bab i askep degeneratif
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
1/28
BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan degeneratif adalah istilah yang secara medis menerangkan adanya suatu
kemunduran proses fungsi sel, dari keadaan normal yang sekarang ke keadaan
yang lebih
buruk diiringi dengan bertambahnya usia.
Proses menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat
menjadi seorang yang rentan dengan berkurangnya sebagian besar cadangansistem fisiologis
dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit secara eksponensial.
Kelainan degeneratif tulang adalah kelainan yang timbul akibat dari proses
degenerasi sel
tulang, Berhubungan dengan penyakit rematik. Batasan tentang penyakit rematik
yang
bersifat inflamatoir dengan yang degeneratif sukar dibedakan, karena reaksiinflamasi
juga kadang-kadang ditimbulkan pada jaringan lunak oleh yang degeneratif.
Proses degenerasi bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada orang yang berusia
lanjut,
melainkan suatu hal yang normal yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir
dengan
kematian. amun, demikian kelainan degeneratif lebih terlihat pada orang di atasusia !"
tahun.
Kelainan degeneratif pada kasus bedah orthopedic meliputi osteoporosis,
osteoarthritis,
plantar fascia, trigger finger. #leh karena itu, penyakit tersebut akan diterangkan
pada bab
selanjutnya.
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
2/28
BAB II
PEMBAHASAN
KELAINAN DEGENERATIF TULANG
A. Osteoporosis
1. Definisi
Kata osteoporosis berasal dari bahasa yunani yaitu osteo yang berarti
tulang dan porous yang berarti keropos. Penyakit osteoporosis adalah
penyakit tulang yang dapat berkurangnya kepadatan tulang, yang disertai
dengan penurunan kualitas jaringan tulang yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kerapuhan pada tulang.
$enurut World Health Organisation %&'#( dan ahli %seperti dikutip)erdinan *a+iera, ""( mengartikan osteoporosis sebagai penyakit yang
ditandai dengan rendahnya massa ulang dan memburuknya
mikrostruktural jaringan tulang, yang menyebabkan kerapuhan tulang
sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur. imana keadaan
tersebut tidak memberikan keluhan klinis, kecuali apabila telah terjadi
fraktur. apat disimpulkan bahwa osteoporosis adalah penurunan massa
tulang yang membuat tulang menjadi tidak padat dan rawan akan
keretakan.
2. Etioo!i Osteoporosis
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan
osteoporosis /
0sia. $assa tulang berkurang seiring melewati masa puncak tulang
yaitu pada usia 12 3" tahun.
Keturunan. Bila dari garis keturunan memang ada osteoporosis
%misalnya bungkuk(, maka risiko terkena osteoporosis kian besar.
'ormon. 4etelah berhentinya haid, perempuan lebih rentan terhadap
osteoporosis karena terjadi perubahan hormonal yang dapat
menurunkan drastis kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium.
5enis kelamin. &anita berisiko lebih tinggi karena wanita memiliki
masa tulang yang lebih rendah dan mengalami pengeroposan lebih
cepat dibandingkan pria.
Perokok. ikotin dalam rokok menimbulkan masalah pada
pembentukan tulang dengan cara mengganggu peran penting
estrogen dan testosteron dalam perkembangan
6supan alkohol yang berlebihan. $engonsumsi minuman beralkohol
secara berlebihan mengganggu penyerapan kalsium dan akti+itas
osteoblas dalam pembentukan tulang.
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
3/28
6supan kafein yang berlebihan. Pada penelitian menemukan bahwa
risiko fraktur pada panggul bertambah jika mengkonsumsi lebih dari
dua cangkir kopi atau empat cangkir teh per harinya. 7etapi pada
dasarnya asupan kafein %8 2 porsi minuman berkafein 8" per hari(
tidak akan memengaruhi tulang jika diimbangi dengan asupan
kalsium dan +itamin yang memadai.
Berat badan. &anita ramping dan bertulang kecil berisiko lebih besar
dibandingkan wanita dengan kelebihan berat badan dan bertulang
besar.
utrisi buruk. 7idak memadainya asupan kalsium, +itamin , asam
sitrat, dan fosfor %atau asupan fosfor yang berlebihan( dapat
menyebabkan tulang lemah dengan berkurangnya massa tulang.
9aya hidup sedentair %kurang gerak(. Kurangnya berolahraga,
meskipun tidak memiliki faktor lain apapun. 7etap hal ini dapat
mempercepat terkenanya osteoporosis. 7ulang memerlukan tekanan
olahraga ataupun gerak tubuh agar pembentukan tulang sebanding
dengan keropos tulang.
". P#to!enesis Osteoporosis
#steoporosis akan terjadi ketika berlangsungnya proses pengikisan
tulang dan pembentukan tulang menjadi tidak seimbang. 4el 2 sel
yang menyebabkan pengikisan tulang mulai membuat kanal dan
lubang dalam tulang lebih cepat daripada proses pembentukan tulang
yang dilakukan oleh sel 2 sel pembentuk tulang yang membuat tulang
baru untuk mengisi lubang tersebut. 7ulang menjadi rapuh dan
kemungkinan akan patah.
