bab 4 implementasi dan evaluasi 4.1 spesifikasi sistemthesis.binus.ac.id/asli/bab4/2009-1-00092-if...

36
45 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Implementasi dilakukan pada sebuah PC server (OS M ikrotik), PC client yang terbagi dalam 15 titik serta intermediary network devices yang mendukung implementasi jaringan. Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan jaringan, antara lain yaitu : - 2 buah Kenbotong Antenna Grid 24 dbi – 2.4 Ghz - 1 buah Mikrotik Router Board RB433 - 2 buah Mikrotik Mini PCI R52 Atheros 2.4 / 5 Ghz - Kabel UTP belden Cat 6 - Kabel UTP belden Cat 5e - Konektor RJ45 - Switch TP-link 16 Port - POE (Power Over Ethernet) adaptor - 1 PC server dengan Router M ikrotik 4.1.1 PC Router PC router merupakan PC yang biasa digunakan oleh user sehari- hari, yang berbeda adalah operating system yang digunakan. Bila pada PC user sehari-hari menggunakan OS Windows, Linux, dan Mac OS, maka untuk PC router menggunakan OS mikrotik agar PC tersebut dapat bekerja

Upload: vanduong

Post on 03-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

45

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1 Spesifikasi Sistem

Implementasi dilakukan pada sebuah PC server (OS Mikrotik), PC

client yang terbagi dalam 15 titik serta intermediary network devices yang

mendukung implementasi jaringan. Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang

dibutuhkan dalam mengimplementasikan jaringan, antara lain yaitu :

- 2 buah Kenbotong Antenna Grid 24 dbi – 2.4 Ghz

- 1 buah Mikrotik Router Board RB433

- 2 buah Mikrotik Mini PCI R52 Atheros 2.4 / 5 Ghz

- Kabel UTP belden Cat 6

- Kabel UTP belden Cat 5e

- Konektor RJ45

- Switch TP-link 16 Port

- POE (Power Over Ethernet) adaptor

- 1 PC server dengan Router Mikrotik

4.1.1 PC Router

PC router merupakan PC yang biasa digunakan oleh user sehari-

hari, yang berbeda adalah operating system yang digunakan. Bila pada PC

user sehari-hari menggunakan OS Windows, Linux, dan Mac OS, maka

untuk PC router menggunakan OS mikrotik agar PC tersebut dapat bekerja

Page 2: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  46

sebagai router. Dalam implementasi yang dilaksanakan menggunakan

Mikrotik versi 2.9.27 sebagai Router OS dalam mengimplementasi jaringan.

4.1.2 Router Board

Router Board merupakan sebuah perangkat keras yang berfungs i

mengirim dan menerima gelombang radio dengan frekuensi tertentu dari

suatu point ke point lainnya. Dalam implementasi menggunakan Router

Board RB433 karena selain diperkuat dengan processor Atheros, juga

memiliki 3 slot Mini PCI, dimana hal ini mendukung implementasi yang

menggunakan 2 Mini PCI dalam implementasi. Selain itu, RB433 juga

memiliki kinerja yang baik dengan harga yang sangat kompetitif.

Spesifikasi Router Board RB433 :

