bab i & ii. kti fraktur .doc
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
1/33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat bangsa dan negara ditandai dengan
penduduknya hidup didalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
serta memiliki derajat kesehatan yang setingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia
dimasa depan atau visi yang dicapai pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan
sebagai Indonesia sehat 2010 ( epkes RI, 1!!!"
#eningkatan mutu tenaga kesehatan yang ingin dicapai dalam mewujudkan
Indonesia sehat 2010, tidak semudah membalikan telapak tangan akan tetapi
memerlukan tenaga$tenaga kesehatan yang handal berpro%esional, terampil intelektual
serta mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya& 'al ini sangat berpengaruh
dalam pemberian pelayanan kesehatan dalam masyarakat&
Insiden kecelakaan merupakan salah satu dari lima masalah kesehatan utama di
negara$negara maju, modern dan industri& elima masalah kesehatan utama tersebut
adalah kecelakaan, penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit degenerati% dan gangguan
jiwa (epkes RI, 200)"
*'+ (200)" mencatat terdapat lebih dari ) juta orang meninggal dikarenakan
insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan %isik& alah satu
insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup tinggi yakni insiden %raktur
ekstremitas atas yakni sekitar -./ dari insiden kecelakaan yang terjadi& raktur
merupakan suatu keadaan dimana terjadi diistegritas tulang, penyebab terbanyak adalah
insiden kecelakaan, tetapi %aktor lain seperti proses degenerati% juga dapat berpengaruh
terhadap kejadian %raktur (epkes RI, 200)"&
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
2/33
2
egara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam tara%
halusinasi menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi
masyarakat atau mobilitas masyarakat yang meningkat otomatisasi terjadi peningkatan
penggunaan alat$alat transportasi atau kendaraan bermotor khususnya bagi masyarakat
yang tinggal diperkotaan& ehingga menambah kesemrawutan3 arus lalu lintas& 4rus
lalu lintas yang tidak teratur dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya kecelakaan
kendaraan bermotor& ecelakaan tersebut sering kali menyebabkan korban dengan luka
(vulnus" serta cidera tulang atau disebut %raktur
(http://www.emedicine.com/orthoped/topic"
5erdasarkan data dari epartemen esehatan RI tahun 200) didapatkan sekitar
delapan juta orang mengalami kejadian %raktur dengan jenis %raktur yang berbeda dan
penyebab yang berbeda, dari hasil survey tim epkes RI didapatkan 26/ pasien
%raktur yang mengalami kematian, -6/ mengalami cacat %isik, 16/ mengalami stress
psikologis karena cemas dan bahkan depresi, dan 10/ mengalami kesembuhan dengan
baik&
#enanganan segera pada pasien yang dicurigai terjadinya %raktur adalah dengan
mengimobilisasi bagian %raktur adalah salah satu metode mobilisasi %raktur adalah
%iksasi Interna melalui operasi +ri% (melt7er, 2001"& #enanganan tersebut dilakukan
untuk mencegah terjadinya komplikasi
#asien %raktur di Rumah akit 8mum aerah r& 9& 'aulussy sesuai hasil
pengambilan data awal, dari tahun 200) : 200!, dapat dilihat pada tabel berikut ini;
TABEL 1
JUMLAH PASIEN FRAKTUR CLAVIKULA DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Dr. M. HAULUSSY AMBN
PADA TAHUN !""# S$D JUNI !""%
N& Ta'(n J()la' Frakt(rJ()la' Pa*+en Frakt(r
Cla,+k(laPer*enta*e
1 200< =- orang - orang -,)< /
2 200) 16) orang 10 orang
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
3/33
3
>anuari : >uni
umber ; Rekam 9edik R8 r& 9& 'aulussy 4mbon&
5erdasarkan data di atas terlihat bahwa terdapat peningkatan angka kesakitan
pada pasien dengan %raktur ?lavikula yaitu pada tahun 200< pasien yang menderita
%raktur clavikula sebanyak -,)< /, meningkat menjadi
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
4/33
4
1& Cujuan 8mum
4dapun tujuan umum dalam penulisan ini adalah memberikan gambaran
penerapan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan fraktur clavikula
dengan vulnus laceratum dengan pendekatan proses keperawatan di Rumah akit
8mum aerah r& 9& 'aulussy 4mbon&
2& Cujuan husus
Cujuan khusus dalam penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang ;
a& #elaksanaan pengkajian keperawatan yang tepat kepada pasien dengan fraktur
clavikula dengan vulnus laceratum Rumah akit 8mum aerah r& 9&
'aulussy 4mbon&
b& #enentuan diagnosa keperawatan yang tepat kepada pasien dengan fraktur
clavikula dengan vulnus laceratum di Rumah akit 8mum aerah r& 9&
'aulussy 4mbon&
c& #enentuan rencana tindakan keperawatan yang tepat pada pasien denganfraktur
clavikula dengan vulnus laceratum di Rumah akit 8mum aerah r& 9&
'aulussy 4mbon&
d& #elaksanaan implementasi keperawatan yang tepat pada pasien dengan fraktur
clavikula dengan vulnus laceratum di Rumah akit 8mum aerah r& 9&
'aulussy 4mbon&
e& #elaksanaan Dvaluasi terhadap 4suhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien denganfraktur clavikula dengan vulnus lacertum di Rumah akit 8mum
aerah r& 9& 'aulussy 4mbon&
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
5/33
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
6/33
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
7/33
7
sel$sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati&
(?orwin, 2000; 2!!"
