bab i

36
BAB I KONSEP DASR MEDIS GASTROENTERITIS AKUT A. PENGERTIAN Gastroenteritis akut adalah BAB dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, bersifat mendadak dan berlangsung lama dengan waktu < 2 minggu (14 hari). ( Dina Kartika Sari, Dkk. 2005). Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. ( Suriadi. 2006). Berdasarkan dari pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa gastroenteritis akut adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan bentuk tinja yang 1

Upload: julay

Post on 05-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan GEA pada anak

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

KONSEP DASR MEDIS

GASTROENTERITIS AKUT

A. PENGERTIAN

Gastroenteritis akut adalah BAB dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari

dengan konsistensi tinja cair, bersifat mendadak dan berlangsung lama

dengan waktu < 2 minggu (14 hari). ( Dina Kartika Sari, Dkk. 2005).

Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan

yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan

bentuk tinja yang encer atau cair. ( Suriadi. 2006).

Berdasarkan dari pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

gastroenteritis akut adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara

berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali

sehari dengan bentuk tinja yang encer atau cair bersifat mendadak dan

berlangsung lama dengan waktu < 2 minggu (14 hari).

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

a. Faktor Presipitasi dan Faktor Predisposisi

Faktor Presipitasi

Menurut Ngastiyah. 1997, penyebab gastroenteritis akut dapat dibagi dalam

beberapa faktor:

1). Faktor infeksi

1

Page 2: BAB I

a). Infeksi internal yaitu pada saluran pencernaan makanan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:

- Infeksi bakteri: Vebrio, E. coli, Salmonella, Shigella,

Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.

- Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis)

Adeno-virus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.

- Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides)

Protozoa: ( Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis)

- Jamur: (Candida albicans).

b). Infeksi parentral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : Otitis

Media Akut (OMA), tonsillitis / tonsilofaringitis, bronkopnemonia, ensefalitis,

dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur

dibawah 2 tahun.

2). Faktor Malabsorbsi

- Malabsorbsi karbohidrat : disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa dan

sukrosa). Monosakarida ( intoleransi glukosa, fluktosa dan galaktosa).

Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ( intoleransi laktosa).

- Malabsorbsi lemak.

- Malabsorbsi protein.

3). Faktor makanan

Makanan besi, beracun, alergi terhadap makanan.

4). Faktor Psikologis

Rasa takut dan cemas.

2

Page 3: BAB I

Faktor Predisposisi

Menurut Nursalam. 2005, penyebab gastroenteritis akut dapat dibagi dalam

beberapa faktor:

1. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari

kehidupan.

2. Air minum tercemar dengan bakteri tinja.

3. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja

atau sebelum memegang makanan.

b. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan gastroenteritis akut menurut Ngastiyah,

1997 adalah:

a. Gangguan osmotic

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus

yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga

timbul diare.

b. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus

akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus

dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3

Page 4: BAB I

c. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan

usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila

peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan,

selanjutnya timbul diare pula.

c. Manifestasi klinik

Menurut Betz, Cecily L, 2002 manifestasi klinik dari gastroenteritis akut

adalah:

a) Konsistensi feses cair (diare ) dan frekuensi defekasi semakin sering .

b) Muntah ( umumnya ada, mungkin tidak ).

c) Demam ( mungkin ada mungkin tidak ).

d) Keram abdomen, tenesmus.

e) Membran mukosa kering.

f) Fontanel cekung ( bayi ).

g) Berat badan turun

Tinja cair mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama

berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu.

Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja

makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang

berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala

muntah dapat timbul sebelum/sesudah diare dan dapat disebabkan karena

4

Page 5: BAB I

lambung turut meradang bila penderita sudah banyak kehilangan cairan

dan elektrolit maka dapat timbul dehidrasi.

Tanda-tanda dehidrasi antara lain:

a. Berat badan turun.

b. Turgor kulit berkurang atau jelek.

c. Mata dan ubun-ubun menjadi cekung.

d. Bibir tampak kering.

e. Air kencing sedikit atau tidak ada.

