bab i

Upload: palaktinggi

Post on 15-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMenstruasi adalah proses alamiah yang terjai para perempuan. Menstruasi merupakan pendarahan yang teratur sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Umumnya, remaja yang mengalami menarche adalah pada usia 12 sampai dengan 16 tahun. Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek. Misalnya, psikologi, nutrisi dan lainnya (Kusmiran, 2011).Siklus menstruasi adalah peristiwa yang komplek dan dikendalikan oleh berbagai kelenjar berikut produksi hormon yang dikeluarkan. Struktur otak yang bernama hipotalamus mempengaruhi kelenjar hipofises didekatnya untuk menghasilkan bahan kimia khusus yang dapat memicu indung telur (Ovarium) untuk mensekresi hormon seksual estrogen dan progesterone. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 21-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 3-6 hari (Kusmiran, 2011). Siklus menstruasi merupakan sistem umpan balik yang berarti bahwa semua struktur dan kelenjar menjadi keterkaitan pengaruh erat satu sama lain (Bobak, 2004)Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap siklus menstruasi yang khas ialah 21-35 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terlalu lama. Panjang Siklus menstruasi pada gadis usia diatas 12 tahun rata-rata ialah 25 hari (Kusmiran, 2011).Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus menstruasi normal yang terjadi secara siklis. Wanita tersebut akan merasa terganggu bila kehidupannya mengalami perubahan, terutama bila mestruasi menjadi lebih lama atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau tidak menstruasi sama sekali (amenore). Penyebab gangguan menstruasi dapat karena kelainan biologik (organik dan disfungsional) atau dapa pula karena psikologik seperti keadaan stress dan gangguan emosi atau gabungan biologik dan psikologik (Affandi, 2000).Telah dilakukan penyelidikan terhadap 4000 wanita, ternyata hanya 3% diantaranya yang mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Hampir semua wanita mengalami siklus menstrausi yang kurang teratur dari bulan yang satu ke bulan yang lain, pasti ada perubahan sedikit. Ketidakteraturan siklus tersebut disebabkan oleh banyak faktor seperti gangguan spsikologi (stess), gangguan fungsi hormon, status nutrisi yang tidak baik (Sheldon, 1990 dalam Nur Aini, 2011).Gangguan mestruasi merupakan masalah yang cukup sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Penelitian mahasiswa sebuah Universitas di Jakarta Laksmi Maharani tahun 2004 menemukan bahwa dismenorea merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar (89%), diikuti dengan ketidakteraturan siklus menstruasi (31,2%) serta perpanjangan durasi menstruasi (5,3%).Banyak faktor yang menimbulkan ketidak lancaran siklus menstruasi, diantaranya adalah IMT, meurut studi Society For Assisted Reproductive Technology (SSRT, 2008) yang membandingkan 158.385 data siklus menstruasi dengan tinggi serta berat badan wanita. Mereka menemukan wanita yang indeks massa tubuhnya (IMT) tinggi berbanding lurus dengan ketidak lancaran, siklus menstruasi. Kemungkinan tidak menjadi hamil, atau gagal hamil. Perbandingan ini naik secara signifikan dengan seiring naiknya berat badan berlebih (obesitas).Hal lain yang dapat mempengaruhi ketidak teraturanya siklus menstruasi menurut Kaplan et.al (2004), adalah gangguan psikologis seperti stres. Pada saat sekarang ini, telah banyak fakta yang mengungkapkan hubungan antara stres dengan menstruasi yang merupakan masalah kesehatan bagi wanita (lsnaeni, 2010). Beberapa studi menyatakan, bahwa siklus pada populasi wanita usia 18-55 tahun mengalami siklus menstruasi yang abnormal berhubungan dengan stress psikologi (Nepomnaschy, 2007). Dari data beberapa hasil studi dikatakan bahwa pelajar perawat di Kusyu University of Japan terdapat sebanyak 34% mengalami menstruasi tidak teratur akibat stress (onimura dan Yaraguchi, 1996). Penelitian di Jepang, terdapat 63% pelajar mahasiswi mengalami menstruasi tidak teratur juga disebabkan karena stres psikologi (Yuamoto et.al, 2009).Dampak dari ketidakteraturan siklus menstruasi diantaranya adalah infertilitas pada wanita. Kelainan fase luteal siklus menstruasi merupakan penyebab infertilitas yang penting. Disfungsi ovulasi berjumlah l0-25% dari kasus infertilitas wanita. Gangguan nutrisi yang berat (misalnya kelaparan, anoreksia nervosa), penuruan BB (misalnya: penyakit medis atau psiakiatrik) dan aktivitas yang berat (misalnya: pelari maraton, penari balet) adalah berhubungan dengan gangguan ovulasi. obesitas juga disertai dengan siklus anovulatorik karena peningkatan tonik kadar estrogen. Stres berat menyebabkan anovulasi dan amenore (verralis (2003), dalam Nur Aini, 201l).Menurut Tomoko Fujiwara et.al,2001 pada 3743 remaja di Spanyol megalami kejadian sindrom pramenstruasi sekitar 60% dan hampir 40% dari remaja tersebut mengalami menstruasi tidak teratur dengan masalah mencoba untuk menurunkan berat badan secara signifikan. Fujiwara melaporkan bahwa adanya hubungan antara kekurangan gizi pada vegetarian dengan penekanan hipothalamic, hipofisis dan ovarium, sehingga seorang vegetarian sering memiliki gangguan siklus menstruasi.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Senimai Indra di STIKes yarsi sumbar Bukittinggi pada tahun 2011, dari l4l orang mahasiswi DIII Kebidanan STIKes YARSI Sumbar Bukittinggi didapatkan IMT dengan kriteria kurus sebanyak 75 orang (53,2%), normal sebanyak 44 orang (31,20 ) dan IMT dengan kriteria gemuk sebanyak 22 orang (15,6%). Untuk siklus menstruasi berisiko sebanyak 72 orang (51,19/o) sedangkan yang siklus menstruasinya normal sebanyak 67 orang (47,5%). Dari hasil penelitian tersebut didapatkan adanya hubungan antara IMT terhadap ketidak teraturan siklus menstruasi. Berdasarkan dari hasil wawancara dan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 7 April 2012 oleh peneliti pada 30 orang mahasiswi STIKes Perintis Bukittinggi, didapatkan hasil 9 orang dari 30 mahasiswi rnengalami ketidakteraturan siklus menstruasi. Tanggal 9 April 2012 peneliti juga melakukan studi wawancara pada 30 orang mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat Bukittinggi Fakultas Keperawatan, di dapatkan 11 dari 30 mahasiswi mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi sedangkan di STIKes Fort De Kock Bukittinggi dari 30 orang mahasiswi 10 orang diantaranya mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi.Tanggal I Februari 2012 peneliti juga mewawancarai 19 mahasiswi Program S1 Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi didapatkan data 14 orang rnahasiswi yang mengalami ketidakteraturan pada siklus menstruasi. Dimana, penyebab dari ketidakterturan siklus menstruasi yang dialarni oleh Mahasiswi tersebut karena stres dalam mengahadapi ujian semester, program penurunan berat badan, obesitas dan aktivitas fisik yang berlebihan.

