bab 4 pembahasan 4.1 perawatan demam pada anak secara
TRANSCRIPT
21
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Perawatan demam pada anak secara Farmakologis
Pada penentuan sub variabel pembahasan berdasarkan kesimpulan 10
jurnal yang ditelaah dengan kategori penetalaksanaan secara Farmakologis
(menggunakan obat), yang masuk dalam kategori tersebt adalah pengobatan,
Paracetamol, dan Obat Antipiretik.
1. Pengobatan
Hasil penelitian Wafa Siti Alawiyah (2019) yang berjudul Gambaran
Pengetahuan Ibu Mengenai Penanganan Demam Pada Anak Balita di
Poliklinik Anak RSUD Dr Slamet Garutmenunjukan bahwa dari 165
responden pada umumnya ibu memberikan obat dengan cara diminum
sebanyak 98,8%, 83,0% ibu tidak memberikan antibiotik tanpa
persetujuan dokter, ditambahkan penelitian Jenna E. Coalson dkk (2019)
yang berjudul Challenges in Treatment for Fever among School-Age
Children and Adults in Malawi salah satu hasil penelitian Pada 3.579
responden yang mengalami demam didapatkan (75,9%) atau2.715
responden dari mereka mencari pengobatan. Mencari pengobatan secara
eksklusif dari toko-toko local
Pengobatan farmakologi pada intinya yaitu pemberian obat
antipiretik, obat anti inflamasi, dan analgesik yang terdiri dari golongan
berbeda serta memiliki susunan kimia. Tujuan pemberian obat tersebut
yaitu untuk menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan
22
pembentukan prostaglandin dengan cara menghambat enzim
cyclooxygenase (Kania, 2013). Pengobatan sendiri (self medication)
merupakan upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan
atau gejala penyakit sebelum mereka memutuskan mencari pertolongan ke
pusat pelayanan kesehatan/petugas kesehatan (Depkes RI, 2008).
Mengobati diri sendiri atau yang lebih dikenal dengan swamedikasi berarti
mengobati segala keluhan dengan obat-obatan yang dapat dibeli bebas di
apotek atau toko obat dengan inisiatif atau kesadaran diri sendiri tanpa
nasehat dokter (Muharni, 2015).
Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh diatas normal,
yaitu diatas 38°C. Pada anak mengalami demam dengan penaganan
pengobatan dengan harapan demam anak akan menurun. Pengukuran suhu
tubuh dengan menggunakan termometer merupakan cara yang akurat
untuk mengetahui ada tidaknya demam, akan tetapi hal ini masih sangat
jarang dilakukan ibu-ibu di rumah. Pengukuran suhu tubuh yang paling
sering dilakukan ibu adalah dengan perabaan. Penanganan terhadap
demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis yaitu memberikan
obat antipiretik seperti ibu profen, parasetamol dengan dosis sesuai dengan
usia anak.
2. Paracetamol
Penelitian Noor Sofikah (2021) Hubungan Pemberian Kompres
Hangat Dan Paracetamol Pada Anak Usia 12-24 Bulan Dengan Penurunan
Demam Di Desa Larikrejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus Hasil
23
penelitian menunjukkan hasil bahwa Balita diberikan kompres hangat
sebanyak 15 orang (50,0%), sedangkan balita yang diberikan paracetamol
sebanyak 15 orang (50,0%), sebagian besar suhu anak usia 12-24 bulan di
Desa Lurikrejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus setelah dilakukan
tindakan turun sebanyak 18 anak (60,0%), sedangkan suhu anak yang
tidak mengalami penutunan sebanyak 12 orang (40,0%), ada hubungan
pemberian kompres hangat dan paracetamol pada anak usia 12-24 bulan
dengan penurunan demam di Desa Larikrejo Kecamatan Undaan
Kabupaten Kudus dengan p value = 0,025. Diharapkan bagi masyarakat
untuk lebihmeningkatkan dan memperhatikan tentang tujuan dan manfaat
penanganan demam pada anak dan balita baik secara farmokologis
maupun secara non farmakologis.
Parasetamol merupakan derifat asetanilida yang digunakan
sebagaianalgetik antipiretik. Parasetamol sebagai obat golongan analgetik-
antipiretik yang pada saat ini banyak digunakan oleh masyarakat.
Kelebihan dari Parasetamol dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling
aman dan umumnya obat dalam bentuk cair lebih disukai daripada bentuk
padat karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian
dosis,pemberian lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat
besar, aman dan juga mudah diatur penyesuaian dosis untuk anak
(Arisandi, 2014).
