bab i

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang mutlak harus ada bagi kehidupan, hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air dalam tubuh manusia itu sendiri. Kebutuhan air untuk masyarakat Indonesia dapat diperinci untuk daerah perkotaan (kurang lebih 50.000 penduduk) dibutuhkan air sekitar 120- 200 liter/per orang/hari, sedangkan untuk daerah pedesaan saat ini dibutuhkan air sekitar 60-80 liter/per orang/hari sudah dianggap memenuhi. Upaya untuk mempertahankan kualitas air minum agar aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan penyakit pada manusia, maka harus memenuhi persyaratan kualitas air secara fisik, kimia, biologis dan radiologis karena kualitas air yang tidak memenuhi kualitas air minum dapat mengganggu kesehatan masyarakat karena air dapat sebagai Water Borne Diseases yaitu penyakit-penyakit yang ditularkan oleh air yang tidak sehat, seperti diare, kolera, disentri, dan beberapa penyakit lainnya. Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air selalu meningkat, akibatnya kegiatan untuk pengadaan sumber-sumber air baru setiap saat terus dilakukan. Air tawar bersih yang layak minum, kian langka di perkotaan. Air minum dalam kemasan (AMDK) dijadikan alternatif untuk dikonsumsi, namun harga AMDK dari berbagai merek yang terus meningkat membuat 1

Upload: anna-blind-street

Post on 11-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bab 1

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAir merupakan sumber daya yang mutlak harus ada bagi kehidupan, hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air dalam tubuh manusia itu sendiri. Kebutuhan air untuk masyarakat Indonesia dapat diperinci untuk daerah perkotaan (kurang lebih 50.000 penduduk) dibutuhkan air sekitar 120-200 liter/per orang/hari, sedangkan untuk daerah pedesaan saat ini dibutuhkan air sekitar 60-80 liter/per orang/hari sudah dianggap memenuhi.Upaya untuk mempertahankan kualitas air minum agar aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan penyakit pada manusia, maka harus memenuhi persyaratan kualitas air secara fisik, kimia, biologis dan radiologis karena kualitas air yang tidak memenuhi kualitas air minum dapat mengganggu kesehatan masyarakat karena air dapat sebagai Water Borne Diseases yaitu penyakit-penyakit yang ditularkan oleh air yang tidak sehat, seperti diare, kolera, disentri, dan beberapa penyakit lainnya. Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air selalu meningkat, akibatnya kegiatan untuk pengadaan sumber-sumber air baru setiap saat terus dilakukan. Air tawar bersih yang layak minum, kian langka di perkotaan. Air minum dalam kemasan (AMDK) dijadikan alternatif untuk dikonsumsi, namun harga AMDK dari berbagai merek yang terus meningkat membuat konsumen mencari alternatif baru yang murah. Dengan adanya dinamika kebutuhan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi serta diiringi dengan perkembangan pasar bebas dan persaingan di dunia usaha, maka banyak para pelaku usaha yang mendirikan depot-depot air minum isi ulang (AMIU). Air minum yang bisa diperoleh di depot-depot itu harganya bisa sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek. Karena itu banyak rumah tangga beralih pada layanan ini. Hal inilah yang menyebabkan depot-depot air minum isi ulang bermunculan. Meski lebih murah, tidak semua depot air minum isi ulang terjamin keamanan produknya.Untuk melindungi konsumen air minum isi ulang, pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 705/MPP/Kep/II/2003 tentang Persyaratan Teknis Industri Air Minum dalam Kemasan dan Perdagangannya. Berdasarkan Keputusan Menperindag tersebut, industri air minum isi ulang disamakan dengan industri air minum dalam kemasan (AMDK). Sebagai konsekuensinya, seluruh ketentuan yang terdapat dalam Keputusan Menperindag No. 705/MPP/Kep/II/2003 juga berlaku bagi industri air minum isi ulang. Salah satu ketentuan yang harus dipatuhi oleh pengusaha air minum isi ulang adalah ketentuan tentang perizinan.