In%usiensi pembuluh darah atau penekanan serabut sara% yang berkaitan
dengan pembengkakan yang tidak ditangani dapat menurunkan asupan darah ke
ekstremitas dan mengakibatkan kerusakan sara% peri%er& 5ila tidak terkontrol
pembengkakan dapat mengakibatkan peningkatan tekan jaringan, oklusi darah
total dapat berakibat anoreksia jaringan yang mengakibatkan rusaknya serabut
sara% maupun jaringan otot& omplikasi ini dinamakan sindrom kompertemen&
(5runner @ uddarth, 2001; 22=)"&
#ato%isiologi pada pasien %raktur clavikula dapat di lihat pada tabel dibawah ini&
Crauma pada clavikula
#atah tulang clavikula
#ra +perasi
pasme otot, urang terpajan erusakan
Gerakan ragmen tulang in%ormasi, salah euromuskular
?edera jaringan lunak interpretasi
Crauma jaringan
yeri 4nsietas etidakmampuan
9engangkat bahu keatas eluar dan kebelakang
Choraks, penurunan
ekuatan otot&
#asca operasi
'ambatan
#ort de entre 9obilitas %isik
Resiko tinggi
in%eksi
umber ; & 4ri% 9uttaFin, 200=
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
8/33
8
3AMBAR 1
PATFISISL3I FRAKTUR CLAVIKULA BERDASARKAN
PENYIMPAN3AN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
0. lasi%ikasi
raktur lengkap adalah patah atau diskontiunitas jaringan tulang yang luas
sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyebrang dari
satu sisi ke sisi yang lain&
raktur tidak lengkap adalah patah atau diskontuinitas jaringan tulang
dengan garis patah tidak menyebrang, sehingga tidak mengenai korteks (masih
ada korteks yang utuh"&9enurut 5lack dan 9atassarin (1!!.", %raktur berdasarkan hubungan
dengan dunia luar& raktur tertutup yaitu %raktur tanpa adanya komplikasi, kulit
masih utuh, tulang tidak menonjol melalui kulit& raktur terbuka yaitu %raktur
yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan dunia luar, maka
%raktur terbuka potensial terjadi in%eksi&
Bokasi patah tulang pada clavikula di klasi%ikasikan menurut r& B 4llman
tahun (1!
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
9/33
9
perioteum, sedangkan %ragmen proksimal berpindah keatas& Cipe 6 patah tulang
clavikula terpecah menjadi beberapa %ragmen&
elompok . ; patah tulang clavikula pada sepertiga proksimal (6/"& #ada
kejadian ini biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler&
e. Gambaran klinis
Gambaran klinis pada patah tulang clavikula biasanya pasien datang dengan
keluhan jatuh atau trauma& #asien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah
dengan setiap gerakan lengan& #ada pemeriksaan %isik pasien akan terasa nyeri
tekan pada daerah %raktur dan kadang$kadang terdengar krepitasi pada setiap
gerakan& apat juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan dari pada
%ragmen patah tulang& #embengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan
warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang
mengikuti %raktur&( >oseph R, 200
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
10/33
10
dengan metode tanpa operasi& #erawatan nonoperative dengan cara mengurangi
gerakan didaerah patah tulang& Cujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap
dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi& 9odi%ikasi
spika bahu (gips clavikula" atau balutan yang berbentuk angka delapan atau strap
clavikula dapat digunakan untuk mereduksi %raktur ini, menarik bahu
kebelakang dan mempertahankan dalam posisi ini& 5ila %raktur 1E. distal disertai
dengan terputusnya ligamen coracoclavikular akan terjadi pergeseran, yang
harus di tangani dengan reduksi terbuka dan %iksasi interna& elama imobilisasi
pasien diperkenankan melakukan latihan gerakan tapi harus menghindari
aktivitas yang berat (evin > Derkes, 200= "&
Canda klinis penyatuan tulang adalah berkurangnya rasa sakit atau rasa sakit
hilang, dapat melakukan gerakan bahu secara penuh, dan kekuatan kembali
normal& Cindakan pembedahan dapat dilakukan bila terjadi hal$hal berikut ;
