bab i

35
BAB I PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH AASHTO T-265-79 : ASTM D-2216-71 1.1. Maksud dan Tujuan : Percobaan ini bertujuan untuk memeriksa kadar air suatu contoh tanah dan sebagian dari klasifikasi tanah. Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dengan berat kering tanah, yang dinyatakan dalam persen (%). 1.2. Alat dan Bahan : 1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105- 110C. 2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang- kurangnya : a. 0,01 gram - untuk berat minimum 10 gram, b. 0,10 gram - untuk berat minimum 100 gram, c. 1,00 gram - untuk berat minimum 1000 gram, 3. Desikator. 4. Cawan timbang tertutup dari gelas atau logam tahan karat. 1.3. Benda Uji : 1

Upload: panrio-barca

Post on 16-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPORAN MEKTAN READY

TRANSCRIPT

BAB IPEMERIKSAAN KADAR AIR TANAHAASHTO T-265-79 : ASTM D-2216-711. 1.1. Maksud dan Tujuan :Percobaan ini bertujuan untuk memeriksa kadar air suatu contoh tanah dan sebagian dari klasifikasi tanah. Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dengan berat kering tanah, yang dinyatakan dalam persen (%).

1.2. Alat dan Bahan :1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105-110C.2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya :a. 0,01 gram - untuk berat minimum 10 gram,b. 0,10 gram - untuk berat minimum 100 gram,c. 1,00 gram - untuk berat minimum 1000 gram,3. Desikator.4. Cawan timbang tertutup dari gelas atau logam tahan karat.

1.3. Benda Uji :Jumlah bahan (benda uji) yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung pada ukuran butir maximum dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian sebagai berikut :

Ukuran Butir MaksimumJumlah Benda UjiKetelitian

(3/4)Lewat saringan No.10Lewat saringan No.401.000 gram100 gram10 gram1,00 gram0,10 gram0,01 gram

1.4. Prosedur Percobaan :1. Membersihkan dan mengeringkan cawan timbangan, kemudian menimbang dan mencatat beratnya (W1).2. Memasukan contoh tanah (basah) kedalam cawan timbangan. Kemudian menimbang bersama tutupnya (W2).3. Dalam keadaan terbuka, memasukkan cawan bersama tanah dalam oven (105C - 110C) selama 16 24 jam. Tutup cawan disertakan dan jangan sampai tertukar dengan cawan lain.4. Mengambil cawan dengan tanah kering dari oven, kemudian didinginkan dalam distikator. Setelah dingin cawan ditutup.5. Menimbang cawan tertutup bersama tanah kering (W3).

1.5. Prosedur Perhitungan :

Catatan :1.a.Bila diragukan setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan tanah dilanjutkan beberapa jam dan pada penimbangan 2 kali yang berurutan beratnya harus tidak kurang lagi (maximum selisih 0,1 persen)b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung bahan organik atau mengandung gips. Gunakan temperatur oven sekitar 60C - 80C. Waktu pengeringan akan lebih dari 24 jam dan digunakan cara seperti tersebut pada 1.a.2.Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli juga merupakan pelengkap dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan pemadatan, batas-batas atterberg, konsolidasi dan lain sebagainya.3. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaitu digunakan dua benda uji dengan dua cawan, yang hasilnya harus hampir sama, yang kemudian harganya dirata-ratakan. Jika selisih harga kedua percobaan terlalu berbeda, harus diulang.4. Buat kesimpulan dari hasil pengujian.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAHJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN KADAR AIRASTM D 2216 71LOKASI:Bukit Rawi, KM 17DIKERJAKAN:Harry Phihewuennue

NO. CONTOH:1DIPERIKSA:

KEDALAMAN:30 m 40 mKETERANGAN:

TANGGAL TEST:24 Januari 2014PARAF:

Nomor cawanIII

Berat cawan kosong (W1)(g)14,6714,49

Berat cawan + tanah basah (W2)(g)55,8261,82

Berat cawan + tanah kering (W3)(g)49,8155,63

Berat air (W4 = W2 W3)(g)6,016,19

Berat tanah kering (W5 = W3 W1)(g)35,1441,14

Kadar air (w = W4 / W5 x 100)(%)17,1015,04

Kadar air rata-rata(%)16,07

1.6.Kesimpulan :Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil kadar air rata-rata 16,07 %. Tanah yang berbutir halus khususnya tanah lanau sangat dipengaruhi oleh air, sehingga partikel air dengan mineral-mineral lanau saling terikat satu sama lain.