Penggunaan Parasetamol mempunyai tujuan untuk mengurangi
demam terutama pada anak, tetapi mempnyai efek samping, sebaiknya
orang tua yang mempunyai anak yang mengalami demam jika
24
memberikan obat paracetamol sesuai dengan resep dokter atau setelah
dibawa ke fasilitas kesehatan untuk menjaga mencegah efek samping
komplikasi dari pemakaian obat paracetamol.
Dyoko Gumilang Sudibyo dkk (2020) yang berjudul Pengetahuan Ibu
Dan Cara Penanganan Demam Pada Anak dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan didapatkan bahwa responden belum banyak yang
mengetahui cara mengenali kondisi demam pada anak karena terbatasnya
penggunaan termometer dan lebih banyak mengandalkan rabaan pada dahi
sebagai cara mengidentifikasi demam. Terlebih lagi sepertiga responden
tidak mengetahui penyebab demam pada anak. Selain itu, responden
memilih melakukan tindakan swamedikasi dengan memberikan antipiretik
khususnya parasetamol untuk setiap kondisi demam anak. Meskipun
demikian, penggunaan parasetamol sebagian besar berdasarkan resep obat
sebelumnya tanpa mengetahui efek samping yang mungkin timbul pada
anak.
Demam adalah kondisi dimana suhu tubuh berada di atas normal
(Wardiyah et al., 2015). Suhu tubuh normal manusia berkisar pada 36-
37°C, namun saat demam dapat melebihi 37°C (Kurniati, 2016).
Penanganan demam terbagi menjadi dua, yaitu penanganan tanpa obat
(terapi non-farmakologis) dan dengan obat (terapi farmakologis).
Penanganan dengan obat dilakukan dengan pemberian obat golongan
antipiretik yang dapat menurunkan suhu tubuh dengan berbagai
mekanisme (Lubis et al., 2016). Antipiretik sangat mudah didapatkan
secara bebas baik di apotek, supermarket, hingga toko kelontong.
25
Sayangnya, ketika masyarakat membeli obat di luar apotek, masyarakat
tidak mendapatkan informasi yang lengkap mengenai obat tersebut. Tidak
adanya informasi penting misalnya tentang aturan pakai obat, dosis, serta
efek samping dapat menim-bulkan efek yang buruk kepada pasien.
Parasetamol dapat menimbulkan reaksi alergi pada kulit dan bisa
menyebabkan gangguan pada liver jika digunakan jangka panjang
(Bebenista et al., 2014).
Ketakutan terhadap demam pada anak sering kali menjadi sebab
pemberian antipiretik oleh orangtua sebagai upaya penanganan pertama
demam pada anak. Pertimbangan pemilihan obat demam untuk anak oleh
responden banyak didasarkan pada pengalaman menggunakan obat sesuai
resep yang pernah dipakai sebelumnya, seharusnya orang tua jika
memberikan obat sesuai anjuran dokter dan dibawa ke fasilitas kesehatan.
Karena obat mempnyai efek samping jangka pendek dan panjang.
4.2 Perawatan demam pada anak secara Non Farmakologis
Pada sub variabel secara non farmakologis pembahasan berdasarkan 10
jurnal yang ditelaah, yang masuk dalam kategori tersebut adalah kompres
tepid water sponge, pemanfaatan obat herbal, skin to skin contact (PMK),
kompres bawang merah, pengobatan tradisional, dan pemberian kompres
hangat.
26
1. Kompres Tepid Water Sponge
Berdasarkan hasil penelitian Heriaty Berutu (2019) yang berjudul
Pengaruh Kompres Tepid Water Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh
Pada Anak Yang Mengalami Hipertermi Di Ruang Melur Rumah Sakit
Umum Daerah Sidikalang. pre testdan post test pada hari pertama
diketahui bahwa keenam subyek mengalami penurunan suhu setelah
diberikan tindakan Kompres Tepid Water Sponge selama 15-20 menit
sehingga tidak terjadi peningkatan suhu tubuh pada pasien Hipertermi.