%raktur terbuka, terdapat cedera neurovaskuler& raktur comminuted, tulang
memendek karena %ragmen %raktur tumpang tindih, rasa sakit karena gagal
penyambungan (nonunion", masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang
tidak semestinya (malunion"& #emberian obat pada kasus patah tulang dapat
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri& +bat$obatan yang dapat digunakan
adalah obat kategori analgesik anti in%lamasi seperti acetaminophen dan codeine
dapat juga obat golongan 4Is seperti ibupro%en&
!. V(ln(*
a. e%enisi
Buka (Aulnus" adalah sebuah injuri pada jaringan yang mengganggu proses
selular normal, luka dapat juga dijabarkan dengan adanya kerusakan pada
kontinuitasEkesatuan jaringan tubuh yang biasanya disertai dengan kehilangan
substansi jaringan& (InDC4 200-"
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
11/33
11
Aulnus laceratum atau luka robek adalah luka yang terjadi dapat berupa
garis, atau berbentuk compang camping& (InDC4 200-"
. Dtiologi
#enyebab dari vulnus (luka" adalah trauma benda tajam atau benda tumpul,
perubahan suhu, 7at kimia, sengatan listrik, atau gigitan hewan& #ada umumnya
yang diterima sebagai penyebab luka adalah trauma mekanis&
2. lasi%ikasi Aulnus (luka"
ecara umum luka dapat di bagi menjadi dua, yaitu luka terbuka dan luka
tertutup& a"& ebanyakan luka adalah yang terbuka, yaitu dari kulit yang rusak
keluar darah dan cairan tubuh lainnya& i sinilah kuman bisa masuk sehingga
bisa menimbulkan in%eksi (Wikipedia, 200", b"& #ada luka tertutup, darah keluar
dari sistem sirkulasi tetapi tidak keluar dari tubuh sehingga disebut luka dalam&
i%at rudapaksa yang menyebabkan luka menentukan jenis dari luka dan
tindakan untuk mengatasinya dan melindungi diri terhadap in%eksi& (Wikipedia,
200"&
Buka dibedakan berdasarkan ;
1& 5erdasarkan penyebab
Dkskoriasi atau luka lecet adalah perlukaan dimana terdapat kerusakan dari
epidermis dan dermis, Aulnus scisum atau luka sayat perlukaan yang terjadi
berupa suatu luka yang berbentuk garis, penyebabnya adalah suatu trauma tajam&
Aulnus laceratum atau luka robek adalah luka yang terjadi dapat berupa garis,
atau berbentuk compang camping& #erbedaannya dengan vulnus scisum adalah
jembatan jaringan, tepi yang tidak rata, pinggir yang tak rata&
Aulnus punctum atau luka tusuk, Aulnus morsum atau luka karena gigitan
binatang& Aulnus combotio atau luka bakar adalah suatu trauma yang dapat
disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit,
mukosa dan jaringan$jaringan yang lebih dalam& ulit atau jaringan tubuh yang
terbakar akan menjadi jaringan nekrotik& (ettle, 1!!
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
12/33
12
Buka bersih antara lain adalah Buka sayat elekti%, teril potensial terin%eksi,
Cidak ada kontak dengan oro%aring, traktus respiratorius,traktus elimentarius,
traktus genitourinarius&Buka bersih tercemar antara lain, Buka sayat elekti%, #otensi terin%eksi
spillage minimal, %lora normal, ontak dengan oro%aring, respiratorius,
elimentarius dan genitourinarius, #roses penyembuhan lebih lama& Buka
tercemar antara lain, #otensi terin%eksi; spillage dari traktus elimentarius,
kandung empedu, traktus genito urinarius, urine dan Buka trauma baru ; laserasi,
%raktur terbuka, luka penetrasi&Buka kotor antara lain, 4kibat proses pembedahan yang sangat
terkontaminasi, #er%orasi visera, abses, trauma lama&
0. >enis : jenis penyembuhan luka&
#enyembuhan luka dapat terjadi secara ;
!er!rimam ; yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan
bertautnya tepi luka biasanya dengan jahitan& Buka$luka yang bersih sembuh
dengan cara ini, misalnya luka operasi atau luka kecil yang bersih&
#enyembuhannya tanpa komplikasi, penyembuhan cara ini berjalan cepat&
!er "ecundam 4 proses penyembuhan ini terjadi lebih kompleks dan lebih
lama& Buka jenis ini biasanya tetap terbuka& apat dijumpai pada luka$luka
