bab-i

13
BAB I ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS A. Teori Umum Analisa saringan adalah penentuan persentase berat butir agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada grafik pembagian butir. Sifat-sifat suatu macam agregat tertentu banyak tergantung kepada ukuran butirnya. Oleh karena itu, pengukuran besarnya butiran agregat merupakan suatu percobaan yang sangat penting dilakukan dalam bidang ilmu bahan. Besarnya butiran menjadi dasar untuk pemberian atau klasifikasi nama kepada macam-macam agregat tertentu. Analisa saringan dilakukan dengan cara mengayak dengan menggetarkan contoh agregat kasar melalui analisa satu set ayakan, dimana lubang- lubang atau diameter dari ayakan tersebut berurutan dan makin kecil. Analisa saringan ini dilakukan pada agregat halus yang diayak dengan saringan berdiameter #38,00 mm, #19,00 mm, #9,6 mm, #4,8 mm, #2,4 mm, #1,2 mm, #0,6 mm, #0,3 mm, #0,15 mm, #0,08 mm, pan Dalam analisis saringan, sejumlah saringan yang memiliki ukuran lubang berbeda-beda disusun dengan

Upload: pritta-catlea-pradana

Post on 18-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

BAB IANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS

A. Teori UmumAnalisa saringan adalah penentuan persentase berat butir agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada grafik pembagian butir. Sifat-sifat suatu macam agregat tertentu banyak tergantung kepada ukuran butirnya. Oleh karena itu, pengukuran besarnya butiran agregat merupakan suatu percobaan yang sangat penting dilakukan dalam bidang ilmu bahan. Besarnya butiran menjadi dasar untuk pemberian atau klasifikasi nama kepada macam-macam agregat tertentu.Analisa saringan dilakukan dengan cara mengayak dengan menggetarkan contoh agregat kasar melalui analisa satu set ayakan, dimana lubang- lubang atau diameter dari ayakan tersebut berurutan dan makin kecil. Analisa saringan ini dilakukan pada agregat halus yang diayak dengan saringan berdiameter #38,00 mm, #19,00 mm, #9,6 mm, #4,8 mm, #2,4 mm, #1,2 mm, #0,6 mm, #0,3 mm, #0,15 mm, #0,08 mm, panDalam analisis saringan, sejumlah saringan yang memiliki ukuran lubang berbeda-beda disusun dengan ukuran yang terbesar di atas yang kecil. Contoh agregat halus yang akan diuji dikeringkan dalam oven,. Agregat halus yang tertahan pada masing-masing saringan ditimbang dan selanjutnya dihitung persentase dari agregat halus yang tertahan pada saringan tersebut. Bila Wi adalah berat agregat halus yang tertahan pada saringan ke-i (dari atas susunan saringan) dan W adalah berat agregat halus total, maka persentase berat yang tertahan adalah : %tertahan= x100%

(1.1)