• CPU: Atheros AR7130 300MHz network processor

• Memory: 64MB DDR SDRAM onboard memory

• Boot loader: RouterBOOT

• Data storage: 64MB onboard NAND memory chip

• Ethernet: Three 10/100 Mbit/s Fast Ethernet ports with Auto-

MDI/X

• miniPCI: Three MiniPCI Type IIIA/IIIB slots

• Extras: Reset switch, Beeper

• Serial port: One DB9 RS232C asynchronous serial port

• LEDs: Power, NAND activity, 5 user LEDs

Page 3: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  47

• Power options: Power over Ethernet: 10..28V DC (except power

over datalines). Power jack: 10..28V DC

• Dimensions: 10.5 cm x 15 cm, 137 grams

• Power consumption: ~3W without extension cards, maximum – 25

W

• Operating System: MikroTik RouterOS v3, Level4 license

4.1.3 Antena

Dalam menghubungkan point to point koneksi wireless,

dibutuhkan antena untuk menghubungkan koneksi tersebut. Frekuensi yang

dihasilkan oleh antena berbeda-beda, misalnya 2.4 Ghz dan 5 Ghz. Dalam

implementasi yang dilaksanakan menggunakan antena Grid Kenbotong

dengan frekuensi 2.4 Ghz. Dan untuk mendapatkan bandwidth dari

provider harus melalui antena Backbone yang berada pada gedung

Jamsostek. Maka antena yang dibangun menggunakan polarisasi vertikal,

karena selain lebih cocok untuk koneksi directional, juga dapat mengurangi

efek interferensi, sehingga dapat menghasilkan sinyal yang kuat

4.1.4 Switch

Switch digunakan untuk mengubungkan beberapa PC dalam

sebuah network domain. Dalam implementasi jaringan, ditemukan

beberapa titik PC client yang memiliki jarak lebih dari 100 meter.

Sedangkan media kabel Unshielded twisted-pair (UTP) memiliki batas

jangkau maksimum 100 meter dan bila melebihi batas jangkau, paket data

Page 4: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  48

yang melewati media tersebut akan loss. Maka untuk memperkuat sinyal,

digunakan switch.

4.1.5 Mikrotik Mini PCI

Wireless MiniPCI produksi Mikrotik yang bekerja sesuai dengan

standar 802.11a+b+g, untuk aplikasi wirelesss broadband. Bekerja pada

frekuensi 2.192-2.539 dan 4.920-6.100GHz.

4.1.6 Peralatan Lainnya

Peralatan lainnya yang dibutuhkan dalam melakukan

implementasi jaringan antara lain adalah konektor RJ45, kabel UTP Cat 5e

dan Cat 6, serta Cable Tester dan Crimping Tools.

4.2 Rancangan Topologi

Topologi dibawah ini merupakan topologi yang diimplementasikan,

dimana untuk koneksi internet menggunakan antena grid yang terhubung dengan

provider internet, yaitu Quantum. Sedangkan untuk jaringan lokal, dibagi

menjadi beberapa titik yang berbeda lokasi. Dan menempatkan switch pada titik

yang memiliki jarak kabel UTP yang melebihi 100 meter.

Page 5: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  49

Gambar 4.1 Topologi Jaringan Lantai Dasar

Page 6: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  50

Gambar 4.2 Topologi Jaringan Lantai 1

Page 7: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  51

4.3 Instalasi Mikrotik

Mikrotik Router OS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang

dapat digunakan untuk menjadikan komputer biasa menjadi router network yang

handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan

wireless.

Dalam implementasi, Mikrotik dipilih sebagai Router OS dengan

pertimbangan sebagai berikut:

1. Mikrotik OS lebih murah dibandingkan dengan Router OS lainnya,

seperti windows server 2003.

2. Memiliki banyak fitur, diantaranya Firewall & Nat, Routing, Hotspot,

Point to Point Tunneling Protocol, DNS server, dan DHCP server.

3. Tidak membutuhkan hardware komputer yang tinggi.

4. Mudah dan cepat dalam instalasi.

5. Reliable, dimana dapat bekerja selama 24 jam penuh.

Komputer yang akan digunakan sebagai router network cukup dengan

spesifikasi menengah, di tempat implementasi, Mikrotik dipergunakan pada cpu

Pentium III 800 Mhz, RAM 512 mb dan hdd 80 Gb sebagai firewall dan server.

Dengan analisis spesifikasi PC Router Mikrotik sebagai berikut:

1. PC Router Mikrotik yang diperuntukkan sebagai Proxy Server, maka

dibutuhkan Kapasitas HDD yang besar.

Page 8: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  52

2. RAM dengan kapasitas besar ditujukan sebagai cache/buffer untuk

menangani proxy bila proxy diaktifkan, serta untuk menangani banyaknya

jumlah koneksi.

3. Dalam memilih Processor, cukup menggunakan processor Intel Pentium

800 Mhz, dengan pertimbangan processor PC Router lebih baik memiliki

kemampuan lebih tinggi dari processor Router Board 433 yang memiliki

processor 300 Mhz. Sebab PC Router memiliki tugas yang lebih banyak,

seperti menangani koneksi client, proxy, NAT dan lainnya.

Setelah cd siap maka masukkan ke CD-ROM dan lakukan boot dari CD.

pastikan komputer yang akan dipergunakan memiliki minimal satu ethernet card.

