bab i
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut
American Heart Association semakin banyak kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler
dibandingkan dengan gabungan ketujuh penyebab kematian utama berikutnya. Hal ini menunjukkan
terjadinya satu kematian akibat penyakit kardiovaskuler tiap 33 detik. Pencegahan primer-
identifikasi dini dan modifikasi faktor resiko bagi timbulnya penyakit kardiovaskuler penting
dilakukan untuk menurunkan angka mortalitas, morbiditas, dan angka kecacatan.
Salah satu penyakit kardiovaskuler adalah Iskemia yang berlangsung lebih dari 30-45 menit
akan menyebabkan kerusakan sel ireversibel serta nekrosis atau kematian otot .Bagian miokardium
yang mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen (Sylvia Anderson
& Lorraine,2005).Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai
darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner kurang. Infark miokard akut adalah
nekrosisi miokard akibat aliran darah ke otot jantung targanggu.Faktor-faktor yang menyebabkan
Acute Myocardial Infarction adalah suplai darah oksigen ke miokard berkurang (aterosklerosis,
spasme,arteritis,stenosis aorta, insufisiensi jantung, anemia, hipoksemia),curah jantung yang
meningkat (emosi,aktivitas berlebih,hipertiroidisme), dan kebutuhan oksigen miokard meningkat
( kerusakan miokard, hpertropi miokard,hipertensi diastolik). Penyebab infark miokard yang jarang
adalah penyakit vaskuler inflamasi, emboli (endokarditis, katup buatan),spasme koroner yang berat
(misal setelah menggunakan kokain), peningkatan viskositas darah serta peningkatan kebutuhan O2
yang bermakna saat istirahat.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian Infark Miokard Akut.
2. Mahasiswa mampu memahami etiologi ,patofisiologi , manifestasi klinis , pemeriksaan dan
pengobatan penyakit Infark Miokard akut.
3. Mahasiswa mampu memahami pathway Infark Miokard Akut.
4. Mahasiswa mampu memahami askep Infark Miokard Akut.
![Page 2: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/2.jpg)
C. Manfaat
D. MetodeDalam penulisan makalah ini ditempuh metode-metode tertentu untuk mengumpulkan
beberapa data dan mengolah data tersebut. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan metode
dokumentasi yaitu mengumpulkan berbagai sumber yang memuat materi yang terkait dengan Infark
Miokard Akut. Sumber tersebut melalui beberapa buku keperawatan dan juga melalui internet. Data
yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu
metode dengan jalan menyusun data atau fakta-fakta yang telah diperoleh secra sistematis dan
menuangkannya dalam suatu simpulan yang disusun atas kalimat-kalimat.
![Page 3: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar1. Pengertian
Infark Miokard Akut ( IMA ) adalah suatu keadaan dimana otot jantung tiba-tiba tidak mendapat suplai darah akibat penyumbatan mendadak arteri koroner oleh gumpalan darah karena pecahnya plak. ( Kabo, 2008 )
IMA adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen berkepanjangan. ( Corwin, 2009 )
Infark Miokard Akut adalah kematian jaringan miokard akibat oklusi akut pembuluh darah koroner. ( Suryono, Bambang dkk. 2005 : 120 )
Menurut Smeltzer dan Bare ( 2008 : 788 ) Infark Miokard Akut mengacu pada proses masuknya proses rusak jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. Penyebab penurunan suplai darah mungkin akibat penyempitan kritis arteri koroner karena aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli atai trombus.
2. EtiologiTerlepasnya suatu plak aterosklerosis dari salah satu arteri koroner dan kemudian
tersangkut dibagian hilir yang menyumbat aliran darah keseluruh miokardium yang diperdarahi oleh pembuluh tersebut, dapat menyebabkan infark miokardium. Infark miokardium juga dapat terjadi apabila lesi trombotik yang melekat ke suatu arte yang rusak menjadi cukup besar untuk menyumbat secara total aliran darah ke bagian hilir, atau apabila suatu ruang jantung mengalami hipertfrofi berat sehingga kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi. ( corwin, 2000 ).