$. M#nifest#si Kinis Osteoporosis
#steoporosis merupakan penyakit yang tidak terlihat secara
langsung sebelum ada bagian tulang yang patah. $enurunnya massa
tulang tidak menyebabkan rasa sakit atau gejala lain. 4akit pada
punggung bukan berarti menurunnya massa tulang kecuali bila ada tulang
yang patah. Kepadatan tulang berkurang secara perlahan terutama pad6
penderit6 senilis %ketuaan(, sehingga pada awalnya osteoporosis tidak
menimbulkan gejala. 5ika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga
tulang menjadi kolaps dan hancur, makan akan nyeri dan kelainan bentuk
%:asjad,""(. ampak osteoporosis antara lain/
Penurunan kualitas hidup yang disebabkan fraktur pada tulang
belakang
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
4/28
Bertambah pendek, dan dalam beberapa kasus, deformitas pada
punggung dapat menimbulkan masalah fisik dan emosi
Depresi dan ketakutan untuk melakukan banyak gerakan
7erganggunya kesehatan secara keseluruhan
4umber/ %Barrack, "";(
%. Pen#t##&s#n##n
a. Bisphosphonates digunakan untuk pre+ensi atau penanganan
osteoporosis.
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
5/28
#lahraga berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi tulang. 4elain itu
olahraga akan memberikan manfaat jangka panjang jika dilakukan
secara berkelanjutan.
B. Osteo#rtritis
1. Definisi
#steoartritis %#6( adalah penyakit sendi degeneratif dengan
etiologi dan patogenesis yang belum jelas serta mengenai populasi luas.
Pada umumnya penderita #6 berusia di atas !" tahun dan populasi
bertambah berdasarkan peningkatan usia. #steoartritis merupakan
gangguan yang disebabkan oleh multifaktorial antara lain usia, mekanik,
genetik, humoral dan faktor kebudayaan %Barrack, "";(.
#steoartritis merupakan suatu penyakit dengan perkembangan
slow progressive, ditandai adanya perubahan metabolik, biokimia,
struktur rawan sendi serta jaringan sekitarnya, sehingga menyebabkan
gangguan fungsi sendi. Kelainan utama pada #6 adalah kerusakan rawan
sendi yang dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral,
pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan ringan pada
sino+ium, sehingga sendi yang bersangkutan membentuk efusi.
#steoartritis diklasifikasikan menjadi kelompok, yaitu #6 primer dan
#6 sekunder. #steoartritis primer disebut idiopatik, disebabkan faktor
genetik, yaitu adanya abnormalitas kolagen sehingga mudah rusak.4edangkan #6 sekunder adalah #6 yang didasari kelainan endokrin,
inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas
yang terlalu lama serta faktor risiko lainnya, seperti obesitas dan
sebagainya %6ltmann, ""8(.
2. P#to!enesis
7ulang rawan sendi 4tage ? / 9angguan atau perubahan matriks
kartilago. Berhubungan dengan peningkatan konsentrasi air yang
mungkin disebabkan gangguan mekanik, degradasi makromolekul
matriks, atau perubahan metabolisme kondrosit. 6walnya konsentrasikolagen tipe ?? tidak berubah, tapi jaring-jaring kolagen dapat rusak dan
konsentrasi aggrecan dan derajat agregasi proteoglikan menurun.
4umber/ 6ltman,""8
4tage ?? / :espon kondrosit terhadap gangguan atau perubahan matriks.
Ketika kondrosit mendeteksi gangguan atau perubahan matriks, kondrosit
berespon dengan meningkatkan sintesis dan degradasi matriks, serta
berproliferasi. :espon ini dapat menggantikan jaringan yang rusak,
mempertahankan jaringan, atau meningkatkan +olume kartilago. :espon
ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun. 4tage ??? / Penurunan
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
6/28
respon kondrosit. Kegagalan respon kondrosit untuk menggantikan atau
mempertahankan jaringan mengakibatkan kerusakan tulang rawan
sendidisertai dan diperparah oleh penurunan respon kondrosit. Penyebab
penurunan respon ini belum diketahui, namun diperkirakan akibat
kerusakan mekanis pada jaringan, dengan kerusakan kondrosit dan
downregulasi respon kondrosit terhadap sitokin anabolik. Perubahan
7ulang. Perubahan tulang subchondral yang mengikuti degenerasi tulang
rawan sendi meliputi peningkatan densitas tulang subchondral,
pembentukan rongga-rongga yang menyerupai kista yang mengandung
jaringan my@oid, fibrous, atau kartilago. :espon ini muncul paling sering
pada tepi sendi tempat pertemuan tulang dan tulang rawan yang
berbentuk bulan sabit %crescent(. Peningkatan densitas tulang merupakanakibat dari pembentukan lapisan tulang baru pada trabekula biasanya
merupakan tanda awal dari penyakit degenerasi sendi pada tulang
subchondral, tapi pada beberapa sendi rongga-rongga terbentuk sebelum
peningkatan densitas tulang secara keseluruhan. Pada stadium akhir dari
penyakit, tulang rawan sendi telah rusak seluruhnya, sehingga tulang
subchondral yang tebal dan padat kini berartikulasi dengan permukaan
tulang Adenuded dari sendi lawan. :emodeling tulang disertai dengan
kerusakan tulang sendi rawan mengubah bentuk sendi dan dapat
mengakibatkan shortening dan ketidakstabilan tungkai yang terlibat
%hapman, ""8(.
Pada sebagian besar sendi sino+ial, pertumbuhan osteofit diikuti dengan
perubahan tulang rawan sendi serta tulang subchondral dan metafiseal.
