bab i atap-kel 3
TRANSCRIPT
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
BAB IPERENCANAAN STRUKTUR
ATAP
A. Umum
Atap bangunan direncanakan dalam bentuk limasan penuh dengan
bahan penutup terbuat dari genteng keramik. Sudut atap, α sebesar 35º.
Lebar tritisan direncanakan sebesar 2 meter. Kuda-kuda menggunakan
sistem truss baja siku ganda dengan gording terbuat dari kayu dengan
kode mutu kayu E18 dan kelas mutu B.
Gambar Denah Atap
B. Perancangan Gording
Rencana letak gording dan tinjauan kekuatan gording
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-1Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Ada 2 tinjauan gording yang digunakan dalam perencanaan, yaitu :
1. Gording tengah
2. Gording tepi
Sudut kemiringan atap, α = 35º
Jarak miring antar gording tengah, m = 2.32 m
Jarak miring antar gording tepi, m = 2.32 m
1. Pembebanan Gording.
Gambar pembebanan pada gording
a. Beban Mati
1) Beban genteng fiber cement (termasuk Reng dan usuk):
40 Kg/m²
2) Beban sendiri gording
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-2Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
b. Beban Hidup
Beban hidup dirancang dengan mengambil gaya terbesar antara
beban hujan dan beban terpusat manusia.
1) Beban hujan
Dalam perhitungnya besarnya beban hujan dirumuskan:
P = (40 – 0.8α) Kg/m²
Untuk α = 35º
P = (40 - 0.8x35)
= 12 Kg/m²
2) Beban terpusat manusia
a) Beban terpusat dari seorang pekerja atau pemadam
kebakaran ditengah bentang gording dirancang:
P = 100 Kg
b) Beban pada balok tepi atau struktur kantilever perlu
diperhitungkan besarnya beban terpusat sebesar:
P = 200 Kg
c. Beban Angin
Dalam perhitungan beban angin digunakan rumus:
P = V 2
16Kg /m2
Keterangan: V = Kecepatan Angin
= 36 Km/jam
= 10 m/s
maka:
P = 102
16Kg /m2
`
P = 6,25 Kg/m²
Dalam input bebannya sebelumnya beban angin tersebut harus
dikalikan dengan koefisien angin tekan dan angin hisap.
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-3Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
1) Koefisien angin tekan
Rumus :
k = 0,02α – 0.4
Untuk α = 35º
k = 0,02x35 – 0.4 = 0.3
2) Koefisien angin hisap sama disemua nilai α = -0.4
2. Karakteristik kayu
Gording direncanakan menggunakan kayu dengan kode mutu E18. Sesuai
dengan ketentuan dalam SNI Kayu 2002 (Revisi PKKI NI-5 2002) maka
didapat:
3. P
er
hitungan Gording
a. Kombinasi Pembebanan
Perhitungan beban menurut Revisi PKKI NI-5 2002, beban
dikombinasikan sebagai berikut:
o 1,4 D
o 1,2 D + 1,6 L +0,5 (La atau H)
o 1,2 D + 1,6 (La atau H) + (0,5 L atau 0,8 W)
o 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 (La atau H)
o 1,2 D ± 1,0 E + 0,5 L
o 0,9 D ± ( 1,3 W atau 1,0 E )
Keterangan:
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-4Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
Modulus Elastisitas lentur (EW) =1
7000Mpa
Kuat lentur (Fb) = 42 Mpa
Kuat tarik sejajar serat (Ft) = 39 Mpa
Kuat tekan sejajar serat (Fc) = 35 Mpa
Kuat geser (Fv) = 5,4 Mpa
Kuat tekan ¿ serat (Fc¿ )= 16 Mpa
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi
permanen, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi
tetap, tangga, dan peralatan layan tetap.
L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan
gedung, termasuk pengaruh kejut, tetapi tidak termasuk
beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain.
La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama
perawatan oleh pekerja, peralatan, dan material, atau selama
penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak.
H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan oleh
genangan air.
W adalah beban angin termasuk dengan memperhitungkan
bentuk aerodinamika bangunan dan peninjauan terhadap
angin topan, puyuh, dan tornado, bila diperlukan.
E Beban gempa yang ditentukan menururt SNI 03-1726-2002
karena tidak terdapat beban L, maka kombinasi beban yang
dikerjakan adalah:
o Kombinasi 1: 1,4 D
o Kombinasi 2: 1,2 D + 1,6 La+ 0,8 W
o Kombinasi 3: 1,2 D + 1,6 H + 0,8 W
o Kombinasi 4: 1,2 D + 1,3 W + 0,5 H
o Kombinasi 5: 1,2 D + 1,3 W + 0,5 La
o Kombinasi 6: 0,9 D ± 1,3 W
o Kombinasi 7: 0,9 D ± 1,0 E
b. Asumsi yang digunakan
1) Gording diasumsikan sebagai balok menerus dengan
tumpuan sendi-sendi.
2) Ukuran gording diasumsikan berdasarkan ukuran kayu yang
dijual di pasaran, yaitu 8/12.
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-5Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
3) Analisis dilakukan menggunakan program SAP 2000 V 14,
dengan berbagai jenis pembebanan yang telah diuraikan
sebelumnya. Sehingga diperoleh momen maksimum (Mmax).
c. Analisis Pembebanan
1) Gording Tengah
Data: = 35
Jarak datar antar gording a = 1,90 m
Jarak miring antar gording = a
cosα
= 1 ,90cos35 °
=2 ,32m
(1) Akibat beban mati (D)
Beban atap = Qatap
Qatap = 0,4 kN/m² ditransformasikan ke beban
merata pada gording, sehingga:
Qatap = 2,32 x 0,4 = 0,928 kN/m
Beban sendiri gording
Berdasar asumsi:
lebar gording (b) = 8 cm = 0,08 m
tinggi gording (h) = 12 cm = 0,12 m
BJ = 908.141 kg/m3
Qgording = b x h x BJ
= 0,08 x 0,12 x 908.141
= 8,71 kg/m = 0,0871 kN/m
Total beban mati (D) = Qatap + Qgording
= 0,928 + 0,0871
= 1,0151 kN/m
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-6Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Beban terhadap sumbu kuat (x-x)
=1 ,0151×sin35 °=0 ,582 kN/m (←)
Beban terhadap sumbu lemah (y-y)
=1 ,0151×cos35°=0 ,476 kN/m (↓)
(2) Akibat beban hidup di atap yang ditimbulkan selama
perawatan (La)
Beban hidup terpusat berasal dari seorang pekerja
atau seorang pemadam kebakaran dengan
peralatannya sebesar 1kN
Beban terhadap sumbu kuat (x-x)
=1×sin 35 °=0 ,573 kN (←)
Beban terhadap sumbu lemah (y-y)
=1×cos35 °=0 ,819kN (↓)
(3) Akibat beban hujan (H)
Beban akibat hujan berdasar sudut kemiringan
atap
q̄ u=40−0,8α=40−0,8 .35°=0 ,12kN/m
Q̄ u= q̄ u× acos α
=0 ,12×2 .32=0 ,278kN/m
Beban terhadap sumbu kuat (x-x)
=0 ,278×sin 35 °=0 ,159kN (←)
Beban terhadap sumbu lemah (y-y)