Infark miokard dapat disebabkan oleh :
a. Penyempitan kritis arteri koroner,b. Oklusi arteri komplit,c. Syok hemoragik,d. Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen,e. Stenosis aorta/aorta inufisiensi,f. Hipertensi,g. Lesi trombolik,h. Hipertrofi ruang jantung.
( Suryono, bambang dkk. 2005 : 119 )
![Page 4: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/4.jpg)
3. PatofisiologiMenurut Smeltzer dan Bare (2002 : 7776-777) Aterosklerosis dimulai ketika
kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plaqul yang akan mengganggu absorpsi nutrien oleh sel-sel endotal yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen akan menjadi sempit dan kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah terjadi koagulasi intravaskuler.
Iskemia miokard bermanifestasi berupa angina pektoris yaitu dengan gejala perasaan tertekan dan penuh atau nyeri substernal. Ini akibat kurangnya oksigen untuk miokard agar dapat bekerja efektif, penyebabnya hampir selalu penyempitan yang disebabkan aterosklerosis, perubahan ini masih reversible dan fungsi sel-sel kembali normal bila oksigenasinya kembali mencukupi (Tambayong, 2000:90).
Infark miokardium jelas akan menurunkan fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis kehilangan daya kontraksi sedangkan otot yang iskemia disekitarnya juga mengalami daya kontraksi.Secara fungsional infark miokardium akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti pada iskemia :daya kontraksi menurun,gerakan dinding abnormal,perubahan daya kembang dinding ventrikel,pengurangan volume sekuncup,pengurangan fraksi injeksi,peningkatan volume akhir sistolik dan akhir diastolik ventrikel dan peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri.(Price & Wilson “Patofisiologi” Ed:6,2005.
4. Manifestasi KlinisWalaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas infark
miokardium (suatu serangan jantung tersamar), biasanya timbul manifestasi klinis yang bermakna :a. Nyeri dengan awitan yang (biasanya) mendadak, sering digambarkan memiliki sifat
meremukan dan parah. Nyeri dapat menyebar kebagian atas tubuh mana saja, tapi
sebagian besar menyebar ke lengan kiri, leher, atau rahang. Nitrat dan istirahat dapat
menghilangkan iskemia di luar zona nekrotik dengan menurunkan beban kerja jantung.
b. Timbul mual dan muntah yang mungkin berkaitan dengan nyeri yang hebat.
c. Perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot-otot rangka.
d. Kulit yang dingin, pucat akibat vasokontriksi simpatis.
e. Pengeluaran urin berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan
aldosteron dan ADH.
f. Takikardia akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung.
g. Keadaan mental berupa rasa cemas besar disertai perasaan mendekati kematian.
(Corwin, 2000).
AMI biasanya disertai nyeri dada substernum yang parah dan terasa menekan, yang
mungkin menyebar keleher, rahang, epigastrium, bahu, atau lengan kiri. Pada sekitar 50%
![Page 5: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/5.jpg)
pasien, AMI didahului oleh serangan-serangan angina pektoris. Namun, berbeda pada nyeri
dada angina pektoris, nyeri dada AMI biasanya berlangsung beberapa jam sampai hari dan
tidak banyak berkurang dengan nitrogliserin. Nadi biasanya cepat dan lemah, dan pasien
sering mengalami diaforesis. Sering timbul sesak dan hal ini diakibatkan oleh gangguan
kontraktilitas miokardium yang iskemik, yang menyebabkan kongesti dan edema paru. Pada
AMI masif yang mengenai lebih dari 40% ventrikel kiri, timbul syok kardiogenik. Pada
sebagian kecil pasien (20% sampai 30%), AMI tidak menimbulkan nyeri dada. AMI “silent” ini
terutama terjadi pada pasien dengan diabetes melitus dan hipertensi serta pada pasien
berusia lanjut. (Kumar, Cortan, & Robins, 2007).