Permukaan yang keras, fibrous, dan kartilaginis ini biasanya muncul di
tepi-tepi sendi. #steofit marginal biasanya muncul pada permukaan
tulang rawan, tapi dapat muncul juga di sepanjang insersi kapsul sendi
%osteofit kapsuler(. 7onjolan tulang intraartikuler yang menonjol dari
permukaan sendi yang mengalami degenerasi disebut osteofit sentral.
4ebagian besar osteofit marginal memiliki pernukaan kartilaginis yang
menyerupai tulang rawan sendi yang normal dan dapat tampak sebagaiperluasan dari permukaan sendi. Pada sendi superfisial, osteofit ini dapat
diraba, nyeri jika ditekan, membatasi ruang gerak, dan terasa sakit jika
sendi digerakkan. 7iap sendi memiliki pola karakter yang khas akan
pembentukan osteofit di sendi panggul, osteoarthritis biasanya
membentuk cincin di sekitar tepi acetabulum dan tulang rawan femur.
Penonjolan osteofit sepanjang tepi inferior dari permukaan artikuler os
humerus biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit degenartif sendi
glenohumeral. #steofit merupakan respon terhadap proses degerasi
tulang rawan sendi dan remodelling tulang sudkhondral, termasuk
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
7/28
pelepasan sitokin anabolik yang menstimulasi proliferasi dan
pembentukan sel tulang dan matrik kartilageneus
4umber/ hapman, ""8.
5aringan Periartikuler.
Kerusakan tulang rawan sendi mengakibatkan perubahan sekunder dari
syno+ium, ligamen, kapsul, serta otot yang menggerakan sendi yang
terlibat. $embran sino+ial sering mengalami reaksi inflamasi ringan serta
sedang dan dapat berisi fragmen-fragmen dari tulang rawan sendi.4emakin
lama ligamen, kapsul dan otot menjadi contracted. Kurangnya penggunaan
sendi dan penurunan :#$ mengakibatkan atropi otot. Perubahan
sekunder ini sering mengakibatkan kekakuan sendi dan kelemahan
tungkai.
". Di#!nosis
Caju endap darah biasanya normal.
4erum kolesterol sedikit meninggi.
Pemeriksaan faktor reumatoid negatif.
a. Pemeriksaan radiologis.
)oto polos.
9ambaran yang khas pada foto polos adalah/
ensitas tulang normal atau meninngi.
Penympitan ruang sendi yang asimetris karena hilangnya tulang rawan
sendi.
4klerosis tulang subkondral.
Kista tulang pada permukaan sendi terutama subkondral.
#steofit pada tepi sendi.
b. :adionuklida scanning
ilakukan dengan menggunakan DD 7c-'P dan terlihat peningkatan
akti+itas tulang pada bagian subkondral dari sendi yang terkena
osteoartritis. apat pula ditemukan penambahan +askularisasi dan
pembentukan tulang baru. 5uga terlihat daerah perselubungan sendi
+etebra apofisial. Bentuk klasik osteoartritis monokuler berupa nyeri
dan disfungsi dari 8 sendi, terutama pada sendi yang menyokong
beban tubuh yaitu pada sendi pinggul dan lutut. Pada osteoartritis
sekunder mungkin dapat ditemukan penyebab sebelumnya seperti
dysplasia asetabuler, penyakit Cegg-al+e-Perthes, pasca trauma, atau
fraktur pada daerah panggul. #steoartritis poli artikuler ditemukan
pada wanita umur pertengahan dengan keluhan nyeri, kekakuan,
pembengkakan pada sendi tangan yang terutama mengenai sendi
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
8/28
karpometakarpal pertama sendi interfalangeal dan oada tingkat awal
disertai dengan reaksi inflamasi. $ungkin ditemukan adanya
pembengkakan jaringan lunak yang berupa nodus 'erbeden dan nodus
Bouchard yang tampak sebagai benjolan.
$. Pen#t##&s#n##n
#. Penanganan umum/
Pemakaian air panas atau air es dapat menghilangkan rasa
nyeri sementara.
$engurangi BB dengan diet.
)isioterapi penting untuk menghilangkan nyeri dan
mempertahankan kekuatan otot.
Catihan di rumah berupa latihan statis serta memperkuat otot-
otot.
?stirahat yang teratur untuk mengurangi penggunaan beban
pada sendi.
Pemakaian alat bantu seperti tongkat, penyangga leher.
ukungan psikososial.
Persoalan seksual, terutama pada pasien dengan #6 di tulang
belakang
*. $edikamentosa.
7idak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomtatik.
#bat
antiinflamsi nonsteroid %#6?4( bekerja hanya sebagai analgetik dan mengurangi
peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis.
8"
E 6nalgesik yang dapat dipakai adalah asetaminofen dosis ,;-! gF hari atau
propksifen
'C. 6sam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan juga efek samping pada
saluran cerna dan ginjal.
E 5ika tidak berpengaruh, atau jika tidak terdapat tanda peradangan, maka #6?4
seperti
fenoprofin, biasanya 8F -8F3 dosis penuh untuk :6. Karena pemakaian biasanya
untuk
jangka panjang, maka
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
9/28
E ?njeksi kortikosteroid intraartikular kadang membantu menghilangkan rasa nyeri.
E ?njeksi hyaluronat.