BAB IIPEMERIKSAAN BERAT VOLUME1.1. 2.1. 2.1. Maksud dan Tujuan :Maksud dari percobaan ini adalah unntuk megukur sifat-sifat fisis tanah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui berat isi, angka pori, derajat kejenuhan suatu sampel tanah.

2.2. Alat dan Bahan :1. Ring berat isi2. Jangka sorong3. Oven4. Desikator

2.3. Prosedur Percobaan :1. Membersihkan ring berat isi yang akan digunakan.2. Mengukur diameter dalam dan tingginya dengan menggunakan jangka sorong.3. Menimbang ring tersebut dengan ketelitian 0,01 gram.4. Memasukkan sampel tanah ke dalam ring langsung dari tabung sampel tanah dari alat extruder.5. Meratakan permukaan tanah di kedua ujung ring dengan pisau pemotong.6. Membersihkan bagian luar ring , lalu timbang kembali.7. Memasukkan ring yang berisi sampel tanah tersebut ke dalam oven dengan suhu 110C selama 24 jam.8. Memasukkan ke dalam desikator sampai dingin, lalu timbang kembali.9. Melakukan perhitungan sesuai dengan format laporan yang tersedia.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAHJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN BERAT VOLUME, ANGKA PORI & DERAJAT KEJENUHANASTM D 2216 71LOKASI:Bukit Rawi, KM. 17DIKERJAKAN:Harry Phihewuennue

NO. CONTOH:1DIPERIKSA:

KEDALAMAN:30 m 40 mKETERANGAN:

TANGGAL TEST:24 Januari 2014PARAF:

SampelI

Tinggi ring(cm)1,25

Diameter ring(cm)4

Berat ring (W1)(g)10,05

Berat ring + tanah basah (W2)(g)40,96

Berat tanah basah (W3 = W2 W1)(g)30,91

Volume tanah basah (V)(cc)15,7

Berat ring + tanah kering (W4)(g)36,03

Berat tanah kering (W5 = W4 W1)(g)25,98

Berat volume tanah basah (b = W3/V)(g/cc)1,9

Berat volume tanah kering (d = W5/V)(g/cc)1,6

Berat air (W6 = W3 W5)(cc)4,93

Kadar air (w = (W6/W5) x 100)(%)18,97

Berat jenis (Gs)2,57

Angka pori (e = W5/Gs)10,10

Derajat Kejenuhan (Sr = (W6/W6) x 100)(%)48,81

Porositas (n = W6/V)(%)0,31

2.4.Kesimpulan :Berdasarkan hasil percobaan pemeriksaan berat volume didapat nilai berat volume tanah basah sebesar 1,9 g/cc, berat volume kering sebesar 1,6 g/cc, kadar air sebesar 18,97 %, Angka pori sebesar 10,10 dan Porositas sebesar 0,31 %.

BAB IIIPEMERIKSAAN BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)AASHTO T-100-82 ; ASTM D-854-723.1. Maksud dan Tujuan :Percobaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran lewat saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butiran tanah dengan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.

3.2. Alat :a.Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas minimum 500 ml.b. Desikator.c. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) C.d. Bak Perendam.e. Botol berisi air suling.f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gramg. Pompa hampa udara (vacum, 1 1 PK) atau tungku listrik (hotplate).h. Termometer ukuran 0 - 50C dengan ketelitian 1C.i. Saringan No.4, No.10, No.40 dan penadahnya.

3.3. Bahan :Benda uji harus disiapkan sebagai berikut :a. Saring bahan yang akan diperiksa dengan saringan no.4 dan penadahnya. Untuk pemeriksaan berat jenis yang akan dipakai sebagai pembantu untuk pemeriksaan analisa hidrometer, maka contoh harus dipilih yang melalui saringan no.10 atau no.40b. Keringkan benda uji pada temperatur 105 - 110C dan didinginkan dalam disikator.c. Pecahkan gumpalangumpalan tanah dengan digarus dalam mortar dengan pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus karet/palu karet, sehingga butiran-butiran tidak rusak.

