bab i

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peradangan episklera disebut episkleritis, sedang peradangan sclera disebut skleritis. Episklera adalah lapisan paling luar sclera. Peradangan episklera umumnya merupakan suatu peradangan non infeksi. Meskipun sering tidak diketahui penyebabnya, umumnya didapatkan dasar alergi. Sebagian kecil diantara penderita episkleritis menderita artritis rheumatoid. Baik laki-laki, maupun wanita dapat terkena, biasanya tidak terdapat pada anak-anak. Kebanyakan pada satu mata, meskipun didapatkan juga penderita dengan episkleritis pada kedua mata. Angka morbiditas ditentukan oleh penyakit primer skleritis itu sendiri dan penyakit sistemik yang menyertai. Rasio antara perempuan dan laki-laki adalah 1,6:1. Berdasarkan umur skleritis biasanya terjadi pada usia 11-87 tahun, dan rata-rata orang yang menderita skleritis adalah usia 52 tahun. Keluhan penderita adalah mata merah, yang hilang timbul, sedikit sakit, disertai keluhan silau. Pada mata ditemukan kemerahan setempat, yang menunjukan pembuluh darah episklera yang melebar, tetapi dapat pula peradangan mengenai hampir seluruh mata. Page 1

Upload: jeffrypardede

Post on 27-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peradangan episklera disebut episkleritis, sedang peradangan sclera disebut

skleritis. Episklera adalah lapisan paling luar sclera. Peradangan episklera umumnya

merupakan suatu peradangan non infeksi.

Meskipun sering tidak diketahui penyebabnya, umumnya didapatkan dasar

alergi. Sebagian kecil diantara penderita episkleritis menderita artritis rheumatoid.

Baik laki-laki, maupun wanita dapat terkena, biasanya tidak terdapat pada anak-anak.

Kebanyakan pada satu mata, meskipun didapatkan juga penderita dengan episkleritis

pada kedua mata.

Angka morbiditas ditentukan oleh penyakit primer skleritis itu sendiri dan

penyakit sistemik yang menyertai. Rasio antara perempuan dan laki-laki adalah 1,6:1.

Berdasarkan umur skleritis biasanya terjadi pada usia 11-87 tahun, dan rata-rata orang

yang menderita skleritis adalah usia 52 tahun. Keluhan penderita adalah mata merah,

yang hilang timbul, sedikit sakit, disertai keluhan silau. Pada mata ditemukan

kemerahan setempat, yang menunjukan pembuluh darah episklera yang melebar,

tetapi dapat pula peradangan mengenai hampir seluruh mata.

Apabila dijumpai nodul pada episkleritis noduler, nodul ini bebas dari

dasarnya. Biasanya nodul hanya sebuah, tetapi pada beberapa kasus dapat dijumpai

lebih dari pada satu nodul. Tidak ada gangguan penglihatan.

Pada episkleritis yang luas, gambaran klinisnya mirip dengan konjungtivitis.

Secara klinis tidak sulit untuk dibedakan, sebab pada episkleritis tidak terdapat

heperemi konjungtiva tarsal, tidak dapatkan secret, serta nyeri pada penekanan ringan

bola mata. Komplikasi pada episkleritis, jarang sekali dijumpai.

Page 1

2014

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI DAN HISTOLOGI EPISKLERA

Episklera terbungkus oleh konjungtiva pada gambar 2.1. Sklera terdiri dari

serat-serat jaringan ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera

dibungkus oleh episklera yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung

pembuluh darah pada gambar 2.4 untuk memberi nutrisi sklera. Di bagian depan mata,

episklera terbungkus oleh konjungtiva.

Gambar 2.1: Anatomi Mata

Page 2

2014

Gambar 2.2: Anatomi Mata

Page 3

2014

Gambar 2.3: Saraf Pengelihatan

Page 4

2014

Gambar 2.4: Pembuluh- Pembuluh Darah Bola Mata

2.2 DEFINISI

Episkleritis adalah suatu peradangan jaringan ikat vaskular yang terletak antara

konjungtiva dan permukaan sklera. Sklera terdiri dari serat-serat jaringan ikat yang

membentuk dinding putih mata yang kuat.Sklera dibungkus oleh episklera yangm

merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah untuk member

makan sclera.

2.3 KLASIFIKASI

Ada dua jenis episkleritis.

