bab i

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lat ar Be lak ang Masalah Kompres din gin (es) mer upa kan suat u met ode dal am pen ggu naa n suh u rendah setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis (Bouwhuizen M, 2006 !"#)$ %enggunaan suhu rendah (es) dalam pemberian kompres dingin (es) dapat dip er&a ya me mbe ri per asaa n ny aman unt uk sementara aki bat ny eri (Bl a&k, M'$ 200 ! )$ %rose s dal am memen uhi kebu tuh an rasa nyaman, terutama akibat nyeri merupakan hal yang harus diatasi se&epatnya karena dapat menimbulkan respon sakit berup a perubahan pisik dan psikis seseora ng (Koizier dkk, 200* "+!)$ pendisitis merupakan kasus gawat abdomen yang paling sering ter-adi, menurut .abiston (2002 2) berpendapat bahwa apendisitis adalah suatu  penyakit prototipe yang berlangsung melalui peradangan akibat obstruksi dan iskhemia dalam rangka waktu ber /ar iasi dimana ge- ala pas ien men &ermink an ke adaan pe ny akit dalam wakt u sak it$ kibat sek resi ya ng terus me nerus meng akibatkan tergan gguny a aliran limfe yan g menim bulkan gangguan yaitu  penyumbatan /ena sehingga ter-adinya trombosit dan iskhemia, fase ini disebut apendisitis superatif akut$ Kemudian serosa -uga terin/asi yang mengakibatkan iritasi , hal ini akan merangsan g perito nium pariental sehingga pasien meng alami  perpindahan nyeri somatis yang khas untuk apendisitis yaitu nyeri di perut kanan  bawah dititik M$ Burney$ Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang me nd asar yang di bu tu hk an ol eh manus ia $ %eruba ha n rasa ny aman akan men imb ulk an per asaan ya ng tidak ena k ata u tid ak nyaman dal am ber espo n terhadap stimulus yang berbahaya (arpenito, 200* 2!0)$ ! !