1.2 TujuanMempelajari tentang system penyediaan air minum isi ulang (AMIU) mulai dari mutu sampai distribusi ke konsumen.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Air MinumMenurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Jenis air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, meliputi :1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga2. Air yang didistribusikan melalui tangki air3. Air Kemasan4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat.Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya, antara lain :1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Syarat Kualitas Air MinumPenyediaan air bersih, selain kualitasnya, kuantitasnya pun harus memenuhi standart yang berlaku. Untuk pengelolaan air minum, harus diperiksa kualitas airnya sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Sebab, air baku belum tentu memenuhi standart, maka sering dilakukan pengolahan air untuk memenuhi standart air minum. Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010, meliputi :

1. Parameter wajiba. Persyaratan FisikAir yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan fisik yaitu, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna (maksimal 15 TCU), suhu udara maksimum 3C, dan tidak keruh (maksimum 5 NTU).b. Persyaratan mikrobiologiSyarat mutu air minum sangat ditentukan oleh kontaminasi kuman Escherichia coli dan Total Bakteri Coliform, sebab keberadaan bakteri Escherichia coli merupakan indikator terjadinya pencemaran tinja dalam air. Standar kandungan Escherichia coli dan Total Bakteri Coliform dalam air minum 0 per 100 ml sampel.2. Parameter Tambahana. Persyaratan KimiaAir minum yang akan dikonsumsi tidak mengandung bahan bahan kimia (organik, anorganik, pestisida dan desinfektan) melebihi ambang batas yang telah ditetapkan, sebab akan menimbulkan efek kesehatan bagi tubuh konsumen.b. Persyaratan RadioaktivitasKadar maksimum cemaran radioaktivitas dalam air minum tidak boleh melabihi batas maksimum yang diperbolehkan.

Manfaat Air Bagi KesehatanMenurut Slamet (1994), bagi manusia air minum merupakan kebutuhan utama untuk berbagai keperluan, seperti mandi, cuci, kakus dan dalam produksi pangan, mengingat bahwa berbagai penyakit dapat ditularkan melalui air saat manusia memanfaatkannya, maka untuk memutuskan penularan penyakit tersebut diperlukan sistem penyediaan air bersih maupun air minum yang baik bagi manusia. Air juga digunakan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan oleh tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh darah yang berada disekitar alveoli. Disamping itu, transportasi zat zat makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air.Air dalam tubuh manusia berfungsi untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan fisiologi tubuh. Air juga berguna untuk melarutkan dan mengolah sari makanan agar cepat dicerna. Komponen sel terbanyak dalam tubuh manusia terdiri dari air, maka jika kekurangan air, sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi dengan baik (Depkes RI, 2006).Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia yang memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air bersih atau air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit yang dibawa oleh air. Air minum yang memenuhi kualitas maupun kuantitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare.

2.2 Depot Air Minum Isi Ulang2.2.1 Pengertian Depot Air MinumDepot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen (Depperindag, 2004). Proses pengolahan air pada prinsipnya harus mampu menghilangkan semua jenis polutan, baik fisik, kimia maupun mikrobiologi (Suprihatin, 2003).

2.2.2 Syarat-syarat Air Minum Isi Ulang Syarat syarat kualitas AMIU sebagai berikut :1. Fisika : Parameter yang diperiksa seperti bau, jumlah zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, suhu, warna.2. Kimiaa. Kimia AnorganikParameter yang diperiksa seperti Air raksa, Aluminium, Arsen, Barium, Besi, Florida, Kadmium, Kesadahan, Khlorida, Kromium, Mangan, Natrium, Nitrat, Nitrit, Perak, PH, Selenium, Seng, Sianida, Sulfat, Sulfida, Tembaga, Timbal.b. Kimia Organik Parameter yang diperiksa zat organik sebagai KMnO43. Mikrobiologi : Parameter yang diperiksa seperti E. Coli, Koliform tinja dan total Koliform