1. Episkleritis simple. Ini adalah jenis yang paling umum dari episkleritis.

Peradangan biasanya ringan dan terjadi dengan cepat. Hanya berlangsung

selama sekitar tujuh sampai 10 hari dan akan hilang sepenuhnya setelah dua

sampai tiga minggu. Pasien dapat mengalami serangan dari kondisi tersebut,

Page 5

2014

biasanya setiap satu sampai tiga bulan. Penyebabnya seringkali tidak

diketahui.

2. Episkleritis nodular. Hal ini sering lebih menyakitkan daripada episkleritis

simple dan berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya terbatas pada satu

bagian mata saja dan mungkin terdapat suatu daerah penonjolan atau benjolan

pada permukaan mata. Ini sering berkaitan dengan kondisi kesehatan, seperti

rheumatoid arthritis, colitis dan lupus.

Gambar.2.5: Episkleritis

2.4 ETIOLOGI

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa penyakit berikut telah

dihubungkan dengan terjadinya episkleritis:

a. Artritis rematoid

b. Sindroma Sjorgren

c. Sifilis

d. Herpes zoster

e. Tuberkulosis.

f. Karena penyakit kolagen

g. Eritema nodosum

h. Debu industrl

i. Alergi dari penyakit infeksi.

Page 6

2014

2.5 TANDA DAN GEJALA

Keluhan pasien adalah berupa mata terasa kering, rasa sakit yang ringan, rasa

mengganjal, konyungtiva kemotik, injeksi konyungtiva segmental karena melebarnya

pembuluh darah episklera.

Bentuk radang yang terjadi pada episkleritis mempunyai gambanan khusus,

yaitu;

Dijumpai nodul yang bebas dari dasarnya pada episkleritis nodular

Tidak ada gangguan penglihatan

Tidak ada secret

Tidak ada hiperemi konjungtiva tarsal.

Episkleritis sering rekuren (hilang timbul)

Nyeri mata

Peka terahadap cahaya (fotofobia)

Nyeri mata bila ditekan

Mata berair.

Biasanya peradangan hanya mengenai sebagian kecil bola mata dan tampak

sebagai daerah yang agak menonjol, berwarna kuning.

Jika pasien mengalami episkleritis nodular, pasien mungkin memiliki satu atau

lebih benjolan kecil atau benjolan pada daerah putih mata. Pasien mungkin merasakan

bahwa benjolan tersebut dapat bergerak di permukaan bola mata.

2.6 PATOFISIOLOGI

Sebuah kondisi peradangan jinak mata eksternal, episkleritis paling sering

terjadi pada orang dewasa muda. Perempuan tampaknya akan terpengaruh sedikit

lebih sering dibandingkan pria. Kelainan ini idiopatik pada sebagian besar kasus,

namun dalam kasus tertentu mungkin ada hubungan dengan beberapa penyakit

sistemik yang mendasari seperti rheumatoid arthritis, poliarteritis nodosa, lupus

eritematosus sistemik, penyakit radang usus, sarkoidosis, granulomatosis Wegener,

asam urat, herpes zoster atau sifilis.

Degradasi enzim dari serat kolagen dan invasi dari sel-sel radang meliputi sel

T dan makrofag pada episklera memegang peranan penting terjadinya episkleritis.

Inflamasi dari episklera bisa berkembang menjadi iskemia dan nekrosis yang akan

Page 7

2014

menyebabkan penipisan pada sklera dan perforasi dari bola mata. Inflamasi yang

mempengaruhi episclera berhubungan erat dengan penyakit imun sistemik dan

penyakit kolagen pada vaskular. disregulasi pada penyakit auto imun secara umum

merupakan faktor predisposisi dari episkleritis. Proses inflamasi bisa disebabkan oleh

kompleks imun yang berhubungan dengan kerusakan vaskular (reaksi

hipersensitivitas tipe II, III dan respon kronik granulomatous (reaksi hipersensitivitas

tipe IV). Interaksi tersebut adalah bagian darisistem imun aktif dimana dapat

menyebabkan kerusakan episklera akibat deposisi kompleks imun pada pembuluh di

episklera dan sklera yang menyebabkan perforasi kapiler dan venula post kapiler dan

respon imun sel perantara.

2.7 DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Dokter

umum atau dokter spesialis mata akan menanyakan beberapa gejala-gejala  yang

dialami pasien dan akan melakukan pemeriksaan pada mata pasien. Dokter juga

mungkin akan mempertanyakan mengenai riwayat kesehatan pasien.

Para dokter juga dapat melakukan beberapa tes lebih lanjut, seperti tes darah,

untuk mengetahui apakah episkleritis terkait dengan kondisi kesehatan yang

mendasarinya. Jika kondisi pasien sangat parah atau tidak berespon dengan

pengobatan, seorang dokter umum mungkin akan merujuk pasien ke dokter spesialis

mata.