=0 ,278×cos35 °=0 ,227 kN (↓)
(4) Akibat beban angin (W)
p=V 2
16=102
16=0 ,0625
kN/m2
Karena nilai p kurang dari 0,25 kN/m2 maka digunakan
nilai p sebesar 0,25 kN/ m2 dan bekerja tegak lurus
dengan kemiringan kuda-kuda
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-7Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Koefisien di depan (angin tekan)
=0 ,02 .35°−0,4=0,3
Koefisien di belakang (angin hisap)
= 0,4
Gaya tekan angin
=0,3×0 ,25×2 ,32=0 ,174 kN/m
Gaya hisap angin
=0,4×0 ,25×2 ,32=0 ,232 kN/m
Angin Tekan
Beban terhadap sumbu kuat (x-x)
=0 ,0998 kN/m (←)
Beban terhadap sumbu lemah (y-y)
=0 ,143kN/m (↓)
Angin Hisap
Beban terhadap sumbu kuat (x-x)
=0 ,133 kN/m (←)
Beban terhadap sumbu lemah (y-y)
=0 ,19kN/m (↓)
2) Gording Tepi
Data:
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-8Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Jarak datar antar gording, a = 1,90 m
Jarak miring antar gording = a
cosα
= 35
= 1 ,90cos35 °
=2 ,32m
(1) Akibat beban mati (D)
Beban atap = Qatap
Qatap = 0,4 kN/m² ditransformasikan ke beban
merata pada gording, sehingga:
Qatap = 2,32 x 0,4 = 0,928 kN/m
Beban sendiri gording
Berdasar asumsi:
lebar gording (b) = 8 cm = 0,08 m
tinggi gording (h) = 12 cm = 0,12 m
BJ = 908,141 kg/m3
Qgording = b x h x BJ
= 0,08 x 0,12 x 908,141
= 0,0871 kN/m
Total beban mati (D) = Qatap + Qgording
= 0,928 + 0,0871 (kN/m)
= 1,0151 kN/m
Beban terhadap sumbu kuat (x-x)
=1 ,0151×sin35 °=0 ,582 kN/m (←)
Beban terhadap sumbu lemah (y-y)
=1,0151 ×cos35 °=0 ,476 kN/m (↓)
(2) Akibat beban hidup di atap yang ditimbulkan selama
perawatan (La)
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-9Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Beban hidup terpusat berasal dari seorang pekerja
atau seorang pemadam kebakaran dengan
peralatannya sebesar 1kN
Beban terhadap sumbu kuat (x-x)
=1×sin 35 °=0 ,573 kN (←)
Beban terhadap sumbu lemah (y-y)
=1×cos35 °=0 ,819kN (↓)
(3) Akibat beban hujan (H)
Beban akibat hujan berdasar sudut kemiringan
atap
q̄ u=40−0,8α=40−0,8 .35°=0 ,12kN/m
Q̄ u= q̄ u× acos α
=0 ,12×2 ,32=0 ,278kN/m
Beban terhadap sumbu kuat (x-x)
=0 ,278×sin 35 °=0 ,159kN (←)
Beban terhadap sumbu lemah (y-y)
=0 ,278×cos35 °=0 ,227 kN (↓)
(4) Akibat beban angin (W)
p=V 2
16=102
16=0 ,0625
kN/m2
Karena nilai p kurang dari 0,25 kN/m2 maka digunakan
nilai p sebesar 0,25 kN/ m2 dan bekerja tegak lurus
dengan kemiringan kuda-kuda
Koefisien di belakang (angin hisap)
= 0,4
Gaya tekan angin
=0,3×0 ,25×2 ,32=0 ,174 kN/m
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-10Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Gaya hisap angin
=0,4×0 ,25×2 ,32=0 ,232 kN/m
Angin Tekan
Beban terhadap sumbu kuat (x-x)
=0 ,0998 kN/m (←)
Beban terhadap sumbu lemah (y-y)
=0 ,143kN/m (↓)
Angin Hisap
Beban terhadap sumbu kuat (x-x)
=0 ,133 kN/m (←)
Beban terhadap sumbu lemah (y-y)
=0 ,19kN/m (↓)
d. Perhitungan Kekuatan
1) Gording Tengah
Data Gording :
D i m e n s i g o r d i n g :
(b) = 80,00 mm
(d) = 120,00 mm
Jarak antar kuda-kuda (lu) = 3.400,00 mm
Untuk menganalisis kekuatan lentur, geser dan batas lendutan struktur
terlebih dahulu dilakukan penghitungan dalam program SAP dengan
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-11Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
Modulus Elastisitas lentur (EW) =1
7000Mpa
Kuat lentur (Fb) = 42 Mpa
Kuat tarik sejajar serat (Ft) = 39 Mpa
Kuat tekan sejajar serat (Fc) = 35 Mpa
Kuat geser (Fv) = 5,4 Mpa
Kuat tekan ¿ serat (Fc¿ )= 16 Mpa
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
berbagai jenis pembebanan serta kombinasi untuk memperoleh momen
maksimum akibat gaya luar (Mu), gaya geser maksimum akibat gaya luar
(Vu), serta lendutan akibat beban (δ).
Dari analisa struktur dengan SAP2000 v14 dari berbagai kombinasi
beban pada gording tengah diperoleh momen maksimum dan geser
maksimum pada kombinasi 3 seperti ditunjukkan pada table berikut :
a) Sumbu kuat bahan Momen lentur
Faktor waktu , = 0,8
Kuat Lentur, Fb = 42 MPa
Faktor tahanan lentur, b = 0,85
Modulus penampang untuk lentur terhadap sumbu kuat (x-x):
Sx=16b .d2=1
680 .1202=192 . 000 ,00
mm3
Tahanan lentur terhadap sumbu kuat:
Mx=Sx×Fb=192 .000 x 42=8. 064 .000 Nmm
Modulus elastisitas lentur rerata terkoreksi:
Ew'=0 ,63 Ew=0 ,63 x17 .000=10 .710 ,00 MPa
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-12Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
Kombinasi TerbesarMu
(Nmm)
Vu
(N)
δ
(mm)
Sumbu Kuat, Kombinasi 3:
1,2 D + 1,6 H + 0,8 W-21.326295 2031.08 0.2
Sumbu Lemah, Kombinasi
3:
1,2 D + 1,6 H + 0,8 W
-191.10648 1820.059 0.18
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Modulus elastisitas lentur terkoreksi pada persentil kelima:
Ey05 '=1 ,03 Ew' {1−1 ,645(KV E)}=0 ,67 x10 .710 ,00=7 .175 ,7 MPa
Momen Inersia terhadap sumbu kuat:
Iy= 112
db3= 112
x120 x 803=5 .120 . 000 ,00 mm4
Panjang efektif ekivalen, lu /d=3 . 400
120=28 ,33
>14,3
le=1 ,63 lu+3 d=1 ,63 x 3400+3 x120=5902,00 mm
Momen tekuk lateral elastik:
M e=2. 40 E y05 'I y
l e=2. 40 x 7 .175 ,7 x
5 .120 . 0005902 ,00
=14,939,851 . 17Nmm
Faktor stabilisasi, s = 0,85
α b=φsM e
λφbM x∗¿=0 ,85 x14,939,851 .17
0 ,85 x 8 . 064 ,00=3.06 ¿
Cb=0 ,95
CL=1+αb
2cb
−√( 1+α b
2cb)
2
−α b
cb
=1+3 . 062x 0 ,95
−√( 1+3 . 062x 0 ,95 )−3. 06
0 ,95=0 ,98
Tahanan Lentur terkoreksi:
M '=C l sx Fb=0 ,98 x 192. 000 x23=4,315,008 . 16 Nmm
M n=M ' . λ .φb=4,315,008 .16 x 0,8 x0 ,85=3,583,877. 05 Nmm
Kontrol terhadap momen lentur:
Persyaratan: Mu≤M n
-20 .93196 Nmm≤3,583,877 .05Nmm ...memenuhi persyaratan!!
Geser lentur
Faktor waktu , = 0,8
Faktor tahanan geser, v = 0,75
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-13Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Kuat geser, Vp = 4,6 MPa
Tahanan geser terkoreksi,
V '=23×F
'v×b×d=2
3x 4,6 x80 x120=29 . 440 ,00
N
V n=λ .φv . v'=0,8 x 0 ,75 x 29 .440 ,00=17 .664 ,00N
VU=2,031 . 08N
Kontrol terhadap Gaya Geser
Persyaratan : VU≤V n
2,031 .08 N≤17 .664 ,00N ...memenuhi persyaratan!!