Penurunan Suhu tubuh pada subyek I dari 39˚C menjadi subyek II adalah
dari 38,6˚C menjadi37,3˚C, subyek III adalah dari 38˚C menjadi subyek
IV adalah dari 37,8˚C menjadi subyek V adalah dari37,8˚C
menjadi36,5˚C, subyek VI adalah dari 38˚C menjadi37˚C Pemberian
Kompres Tepid Water Sponge terhadap keenam subyek terjadi penurunan
suhu tubuh. Kompres Tepid Water Spongeberdasarkan (Lusia, 2005) yaitu
Suhutubuh diatas 37,5ºC
Pemberian kompres TepidTerjadi Sponge akan menyebabkan nya
pengeluaran panas tubuh yang lebih banyak melalui dua mekanisme
yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat dan memberikan
rasa nyaman terhadap pasien dan sangat berpengaruh untuk penurunan
suhu tubuh. (Potter & Perry, 2005). Tepid sponge adalah sebuah teknik
kompres hangat yang menggabungkan teknik kompres blok pada
pembuluh darah. anak di seka dengan kain/washlap yang sudah direndam
air hangat suam-suam kuku. Kompres tepid sponge bekerja
dengan (melebarnya) pembuluh darah perifer di seluruh tubuh sehingga
27
evaporasi panas dari kulit ke lingkungan sekitar akan lebih cepat.
Pemberian kompres Tepid Water Sponge akan menyebabkan pengeluaran
panas tubuh yang lebih banyak melalui dua mekanisme yaitu dilatasi
pembuluh darah perifer dan berkeringat dan memberikan rasa nyaman
terhadap pasien dan sangat berpengaruh untuk penurunan suhu tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian diatas diharapkan keluarga pasien dan
perawat dalam menangani demam pada anak di rumah sakit dapat
memberikan tindakan kompres Tepid Water Sponge karena Tindakan
tersebut dapat memberikan pengaruh untuk menurunkan suhu tubuh pada
pasien hipertermi.
2. Pemanfaatan Obat Herbal
Penelitian Citra Hadi (2019) berjudul Pemanfaatan Obat Herbal
Penurun Panas Pada Balita Sakit Di Desa Kaliurip Kecamatan Purwojati
Kabupaten Banyumas. Minat terhadap pemanfaatan obat herbal penurun
panas sebesar 80%. Hal tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat karena
faktor kepercayaan secara tradisional dan turun-temurun.
Obat herbal merupakan bahan baku atau sediaan yang berasal dari
tumbuhan yang memiliki efek terapi yang bermanfaat bagi kesehatan.
Komposisinya dapat berupa bahan mentah atau bahan yang telah
mengalami proses lebih lanjut yang berasal dari satu jenis tanaman atau
lebih (Hidayat A, 2006).Pemakaian herbal untuk penanganan kesehatan
telah berkembang pesat seiring kembalinya bahan alami. Herbal
diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu jamu, obat herbal terstandar dan
28
fitofarmaka. Kondisi ini memicu perkembangan dan peningkatan
kebutuhan pasar sehingga industri obat herbal berkembang pesat.
Penelitian dan pengembangan obat herbal dapat diarahkan untuk
menghasilkan obat yang dapat diterima dalam pelayanan kesehatan formal
(Hernani, 2011).
Jenis-jenis tanaman herbal yang digunakan di Desa Kaliurip
berdasarkan hasil wawancara yaitu kencur, bawang merah, dadap serep,
dan pace. Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa kencur (Kaempferia
galanga) merupakan jenis tanaman yang memiliki batang semu yang
sangat pendek jenis rimpang kencur mirip dengan kunyit. Khasiat kencur
sangat luar biasa, terutama bisa digunakan untuk beragam pengobatan,
salah satunya untuk menyembuhkan influenza pada bayi dan masuk angin.
Rimpang mengandung minyak atsiri yang tersusun dari monoterpenoid,
seskuiterpen, borneol, disamping itu juga terdapat golongan senyawa
flavonoid (Herlina, 2011).
Pemanfaatan obat herbal penurun panas pada balita sakit di Desa
Kaliurip Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas dilihat dari minat
pemanfaatan, alasan pemanfaatan, jenis tanaman herbal, cara
pemanfaatan, pengetahuan tentang pemanfaatan obat herbal, sumber
perolehan, dan peran petugas kesehatan. Minat terhadap pemanfaatan obat
herbal penurun panas sebesar 80%. Hal tersebut dimanfaatkan oleh
masyarakat karena faktor kepercayaan secara tradisional dan turun-
temurun. Sumber perolehannya yaitu dengan menanam sendiri tanaman
herbal.
29
Tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai salah satu alternatif pengobatan, baik pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan kesehatan serta peningkatan derajad kesehatan.
Obat herbal merupakan bahan baku atau sediaan yang berasal dari
tumbuhan yang memiliki efek terapi yang bermanfaat bagi kesehatan.