Selain itu juga digunakan untuk mendapatkan presentasi agregat halus dalam campuran. Adapun modulus kehalusan yang disyaratkan untuk agregat halus yaitu 2.1 3.7. Gradasi gabungan dari agregat halus untuk beton kelas II ,mutu K-125 dan mutu lebih tinggi harus ditentukan dengan cara analisis saringan dengan menggunakan saringan standard ISO 63-31,5-16. Penyaringan merupakan metode yang biasanya secara langsung untuk menentukan ukuran partikel dengan didasarkan pada batas-batas bawah ukuran lubang saringan yang digunakan. Batas terbawah dalam saringan adalah ukuran terkecil untuk partikel pasir. Ukuran saringan yang umum digunakan untuk menentukan ukuran partikel tanah.Pada penelitian ini dilakukan terhadap salah satu jenis konstruksi perkerasan lentur. Bahan bahan campuran aspal beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (LASTON) untuk Jalan Raya (SKBI 1987). Suatu campuran aspal agar dapat berfungsi dengan baik maka harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :1. Kaku (stiff)Sifat tersebut diperlukan oleh campuran untuk dapat memikul / membagi beban lalu lintas sehingga dapat mengurangi rutting dan mengurangi horizontal stress (retak).2. Lentur (flexible)Kemampuan campuran untuk menyesuaikan diri akibat penurunan (konsolidasi/settlement), masuknya air, dan pergerakan dari pondasi atau tanah dasar, tanpa terjadi retak. Penurunan ini akibat repetisi beban lalu lintas, ataupun penurunan akibat berat sendiri tanah timbunan yang dibuat diatas tanah asli. Agar diperoleh sifat fleksible maka kebutuhan campuran yaitu permukaan agregat kasar / batu pecah, kadar aspal tinggi.3. Awet (durabel)Diperlukan untuk memperlambat embitterment / perapuhan dari mix juga mempertahankan fleksibillitas, polishing dari agregat / skid resistan. Agar diperoleh sifat tersebut maka campuran disamping kadar aspal tinggi agregat gradasi rapat air void juga harus kecil.4. Tahan terhadap Tekanan (stabel)Diperlukan campuran untuk tahan terhadap deformasi atau perubahan bentuk yang disebabkan oleh beban lalu lintas, sehingga menggurangi rutting dan bleeding. Stabilitas tergantung dari gesekan internal dan kohesi. Gesekan internal berasal dari kekasaran permukaan, luas bidang kontak antar butir atau bidang butir, gradasi agregat, kepadatan campuran, tebal film aspal, dan kemampuan saling mengunci dari agregat pada campuran. Aspal yang digunakan aspal keras dengan penetrasi kecil.5. Kedap Air (impermeable)Mencegah masuknya air dan udara, karena jika masuk akan mempercepat proses oksidasi sehingga proses pelapukan akan berlangsung lebih cepat.6. Kekasaran (skid resistant)Kemampuan permukaan beton aspal terutama pada kondisi basah memberikan gaya gesek pada roda kendaraan sehingga, tidak menimbulkan slip, serta memberikan sifat kenyamanan terhadap pengendara. Agar diperoleh sifat skid resistant maka kebutuhan campuran agregat gradasi rapat dan kadar aspal sedikit .7. Mudah dikerjakan (work ability)Mudah dihamparkan dan dipadatkan agar cepat pengerjaan dilapangan sehingga mempengaruhi tingkat efesiensi pekerjaan.8. Tyre noisMengurangi aus pada ban kendaraan dan memberikan sifat kenyamanan tehadap pengguna kendaraan untuk memperoleh sifat tyre noise maka kebutuhan campuran agregat gradasi kecil dan kadar aspal besar.9. Percikan api (spray reduction)Menghindari apabila terjadi kecelakaan tidak akan terjadi percikan api, untuk itu kebutuhan campuran kadar aspal besar penetrasi kecil.

Agregat halus adalah butiran yang lolos saringan No. 4 (4,75 mm) dan tertahan No. 200 (0,075mm). Fungsi agregat halus dalam campuran aspal beton adalah :1. Menambah stabilitas dari campuran dengan memperkokoh sifat saling mengunci dari agregat kasar dan untuk mengurangi rongga udara agregat kasar. 2. Semakin besar tekstur permukaan agregat halus akan menambah stabilitas campuran dan menambah kekasaran permukaan perkerasan jalan.3. Agregat halus pada saringan No. 8 sampai dengan saringan No. 30 penting dalam memberikan kekasaran yang baik untuk kendaraan.4. Pada gap graded, agregat halus saringan No. 8 sampai dengan saringan No. 30 dikurangi agar diperoleh rongga udara yang memadai untuk jumlah aspal tertentu sehingga permukaan gap graded cenderung halus.5. Agregat halus pada saringan No. 30 sampai dengan No. 200 penting untuk menaikkan kadar aspal, sehingga akan bertambah awet.6. Keseimbangan proporsi penggunaan agregat kasar dan halus penting agar diperoleh permukaan yang tidak licin dengan jumlah kadar aspal yang diinginkan.

Agregat halus harus terdiri dari bahan-bahan berbidang kasar, bersudut tajam, dan bersih dari kotoran-kotoran. Agregat halus terdiri dari pasir, bahan-bahan halus hasil pemecahan batu atau kombinasi bahan-bahan tersebut dalam keadaan kering. Agregat halus harus memenuhi syarat-syarat :1. Nilai sand equivalent dari agregat maksimal 40%2. Berat jenis semu minimum 2,503. Dari pemeriksaan Atterberg, agregat harus non plastis 4. Peresapan agregat terhadap air maksimum 3%.

Modulus halus butir (fineness modulus) ialah suatu indeks yang sering dipakai untuk menjadi ukuran kehalusan atau kekasaran butir-butir agregat. Modulus halus butir (MHB) ini didefinisikan sebagai jumlah persen kumulatif dari butir-buitr agregat yang tertinggal di atas suatu set ayakan dan kemudian dibagi seratus.