b) Sumbu lemah bahan Momen lentur
Faktor waktu , = 0,80
Kuat Lentur, Fb = 23 MPa
Faktor tahanan lentur, b = 0,85
Modulus penampang untuk geser terhadap sumbu lemah (y-
y):
Sy=16b2 .d=1
6802 . 120=128. 000 ,00
mm3
Tahanan geser terhadap sumbu lemah:
Mx=Sy×Fb=128 . 000 ,00 x 23=2 . 944 .000 ,00 Nmm
Modulus elastisitas lentur rerata terkoreksi:
Ew'=0 ,63 Fb=0 ,63 x13 .000=8 . 190 ,00 MPa
Modulus elastisitas lentur terkoreksi pada persentil kelima:
Ey05 '=1 ,03 Ew' {1−1 ,645(KV E)}=0 ,67 x8 .190 ,00=5 . 487 ,30MPa
Momen Inersia terhadap sumbu lemah:
Iy= 112
d3 b= 112
1203 x 80=11.520 . 000 ,00 mm4
Panjang efektif ekivalen dengan lu /d=3 .600
120=30
>14,3
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-14Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
le=1 ,63 lu+3 d=1 ,63 x 3600+3 x120=6,228.00 mm
Momen tekuk lateral elastik:
M e=2. 40 E y05 'I y
l e=2. 40 x 5. 487 ,30 x
11.520 . 0006,228 .00
=24,359,805 .78Nmm
Faktor stabilisasi, s = 0,85
α b=φsM e
λφbM x∗¿= 0 ,85 x24,359,805 . 78
0,8 x0 ,85 x 2.944 . 000=10 . 34 ¿
Cb=0 ,95
CL=1+αb
2cb
−√( 1+α b
2cb)
2
−α b
cb
=1+10 . 342x 0 ,95
−√(1+10 . 342x 0 ,95 )−10 .34
0 ,95=0 ,99
Tahanan Lentur terkoreksi:
M '=C l s yFb=0 ,99 x128 .000 x23=2,928,420 . 01 Nmm
M n=M ' . λ .φb=2,928,420 . 01 x0,8 x 0 ,85=2,475,984 . 10 Nmm
Kontrol terhadap momen lentur:
Persyaratan: Mu≤M n
-154 .79 Nmm≤2,475,984 . 10 Nmm ...memenuhi persyaratan!!
Geser lentur
Faktor waktu , = 0,8
Faktor tahanan geser, v = 0,75
Kuat geser, Vp = 4,6 MPa
Tahanan geser terkoreksi,
V '=23×F
'v×b×d=2
3x 4,6 x80 x120=29 . 440 ,00
N
V n=λ .φv . v'=0,8 x 0 ,75 x 29 .440 ,00=17 .664 ,00N
VU=2,031 . 08N
Kontrol terhadap Gaya Geser
Persyaratan : VU≤V n
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-15Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
2,031 .08 N≤17 .664 ,00N
Checking kombinasi Momen gording tengah:
M ux
λφbM x'
+M uy
λφbM y '
= 1 .590 . 137 ,933 .565 . 069 ,065
+1 .079 . 464 ,722 .473 .704 ,56
=0 ,88
<1,00
(memenuhi persyaratan)
2) Gording Tepi
Data Gording :
D i m e n s i g o r d i n g :
(b) = 80,00 mm
(d) = 120,00 mm
Jarak antar kuda-kuda (lu) = 3.600,00 mm
Untuk menganalisis kekuatan lentur, geser dan batas lendutan struktur
terlebih dahulu dilakukan penghitungan dalam program SAP dengan
berbagai jenis pembebanan serta kombinasi untuk memperoleh momen
maksimum akibat gaya luar (Mu), gaya geser maksimum akibat gaya luar
(Vu), serta lendutan akibat beban (δ).
Dari analisa struktur dengan SAP2000 v11 dari berbagai kombinasi
beban pada gording tengah diperoleh momen maksimum dan geser
maksimum pada kombinasi 3 seperti ditunjukkan pada table berikut :
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-16Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
Modulus Elastisitas lentur (EW) =1
3000Mpa
Kuat lentur (Fb) = 23 Mpa
Kuat tarik sejajar serat (Ft) = 22 Mpa
Kuat tekan sejajar serat (Fc) = 27 Mpa
Kuat geser (Fv) = 4,6 Mpa
Kuat tekan ¿ serat (Fc¿ )= 11 Mpa
Kombinasi TerbesarMu
(Nmm)
Vu
(N)
δ
(mm)
Sumbu Kuat, Kombinasi 3:
1,2 D + 1,6 H + 0,8 W-21.326295 2031.08 0.2
Sumbu Lemah, Kombinasi
3:
1,2 D + 1,6 H + 0,8 W
-191.10648 1820.059 0.18
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
c) Sumbu kuat bahan Momen lentur
Faktor waktu , = 0,8
Kuat Lentur, Fb = 23 MPa
Faktor tahanan lentur, b = 0,85
Modulus penampang untuk lentur terhadap sumbu kuat (x-x):
Sx=16b .d2=1
680 .1202=192 . 000 ,00
mm3
Tahanan lentur terhadap sumbu kuat:
Mx=Sx×Fb=192 .000 x 23=4 .416 . 000 ,00 Nmm
Modulus elastisitas lentur rerata terkoreksi:
Ew'=0 ,63 Fb=0 ,63 x13 .000=8 . 190 ,00 MPa
Modulus elastisitas lentur terkoreksi pada persentil kelima:
Ey05 '=1 ,03 Ew' {1−1 ,645(KV E)}=0 ,67 x8 .190 ,00=5 . 487 ,30MPa
Momen Inersia terhadap sumbu kuat:
Iy= 112
db3= 112
x120 x 803=5 .120 .000 ,00 mm4
Panjang efektif ekivalen, lu /d=3 .600
120=30
>14,3
le=1 ,63 lu+3 d=1 ,63 x 3600+3 x120=6 .228 ,00 mm
Momen tekuk lateral elastik:
M e=2. 40 E y05 'I y
l e=2. 40 x 5. 487 ,30 x
5 . 120. 0006 .228 ,00
=10,826,580 .35Nmm
Faktor stabilisasi, s = 0,85
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-17Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
α b=φsM e
λφbM x∗¿=0 ,85 x10,826,580 . 35
0 ,85 x 4 . 416 ,00=3 .06 ¿
Cb=0 ,95
CL=1+αb
2cb
−√( 1+α b
2cb)
2
−α b
cb
=1+3 . 062x 0 ,95
−√( 1+3 . 062x 0 ,95 )−3. 06
0 ,95=0 ,98
Tahanan Lentur terkoreksi:
M '=C l sx Fb=0 ,98 x 192. 000 x23=4,315,008 . 16 Nmm
M n=M ' . λ .φb=4,315,008 .16 x 0,8 x0 ,85=3,583,877. 05 Nmm
Kontrol terhadap momen lentur:
Persyaratan: Mu≤M n
-20 .93196 Nmm≤3,583,877 .05Nmm ...memenuhi persyaratan!!
Geser lentur
Faktor waktu , = 0,8
Faktor tahanan geser, v = 0,75
Kuat geser, Vp = 4,6 MPa
Tahanan geser terkoreksi,
V '=23×F
'v×b×d=2
3x 4,6 x80 x120=29 . 440 ,00
N
V n=λ .φv . v'=0,8 x 0 ,75 x 29 .440 ,00=17 .664 ,00N
VU=2,031 . 08N
Kontrol terhadap Gaya Geser
Persyaratan : VU≤V n
2,031 .08 N≤17 .664 ,00N ...memenuhi persyaratan!!
d) Sumbu lemah bahan Momen lentur
Faktor waktu , = 0,80
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-18Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Kuat Lentur, Fb = 23 MPa
Faktor tahanan lentur, b = 0,85
Modulus penampang untuk geser terhadap sumbu lemah (y-
y):
Sy=16b2 .d=1
6802 . 120=128. 000 ,00
mm3
Tahanan geser terhadap sumbu lemah:
Mx=Sy×Fb=128 . 000 ,00 x 23=2 . 944 .000 ,00 Nmm
Modulus elastisitas lentur rerata terkoreksi:
Ew'=0 ,63 Fb=0 ,63 x13 .000=8 . 190 ,00 MPa
Modulus elastisitas lentur terkoreksi pada persentil kelima:
Ey05 '=1 ,03 Ew' {1−1 ,645(KV E)}=0 ,67 x8 .190 ,00=5 . 487 ,30MPa
Momen Inersia terhadap sumbu lemah:
Iy= 112
d3 b= 112
1203 x 80=11.520 . 000 ,00 mm4
Panjang efektif ekivalen dengan lu /d=3 .600
120=30
>14,3
le=1 ,63 lu+3 d=1 ,63 x 3600+3 x120=6,228. 00 mm
Momen tekuk lateral elastik:
M e=2. 40 E y05 'I y
l e=2. 40 x 5. 487 ,30 x
11.520 . 0006,228 .00
=24,359,805 . 78Nmm
Faktor stabilisasi, s = 0,85
α b=φsM e
λφbM x∗¿= 0 ,85 x24,359,805 . 78
0,8 x0 ,85 x 2.944 . 000=10 . 34 ¿
Cb=0 ,95
CL=1+αb
2cb
−√( 1+α b
2cb)
2
−α b
cb
=1+10 . 342x 0 ,95
−√(1+10 . 342x 0 ,95 )−10 .34
0 ,95=0 ,99
Tahanan Lentur terkoreksi:
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-19Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
M '=C l s yFb=0 ,99 x128 .000 x23=2,928,420 . 01 Nmm
M n=M ' . λ .φb=2,928,420 . 01 x0,8 x 0 ,85=2,475,984 . 10 Nmm
Kontrol terhadap momen lentur:
Persyaratan: Mu≤M n
-154 .79 Nmm≤2,475,984 . 10 Nmm ...memenuhi persyaratan!!
