bab i
DESCRIPTION
bab 1TRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Sistim Ekskresi
Pada tubuh manusia terjadi metabolisme yang mengkoordinasi kerja tubuh. Proses
metabolisme selain menghasilkan zat yang berguna bagi tubuh tetapi juga menghasilkan
zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh. Zat-zat sisa yang berguna bagi tubuh dapat
bermanfaat bagi tubuh kita dalam kelangsungan hidup. Hasil –hasil metabolisme yang
berupa zat-zat sisa yang tidak dimanfaatkan lagi oleh tubuh berupa racun. Zat-zat sisa
tersebut perlu dikeluarkan dari tubuh melalui organ-organ tubuh tertentu.
Pengeluaran zat sisa tersebut diperlukan sistem pengeluaran yang disebut sistem ekskresi.
Sistem ekskresi merupakan pengeluaran limbah hasil metabolisme pada organisme hidup.
Zat sisa mmetabolisme yang harus dikeluarkan antara lain karbondioksida (CO2), urea, air
(H2O), amonia (NH
3), kelebihan vitamin, dan zat warna empedu.
Istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut.
1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses.
Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat
yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan
mikroba usus.
2. Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi
bagi tubuh.
3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran
pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandun genzim.
4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang
kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus). (crayonpedia, 2011)
Fungsi Sistem Ekskresi
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis (crayonpedia, 2011)
Limbah Hasil Metabolisme
Beberapa zat sisa metabolisme yang bersifat racun (toksik) bagi tubuh antara lain
adalah limbah yang mengandung nitrogen.
Nitrogen ini dihasilkan ketika makanan diubah menjadi karbohidrat dan lemak.
Sebagian lagi dihasilkan ketika makanan dirombak menjadi energi. Produk nitrogen itu
adalah amonia yang bersifat sangat toksik.
1. Amonia
Amonia adalah hasil deaminasi yang terjadi terutama didalam hati, dan bersifat sangat
beracun. Jika amonia tertimbun akan berakibat fatal. Oleh karena itu, amonia didalam
tubuh harus segera diubah dengan cara memakainya dalam aminasi asam keto, aminasi
asam glutamat, serta pembentukan urea.
Pada mamalia, amonia terutama berasal dari deaminasi glutamin pada ginjal .
pembentukan amonia pada tubulus ginjal sangat penting untuk keseimbangan asam
basa.
2. Urea
Urea berasal dari bahan organik tertentu seperti asam amino dan purin. Pembentukan
urea terjadi di hati. Sistem sirkulasi kemudian akan membawa urea ke organ ekskrresi
yaitu ginjal. Urea sangat mudah larut dalam air. Pembentukan ura berasal dari ornitin,
sitrulin, dan arginin yang disebut daur orinitin.
3. Asam urat
Asam urat pada manusia berasal dari pemecahan asam nukleat. Asam urea tidak
diperlukan oleh tubuh. Asam urat bersifat tidak larut. Pada beberapa orang, konsentrasi
asam urat cukup tinggi sehingga asam urat mengendap. Kristal asam urat terhimpun
dipersendian, akan timbul rasa nyer. Penyakit asam urat dikenal sebagai “gout” batu
ginjal (Pratiwi, 2006).
Adapun organ - organ pengeluaran zat sisa pada manusia akan dijelaskan pada bab
selanjutnya.
2.2. Organ Ekskresi Manusia
2.2.1. GINJAL
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah
kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan
lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal
berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram.
Ginjal terdiri atas tiga bagian yaitu:
a. Kulit Ginjal (korteks)
b. Sumsum ginjal (medula)
c. Rongga ginjal (pelris)
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut
medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia
dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal
dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Unit fungsional
dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam
satu ginjal normal manusia dewasa.
(Innerbody.com)
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit)
dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan
molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang.
Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan
arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah
nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan
Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula
mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam
kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding
kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat
disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula
Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat
yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan
meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Di antara darah dalam glomerulus dan
ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:
1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus,
melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula
Bowman dalam bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel
darah ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat
ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap
hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per
menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang
mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi
proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus
konvulasi distal. Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich
Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik
dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus
memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya
transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion
mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi
dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal
ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:
tubulus penghubung
tubulus kolektivus kortikal
tubulus kloektivus medularis
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus
juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel
juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin
Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk
urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter. (wikipedia, 2011)
FUNGSI GINJAL
1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian
tubulus ginjal
4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel
sel darah merah (SDM) di sumsum tulang
PROSES PEMBENTUKAN URINE
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui
serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan
permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah,
keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di
dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat
dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer,
mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
Komposisi urin primer dapat dilihat di tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1. Komposisi Utama urine primer
Molekul Kadar per gram
Air 900
Protein 0
Glukosa 1
Asam amino 0,5
Urea 0,3
Ion anorganik 7,2
(Pratiwi, 2006)
2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan
sebagaian tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel sel epitelium di
seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang diabsorpsi tergantung kebutuha tubuh saat
itu. Zat zat yang diabsorpsi antara lain adalah air, glukosa, asam amino, ion ion Na+,
K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HbO4
-,dan sebagian urea.
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di
tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan
zat-zat sisa dan urea.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino
meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis.
Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan
ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain
pada filtrat dikeluarkan bersama urin.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-
zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat
sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
Ilustrasinya adalah sebagai berikut,
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal. Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun
menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion
Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya. Dari tubulus
pengumpul, urine dibawa menuju pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir
melelui ureter menuju vesika urinaria yang merupakan tempat penyimpanan
sementara urin (Thibodeu et al. 1999; Padila et al.2005).
Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan
sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi
urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain,
misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebenarnya sangat dipengaruhi oleh faktor dalam
dan luar dari individu yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut antara lain
a. hormon antidiuretik.
b. hormon insulin.
c. Jumlah air yang diminum.
d. Suhu.
e. Emosi (Thibodeu et al. 1999; Marieb.2004).
2.2.1. HATI
Hati (Hepar) merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga
perut sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari
pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati
dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan
empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga
terdapat sel-sel perombak sel darah merah yang telah tua disebut histiosit.
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu.
Hati mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari. Empedu
berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pH sekitar 7-7,6; mengandung
kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen yang disebut bilirubin dan
biliverdin. Zat warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau
rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.
Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan didalam kantong empedu dan
dikeluarjan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan, misalnya:
a. Mencerna lemak
b. Mengaktifkan lipase
c. Mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang dapat larut dalam air
d. Membantu daya absorpsi lemak pada dinding usus
Fungsi hati
Fungsi hati dalam sistim ekskresi adalah sebagai berikut
1. Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
2. Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)
3. Menawarkan racun
4. Membentuk protombin dan fibrinogen
5. Membentuk albumin dan globulin
6. Mengubah provitamin a menjadi vitamin a
7. Tempat pembentukan urea
8. Menghasilkan empedu
9. Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua
2.2.3. KULIT
Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita
sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena
berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung
dengan lingkungan sekitar.
Kulit merupakan lapisan tipis yang menutupi dan melindungi seluruh
permukaan tubuh. Selain berfungsi menutupi permukaan tubuh, kulit juga
berfungsi sebagai alat pengeluaran. Zat sisa yang dikeluarkan melalui kulit adalah
air dan garam-garaman. Kulit terdiri dari tiga lapisan, yitu lapisan kulit ari
(epidermis), lapisan kulit jangat (dermis) dan lapisan jaringan ikat bawah kulit
(Hipodermis).
1) Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum
granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel
mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak
berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun
atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum
germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah
luar.
Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu
mengelupas.
Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
Stratum granulosum, mengandung pigmen
Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar
2) Lapisan Kulit Jangat (Dermis)
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar
rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam
lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak
(glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya
terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan
melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut.
Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki
rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari
makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut
terdapat otot penegak rambut, akar rambut, pembuluh darah, syaraf, kelenjar
minyak (glandula sebasea), kelenjar keringat (glandula sudorifera). Lapisan
lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh
suhu luar
3) Lapisan Jaringan Ikat Bawah Kulit (Hipodermis)
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung
lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap
benturan, dan menahan panas tubuh.
Fungsi Kulit
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
a. mengeluarkan keringat
b. pelindung tubuh
c. menyimpan kelebihan lemak
d. mengatur suhu tubuh, dan
e. tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar
matahari yang mengandung ultraviolet.
Proses Pembentukan Keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita
tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini
mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Pangkal
kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah
penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air
bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari
kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga
sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal. Ketika suhu di
keliling kita panas maka kulit akan mengatur suhu tubuh denagn banyak
mengeluarkan keringat dan urin yang dihasilkan lebih sedikit. Sebaliknya
ketika suhu dingin maka tubuh hanya sedikit memprodiksi keringat dan
pengeluaran air lebih banyak melalui ginjal (urin).
Pembentukan keringat melibatkan hubungan kerja antara hipotalamus
dan kelenjar keringat. kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang
dari epidermis masuk kebagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung
dan dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut simpatetik. Dari kapiler darah
inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dan ±
1% larutan garam beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai
keringat melalui saluran keringat ke permukaan kulit.
Kira kira 2 jut kelenjar keringat yang tersebar d seluruh dermis manusia
dewasa dapat menghasilkan keringat ±225 ml setiap harinya. Kerja kelenjar
keringat berada dibawah pengaruh pusat pengaturan suhu badan dari sistem
saraf pusat dan enzim brandikinin. Pengaturan oleh saraf pusat ini
dirangsang oleh perubahan suhu di pembuluh darah.
Fungsi hipotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah.
Jika darah yang melalui hipotalamus suhunya lebih rendah dari normal, maka
saraf pusat pencapaian panas akan mengeluarkan rangsangan ke kulit untuk
menurunkan kecepatan hilangnya panas. Hal itu dilakukan dengan cara
mengurangi aliran darah yang mengurangi aliran darah yang melewati
pembuluh darah permukaan dan mengurangi pembentukan keringat.
sebaliknya jika darah yang melewati hipotalamus suhunya lebih tinggi, maka
saraf pusat kehilangan panas dan aka mengurangi kecepatan metabolisme,
menghentikan menggigil, dan meningkatkan kecepatan hilangnya panas
lewat kulit, perhatikan gambar 1.6.
2.2.4. PARU PARU
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri
yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu
paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua
gelambir.
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang
terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.
Hal penting dari peranan paru paru sebagai organ ekskresi adalah sebagai
berikut.
Pada proses pernafasan dihasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan
uap air yang akan keluar melalui lubang hidung, zat sisa itu harus
dikeluarkan karena dapat mengganggu fungsi tubuh.
Paru-paru berfungsi sebagai organ pernafasan yaitu menghirup oksigen
danmengeluarkan CO2 + uap air
Uap air dan CO2 berdifusi di dalam alveolus kemudian dikeluarkan
melalui lubang hidung.