuk perkara

hukum yang pernah dan sedang dihadapi oleh emiten pada saat periode penilaian.

Penilaian dilakukan oleh penilai yang terlatih yang direkrut dari dosen‐dosen

perguruan tinggi/sekolah bisnis pendiri IICD dan sudah berpengalaman

melakukan asessment selama lima tahun. Penilai ditugaskan kedalam kelompok,

yang disebut sebagai TWO‐PERSON ASSESSOR CELLS. Verifikasi dilakukkan

oleh group peneliti.

Pembiayaan penilaian diperoleh lewat grant dari Center for International

Private Enterprises (CIPE) dan tidak ada sumber pembiayaan dari emiten selama

proses penilaian berlangsung, kecuali untuk pelaksanaan konferensi dan GCG

Award ini. Keputusan pemenang dilakukan sebelum permohonan menjadi sponsor

diajukan ke emiten. Sponsorship bersifat sukarela dan tidak berkaitan dengan

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 32: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

66

Universitas Indonesia

pemenang dan secara eksplisit dan tegas disebutkan dalam permohonan menjadi

sponsor.

Skala pemeringkatan terdiri dari: Excellent (90%-100%), Good (80%-89%),

Fair (60%-79%), Poor (kurang dari 60%). Berikut hasil dari GCG Award 2010:

Gambar 3.3 Hasil GCG Award 2010 Sumber: IICD

3.3 Kendala dan Solusi dalam Penerapan Collective Action

Penerapan Collective Action ini masih mengalami berbagai kendala

terutama dikarenakan belum seimbangnya penerapan Good Corporate

Governance di masing-masing perusahaan. Perusahaan BUMN sudah banyak

yang menerapkan prinsip tata kelola yang baik namun tingkat pelaksanaannya

masih bervariasi. Selain itu prioritas terhadap keuntungan perusahaan lebih tinggi

dibandingkan Good Corporate Governance. Pemahaman bahwa perusahaan

masih tetap untung dan malah akan merugi apabila menerapkan Good Corporate

Governance masih banyak terdapat di dalam perusahaan di Indonesia, terutama

perusahaan pribadi.

Pengusaha muda Indonesia, Sandiaga Uno sebagai pendiri Saratoga Capital

dalam paparannya pada Seminar 2nd Annual IICD Corporate Governance Award

di Bali pada tanggal 19 Nopember 2010 menyampaikan masih terdapat beberapa

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 33: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

67

Universitas Indonesia

kendala dalam penerapan Good Corporate Governance di Indonesia antara lain

perusahaan masih fokus pada kinerja perusahaan, kepatuhan masih merupakan

syarat untuk beroperasi saja, penerapan etika bisnis masih merupakan wacana,

penerapan GCG belum terasa mendesak (masih dapat ditunda), masih banyak

perusahaan yang belum faham betul mengenai apa, mengapa dan bagaimana GCG.

Ketertutupan diri pengusaha, baik pemilik maupun manager, tidak mepergunakan

kaedah-kaedah usaha dengan baik dalam mengerjakan usaha melainkan lebih

menyenangi lobu, kurangnya kesiapan menjadi enterpreneur yang mampu

membawanya ke dunia usaha murni.

Selain itu aturan dalam pengadaan pemerintah masih berupa Peraturan

Presiden dimana pelanggaran dalam pengadaan pemerintah merupakan

pelanggaran administratif. Pakta Integritas di dalam aturan pengadaan pemerintah

belum memberikan sanksi yang jelas, sehingga masih kelihatan sekedar formalitas.

Pengawas independen di dalam proses pengadaan pemerintah belum diatur secara

formal, sehingga menimbulkan kelemahan di dalam proses pengawasan.

Dengan kondisi tersebut, apabila kita menilik tahapan dalam perjuangan

melawan korupsi oleh perusahaan, yang dimulai dari proses internal, eskternal

sampai Collective Action, sepertinya upaya Collective Action ini masih jauh untuk

dicapai apabila pemahaman tentang Good Corporate Governance belum begitu

penting di kalangan perusahaan.

Berdasarkan kendala tersebut diatas, diperlukan sosialisasi secara terus

menerus mengenai pentingnya pelaksanaan Good Corporate Governance beserta

manfaat yang diperoleh dari penerapan Good Corporate Governance. Selain itu

perlu disusun suatu standar dalam penerapan good corporate governance yang

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 34: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

68

Universitas Indonesia

secara rutin dilakukan evaluasi sehingga menjadi dorongan bagi perusahaan-

perusahaan untuk terus memperbaiki tata kelola perusahaannya.