Setelah proses booting selesai maka akan muncul tampilan berikut :

Gambar 4.3 Tampilan Awal Instalasi Mikrotik

Page 9: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  53

Tampilan diatas adalah pilihan paket-paket yang akan di install, tekan 'a' untuk

menginstall semuanya dan diteruskan dengan menekan 'I' untuk melanjutkan

proses instalasi. Proses instalasi dilanjutkan dengan pembuatan partisi dan format

harddisk, harap diingat bahwa mikrotik akan mengambil semua space yang ada

di harddisk. karena itu tidak disarankan untuk menginstalasi mikrotik pada

harddisk operasional yang berisi data-data penting. Setelah melakukan

pembuatan partisi dan memformat harddisk maka tahap terakhir adalah

menginstall paket-paket yang dipilih pada awal tadi ke dalam harddisk. setelah

selesai tekan enter untuk reboot.

Gambar 4.4 Tampilan Administrator Mikrotik

Page 10: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  54

Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login sebagai

user admin dan tanpa password.

4.4 Konfigurasi Mikrotik

Dalam implementasi yang dilaksanakan, terdapat 2 router mikrotik yang

di konfigurasi, yaitu mikortik router board dan mikrotik PC Router. Untuk

mengkonfigurasi mikrotik menggunakan sebuah komputer client dengan

program WinBox. Untuk terhubung dengan mikrotik, maka pada WinBox harus

memasukkan IP PC Router atau IP Router Board.

Gambar 4.5 WinBox Loader

Page 11: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  55

4.5 Konfigurasi Mikrotik Board RB433

Setelah Antena telah terpasang, maka untuk menghubungkan antena

Hotel Sahid dengan antena backbone provider Quantum, maka perlu melakukan

konfigurasi pada Router Board RB433. Yaitu melalui Winbox, dan melakukan

konfigurasi pada mikrotik Router Board seperti pada gambar 4.4 dibawah ini :

1. Pilih Interfaces

2. Pilih salah satu interface wlan

3. Ganti mode menjadi station wds

4. Pilih Band yang sesuai

5. Pilih frekuensi yang sesuai

6. Masukkan SSID yang diinginkan. (SSID sebagai identitas antena)

7. Pilih scan list sebesar 2192 - 2600

8. Pilih frekuensi, karena menggunakan antena 2.4 Ghz, maka frekuensi yang

dipilih adalah 2437.

Page 12: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  56

Gambar 4.6 Interface Wireless 1

4.5.1 Penggunaan Frekuensi Superchannel

Pada implementasi awal, dalam menghubungkan antena Sahid

dengan antena backbone mengalami banyak kendala, seperti penuhnya

lalu lintas jalur broadband pada frekuensi tertentu sehingga

menyebabkan sulitnya menstabilkan koneksi dengan antena backbone.

Akibatnya koneksi antar kedua antena sering terputus.

Untuk menstabilkan koneksi, maka perlu dilakukan perubahan

pada frekuensi yang digunakan. Bila pada pengaturan mikrotik wireless

Page 13: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  57

awal menggunakan Frequency Mode : manual txpower, maka diubah

menjadi Frequency : Mode superchannel. Dengan menggunakan mode

superchannel pilihan channel yang tersedia menjadi lebih banyak, yang

semula hanya terbatas dalam 11 channel umum, maka kini channel yang

tersedia lebih dari 11 channel yang bisa digunakan sehingga pada saat

implementasi, akan mendapatkan koneksi yang jauh lebih stabil terhadap

antena backbone. Perbedaan frekuensi pada mode manual txpower

dengan mode superchannel dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.7 Frekuensi Mode manual t xpower

Page 14: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  58

Pada gambar diatas, pada konfigurasi awal mikrotik OS yang terdapat

pada Router Board RB433 menggunakan Frequency Mode : manual txpower

Gambar 4.8 Daftar Frekuensi manual txpower

Pada gambar diatas dapat dilihat daftar frekuensi yang tersedia. Frekuensi

diatas adalah frekuensi umum yang biasa digunakan, sehingga lalulintas

broadband sangat padat. Hal inilah yang menyebabkan sulitnya menstabilkan

koneksi antena Sahid dengan antena backbone pada gedung Jamsostek.

Page 15: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  59

Gambar 4.9 Frekuensi Mode Superchannel

Pada gambar diatas, frequency mode manual txpower diganti dengan

mode superchannel. Untuk mengaktifkan mode superchannel perlu diinstal

terlebih dahulu, karena fitur superchannel tidak terdapat pada default OS

miktorik.