dengan dengan kehilangan jaringan terin%eksi& #enyembuhan dimulai dari
lapisan dalam dengan pembentukan jaringan granulasi& Cujuan ini diperoleh
dengan pembentukan jaringan granulasi dan kontraksi luka&!ertertiam atau perpiam tertunda ; disebut pula delayed primary closure&
Cerjadi pada luka yang dibiarkan terluka karena adanya kontaminasi, kemudian
setelah tidak ada tanda$tanda in%eksi dan granulasi telah baik, baru dilakukan
jahitan sekunder (secondary suture", setelah tindakan debridement, dan diyakini
bersih,tepi luka dipertautkan (-$) hari"&
!en#em$uhan luka %$normal; keloid adalah pertumbuhan yang berlebihan
dari jaringan %ibrosa padat yang biasanya terbentuk setelah penyembuhan luka
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
13/33
13
pada kulit& >aringan ini meluas melewati batas luka sebelumnya dan tidak
mengalami regresi spontan dan cenderung tumbuh kembali setelah dilakukan
eksisi& oloid sulit dibedakan secara hipertro%i, tetapi dengan secara hipertropik
jaringan parut tidak meluas melampaui batas luka sebelumnya dan mengalami
regresi spontan&
e. ase$%ase penyembuhan luka&
Fase &nflamasi ;#eristiwa awal yang terjadi pada penyembuhan luka yaitu
%ase in%lamasi, merupakan respons vaskuler dan seluler terhadap luka& In%lamasi
dapat terjadi melalui aksi neutro%il, makro%ag, dan lim%osit yang di mediasi oleh
growth %actor dan mikrovaskuler dan perdarahan& emudian terjadi
vasokonstriksi selama 6$10 menit yang diperantarai oleh epine%rin,
prostaglandin, serotonin dan tromboan& Aasokonstriksi menyebabkan luka
menjadi pucat, mengurangi perdarahan, membantu agregasi platelet, dan
menjaga agar komponen$komponen penyembuhan luka tetap berada dalam luka&
#latelet yang diaktivasi oleh trombin akan melepaskan IG$1, CGH, CG, dan
#G, yang akan menyebabkan leukosit dan %ibroblast berkumpul di dalam
luka& ase in%lamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira$kira hari ke$6
segera setelah timbulnya luka, terjadi luka, terjadi vasokontruksi luka yang
menghentikan perdarahan, dan darah dalam luka akan membeku& alam waktu 6
: 10 menit vasodilatasi lokal timbul dan plasma merembes dari venula kecil ke
jaringan sekitarnya& Beukosit polimor%onuklear dan monosit makin kental dan
melekat pada endothelium kapiler yang akan menyebabkan leukosit dan
%ibroblast berkumpul didalam luka& egera setelah itu, sel akan berpindah dari
kapiler serta memulai pembersihan sel rusak dan bekuan darah melalui proses
%agositosis& Beukosit polimor%onuklear paling jelas terlihat selama tahap awal
reaksi ini& #ada peradangan kronis, leukosit mononuklear merupakan %agosit
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
14/33
14
dominan dan dapat bergabung membentuk sel datia& #ada %ase in%lamasi ini
terdapat beberapa proses yang berlangsung yaitu hemostasis dan in%lamasi&
Fase proliferasi atau fase fi$ro$last; ase proli%erasi berlangsung dari akhir
%ase in%lamasi sampai kira$kira . minggu& 5ersi%at proli%erasi dan pembentukan
%ibroblast yang berasal dari sel$sel mesenkhim& ibroblas menghasilkan
mukopolisakarida dan serat kolagen yang terdiri dari asam$asam aminoglisin,
prolin dan hidroksiprolil& 9ukopolisakarida mengatur serat$serat kolagen yang
akan mempertautkan tepi luka& erat$serat baru akan dibentuk, diatur,
mengkerut, yang tidak diperlukan dihancurkan, dengan demikian luka
mengkerutEmengecil& #ada %ase ini luka diisi oleh sel radang %ibroblast, serat$
serat kolagen, kapiler$kapiler baru, membentuk jaringan kemerahan dengan
permukaan tidak rata, disebut jaringan granulasi& Dpitel sel basal di tepi luka lepas
dari dasarnya dan pindah menutupi dasar luka, tempat diisi hasil mitosis sel lain&
#roses migrasi epitel hanya berjalan ke permukaan yang rata atau yang lebih
rendah, tidak dapat naik membentuk jaringan granulasi berhenti setelah seluruh
permukaan luka tertutup epitel dan mulailah proses penyembuhan luka.