5. Pathway( terlampir )
6. Pemeriksaan PenunjangLaboratorium :a. Creatinin Posfakinaseb. SGOTc. Laju Endap Darahd. Leukosite. Kolesterolf. Trigliseridag. Kardiak iso-enzimh. Analisa Gas Darah
Diagnostik :
a. Elektrokardiogram ( EKG )b. Foto Thoraxc. Tes Treadmilld. Echocardiographye. Angiografy coronerf. Multyslice Computed Tomografhy Scanningg. Cardiac Magnetic Resonance Imagingh. Radionuclear Medicinei. Vektocardiographyj. Scintygraphy Talium
( Kabo, 2008 )
![Page 6: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/6.jpg)
7. Penatalaksanaan Medik / Terapi Pengobatana. Bedrest totalb. Diit makanan lunak / saring serta rendah garam ( bila gagal jantung ).c. Pasang infus Dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat IV.d. Atasi nyeri :
1) Morfin 2,5 – 5 Mg IV atau Petidin 25 – 50 Mg IM.2) Lain-lain : Nitrat, Antagonis Kalsium, dan Beta Bloker.3) Oksigen 2 – 4 liter / hari.4) Sedatif sedang seperti Diazepam 3 -4 x 2,5 Mg / oral. Pada insomnia dapat ditambah
Flurazepam 15 – 30 Mg.e. Antikoagulan :
1) Heparin 20.000 – 40.000 U/24 Jam IV, tiap 4 – 6 jam atau drip IV dilakukan atas indikasi.
2) Asetakumoral dan atau Warparin.3) Streptokinase / Trombolisis.
f. Pengobatan ditujukan sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran pembuluh darah koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat dibesrikan sebelum dibawa ke RS. Dengan trombolisis, kematian dapat diturunkan sebesar 40 %.
( Punsalan, 2009 )
![Page 7: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/7.jpg)
B. Asuhan Keperawatan1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat Kesehatan1) Riwayat Kesehatan Sekarang2) Riwayat Kesehatan Dahulu3) Riwayat Kesehatan Keluarga4) Riwayat Psikososial
c. Pola Fungsi Kesehatan1) Pola Persepsi2) Pola Aktivitas – Latihan3) Pola Nutrisi4) Pola Sirkulasi5) Pola Eliminasi6) Pola Penafasan7) Pola Tidur – Istirahat8) Pola Kognitif9) Pola Toleransi10) Pola Persepsi Diri11) Pola Hubungan-Peran
d. Observasi dan Pemeriksaan Fisik1) Keadaan Umum2) Tanda – tanda Vital
e. Hasil Pemeriksaan Penunjang1) Laboratorium2) Diagnostik
f. Terapi
![Page 8: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/8.jpg)
2. Diagnosa Keperawatana. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
koroner.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbanmgan antara suplai oksigen
miokard dengan kebutuhan.
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan kesehatan.
d. Resiko tinggi menurunnya curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuenasi,
irama, konduksilektrikal.
e. Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan ferfusi
organ.
3. Perencanaan dan Implementasi
Diagnosa Tujuan- Kriteria Intervensi Rasional
Nyeri akut b/d
iskemia jaringan
sekunder terhadap
sumbatan arteri
koroner.
Tujuan :
Nyeri dada
hilang/terkontrol
Kriteria:
Klien menyatakan
nyeri dada hilang
/berkurang
Mendemonstrasikan
tehnik penggunaan
relaksasi.
Klien terlihat rileks.
Catat karakteristik nyeri,
lokasi, intensitas, lamanya
dan penyebaran.
Anjurkan kepada klien
untuk melaporkan nyeri
dengan segera
Berikan lingkungan yang
tenang, aktivitas perlahan
dan tindakan nyaman,
dekati pasien, berikan
sentuhan.
Bantu melakukan tehnik
relaksasi.
Berikan oksigen tambahan
dengan kanula nasal atau
Variasi pemampilan dan
perilaku pasien karena
nyeri terjadi sebagai
temuan pengkajian.
Nyeri berat dapat
menyebabkan syok.