Page 16: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  60

Gambar 4.10 Daftar Frekuensi Superchannel

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa frekuensi yang disediakan oleh

mode superchannel jauh lebih banyak daripada mode manual txpower. Dengan

penggunaan frekuensi yang disediakan oleh mode superchannel akan membuat

koneksi antena Sahid dengan antena backbone menjadi stabil dan tidak mudah

putus.

Page 17: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  61

4.5.2 Percobaan Koneksi Jaringan Wireless Broadband

Setelah mengkonfigurasi frekuensi, band dan scan list, maka

koneksi antena Sahid dengan antena backbone sudah dapat terhubung.

Hal ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

Gambar 4.11 Interface Wireless

Untuk mengetahui apakah koneksi terhadap antena backbone

stabil dan lancar maka dapat dilakukan beberapa percobaan, seperti ping

dan bandwidth test terhadap antena backbone tersebut. Pada percobaan

test pertama, dilakukan test ping, dan dapat terlihat hasilnya seperti pada

gambar dibawah ini.

Page 18: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  62

Gambar 4.12 Test Ping

Dari test ping yang dilakukan, tidak ditemukan adanya koneksi

yang terputus antara koneksi antar Sahid dan antena backbone.

Selanjutnya akan dilakukan test bandwidth terhadap antena backbone

seperti pada gambar dibawah ini.

Page 19: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  63

Gambar 4.13 Bandwidth Test

Pada bandwidth test yang dilakukan, dapat terlihat bahwa

aktivitas transfer data dan receive data dapat berjalan dengan baik. Ini

membuktikan bahwa penggunaan frekuensi superchannel dalam

menghadapi masalah sulitnya menstabilkan koneksi antar antena Sahid

dengan antena backbone yang disebabkan oleh padatnya lalulintas

broadband dapat bekerja dengan baik.

Page 20: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  64

4.6 Konfigurasi Mikrotik Local Area Network

Setelah selesai mengkonfigurasi Router Board RB443, maka langkah

selanjutnya adalah mengkonfigurasi mikrotik PC router. PC router bertugas

membagi bandwidth ke masing-masing pc client. Setelah menginstal mikrotik

pada PC Router, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengaturan IP pada

Network Interface yang terpasang pada PC Router.

Gambar 4.14 Layar Admin Mikrotik

4.6.1 Konfigurasi IP Network Interface Pada PC Router

Untuk mengatur IP pada Network Interface yang terhubung

langsung dengan PC Router, dapat dilakukan pada layar admin mikrotik,

dengan cara memasukan perintah seperti berikut ini :

Page 21: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  65

1. Memberi nama Network Interface :

interface ethernet set ether1 name=PUBLIC

interface ethernet set ether2 name=LAN

2. Memberi IP Address pada Network Interface :

/ip address add address=192.168.1.2 netmask=255.255.255.0

interface=PUBLIC

/ip address add address=172.16.1.1 netmask=255.255.255.0

interface=LAN

Gambar 4.15 IP Address Interface

Page 22: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  66

4.6.2 Konfigurasi DNS Pada PC Router

Setelah memberi ip address pada kedua network interface yang terdapat

pada PC router. Maka tahap selanjutnya adalah mengkonfigurasi DNS provider.

Untuk menentukan DNS, maka dapat dilakukan dengan memasukkan perintah

seperti dibawah ini:

ip dns set primary-dns=192.168.XX.XX allow-remoterequests=yes

ip dns set secondary-dns=192.168.XX.XX allow-remoterequests=yes

4.6.3 Konfigurasi Default Gateway PC Router

Tahap selanjutnya setelah mengkonfigurasi DNS adalah

memasukkan default gateway Router Board RB433. Konfigurasi ini

penting dilakukan agar PC Router dapat menerima bandwidth internet

serta membagi bandwidth tersebut ke PC Client yang terhubung. Untuk

mengkonfigurasi gateway, maka dapat dilakukan dengan perintah seperti

berikut:

Konfigurasi Default Gateway:

/ip route add gateway=192.168.1.1

Page 23: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  67

Gambar 4.16 Default Gateway

4.6.4 Test Ping

Tahap berikutnya adalah melakukan ping memastikan bahwa PC

Router telah terkoneksi dengan internet. Ping dapat dilakukan dengan

perintah seperti berikut:

/ping www.binusmaya.binus.ac.id

Bila hasil dari ping terlihat seperti dibawah ini. Maka sudah dapat

dipastikan, PC Router telah terhubung dengan internet.