Fase 'emodelling&
olagen ; ase terakhir dan terlama dalam penyembuhan luka yaitu
remodeling& apat berlangsung berbulan$bulan dan berakhir bila tanda radang
sudah hilang& #roses utama yang terjadi yaitu remodelling kolagen yang dinamis
dan pematangan jaringan parut& #enyimpanan kolagen pada hampir semua
jaringan, termasuk luka merupakan keseimbangan antara aktivitas dan sintesis
kolagen, dimana produksi dan degradasi ini berjalan terus menerus&
Remodelling kolagen selama %ase ini bergantung pada berlangsungnya
sintesis kolagen, dan adanya dekstrusi kolagen& olagenase dan matriks
metalloprotein (99#s" terdapat pada luka untuk membantu pembuangan
kolagen berlebihan pada sintesis kolagen baru yang berlangsung lama&
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
15/33
15
#enghambat jaringan metalloproteinase membatasi en7im kolagenase ini
sehingga terdapat keseimbangan antara pembentukan kolagen baru dan
pembuangan kolagen lama& elama remodelling, %ibronektin secara bertahap dan
asam hyaluronat dan glikosaminoglikan akan digantikan proteoglikan& olagen
tipe III digantikan oleh kolagentipe I& ?airan diabsorbsi dari jaringan parut& ase
remodelling atau %ase resorbsi dapat berlangsung berbulan$bulan& ikatakan
berakhir bila tanda$tanda radang sudah menghilang& #arut dan sekitarnya
berwarna pucat, tipis, lemas dan tidak ada rasa sakit maupun gatal& isini proses
kontraksi parut kelihatan dominanada %ase ini terjadi proses pematangan yang
terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang lebih, pengerutan sesuai dengan
gaya gravitasi dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk&
Cubuh berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal karena
proses penyembuhan& 8dem dan sel$sel radang diserap, sel muda menjadi
matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebihan
diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan kira$kira =0/ kemampuan
kulit normal 'al ini kira$kira terjadi . : < bulan setelah penyembuhan&
"itokin ; itokin memungkinkan berjalannya seluruh komunikasi untuk
interaksi antar sel& 9ereka mungkin juga berperan penting dalam jalur
%armakologis klinis diberbagai tempat penatalaksanaan penyembuhan luka&
9isalnya, sitokin tampaknya mengatur peranan dan pengaturan %ibrosis,
penyembuhan luka kronik, cangkokan kulit, vaskularisasi, peningkatan kekuatan
tendon dan barangkali juga mengendalikan proses keganasan& itokin
merupakan protein non antibodi yang dilepaskan dari beberapa sel dan ber%ungsi
sebagai mediator intraseluler& ibroblast growth %aktor dasar (%aktor
pertumbuhan %ibroblast" merupakan sitokin lain yang terikat pada heparin dan
glikosaminoglikan yang mirip heparin& itokin ini merupakan suatu %actor
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
16/33
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
17/33
17
2"& 9embantu individu mengembangkan potensinya dalam memelihara
kesehatan seoptimal mungkin agar tidak tergantung kepada orang lain
didalam memelihar kesehatannya&."& 9embantu individu untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal
!. Pr&*e* Ke/era5atan
a& #engertian #roses eperawatan
#roses keperawatan adalah suatu tabel dalam merencanakan pelayanan
asuhan keperawatan yang mempunyai empat tahap yaitu pengkajian,
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan atau implementasi, dan evaluasi&
%lternative lain dari proses keperawatan terdiri dari lima tahapan yang meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Bismidar, 2006"&
b& Cujuan proses keperawatan
'asil akhir dari proses ini adalah menuliskan rencana keperawatan& #roses
keperawatan ini merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematika
dalam memberikan pelayanan keperawatan& Rencana keperawatan merupakan
pedoman dalam memberikan pelayanan keperawatan&
c& Cahap : tahap #roses eperawatan
Bima tahap dalam proses keperawatan ini saling berkaitan dan saling
mempengaruhi yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi yang membentuk satu mata rantai sebagai berikut&
1"& #engkajian
#engkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidenti%ikasi status kesehatan pasien (ursalam, 2001"&Cujuan dari tahap pengkajian adalah untuk mengumpulkan in%ormasi dan
membuat data dasar pasien& omponen tahap pengkajian adalah ; pengumpulan
data, klasi%ikasi data, analisa data&
a"& #engumpulan ata