2.8 PENATALAKSANAAN

Biasanya dalam waktu 1-2 minggu penyakit ini akan menghilang dengan

sendirinya. Untuk mempercepat penyembuhan bisa diberikan tetes mata

kortikosteroid. Pengobatan berupa tetes kortikosteroid, yang diberikan 4 kali sehari.

Dengan pengobatan ini episkleritis sembuh dalam satu minggu. Pada episkleritis

nodular penyebuhan lebih lama, sampai beberapa minggu.

Ep i sk l e r i t i s   s im pe l   s e r i ng  mem bu t uhk an  pen gob a t an .  A i r  

ma t a   bua t an  be r gun a  un t uk    pasien dengan gejala ringan sampai sedang. Pasie

n dengan gejala lebih parah atau berkepanjangan mungkin memerlukan air mata buata

Page 8

2014

n (misalnya hypromellose) dan atau kortikosteroid topikal. Episkleritis nodular lebih

lama sembuh dan mungkin memerlukan obat tetes kortikosteroidlokal atau agen anti-

inflamasi. Topikal oftalmik prednisolon 0,5%, deksametason 0,1%, atau 0,1%

betametason harian dapat digunakan. Terapi sistemik Jika episkleritis nodular yang

tidak responsif terhadap terapi topikal, sistemik agen anti-inflamasi mungkin berguna.

Flurbiprofen (100 mg tid) biasanya efektif sampai peradangan ditekan. Jika

tidak ada respon terhadap flurbiprofen, indometasin harus digunakan, 100 mg setiap

hari dan menurun menjadi 75 mg bila ada respon. Banyak pasien yang tidak merespon

satu agen nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID) tetapi dapat berespon terhadap

NSAID lain. Untuk Aktivitas sunglasses berguna untuk pasien dengan sensitivitas

terhadap cahaya.

2.9 KOMPLIKASI

Sebuah komplikasi episkleritis yang mungkin terjadi adalah iritis. Sekitar satu

dari 10 orang dengan episkleritis akan berkembang ke arah iritis ringan misalnya

keratitis superfisial.

2.10 PROGNOSIS

Prognosis akhirnya baik karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya

dalam 1-2 minggu, dan tidak akan mempengaruhi visus.

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Episkleritis adalah suatu peradangan pada episklera. Sklera terdiri dari serat-

serat jaringan ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera dibungkus

oleh episklera yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh

Page 9

2014

darah untuk memberi nutrisi sklera. Di bagian depan mata, episklera terbungkus oleh

konjungtiva.

Kelainan ini idiopatik pada sebagian besar kasus, namun dalam kasus tertentu

mungkin ada hubungan dengan beberapa penyakit sistemik yang mendasari seperti

rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik, herpes zoster atau sifilis.

Prognosis akhirnya baik karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya

dalam 1-2 minggu, dan tidak akan mempengaruhi visus.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S., 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI.

2. Ilyas S., 2008. Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Page 10

2014

3. R Putz dan R Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobota. Edisi 21, EGC, 2003

4. Doctorologi.net (http://doctorology.net/?p=340)

5. Abu Abdillah Hasyim bin Akbar, STRUKTUR BOLA MATA – EPISKLERA.

(http://duniamata.blogspot.com/2010/05/struktur-bola-mata-episklera.html)

6. American Academy of Ophthalmology. Externa disease and episklera, San

Fransisco 2006-2007 : 8-12, 157-60.

7. Vaugan Daniel G, Asbury Taylor, Riordan Paul-Eva. Oftalmologi umum edisi

14 : Kornea. Widya Medika Jakarta 1995 : 136-38

8. Ilyas, Sidarta. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI Jakarta 2000 :52.

9. Ilyas, Sidarta . Ilmu penyakit mata PERDAMI. Edisi kedua. CV sagung seto

jakarta, 2002 114 -5,120 -31

10. Ilyas, Sidarta Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI Jakarta,

2005 : 147-58.http://en.wikipedia.org/wiki/Cornea#Structure

11. Mansjoer, Arif M. 2001. Kapita Selekta edisi-3 jilid-1. Jakarta: Media

Aesculapius FKUI. Hal: 56

12. Ilyas, Sidarta. Dasar Teknik Pemeriksaan Dalam Penyakit Mata. Balai Penerbit

FKUI, Jakarta, 2003.

13.  http://www.medscape.com/ Episkleritis article

Page 11