bab 3 propanolol

11
BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan 1. Alat - alat yang digunakan Alat-alat gelas, alat uji disolusi (Sotax), alat uji kerapuhan (Sotax), alat uji kekerasan (Erweka), blender (Sogo), indikator pH universal (Nesco), jangka sorong (Vernier Caliper), mesin pencetak tablet (Erweka), neraca analitik (Kern ALJ 220-4 NM), oven (Memmert), pengayak mesh 35 (Retsch), spektrofotometer UV-Vis (Genesys 10S UV- Vis), stopwatch dan tangas air. 2. Bahan - bahan yang digunakan Air suling, aluminium foil, asam klorida, avicel, kalium fosfat, natrium hidroksida, natrium fosfat, natrium klorida, pati sagu, Propranolol HCl ( Kimia Farma) dan talk. B. Metode kerja 1. Pengolahan dan Pembuatan Matriks Fosforilasi Pregelatinasi Sagu a. Pengambilan Sampel (Aras, 2011) Sampel berupa batang sagu diambil dari 28

Upload: lelighghgh

Post on 08-Sep-2015

24 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

propanolol

TRANSCRIPT

32

BAB IIIMETODE KERJAA. Alat dan Bahan1. Alat - alat yang digunakanAlat-alat gelas, alat uji disolusi (Sotax), alat uji kerapuhan (Sotax), alat uji kekerasan (Erweka), blender (Sogo), indikator pH universal (Nesco), jangka sorong (Vernier Caliper), mesin pencetak tablet (Erweka), neraca analitik (Kern ALJ 220-4 NM), oven (Memmert), pengayak mesh 35 (Retsch), spektrofotometer UV-Vis (Genesys 10S UV-Vis), stopwatch dan tangas air.2. Bahan - bahan yang digunakanAir suling, aluminium foil, asam klorida, avicel, kalium fosfat, natrium hidroksida, natrium fosfat, natrium klorida, pati sagu, Propranolol HCl ( Kimia Farma) dan talk.B. Metode kerja1. Pengolahan dan Pembuatan Matriks Fosforilasi Pregelatinasi Sagua. Pengambilan Sampel (Aras, 2011)Sampel berupa batang sagu diambil dari batang sagu di Noling, Kab. Luwu, Sulawesi Selatan.b. Pengolahan Sampel dan Ekstraksi Pati (Aras, 2011)Batang sagu dibersihkan dengan air mengalir dan diambil bagian tengahnya, kemudian dipotong dan ditumbuk menggunakan alu besar. Setelah ditumbuk, hasilnya ditambahkan air, diaduk, lalu diperas dengan menggunakan kain flannel ke dalam wadah hingga ampas tidak mengeluarkan air perasan lagi. Suspensi yang dihasilkan didiamkan selama 2 jam (hingga pati mengendap), kemudian diambil patinya. Pati yang dihasilkan kemudian dikeringkan pada suhu 500C selama 2x24 jam, lalu diayak dengan ayakan mesh 35.c. Pembuatan Pati Pregelatinasi Sagu (Aras, 2011)Pasta pati dibuat dengan konsentrasi 42% b/v berdasarkan berat kering dengan air suling dan panaskan pada suhu gelatinnya sambil diaduk secara perlahanlahan pada suhu gelatinnya. Setelah tercapai suhu gelatinasi, pati pregelatinasi didinginkan dan dikeringkan di oven pada suhu 600C selama 1x24 jam. Serpihan yang diperoleh dihaluskan dengan blender dan diayak dengan ayakan mesh 35.d. Pembuatan fosforilasi pregelatinasi sagu (Anwar, 2006: 3)Pregelatinasi pati sagu direaksikan dengan Na2HPO3 (0,30%) berdasarkan berat kering pada pH 9-10 menggunakan NaOH 5N. Setelah reaksi selesai dibiarkan selama120 menit, dinetralkan dengan HCl 1N sampai pH 6. Setelah dibiarkan selama 24 jam campuran dikeringkan di oven pada suhu 50 C. Massa kering yang diperoleh dihaluskan dan diayak dengan ayakan 35 mesh.