2.2.3 Peralatan Depot Air MinumAlat yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum pada depot air minum isi ulang adalah :1. Storage TankStorage tank berguna sebagai penampungan air baku yang dapat menampung air sebanyak 3000 liter.2. Stainless Water PumpStainless Water Pump berguna sebagai pemompa air baku dari tempat storage tank kedalam tabung filter.3. Tabung FilterTabung Filter mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu :a. Tabung yang pertama adalah active sand media filter untuk menyaring partikel partikel yang kasar dengan bahan dari pasir atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang sama.b. Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berfungsi untuk menghilangkan kekeruhan dengan hasil yang maksimal dan efisien.c. Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media filter merupakan karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik.4. Mikro FilterMikro Filter merupakan saringan yang terbuat dari polyprophylene yang berfungsi untuk menyaring partikel air dengan diameter 10 mikron, 5 mikron, 1 mikron dan 0,4 mikron dengan maksud untuk memenuhi persyaratan air minum.5. Flow MeterFlow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir kedalam galon isi ulang.6. Lampu ultraviolet dan ozonLampu ultraviolet dan ozon berguna sebagai desinfeksi pada air yang telah diolah.7. Galon isi ulangGalon isi ulang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menampung atau menyimpan air minum didalamnya. Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis.

2.2.4 Proses produksi depot air minum

Urutan proses produksi di Depot Air Minum Isi Ulang menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651/MPP/Kep/10/2004 tentang persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya, yaitu :1. Penampungan air baku dan syarat bak penampungAir baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir). Bak penampung harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade) seperti stainless stell, poly carbonat atau poly vinyl carbonat, harus bebas dari bahan bahan yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas :a. Khusus digunakan untuk air minumb. Mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengamanc. Harus mempunyai manholed. Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kerane. Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari kemungkinan kontaminasi. Tangki galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara pangan (food grade) seperti stainless stell, poly carbonat atau poly vinyl carbonat, tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan harus dibersihkan dan desinfeksi bagian luar minimal 3 (tiga) bulan sekali. Air baku harus diambil sampelnya, yang jumlahnya cukup mewakili untuk diperiksa terhadap standart mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.2. Penyaringan bertahap terdiri dari :a. Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring pertikel partikel yang kasar. Bahan yang dipakai adalah butir butir silica (SiO2) minimal 80 %.b. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik. Daya serap terhadap Iodine (I2) minimal 75%.c. Saringan / Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus berukuran maksimal 10 (sepuluh) mikron.3. DesinfeksiDesinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen. Proses desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki atau alat pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi selain menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang 254 nm atau kekuatan 2537 0 A dengan intensitas minimum 10.000 mw detik per cm2. a. Pembilasan, Pencucian dan Sterilisasi WadahWadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara pangan (food grade) seperti stainless stell, poly carbonat atau polvinyl carbonat dan bersih. Depot air minum wajib memeriksa wadah yang dibawa konsumen, dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk digunakan sebagai tempat air minum. Wadah yang akan diisi harus di sanitasi dengan menggunakan ozon (O3) atau air ozon (air yang mengandung ozon). Bilamana dilakukan pencucian maka harus dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan (food grade) dan air bersih dengan suhu berkisar 60 850 C, kemudian dibilas dengan air minum atau air produk secukupnya untuk menghilangkan sisa sisa deterjen yang dipergunakan untuk mencuci.b. PengisianPengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienisc. PenutupanPenutupan wadah dapat dilakukan dengan tutup yang dibawa konsumen atau yang disediakan oleh Depot Air Minum.