Geser lentur
Faktor waktu , = 0,8
Faktor tahanan geser, v = 0,75
Kuat geser, Vp = 4,6 MPa
Tahanan geser terkoreksi,
V '=23×F
'v×b×d=2
3x 4,6 x80 x120=29 . 440 ,00
N
V n=λ .φv . v'=0,8 x 0 ,75 x 29 .440 ,00=17 .664 ,00N
VU=2,031 . 08N
Kontrol terhadap Gaya Geser
Persyaratan : VU≤V n
2,031 .08 N≤17 .664 ,00N
Checking kombinasi Momen gording tengah:
M ux
λφbM x'
+M uy
λφbM y '
= 1 .590 . 137 ,933 .565 . 069 ,065
+1 .079 . 464 ,722 .473 .704 ,56
=0 ,88
<1,00
(memenuhi persyaratan)
d. Batasan Lendutan
Menurut PPKI Revisi NI-5, lendutan struktur bangunan akibat
berat sendiri dan muatan tetap untuk balok-balok pada
konstruksi kuda-kuda, antara lain gording dan kasau, dibatasi
sebesar : δ = 1/200 ℓ , dimana ℓ adalah panjang bentang
bersih. Tinjauan kemampuan layan (batas lendutan) dengan
Defleksi terbesar diperoleh dari kombinasi beban 3:
1,2 D + 1,6 H+ 0,8 W
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-20Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Hasil perhitungan SAP 2000 v11 diperoleh
Defleksi arah sumbu kuat bahan, δ y=0 . 20mm
Defleksi arah sumbu lemah, δ x=0 . 18mm
Defleksi maksimum :
δmax = √δ x2 + δ
y2=√0 .202+0 . 182=0 .27mm
Defleksi yang diijinkan :
δ i=(1/200) l=(1 /200 ) x3600=18mm
δmax≤δi
0 ,27mm≤18mm ... memenuhi persyaratan!!!
Berarti, gording dengan ukuran 8/12 dapat digunakan
sebagai gording bawah karena aman terhadap kontrol
lendutan.
4. Perancangan Sambungan Baut Untuk Gording
a. Data kayu
Modulus Elastisitas Lentur, E = 13.000 N/mm2
Berat Jenis kayu, G = 0,71 N/mm3
b = 80,00 mm
tm = 100,00 mm
ts = 40,00 mm
Fem = 77,25Xg
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-21Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Fes = 77,25xG
b. Data baut
Diameter baut, D = 12,70 mm
(jika lebar kayu 8 cm, minimal dipakai baut diameter 12,7 mm)
Fem = 54,95 mm
Fes = 54,95 mm
Fyb = 23,00 N/mm
Sudut antara garis kerja dengn serat kayu, θ = 0
, Faktor waktu = 0,8
Faktor tahanan sambungan, θz = 0,65
c. Perencanaan sambuangan baut: “Tahanan Lateral”
Mode Kelelehan :
Kϑ=1+(θ /3600 )=1
Im=Z=0 ,85 DtmFem
Kθ
=59,320 . 70N
I s=Z=0 ,83 Dt sFes
K θ
=46 . 339 ,94 Ndengan Re=Fem/Fes)=1
IIIm=Z=1 ,04k3 DtmFem
(1+2 Re )Kθ
k 3= (−1) + √ 2 .(1+Re)Re
+2. F yb .(2+Re ). D
2
3 .Fem .ts2
= 19.761,01N
IV=Z=( 1 ,04 D2
Kθ)√ 2 FemF yb
3(1+Re )=6 . 885 ,98 N
Z yang digunakan:
Zmin = 6.885,98 N
Syarat : Zu ≤ λ .φz .Cq .C Δ .Z
Faktor koreksi aksi kelompok
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-22Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Dengan : Cg =
1n f∑i=1
nr
ai
ai = [ m (1−m2ni )(1+REA .mni) (1+m )− 1 + m2ni ] [ 1+REA
1 −m ]m= u− √u2− 1
u = 1 + γS2 ( 1
(EA )m+
1(EA ) s )
γ = 0 ,246 .D1,5 KN /mm
(EA)m = E.b.tm
(EA)m = 104.000.000,00 N
(EA)s = E.b.ts
(EA)s = 41.600.000,00 N = 11,13
nf = 2,00 REA = 0,40
nr = 1,00 u = 1,00
ni = 2,00 m = 1,00s = 60,00 ai = 3,12
Faktor koreksi geometric C Δ
Maka digunakan nilai :
a= 60 mm ≤ aopt = 4D = 50,80 mm
s= 60 mm ≤ aopt = 4D = 50,80 mm
Jadi C = 1,00
Z ' = Cg .C Δ .Z=10,754 . 01
Zu = λ .φz .Z '=3 . 580 ,71
Kontrol terhadap geser
Tahanan geser baut :
τ b =λ .φz . Z '
1 /4 .π . D2=
28,27MPa
Kontrol terhadap lentur
M = 20,931.96 N.mmA = 6.400,00 mm2
Tegangan (s) = (M.1/2.(h+2ts))/I
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-23Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
max
min
EA
EAR EA
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
(s) = 0.04 MPa
Gaya (F) = s.b.ts
Gaya = 125.59 N
Check = F<Ft dan F<Fc
125.59 N < Ft 140.800,00 N…….. memenuhi persyaratan!!!
125.59 N < Fc 172.800,00 N…….. memenuhi persyaratan!!!
Jumlah alat sambung
n = F / Zu
n = 0.04 ………………….. maka diperlukan 2 buah baut
Kekuatan tekan pelat
Φc = 0.85
Φs = 0.90
C = 0.80
k = 1.00 (Asumsi Sendi)
l = 0.80
Tampak atas Sambungan
Jarak antar baut = 4d
Jarak baut ke tepi sambungan = 7d
Panjang pelat sambungan
Dua atau lebih alat sambung (n)
L > 20.d + 8.d.n
d ((diameter baut) = 12,70 mm ( ½ inci )
Maka, L = 457.2 mm
Dipakai = 460 mm
Tahanan tekuk Kritis (Euler),
Pe = 21,559,312.72 Nαc = 165.13
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-24Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
α c =φs . Pe
φc . λ . A . Fc 'Pe =
π 2. Ew . A
(k . Lr)
2
C p =1 + α c
2.C−√( (1+αc )
2 .C )2
−(α c
C )
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Cp = 1.00
Tahanan tekan kolom, P' = Cp . A . Fc'
P' = 172,589.95 < 172,800.00 (Fc) ……memenuhi persyaratan!!!
C. Perancangan Kuda-kuda
Gambar Kuda-Kuda
a) Pembebanan Kuda-kuda
Penetapan beban yang bekerja pada atap berdasarkan Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan gedung (SKBI –
1.3.53.1987):
a. Beban mati
1) Berat sendiri atap
Berat sendiri atap tergantung jenis penutup atap. Sedangkan
berat gording kayu tergantung dengan ukuran dan berat jenis
kayu.