Komposisinya dapat berupa bahan mentah atau bahan yang telah
mengalami proses lebih lanjut yang berasal dari satu jenis tanaman atau
Keuntungan obat herbal yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah
kemudahan untuk memperolehnya dan bahan bakunya dapat ditanam di
pekarangan sendiri, murah, dan dapat dirawat sendiri. Hampir setiap orang
Indonesia pernah menggunakan obat herbal untuk mengobati penyakit
yang timbul baik ketika masih bayi, kanak-kanak, maupun setelah dewasa
Minat terhadap pemanfaatan obat herbal penurun panas sebesar 80%. Hal
tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat karena faktor kepercayaan secara
tradisional dan turun-temurun. Tanaman herbal seperti Kencur 5/6 ruas ibu
jari diparut kemudian dibalurkan ke seluruh tubuh, 1/2 bawang merah
diiris atau ditumbuk kemudian dibalurkan ke seluruh tubuh, Dadap serep
lembar direndam di air kemudian diletakkan di dahi, 1 lembar pace dicuci
lalu diletakkan di dahi
3. Skin To Skin Contact (PMK)
Hasil penelitian Heni Purwaningsih (2019) pengaruh skin to skin
contact (PMK) terhadap penurunan suhu tubuh pada bayi demam di
Rumah Sakit Ken Saras Kabupaten Semarang menunjukkan terdapat
30
perbedaan secara bermakna suhu tubuh pada bayi demam sesudah
dilakukan skin to skin contact (PMK) dengan p value 0,000 < α (0,05).
Perawat dapat memberikan intervensi skin to skin contact (PMK) sebagai
salah satu intervensi keperawatan nonfarmakologis dalam penatalaksanaan
bayi demam.
Demam pada anak dibutuhkan perlakuan dan penanganan tersendiri
yang berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Demam dapat
membahayakan keselamatan pasien jika tidak ditangani dengan cepat dan
tepat akan menimbulkan komplikasi lain seperti hipertermi, kejang, dan
penurunan kesadaran (Maharani, 2011). Bayi yang mengalami demam,
untuk menurunkan suhu tubuhnya dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain manajemen cairan, kompres, manajemen lingkungan dan
pemberian antipiretik. Cara lain yang dapat menurunkan suhu tubuh
adalah dengan menggunakan metode kontak kulit ibu dan kulit bayi (Skin
to SkinContact). Metode ini merupakan bentuk interaksi antara orangtua
dengan bayinya yang lebih dikenal dengan perawatan metode Kanguru.
Penelitian yang dilakukan (Lawn et al., 2010) menyatakan skin to skin
contact efektif untuk menumbuhkan efek positif pada ikatan kasih sayang
antara ibu dan bayi. Skin toskin contact dapat menimbulkan dampak
positif yang signifikan pada bayi dan mempengaruhi hubungan orang tua
bayi dalam berinteraksi (Mardi asih, Sri hartini, Wanda Dessie, 2013).
Berdasarkan penelitian diatas dilihat dari manfaat skin to skin
contact diharapkan kepada orang tua dapat melakukan Tindakan skin to
skin contact untuk menurunkan suhu tubuh pada anak yang mengalami
31
demam. Salah satu manfaat dari skin to skin contact (PMK) adalah dapat
memperbaiki status metabolisme bayi dan regulasi termal. Skin to skin
contact (PMK) dapat menurunkan suhu tubuh bayi yang sedang demam
berdasarkan mekanisme perpindahan panas yang terjadi dari suhu tubuh
ibu ke bayi yang sedang mengalami hipotermi.Sebaliknya bayi yang
hipertermi juga dapat memindahkan suhu tubuhnya ke ibu melalui proses
konduksi. Pengeluaran panas secara normal melalui radiasi, konduksi,
konveksi, dan evaporasi.
4. Kompres Bawang Merah
Hasil penelitian Vedjia Medhyna (2020) Pengaruh Kompres Bawang
Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Bayi Saat Demam Pasca
Imunisasi Di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Musi Rawasdari 22 orang
responden, didapatkan rerata suhu tubuh sebelum dialkukan kompres
bawang merah. Hasil uji statistic didapatkan p value 0,000 artinya adanya
pengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh bayi
saat demam pasca imunisasi di wilayah kerja polindes pagar ayu
kesimpulan berpengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan suhu
tubuh bayi saat demam pasca imunisasi di wilayah kerja polindes pagar
ayu kecamatan megang sakti kabupaten musi rawas tahun 2020.