2.2.5 Proses Desinfeksi pada depot Air MinumProses desinfeksi merupakan upaya yang dilakukan untuk menghilangkan atau membunuh bakteri dalam air minum, yang dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:1. OzonisasiOzon termasuk oksidan kuat yang mampu membunuh kuman patogen, termasuk virus. Keuntungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan dan kemasan akan ikut di sanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran pada kemasan. Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif disamping sangat aman. Agar pemakaian ozon dapat dihemat, yaitu hanya ditujukan untuk membunuh bakteri bakteri saja, maka sebelum dilakukan proses desinfeksi, air tersebut perlu dilakukan penyaringan agar zat zat organik, besi dan mangan yang terkandung dalam air dapat dihilangkan. Ozon bersifat bakterisida, virusida, algasida serta mengubah senyawa organic komplek menjadi senyawa yang sederhana.Penggunaan ozon lebih banyak diterima oleh konsumen karena tidak meninggalkan bau dan rasa. Desinfeksi dengan system ozonisasi, kualitas air dapat bertahan selama kurang lebih satu bulan dan masih aman dikonsumsi, sedangkan yang tidak menggunakan ozonisasi, kualitas air hanya bertahan beberapa hari saja sehingga air tidak layak dikonsumsi. Sebab tanpa ozonisasi, pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat.2. UltravioletRadiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang lebih pendek dari spektrum antara 100-400 nm, dapat membunuh bakteri tanpa meninggalkan sisa radiasi dalam air. Sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 254 nm mampu menembus dinding sel mikroorganisme sehingga dapat merusak Deoxyribonukleat Acid (DNA) dan Ribonukleat Acid (RNA) yang bisa menghambat pertumbuhan sel baru dan dapat menyebabkan kematian bakteri.Air dialirkan melalui tabung dengan lampu ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar ultraviolet. Yang harus diperhatikan adalah intensitas lampu ultraviolet yang dipakai harus cukup. Untuk sanitasi air yang efektif, diperlukan intensitas sebesar 30.000 mw detik per cm2. Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila intensitas dan waktunya cukup. Supaya efektif, lampu ultraviolet harus dibersihkan secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun. Air yang akan disinari ultraviolet harus melalui filter halus dan karbon aktif terlebih dahulu, untuk menghilangkan partikel tersuspensi, bahan organik, dan Fe atau Mn (Sembiring, 2008).3. Reverse OsmosisProses ini merupakan proses pemurnian air dengan hasil kualitas air non mineral. Proses ini melalui alat yang disebut Membran semi permeabel, membran ini mempunyai lubang air 1/10000 mikron dimana air yang melewati lubang tersebut sudah merupakan air bebas meniral bakteri, virus dan logam-logam berat lainnya.

