bab i edit

4
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Going concern (kelangsungan hidup) adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporaan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang sebaliknya, entitas tersebut menjadi bermasalah (Petronela, 2004). Going concern disebut juga sebagai komunitas yang merupakan asumsi kontinuitas yang merupakan asumsi akuntansi yang memperkirakan suatu bisnis akan berlanjut dalam jangka waktu yang tidak terbatas (Syahrul, 2002). Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan. Auditor dianggap ikut andil dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan. Atas dasar banyaknya kasus tersebut, maka AICPA (1988) mensyaratkan bahwa auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan. Meskipun auditor tidak bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan tetapi dalam melakukan audit kelangsungan hidup perlu menjadi pertimbangan auditor dalam memberikan opini. Dengan adanya keraguan perusahaan untuk dapat melakukan kelangsungan usahanya, maka auditor dapat memberikan opini going concern (opini modifikasi). Opini ini merupakan bad news bagi pemakai laporan keuangan. Masalah yang sering timbul adalah bahwa sangat sulit untuk memprediksi kelangsungan hidup sebuah perusahaan, sehingga banyak auditor yang mengalami dilema antara moral dan etika dalam memberikan opini going concern.

Upload: taty-herlina-siagian

Post on 21-Jul-2015

122 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i edit

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Going concern (kelangsungan hidup) adalah kelangsungan hidup suatu

badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporaan keuangan suatu entitas

sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang sebaliknya, entitas tersebut

menjadi bermasalah (Petronela, 2004). Going concern disebut juga sebagai

komunitas yang merupakan asumsi kontinuitas yang merupakan asumsi akuntansi

yang memperkirakan suatu bisnis akan berlanjut dalam jangka waktu yang tidak

terbatas (Syahrul, 2002).

Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut,

menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan. Auditor dianggap

ikut andil dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak pihak yang

merasa dirugikan. Atas dasar banyaknya kasus tersebut, maka AICPA (1988)

mensyaratkan bahwa auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah

perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai

setahun kemudian setelah pelaporan. Meskipun auditor tidak bertanggungjawab

terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan tetapi dalam melakukan audit

kelangsungan hidup perlu menjadi pertimbangan auditor dalam memberikan

opini. Dengan adanya keraguan perusahaan untuk dapat melakukan kelangsungan

usahanya, maka auditor dapat memberikan opini going concern (opini

modifikasi). Opini ini merupakan bad news bagi pemakai laporan keuangan.

Masalah yang sering timbul adalah bahwa sangat sulit untuk memprediksi

kelangsungan hidup sebuah perusahaan, sehingga banyak auditor yang mengalami

dilema antara moral dan etika dalam memberikan opini going concern.

Page 2: Bab i edit

Perusahaan dengan pertumbuhan yang positif memberikan suatu tanda

bahwa ukuran perusahaan tersebut semakin berkembang dan mengurangi

kecenderungan kearah kebangkrutan. McKeown et al., (1991), Mutchler et al.,

(1997), Carcello dan Neal (2000) menemukan bukti terdapat hubungan yang

signifikan negative antara ukuran auditee dengan penerimaan opini audit going

concern. Perusahaan besar akan lebih mampu untuk menyelesaikan masalah

keuangan yang dihadapi dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan

mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan ekonomi

secara keseluruhan. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi

cenderung memiliki laporan sewajarnya, sehingga potensi untuk mendapatkan

opini yang baik akan lebih besar.

DeAngelo (1981) menyimpulkan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP)

yang

lebih besar dapat diartikan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik

dibandingkan kantor akuntan kecil. Selain itu, KAP skala besar memiliki insentif

yang lebih besar untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan

KAP skala kecil. KAP skala besar lebih cenderung untuk mengungkapkan

masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses

pengadilan. Mutchler et al. (1997) menemukan bukti univariat bahwa auditor Big

6 lebih cenderung menerbitkan opini audit going concern pada perusahaan yang

mengalami financial distress dibandingkan auditor non-Big 6. Namun penelitian

Setyarno dkk. (2006), serta Praptitorini dan Januarti (2007) menemukan bahwa

kualitas audit tidak berpengaruh signifikan pada opini audit going concern.

Auditor client tenure atau audit firm tenure merupakan jangka waktu

perikatan yang terjalin antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan auditee yang

sama. Kecemasan akan kehilangan sejumlah fee yang cukup besar akan

menimbulkan

keraguan bagi auditor untuk menyatakan opini audit going concern. Dengan

demikian independensi auditor akan terpengaruh dengan lamanya hubungan

dengan auditee yang sama (Espahbodi, 1991 dalam Januarti, 2009).

Page 3: Bab i edit

Berdasarkan pada uraian di atas maka permasalahan yang akan diteliti

apakah ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kualitas auditor, dan auditor

client berpengaruh terhadap pemberian opinin audit going concern ?

Opini audit yang diberikan oleh auditor menjadi penting untuk bahan

pertimbangan. Kesalahan di dalam memberikan opini akan sangat fatal akibatnya.

Adanya berbagai kasus manipulasi yang menyebabkan berbagai perusahaan besar

bangkrut dan banyaknya hasil penelitian yang masih beragam seperti disebutkan

di atas, maka dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti analisis

ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kualitas auditor, dan auditor client

di prediksi akan mempengaruhi pemberian opini audit going concern.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi

pokok adalh :

1. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap opini going concern ?

2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap opini going

concern ?

3. Bagaimana pengaruh kualitas audit terhadap opini going concern ?

4. Bagaimana pengaruh auditor client tenure terhadap opini going concern ?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap opini going

concern

2. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap opini

going concern

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap opini going concern

4. Untuk mengetahui pengaruh auditor client tenure terhadap opini going

concern

Page 4: Bab i edit

I.4 Manfaat Penelitian

1. Penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan pemahaman

lebih mendalam dari teori yang telah diperoleh dengan kenyataan yang terjadi

dan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas Metodologi

Penelitian Akuntansi.

2. Pembaca

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam

mengembangkan ilmu dan pengetahuan dan sebagai sumber bahan pustaka di

perpustakaan Ekstensi Fakultas Ekonomi serta untuk bahan referensi dalam

penyusunan proposal skripsi selanjutnya.

3. Bagi Auditor Independen

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman, bahan pertimbangan dan

bahan refrensi bagi auditor dalam melaksanakan proses auditnya terutama dalam

hal pemberian opini audit terhadap klien yang menyangkut masalah pemberian

opini audit going concern.

4. Bagi Manajemen Perusahaan

Peneliti berharap agar peneliti ini dapat menjadi wacana serta refrensi bagi

penentuan kebijakan-kebijakan perusahaan serta dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan.

I.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang sedang diteliti,

penulis mengadakan penelitian melalui website Bursa Efek Indonesia yaitu

www.idx.co.id dengan sumber data yaitu laporan keuangan perusahaan

manufaktur periode 2011 sampai dengan 2013 . Adapun waktu penelitian

dilakukan dari bulan Februari 2014 sampai dengan selesai.