bab i

2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitits media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Masing-masing mempunyai bentuk akut dan kronis. 1 Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang biasa disebut “congek” adalah radang kronis telinga tengah dengan adanya lubang (perforasi) pada gendang telinga (membran timpani) dan riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin serous, mukous, atau purulen. 2,3 Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media kronis, yaitu terapi yang lambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau higiene buruk. Gejala otitis media supuratif kronis antara lain otore yang bersifat purulen atau mukoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinnitus, rasa penuh di telinga dan vertigo. Otitis media supuratif kronik merupakan penyakit THT yang paling banyak ditemukan di negara sedang berkembang. Secara umum, insiden OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor 1

Upload: tri-romini

Post on 13-Apr-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 1

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian

tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitits media terbagi

atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Masing-masing mempunyai

bentuk akut dan kronis. 1

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang biasa disebut “congek”

adalah radang kronis telinga tengah dengan adanya lubang (perforasi) pada gendang

telinga (membran timpani) dan riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea)

lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin serous,

mukous, atau purulen.2,3

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis

media kronis, yaitu terapi yang lambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi

kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau higiene buruk.

Gejala otitis media supuratif kronis antara lain otore yang bersifat purulen atau

mukoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinnitus, rasa penuh di telinga dan

vertigo.

Otitis media supuratif kronik merupakan penyakit THT yang paling banyak

ditemukan di negara sedang berkembang. Secara umum, insiden OMSK dipengaruhi

oleh ras dan faktor sosioekonomi. Prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan

termasuk dalam klasifikasi tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain.

Berdasarkan Survei Nasional Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran oleh

Departemen Kesehatan R.I tahun 1994-1996, angka kesakitan (morbiditas) Telinga,

Hidung, dan Tenggorok (THT) di Indonesia sebesar 38,6% dengan prevalensi

morbiditas tertinggi pada kasus telinga dan gangguan pendengaran yaitu sebesar

38,6% dan prevalensi otitis media supuratif kronis antara 2,1-5,2%.4,5

1