E #6?4 dosis rendah bila tidak terdapat kontraindikasi. yeri progresif yang
tidak
responsif perlu #?64 dosis tinggi atau analgesik seperti dekstropropoksifen atau
tramadol.
E #bat-obat analgetik yang dapat dibeli bebas, seperti aspirin, asteaminofen, dan
ibuprofen
mempunyai kemampuan lebih dalam mengontrol sino+itis.
3. 7indakan operasi/
0ntuk membuang badan-badan yang lepas, memperbaiki jaringan penyokong
yang rusak,
atau untuk menggantikan seluruh sendi. Bedah artroskopi memungkinkan
pelaksanaan
berbagai macam prosedur operasi. Penggantian sendi yang rusak dapatmembantu .
7indakan operasi dilakukan apabila/
E yeri tidak dapat diatasi dengan obat-obatan atau tindakan lokal.
E 4endi yang tidak stabil oleh karena adanya sublukasi atau deformitas pada sendi.
E 6danya kerusakan sendi pada tingkat lanjut.
E 0ntuk mengoreksi beban pada sendi agar distribusi beban terbagi sama rata.
4endi lutut/
88
E #steotomi tinggi pada tibia untuk mengoreksi kelurusan pada sendi lutut dimana
belum ada kerusakan yang meyolok pada sendi.
E 'ermiartroplasti, bila kerusakan satu kompartemen sendi.
E 6rtroplasti total, bila seluruh kpmpartemen rusak.
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
10/28
II.". P#nt#r F#s(itis.
II.".1 Definisi
Plantar )asciitis %Policemans Heel) adalah nyeri tumit disebabkan oleh
peradangan dari Plantar )ascia 2 suatu jaringan disepanjang bagian bawah kaki
yang
menghubungkan tulang tumit dengan ibu jari kaki kita. Berdasarkan kualifikasi
penyakit
rematik menurut 6merican :ematism 6ssociation, Plantar asciitis termasuk
golongan
rematism non artikular, dimana akibat keluhan ini dapat mengganggu mobilitas
dan aktifitas
kehidupan sehari-hari penderitanya %4ingh , ""(.
II.".2 Faktor resiko
8. 6kti+itas fisik yang berlebihan dan pada pekerjaan yang memerlukan banyak
berdiri atau
berjalan berlebihan seperti pada pelari jarak jauh,atlet A!umping sport" Perawat,
9uru,
$iliter ,dll.
. 4epatu yang tidak
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
11/28
3. 6rthritis. Beberapa tipe 6rthritis dapat menyebabkan peradangan pada tendon
dari
telapak kaki, yang dapat menyebabkanPlantar asciitis%
8
!. iabetes . $eskipun tidak diketahui mekanismenya, akan tetapi Plantar
asciitis terjadi
lebih sering pada orang dengan diabetes.
1. Berat badan berlebihan. Berjalan-jalan dengan berat badan yang berlebihan
dapat
menyebabkan kerusakan jaringan lemak di bawah tulang tumit dan menyebabkan
nyeri tumit.
#rang-orang yang naik berat badannya dengan cepat dapat menderita Plantar
asciitis,
walaupun tidak selalu.
;. Kehamilan. Berat badan yang bertambah dan pembengkakan yang dialami pada
saat
hamil dapat menyebabkan ligamen %jaringan pengikat( pada tubuh termasuk di
kaki 2 untuk
mengendur. ?ni dapat menyebabkan permasalahan mekanikal dan peradangan
. Kelainan anatomis kaki seperti telapak kaki leperFceper %tanpa lengkung( , atau
sebaliknya, lengkungan berlebihan. #rang-orang dengan kaki datar mempunyai
penyerapan
kejutan yang kurang, yang mana hal ini meningkatkan peregangan dan tegangan
padaplantar
fascia. #rang-orang dengan lengkung kaki yang tinggi mempunyai jaringan
plantar yang
lebih ketat, yang juga menyebabkan penyerapan kejutan yang kurang.
9br 1. Kelainan anatomis
4umber/ apt. anielle, ""D.
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
12/28
G. Pertambahan usia. 4aat lengkungan mulai berkurang secara alamiah. yeri
tumit
cenderung lebih umum dijumpai oleh karena penuaan menyebabkan lengkung
kaki mulai
mendatar, menimbulkan stress pada plantar fascia.
II."." M#nifest#si Kini&
Keluhan utama pada kasus ini adalah nyeri pada tumit. Plantar )asciitis
menyebabkan
nyeri seperti ditusuk atau rasa terbakar yang terutama dirasakan waktu berdiripada pagi hari,
sewaktu penderita mulai menapakkan kaki beberapa langkah pertama, hal ini
disebabkan
83
karena fascia mengencang %berkontraksi( sepanjang malam. 4egera setelah kita
berjalan-jalan
beberapa saat, nyeri yang disebabkan oleh Plantar )asciitis ini biasanya
berkurang, tetapi
mungkin akan terasa nyeri kembali setelah berdiri beberapa lama atau setelah
bangun dari
posisi duduk %apt. anielle, ""D(.
alam keadaan normal,Plantar ascia kita bekerja seperti sebuah serabut-serabut
penyerap kejutan #shock&absorbing bowstring), menyangga lengkung dalam kaki
kita. 7etapi,
jika tegangan pada serabut-serabut tersebut terlalu besar, maka dapat terjadi
beberapa
robekan kecil di serabut-serabut tersebut. Bila ini terjadi berulang-ulang maka
fascia akan
menjadi teriritasi atau meradang.