2) Berat sendiri kuda-kuda
Direncanakan menggunakan profil siku ganda (double angle),
dengan asumsi awal:
Berat total = berat sendiri kuda-kuda + 10% (sambungan)
b. Beban langit-langit
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-25Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
Reng 50/ 50
Rabung keramik
Gording 80/ 120
Usuk 50/ 70
Papan Ruiter 30/ 160
Nok 100/ 200 Plat t=10
2L 6
0-60
-6
2L 6
0-60
-6
2L 6
0-60
-6
2L 6
0-60
-6
2L 6
0-60
-6
2L 6
0-60
-6
2L 6
0-60
-6
2L 60-60-62L 60-60-62L 60-60-62L 60-60-6 2L 60-60-6 2L 60-60-6 2L 60-60-6 2L 60-60-6
DETAI L A-A
DETAI L B-B
DETAI L C-C
DETAI L D-D DETAI L E-E
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
1) Langit-langit dari semen asbes (eternit atau bahan sejenis
dengan tebal maksimum 4 mm, memiliki berat 11 kg/m2
2) Penggantung langit-langit (dari kayu), dengan bentang
maksimum 5 m dan jarak s.k.s minimum 0,8 m, memiliki berat
7 kg/m2
c. Beban ikatan angin
1) Arah vertikal
Direncanakan menggunakan profil siku ganda (double angle),
dengan asumsi awal:
Berat total = berat sendiri kuda-kuda + 5% (sambungan)
2) Arah horizontal
Digunakan baja diameter 10 mm, dengan asumsi berat 1,00
kg/m (SII 0136-80)
b. Beban hidup
Diambil nilai terbesar antara beban hujan dan beban pekerja.
1) Beban air hujan
Beban terbagi merata per m2 bidang datar dari beban air
hujan sebesar (40-0,8α) kg/m2, dimana α adalah kemiringan
sudut atap dalam derajat, dengan ketentuan bahwa beban
tersebut tidak perlu diambil lebih besar dari 20 kg/m2 dan
tidak perlu ditinjau bila kemiringan atapnya adalah lebih besar
dari 500
2) Beban pekerja pada kuda-kuda
Beban pekerja pada kuda-kuda berupa beban orang
(terpusat) 100 kg atau 200 kg (kantilever), membebani pada
join kuda-kuda.
c. Beban angin
Rumus : P = V 2
16Kg /m2
dimana P = tekanan tiup (kg/m2)
V = kecepatan angin (m/detik)
d. Beban gempa
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-26Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Beban gempa membebani join pada arah horisontal
Beban gempa ditinjau berdasarkan wilayah gempa dan jenis
tanah.
Didapat beban geser dasar berdasarkan berat di setiap joint.
Semua beban mati dianggap bekerja secara vertikal searah gravitasi,
untuk beban angin bekerja tegak lurus permukaan atap.
b) Kombinasi Pembebanan
Perhitungan beban menurut SNI Baja 03-1729-2002 beban
dikombinasikan sebagai berikut:
o1,4 D
o1,2 D + 1,6 L +0,5 (La atau H)
o1,2 D + 1,6 (La atau H) + (γL L atau 0,8 W)
o1,2 D + 1,3 W + γL L + 0,5 (La atau H)
o1,2 D ± 1,0 E + γL L
o0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E)
Keterangan:
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi
permanen, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap,
tangga, dan peralatan layan tetap.
L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung,
termasuk pengaruh kejut, tetapi tidak termasuk beban
lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain.
La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan
oleh pekerja, peralatan, dan material, atau selama penggunaan
biasa oleh orang dan benda bergerak.
H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan oleh
genangan air.
W adalah beban angin termasuk dengan memperhitungkan bentuk
aerodinamika bangunan dan peninjauan terhadap angin topan,
puyuh, dan tornado, bila diperlukan.
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-27Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
E adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03-1726-
1989, atau penggantinya.
dengan:
γL = 0,5 bila L < 5 kPa, dan γL = 1 bila L ≥ 5 kPa
Namun, karena tidak terdapat beban L, maka kombinasi beban yang
dikerjakan adalah:
o1,4 D
o1,2 D + 1,6 La + 0,8 W
o1,2 D + 1,6 H + 0,8 W
o1,2 D + 1,3 W + 0,5 La
o1,2 D + 1,3 W + 0,5 H
o1,2 D ± 1,0 E
o0,9 D ± 1,3 W
o0,9 D ± 1,0 E
c) Analisis Pembebanan pada Struktur Kuda-kuda
Analisis dilakukan dengan mengambil salah satu Kuda-kuda dengan
bentang terpanjanng.
Data yang tersedia
Jarak antar KK (Lk) = 3,60 m
Jarak antar gording (Lg) = 1,275 m
Jarak antar joint (Lj) = 1,40 m
Berat Genteng keramik (Bas)
= 50,00 kg/m²
Berat kayu (Bk) = 6,83 kg/m
Beban langit-langit (Bl) = 18,00 kg/m²
Kemiringan atap (a) = 35,00 o
Kecepatan angin (V) = 50,00 km/jam
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-28Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
3) Kuda-kuda 1 (KK1)
a) Beban mati
Beban Penutup Atap
Dari Genteng Keramik (Termasuk Usuk dan Reng)
Qatap = 0,4 kN/m²
Beban Atap = Luas lingkup × Qatap
Titik Beban Luas Atap Atap
(Joint) (m²) (kg)
A 3,315 165,750
B 6,630 331,500
C 6,630 331,500
D 6,630 331,500
E 6,630 331,500
F 6,630 331,500
G 6,630 331,500
H 6,630 331,500
I 3,315 165,750
Beban Gording (Kayu Ukuran 8/12)
Q = 6,83 Kg/m2
Beban Gording = Luas Atap × Qgording
Titik Beban Luas Atap Gording
(Joint) (m²) (kg)
A 3,900 26,633
B 3,900 26,633
C 3,900 26,633
D 3,900 26,633
E 3,900 26,633
F 3,900 26,633
G 3,900 26,633
H 3,900 26,633
I 3,900 26,633
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-29Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Beban Langit-Langit
Dari Eternit (Termasuk Rangka Usuk)
Q = 11 Kg/m2
Beban Penggantung Langit-Langit Dari Kayu
Q = 7 Kg/m2
Beban Langit-Langit = Luas Langit-langit × Qlangit
pnggantung
Titik Beban
LuasLangit - Langit Langit-Langit
(Joint) (m²) (kg)
A 2,730 49,140
I 2,730 98,280
J 5,460 98,280
K 5,460 98,280
L 5,460 98,280
M 5,460 98,280
N 5,460 98,280
O 5,460 98,280
P 5,460 49,140
Beban Instalasi kabel
Q = 5 Kg/m2
Beban Instalasi kabel = Luas lingkup × Qins.kabel
Titik Beban
LuasLangit - Langit Instalasi kabel
(Joint) (m²) (kg)
A 2,730 13,650
I 2,730 13,650
J 5,460 27,300
K 5,460 27,300
L 5,460 27,300
M 5,460 27,300
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-30Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
N 5,460 27,300
O 5,460 27,300
P 5,460 27,300
Berat Sendiri Kuda-Kuda
Digunakan Profil Siku Ganda BJ37 2L-60-60-6
Q = 5,420 Kg/m (Tabel Profil Baja)
Qprofill ganda = 10,840 kg/m
Titik Beban Panjang Profil Kuda-kuda
(Joint) (m²) (kg)
A 1,550 16.802
B 3,045 33.008
C 3.885 42.113
D 4.800 52.032
E 3.660 79.349
F 4.800 52.032
G 3.885 42.113
H 3.045 33.008
I 1.550 16.802
J 1.890 20.488
K 2.380 25.799
L 2.870 31.111
M 9.880 107.099
N 2.870 31.111
O 2.380 25.799
P 1.890 20.488
Berat Ikatan Angin
Digunakan baja diameter 10 mm, asumsi berat 1,00 kg/m
Q = 1,00 Kg/m
Beban Ikatan Angin = Panjang Horizontal antara kuda-kuda ×
Qikatan angin
Titik Ikatan Angin
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-31Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Beban
(Joint) (kg)
A 8,800
E 17.600
I 8,800
Beban Mati Total Setelah mengalami penambahan berat berat alat
sambung sebesar 10% dari berat mati.