2.2.6 Manfaat dan Dampak dari mengkonsumsi Air Minum Isi Ulang1. Manfaat dari mengonsumsi air minum isi ulang a. PraktisDahulu orang pedesaan menjernihkan air dengan saringan yang terbuat dari sabut kelapa, ijuk, atau pasir, serta cara-cara fisik lainnya. Seiring perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan, proses penjernihan air telah disediakan oleh depot-depot pengisian ulang dengan menggunakan senyawa kimia dan teknologi sehingga untuk mendapatkan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan tidaklah cukup hanya dengan penyaringan atau penjernihan tapi dengan membunuh mikroorganisme. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh beberapa kalangan masyarakaty untuk menggunakan air minum isi ulang karena alasan praktis.b. HigienisPada saat ini kebutuhan akan air minum yang seh at sangat dibutuhkan oleh semua orang mengingat buruknya kualitas air minum di dunia yang menurun. Oleh karena itu, air minum isi ulang yang merupakan dambaan kebutuhan hidup yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Keistimewaannya antara lain karena rasa, bau, dan warna tidak berubah dari rasa, bau, dan warna air alami. Hal ini karena selama proses terhadap bahan baku air ditambahkan zat-zat kimia untuk membunuh mikroorganisme.c. Menciptakan Lapangan KerjaBisnis Air kemasan di Indonesia cukup menjanjikan. Baik jumlah pengusaha yang menghasilkan, merk, bentuk, ukuran, dan lain sebagainya. Jika dahulu air mineral itu hanya terbatas di kemasan dengan volume terbatas dengan cukup satu kali minum, sekarang sudah sampai kemasan besar untuk keperluan keluarga dalam ukuran galon. Jadi usaha Depot Air Isi Minum Ulang (DAIMU) dapat merebut pasaran luas di masyarakat sehingga dapat menciptakan lapangan kerja.2. Dampak dari mengonsumsi Air Minum Isi Ulang :a. Terhadap kesehatanPenggunaan zat-zat kimia dalam proses pengolahan air minum isi ulang dari sumber air baku mungkin saja zat kimianya tidak terkontaminasi seluruhnya, sehingga zat-zat kimia yang terdapat dalam air tersebut dapat saja membahayakan kesehatan manusia. Zat-zat kimia tersebut dapat saja menimbulkan bakteri jika mengendap dalam jangka waktu yang lama. Bakteri tersebut antara lain, adalah : parasit dan mikroorganisme pathogen. e. coli bakteri sulfida anaerob pseudomonasb. Terhadap lingkunganTelah dibahas sebelumnya bahwa usaha depot air minum isi ulang tengah berkembang pesat di masyarakat. Jadi, penggunaan sumber air baku yang berasal dari air tanah juga tergerus dengan semakin banyaknya depot air minum isi ulang. Hal ini dikarenakan sumber air baku dari air minum isi ulang tidaklah sembarangan, sehingga jika dilihat dari lingkungan akan berdampak makin berkurangnya air bersih yang berasal dari tanah.c. Pola pikir masyarakatAkibat makin meningkatnya aktivitas manusia terhadap lingkungan yang mengeksplorasinya sehingga kualitas air bersih semakin menurun. Hal ini mengurangi kepercayaan masyarakat untuk mengkonsumsi air yang dikelola oleh dinas terkait. Sehingga pola pikir masyarakat cenderung untuk mengkonsumsi air minum dari depot.d. Gaya hidupMasyarakat masa kini cenderung memilih air minum isi ulang dari depot dibandingkan harus memasak, menyaring, atau menjernihkan air. Ini disebabkan aktivitas dari manusia itu sendiri yang meningkat, sehingga terbentuk gaya hidup yang konsumtif dan serba praktis.F. Tantangan penggunaan air minum isi ulang di IndonesiaBerkembang pesatnya produk-produk air minum isi ulang menimbulkan permasalahan baru, yakni mengenai mutu atau kualitasnya. Apakah kualitasnya sesuai dengan labelnya atau keterangan yang terdapat pada kemasannya. Hal ini karena ada indikasi dalam rangka persaingan dagang bisa juga tanpa memerhatikan ketentuan dan peraturan yang ada mengenai standar kualitas air kemasan atau air minum isi ulang lainnya. Sehingga kehati-hatian untuk memilih, membeli, dan kemudian meminumnya merupakan hal yang harus diperhatikan oleh pengguna atau konsumen.Selain itu, cara pengawasan kualitas AMIU seperti diatur dalam KepMenKes 907/Menkes/SK/VII/2002, perlu di tingkatkan. Maka perlu dilaksanakan kegiatan secara terus menerus dan beresinambungan agar air yang digunakan oleh penduduk dari penyediaan air minum yang ada terjamin kualitasnya.

2.2.7 Tips memilih depot air minum yang memenuhi standar kelayakan atau tidak memenuhi standar kelayakan.1. Sebelum diisi ulang air minum, mereka harus memastikan bahwa galon dalam kondisi higienis, tidak kotor, tidak berbau, tidak berlumut dan tidak berminyak.2. Bagian dalam galon dicuci dengan desinfektan, lalu dibilas dengan menggunakan air hasil atau air minum isi yang siap dikomsumsi.3. Pelanggan boleh protes kalau galonnya ternyata dibilas dengan air tendon atau air minum isi mentah. Karena seharusnya galon itu dibilas dengan air bersih.4. Air tersebut harus bebas dari bahan kimia, tidak mengandung amoniak, pestisida dan kandungan aluminimum yang tidak melebihi batas maksimal yang ditentukan.5. Depot air minum juga harus mendapatkan sertifikasi dari departemen kesehatan dan mendapat pemeriksaan air baku dari dinkes setiap 3 bulan sekali.