Page 24: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  68

Gambar 4.17 Test Ping

4.6.5 NAT (Network Address Translation) / Masquerading

Agar semua komputer yang ada di LAN bisa terhubung dengan

internet, maka Anda perlu melakukan konfigurasi NAT (Masquerade)

pada Mikrotik.

Perintah NAT pada mikrotik:

ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-

interface=PUBLIC

Page 25: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  69

Gambar 4.18 NAT

4.6.6 Pengaturan IP LAN

Dalam implementasi yang dilakukan, network address yang

digunakan adalah 172.16.1.0/24, dimana network address ini memiliki

range IP mulai dari 172.16.1.2/24 – 172.16.1.254/24, sedangkan IP

address 172.16.1.1 digunakan sebagai default gateway, serta IP address

172.16.255 adalah boardcast address.

Pada WinBox, masukkan IP mikrotik PC Router yaitu

192.168.1.2. Seperti gambar dibawah ini :

Page 26: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  70

Gambar 4.19 WinBox Loader

Untuk mengeset IP jaringan dapat dilakukan dengan cara :

1. Pilih IP

2. Pilih ARP

3. Dalam box ARP, pilih Add(+)

4. Masukkan IP dan Subnetmask yang sesuai dengan PC

Client

Tabel 4.1 List IP Address LAN

PC No. IP Address/Prefix Gateway MAC Address

1 172.16.1.2/24 172.16.1.1 00:E9:D7:48:2A:56

Page 27: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  71

2 172.16.1.3/24 172.16.1.1 00:51:3A:B4:9E:7D

3 172.16.1.4/24 172.16.1.1 00:A1:84:F6:7D:98

4 172.16.1.5/24 172.16.1.1 00:45:4E:31:94:FB

5 172.16.1.6/24 172.16.1.1 00:C1:3F:C6:93:E0

6 172.16.1.7/24 172.16.1.1 00:18:14:33:83:7D

7 172.16.1.8/24 172.16.1.1 00:03:DC:2E:28:33

8 172.16.1.9/24 172.16.1.1 00:E0:A7:E7:57:FA

9 172.16.1.10/24 172.16.1.1 00:E9:BC:A6:30:A1

10 172.16.1.11/24 172.16.1.1 00:52:93:E8:E3:77

11 172.16.1.12/24 172.16.1.1 00:4A:80:2F:D5:44

12 172.16.1.13/24 172.16.1.1 00:69:68:3D:A0:A8

13 172.16.1.14/24 172.16.1.1 00:24:0A:8A:23:4B

14 172.16.1.15/24 172.16.1.1 00:90:D4:1C:37:B7

15 172.16.1.16/24 172.16.1.1 00:22:9F:80:4F:C7

Page 28: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  72

Gambar 4.20 ARP List

4.6.7 Pengaturan Bandwidth

Agar semua komputer klien pada LAN tidak saling berebut

bandwidth, maka perlu dilakukan yang namanya bandwidth management

atau bandwidth control. Bandwidth management dapat dikonfigurasi

dengan perintah seperti dibawah ini :

ip firewall mangle add src-address=172.16.1.0/24 action=mark-

connection new-connection-mark=Clients-con chain=prerouting

Page 29: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  73

ip firewall mangle add connection-mark=Clients-con action=mark-packet

new-packet-mark=Clients chain=prerouting

Perintah untuk membatasi kecepatan download dan upload :

queue tree add name=Clients-Download parent=LAN packet-

mark=Clients limit-at=307200 max-limit=389120

queue tree add name=Clients-Upload parent=PUBLIC packet-

mark=Clients limit-at=51200 max-limit=614400

Setelah dilakukan konfigurasi diatas, maka hasilnya dapat dilihat

pada WinBox, seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.21 Mangle

Page 30: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  74

Gambar 4.22 Queue Tree

4.6.8 Burst Limit

Burst Limit merupakan sebuah fitur mikrotik, yang berfungsi

mengatur kecepatan bandwidth dalam waktu tertentu, baik kecepatan

maksimal maupun kecepatan minimal. Biasanya burst limit digunakan

untuk mempercepat akses internet pada detik-detik awal, sehingga user

tidak akan merasa koneksi internet yang lambat.