#engumpulan ata adalah kegiatan dalam menghimpun in%ormasi (data$
data" dari pasien yang meliputi unsur bio$psiko$sosial$spiritual yang
komprehensi% (Bismidar, 2006"& #engumpulan data, mengumpulkan in%ormasi
tentang pasien termasuk kekuatan atau kelemahan& ata dikumpulkan dari
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
18/33
18
pasien, orang terdekat, keluarga, masyarakat, gra%ik, dan rekam media& #asien
adalah sumber in%ormasi primer, sedangkan sumber data sekunder adalah
orang lain selain pasien&4dapun pengumpulan data pasien dengan fraktur clavikula dan vulnus
laceratummeliputi ; pengumpulan data yang terdiri dari a"& Identitas klien ;
ama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, usia, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
register, tanggal dan jam masuk rumah sakit, dan diagnosa medis, b"& keluhan
utama pada umumnya fraktur clavikula dan vulnus laceratum adalah rasa
nyeri yang hebat, c"& riwayat penyakit sekarang, kaji kronologi terjadinya
trauma, yang menyebabkan patah tulang clavikula, pertolongan yang telah
didapat, apakah sudah berobat kedukung patah& engan mengetahui
mekanisme terjadinya kecelakaan, perawat dapat mengetahui luka kecelakaan
yang lain, d"& riwayat penyakit dahulu ; penyakit$penyakit tertentu seperti
kanker tulang dan penyakit paget penyebab %raktur patologis sehingga tulang
sulit menyambung, selain itu pesien diabetes dengan luka dikaki sangat
beresiko mengalami osteomelitis akut dan kronis dan penyakit diabetes
menghambat proses penyembuhan tulang, e"& riwayat penyakit keluarga yang
berhubungan dengan patah tulang clavikula adalah %actor predisposisi terjadi
%raktur seperti, osteoporosis yang terjadi pada beberapa turunan dan kanker
tulang yang cenderung diturunkan secara genetic, %"& Riwayat psikososial
spiritual, kaji tingkat respon emosi klienterhadap penyakit yang dideritanya,
peran klien dalam keluarga dan masyarakat, serta respon atau pengaruhnya
dalam kehidupan sehari$hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat& G"&
#ola %ungsi kesehatan antara lain; 1"& #ola persepsi dan tatalaksana hidup
sehat ; pasien %raktur akan merasa takut terjadi kecacatan pada dirinya dan
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
19/33
19
harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan
tulang, 2"& #ola persepsi dan konsep diri ; timbul ketakutan akan kecatatan
akibat %raktur yang dialaminya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas secara optimal dan pandangan terhadap dirinya yang
salah (gangguan citra diri", ."& #ola sensori dan kogniti% ; daya raba pasien
berkurang terutama pada bagian distal %raktur, sedangkan indra yang lain dan
kogniti%nya tidak mengalami gangguan& -"& #ola penanggulangan stress ;
timbul rasa cemas akan keadaan dirinya, yaitu ketakutan timbul kecacatan
pada diri dan %ungsi tubuhnya, 6"& #ola tata nilai dan keyakinan ; pasien
dengan %raktur tidak dapat melaksanakan ibadah dengan baik hal ini di
sebabkan oleh nyeri dan keterbatasan gerak pasien,
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
20/33
20
suasana lingkungan, kebiasaan tidur, kesulitan tidur, dan penggunaan obat
tidur& '"& #emeriksaan %isik ; 1"& eadaan umum, tanda$tanda yang perlu
dicatat adalah pasien (apatis, spoor, koma, gelisah, komposmentis yang
bergantung pada keadaan pasien", kesakitan atau keadaan penyakit (akut,
kronis, ringan, sedang, berat, dan pada kasus %raktur biasanya akut", 2"&
Canda$tanda vital tidak normal karena ada gangguan lokal, baik %ungsi
maupun bentuk& 51 ((reating", ."& #ada sistem pemeriksaan perna%asan,
didapat kan bahwa pasien fraktur clavikula dan vulnus laceratum tidak
mengalami kelainan perna%asan& #ada palpasi thoraks didapat taktil %remitus
seimbang kanan dan kiri& #ada auskultasi, tidak ditemukan suara na%as
tambahan& 52 ((lood"& Inspeksi tidak ada iktus jantung, palpasi nadi
meningkat, iktus tidak teraba& 4uskultasi suara 1 dan 2 tunggal, tidak ada
murmur& 5. ((rain"& Cingkat kesadaran biasanya komposmentis, -"& epala ;
tidak ada gangguan, yaitu normose%alika, simetris , tidak ada penojolan ,tidak
ada sakit kepala, 6"& Beher ; tidak gangguan, yaitu simetris, tidak ada
penojolan, re%le menelan ada,
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
21/33
21
laku pasien& 5iasanya status mental tidak mengalami perubahan, 12"&
#emeriksaan sara% kranial ; sara% kranial I, %ungsi sara% kranial I tidak ada