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal
sebagian akibat peninggkatan pusat pengatur suhu dihipotalamus dalam
(Sodikin: 2012.p.32 ). Sebagaian besar demam pada anak merupaka akibat
perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit-
32
penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sytem
tubuh. Selain itu demam mungkin. Bawang merah mempunyai banyak
fungsi dalam pengobatan tradisional, bawang merah juga bisa mengurangi
resiko kolesterol, serangan jantung, kanker hingga radang. Secara ilmiah
kandungan sulfur dalam bawang merah yang dikonsumsi secara teratur
dapat menurunkan kolesterol dan menghilangkan gumpalan darah,
sedangkan kandungan flavon-glikosida berfungsi sebagai anti radang dan
pembunuh bakteri.(Jaelani: 2007.p.22)
Kandungan kimiawi bawang merah adalah minyak atsiri, siklo aliin,
meti aliin, dihidro aliin, flavoglikosida, kuersetin, samponin, peptida,
fitohormon, vitamin, zat pati. (Kurdi: 2010.p.59). Untuk penurunan
demam sendiri menggunakan umbi bawang merah yang memiliki
kandungn zat sikloaliin untuk menurunkan suhu tubuh. Sama dengan
kandungan lainnya bawang merah, yaitu metialiin, kuersetin, kaemfreol,
dan floroglusin. Kelima zat tersebut berfungsi sebagai penurunpanas atau
suhu tubuh yang dapat diandalkan. Sehingga dapat digunakan untuk obat
demam (Soedarso: 2012.p.46).
Diliha dari penelitian tersebut bahwa dalam menangani demam kita
dapat memanfaatkan tanaman obat yang berada di rumah kita dan sangat
mudah didapatkan. Penurunan suhu tubuh bis akita dapatkan dari
tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengendalikan demam seperti
bawang merah. Hal ini disebabkan bawang merah mengandung senyawa
sulfur organic yaitu Allylcysteine sulfoxide (Alliin) yang berfungsi
menghancurkan pembentukan pembekuan darah. Hal tersebut membuat
33
peredaran darah lancar sehingga panas dari dalam tubuh dapat lebih
mudah disalurkan ke pembuluh darah tepi. Cara pemberian bawang merah
terhadap penurunan suhu tubuh pada bayi ambil 5 gram bawang merah,
selanjutnya parut bawang merah,sebelum bawang merah di parut,
bersihkan bawang merah terlebih dahulu. Setelah bawang merah di parut
kompreskan ke perut pada bayi demam. Setiap responden diberikan
parutan bawang merah dengan waktu dan dosisi yang sama, parutan
bawang merah diberikan pada bayi demam hari pertama. Tunggu selama
15 menit, lalu ukur suhu setelah maka di dapatkan penurunan suhu tubuh
hingga di katakan normal per bayi.
5. Pengobatan Tradisional
Hasil penelitian Citra Hadi (2019) Pemanfaatan Obat Herbal
Penurun Panas Pada Balita Sakit Di Desa Kaliurip Kecamatan Purwojati
Kabupaten Banyumas. Prevalensi penggunaan obat tradisional sebagai
pengobatan dalam empat minggu terakhir adalah 6,2%, vitamin atau
suplemen 19,9%, dan obat modern yang dijual bebas 61,1%. Prevalensi
penggunaan obat tradisional dalam 4 minggu terakhir adalah 3,4%, dan
prevalensi penggunaan obat tradisional dan / atau praktisi tradisional
dalam 4 minggu terakhir adalah 8,8%. Tujuan konsultasi dengan praktisi
tradisional terutama pijat (86,8%) dan pengobatan penyakit (14,8%).
Dalam analisis regresi logistik yang disesuaikan, memiliki akta kelahiran
(sebagai proxy untuk status ekonomi yang lebih baik) dan kesehatan diri
yang buruk dikaitkan dengan penggunaan obat tradisional. Usia yang lebih
34
muda dan kesehatan diri yang buruk dikaitkan dengan penggunaan praktisi
tradisional.
Sesuai penelitian sebelumnya di Jerman, 6 penelitian ini menemukan
bahwa penggunaan praktisi tradisional menurun seiring bertambahnya
usia. Salah satu penyebabnya adalah besarnya proporsi pijat yang
diberikan pada bayi dan anak kecil oleh praktisi tradisional di
Indonesia.7,24 Namun, penggunaan obat tradisional tidak berubah seiring
bertambahnya usia dalam penelitian ini. Sebuah studi sebelumnya
menemukan lebih banyak penggunaan obat-obatan nonkonvensional di
kalangan anak perempuan di Jerman, 25 sementara studi ini tidak
menemukan perbedaan gender dalam penggunaan obat-obatan tradisional
dan praktisi tradisional.
obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman obat ini tak kalah
ampuhnya sebagai pengusir demam. Malah, obat-obatan tradisional
memiliki kelebihan, yaitu toksisitasnya relatif lebih rendah dibanding
obat-obatan kimia. Jadi, relatif lebih aman, bahkan tidak ada efek samping
bila penggunaannya benar. Soalnya, kandungan tanaman obat bersifat
kompleks dan organis sehingga dapat disetarakan dengan makanan, suatu
bahan yang dikonsumsi dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem
yang rusak. Selain itu, harganya pun lebih murah.