II.".$ Di#!nosis
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
13/28
Pemeriksaan fisik diawali dengan menanyakan mengenai keluhan yang di derita
dan
mencari titik-titik nyeriFkaku di kaki pasien. ?ni dapat membantu untuk
menyingkirkan
penyebab-penyebab lain nyeri tumit kaki, seperti 7endinitis, 6rthritis, iritasi saraf
atau
adanya suatu kista ataupun Kalkaneus 4pur %'eel 4pur( yang pada beberapa
dekade terakhir
sering dianggap menjadi penyebab utama nyeri pada tumit kaki. 'eel spur
merupakan
penonjolan tulang pada plantar kakiFtelapak kaki pada tulang kalkaneus,
bentuknya seperti
jalu ayam.
yeri tumit kaki dapat di hilangkan tanpa melakukan operasi pengangkatan 'pur
tersebut.
Pembedahan untuk membuang 4pur sangat jarang dilakukan. 4elain melakukan
pemeriksaan
fisik, disarankan juga untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
(ontgen
atau (* untuk menyakinkan bahwa pasien tidak mengalami fraktur tekanan
#'tress
racture) ataupun 6rthritis.
8!
II.".%.Pen#t##&s#n##n
A. Non Oper#tif.
8. Kompres es batu yang dibungkus dengan kain di daerah nyeri atau bekukan
sebotol air
dan urutkan di atas daerah yang nyeri selama " sampai 3" menit, 3 atau ! kali
sehari atau
setelah melaksanakan akti+itas.
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
14/28
. #bat-obatan golongan 46?.
3. Kurangi 6ktifitas olah raga. 6lihkan akti+itas olah raga dengan pembebananpada kaki
hingga nyeri mereda. 0ntuk mempertahankan kondisi atlet sebaiknya dianjurkan
melakukan
bentuk-bentuk latihan alternatif, seperti akti+itas berenang ataupun bersepeda.
!. Catihan peregangan berkala. Cakukan peregangan pada saat bangun tidur.
4ebelum anda
turun dari tempat tidur di pagi hari, regangkan otot-otot betis, lengkung kaki dantendon
6chilles dengan cara menyentuh ujung kaki anda dan secara perlahan-lahan
melipat kaki
anda. 5enis peregangan yang sering dilakukan untuk Plantar )asciitis adalah
dengan
melakukan +alf stretch danPlantar fascia stretch .
81
+alf stretch Plantar fascia&specific stretching
1. #rtosis. Koreksi sepatu atau sandal membantu mengurangi rasa nyeri pada
tumit sewaktu
menapak atau berjalan. Penyangga lengkungan kaki %6rch 4upport(, yang bisa
dipakaiF
diletakkan dalam sepatu, ataupun bidai yang digunakan pada malam hari yang
disebut ight
4plint, karena di gunakan saat tidur malam hari.
'oft heel pads can provide e,tra support%
8;
-ight 'plint
;. 0ltrasound iathermy %04(
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
15/28
0ntuk mengurangi nyeri pada Plantaris asciitis terapi on ?n+asif yang sering
digunakan adalah dengan modalitas .ltrasound Diatherm/ #.'). 04 adalahdiatermi
berdasarkan kon+ersi energi suara frekensi tinggi , dengan daya tembus paling
dalam %3-1
cm( diantara diatermi lainnya, gelombang suara ini selain memberikan efek
panasFtermal,
juga ada efek non termalFmekanik yaitu $icromassage. 7erapi ultrasound
digunakan untuk
kasus plantar fasciitis karena efek panas dan efek mekanik pada gelombang
ultrasound
menyebabkan peningkatan sirkulasi darah ke jaringan setempat. :adang pada
plantar fascia
ini terjadi karena adanya trauma atau strain, sehingga terjadi perubahan pembuluh
darah dan
perubahan sel leukosit. Pengaruh panas ultrasound juga dapat digunakan untuk
mengurangi
nyeri pada plantar fasciitis karena gelombang pulsed yang rendah intensitasnya
dapat
memberikan efek sedati+e dan analgesik pada ujung-ujung saraf sensorik. 04
efektif dalam
mempercepat proses pembuangan infiltrat hasil inflamasi dan mengurangi
perlengketan yang
terjadi.
.
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
16/28
sakit sendi. 4elain itu, gelombang kejut juga berfungsi menipiskan perkapuran
yang
menyebabkan rasa nyeri. engan
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
17/28
!. Cakukan peregangan pada saat bangun tidur. 4ebelum anda turun dari tempat
tidur di
pagi hari, regangkan otot-otot betis, lengkung kaki dan tendon $chilles dengan
cara
menyentuh ujung kaki anda dan secara perlahan-lahan melipat kaki anda. ?ni
dapat
menolong untuk membalikkan kekencangan dari Plantar )ascia yang terjadi
sepanjang malam.
II.$. Fro,en s)o-+er
II.$.1 Definisi
8G
Penyakit kronis dengan gejala khas berupa keterbatasan lingkup gerak sendi bahu
ke
segala arah, baik secara aktif maupun pasif oleh karena rasa nyeri yang dapat
mengakibatkan
gangguan aktifitas kerja sehari-hari.ro1en shoulder merupakan penyakit dengan
karakteristik nyeri dan keterbatasan gerak, dan penyebabnya idiopatik yang sering
dialami
oleh orang berusia !"-;" tahun dan memiliki riwayat trauma sering kali ringan.