kelainan& unsi penciuman tidak ada kelainan& ara% II setelah dilakukan tes
ketajaman penglihatan dalam kondisi normal& ara% III, IA, dan AI biasanya
tidak ada gangguan mengangkat kelopak mata dan pupil isokor& ara% A
pasien %raktur umumnya tidak mengalami paralisis pada otot wajah dan re%le
kornea tidak ada kelainan& ara% AII persepsi pengecapan dalam batas normal
dan wajah simetris& ara% AIII tidak ditemukan adanya tuli kondukti% dan tuli
persepsi& ara% IL dan L kemampuan menelan baik& ara% LI tidak ada atro%i
otot sternokleidomastoideus dan trape7ius& ara% LII lidah simetris tidak ada
deviasi pada satu sisi dan tidak ada %asikulasi& Indra pengecapan normal, 1."&
#emeriksaan re%lek biasanya tidak didapat re%les$re%leks patologik, 1-"&
#emeriksaan sensori daya raba pasienfraktur clavikula dan vulnus laceratum
berkurang terutama pada bagian distal %raktur, sedangkan indra yang lain dan
kogniti%nya tidak mengalami gangguan, selain itu timbul nyeri akibat %raktur,
16"& 5- ((leder", kaji keadaan urin yang meliputi warna, jumlah, dan
karakteristik urine, termasuk berat jenis urin, 1
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
22/33
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
23/33
23
e& 4danya luka terbuka&%& yeri pada daerah luka&
d& 4danya jaringan matiEnekrosis&e& 4kti%itas pasien dibantu oleh
keluarga&%& 4danya luka robek, serta edema&
g& #us pada daerah luka&h& 4danya luka hecting&i& #osisi pasien (berbaring dan semi
%owler"&j& 9eningkatnya tanda$tanda vital&k& Re%leks patologis&l& Gangguan keterbatasan gerak&m& 5ertanya tentang keadaanya&n& hawatir, risau dengan keadaanya&
umber ; 9uttaFin, 4 (200="
c"& 4nalisa ata
4nalisa data adalah kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan
data tersebut sebagai konsep, teori, dan prinsip yang relevan (D%%endy, 2000"&
4dapun analisa data pada pasien dengan fraktur clavikula dan vulnus
laceratumdapat dilihat pada tabel berikut ini ;TABEL 6
ANALISA DATA PASIEN FRAKTUR CLAVIKULA
DAN VULNUS LACERATUM
o 4C4 #DMD545 944B4'
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
24/33
24
1&
2&
.&
-&
; #asien mengatakan nyeri padadaerah bahu&
+ ; #asien ampaka& Dkspresi wajah meringis
b& 4danya edemac& ulit daerah %raktur tampak
pucat
d& Cerpasang mitella&
; #asien mengatakan nyeri pada daerahluka&
+; #asien nampaka& Dkspresi wajah meringisb& 4danya luka robekc& 4danya jaringan
matiEnekrosisd& 4danya edema&
; #asien mengatakan adanya luka
terbuka&+ ; a& #us pada daerah luka
b& 4danya jaringan matiEnekrosis&c& Canda$tanda vital meningkat&d& 4danya luka robek&e& Ddema pada daerah luka&
; #asien mengatakan adanya lukaterbuka&
+ ; a& 4danya luka robek&c& 4danya jaringan mati E nekrosisd& 4danya luka hecting&
#ergerakan %ragmentulang&
Cerputusnyakontuinitas jaringan
Buka ekrosis
Buka robek
yeri
yeri
Resiko tinggi
penyebaran in%eksi&
erusakan integritas
kulit
TABEL
LANJUTAN
o 4C4 #DMD545 944B4'
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
25/33
25
6&
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
26/33
26
(oengoes, 2000" diagnosa keperawatan yang akan muncul denganfraktur
clavikula dan vulnus laceratum adalah a"& yeri berhubungan dengan
pergerakan %ragmen tulang, spasme otot& b"& erusakan mobilitas %isik
berhubungan dengan kelemahan otot, c"& Resiko tinggi terhadap trauma jaringan
berhubungan dengan kehilangan integritas tulang (%raktur"& d"& erusakan
integritas jaringan berhubungan dengan %raktur terbuka, cedera tusuk& e"& urang
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajanEmengingat, salah interpretasi&
%"& yeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas jaringan g"& Resiko tinggi
terhadap in%eksi berhubungan dengan kerusakan kulit, h"& kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan adanya luka robek& i"& In4ctivity aily Biving
berhubungan dengan kelemahan %isik&
."& #erencanaan&
#erencanaan merupakan suatu tahap yang dimulai setelah melakukan
diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi (ursalam,
2001"&
9enurut ursalam (2001", untuk mengevaluasi rencana tindakan
keperawatan beberapa komponen yang perlu diperhatikan adalah menentukan
prioritas, menentukan kriteria hasil dan menentukan rencana tindakan serta
dokumentasi&
a"& 9enentukan prioritas
egiatan dalam tahap ini adalah memerlukan prioritas diantara masalah$