Titik Beban B.Mati Total Titik Beban B.Mati Total
(Joint) (kg) (Joint) (kg)
A 308,853 I 308,853
B 430,255 J 160,674
C 440,271 K 166,517
D 451,182 L 172,360
E 500,590 M 255,947
F 451,182 N 172,360
G 440,271 O 166,517
H 430,255 P 160,674
b) Beban Hidup
Digunakan beban terbesar dari macam pembebanan
Beban pada kantilever diambil 200 Kg
Beban pada joint diambil dari nilai
beban titik100 kg
beban hujan = Q × Luas atap
c) Beban Hujan
α = 350
Qhujan=40−(0,8×35 ° )= 12 ≤ 20 Kg/m2
Digunakan 12 kg/m2
Titik Beban Luas Atap Beban hujan
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-32Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
(Joint) (m²) (kg)
A 3,315 39,780
B 6,630 79,560
C 6,630 79,560
D 6,630 79,560
E 6,630 79,560
F 6,630 79,560
G 6,630 79,560
H 6,630 79,560
I 3,315 39,780
d)Beban Angin
α = 350
V = 50 km/jam = 13,88888889 m/detik
P = V 2
16Kg /m2
P = 13 ,888888892
16
P = 12 ,05633 Kg /m2
Arah angin tekan =( (0 ,02×35° )−0,4 )×12 ,05633= 3,616898
Kg/m2
Sin α = 0,573
Cos α = 0,819
Titik Beban
Luas Atap
Beban anginTekan Hisap
(kg) arah x arah z (kg) arah x arah z(Joint) (m²) (kg) (kg) (kg) (kg)
A 3,315 11.990 6.877 9.822 - - -
B 6,630 23.980 13.754 19.643 - - -
C 6,630 23.980 13.754 19.643 - - -
D 6,630 23.980 13.754 19.643 - - -
E 6,630 23.980 13.754 19.643 - 31.97 -18.339 -26.191
F 6,630 - - - - 31.97 -18.339 -26.191
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-33Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
G 6,630 - - - - 31.97 -18.339 -26.191
H 6,630 - - - - 31.97 -18.339 -26.191
I 3,315 - - - - 15.99 -9.170 -13.096
Rekapitulasi analisis pembebanan ditampilkan pada halaman selanjutnya
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-34Program S1 Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Type Titik Beban
Luas Atap
LuasPanjang Gording
Panjang Profil
Beban matiB.Mati B.Mati
TotalLangit - langit Atap Gording Kuda-kuda Ins. Kabel Langit-
langitIkatan Angin
(m2) (m2) (m) (m) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
1
A 3.315 2.730 3.900 1.550 165.750 26.633 16.802 13.650 49.140 8.800 280.775 308.853
B 6.630 - 3.900 3.045 331.500 26.633 33.008 - - - 391.141 430.255
C 6.630 - 3.900 3.885 331.500 26.633 42.113 - - - 400.246 440.271
D 6.630 - 3.900 4.800 331.500 26.633 52.032 - - - 410.165 451.182
E 6.630 - 3.900 3.660 331.500 26.633 79.349 - - 17.600 455.082 500.590
F 6.630 - 3.900 4.800 331.500 26.633 52.032 - - - 410.165 451.182
G 6.630 - 3.900 3.885 331.500 26.633 42.113 - - - 400.246 440.271
H 6.630 - 3.900 3.045 331.500 26.633 33.008 - - - 391.141 430.255
I 3.315 2.730 3.900 1.550 165.750 26.633 16.802 13.650 49.140 8.800 280.775 308.853
J - 5.460 - 1.890 - - 20.488 27.300 98.280 - 146.068 160.674
K - 5.460 - 2.380 - - 25.799 27.300 98.280 - 151.379 166.517
L - 5.460 - 2.870 - - 31.111 27.300 98.280 - 156.691 172.360
M - 5.460 - 9.880 - - 107.099 27.300 98.280 - 232.679 255.947
N - 5.460 - 2.870 - - 31.111 27.300 98.280 - 156.691 172.360
O - 5.460 - 2.380 - - 25.799 27.300 98.280 - 151.379 166.517
P - 5.460 - 1.890 - - 20.488 27.300 98.280 - 146.068 160.674
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
I-35
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Type Titik Beban
Luas Atap
LuasBeban Hujan
Beban Hidup
Beban Angin
Beban Gempa
Langit - langit Tekan arah x arah z hisap arah x arah z
(m2) (m2) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
1
A 3.315 2.730 39.780 200.000 11.990 6.877 9.822 - 15.99 -9.170 -13.096 10.810
B 6.630 - 79.560 100.000 23.980 13.754 19.643 - 31.97 -18.339 -26.191 15.059
C 6.630 - 79.560 100.000 23.980 13.754 19.643 - 31.97 -18.339 -26.191 15.409
D 6.630 - 79.560 100.000 23.980 13.754 19.643 - 31.97 -18.339 -26.191 15.791
E 6.630 - 79.560 100.000 23.980 13.754 19.643 - 31.97 -18.339 -26.191 17.521
F 6.630 - 79.560 100.000 23.980 13.754 19.643 - 31.97 -18.339 -26.191 15.791
G 6.630 - 79.560 100.000 23.980 13.754 19.643 - 31.97 -18.339 -26.191 15.409
H 6.630 - 79.560 100.000 23.980 13.754 19.643 - 31.97 -18.339 -26.191 15.059
I 3.315 2.730 39.780 200.000 11.990 6.877 9.822 - 15.99 -9.170 -13.096 10.810
J - 5.460 - - - - - - - - 5.624
K - 5.460 - - - - - - - - 5.828
L - 5.460 - - - - - - - - 6.033
M - 5.460 - - - - - - - - 8.958
N - 5.460 - - - - - - - - 6.033
O - 5.460 - - - - - - - - 5.828
P - 5.460 - - - - - - - - 5.624
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
I-36
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
d) Perancangan Batang Tekan
Tahap-tahap perancangan :
a. Asumsi profil yang digunakan adalah jenis profil siku ganda
dengan unkuran strandar yang ada di pasaran dengan ukuran
sama X0.X0.X
b. Dari profil tersebut didapatkan data profil tunggal dari Tabel baja
Profil (A, Ix, Iy, rx, ry)
c. Dihitung data profil gabungan (profil siku ganda)
Profil gabungan:
A=2×Atunggal
I x=2×I x (tunggal )
I y=2×I y ( tunggal )
r x=√ I xA
r y=√ I y
A
d. Analisis profil
Cheking kelangsingan elemen penampang
Mencari nilai λrdari elemen penampang(digunakan rumus dalam
SNI baja tabel 7.5-1 dan 7.5-2 p 30-31)
bt<λr
Cheking kelangsingan struktur tekan
k c
Lk
r<200
keterangan: Nilai kc didapat dari SNI baja gambar 7.5-1 (asumsi
sendi-sendi kc=1)
e. Daya dukung nominal komponen struktur tekan
λc=1π
Lk
r √ f y
E
Untuk nilai λc≤0 ,25 maka ω=1
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-37Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Untuk nilai 0 ,25≤ λc≤1,2maka ω= 1 ,43
1,6−0 ,67 λc
Untuk nilai λc≥1,2 maka ω=1 ,25 ( λc )2
Diambil nilai ωuntuk analisis selanjutnya
Nn=Ag
f y
ω
Nu≤φnNn
f. Dalam menentukan batang tekan maka diambil gaya tekan yang
terbesar diantara batang kuda-kuda dengan combo yang
ditinjau.
Perhitungan batang tekan
Nu Tekan = 54.619,73 N
Didapat dari perhitungan Combo 2 = 1,2 D + 1,6 La + 0,8 W
Data :
No. Batang = 1
Panjang batang (Lk) = 3.600,00 mm
Mutu Baja = 41
Tegangan putus (Fu) = 410 MPa
Tegangan leley (fy) = 250 MPa
Dicoba profil = 2L-80-80-8
b = 80,00 mm
t = 8,00 mm
E = 200.000,00 MPa
Data profil tunggal
Ix = Iy = 723.000,00 mm4
ix = iy = 24.200,00 mm4
A = 1,230,00 mm2
e = 16,90 mm
h = 80,00 mm
n profil = 2,00 bh
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-38Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Data profil gabungan
Jarak antar profil (t) = 16,00 mm
a = t + 2.e < h
= 41.2 mm
A gabungan = 2.460,00 mm2
Ix gabungan = 1.446.000,00 mm4
Iy gabungan = n.(Iy tunggal + A.(1/2.a)2)
= 2.489.925,60 mm4
rx = 24.24 mm2
ry = 31.81 mm2
r min = 24.24 mm2
Check kelangsingan elemen penampang
Syarat = b/t < αr
b/t = 80/8 = 10,00
αr = 15.81
Check = 10,00 < 15.81 ………. Memenuhi persyaratan !!!!