Upload: hamam-rosyidi

Post on 19-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB I

TRANSCRIPT

PAGE 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Kompres dingin (es) merupakan suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis (Bouwhuizen M, 2006 : 194). Penggunaan suhu rendah (es) dalam pemberian kompres dingin (es) dapat dipercaya memberi perasaan nyaman untuk sementara akibat nyeri (Black, MJ. 2007 : 371). Proses dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman, terutama akibat nyeri merupakan hal yang harus diatasi secepatnya karena dapat menimbulkan respon sakit berupa perubahan pisik dan psikis seseorang (Koizier dkk, 2005 : 981). Apendisitis merupakan kasus gawat abdomen yang paling sering terjadi, menurut Sabiston (2002 : 2) berpendapat bahwa apendisitis adalah suatu penyakit prototipe yang berlangsung melalui peradangan akibat obstruksi dan iskhemia dalam rangka waktu bervariasi dimana gejala pasien mencerminkan keadaan penyakit dalam waktu sakit. Akibat sekresi yang terus menerus mengakibatkan terganggunya aliran limfe yang menimbulkan gangguan yaitu penyumbatan vena sehingga terjadinya trombosit dan iskhemia, fase ini disebut apendisitis superatif akut. Kemudian serosa juga terinvasi yang mengakibatkan iritasi, hal ini akan merangsang peritonium pariental sehingga pasien mengalami perpindahan nyeri somatis yang khas untuk apendisitis yaitu nyeri di perut kanan bawah dititik MC. Burney. Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang mendasar yang dibutuhkan oleh manusia. Perubahan rasa nyaman akan menimbulkan perasaan yang tidak enak atau tidak nyaman dalam berespon terhadap stimulus yang berbahaya (Carpenito, 2005 : 210).Insiden apendisitis akut lebih tinggi pada negara maju daripada Negara berkembang, namun dalam tiga sampai empat dasawarsa terakhir menurun secara bermakna, yaitu 100 kasus tiap 100.000 populasi mejadi 52 tiap 100.000 populasi. Kejadian ini mungkin disebabkan perubahan pola makan, yaitu Negara berkembang berubah menjadi makanan kurang serat. Menurut data epidemiologi apendisitis akut jarang terjadi pada balita, meningkat pada pubertas, dan mencapai puncaknya pada saat remaja dan awal 20-an, sedangkan angka ini menurun pada menjelang dewasa. Insiden apendisitis sama banyaknya antara wanita dan laki-laki pada masa prapuber, sedangkan pada masa remaja dan dewasa muda rationya menjadi 3:2, kemudian angka yang tinggi ini menurun pada pria. Pada kasus apendisitis hampir 97-100% kasus disertai dengan keluhan awal berupa sakit atau nyeri yang merupakan keluhan utama dibandingkan keluhan lain yang menyertai (Soeparman, 2005 : 178). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Kelas B Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro pada Ruang Bedah ditemukan data tentang jumlah pasien pre operasi apendisitis dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2010 mencapai jumlah 121 orang yang diantaranya 78 orang laki-laki (64,5%) dan 43 orang perempuan (35,5%). Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada 8 pasien yang dilakukan kompres dingin, jumlah pasien yang mengeluh nyeri saat dilakukan kompres dingin sebanyak 2 pasien (25%) dan yang tidak mengeluh nyeri saat dilakukan kompres dingin sebanyak 6 pasien (75%) pasien.Kompres dingin (es) dapat digunakan pada pengobatan nyeri dan bengkak yang lokal, serta dapat memberikan efek anastesi, dimana hilangnya sensasi termasuk sakit, sentuhan dan persepsi temperatur (Gabriel, F.J. 2008 : 134-135). Penggunaan es dipercaya dapat menyebabkan anestesi lokal dengan mengurangi atau menurunkan kecepatan hantaran dari reseptor nyeri yang memberi perasaan nyaman terhadap nyeri (Black M.J, 2007 : 371). Apendisitis (Radang usus buntu) yaitu terjadinya peradangan pada usus buntu seseorang. Proses peradangan didalam dinding usus bisa menyebabkan pernanahan atau berakibat bocor usus buntu itu, bila telah bocor maka jutaan kuman yang berkurung tadi mendapat jalan keluar dan menyerbu usus-usus lainnya, sehingga terjadinya radang selaput usus menyeluruh (Sitorus R, 2005 : 86-87). Nyeri merupakan perasaan yang sangat subyektif dan paling ditakutkan banyak orang. Sehingga individu dituntut untuk beradaptasi baik secara biologi, psikologi, dan sosial dalam mengembangkan coping yang efektif, menghindari perilaku yang mal adatif dan mencapai fungsi optimal (Long, 2006 : 130). Menurut Selye (Long, 2006 : 130) rasa nyeri merupakan stressor yang dapat menimbulkan stress dan ketegangan dimana individu dapat berespon secara biologis dan perilaku yang menimbulkan respon fisik dan psikis. Respon fisik meliputi perubahan keadaan umum, wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan, sikap badan dan apabila nafas makin berat dapat menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan syok, sedangkan respon psikis akibat nyeri dapat merangsang respon stress yang dapat mengurangi sistem imun dalam peradangan, serta menghambat penyembuhan respon yang lebih parah akan mengarah pada ancaman merusak diri sendiri (Carvin, J.G, 2007 : 227).Saat orang dibawa ke rumah sakit karena diduga apendisitis akan menjalani observasi dan bedrest serta prosedur-prosedur diagnostik yang diperlukan dalam upaya menentukan terapi dan tindakan selanjutnya. Selama masa menunggu keluhan nyeri harus diminimalkan sekecil mungkin (Long, 2006 : 229). Pemberian analgesik dan pemberian narkotik untuk menghilangkan nyeri tidak terlalu dianjurkan karena dapat mengaburkan diagnosa (Sjamsuhidajat, 2006 : 866). Perawat berperan dalam mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan klien dan membantu serta menolong klien dalam memenuhi kebutuhan tersebut (Husin M, 2002 : 30). Penanganan nyeri secara umum dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis (terapi es). Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi (Brunner and Suddart 2001 : 232). Pengetahuan dan teknologi yang mempelajari efek suhu rendah pada bidang biologi dan kedokteran sudah lama dikenal, salah satunya efek kompres dingin (es) adalah efek anestesi berupa hilangnya sensasi nyeri dan dapat digunakan pula pada pengobatan nyeri dan bengkak yang lokal (Gabriel, F.J., 2008 : 135-136). Berdasarkan pengalaman dilapangan pemberian kompres dingin (es) mendapatkan hasil yang cukup baik.Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Efektifitas Pemberian Kompres Dingin (Es) Dalam Menurunkan Rasa Nyeri Pada Pasien Pre Operasi Apendisitis Di Ruang Bedah RSUD Kelas B Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.1.2 Rumusan masalah.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut :Bagaimana efektifitas pemberian kompres dingin (es) dalam menurunkan rasa nyeri pada pasien pre operasi apendisitis di ruang bedah RSUD Kelas B Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro ?1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas pemberian kompres dingin (es) dalam menurunkan rasa nyeri pada pasien pre operasi apendisitis di ruang bedah RSUD Kelas B Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi rasa nyeri pada pasien apendisitis yang dilakukan kompres dingin (es) di ruang bedah RSUD Kelas B Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.

1.3.2.2 Mengidentifikasi rasa nyeri pada pasien apendisitis yang tidak dilakukan kompres dingin (es) di ruang bedah RSUD Kelas B Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.1.3.2.3 Menganalisa efektifitas pemberian kompres dingin (es) dalam menurunkan rasa nyeri pada pasien pre operasi apendisitis di ruang bedah RSUD Kelas B Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.

1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.1.1 Bagi Profesi Keperawatan

Meningkatkan pengetahuan dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan tindakan kompres dingin pada pasien apendisitis.1.4.1.2 Bagi peneliti yang akan datang

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran atau informasi bagi peneliti berikutnya yang berkaitan dengan yang berkaitan dengan kompres dingin (es) dan nyeri pada pasien apendisitis.

1.4.1.3 Bagi institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu yang dapat dikembangkan dalam institusi tersebut.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Responden

Meningkatkan kesadaran dan motivasi pasien serta meningkatkan pemahaman tentang manfaat kompres dingin (es) dalam menurunkan rasa nyeri.

1.4.2.2 Bagi insitusi

Dapat digunakan sebagai masukkan bagi rumah sakit guna meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan dan meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasaan pasien (penderita dan keluarga) dan dapat dijadikan sebagai prosedur tetap dalam pelaksanaan kompres dingin (es) pada pasien apendisitis, bagi perawat yang bertugas di ruang bedah RSUD Kelas B Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.

PAGE 6