Tahap diare menurut Suriadi, 2006:

- Dehidrasi ringan: Berat badan menurun 3% - 5%, dengan volume

cairan yang hilang < 50 ml/kg.

- Dehidrasi sedang : Berat badan menurun 6% - 9%, dengan volume

cairan yang hilang 50 – 90 ml/kg.

- Dehidrasi berat : Berat badan menurun > 10%, dengan volume

cairan yang hilang sama dengan atau > 100 ml/kg.

Penilaian Derajat Dehidrasi menurut WHO tahun 2009

NO PENILAIAN RINGAN SEDANG BERAT1.

2.

3.

4.

5.

Keadaan umum

Mata

Air mata

Mulut dan lidah

Rasa haus

Baik, sadar

Normal

Ada

Basah

Minum biasa, tidak haus

Gelisah dan rewel

Cekung

Tidak ada

Kering

Haus dan ingin minum

Lesu lunglai atau tidak sadar.

Sangat cekung dan kering.

Tidak ada.

Sangat kering.

Malas minum atau tidak sadar.

5

Page 6: BAB I

6.

7.

8.

Turgor kulit

Hasil pemeriksaan

Terapi

Kembali cepat

Tanpa dehidrasi

Rencana terapi A

Kembali lambat

Dehidrasi ringan

Rencana terapi B

Kembali sangat lambat.

Dehidrasi berat bila ada 1 tanda atau lebih.

Rencana terapi C

d. Penatalaksanaan Medis

Menurut Prof. Sudaryat Suraatmaja dr. SpAK, 2005 penatalaksanaan

medis dari gastroenteritis adalah:

a. Pengobatan Cairan

Penggantian cairan per oral (ORS = Oral Rehidration Solution)

Penggantian cairan per oral untuk mencegah dehidrasi dan

mengatasi dehidrasi yang sudah terjadi.

Ex : Oralit, Air tajin atau kuah sayur ( sayur sup, sayur bening dll).

Cairan Parenteral

Terapi cairan dan elektrolit mengandung 3 komponen :

1. Fase rehidrasi

2. Penggantian kehilangan lewat

feses.

3. Fase rumatan

Pada umumnya cairan Ringer Laktat selalu tersedia di fasilitas

kesehatan, pemberian cairan diberikan tergantung dari berat

ringannya dehidrasi yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan

sesuai umur dan berat badan.

6

Page 7: BAB I

b. Terapi Dietetik

Rekomendasi dari WHO’ s Program for Control of Diarrheal Diseasis

tentang makanan selama diare:

1. ASI diteruskan sejak

dehidrasi telah dicapai.

2. Anak yang telah disapih

hendaknya makan seperti biasanya, anak yang belum disapih <

9 bulan diberikan ASI atau susu formula pengenceran

serendah-rendahnya selama 1-2 hari atau susu formula rendah

laktosa selama 1-2 hari.

3. Anak umur > 4 bulan

hendaknya diberikan makanan padat, bila energi yang didapat

dari ASI / susu formula belum terpenuhi.

4. Anak disarankan untuk

menentukan sendiri jumlah makanan yang diinginkan.

5. Dianjurkan untuk

mendapatkan makanan ekstra bila diare telah membaik, untuk

memenuhi defisit energi yang disebabkan oleh penyakitnya.

c. Pengobatan Kausal

Pengobatan yang tepat terhadap kausal diare diberikan setelah kita

mengetahui penyebab yang pasti. Jika kausal diare ini penyakit

parentral diberikan antibiotik sistemik. Jika tidak terdapat infeksi

7

Page 8: BAB I

parenteral antibiotik baru boleh diberikan kalau pada pemeriksaan

labolatorium ditemukan bakteri patogen.

