bab i
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan dalam mengembangkan
kualitas sumber daya manusia, khususnya tenaga kesehatan dilakukan
dengan berbagai cara. Salah satu diantaranya adalah dengan melalui
program pendidikan tenaga kesehatan di berbagai institusi pendidika tenaga
kesehatan. Berbagai tingkat pendidikan terutama SMK di bidang
kesehatan, Akademi, Sekolah Tinggi, Universitas, berusaha untuk
menghasilkan tenaga-tenaga kesehatan (perawat, dokter, analis, apoteker,
bidan, nutrisionis, sanitarian, dan lain sebagainya) profesional yang mampu
memenuhi tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan yang
bermutu,adil dan merata, khususnya di institusi pelayanan kesehatan baik d
rumah sakit, puskesmas, klinik, lembaga pelayanan kesehatan lain serta
kepada masyarakat (komunitas) pada umumnya dalam rangka memenuhi
kriteria tenaga keehatan yang berkualitas tersebut mahasiswa kesehatan
tersebut perlmendapatkan berbagai pengalaman belajar secara
langsung/nyata dilapangan dan dapat memberi kontribusi tercapainya
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan di kurikulumya masing-masing.
Sesuai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Tahun 2006, proses
belajar mengajar pada program jenjang S-1 Keperawatan khususnya
metode Pengalaman Belajar Praktek Mata Kuliah Keperawatan Komunitas,
didapatkan melalui strategi pengalaman belajar ceramah (pbc), pengalaman
belajar diskusi (pbd), pengalaman belajar seminar (pbs), pengalaman
belajar praktek (pbk) ataupun pengalaman belajar lapangan (pbl), yang
dapat dilaksanakandi kelas, klinik dan komunitas/masyarakat langsung.
Khusus untuk kegiatan pengalaman belajar praktek lapangan (pbl), yang
merupakan metode proses pembelajaran dilakukan agar dapat memiliki
kompetensi yang spesifik, dimana mahasiswa dapat menerapkan semua
ilmu yang telah diperoleh di kelas (studi yang akan ditemui lebih kompleks
untuk dilakukan pemecahan masalah berdasarkan target kompetensi yang
sudah ditentukan.
Dengan demikian mahasiswa diharapkan akan mampu belajar
mengatasi masalah kesehatan tersebut melalui berbagai kegiatan intervensi
keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan
pada komunitas, kelompok khusus dan asuhan keluarga. Serta
menggunakan pendekatan kerangka berfikir ilmu statistik kesehatan,
epidemiologi, demografi, dan ilmu kesehatan metodologi riset.
Mata kuliah keperawatan komunitas dan keluarga dengan model
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan dengan penekanan pada
strategi belajar sambil berbuat (learning by doing) dan belajar untuk
mempeoleh pengalaman langsung (learning by experience) pada
masyarakat daerah binaan (darbin) Bapelkes Yogyakarta dan puskesmas
wilayah propinsi DIY, dengan sasaran pada individu, keluarga, kelompok,
dan komunitas. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan
PKL bersifat komprehensif, namun pada PKL ini lebih menekankan pada
aspek promotif, preventif, dan resosiatif daripada kuratif dan rehabilitatif
dan membantu program Puskesmas dalam rangka pengembangan
pelayanan perawatan keehatan masyarakat (public health nursing).
Strategi pendekatan pelaksanaan yang digunakan dalam praktek
asuhan keperawatan komunitas adalah berorientasi pada program kerja
puskesmas, yaitu program promkes, PHBS, program lansia, sosialisasi
program desa siaga dan Public Halth Nursing (PHN atau CHN), yaitu lebih
memfokuskan pada upaya membangkitkan peran serta masyarakat,
penyadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan
pengetahuan masyarakat dalam hal kesehatan, sehingga masyarakat mampu
mengenal masalah keehatannya sendiri.
B. TUJUAN PKL
Setelah mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) asuhan keperawatan
komunitas ini mahasiswa S1 diharapkan mempunyai pengalaman,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam mengatasi berbagai
permasalahan kesehatan di tingkat keluarga dan komunitas melalui
intervensi proses asuhan keperawatan keluarga dan masyarakat dengan
menggunakan kerangka berfikir ilmu statistik kesehatan, epidemiologi,
demografi, dan metodologi riset keperawatan.
Secara khusus, setelah mengkuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) selama ± 2 minggu (14 hari) ini diharapkan peserta didik mampu:
1. Melakukan perkenalan, sosialisasi, adaptasi, dan orientasi dengan
budaya dan lingkungan masyarakat di tempat PKL.
2. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan pada individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas dengan menerapkan pendekatan kerangka
berpikir epidemiologi, biostatistik, dan demografi dan survei cepat.
3. Menyusun rencana penanggungulangan masalah keehatan berbasis
masyarakat dengan menerapkan ilmu-imu kesehatan masyarakat,
asuhan keperawatan keluarga dan asuhan keperawatan komunitas serta
ilmu-ilmu medis dasar, yang mencakup upaya pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif di wilayah binaan.
4. Mengimplementasikan intervensi asuhan keperawatan keluarga dan
asuhan keperawatan komunitas dan program kesehatan untuk
menunjang Puskesmas dengan mengaplikasikan model Askep
NANDA NIC/NOC.
5. Memahami aplikasi praktek perkesmas (PHN) dalam pelayanan
keperawatan di unit pelyanan kesehatan (Puskesmas).
6. Melaksanakan program kegiatan intervensi asuhan keperawatan dan
kesehatan dengan memanfaatkan partisipasi masyarakat, melakukan
kerjasama lintas program dan lintas sekoral.
7. Memanfaatkan potensi sumber daya masyarakat secara optimal,
melakukan upaya rujukan dan menetapkan teknologi tepat guna.
8. Melakukan evaluasi baik input, proses, maupun output intervensi
asuhan keperawatan pada keluarga/komunitas dan program kesehatan
lainnya.
9. Mengembangkan sikap kerjasama kelompok, kepemimpinan, dan
kebersamaan dalam mengelola program pelayanan kesehatan dan
perawatan masyarakat.
C. MANFAAT PKL
1) Bagi mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupa
bermasyarakat khususnya dalam dan pengorganisasian dalam
bermasyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan dikaitkan
dengan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
(PHN/PHC/PKMD) dan penyiapan masyarakat dalam
menghadapi kegawatdaruratan sehari-hari dan saat bencana.
b. Mampu mengenal budaya, bahasa, dan adat kebiasaan
masyarakat DIY sehari-hari.
c. Belajar sambil berwisata di wilayah DIY.
d. Memeperoleh kenangan yang tak terlupakan dan menjadi
media pendewasaan karakter dan budi pekerti mahasiswa
sebagai bekal mengenal kerja.
2) Bagi pemerintah desa/dukuh
a. Mengetahui profil/gambaran status kesehatan masyarakat
yang nyata dari hasil pendataan mahasiswa PKL, sehingga
dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk
perencanaan pembangunan kesehatan.
b. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
dalam berprilaku hidup bersih dan sehat.
3) Bagi puskesmas
a. Membantu pelayanan program kerja puskesmas secara
umum dan program Public Health Care/Nursing (PHN) dan
hasil pengkajian data mahasiswa dapat dijadikan data dasar
yang terbaru (up to date) dari status kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya dan status PHBS (tatanan rumah tangga)
di tingkat dukuh dan desa.
b. Memberdayakan SDM Puskesmas untuk menjadi
pembimbing lapangan (field instructor) ataupun Clinical
Instructor.
4) Bagi institusi pendidikan (Akper/Poltekes/Stikes/Prodi/Fakultas)
a. Menjadikan institusi terebut dikenal dan secara formal
diakui keberadaannya, disamping sebagai upaya bagi
pengelola untuk “transfer of knowledge” dari Bapelkes
Jogja Institusi Pendidikan.
b. Sebagai perwujudan “corporate social responsibility” (CSR)
institusi pendidikan dalam mewujudkan tri dharma
perguruan tinggi, yaitu pengabdian pada masyarakat.
c. Bagi dosen pengelola program keperawatan komunitas,
diharapkan mampu memperoleh gambaran bagaimana cara
penyelenggaraan dan pengelolaan manajemen keperawata
komunitas.
d. Dilihat dari outputnya, menjadikan lulusannya lebih
memiliki pengalaman dan wawasan yang lebih
komprehensif, holistik dan adaptif terhadap situasi dan
kondisi yang berbeda dari tempat asalnya.
5) Bagi Bapelkes Jogja
a. Sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan/organisasi
(coorporate social responsibility/CSR) Bapelkes jogja pada
masyarakat Jogja pada umumnya dan masyarakat
Kabupaten Sleman pada khususnya.
b. Melaksanakan sebagian tugas pokok dan fungsinya dalam
mempersiapkan kapasitas dan mempersiapkan calon tenaga
kesehatan, tenaga kesehatan dan masyarakat, agar lebih
bermutu dan profesional.
c. Dapat meningkatkan jalinan partnership dan networking
dengan berbagai organisasi maupun institusi pendidikan
kesehatan.