Page 31: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  75

Gambar 4.23 Layar Queue – Burst

Keterangan :

Max Limit - bandwidth maksimal yang bisa didapat oleh client

Burst Limit - bandwidth yang bisa dilewati oleh client dalam jangka

waktu tertentu

Burst threshold - bandwidth minimal yang didapat oleh client selama

bandwidth belum mencapai max limit

Page 32: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  76

Contoh:

Max Limit 256kbps

Burst Limit 512kbps

Burst Threshold 128kbps

Burst Time 10s

Pada saat pertama kali client terhubung ke internet, client tidak

mungkin langsung mendapatkan bandwidth 256kbps, maka dalam hal ini

mikrotik akan mengatur client agar bandwidth minimal yang didapat

adalah 128kbps terlebih dahulu, dan mikrotik akan melakukan burst

sehingga bandwidth akan menjadi jadi 512kbps selama 10 detik, setelah

10 detik maka bandwidth kembali pada Max Limit, yaitu 256kbps.

4.6.9 Membuat IP Address Pool

IP Pool digunakan sebagai DHCP (Dynamic Host Configuration

Protocol), dimana PC Client yang terhubung dapat langsung

mendapatkan IP, sehingga tidak perlu dilakukan pengaturan IP lagi.

Pengaturannya dapat dilakukan seperti dibawah ini :

ip pool add name=dhcp-pool ranges=172.16.1.2-172.16.1.254

Page 33: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  77

Menambahkan DHCP Network

ip dhcp-server network add address=172.16.1.2/24 gateway=172.16.1.1

dns-server=192.168.XX.XX,192.168.XX.XX

Menambahkan Server DHCP

ip dhcp-server add name=DHCP_LAN disabled=no interface=LAN

address-pool=dhcp-pool

Gambar 4.24 IP Pool

Page 34: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  78

4.6.10 Evaluasi

Setelah melakukan pengembangan jaringan baru pada Hotel Sahid

Jaya maka didapatkan hasil kinerja jaringan yang jauh lebih baik

dibandingkan jaringan sebelumnya. Pada jaringan lama, setiap kantor

divisi memiliki jaringan LAN yang terpisah satu sama lain, dan memiliki

akses internet yang lambat. Sedangkan pada jaringan baru, setiap jaringan

LAN kantor divisi yang ada digabung menjadi satu, memasang Mikrotik

PC Router sebagai bandwidth management, menggunakan frekuensi

superchannel sebagai mode frekuensi yang digunakan pada Router Board

dan mengganti provider internet yang lama menjadi provider internet

Quantum, maka didapatkan kinerja jaringan yang jauh lebih baik.

Dengan adanya dukungan jaringan internet dan LAN yang baru,

maka kinerja dan kualitas pelayanan karyawan terhadap costumer Hotel

Sahid Jaya meningkat. Hal ini dapat terlihat dari tabel evaluasi dibawah

ini.

Tabel 4.2 Tabel Evaluasi

Jaringan Lama Jaringan Baru

1. Restaurant dan outlet-outlet

belum memiliki hotspot

2. Setiap divisi memiliki jaringan

yang berbeda, sehingga sulit

1. Beberapa restaurant dan outlet-

outlet memiliki hotspot yang

dapat digunakan oleh costumer

2. Setiap divisi saling terhubung,

Page 35: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  79

untuk dapat saling

berkomunikasi dan bertukar data

satu sama lain.

3. Koneksi internet yang lambat

4. Belum memiliki PC Router yang

mengatur seluruh traffic jaringan

sehingga mempermudah dalam

komunikasi dan pertukaran data.

3. Dengan menggunakan provider

Quantum, maka didapatkan

koneksi internet yang jauh lebih

cepat

4. Memiliki PC Router yang

mengatur seluruh traffic jaringan

Perbandingan Kecepatan Bandwidth dengan menggunakan bandwidth meter:

Gambar 4.25 Hasil Bandwidth Test PC Client pada Jaringan Lama

Page 36: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistemthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00092-IF bab 4.pdf · Mikrotik telah selesai di instalasi, dan bisa dipergunakan dengan login

  80

Gambar 4.26 Hasil Bandwidth Test PC Client pada Jaringan Baru.

Gambar 4.27 Hasil Bandwitdh Test Provider Quantum