Antibiotik hanya boleh diberikan kalau:

a. Ditemukan bakteri

Patogen pada pemeriksaan makroskopik / mikroskopik.

b. Pada pemeriksaan

makroskopik / mikroskopik ditemukan darah dalam tinja.

c. Secara klinik

ditemukan tanda-tanda yang menyokong adanya infeksi parenteral.

d. Daerah endemi kolera

e. Pada neonatus jika

diduga terjadi infeksi nosokomial.

d. Pengobatan Simtomatis

Obat antidiare meliputi : Loperamid, kodein. Obat-obatan ini

mempunyai efek yang membahayakan, obat-obatan ini tidak boleh

diberikan pada anak < 5 tahun.

Antiemetik misalnya : Klorpromazin, Domperidon

Antipiretik misalnya : Asetosal, aspirin dalam dosis rendah.

Pengobatan yang khas pada anak diare:

- Diazink : Adalah obat untuk mencegah diare 2-3 bulan kedepan,

mengurangi frekuensi dan lama diare, menambah nafsu

makan. Dosis 0-6 bulan ½ tablet, > 6 bulan 1 Tablet. 1

8

Page 9: BAB I

tablet : 20 mg diberikan selama 10 hari meskipun sudah

tidak diare.

- Diare : Untuk mencegah dehidrasi.

9

Page 10: BAB I

RENCANA PENGOBATAN A

Digunakan untuk:

1. Mengatasi diare tanpa

dehidrasi

2. Meneruskan terapi diare

dirumah

3. Memberikan terapi awal bila

anak terkena diare lagi

Tiga cara dasar terapi dirumah adalah sebagai berikut:

1) Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah

dehidrasi.

- Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti cairan oralit,

makanan cair (sup, air tajin) atau air matang.

- ASI dan susu formula harus terus diberikan.

2) Lanjutkan pemberian makanan

- Berikan makanan yang harus disiapkan. Manana yang harus

disiapkan bubur dengan daging atau ikan tambahkan dengan tetes

minyak.

- Berikan pisang atau sari buah segar untuk menambahkan kalium

- Berikan makanan stiap 3-4 jam (6 kali sehari). Pada anak yang

masih kecil berikan makanan lebih sering dengan porsi lebih sedikit.

- Bujuk supaya anak makan sebanyak mungkin.

10

Page 11: BAB I

- Masak dan hancurkan atau cincang makanan dengan baik agar

mudah dicerna.

- Setiap diare berhenti, beri tambahan 1 porsi makanan selama

seminggu atau sampai berat badan sebelum sakit tercapai kembali.

3) Bawa anak anda ke petugas kesehatan bila:

- Buang air besar cair sering kali.

- Sangat haus.

- Muntah berulang-ulang.

- Mata menjadi cekung.

- Tidak mau makan atau minum seperti biasa.

- Pada tinja terdapat darah.

4) Perlihatkan kepada ibu bagaimana cara mencampurkan dan memberikan

oralit, tunjukkan pada ibu, berapa oralit harus diberikan.

Kebutuhan oralit tergantung kelompok umur

No Umur Jumlah cairan yang

diberikan tiap BAB

Jumlah cairan yang

disediakan dirumah

1.

2.

3.

4.

< 12 bulan

1-4 tahun

> 5 tahun

Dewasa

50-100 ml

100-200 ml

200-300 ml

300-400 ml

400 ml / hari (2 bungkus)

600-800 ml/ hari (3-4 bungkus)

800-1.000 ml/hari (4-5 bungkus)

1.200-2.800 ml/ hari

Cara memberikan oralit:

11

Page 12: BAB I

- Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2

tahun.

- Bila anak muntah, tunggulah 10 menit , kemudian berikan cairan

lebih sedikit, misalnya sesendok tiap 2-3 menit.

RENCANA PENGOBATAN B

Dalam 3 jam pertama, berikan 75 ml/kg BB atau bila BB naik tidak diketahui dan

atau memudahkan dilapangan, berikan oralit paling sedikit sesuai tabel 51.3

Tabel 51.3 Jumlah oralit yang diberikan pada 3 jam pertama.