1. Pemberian kompres hangat
Noor Sofikah dkk (2021) yang berjudul Hubungan Pemberian
Kompres Hangat Dan Paracetamol Pada Anak Usia 12-24 Bulan Dengan
35
Penurunan Demam Hasil penelitian menunjukkan Balita diberikan
kompres hangat sebanyak 15 orang (50,0%).
Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus (Sodikin, 2012).
Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar merupakan
upaya memberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus agar
menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini menuju
hipotalamus akan meransang area preoptik mengakibatkan pengeluaran
sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya
pengeluaran panas tubuh yang lebih banyak melalui dua mekanisme yaitu
dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat (Potter & Perry, 2010).
Pemberian kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan
terjadi hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu
diluaran cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur
suhu di otak supaya tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan
suhu diluaran hangat akan membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar
dan mengalami vasodilatasi sehingga pori-pori kulit akan membuka dan
mempermudah pengeluaran panas, sehingga akan terjadi perubahan suhu
tubuh.
Penelitian Eny Inda Ayu1, Winda Irwanti2, Mulyanti (2019)
berjudul Kompres Air Hangat pada Daerah Aksila dan Dahi Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam di PKU Muhammadiyah
Kutoarjo. Hasil: Rerata derajat penurunan suhu tubuh sebelum dan sesudah
dilakukan kompres air hangat pada daerah aksila sebesar 0,247oC. Rerata
36
derajat penurunan suhu tubuh sebelum dan sesudah dilakukan kompres air
hangat pada daerah sebesar 0,111oC. Analisis uji t menunjukkan teknik
pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif terhadap
penurunan suhu tubuh dibandingkan dengan teknik pemberian kompres hangat
pada dahi (t hitung=5,879 p=0,000). Simpulan: Teknik pemberian kompres air
hangat pada daerah aksila lebih efektif terhadap penurunan suhu tubuh.
Suhu tubuh yang meningkat lebih dari normal atau demam
merupakan suatu pertanda adanya gangguan kesehatan dan disebut
sebagai keluhan yang dirasakan oleh seseorang tetapi bukan
merupakan suatu diagnosis. Suhu tubuh pada kondisi demam dapat
digunakan sebagai salah satu ukuran mengenai membaik atau
memburuknya kondisi pasien. Demam mengacu pada peningkatan suhu
tubuh sebagai akibat dari infeksi atau peradangan sebagai respon terhadap
invasi mikroba, sel-sel darah putih tertentu mengeluarkan suatu zat kimia
yang dikenal sebagai pirogen endogen yang memiliki banyak efek untuk
melawan infeksi (Sherwood L, 2002). Demam atau suhu tubuh yang
tinggi dapat diturunkan dengan berbagai cara. Kompres hangat merupakan
metode untuk menurunkan suhu tubuh (Hegner BR, 2003). Pemberian
kompres hangat pada daerah aksila (ketiak) lebih efektif karena pada daerah
tersebut banyak terdapat pembuluh darah besar dan banyak terdapat kelenjar
keringat yang m.empunyai banyak pembulh darah sehingga akan
memperluas daerah yang mengalami pelebaran pemblh darah yang akan
memungkinkan percepatan perpindahan panas dari dalam tubuh ke kulit.
37
Hasil penelitian Ida Rahmawati 1), Doby Purwanto2) (2020) Uji
normalitas kompres hangat didapatkan nilai P= 0,052 > 0,05. Uji
normalitas kompres dingin didapatkan nilai P = 0,050 = 0,05 yang artinya
semua data berdistribusi normal. Hasil uji t dua sampel didapatkan nilai t
= -2,030 dihargamutlakan menjadi t = 2,030 dengan P-Value = 0,029 <
0,05 yang berarti signifikan. Hasil penelitian menunjukan terdapat
efektifitas pemberian kompres hangat dan dingin terhadap suhu tubuh
pada anak di ruang edelweis RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, dengan
kompres hangat lebih efektif untuk menurunkan suhu tubuh.