Peranan pilar lainnya, selain pengusaha, yaitu pemerintah dan masyarakat

juga tidak boleh dilupakan, reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh

pemerintah perlu disinergikan dengan upaya yang dilakukan oleh pengusaha dan

masyarakat. Collective Action yang melibatkan 3 pilar kemitraan yaitu pengusaha,

pemerintah dan masyarakat akan memberikan dampak yang lebih luas

dibandingkan dengan Collective Action yang dilakukan masing-masing pilar tanpa

adanya sinergi.

Transparency International di dalam Global Corruption Report

menyebutkan beberapa hal yang dapat memperkuat integritas perusahaan antara

lain risiko korupsi bagi bisnis berhubungan dan saling menguatkan (seperti suap

dan penetapan harga) dan tidak dapat diatasi secara terpisah. Kerangka hukum

harus menjawab masalah bisnis spesifik dan mekanisme penelaahan yang efektif

dari United Nations Conventions against Corruption (UNCAC) perlu dibentuk.

Upaya untuk integritas korporasi harus mengatasi risiko korupsi di pasar yang

baru seperti negara-negara BRIIC. Kesadaran, pelatihan dan pengawasan perlu

didukung oleh semua pemangku kepentingan. Sebagai warga negara yang baik,

perusahaan harus membuat komitmen moral yang membentuk organisasi secara

keseluruhan, dari misi dan tujuan hingga struktur, kebijakan dan budaya, hingga

turun dalam pelaksanaan sehari-hari, evaluasi dan pelaporan. Komitmen moran ini

harus konsisten dan dibuat transparan kepada publik. Tanpa komitmen dari

pemain-pemain besar dalam bisnis global, aturan main yang adil tidak akan efektif.

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 35: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

69

Universitas Indonesia

Untuk membawa integritas korporasi ke tingkat berikutnya, perlu lebih

banyak pemangku kepentingan yang ikut bersama eksekutif bisnis dan regulator

dalam mengatasi korupsi di dalam dunia bisnis: persekutuan termasuk pemilik,

investor dan pekerja, perantara keuangan dan auditor, media, warga negara

sebagai konsumen dan masyarakat sipil. Secara bersama-sama mereka

membentuk sistem integritas korporasi, menyediakan jaringan pemeriksaan vital,

seimbang dan insentif yang membuat integritas korporasi yang baik dan

berlangsung terus. Fokus harus berkembang dari membuat aturan hingga masalah

penerapan, pengawasan dan pertanggungjawaban terhadap hasilnya. Collective

Action perlu dijadikan sebagai prinsip dasar dalam mengatasi tantangan korupsi

dalam dunia bisnis. Collective Action dapat menstimulasi pembelajaran,

mengandung prolifirasi laporan dan kepatuhan terhadap standar. Collective action

dapat melindungi penunggangan dan menciptakan tekanan dari rekan yang

penting untuk mencabut akar penyuapan dalam persaingan untuk mendapatkan

kontrak.

Tindakan yang disarankan oleh Transparansi International dalam Global

Corruption Report 200935 antara lain laporan atas Aspek Kunci Corporate

Citizenship termasuk aktivitas anti korupsi dan kepatuhan perusahaan, kegiatan

lobby dan pembiayaan politik, pendapatan dan pembayaran kepada pemerintah

untuk setiap negara. Membuat semua komitmen mengikat, dapat diverifikasi dan

terbuka untuk pengawasan kepatuhan. Pengawas independen dan verifikasi

kepatuhan terhadap berbagai kode etik dan komitmen untuk memperkuat

integritas korporasi. Mendukung standar ada dan kerangka kerja collective action.

35Transparency International, Global Corruption Report, Executive Summary, hal.xxviii-xxx dan hal.46.

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.

Page 36: BAB 3 PENERAPAN COLLECTIVE ACTION DI INDONESIAlontar.ui.ac.id/file?file=digital/136030-T 28047-Aspek hukum...Sumber: The Siemens ... seluruh dunia seperti pada pasar-pasar yang sedang

70

Universitas Indonesia

Bisnis harus mengadopsi, mendukung dan secara aktif terlibat di dalam

pembentukan standar yang terkait, seperti Global Reporting Initiative. Sebagai

tambahan, bisnis harus bergabung dan secara aktif mempromosikan kerangka

kerja collective action bagi integritas korporasi, yang muncul mulai dari proses

tender individual dan sektor hingga integritas pengadaan, atau berbagai aksi

pemangku kepentingan di dalam bidang pengembangan.

Aspek hukum..., Ernest Alto, FH UI, 2010.