II.$.2 Etioo!i
7idak diketahui secara pasti, namun kemungkinan disebabkan oleh trauma,
mobilisasi
yang lama sehingga terbentuk jaringan fibrous yang memicu terjadinya
perlengketan pada
daerah bahu.
II.$." P#tofisioo!i
Penyebabfro1en shoulder tidak diketahui, diduga penyakit ini merupakan respon
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
18/28
auto immobi1ation terhadap hasil 2 hasil rusaknya jaringan lokal. $eskipun
penyebab
utamanya idiopatik, banyak yang menjadi predisposisi fro1en shoulder" selain
dugaan adanya
respon auto immobilisasi seperti yang dijelaskan di atas ada juga faktor
predisposisi lainnya
yaitu usia, trauma berulang %repetiti+e injury(, diabetes mellitus, kelumpuhan,
pasca operasi
payudara atau dada dan infark miokardia, dari dalam sendi glenohumeral
#tendonitis
bicipitalis" infalamasi rotator cuff" fracture) atau kelainan ekstra articular
%cervical
spond/lisis" angina pectoris)%
Padafro1en shoulder terdapat perubahan patologi pada kapsul artikularis
glenohumeral yaitu perubahan pada kapsul sendi bagian anterior superior
mengalami
syno+itis, kontraktur ligamen coracohumeral, dan penebalan pada ligamen
superior
glenohumeral, pada kapsul sendi bagian anterior inferior mengalami penebalan
pada ligamen
inferior glenohumeral dan perlengketan pada ressesus a@ilaris, sedangkan pada
kapsul sendi
bagian posterior terjadi kontraktur, sehingga khas pada kasus ini rotasi internalpaling bebas,
abduksi terbatas dan rotasi eksternal paling terbatas atau biasa disebut pola
kapsuler.
Perubahan patologi tersebut merupakan respon terhadap rusaknya jaringan lokal
berupa inflamasi pada membran syno+ial.dan kapsul sendi glenohumeral yang
membuat
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
19/28
formasi adhesi+e, sehingga menyebabkan perlengketan pada kapsul sendi dan
terjadi
peningkatan +iskositas cairan sino+ial sendi glenohumeral dengan kapasitas
+olume hanya
sebesar 1-8"ml, yang pada sendi normal bisa mencapai "-3"ml, dan selanjutnya
kapsul
8D
sendi glenohumeral menjadi mengkerut, pada pemeriksaan gerak pasif ditemukan
keterbatasan gerak pola kapsular danfirm end feel dan inilah yang disebutfro1enshoulder.
'istologisfro1en shoulder yang terjadi pada sendi glenohumeral seperti telah
dijelaskan di atas adalah kehilangan ekstensibilitas dan termasuk abnormal cross-
bridging
diantara serabut collagen yang baru disintesa dengan serabut collagen yang telah
ada dan
menurunkan jarak antar serabut yang akhirnya mengakubatkan penurunan
kandungan air dan
asam hyaluronik secara nyata. Pada pasca immobilisasi perlekatan jaringan
fibrous
menyebabkan perlekatan atau adhesi intra artikular dalam sendi sino+ial dan
mengakibatkan
nyeri serta penurunan mobilitas.
II.$.$ M#nifest#si Kinis
(eserve scapulohumeral rh/tm yang terjadi pada penderitafro1en shoulder
menyebabkan kompensasi skapulothorakal, kompensasi tersebut menyebabkan
overstretch
karena penurunan lingkup gerak sendi skapulothoracik, hal tersebut juga membuat
sendi
acromioclavicular menjadi hipermobile. Keterbatasan gerak yang ditimbulkan
olehfro1en
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
20/28
shoulder dapat mengakibatkan hipomobile pada facet sendi inter+ertebral lower
cervical dan
upper thoracal% Pada tahap kronis fro1en shoulder dapat menyebabkan antero
position head
posture karena hipomobile dari struktur cervico thoracal% Hipomobile facet lower
cervical
dan upper thoracal juga dapat menyebabkan kontraktur pada ligamen
supraspinosus,
ligamentum nuchae dan spasme pada otot2otot cer+icothoracal , spasme tersebut
bila
berkelanjutan dapat menyebabkan nyeri pada otot2otot cer+icothoracal. yeri
yang
ditimbulkan oleh fro1en shoulder dan spasme cer+ico thoracal akibat fro1en
shoulder dapat
menyebabkan terbentuknya vicious circle of refle,es yang mengakibatkan
medulla spinalis
membangkitkan aktifitas efferent sistem simpatis sehingga dapat menyebabkan
spasme pada
pembuluh darah kapiler akan kekurangan cairan sehingga jaringan otot dan kulit
menjadi
kurang nutrisi. Pengaruh refleks sistem simpatik pada otot pada tahap awal
menunjukkan
"
adanya peningkatan suhu, aliran darah, gangguan metabolisme energi phospat
tinggi dan
pengurangan konsumsi oksigen pada tahap akhir penyakit nonspesifik dan
abnormalitas
histology dapat terjadi. 'al tersebut jika tidak ditangani dengan baik akan
membuat otot-otot
bahu menjadi lemah dan d/stroph/% Karena stabilitas glenohumeral sebagian besar
oleh
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
21/28
sistem muskulotendinogen , maka gangguan pada otot-otot bahu tersebut akan
menyebabkan
nyeri, menurunnya mobilitas, sehingga mengakibatkan keterbatasan C94 bahu.