3.4. Prosedur Percobaan :a.Cuci piknometer dengan air suling dan keringkan, timbang piknometer kosong dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1).b.Masukkan benda uji (contoh tanah kering) ke dalam piknometer dan timbang bersama tutupnya (W2).c.Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi duapertiga. Untuk bahan yang mengandung lempung, diamkan benda uji selama paling sedikit 24 jam.d.Didihkan isi piknometer dengan hati-hati selama minimum 10 menit, dan miringkan botol piknometer sekali-sekali, tambahkan air secukupnya untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang tersekap.e.Didalam hal menggunakan pompa vacum, tekanan udara didalam piknometer atau botol ukur tidak boleh dibawah 110 mm Hg. Kemudian isilah piknometer dengan air suling dan biarkan piknometer beserta isinya untuk mencapai suhu konstan didalam bejana air atau dalam kamar. Sebuah suhu konstan, air suling seperlunya sampai tanda batas atau sampai penuh tutuplah piknometer, keringkan bagian luarnya dan timbang (W3). Ukur suhu dari piknometer dengan ketelitian 1C.f. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai berikut, kosongkan piknometer dan bersihkan. Isi piknometer dengan air suling yang suhunya sama, dengan ketelitian 1C dan pasang tutupnya. Keringkan bagian luarnya, timbang dan dikoreksi terhadap suhu (W4).

3.5. Prosedur Perhitungan :1.Hitung berat jenis contoh dengan rumus dibawah ini :

Dimana :W1: berat piknometer (gram )W2: berat piknometer dengan bahan kering (gram)W3: berat piknometer , bahan dan air (gram)W4: berat piknometer dan air (gram)Apabila hasil pemeriksaan berbeda lebih dari 0,3 pemeriksaan harus diulang.2. Ambil harga rata-rata dari kedua pemeriksaan tersebut.

Catatan :a. Kalibrasi Piknometer :1. Piknometer dibersihkan, dikeringkan, ditimbang dan beratnya dicatat (W1). Piknometer diisi air suling dan dimasukkan dalam bejana air pada suhu 25C, sesudah piknometer mencapai suhu 25C tutupnya dipasang. Bagian luar piknometer dikeringkan dan piknometer beserta isinya ditimbang (W25).2. Dari nilai W25 yang ditentukan pada suhu 25C susunlah tabel harga W4 untuk suatu urutan suhu kira-kira antara 18C sampai 31C.

Harga W4 dihitung sebagai berikut :W4 = W25 x K Dimana :W4: berat piknometer dan air yang telah dikoreksi.W25: berat piknometer dan air pada suhu 25C.K : faktor koreksi (daftar no.1)3. Faktor koreksi : KSuhu : TDaftar No.1T18192021222324

K1.00161.00141.00121.000101.00011.00051.0003

T25262728293031

K1.00000.99970.99950.99920.99890.99860.9983

b. 1.Untuk benda uji kering.Benda uji kering oven sesudah ditumbuk dan diayak harus dimasukkan kedalam oven kembali sampai beratnya konstan.2.Benda uji tanpa pengeringan oven harus diketahui berat keringnya dengan perhitungan kadar air dan berat ini adalah sebagai(W2 W1).

LABORATORIUM MEKANIKA TANAHJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN BERAT JENISASTM D 854 58LOKASI:Bukit Rawi, KM 17DIKERJAKAN:Harry Phihewuennue

NO. CONTOH:1DIPERIKSA:

KEDALAMAN:30 m 40 mKETERANGAN:

TANGGAL TEST:26 Januari 2014PARAF:

Nomor piknometerI

Berat piknometer kosong (W1)(g)165,5

Berat piknometer + Tanah kering (W2)(g)266,3

Berat piknometer + Tanah + Air (W3)(g)720,2

Berat piknometer + Air pada T oC (W4)(g)658,6

Suhu (T)(oC)25

A = Berat tanah (Wt = W2 W1)(g)100,8

B = (W3 W4)(g)61,6

C = (A B)(g)39,2

Berat Jenis (Gs = A : C)2,57

3.6.Kesimpulan :Dari hasil praktikum ini didapatkan berat jenis tanah (Gs) sebesar 2,57 Yang dapat diklasifikasikan tanah ini sebagai tanah lanau.

BAB IVPEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG4.1. PEMERIKSAAN BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)PB 09-76 ; AASHTO T-89-74 ; ASTM D-423-66 ; SK SNI M-071989-F

4.1.1. Maksud dan Tujuan :Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan batas cair tanah. Batas cair sesuatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaan pada batas cair apabila diperiksa dengan alat Casagrande, kedua bagian tanah dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2 mm (seperti yang akan diuraikan dibawah), menutup sepanjang 12,7 mm oleh 25 kali pukulan.

4.1.2Alat dan Bahan :1. Alat batas cair standard (atterberg).2. Alat pembuat alur (grooving tool) ASTM3. Alat pembuat alur (grooving tool) Cassagrande4. Cawan porselin (mortar)5. Pestel (penumbuk/penggerus) berkepala karet atau dibungkus karet6. Spatula/spatel7. Galas ukur 200 ml8. Thin box/cawan9. Saringan no.4010. Air distilasi dalam botol (wast bottle)11. Alat-alat pemeriksaan kadar air (lihat percobaan no.01)

4.1.3. Prosedur Percobaan :A. Persiapan Benda Ujia. Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak + 100 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-butir yang lebih besar atau hampir semua butirannya lebih halus dari 0,425 mm (no.40)b. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengadung butir-butir kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan terlebih dahulu.c. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula keringkan dalam suhu udara (atau dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 60C) secukupnya saja, sampai dapat disaring dengan saringan.d. Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus karet, sehingga butiran-butiran tidak rusak. Kemudian saring dengan saringan no.40. bagian yang tertahan saringan no.40 disingkirkan dan bagian yang lolos saringan digunakan sebagai benda uji.

B. Pelaksanaan Pemeriksaana. Memeriksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat keadaan dan dapat bekerja dengan baik, baut-baut tidak longgar, sumbu mangkok tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga memeriksa alat pembalurnya mempunyai ukuran-ukuran yang benar.b. Memeriksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat setinggi 1cm. Menggunakan alat pembalur (alat pembuat alur) sebagai pegukur. Memperbaiki bila tidak benar setelannya.c. Menaruh contoh tanah (sebanyak + 100 gram) dalam mangkok porselin, campur rata dengan air destilasi sebanyak kira-kira 15 cc-20 cc. Mengaduk, menekan-nekan dan menusuk-nusuk dengan spatel. Bila perlu menambahkan air secara bertahap, menambah sekitar 1 cc 3 cc, mengaduk, menekan dan menusuk-nusuk dan tambah air lagi, dan seterusnya sehingga diperoleh adukan yang benar-benar merata.d. Apabila adukan ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan sekitar 30 40 pukulan pada percobaan awal, menaruh sebagian adukan tanah tersebut dalam mangkok casagrande. Menggunakan spatel/spatula, sebar dan tekan dengan baik, sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah. Meratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung tanah terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah sebagian tedalam akan terdapat 1 cm. Jika ada kelebihan, mengembalikan kelebihan tersebut ke mangkok porselin.e. Dengan alat pembarut, membuat alur lurus pada garis tengah mangkok searah dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian secara simetris. Bentuk alur harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat pembarut. Untuk menghindari terjadinya alur yang tidak baik atau gesernya tanah dalam mangkok, membarut dengan gerakan maju dan mundur beberapa kali dengan setiap kali sedikit lebih dalam.f. 1. Segera menggerakkan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya dengan kecepatannya 2 putaran perdetik, sampai kedua tanah bertemu sepanjang kira-kira 12,7 mm. Mencatat jumlah pukulan yang diperlukan tersebut.

2. Pada percobaan tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus antara 30 dan 40 kali. Bila ternyata lebih dari 40 kali, berarti tanah kurang basah dan mengembalikan tanah dari mangkok casagrande ke cawa porselin, menambahkan sedikit demi sedikit air dan mengaduk seperti tadi sampai merata.3.Mencuci mangkok Casagrande dengan air, kemudian mengeringkan dengan kain/kapas kering, kemudian mengulang pekerjaan seperti tersebut diatas.g.Mengambil dari mangkok sebagian tanah dengan spatel secara melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu. Memeriksa kadar air tanah tersebut lihat percobaan no.01)h.Mengambil sisa tanah yang masih ada, dalam mangkok dan mengembalikan ke cawan porselin, menambah lagi dengan air secara merata. Mencuci dan mengeringkan mangkok.i. Mengulangi pekerjaan pada nomor-nomor 2, 3, 4a, 5 dan 6 sehingga diperoleh 3 atau 4 data sehubungan antara kadar air jumlah pukulan diantara 10-20, 20-30 dan 30-40 pukulan dengan masing-masing selisihnya hampir sama. Percobaan ini harus dilaksanakan dari keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair (kadang air terendah kemudian berurutan menuju yang lebih tinggi).j.Perhitungan Grafik :Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan merupakan satu titik dalam grafik, dengan pukulan sebagai absis (dengan skala log) dan kadar air sebagai ordinat (dalam persen dengan skala biasa). Tarik garis lurus melalui titik-titik tersebut. Jika ternyata titik-titik yang diperoleh tidak terletak pada garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik-titik tersebut.Batas cair tanah adalah kadar air yang diperoleh pada perpotongan garis penghubung tersebut dengan garis vertikal 25 pukulan. Batas cair dilaporkan sebagai bilangan bulat yang terdekat. Catatlah pada formulir laboratorium, benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau kering udara, kering oven, disaring atau tidak.

4.2.PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS (PLASTIS LIMIT)PB 0110-76 , AASHTO T-90-74 ; SK SNI M-06-1989-F

4.2.1.Maksud dan Tujuan :Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan plastis. Batas plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan plastis.

4.2.2.Alat dan Bahan :a. Alat1. Plat kaca 45x 45 x 0,9 cm2. Spatula3. Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10 cm.4. Cawan porselin5. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah6. Gelas ukur 200 ml7. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram8. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) C.9. Air distalasi dalam botol cuci (wash bottle)

b. Bahan1. Air suling2. Contoh tanah pada kadar air asli + 20 gram

4.2.3.Prosedur Percobaan :a. Meletakkan benda uji diatas plat kaca/cawan porselin, kemudian mengaduk sehingga kadar airnya merata.b. Setelah kadar airnya merata, membuat bola-bola tanah dari benda uji itu seberat 8 gram, kemudian menggeleng-gelengkan tanah diatas plat kaca. Penggelengan dilakukan dengan telapak tangan, dengan kecepatan 80 90 gelengan per menit.c. Menggelengkan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan diameter 3 mm. Jika pada waktu penggelengan itu ternyata sebelum benda mancapai 3 mm sudah retak, maka benda uji disatukan kembali, ditambah air sedikit dan diaduk sampai merata. Jika ternyata penggelengan bola-bola tersebut dapat mencapai lebih dari 3 mm tanpa menunjukkan retak-retak, maka contoh perlu dibiarkan beberapa saat diudara, agar kadar airnya berkurang sedikit.d. Melakukan pengadukan dan penggelengan secara terus-menerus sampai retakan-retakan itu terjadi tepat pada saat penggelengan benda uji mencapai 3 mm.e. Pemeriksaan kadar air tanah pada (4) dilakukan ganda, benda uji untuk pemeriksaan kadar air.

4.2.4.Prosedur Perhitungan :a. Menentukan kadar air rata-rata sebagai harga batas plastis.b. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen.c. Mencatat pada formulir benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau kering udara disaring atau tidak.

Catatan :1. Alat-alat yang dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering.2. Untuk lebih cepatnya pemeriksaan, maka pengadukan benda uji untuk pemeriksaan batas cair dan batas plastis dapat dilakukan sekaligus, setelah pengadukan merata, pisahkan 20 gram benda uji untuk pemeriksaan batas plastis.3. Indeks Plastis (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis (Indeks Plastis = Liquid Limit Plastis Limit).4. Tentukan klasifikasi tanah dari hasil pengujian ini, dan buatkan kesimpulan.

4.1. PEMERIKSAAN BATAS SUSUT (SHRINGKAGE LIMIT)AASHTO T-92-68

4.1.1. Maksud dan Tujuan :Pemeriksaan ini adalah bertujuan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan susut. Batas susut adalah kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu presentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanah.

4.1.2. Alat dan Bahan :a. Alat1. Prong plate2. Monel dish3. Cristalizing dish4. Cawan petry5. Mercury6. Porselin dish7. Neraca ketelitian 0,001 gram8. Oven yang suhunya dapat diukur konstan (110 + 5) C.