Menurunkan
rangsangan eksternal,
Membantu dalam
penurunan persepsi
respon nyeri
Meningkatkan jumlah
oksigen yang ada untuk
![Page 9: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/9.jpg)
masker sesuai dengan
indikasi
Kolaborasi :
Berikan obat sesuai
dengan indikasi :
Antiangina ( nitroglyserin,)
Penyekat 8 ( contoh,
atenolol ,Tonormin,
pindolol, ( Visken )
propanolol ( inderal )
Analgesik, contoh morphin
meperidin ( demerol
Penyekat saluran kalsium
contoh, verafamil,
( calan )diltiazem
( prokardia )
pemakaian miokard
sekaligus mengurangi
ketidaknyamanan s/d
iskemia.
Nitrat berguna untuk
kontrol nyeri dengan
efek vasodilatasi
koroner.
Agen ke 2 untuk
pengontrol nyeri
melalui efek hambatan
rangsanggsimpatis
sehingga menurunkan
TD.( sistolik ) Fibrilasi
jantung,dan kebutuhan
oksigen miokard .
Menurunkan nyeri
hebat, memberikan
sedasi, dan mengurangi
kerja miokard.
Efek vasodilatasi dapat
meningkatkan aliran
darah koroner, sirkulasi
kolateral dan
menurunkan preload.
Intoleransi aktivitas
b/d
ketidakseimbanmgan
antara suplai oksigen
Tujuan :
Meningkatkan
toleransi aktiviitas
Catat frekuensi jantung,
irama dan perubahan TD.,
selama dan sesudah
aktivitas
Respon pasien terhadap
aktivitas dapat
mengindikasikan
penurunan oksigen
![Page 10: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/10.jpg)
miokard dan
kebutuhan
Kriteria ;
Frekuensi jantung,
irama dan tekanan
darah dalam batas
normal
Kulit hangat, merah
muda dan kering.
Tingkatkan istirahat, batasi
aktivitas , dan berikan
aktivitas senggang yang
tidak berat.
Anjurkan menghindari
peningkatan tekanan
abdomen misal, mengejan
saat defekasi
Jelaskan pola peningkatan
bertahap dari tingkat
aktivitas , contoh bangun
dari kursi, bila tak ada
nyeri, ambulasi, dan
istirahat selama 1 jam
setelah makan.
Rujuk ke program
rehabilitasi jantung..
miokard.
Menurunkan kerja
miokard/konsumsi
oksigen
Dengan mengejan
dapat mengakibatkan
bradikardi, menurunkan
curah jantung, dan
takhicardia serta
peningkatan TD
Aktivitas yang maju
memberikan kontrol
jantung, meningkatkan
regangan dan
mencegah aktovitas
berlebihan.
Ansietas b/d
ancaman atau
perubahan
kesehatan.
Tujuan
Ansietas hilang
/berkurang
Kriteria :
Mengenal
perasaannya
Dapat
mengidentifikasi
penyebab atau
Bantu klien
mengekspresikan perasaan
marah, kehilangan dan
takut.
Kaji tanda verbal dan non
verbal kecemasan,
dampingi klien dan lakukan
tindakan bila menunjukan
perilaku merusak.
Cemas berkelanjutan
memberikan dampak
serangan jantung
selanjutnya.
Reaksi verbal/non
verbal dapat
menunjukan rasa
agitasi, marah dan
gelisah
Konfrontasi dapat
![Page 11: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/11.jpg)
faktor yang
mempengaruhi
nya.
Menyatakan
ansietas
berkurang /hilang.
Hindari konfrantasi
Orientasikan klien
terhadap prosedur rutin
dan aktifitas yang
diharapkan.
Beri kesempatan kepada
klien untuk
mengungkapkan
ansietasnya.
Berikan privasi untuk klien
dan orang terdekat.
Kolaborasi : berikan anti
cemas / hipnotik sesuai
indikasi contohnya
diazepam
meningkatkan rasa
marah, menurunkan
kerja sama dan
mungkin
memperlambat
penyembuhan
Orientasi dapat
menurunkan
kecemasan.