II.$.% Pen#t##&s#n##n
2% 7erapi ultrasound
engan pemberian modalitas ultra sonic dapat terjadi iritan jaringan yang
menyebabkan reaksi fisiologis seperti kerusakan jaringan, hal ini disebabkan oleh
efek mekanik dan thermal ultra sonik. Pengaruh mekanik tersebut juga dengan
terstimulasinya saraf polimedal dan akan dihantarkan ke ganglion dorsalis
sehingga
memicu produksi P subtance untuk selanjutnya terjadi inflamasi sekunder atau
dikenal neurogeic inflammation%amun dengan terangsangnya P substance
tersebut mengakibatkan proses induksi proliferasi akan lebih terpacu sehingga
mempercepat terjadinya penyembuhan jaringan yang mengalami kerusakan.
Pengaruh nyeri terjadi secara tidak langsung yaitu dengan adanya pengaruh
gosokan
membantu venous dan l/mphatic, peningkatan kelenturan jaringan lemak
sehingga
menurunnya nyeri regang dan proses percepatan regenerasi jaringan.
3%4ranscutaneus electrical nerve stimulation %7
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
22/28
maupun supra spinal, sehingga dengan berkurangnya nyeri pada bahu didapatkan
gerakan
yang lebih ringan.
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
23/28
gerakan rotasi internal mencapai pembatasan, posisi kaopsul sendi mengarah ke
anterior,
terjadi terjadi peregangan pada kapsul anterior dan pada saat kontraksi isometrik
terjadi
peregangan pada kapsul posterior.
9br.
II.%De Quervains tenosynovitis
II.%.1 Definisi
e 6uervains s/ndrome merupakan penyakit dengan nyeri pada daerah prosesus
stiloideus akibat inflamasi kronik pembungkus tendon otot abduktor polisis
longus dan
ekstensor polisis bre+is setinggi radius distal dan jepitan pada kedua tendon
tersebut.De
6uervains s/ndrome atau tenosino+itis stenosans ini merupakan tendo+aginitiskronik yang
disertai penyempitan sarung tendon. 4ering juga ditemukan penebalan tendon.
II.%.2.Etioo!i
7rauma minor yang berulang-ulang umumnya memberikan kontribusi terhadap
perkembangan penyakit de 6uervains s/ndrome. 6kti+itas-akti+itas yang
mungkin
menyebabkan trauma ulangan pada pergelangan tangan termasuk faktor
pekerjaan, tugastugas
sekretaris, olahraga golf, atau permainan olahraga yang menggunakan raket.
)aktor-faktor lain yang mungkin dapat memberikan kontribusi terjadinya de
6uervains s/ndrome antara lain / penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi
inflamasi
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
24/28
tendon yang terjadi berhubungan dengan gesekan yang berlebihan F
berkepanjangan antara
tendon dan pembungkusnya, terjadi misalnya pada wanita yang pekerjaannya
memeras kain.
De 6uervains s/ndrome adalah stenosis pada tendon sheath kompartemen dorsal
pertama
pergelangan tangan. Kompartemen ini terdiri dari tendon otot abduktor polisis
longus dan
otot ekstensor polisis bre+is.
II.%." P#tofisioo!i
Pada trauma minor yang bersifat repetitif atau penggunaan berlebih pada jari-jari
tangan %overuse( menyebabkan malfungsi dari tendon sheath% 4endon sheath yang
memproduksi cairan sino+ial mulai menurun produksi dan kualitas cairannya.
6kibatnya,
pada penggunaan jari-jari selanjutnya terjadi pergesekan otot dengan tendon
sheath karena
cairan sino+ial yang berkurang tadi berfungsi sebagai lubrikasi. 4ehingga terjadi
proliferasi
jaringan ikat fibrosa yang tampak sebagai inflamasi dari tendon sheath%
Proliferasi ini menyebabkan pergerakan tendon menjadi terbatas karena jaringan
ikat
ini memenuhi hampir seluruh tendon sheath. 7erjadilah stenosis atau penyempitan
pada
tendon sheath tersebut dan hal ini akan mempengaruhi pergerakan dari kedua otot
tadi. Pada
kasus-kasus lanjut akan terjadi perlengketan tendon dengan tendon sheath.
Pergesekan otototot
ini merangsang ner+us yang ada pada kedua otot tadi sehingga terjadi
perangsangan
3
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
25/28
nyeri pada ibu jari bila digerakkan yang sering merupakan keluhan utama pada
penderita
penyakit ini. Pembungkus fibrosa dari tendon abduktor polisis longus dan
ekstensor polisis
bre+is menebal dan melewati puncak dari prosesus stiloideus radius.
II.%.$ M#nifest#si Kinis
9ejala yang timbul berupa nyeri bila menggunakan tangan dan menggerakkan
kedua
otot tersebut yaitu bila menggerakkan ibu jari, khususnya tendon otot abduktorpolisis longus
dan otot ekstensor polisis bre+is.