Demam merupakan salah satu tanda tidak normal yang terjadi pada
tubuh, dimana otak memberikan sinyal peningkatan suhu 37,5oC (Anisa,
2019). Tubuh akan mengeluarkan sejumlah panas ke kulit tubuh sebagai
respon melawan penyakit dan infeksi (Permatasari, Hartini, & Bayu,
2013). Kompres merupakan salah satu penatalaksanaan non farmakologi
yang dapat digunakan untuk menurunkan demam. Alat untuk kompres
seperti buli- buli dan washlap dapat menimbulkan sensasi relaksasi berupa
hangat dan dingin pada area yang diperlukan. (Barbara, Glenora, Berman
Audry, & Shirlee, 2010). Kompres dibedakan menjadi dua yaitu kompres
hangat dan dingin. Pemberian kompres hangat dapat dilakukan pada area
pembuluh darah besar, tujuan kompres hangat adalah memberikan
rangsangan pada hipotalamus untuk menurunkan suhu tubuh. Hipotalamus
akan memberikan sinyal hangat yang selanjutnya menuju hipotalamus
untuk merangsang area preoptik sehingga agar system efektor dapat
dikeluarkan. Setelah system efektor mengeluarkan sinyal, maka
38
pengeluaran panas tubuh akan melakukan dilatasi pembuluh darah perifer
dan seseorang mengeluarkan keringat ( Potter & Anne Griffin Perry,
2011). manfaat kompres air hangat adalah menurunkan suhu dan
memberikan sensasi hangat, dan rasa nyaman pada tubuh. Dengan
mengaktifkan reseptor penguapan untuk mengeluarkan keringat dan terjadi
vasodilatasi. Vasodilatasi merupakan perubahan pembuluh darah menjadi
sedikit besar. Vasodilatasi ini akan menyebabkan kehilangan panas
melalui kulit meningkat, sehingga terjadi penurunan suhu tubuh.
Sedangkan pada Tindakan pemberian kompres dingin mampu
meningkatkan pengeluaran panas baik secara konduksi, konveksi, maupun
evaporasi. Pemberian kompres dingin dapat menurunkan suhu tubuh, dan
menurunkan temperatur kulit lebih cepat dari pada temperatur inti tubuh.
Teknik pemberian kompres dingin dilakukan dengan meletakan handuk
yang dibasahi dengan air dingin dengan suhu15 oC-27
oC pada area dahi
dan aksila selama 15 menit. Handuk kompres diganti setelah 5 menit
digunakan atau jika dirasa suhu air lebih 27oC, tindakan penggantian
handuk dilakukan sebanyak 2-4 kali saat tindakan pengompresan untuk
mencegah suhu air pada handuk
Penelitian Dewi Sinta Ratnawati2)
Wayunah3)
Titin Hidayatin (2016)
berdl Pemberian Kompres Hangat Di Lipatan Paha Lebih Efektif
Menurunkan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami Demam Dibandingkan
Pemberian Kompres Hangat Di Dahi. Hasil penelitian suhu tubuh sebelum
pemberian kompres di dahi 38.30oC dan pemberian kompres di lipatan
39
paha 38.22oC. Penurunan dahi 0.25
oC dan lipatan paha 0.58
oC. Hasilnya
ada perbedaan lokasi kompres hangat dahi dan lipatan paha (P=0.000).
Demam adalah mekanisme pertahanan tubuh terhadap
ketidakseimbangan atau adanya gangguan. Demam ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh lebih dari normal (> 37oC) (Guyton, 2012).
Penatalaksanaan demam dapat dilakukan secara farmakologis maupun
non farmakologis. Tindakan farmakologis yaitu pemberian obat penurun
demam (antipiretik), (Sodikin, 2012). Sedangkan tindakan non
farmakologis adalah tindakan penurunan demam menggunakan terapi
fisik seperti banyak minum air putih, mengganti pakaian anak dengan
pakaian yang tipis yang menyerap keringat, dan memberikan kompres
(Potter dan Perry, 2010).
Menurunkan suhu tubuh dilakukan dengan pemberian kompres
hangat dengan cairan atau alat yang menimbulkan suhu hangat yang
bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah. Pemberian kompres hangat
pada anak dalam menangani demam dapat dilakukan yaitu di daerah
frontal, axilla, leher dan lipatan dpaha karena area-area tersebut akan
menginterprestasikan suhu diluaran sangat panas, akhirnya tubuh akan
menurunkan kontrol pengatur suhu ke otak supaya tidak meningkatkan
suhu pengatur tubuh.