masalah yang ditemukan& 9asalah yang mengancam kesehatan atau
keselamatan pasien diberi perhatian atau diprioritaskan karena semua masalah
tidak dapat diatasi dalam waktu yang sama& #edoman yang dipakai dalam
penentuan prioritas masalah adalah tingkat kebutuhan menurut 4braham
9aslow&
b"& #enetapan Cujuan
Cujuan perencanaan tindakan keperawatan adalah hasil yang diinginkan
dari asuhan keperawatan yang perawat harapkan dapat dicapai bersama
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
27/33
27
pasien, serta merencanakan untuk mengurangi masalah yang telah
diadenti%ikasi dalam diagnosa keperawatan& ursalam (2001",
mengemukakan pedoman penulis criteria hasil (outcomes" berpatokan pada
94RC yaitu spesifik (tujuannya harus spesi%ik, dan tidak menimbulkan
makna ganda", measura$le (tujuan harus dapat diukur, khususnya tentang
perilaku pasien ; dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan dan dibau",
achieva$le (tujuan harus dapat dicapai", reasona$le (tujuan harus
dipertanggung jawabkan secara ilmiah", time (mempunyai batas waktu yang
ditentukan"&
c"& 9erencanakan Cindakan eperawatan
Rencana tindakan keperawatan adalah berbagai tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka menolong pasien
untuk mencapai suatu tujuan& Rencana keperawatan ada yang dilakukan
mandiri oleh perawat dan ada juga yang dilakukan secara kolaborasi& Rencana
tindakan keperawatan disusun berdasarkan masalah yang ada pada pasien&
TABEL 7
RENCANA ASUHAN KEPERA8ATAN FRAKTUR CLAVIKULA
DAN VULNUS LACERATUM
oiagnosa
eperawatanCujuan Intervensi Rasional
1 2 . - 6
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
28/33
28
1 yeri berhubungan
dengan pergerakan
%ragmen tulang,
spasme otot
Cindakan keperawatanyang diberikan dalamjangka waktu .2- jam
diharapkan rasa nyeriberkurang atau tidak ada
dengan kriteria;a& #asien menunjukan
ekspresi wajah tidakmeringis&
b& #asien dapatberadaptasi dengan
nyeri
1& aji tingkat nyeri ,skala, letak, %rekuensi&
2& #ertahankan
imobilisasi bagian
yang sakit dengan tirah
baring&.& Cinggikan ekstremitas
yang terkena&-& orong menggunakan
teknik manejemen
nyeri (relaksasi na%as
dalam"
6& olaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obatanalgesik
1& 5erguna dalampengawasankee%ekti%an obat,
penyembuhan, danevaluasi intervensi&
2& 9enghilangkan nyeri
dan mencegah
kesalahan posisi
tulang&.& 9eningkatkan aliran
balik vena&-& 9eningkatkan
kemampuan koping
dalam menajemen
nyeri&6& 4nalgesik memblok
lintasan nyeri,
sehingga nyeri akan
berkurang&
TABEL
LANJUTAN
1 ! 6 7 9
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
29/33
29
2
.
Resiko tinggipenyebaran in%eksiberhubungan dengan
jaringan lukanekrosis&
yeri berhubungandengan terputusnyakontuinitas jaringan
lunak
Cindakan keperawatanyang diberikan dalamjangka waktu . 2- jam
diharapkan penyebaranin%eksi tidak
berkelanjutan dengankriteria ;a& >aringan nekrosis
berkurang&b& Buka cepat sembuh
Cindakan keperawatan
yang diberikan dalam
jangka waktu .2- jam
diharapkan rasa nyeri
berkurang atau tidak ada
dengan kriteria;
a& #asien menunjukanwajah tidak meringis&
b& #asien dapat
beradaptasi dengan
nyeri
1& aji tingkatpenyebaran in%eksipada luka&
2& #erhatikan keadaanluka (kebersihan,warna, bau serta pusyang keluar"
.& 9elakukan tindakanperawatan luka steril&
-& olaborasi dengan
dokter dalampemberian obat$obatan
1& aji tingkat nyeri yangdirasakan&
2& 9elakukan tindakan
masase disekitardaerah nyeri&
.& 9emberikan sokonganpada daerah luka&
-& 4njurkan pasien untukmelakukan teknikrelaksasi (na%as dalam"
6& olaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
analgesik
1& 9engetahui tingkatpenyebaran in%eksi sertadapat menentukan
intervensi yang tepat&
2& 9engetahui kondisiluka, kebersihan luka,banyaknya pus serta
adanya nekrosis atautidak&
.& 9encegah kontaminasipenyebaran kumanin%eksi, membantu
proses penyembuhanluka&
-& +bat$abatan
membunuh kuman(bakteri penyebab
in%eksi" dari dalam&
1& 9engetahui tingkatnyeri, serta dapatmenentukan intervensiyang tepat &
2& 9erangsang serabutsara% besar untuk
menghambat rasa nyeri
.& 9encegah terjadinyaketegangan jaringan
-& uplai oksigenkejaringan yangbanyak menguranginyeri
6& 4nalgesik memblok
lintasan nyerisehingga, nyeri akanberkurang&
TABEL
LANJUTAN
1 ! 6 7 9
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
30/33
-
8/10/2019 BAB I & II. KTI Fraktur .doc
31/33
31