D. RUANG LINGKUP PKL
Ruang lingkup kegiatan PKL mahasiswa selama praktek adalah
individu, kelompok khusus, keluarga, dan komunitas yang berada di
wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Dukuh Dawang
Sari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI PKL
A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN
Survey adalah informasi yang diperoleh melalui permintaan
keterangan-keterangan kepada pihak yang memberikan keterangan satu
jawaban (responden) juga kuesioner metode. Karena untuk memperoleh
data itu biasanya diajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang
tersusun dalam suatu daftar
Hasil survey sebagai tergantung pada kerjasama dan kecakapan
responden sebagai faktor yang dapat mempengaruhi proses survey,
sehingga besar kemungkinan akan kemasukan kesalahan-kesalahan tapi
dengan metode survey dapat diperoleh fakta-fakta yang tidak bisa
diamati, keterangan masa lalu yang belum dicatat, bahkan opini dan
motif yang mungkin sangat penting bagi pemecahan masalah, sebab itu
metode ini paling banyak dipakai dalam riset sosial. Pada buku lain
metode survey dengan teknik komunikasi baik secara langsung
(interview) atau tidak langsung (angket atau surat menyurat)
Adapun survey yang diteliti tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), pengetahuan tentang ISPA, Hipertensi, Gout Athritis.
B. POPULASI PENELITIAN
Populai penelitian adalah seluruh warga Dukuh Dawangsari,
Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman dengan
mengambil sampel 133 KK perdukuh.
C. SAMPEL PENELITIAN
Teknik yang digunakan adalah “Total Sampling”atau sampel
yang diambil secara acak. Metode ini dipilih juka populasi sendiri
memiliki perbedaan parameter dari perbedaan variabel yang diamati
oleh peneliti. Sampel juga dapat dibagi beberapa tingkatan.
Setiap sampel didalam memiliki perbedaan yang sangat kecil
dibandingkan jika tidak ingin dibagi menjadi tingkatan. Masalahnya
terletak pada pertibangan yang dijadikan untk membentuk sebuah
kelompok. Penelii harus benar-benar mempertimbangkan alasan untuk
membagi populasi menjadi kelompk-kelompok karena setelah dibagi
menjadi kelompok-kelompok perbedaan antara kelompok harus lebih
besar dibandingkan dengan perbedaan diatara elemen sampel dalam
kelompok. Penyampelan sisematis ini ada dua metode penarikan sampel
yang dipilih oleh peneliti,penarikan bisa dilakukan prposional atau tidak
proposional.
Adapun perumusan pengambilan sampel:
D. LOKASI PENELITIAN
Lokasi yang dimbila adalah Dukuh Dawangsari, Desa
Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman yang terdiri dari:
1. Usulan dari BAPELKES JOGJA
2. Pertimbngan kepala Puskesmas
3. Pertimbangan status kesehatan masyarakat
4. Pertimbangan sumber daya masyarakat
E. CARA PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data yang dilakukan dua macam yaitu :
1. Data primer : Data yang diperoleh langsung dari sumbernya ,
diamati untuk pertama kalinya, data tersebut manjadi data sekunder
jika dipergunakan orang yang tidak berhubungan dengan penelitian
yang bersangkutan. Cara pengumpulan data yang dipergunakan
yaitu observasi dengan melakukan pengamatan langsung dan
interview digunakan wawancara langsung dengan keluarga disetiap
Dukuh Dawangsari, Desa Sambirejo,Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Sleman.
2. Data Sekunder : Data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulan
data oleh peeliti misalnya data diambil dari biostatistik, majalah,
keterangan-keterangan public lainnya. Data sekunder yang
digunakan yaitu catatan kependudukan dari Dukuh Dawangsari,
Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
Praktek keperawatan komunitas bertujuan agar mahasiswa mampu
memberikan asuhan keperawatan baik utu kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, mencegah terjadinya penyakit dan memelihara
kesehatan sesuai kondisinya seta dapat meujudkan Indonesia Sehat
2013. Dalam rangka mengimplementasikan hal tersebut, maka
Mahasiswa FIIKES UPN “VETERAN” JAKARTA melaksanakan
kegiatan praktek lapangan di Dukuh Dawangsari, Desa Sambirejo,
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
Adapun rangkaian kegiatan sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini langkah awal mahasiswa yaitu
mendapatkan pembekalan belajar atau review oleh BAPELKES
JOGJA pada tanggal september 2013, dalam rangka
mempersiapkan mahasiswa untuk mengaplikasikan proses
keperawatan komunitas pada masyarakat di Desa Sambirejo
adapun matteri-materi yang diberikan adalah :