Check kelangsingan struktur penampang
Syarat = Kc.Lk/r min < 200
Note : Lk = Panjang Batang
Kc = 1,00 Ujung dianggap sendi - sendi
Kc.Lk = 1,00 × 3.600,00 mm = 3.600 mm
Kc.Lk/r min = 3.600,00 / 24.24 = 148.49
Check = 148.49 < 200 …. Memenuhi persyaratan !!!!
Daya dukung nominal komponen struktur tekan (Nn)
λc=1π
Lk
r √ f y
E
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-39Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
gabunganAgabunganIx
rx gabunganAgabunganIy
ry
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
λc=1π
3600 ,0024 ,24 √240
200000 = 1,671056
Untuk nilai λc≥1,2 maka ω=1 .25 λc2
ω= 3,4905
Maka daya dukung nominal :
Nn=Ag
f y
ω =54,619.73 NNu≤φnNn
54,619 .73 ≤0 ,85×210 .741 ,895
54 . 619 ,73≤149,762 .108 ... memenuhi persyaratan!!!
Kesimpulan : Dari perihitungan analisis batang tekan maka
profil 2L-80-80-8 aman digunakan
e) Perancangan Batang Tarik
Tahap-tahap perancangan :
a. Asumsi profil yang digunakan adalah jenis profil siku ganda
dengan unkuran strandar yang ada di pasaran dengan ukuran
sama X0.X0.X
b. Dari profil tersebut didapatkan data profil tunggal dari Tabel baja
Profil (A, Ix, Iy, rx, ry)
c. Dihitung data profil gabungan (profil siku ganda)
Profil gabungan:
A=2×Atunggal
I x=2×I x (tunggal )
I y=2×I y ( tunggal )
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-40Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
Syarat :λc ≤ 0 .25 maka ω= 1 . 00
0 .25≤ λc ≤ 1 .2 maka ω= 1 . 431 . 60− 0 .67 λc
λc ≥ 1.20 maka ω= 1 .25 λc2
Lihat SNI − 2002 hal 27 dari 183
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
r x=√ I xA
r y=√ I y
A
d. Analisis profil :
Check kelangsingan struktur tarik
k c
Lk
r<240
(batang primer)
k c
Lk
r<300
(batang sekunder)
Keterangan:
Nilai Kc didapat pata SNI baja gambar 7.5-1 (Asumsi sendi-
sendi Kc=1)
e. Daya dukung nominal komponen struktur tekan
Diambil nilai terendah dari:
θ.Nn= 0.9.Ag.fy,
θ.Nn= 0.75.An.U.fu
f. Dalam menentukan batang tarik maka diambil gaya tarik yang
terbesar diantara batang kuda-kuda dengan combo yang
ditinjau.
Perhitungan batang tarik
Nu Tarik = 55.353,80 N
Didapat dari perhitungan Combo 2 = 1,2 D + 1,6 La + 0,8 W
Data :
No. Batang = 2
Panjang batang (Lk) = 3.600,00 mm
Mutu Baja = 41
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-41Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Tegangan putus (Fu) = 410 MPa
Tegangan leley (fy) = 250 MPa
Dicoba profil = 2L-80-80-8
b = 80,00 mm
t = 8,00 mm
E = 200.000,00 MPa
Data profil tunggal
Ix = Iy = 723.000,00 mm4
ix = iy = 24.200,00 mm4
A = 1.230,00 mm2
e = 12,60 mm
h = 80,00 mm
n profil = 2,00 bh
Data profil gabungan
Jarak antar profil (t) = 16,00 mm
a = t + 2.e < h
= 41,2 mm
A gabungan = 2.460,00 mm2
Ix gabungan =1.446.000,0
0mm4
Iy gabungan = n.(Iy tunggal + A.(1/2.a)2)
=2.489.925,6
0mm4
rx = 24,24 mm2
ry = 31,81 mm2
r min = 24,24 mm2
Check kelangsingan elemen penampang
Syarat = b/t < αr
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-42Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
gabunganAgabunganIx
rx gabunganAgabunganIy
ry
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
b/t = 80/8 = 10,00
αr = 15,81
Check = 10,00 < 15,81 ………. Memenuhi persyaratan !!!!
Check kelangsingan struktur penampang
Syarat = Kc.Lk/r min < 200 (diasumsikan batang primer)
Note : Lk = Panjang Batang
Kc = 1,00 Ujung dianggap sendi - sendi
Kc.Lk = 1,00 × 3.600,00 mm = 3.600,00 mm
Kc.Lk/r min = 3.600,00 / 24,24= 148,49
Check = 148,49 < 200 …. Memenuhi persyaratan !!!!
Daya dukung nominal komponen struktur tekan (Nn)
Check terhadap tegangan leleh (fy) dan tegangan putus (fu)
q.Nn > Nu
q.(Ag.fy) > Nu
q = 0.9 (Tabel 4.2 SNI Baja 2002)
Nu = 55.353,80
q.(Ag.fy) =553,500.00
N
q = 0.75 (Tabel 4.2 SNI Baja 2002)
q.(Ag.fu) =756,450.00
N
Diambila q.Nn terkecil =553.500.00
N
Check = 553.500,00 > 55.353,80 ….Memenuhi persyaratan !!!!
f) Analisis Kekuatan Baut
Data :
Tegangan leleh, fyb = 240 Mpa
Tegangan putus, fub = 370 MPa
Tebal pelat buhul, tp = 10 mm
Diameter baut, db = 19 mm
Digunakan profil 2L = 80.80.8 Tp = 6 mm
Ab = 283.3 m
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-43Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
9 m2
ff = 0,75
r1 = 0,5
Kuat geser rencana 1 baut
V d=Φf×V n
=Φf×r1×fub×Ab
V n=0,5×370×283 ,39 = 52426,225 N
V d=0 ,75×52426 ,225= 39319,669 N
Kuat Tarik rencana 1 baut
T d=Φf×T n
=Φf×0 ,75×fub×Ab
T n=0 ,75×370×283 ,39 = 78640,725 N
Td=0 ,75×78640 ,725 = 58980,544 N
Kuat Tumpu baut pada plat buhul
Rd=Φf×Rn
=2,4×Φf×db×t p×f u
Rn=19×10×370 = 70300,00 N
Rd=2,4×0 ,75×70300 = 126540,00 N
Kuat Tumpu baut pada tebal profil
Rd=Φf×Rn
=2,4×Φf×db×t p×f u
Rn=19×(6×2)×370= 84360,00 N
Rd=2,4×0 ,75×84360 ,00 = 151848,00 N
diambil nilai terkecil dari kekuatan baut = 39319,669 N
Perhitungan kebutuhan baut akan dijabarkan dalam tabel berikut ini.
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-44Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Joint batangNu Kuat baut Kebutuhan
bautBaut
dipasang(N) (N)A 1 54619,73 39319,669 1,38912 2
2 55353,80 39319,669 1,407789 2B 1&4 101739,7 39319,669 2,587501 3
5 7631,49 39319,669 0,194088 23 0 39319,669 0 2
C 4&8 86631,65 39319,669 2,203265 39 10909,18 39319,669 0,277448 27 6335,94 39319,669 0,161139 2
D 8&12 71302,07 39319,669 1,813394 213 14963,85 39319,669 0,380569 211 10905,49 39319,669 0,277355 2
E 12 31790,37 39319,669 0,808511 215 29228,78 39319,669 0,743363 216 31790,37 39319,669 0,808511 2
J 2&6 110707,6 39319,669 2,815578 33 1890,81 39319,669 0,048088 2
K 6&10 104455,6 39319,669 2,656575 37 6335,94 39319,669 0,161139 25 7631,49 39319,669 0,194088 2
L 10&14 91862,85 39319,669 2,336308 311 10905,49 39319,669 0,277355 29 10909,18 39319,669 0,277448 2
M 14&18 85139,29 39319,669 2,16531 315 29228,78 39319,669 0,743363 213 14963,85 39319,669 0,380569 2
g) Perencanaan Pelat Buhul
Tahap perencanaan:
a. Mengasumsikan tebal pelat buhul (b), fy =
Pb∗h
b. Meninjau salah satu join kuda-kuda dengan gaya geser
(horisontal dan vertikal) yang terbesar
c. Untuk sambungan baut dichek σ l dari tegangan lentur dan
Geser.