Dapat menghilangkan
ketegangan terhadap
kehawatiran yang tidak
diekspresikan
Memberi waktu untuk
mengekspresikan
perasaan,
menghilangkan cemas
dan perilaku adaptasi.
Meningkatkan relaksasi
dan menurunkan
kecemasan
Resiko tinggi
terhadap penurunan
curah jantung b/d
perubahan frekuensi,
irama dan konduksi
elektrikel.
Tujuan :
Penurunan curah
jantung tidak
terjadi.
Kriteria :
Stabilitas
hemodinamik baik
Auskultasi TD. Bandingkan
kedua lengan, ukur dalam
keadaan berbaring, duduk,
atau berdiri bila
memungkinkan.
Hipotensi dapat terjadi
s/d disfungsi ventrikel,
hipertensi juga
fenomena umum b/d
nyeri cemas
pengeluaran
katekolamin
Penurunan curah
![Page 12: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/12.jpg)
(tekanan darah
dbn., curah jantung
drn.intake dan
output sesuai, tidak
menunjukan tanda
– tanda disritmia)
Evaluasi kualitas dan
kesamaan nadi.
Catat terjadinya S3/S4.
Catat Murmur
Pantau frekuensi jantung
dan irama
Berikan makanan kecil /
mudah dikunyah, batasi
asupan kafein.
Kolaborasi
Berikan O² tambahan
sesuai indikasi
Pertahankan cara masuk
heparin (IV) sesuai indikasi
jantung mengakibatkan
menurunnya kekuatan
nadi.
S3 b/d gjk atau gagal
mitral yang disertai
infark berat.
S4 b/d iskemia,
kekakuan ventrikel atau
hypertensi pulmonal.
Menunjukan gangguan
aliran darah dalam
jantung,(kelainan katup,
kerusakan septum, atau
vibrasi otot papilar
Perubahan frekuensi
dan irama jantung
menunjukan komplikasi
disritmia.
Makanan besar dapat
meningkatkan kerja
miokard.
Kafein dapat
merangsang langsung
ke jantung sehingga
meningkatkan frekuensi
jantung.
Meningkatkan
kebutuhan miokard
Jalur yang paten
pentying untuk
pemberian obat
![Page 13: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/13.jpg)
Pantau data laboratorium
enzim jantung, GDA. Dan
elektrolit.
Berikan obat antidisritmia
s/d indikasi.
darurat.
Enzim memantau
perluasan infark,
elektrolit berpengaruh
terhadap irama jantung.
Resiko tinggi
terhadap kelebihan
volume cairan b/d
penurunan ferfusi
organ
Tujuan
Kelebihan volume
cairan tidak terjadi
Kriteria :
TD. Dbn.
Tidak ada edema,
tidak ada distensi
vena, paru bersih
berat badan stabil.
Auskultasi bunyi nafas
( krekels )
Kaji adanya edema
Ukur intake dan output
Timbang berat badan
Pertahankan pemasukan
total cairan 2000ml/24 jam
dalam toleransi
kardiovaskuler.
Indikasi edema paru,
sekunder akibat
dekompensasi jantung.
Curiga gagal
kongestif/kelebihan
volume cairan
Penurunan curah
jantung, mengakibatkan
gangguan ferfusi ginjal,
retensi natrium/air,
dan penurunan
haluaran urine.
Perubahan tiba-tiba dari
berat badan
menunjukan gangguan
keseimbangan cairan
Memenuhi kebutuhan
cairan tubuh orang
dewasa, tepai
memerlukan
pembatasan dengan
adanya dekompensasi
jantung
Natrium meningkatkan
retensi cairan dan harus
dibatasai.
![Page 14: BAB I](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082420/557213c9497959fc0b9304a0/html5/thumbnails/14.jpg)
Kolaborasi
Berikan diet natrium
rendah
Berikan diuretik, contoh :
Lasix atau hidralazin,
sprinolakton,hidronolakton
Pantau Kalium sesuai
dengan indikasi
Memperbaiki kelebihan
cairan.
Hipokalemia dapat
membatasi keefeftifan
terapi.