1.2 Rumusan MasalahSehubungan dengan permasalahan yang ada dari hasil survey awal angka kejadian ketidakteraturan siklus menstruasi lebih tinggi terjadi pada mahasiswi dan didukung oleh penelitian penlitian sebelumnya mengenai penyebab ketidakteraturan siklus menstruasi, didapatkan beberapa faktor yang berhubungan dengan ketidakteraturan siklus menstruasi diantaranya: status nutrisi, stres, dan diet. Mengingat salah satu dampak dari ketidakleraturan siklus menstruasi adalah infertilitas pada wanita. Maka, sebagai deteksi dini pencegahan infertilitas peneliti tertarik untuk mengetahui "apakah faktor-fak-tor tersebut berhubungan dengan tidak teraturnya siklus menstruasi pada mahasiswi Program Studi D IV Bidan Pendidik STIKes Prima Nusantara Bukittinggi Tahun 2014 ?".

1.3Tujuan Penelitian1.3.1Tujuan UmumPenelitian ini secara umum untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakteraturan siklus menstruasi pada mahasiswi Program Studi D IV Bidan Pendidik di STIKes Prima Nusantara Bukittinggi Tahun 2014. 1.3.2 Tujuan Khusus1.3.2.1Diketahuinya distribusi frekuensi faktor status nutrisi pada Mahasiswi Program Studi D IV Bidan Pendidik STIKes Prima Nusantara Bukittinggi .I.3.2.2 Diketahuinya distribusi frekuensi faktor stres pada mahasiswi Program Studi D IV Bidan Pendidik di STIKes Prima Nusantara Bukittinggi.1.3.2.3Diketahuinya distribusi frekuensi faktor diet pada mahasiswi Program Studi D IV Bidan Pendidik di STIKes Prima Nusantara Bukittinggi.1.3.2.4Mengidentifikasi distribusi frekuensi ketidakteraturan siklus menstruasi pada mahasiswi Program Studi D IV Bidan Pendidik di STIKes Prima Nusantara Bukittinggi.1.3.2.5Diketahuinya hubungan faktor status nutrisi terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi pada mahasiswi program studi D IV Bidan Pendidik di STIKes Prima Nusantara Bukittinggi.1.3.2.6Diketahuinya hubungan faktor stres terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi pada mahasiswi Program Studi D IV Bidan Pendidik di STIKes Prima Nusantara Bukittinggi. 1.3.2.7Diketahuinya hubungan faktor diet terhadap ketidakeraturan siklus menstruasi pada mahasiswi Program Studi D IV Bidan Pendidik di STIKes Prima Nusantara Bukittinggi.1.4Manfaat PenelitianHasi1 penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :1.4.1Bagi Intitusi PendidikanSebagai bahan masukan bagi instansi pendidikan dalam bidang ilmu terkait, menambah wawasan pengetahuan terhadap penelitian terkait dan pedoman bagi mahasiswa untuk penelitian lebih lanjut.1.4 2Bagi MasyarakatDiharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pergetahuan masyarakat khususnya wanita tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakteraturan siklus menstruasi.1.4.3 Bagi PenelitiSebagai aplikasi terhadap mata kuliah kebidanan dan untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam menyusun suatu laporan penelitian menambah wawasan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki.