bab i
DESCRIPTION
bab 1TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya
dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai
sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode 5 (lima) tahun
pertama kehidupan anak merupakan ‘masa emas’ (golden period) atau
‘jendela kesempatan’ (window opportunity) dalam meletakkan dasar-dasar
tumbuh kembang seorang anak. Kualitas tumbuh kembang anak pada masa
ini akan menentukan kualitas kesehatan fisik, mental, emosional, sosial,
kemampuan belajar, dan perilaku sepanjang hidupnya. Oleh karena itu golden
period harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengoptimalkan tumbuh
kembang anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya (BKKBN, 2013).
Selama dalam proses tumbuh-kembang, anak berada dalam lingkungan
keluarganya, tumbuh dan berkembangnya dengan bantuan stimulus dari
keluarga (Supartini, 2012 : 31). Oleh karena itu orang tua harus lebih
memahami proses pertumbuhan dan perkembangan anak pada awal
kehidupannya, terkait dengan perubahan-perubahan yang terjadi, baik
perubahan fisik maupun mental (Fida dan Maya, 2012 : 28).
Penyimpangan perkembangan Balita dapat terjadi pada setiap Balita,
di Amerika terdapat 1 dari 100 Balita mengalami penyimpangan
perkembangan, di Asia 0,25% Balita yang mengalami penyimpangan
perkembangan, di Indonesia ditemukan 5% dari jumlah Balita yang
1
mengalami penyimpangan perkembangan, sedangkan untuk daerah Jawa
Timur diperkirakan 44 Balita yang mengalami penyimpangan perkembangan
pada setiap Kabupaten (Astik Umiyah, 2013). Dalam studi pendahuluan di
RA Bustanus Salatin Desa Kedaton Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro
didapatkan data anak prasekolah seluruhnya 58 anak, yang terdiri dari
kelompok 1 berjumlah 31 anak, sedangkan kelompok 2 berjumlah 27 anak.
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilaksanakan pada bulan Maret
2015 pada kelompok 2 terdapat 15 orang ibu yang masih mendampingi
anaknya di RA Bustanus Salatin, karena anaknya masih menangis saat di
tinggal pulang oleh ibunya, sebab usia tersebut masih bergantung pada orang
tuanya (ibu) dan masih takut bertemu dengan orang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa perkembangan sosial pada anak belum sesuai dengan
perkembangan umur mereka. Selain itu, juga terdapat 5 anak yang pada saat
proses belajar mengajar didampingi oleh ibunya di dalam kelas karena anak
itu tidak bisa mandiri dalam hal membaca, menulis, menggambar serta
berhitung.
Perkembangan pada anak mencakup perkembangan motorik halus,
perkembangan motorik kasar, perkembangan bahasa, dan perkembangan
perilaku atau adaptasi sosial (Hidayat, 2013 : 18). Menurut Supartini, (2012 :
117), “Pada usia anak prasekolah cenderung tumbuh lambat karena nafsu
makannya menurun dan lebih senang bermain dengan teman”. Secara umum
terdapat beberapa ciri anak prasekolah yang memiliki kelainan diantaranya
pada usia 3 tahun anak belum bisa berpakaian, pada usia 3,5 tahun anak
belum bisa mengenal warna, pada usia 4 tahun anak belum bisa menggambar
2
orang 3 bagian dan pada usia 4,5 tahun anak belum bisa bercerita maka
perilaku diatas perlu dilakukan pendeteksian untuk mengenal berbagai
masalah tumbuh kembang anak (Hidayat, 2008 : 41). Penyimpangan
perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak
yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian yang akan menyebabkan pencapaian akademik
yang kurang secara menyeluruh, hal ini dapat berlanjut sampai usia dewasa.
Selain itu anak juga bisa mengalami gangguan mental karena akan di jadikan
bahan olokan oleh temannya sendiri (Depkes RI, 2005 : 76). Gangguan
perkembangan spesifik selanjutnya yang dapat terjadi pada anak antara lain
gangguan membaca dan menulis, gangguan perkembangan berhitung,
gangguan perkembangan berbahasa, gangguan perkembangan artikulasi dan
gangguan perkembangan motorik (Hidayat, 2008 : 44).
Menurut (IDAI, 2013) “apabila anak yang mengalami keterlambatan perkembangan akan berdampak pada motorik kasar (gerakan yang asimetris atau tidak seimbang, menetapnya reflex primitive (reflex yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan, adanya gerakan yang tidakl terkontrol). Motorik halus (bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan). Bicara dan bahasa (pada usia 30 bulan, orang tua tidak mengerti perkataan anak). Sosio-emosional (tidak adanya kemampuan bersosialisasi/ interaksi). Kognitif (36 bulan : belum dapat merangkai 3 kata)”.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan balita yaitu mengupayakan Program Bina Keluarga Balita (BKB)
sebagai salah satu bentuk pelayanan anak usia dini yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam pengasuhan
dan pembinaan pelayanan kesehatan anak, harus diintegrasikan dengan
Program Layanan Anak Usia Dini yang lain, agar anak mendapatkan
3
pelayanan secara utuh (BKKBN, 2013 : 4). Orang tua terutama ibu adalah
orang terdekat tempat anak belajar untuk bertumbuh dan berkembang
(Supartini, 2012 : 55). Keterampilan dan peranan ibu sangat bermanfaat bagi
proses perkembangan dan pertumbuhan anak secara keseluruhan karena
orang tua dapat segera mengenali kelebihan proses perkembangan anaknya
dan sedini mungkin memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak yang
menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan sosial. Stimulasi adalah
perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar individu anak.
Perkembangan dan pertumbuhan bayi penting dijadikan perhatian khusus
bagi orang tua, khususnya ibu. Jika tumbuh kembang anak tanpa arahan dan
pendampingan serta perhatian orang tua, maka tumbuh kembang anak tidak
dapat maksimal (Palasari W, 2012).
Dari uraian di atas maka dalam kesempatan ini penulis berminat untuk
melakukan penelitian dengan judul ”Hubungan peran ibu dengan
perkembangan anak usia prasekolah di RA Bustanus Salatin Desa Kedaton
Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro tahun 2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka penulis ingin
mengetahui : Bagaimana hubungan peran ibu dengan perkembangan anak
usia prasekolah di RA Bustanus Salatin Desa Kedaton Kecamatan Kapas
Kabupaten Bojonegoro tahun 2015 ?
4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan peran ibu dengan perkembangan
anak usia prasekolah di RA Bustanus Salatin Desa Kedaton
Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro tahun 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi peran ibu terhadap perkembangan anak usia
prasekolah di RA Bustanus Salatin Desa Kedaton Kecamatan
Kapas Kabupaten Bojonegoro tahun 2015.
b. Mengidentifikasi perkembangan anak usia prasekolah di RA
Bustanus Salatin Desa Kedaton Kecamatan Kapas Kabupaten
Bojonegoro tahun 2015.
c. Menganalisa hubungan peran ibu dengan perkembangan anak usia
prasekolah di RA Bustanus Salatin Desa Kedaton Kecamatan
Kapas Kabupaten Bojonegoro tahun 2015.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan (sumber
informasi) serta dasar pengetahuan dalam pengembangan ilmu
keperawatan anak terutama dalam perkembangan anak prasekolah.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Lahan Penelitian
Memberikan informasi tentang hasil penelitian hubungan
peran ibu terhadap perkembangan anak prasekolah.
5
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan
pendidikan kesehatan tentang perkembangan anak serta untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat
terutama tentang pelayanan kesehatan balita.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian yang pernah dilakukan yang mempunyai kemiripan dengan
penelitian yang peneliti ambil antara lain :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No. Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian1 Siti Dewi
Rahmayanti2012 Hubungan
pola asuh orang tua denganperkembangan anak usia prasekolah di TK Kartika X-9 Cimahi
Hasil analisis univariat mengenai pola asuh orang tua sebagian besar orang tua (70,3%) menggunakan pola asuh demokratis. Hasil analisis univariat mengenai perkembangan anak diperoleh sebagian besar anak (70,3%) perkembangannya sesuai dengan tahap perkembangannya. Dari hasil uji statistik diperoleh adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia prasekolah dengan nilai p value = 0,013.
2 Fitri Hartanto 2011 Pengaruh perkembangan bahasa terhadap perkembangan kognitif anak usia 1-3 tahun
Hasil. Didapatkan kasus (n=36) dan kontrol (n=36), jumlah sampel laki-laki pada kasus 77.8%. Pada kelompok kontrol rerata DQ CAT (cognitive adaptive test) 91,4 (SD+5,6), CLAMS (clinical linguistic & auditory milestone scale) 90,1 (SD+6,1) sedangkan pada kasus rerata DQ CAT 82,7 (SD+6,7), CLAMS 57,9 (SD+11,2). Hasil Uji-t didapat adjusted R2 0,415 (p=0,000).
6
No. Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian3 Tarianna Ginting 2012 Hubungan
Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam MemantauPerkembangan Motorik Pada Batita (1-3 Tahun)Di Dusun VIII Desa KolaM Kec. Percut Sei Tuan Medan Tahun 2012
Hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan ibu dalam memantau perkembangan motorik pada batita (1-3 tahun) ditemukan bahwa mayoritas ibu berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (41,6%) dan minoritas ibu berpengetahuan baik sebanyak 7 orang (19,4%). Dan sikap ibu dalam memantau perkembangan motorik pada batita (1-3 tahun) ditemukan bahwa mayoritas ibu memiliki sikap positif sebanyak 22 orang (61,11%) dan minoritas ibu memiliki sikap negative sebanyak 14 orang (38,8%).
7