II.%.% Di#!nosis
Pada pemeriksaan fisik, terdapat nyeri tekan pada daerah prosesus stiloideus
radius,
kadang-kadang dapat dilihat atau dapat teraba nodul akibat penebalan
pembungkus fibrosa
pada sedikit proksimal prosesus stiloideus radius, serta rasa nyeri pada adduksi
pasif dari
pergelangan tangan dan ibu jari. Bila tangan dan seluruh jari-jari dilakukan
de+iasi ulnar,
penderita merasa nyeri oleh karena jepitan kedua tendo di atas dan disebut uji
)inkelstein
positif.
7anda-tanda klasik yang ditemukan pada de 6uervains s/ndrome adalah tes
)inkelstein
positif. ara melakukannya adalah dengan menyuruh pasien untuk mengepalkan
tanganya di
mana ibu jari diletakkan di bagian dalam dari jari-jari lainnya. Pemeriksa
kemudian
!
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
26/28
melakukan de+iasi ulnar pasif pada pergelangan tangan si pasien yang dicurigai di
mana
dapat menimbulkan keluhan utama berupa nyeri pergelangan tangan daerah
dorsolateral.
Cakukan tes )inskelstein secara bilateral untuk membandingkan dengan bagian
yang
tidak terkena. 'ati-hati memeriksa the first carpometacarpal %$( joint sebab
bagian ini
dapat menyebabkan tes )inskelstein positif palsu. 4elain dengan tes )inkelstein
harus
diperhatikan pula sensorik dari ibu jari, refleks otot-otot, dan epikondilitis lateral
pada tennis
elbow untuk melihat sensasi nyeri apakah primer atau merupakan referred pain%
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk menunjang diagnosis
penyakit
ini. Kadang dilakukan pemeriksaan serum untuk melihat adanya faktor
rheumatoid untuk
mengetahui penyebab penyakit ini, tetapi hal ini juga tidak spesifik karena
beberapa penyakit
lain juga menghasilkan faktor rheumatoid di dalam darahnya.
Pemeriksaan radiologik secara umum juga tidak ada yang secara spesifik
menunjang
untuk mendiagnosis penyakit ini. 6kan tetapi, penemuan terbaru dalam delapanorang pasien
yang dilakukan ultrasonografi dengan transduser 83 $'H resolusi tinggi diambil
potongan
aksial dan koronal didapatkan adanya penebalan dan edema pada tendon sheath.
Pada
pemeriksaan dengan $:? terlihat adanya penebalan pada tendon sheath tendon
otot ekstensor
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
27/28
polisis bre+is dan otot abduktor polisis longus. Pemeriksaan radiologis lainnya
hanya dipakai
untuk kasus-kasus trauma akut atau diduga nyeri oleh karena fraktur atau
osteonekrosis.
II.%.% Pen#t##&s#n##n
1
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan terapi konser+atif dan inter+ensi
bedah. Pada terapi konser+atif kasus-kasus dini, sebaiknya penderita menghindari
pekerjaan
yang menggunakan jari-jari mereka. 'al ini dapat membantu penderita dengan
mengistirahatkan %immobilisasi( kompartemen dorsal pertama pada ibu jari
%polluks( agar
edema lebih lanjut dapat dicegah. ?dealnya, immobilisasi ini dilakukan sekitar !-;
minggu.
Kompres dingin pada daerah edema dapat membantu menurunkan edema
%cr/otherap/(. 5ika
gejala terus berlanjut dapat diberikan obat-obat anti inflamasi baik oral maupun
injeksi.
Beberapa obat oral dan injeksi yang diberikan sebagai berikut /
8. -onsteroid anti&inflammator/ drug misalnya ibuprofen yang merupakan drug
of
choice untuk pasien dengan nyeri sedang. Bekerja sebagai penghambat reaksi
inflamasi dan nyeri dengan jalan menghambat sintesa prostaglandin. osis
dewasa
""-G"" mg, sedang dosis untuk anak-anak usia ;-8 tahun !-8" mgFkgBBFhari.
0ntuk anak I 8 tahun sama dengan dewasa. 6dapun kontra indikasi pemberian
obat
ini adalah adanya riwayat hipersensitif, ulkus peptikum, perdarahan
gastrointestinal
-
7/26/2019 BAB I Askep Degeneratif
28/28
atau perforasi, insufisiensi ginjal, atau resiko tinggi terjadinya perdarahan.
?nteraksi
obat dengan aspirin dapat meningkatkan efek samping dari obat ini, kombinasi
dengan probenesid dapat meningkatkan konsentrasi obat di dalam darah. Pada
pasienpasien
dengan hipertensi, dapat diberikan kombinasi antara obat ini dengan obat anti
hipertensi seperti captopril" beta blocker" furosemid" dan thia1id% #bat ini tidak
aman
diberikan untuk wanita hamil terutama kehamilan pada trimester ketiga%berpotensi
untuk menyebabkan menutupnya duktus arteriosus(.
. Kortikosteroid dapat digunakan sebagai anti inflamasi karena dapat mensupresi
migrasi dari sel-sel polimorfonuklear dan mencegah peningkatan permeabilitas
kapiler. Pada orang dewasa dapat diberikan dosis "-!" mg metilprednisolon atau
dapat juga diberikan hidrokortison yang dicampur dengan sedikit obat anestesilokal
misalnya lidokain. ampuran obat ini disuntikkan pada tendon sheath dari
kompartemen dorsal pertama yang terkena.
;