4.3 Perpaduan (Farmakologis dan Non Farmakologis)
Hasil penelitian Noor Sofikah (2021) Hubungan Pemberian Kompres
Hangat Dan Paracetamol Pada Anak Usia 12-24 Bulan Dengan Penurunan
40
Demam di Desa Larikrejo Kecamatan Undaan Kabupaten
Kudus.menunjukkan; 1).Balita diberikan kompres hangat sebanyak 15 orang
(50,0%), sedangkan balita yang diberikan paracetamol sebanyak 15 orang
(50,0%). 2). Sebagian besar suhu anak usia 12-24 bulan di Desa Lurikrejo
Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus setelah dilakukan tindakan turun
sebanyak 18 anak (60,0%), sedangkan suhu anak yang tidak mengalami
penutunan sebanyak 12 orang (40,0%). 3). Berdasarkan hasil uji chi square
didapatkan nila p value = 0,025 yang artinya Ada hubungan pemberian
kompres hangat dan paracetamol pada anak usia 12-24 bulan dengan
penurunan demam di Desa Larikrejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus
Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain / handuk
yang telah dicelupkan pada air hangat yang ditempel padabagian tertentu.
Adapun tehnik pemberian kompres air hangat yaitu menggunakan kain /
handuk yang telah di celupkan pada air hangat (suhu 30°C), yang
ditempelkan pada kening dan aksila selama 15 menit. Manfaat kompres
hangat ini adalah menurunkan suhu tubuh dan memberi rasa nyaman.
Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar merupakan
upaya memberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus agar
menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini menuju
hipotalamus akanmeransang area preoptik mengakibatkan pengeluaran
sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akanmenyebabkan terjadinya
pengeluaran panas tubuh yang lebih banyak melalui dua mekanisme yaitu
dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat (Potter & Perr (Corwin,
2011).
41
Ada 2 jenis kompres yaitu kompres hangat dan kompres dingin. Pada
penelitian ini peneliti menerapkan penggunaan kompres hangat. Kompres
hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah
dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu
sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh.
Sebagian besar tindakan penatalaksanaan demam dengan kompres yang
dilakukan oleh orang tua terhadap anak yang mengalami demam
berdasarkan kebiasaan dan bersifat turun temurun (Maharani dalam
Wardiyah 2016).
Parasetamol merupakan derifat asetanilida yang digunakans ebagai
analgetik antipiretik. Parasetamol sebagai obat golongan analgetik-
antipiretik yang pada saat ini banyak digunakan oleh masyarakat. Kelebihan
dari Parasetamol dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman dan
umumnya obat dalam bentuk cair lebih disukai daripada bentuk padat
karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis,
pemberian lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar,
aman dan juga mudah diatur penyesuaian dosis untuk anak. Sirup
parasetamolsering digunakan sebagai antipiretik buat anak-anak, bahkan
sebagian orang menyediakannya sebagai stok dirumah untuk menjaga jika
anak mereka demam. Penggunaan sirup parasetamol hanya mengobati
gejala, sehingga tidak diminum hingga habis.
Keberhasilan pengobatan tergantung pada kadar zat aktif yang dapat
mencapai tempat aksi. Kadar yang kurang dari dosisefektif akan
mempersulit penyembuhan penyakit. Hal ini bisa terjadi karena pemberian
42
dosis yang kurang atau karena terjadinya penurunan kualitas obat selama
penyimpanan. Dengan demikian kontrol kualitas dan penetapan waktu
kadaluwarsa obat sangat diperlukan (Arisandi, 2014).
Paracetamol tidak dianjurkan diberikan pada bayi < 2 bulan karena
alasan kenyamanan. Bayi baru lahir umumnya belummemiliki fungsi hati
yang sempurna, sementara efek samping paracetamol adalah hepatotoksik
atau gangguan hati. Selain itu, peningkatan suhu pada bayi baru lahir yang
bugar (sehat) tanparesiko infeksi umumnya diakibatkan oleh factor
lingkungan atau kurang cairan. Efek samping parasetamol antara lain:
muntah, nyeri perut, reaksi, alergi berupa urtikaria (biduran), purpura
(bintik kemerahan di kulit karena perdarahan bawah kulit), bronko spasme
(penyempitan saluran napas), hepatotoksik dan dapat meningkatkan waktu
perkembangan virus seperti pada cacar air (memperpanjang masa sakit).
Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan menurunkan demam
dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah pemberian.
Demam dapat muncul kembali dalam waktu 3-4 jam.
Diharapkan bagi masyarakat untuk lebihmeningkatkan dan
memperhatikan tentang tujuan dan manfaat penanganan demam pada anak
dan balita baik secara farmokologis maupun secara non farmakologis