2. Pembuatan Medium Disolusia. Asam Klorida 1 N (Dirjen POM, 1979 :744)Asam Klorida sebanyak 36,46 gram dilarutkan dalam air suling secukupnya hingga 1000,0 mL.b. Natrium Hidroksida 5 N (Dirjen POM, 1979 :748)Natrium hidroksida sebanyak 200,05 gram dilarutkan dalam air suling secukupnya hingga 1000,0 mL.c. Medium cairan lambung buatan pH 1.2 (Abernethy et al., 2007)Dilarutkan 2,0 gram natrium klorida dalam 7,0 mL asam klorida dan air suling secukupnya hingga 1000,0 mL.3.Pembuatan kurva baku Propranolol HCl dalam medium cairan lambung buatan pH 1,2a. Pembuatan larutan untuk kurva bakuDitimbang 10,0 mg Propranolol HCl dan dimasukan dalam labu ukur 100 mL. Dilarutkan dengan medium cairan lambung buatan pH 1,2 dan dicukupkan sampai batas tanda. Lalu dikocok homogen sehingga diperoleh larutan induk baku dengan konsentrasi 100 ppm. Selanjutnya larutan induk baku dipipet 2,0 mL dan dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan dengan medium buffer pH 1,2 sampai garis tanda, maka diperoleh larutan dengan konsentrasi 20 ppm. Dilakukan hal yang sama untuk memperoleh konsentrasi 25, 30, 35 dan 40 ppm.b. Penentuan panjang gelombang maksimum Propranolol HCl dalam medium cairan lambung buatan pH 1,2Serapan larutan kurva baku Propranolol HCl pada konsentrasi 20, 25, 30, 35 dan 40 ppm diukur pada panjang gelombang 200-400 nm, kemudian ditentukan panjang gelombang maksimumnya.c. Pembuatan kurva bakuDiukur nilai serapan dari masing-masing pengenceran 20, 25, 30, 35 dan 40 ppm pada maksimumnya, kemudian dibuat persamaan kurva baku Propranolol HCl dengan menghubungkan nilai serapan (y) dan konsentrasi larutan baku (x) dalam persamaan garis lurus, y = a + bx4. Pembuatan sediaan Propranolol HCl dalam matriks fosforilasi pregelatinasi sagu dengan metode kempa langsunga. Penentuan Dosis Propranolol HCl/tabletRate In = Kr= Cp x Vd x Kel= 50 g/L x (4 x 65 kg) x 0,231= 3003 g/jam Jumlah Propranolol HCl yang harus dilepaskan dari sediaan:

R = = = 6006 g/jamJika diinginkan kadar terapeutik dipertahankan selama 12 jam, maka dosis total obat tiap tablet adalah:W= 6006 g/jam x 12 jam= 72 mg 80 mgKet:Kr: Kecepatan pelepasan obat dari sediaan (Rate In)Cp: Kadar dalam darah yang diinginkanVd: Volume distribusiKel: Konstanta kecepatan distribusiF: BioavailabilitasW: Dosis total obatb. Rancangan FormulaTabel 1. Formula Tablet sustained releaseBAHANKEGUNAANFORMULA