Umur < 1 tahun 1-5 tahun > 5 tahun Dewasa

Jumlah oralit 300 ml 600 ml 1.200 ml 2.400 ml

Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.

Dorong ibu untuk meneruskan ASI.

Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapatkan ASI, berikan juga 100-200

ml air masak selama masa ini.

Amati anak dengan seksama dan bantu ibu memberikan oralit.

Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan:

Tunjukkan cara memberikannya – sesendok teh 1-2 menit untuk anak

dibawah 2 tahun, beberapa teguk dari cangkir untuk anak yang lebih tua.

Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah.

12

Page 13: BAB I

Bila anak muntah tunggu 10 menit kemudian teruskan pemberian oralit

tetapi lebih lambat misalnya sesendok tiap 2-3 menit.

Bila kelopak anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air

masak atau ASI. Beri oralit sesuai rencana A bila bengkak telah hilang.

Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian, kemudian

pilih rencana A, B atau c untuk melanjutkan pengobatan.

Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana A. Bila dehidrasi telah hilang,

anak biasanya kencing dan lelah kemudian mengantuk dan tidur.

Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan / sedang, ulangi rencana B, tetapi

tawarkan makanan, susu dan sari buah sesuai rencana A.

Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan rencana C.

Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana pengobatan B

Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam pengobatan 3 jam

dirumah.

Berikan bungkus oralit untuk rehidrasi dan untuk 2 hari lagi seperti

dijelaskan dalam rencana A.

Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit.

- Memberikan oralit atau cairan lain hingga diare berhenti.

- Memberi makan anak

- Membawa anak ke petugas kesehatan bila perlu.

13

Page 14: BAB I

14

Page 15: BAB I

PETUNJUK PENGOBATAN REHIDRASI INTRAVENA PADA

PENDERITA DEHIDRASI BERAT

Kelompok

Umur

Jenis cairan/cara

Pemberian

Jumlah cairan per

kg.bb

Waktu Pemberian

Bayi <12 tahun RL Intervena

dilanjutkan

dengan RL

intervena

dilanjutkan

dengan oralit

peroral atau per

sonde

30 ml

40 ml

(bila sudah

memungkinkan)

40 ml

1 jam

2 jam berikutnya

3 jam berikutnya

Anak Lebih Besar RL intervena 100 ml 3 jam pasien

dengan renjatan

berikan secepat

mungkin sampai

nadi terasa cukup

kuat.

Catatan;

Jumlah cairan/kecepatan tetesan pada table diatas ditetapkan berdasarkan

kebutuhan rata-rata. Jumlah ini harus ditambah bila belum mencukupi, dikurangi

bila hidrasi telah mencapai lebih cepat dari yang diharapkan (overhidrasi).

Bagi petugas kesehatan yang sudah mempunyai pengalaman dalam pengobatan

rehidrasi, tidak perlu mengikuti aturan ini dengan tepat.

15

Page 16: BAB I

RENCANA PENGOBATAN C

Pengobatan dehidrasi berat

Mulai dari sini

Ya

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Dosis pemberian cairan

intervena : 1 jam pertama :

30ml/kg bb. 2 jam

berikutnya :40ml/kg bb

1. Berikan cairan intervena

2. Setelah 1-3 jam periksa kembali dan

pilih pengobatan yang cocok

Apakah anda dapat

memberikan cairan

intravena

Apakah penderita

dapat minum

Apakah anda terlatih

memasang sonde

lambung

Segera dirujuk untuk

pengobatan intervena

1. Mulai berikan larutan oralit sesuai

dengan rencana B

2. Rujuklah untuk mendapat cairan

inetervena

20-25% cairan tersebut harus diberikan pada 1

jam pertama

1. Mulailah rehidrasi ringan

mempergunakan sonde lambung

2. Jika pengobatan intervena dapat

dilakukan dekat anda bertugas rujuklah

Dosis pemberian cairan per

sonde lambung : 20ml/kg

bb/jam16

Page 17: BAB I

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan gastroenteritis menurut Donna L. Wong, 2003 adalah:

1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan

GI berlebihan melalui feses atau emesis.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang

tidak adekuat.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan

mikroorganisme yang menembus saluran GI.