BAB IIIPEMBAHASAN

Proses pengolahan air minum isi ulang dilakukan dengan beberapa metode, yang paling popular adalah metoda penyaringan. Proses penyaringan terbagi lagi menjadi 2 jenis yaitu dengan menggunakan pasir, batu, ijuk, dll (metoda klasik) atau dengan menggunakan saringan membrane (metoda lebih baru). Saringan membran dengan menyaring air melalui membran semi permeable yang dinamakan Reverse Osmosis (RO). Suatu tekanan tinggi diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga memaksa air melewati proses Reverse Osmosis dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian dengan kepekatan rendah. Selama proses ini terjadi, kotoran dan bahan yang berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang lebih kecil dari pori-pori RO akan melewati pori-pori membran dan hasilnya adalah air yang murni.Saat ini, kebanyakan membran yang secara optimal dapat memisahkan partikel berukuran lebih kecil 0,08 mikrometer. Artinya saringan ini dapat menyaring material-material padat dalam ukuran kecil bahkan dapat menyaring bakteri, tidak untuk virus. Itu idelnya, masalahnya membrane ini benda yang sangat tipis dan mudah jebol, persoalan muncul dari kekurangan pengetahuan operator atau pemilik akan hal ini. Padahal kalau kita perhatikan pada depot air isi ulang, dilakukan proses penyinaran sebagai salah satu prosesnya. Maksud penyinaran tentunya adalah membunuh mikroba dengan sinar UV. Masih belum bisa dipastikan tingkat bahaya berbagai bakteri penyakit yang terdeteksi dalam air minum isi ulang. Demikian pula asal-muasalnya. Ia bisa berasal dari perjalanan air minum itu dari sumber airnya, baik di sumber mata air, air ledeng dari perusahaan daerah air minum, ataupun sumber air tanah. Atau proses pengolahan yang kurang tepat.Namun, pengawasan yang dilakukan oleh pihak terkait kurang efektif dan efesien, masalah yang muncul akibat rendahnya mutu pengawasan adalah banyaknya depot AMIU yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti yang diatur dalam Kepmenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002. Berdasarkan SK Menkes tersebut definisi air minum adalah air yang bisa langsung diminum, sedangkan AMIU lebih tepat disebut air bersih atau air baku untuk minum yang harus diolah (dimasak) kembali hingga layak dikonsumsi. Ada beberapa penyebab AMIU terkontaminasi diantaranya bersumber dari air baku, wadah tempat distribusi tidak memenuhi standard hygiene dan sanitasi depot AMIU, juga proses filtrasi dan desinfektan dengan teknologi yang rendah. Di samping itu banyak depot yang mengklaim bahwa sumber air baku berasal dari mata air pegunungan dengan anggapan bahwa air permukaan tersebut sudah terjamin kualitasnya dan sudah memenuhi persyaratan air minum. Namun kenyataannya tidak demikian. Buktinya telah banyak ditemukan air minum isi ulang yang berasal dari depot yang mengandung zat-zat kimia berbahaya.

BAB IVKESIMPULAN

1. Penggunaan air minum isi ulang diawali dengan penggunaan air kemasan, ditambah dengan permasalahan air bersih yang kurang memadai, sehingga sebagian masyarakat cenderung untuk menggunakan air minum isi ulang.2. Standar proses produksi air minum di Depot air minum adalah penampungan air baku, penyaringan bertahap, desinfeksi, pengisian, dan penutupan.3. Syarat-syarat kualitas air minum isi ulang harus memenuhi faktor fisika dan faktor kimia.4. Manfaat penggunaan air minum isi ulang adalah karena praktis, higienis, dan dapat menciptkan lapangan pekerjaan baru.5. Tantangan yang dihadapi dari air minum isi ulang di Indonesia umumnya ialah mengenai standar mutu atau kualitas air bersih.

DAFTAR ISI

Adriyani, BSDR 2008, , HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNG REDEP KABUPATEN BERAU, vol 4, pp. 81-88.Duapadang, ED 2013, 'Pengolahan Air Minum Isi Ulang', 12 Mei 2013.I Dewa Gede Natih Kacu Putra, KANPASW 2012, , ANALISIS MUTU AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN KUTA SELATAN, pp. 1-8.Purwadi, STSDIS 2006, , ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA AIR MINUM DEPOT ISI ULANG DENGAN SISTEM REVERSE OSMOSIS, vol I, pp. 52-58.Suprihatin, 2003. Hasil Studi Kualitas Air Minum Depot Isi Ulang. Makalah pada Seminar Sehari Permasalahan Depot Air Minum dan Upaya Pemecahannya.Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Kualitas Air Minum.Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat Dan Pengawasn Kualitas Air Minum.Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651/MPP/Kep/10/2004 Tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum.

1