Modulus halus butir=

..(1.2)

Berbagai standar menyarankan dan menetapkan batas-batas susunan yang baik untuk agregat beton, guna dapat mencapai mutu beton yang baik dan ekonomis. Gradasi agregat dan kmaksimum besar butiran erat hubungannya dengan besarnya luas permukaan agregat, banyaknya air pengaduk yang diperlukan dan kadar semen dalam beton. Gradasi yang baik akan memberikan tingkat yang optimal untuk mendapatkan density dan kekuatan beton yang maksimum.

B. MaksudMaksud dari percobaan Analisa Saringan Agregat Halus adalah sebagai pemeriksaan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dengan menggunakan saringan.

C. TujuanTujuan dari percobaan Analisa Saringan Agregat Halus adalah untuk memperoleh besaran/jumlah presentase butiran agregat halus. Sehingga distribusi yang diperoleh dapat ditampilkan dalam tabel serta grafik.

D. Benda UjiBenda uji yang digunakan dalam percobaan Analisa Saringan Agregat Halus adalah Abu Batu.

E. Alat-alat yang Dipakai1. Seperangkat Saringan dengan besaran saringan no : ; ; 3/8; 4; 8; 16; 30; 50; 200; dan pan.2. Sekop.3. Electrical Sieve Shaker (mesin pengguncang elektrik).4. Drying oven dengan suhu 105o C.5. Cawan.6. Dessicator.7. Timbangan Elektrik.

F. Cara Pengujian1. Mengambil benda uji abu batu sebanyak 500 gram.2. Memindahkan benda uji abu batu kedalam cawan yang telah disiapkan, kemudian memasukkan benda uji abu batu kedalam Drying Oven selama 24jam dengan suhu 105o C.3. Mengeluarkan benda uji abu batu dan mendiamkan hingga beratnya tetap.4. Menimbang benda uji abu batu tersebut.5. Kemudian menyusun saringan berdasarkan urutan nomor ; ;3/8; 4; 8; 16; 30; 50; 200; dan pan.6. Memasukkan benda uji kedalam saringan yang telah tersusun, kemudian mengayak benda uji yang telah dimasukkan dalam saringan dengan Electrical Sieve Shaker (mesin pengguncang elektrik) selama 15 menit.7. Menimbang berat benda uji abu batu yang tertahan pada masing masing saringan.

G. Data Pengamatan dan Perhitungan1. Data PengamatanTabel 1.1 (Terlampir)2. Perhitungana. Abu Batu1) Perhitungan Komulatif Berat Tertahan Sieve No :1 = 0 gram = 0 gram= 0 gram3/8 = 0 gram4= 4 gram8 = 4 + 148,30= 152,3 gram16= 152,3 + 261,6= 413,9 gram30= 413,9 + 200,8= 614,7 gram50= 614,7 + 71,8= 686,5 gram200= 686,5 + 31,30= 717,8 gramPan = 717,8 + 43,30 = 761,1 gram

2) Perhitungan Komulatif % Tertahan ..(1.3) 1= = 0 = = = = 3/8= = 4= = 0,538 = = 20,0116== 30== 50== 200 == 94,31Pan == 100

3) Perhitungan Komulatif % Lolos 1= 100%= 100% - 0% = 100 %= 100% - 0%= 100 %3/8= 100% - 0% = 100 %4= 100% - 0,53 % = 99,47 %8= 100% - 20,01 % = 79,99 %16= 100% - 54,38 % = 45,62 %30= 100% - 80,76 % = 19,24 %50= 100% - 90,20 % = 9,8 %200 = 100% - 94,31 % = 5,69 %Pan = 100% - 100 % = 0 %

4) Perhitungan FM (Finnes Modulus) (1.5)

= = 4,40

H. Gambar Alat dan Gambar Kerja1. Gambar AlatTabel 1.2 (Terlampir)2. Gambar KerjaTabel 1.3 (Terlampir)

I. Kesimpulan dan Saran1. KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan Analisa Saringan Agregat Halus didapat (Finnes Modulus) Abu Batu = 4,40Benda UjiFMSNI Keterangan

Abu Batu4,401,50 - 3,8Tidak sesuai SNI

2. Sarana. Praktikan harus teliti pada saat menimbang setiap saringan yang digunakan.b. Menyusun saringan dengan benar sesuai dengan urutannya.