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi

karena diare.

5. Cemas / takut berhubungan dengan perpisahan dengan

orang tua, lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.

Diagnosa keperawatan gastroenteritis menurut Suriadi. 2006 adalah:

1. Kurang volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air

besar dan encer.

2. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya

buang air besar.

3. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan terinfeksi

kuman diare atau kurangya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran

penyakit.

17

Page 18: BAB I

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi

makanan dan cairan.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak.

6. Cemas / takut pada anak / orang tua berhubungan dengan

hospitalisasi atau kondisi sakit.

Dari kedua pendapat diatas, diagnosa keperawatan gastroenteritis adalah:

1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan

melalui feses atau emesis.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang

menembus saluran GI.

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.

5. Cemas / takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,

lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak.

18

Page 19: BAB I

D. FOKUS INTERVENSI

Intervensi keperawatan gastroenteritis menurut Donna L. Wong, 2003 adalah:

1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan

melalui feses atau emesis.

Tujuan: Pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi

Pasien mampu mempertahankan hidrasi adekuat.

Kriteria: Pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi

Minum kuat

Mukosa bibir lembab

Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.

Ubun-ubun dan mata cekung

Turgor kulit jelek

Tidak keluar air mata

NO INTERVENSI RASIONAL

1.

2.

3.

4.

Beri Larutan Rehidrasi Oral

(LRO)

Beri LRO, sedikit tapi sering,

khususnya bila anak muntah.

Berikan dan pantau cairan IV

sesuai ketentuan.

Beri agens antimikroba sesuai

ketentuan.

Untuk rehidrasi dan penggantian

kehilangan cairan melalui feses.

Karena muntah, kecuali jika muntah

itu hebat bukanlah kontraindikasi

untuk penggunaan LRO

Untuk dehidrasi debat dan muntah

Untuk mengobati pathogen khusus

yang menyebabkan kehilangan cairan

yang berlebihan

19

Page 20: BAB I

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Setelah rehidrasi, berikan diit

regular pada anak sesuai toleransi.

Ganti LRO dengan cairan rendah

natrium seperti: air, ASI, susu

formula bebas laktosa atau

formula yang mengandung rendah

laktosa.

Pertahankan pencatatan yang tepat

terhadap masukan dan keluaran.

Pantau pengeluaran urine setiap 8

jam atau sesuai indikasi

Timbang berat badan anak.

Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit,

membrane mukosa tiap jam.

Hindari masukan cairan seperti:

jus buah, minuman bergas, dan

minuman beralkohol.

Pemberian ulang diet normal secara

dini bersifat menguntungkan untuk

menurunkan jumlah defektasi dan

serta pemendekan durasi penyakit

Untuk mempertahankan terapi cairan

Untuk mengevaluasi keefektifan

intervensi.

Mengkaji hidrasi.

Mengkaji dehidrasi.

Mengkaji hidrasi.

Mempunyai osmolalitas tinggi

20

Page 21: BAB I

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.

Tujuan: Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk

mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia.

Kriteria: - Anak mengkonsumsi nutrisi yang ditentukan

- Menunjukkan berat badan yang stabil dan tidak terjadi

penuruan berat badan.

NO INTERVENSI RASIONAL

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Setelah rehidrasi, instruksikan ibu

menyusui untuk melanjutkan

pemberian ASI.

Hindari pemberian diet dengan

pisang, beras, apel, dan anggur

atau teh kental.

Observasi dan catat respons

terhadap pemberian makanan.

Instruksikan keluarga dalam

pemberian diet.

Jaga kebersihan mulut.

Anjurkan memberikan makan,

sedikit tapi sering dalam keadaan

hangat.

Timbang berat badan anak setiap

Membantu mengurangi kehebatan dan

durasi penyakit.

Karena diet ini rendah dalam energi

dan protein, terlalu tinggi dalam

karbohidrat dan rendah elektrolit.