IIIIII

Propranolol HCl (mg)ZatAktif808080

PPSF (%)Matriks203040

Talk (%)Pelicin555

Avicel (%)Pengisi48,3338,3328,33

TOTAL (%)100100100

Keterangan : PPSF = Pregelatinasi pati sagu fosfatc.Pembuatan Tablet Propranolol HClUntuk setiap formula, ditimbang bahan-bahan untuk pembuatan 100 tablet dengan bobot tablet 300 mg dengan dosis Propranolol HCl 80 mg/tablet. Digerus Propranolol HCl dengan matriks fosforilasi pregelatinasi sagu hingga homogen kemudian ditambahkan talk sebagai pelincin dan avicel sebagai pengisi. Setelah itu, dicetak dengan mesin pencetak tablet kemudian dievaluasi.5. Evaluasi Sediaan1. Granula. Pengujian Sifat Alir Granul dan Sudut DiamGranul dengan bobot ternilai (w) dimasukkan kedalam corong uji waktu alir (t). Penutup corong dibuka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. Waktu alir (t) granul dicatat kemudian ditentukan kecepatan alir granul (v) dengan rumus :V = Sudut diam () dihitung dengan mengukur diameter (d) timbunan granul dan tinggi kerucut (h) yang keluar dari mulut corong menggunakan rumus :tan = b. Pengujian Bobot Jenis dan Porositas1) Bobot jenis (Bj) nyataDitimbang (mg) sejumlah massa cetak, kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur 100 mL. Volume awal granul dicatat. Bj nyata adalah berat granul (m) dibagi dengan volume awal granul (vg).BjNyata = 2) Bobot jenis (Bj) mampatGranul dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 mL. Setelah dilakukan Bobot jenis nyata di atas kemudian ketuk-ketukkan gelas ukur tersebut 60-100 kali atau hingga volume granul konstan. Bj mampat adalah berat granul (m) dibagi dengan volume granul konstan (vk).BjMampat =

3) Porositas = x 100 %2. Evaluasi Tableta. Pengambilan SampelSampel diambil acak dari tiap formula dan jumlah tablet yang digunakan dalam evaluasi tablet masing-masing 20 tablet untuk setiap pengujian. b. Penampilan Umum dan Keseragaman Ukuran Tablet (Lachman 2008, 648)Pengamatan dilakukan secara organoleptis meliputi warna, tekstur permukaan dan keregasan tablet. Adapun keseragaman ukuran, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan kurang dari 1 1/3 tebal tablet.c. Kekerasan Tablet (Lachman 2008, 651)Hardness tester diatur hingga menunjukkan nol. Tablet diletakkan pada ujung penekan dengan posisi tegak lurus pada alat. Penekan diputar pelan-pelan hingga tablet pecah. Skala pada alat menunjukkan kekerasan pada tablet yang dinyatakan dalam satuan kilogram.d. Kerapuhan Tablet (Lachman 2008, 654)Sejumlah tablet yang telah dibebasdebukan, ditimbang dan dimasukkan kedalam friobilator. Mesin dijalankan dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit. Tablet dikeluarkan dan dibebas debukan, lalu ditimbang. Persentase kehilangan bobot menunjukkan kerapuhannya.

e. Pemeriksaan Keseragaman Bobot TabletDua puluh tablet ditimbang satu per satu, dihitung bobot rata-ratanya. Tidak boleh lebih dari 2 tablet yang bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan Tabel 2 (A) dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih dari harga yang ditetapkan Tabel 2 (B). Persyaratan bobot rata-rata tablet dalam Farmakope Indonesia edisi III adalah sebagai berikut:Tabel 2.Persyaratan bobot rata-rata tablet (Dirjen POM, 1979: 7)Bobot rata-rata (mg)Penyimpangan bobot rata-rata (%)

AB

25 atau kurang1530

26 1501020

151 3007,515

Lebih dari 300510

6. Uji Pelepasan Tableta. Penetapan Kadar Propranolol HCl dari tabletPenetapan kadar Propranolol HCl dalam tablet dilakukan dengan cara dua puluh tablet Propranolol HCl digerus homogen. Ditimbang serbuk sesuai bobot pertablet. Serbuk dilarutkan dalam medium buffer pH 1,2 dan ditetapkan kadarnya dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimal Propranolol HCl.b. Uji Disolusi Metode yang digunakan adalah metode dayung. Tablet Propranolol HCl dimasukkan ke dalam labu disolusi, yang berisi media disolusi larutan buffer pH 1,2 sebanyak 900 mL dengan suhu 37..C. Stirrer dijalankan dengan kecepatan pengadukan 50 rpm selama 12 jam. Larutan disampling sebanyak 5,0 mL pada waktu tertentu (pada jam ke 1, 3, 6 dan 12). Kadar ditetapkan dengan metode spektrofotometri. c. Analisis DataDibuat kurva hubungan antara jumlah obat yang terdisolusi versus waktu, lalu ditentukan persamaan regresinya. Harga koefisien regresi dibandingkan untuk menentukan kinetika dan mekanisme pelepasan obat dari sediaan tablet.28