σ l=√σ l2+3 τ
f 2 < f y
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-45Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Checking Tegangan Lentur
σ l=M . yInetto
dengan M = V * e
V = gaya batang terbesar pada buhul
e = eksentrisitas
I pelat=112
×t×l3
I baut=112×t× (d+1 )3
I netto=I pelat−4×I bruto
Apelat=l×t
Abaut =(d+1 )× tAnetto=A pelat−4×Abaut
Checking Tegangan Geser
τ f=DAn
D = Total gaya vertikal dalam satu buhul.
Jarak antar baut (spasi)
spasi, s ≥ 3db
≥ 3 x 19
≥ 57 mm
digunakan s = 60 mm
Jarak tepi:
jarak tepi ≥ 1,5db
≥ 1,5 x 19
≥ 28,5 mm
digunakan s = 30 mm
Dari perhitungan SAP 2000 versi 11 didapat gaya aksial maksimum
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-46Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Nu = 5535,380264 Kg = 55353,80264 N
; maka didapat h ; = 19,22 mm
Digunakan h = 200 mm
Dari perhitungan SAP 2000 versi 11 didapat gaya aksial maksimum
Vu = 3132,235738 Kg = 31322,35738 N
h) Perencanaan Pelat Kopel
Tahap perencanaan:
a. Analisis profil yang dipakai:
• dimensi
• data profil gabungan: A, Ix, Iy, rx, ry
b. Menentukan Tebal Pelat Kopel (tk)
Jarak antar pusat titik berat (a) tinggi profil (h)
c. Menentukan jarak antar pelat kopel (L1)
Profil gabungan efektif apabila
d. Menentukan jumlah medan pelat kopel
n= panjang ba tan gL1
Checking syarat :
e. Menentukan tinggi pelat kopel (h)
Batang ditinjau batang 1
Nu Maks. = 54,619.73 N
PERENCANAAN BATANG TEKAN
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-47Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
h=55353 ,8026240×12fy= Pmax
b∗h
t k+2e≤h
λ iy=λx √λ y2+
m2×λ
12
λ1=L1
imin profil
λ=L1
imin
λx > 1,2 λλ iy > 1,2 λ
112×t×h3
a≥10
I 1
L1
I p
a≥10
I1
L1
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Data
Panjang batang (Lk) = 3.600,00 mm
Mutu Baja = 41
Tegangan putus (Fu) = 410 MPa
Tegangan leles (fy) = 250 MPa
Dicoba profil = 2L-80-80-8
b = 80,00 mm
t = 6,00 mm
E = 200.000,00 MPa
Data profil tunggal
Ix = Iy = 723.000,00 mm4
ix = iy = 24.200,00 mm4
Ih = 94.300,00 mm4
A = 1.230,00 mm2
e = 12,60 mm
h = 80,00 mm
n profil = 2,00 bh
Data profil gabungan
Jarak antar profil (t) = 16,00 mm
a = t + 2.e < h
= 41,2 mm < 80,00
A gabungan = 2.460,00 mm2
Ix gabungan = 1.456.000,00 mm4
Iy gabungan = n.(Iy tunggal + A.(1/2.a)2)
= 2.489.925,60 mm4
rx = 24,24 mm2
ry = 31,81 mm2
r min = 24,24 mm2
Merencanakan jarak antar profil
Jarak antar pusat titik berat (a) ≤tinggi profil (h)
Rumus = + 2e < hDicoba jarak antar profil 1 cm () Check = + 2e = 41,20 mm < 80,00 mmJadi jarak yang dipergunakan antar profil 1,00 cm
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-48Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
h
b
x
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Gambar Pelat Buhul
Menentukan jarak antar pelat kopel
Rumus :
y = 113,16x = 148,49Efektif bila iy = xm = 2,00 Jumlah batang siku - siku
yang disambungkan dengan plat kopelDiambil = 35,33
L1 = 856,57 mm
Menentukan jumlah medan / lapangan
N = Lk / L1
N = 4,20Maka diambil = 5,00 bh
L1 yang dipergunakan = 720 mm = 720 mmCheck syarat :
1 < 50 = 35.43 < 50.00 .....OKE
x > 1.2 1 = 148,49 > 42.40 .....OKE
iy > 1.2 1 = 148,49 >42..4
0 .....OKE
Penentuan tinggi Pelat
Digunakan :
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-49Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
1
10LI
aIp
y
kyy r
L
x
kx
rL
x 21
2
2
myiy
minrL1
1
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Tebal Plat = 16,00 mm
Ip = 16,00 h3 >272.142,2
4h = 25,72 mmDigunakan h plat = 51,00 mmGaya lintang (Du) = 0.02 x Nu
= 1.092,39 NS = A (0.5x + e) x = 12 mm
= 25.338,00 mm3
Gaya geser tiap satuan panjang :
= (Du.s)/Iy gabungan
= 11,12 N/mmGaya yang didukung plat kopel
V = .L1
= 8,003.38 NMomen yang terjadi
M =704.337,2
5 N.mmDicoba jumlah baut (n) = 4.00 bhDiameter = 12.7 mm = ½ inciMutu baja = 41.00Kekuatan 1 bh baut = 44,052.62 N
Gaya yang bekerja pada bautAkibat geser = 2,000.96 NAkibat moment = 6.932,45 NK = 7.215.45 N
< 44,052.62 N …… oke
i) Perencanaan Perletakan
Tahap perencanaan:
a. Kontrol Terhadap Kuat Tekan Beton
b. Perancangan Tebal Plat Tumpu
Perhitungan momen dilakukan tiap 1 cm lebar pelat .
dimana:
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-50Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
q=Rv
A≤f c '
M=σ .b .12h .
14h
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
b = 1 cm
h = lebar pelat
Maka:
σ ijin=MS
σ ijin = fy dari jenis bajanya
b = 1 cm
t = tebal pelat
c. Perancangan Kedalaman Angkur
Kedalaman angkur, L :
L=
d Ang ker x fy
4 √ fc 'Keterangan
dAngker : diameter batang
fy : tegangan leleh batang angkur
fC’ : kuat tekan beton
Perhitungan Perletakan
Hasil analisis SAP 2000 V.11 didapat reaksi tumpuan :
1. Sendi
- Reaksi vertikal = 43,435.51 N No. Joint A
- Reaksi horisontal (H) = 1,721.92 N
2. Rol
- Reaksi vertikal = 42,977.67 N No. Joint I
Reaksi vertikal maks = 43,435.51 N
Data :
Ukuran Plat Kopel = 200 mm x 200 mm
b = 200 mm
h = 200 mm
A Plat = 40.000,00 mm²
Angkur (d) = 19,10 mm
A brutto baut = 286,52 mm²
Bj. Angkur = 37,00
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-51Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
S=16
.b. t2
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Fu = 410 MPa dan fy = 250 MPa
Beton mutu fc' = 35 MPa
Kontrol terhadap kuat tekan beton
σ = F/A
σ = 1,09 N/mm2 < fc' = 35 N/mm² …… memenuhi persyratan
Perancangan tebal pelat tumpu
Ditinjau reaksi pada tumpuan tiap 1 cm (b plat) arah lebar plat
M = σ x 10 x 0.5h x 0.25h
= 54.294,39 N.mm
modulus tampang
W = 1/6 x b plat x t2
= 1,67 t2
σ ijin = M / W
t2 = 130,31mm
t = 11,42 mm
Digunakan t = 15,00 mm
Menentukan jumlah angkur
A Perlu angker = H / V geser
V geser = Ø×r1×Fu×Abrutto baut
Ø = 0,75 Lihat SNI - 2002 hal 100 dari 183
r1 = 0,50 baut tanpa ulir pada bidang geser
r1 = 0,40 baut dengan ulir pada bidang geser
r1 diambil = 0.50
maka V geser = 44.052,62 N/mm²
A Perlu angker = 0,04 mm²
Jumlah Angker = A perlu angker / A brutto baut
= 0,00014 buah
maka diambil = 2,00 buah
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-52Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
BAB I PERENCANAAN STRUKTUR ATAP 2010
Menentukan kedalaman angkur
L = 201,78 mm dibagi 2, karena pemasangan kiri dan kanan
L pembulatan = 210,00 mm = 21,00 cm
Perancangan Bangunan Teknik Sipil (B) I-53Program S1 Swadaya Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan
L=d angker x fy
√4 . fc '