Mengkaji toleransi pemberian

makanan.

Meningkatkan kepatuhan terhadap

program terapeutik.

Merangsang meningkatkan nafsu

makan.

Mencegah mual dan muntah.

21

Page 22: BAB I

7.

8.

hari.

Kolaborasi dengan ahli gizi dalam

pemberian terapi nutrisi pasien.

Mengetahui keefektifan terapi.

Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang

menembus saluran GI.

Tujuan: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

Kriteria: Tidak terdapat tanda-tanda infeksi.

(rubor, color, dolor, tumor, fungsiolaesa)

NO INTERVENSI RASIONAL

1.

2

3.

4.

Isolasi substanti tubuh atau praktik

pengendali infeksi rumah sakit,

termasuk pembuangan feses dan

pencucian yang tepat.

Mempertahankan pencucian

tangan yang benar.

Ukur suhu tiap 6 jam sekali.

Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian antibiotic.

Mencegah penyebaran infeksi.

Mengurangi resiko penyebaran

infeksi.

Mengetahui kondisi/keadaan umum

pasien.

Membunuh pertumbuhan

mikroorganisme

22

Page 23: BAB I

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.

Tujuan: Integritas kulit tetap utuh.

Kriteria: Tidak terdapat tanda-tanda iritasi kulit (kemerahan dan Gatal-

gatal)

NO INTERVENSI RASIONAL

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Ganti popok/celana bila basah.

Bersihkan bokong perlahan

dengan sabun lunak dan air atau

celupkan anak dalam bak untuk

pembersihan yang lembut.

Beri salep pelindung pada kulit

yang sangat teriritasi.

Hindari penggunaan tisu basah

yang dijual bebas yang

mengandung alcohol.

Observasi bokong dan perineum

akan adanya infeksi, seperti

kandida.

Berikan obat anti jamur yang tepat

Menjaga agar kulit tetap bersih dan

kering.

Karena diare fesesnya sangat

mengiritasi kulit.

Melindungi kulit dari iritasi dan

memudahkan penyembuhan.

Menyebabkan rasa menyengat pada

kulit yang teriritasi.

Terapi yang tepat dapat dimulai.

Mengobati efek jamur kulit.

23

Page 24: BAB I

5. Cemas / takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,

lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.

Tujuan: Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan.

Kriteria: -Pasien tenang

- Pasien dapat beristirahat dengan nyenyak.

- Keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak

mungkin.

NO INTERVENSI RASIONAL

1.

2.

3.

4.

5.

Dorong kunjungan dan partisipasi

keluarga dalam perawatan

sebanyak yang mampu dilakukan

keluarga.

Sentuh, dorong, dan bicara pada

anak sebanyak mungkin.

Beri stimulasi sensoris dan

pengelihatan yang sesuai dengan

tingkat perkembangan anak dan

kondisinya.

Sediakan waktu tiap jam untuk

kontak fisik dan verbal.

Libatkan keluarga pasien dalam

berkomunikasi dengan pasien dan

asuhan keperawatan.

Mencegah stress yang berhubungan

dengan perpisahan.

Menghilangkan stress dan

memberikan rasa nyaman.

Meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan optimal.

Memantapkan mekanisme kepada

anak

Meningkatkan peran aktif keluarga.

24

Page 25: BAB I

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak.

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan orang tua

NO INTERVENSI RASIONAL

1.

2.

3.

4.

5.

Kaji tingkat pemahaman orang tua.

Ajarkan tentang prinsif diit dan

control diare.

Ajarkan pada orang tua tentang

pentingnya cuci tangan untuk

menghindari kontaminasi.

Jelaskan tentang penyakit,

perawatan dan pengobatan.

Jelaskan pentingnya kebersihan.

Mencegah stress yang berhubungan

dengan perpisahan.

Menghilangkan stress dan

memberikan rasa nyaman.

Meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan optimal.

Memantapkan mekanisme kepada

anak

Meningkatkan peran aktif keluarga.

25