b. Bahan1. Air suling2. Contoh tanah4.1.3. Prosedur Pelaksanaan :a. Menyiapkan tanah yang lolos saringan no.40 sekitar 30 gram.b. Meletakkan tanah tersebut dalam porselin dish, menambahkan air suling secukupnya untuk mengisi seluruh pori-pori dalam tanah. Banyaknya air yang dibutuhkan agar tanah mudah dibentuk kira-kira sedikit lebih tinggi daripada kadar air batas cair.c. Mengoleskan sedikit vaseline/grease pada monel dish untuk mencegah lekatan tanah.d. Mengisi 1/3 bagian monel dish dengan pasta tanah yang telah dipersiapkan lalu pinggiran monel dish diketuk-ketuk ringan sehingga pasta tanah mengalir kesamping dan memadat. Melakukan hal sama untuk lapisan berikutnya sehingga pasta tanah mengisi monel dish sampai penuh dan padat dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang terperangkap.e. Memotong tanah yang berlebihan dengan pisau pemotong.f. Membersihkan luar monel dish kemudian ditimbang (A).g. Mendiamkan monel dish yang berisi tanah tersebut diudara terbuka sehingga terjadi penguapan lalau masukkan kedalam oven selama 4 jam pada suhu 110 oC.h. Setelah kering, memasukkan kedalam desikator agar cepat dingin kemudian ditimbang (B).i. Menimbang monel dish kosng yang telah dibersihkan (C).

4.1.4. Prosedur Perhitungan :a. Ukur volume monel dish : Isi monel dish dengan air raksa sampai meluap kemudian tekan plat kaca diatasnya dengan kuat sehingga kelebihan air raksa keluar. Timbang monel dish berikut air raksa (D)

Dimana :Berat air raksa= D C gramBJ air raksa= 13,6 gr/cm3

b. Ukur volume tanah kering : Menempatkan cristalizing dish pada cawan petry besar. Mengisi cristalizing dish dengan air raksa sampai meluap. Meletakkan prong plate diatas cristalizing dish lalu ditekan sehingga kelebihan air raksa akan keluar dan ditampung dalam cawan petry besar. Mengangkat cristalizing dish dari dalam cawan petry besar kemudaian air raksa dalam cawan petry tersebut dipindahkan kedalam botol penyimpanan. Membersihkan cawan petry dari air raksa yang tersisa lalu ditimbang. Meletakkan kembali cristalizing dish kedalam cawan petry kemudian sample tanah yang sudah kering diletakkan diatas. Menekan sampel tanah tersebut dengan menggunakan prong plate sampai tenggelam. Jangan sampai ada udara yang tersekap dibawah prong plate. Menimbang cawan petry yang berisi tumpahan air raksa tersebut. Menghitung volume air raksa yang tumpah. Volume ini sama dengan volume tanah kering.

Catatan :1. Untuk mendapatkan hasil yang efektif, lakukan percobaan ini minimal sebanyak 2 kali.2. Pada waktu menekan sampel dengan prong plate, air raksa kelebihan harus keluar sama.5.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAHJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERGASTM D-423-66 ; ASTM D-424-74 ; AASHTO T-89-74 ; SK SNI M-07-1987-F

LOKASI:Bukit Rawi, KM.17DIKERJAKAN:Harry Phihewuennue

NO. CONTOH:1DIPERIKSA:

KEDALAMAN:30 m 40 mKETERANGAN:

TANGGAL TEST:24 Januari 2014PARAF:

Batas Cair (Liquid Limit)Batas Plastis (PL)

Banyak pukulan172735

Berat cawan (W1)(g)10,0712,7310,569,5613,87

Berat cawan + tanah basah (W2)(g)4039,2641,0225,9732,97

Berat cawan + tanah kering (W3)(g)32,532,734,623,529,9

Berat air (W4 = W2 W3)(g)7,56,56,42,473,07

Berat tanah kering (W5 = W3 W1)(g)22,4320,2724,0413,9416,03

Kadar air (w = W4/W5 x 100)(%)33.4332,3626,617.7119.15

Rata-rata kadar air(%)30,718.4

Batas Susut (SL)

No. CetakanI

DiameterCetakan(cm)53,37

Tanah(cm)5

TinggiCetakan(cm)3,32

Tanah(cm)3,1

Berat cetakan(g)13.68

Berat cetakan + Tanah basah(g)155,32

Berat cetakan + Tanah kering(g)116,8

Berat tanah basah(g)141,64

Berat air(g)38,52

Berat tanah kering (W0)(g)103,12

Isi tanah basah (V)(cc)75,13

Isi tanah kering (V0)(cc)60,83

Kadar Air (w)(%)37

13,8

LL

PLIP = LL PLSLCatatan

34.3618,4315.9313.8

4.4. Kesimpulan :Dari percobaan Atterberg Limit didapatkan data sebagai berikut: Liquid Limit (LL) sebesar 34.36 % , Plastic limit (PL) sebesar 18.43 %, Shringkage Limit (SL) sebesar 13.8 % dan Indeks Plastisitas (IP) sebesar 15.93 % serta tergolong plastisitas rendah.

20

24