bab i kewirausahaan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses.Menurut drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi
terciptanya peluang. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan
munculnha ide-ide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses kreatif dan inovatif
dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meraih pangsa
pasar.
Etika (Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah
cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-
pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain
1
karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk
itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan
sebagai etika.Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam
melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.Sebagai suatu ilmu,
objek dari etika adalah tingkah laku manusia.Akan tetapi berbeda dengan ilmu-
ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang
normatif.Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan
manusia.
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah
dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun
membatasi masalah hanya pada ruang lingkup tentang etika bisnis dan
kewirausahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana memahami norma dan etika bisnis dalam kewirausahaan.
Bagaimana cara mempertahankan standar etika bisnis
Bagaimana menggambarkan prinsip – prinsip etika dalam perilaku bisnis
2
1..3 Tujuan Penulisan
Menjelaskan norma dan etika bisnis.
Menjelaskan hubungan stakeholders statisfaction denagn stakeholders
loyality.
Mengidentifikasikan prinsip- prinsip etika dan menggambarkan perilaku
bisnis.
Memahami bagaimana cara mempertahankan standar etika bisnis.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami gambaran dari penulisan makalah ini,
maka secara garis, sistematika pembahasan dalam maklah ini terbagi menjadi tiga BaB
yaitu :
BAB I : Menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan
makalah
BAB II : Menjelaskan uraian tentang makalah etika bisnis dan kewirausahaan
BAB III : Berisi tentang kseimpulan makalah etika bisnis dan kewirausahaan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika dan norma – norma bisnis
Salah satu aspek yang sangat popular dan perlu mendapat perhatian dalam
dunia bisnispenting ini adalah etika dan norma bisnis. Etika dan norma bisnis
selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsure yang
berpengaruh pada perusahaan ( stakeholders loyality). Juga sangat menentukan
maju atau mundurnya perusahaan. Etika bisnis dapat sangat penting untuk
mempertahankan loyalitas stakeholders dalam membuat keputusan – keputusan
perusahaan dan dalam memecahakan persoalan perusahaan.
Definisi Etika Bisnis ditilik dari Segi Pengertian, Tujuan, dan Prinsip
Dalam menjalankan bisnis harus dilandasi dengan etika-etika bisnis, agar
bisnis yang dijalankan sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Dalam kelompok
bisnis biasanya memiliki etika bisnis yang sama. Berikut akan dijabarkan
mengenai pengertian, tujuan, dan prinsip etika bisnis.
Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis menurut pendapat para ahli yaitu:
4
a. MenurutVelasques (2002)
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang
benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
b. Menurut Hill dan Jones (1998)
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah
dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan
ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait
dengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan, “Most of us
already have a good sense of what is right and what is wrong. We already
know that is wrong to take action that put the lives other risk” (“Sebagian besar
dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan apa yang
salah. Kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang
menempatkan risiko kehidupan yang lain.”)
c. Menurut Steade
Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan
cara membuat keputusan bisnis.
d. Menurut Business & Society – Ethics and Stakeholder Management
Etika bisnis adalah perilaku yang baik dan buruk atau benar dan salah yang
terjadi dalam konteks bisnis.
5
Jadi etika bisnis adalah studi standar formal dan bagaimana standar itu
diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat untuk
memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-
orang yang ada di dalam organisasi.
Menurut Zimmerer, ada 10 kelompok stakeholders yang mempengruhi
keputusan – keputusan bisnis, yaitu :
Para pengusaha dan mitra usaha
Selain merupakan pesaing, para pengusaha juga merupakan mitra. Sebagai
mitra, para pengusaha merupakan relasi usaha yang dapat bekerja sama dalam
menyediakan informasi atau sumber peluang, misalnya akses pasar, akses bahan
baku, dan akses sumber daya lainnya.
Petani dan perusahaan
Petani dan perusahaan berperan dalam menyediakan bahan baku. Pasokan bahan
baku yang kurang bermutu dan pasokan yang lambat dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, petani dan perusahaan yang memasok bahan
baku merupakan factor yang langsung mempengaruhi keputusan bisnis.
Organisasi Pekerja yang mewakili Pekerja
6
Organisasi pekerja dapat mempengaruhi kepurusan melalui proses tawar –
menawar secara kolektif. Tawar – menawar tingkat upah, jaminan social,
jaminan kesehatan, kompensasi, dan jaminan hari tua sangat berpengaruh
langsung terhadap pengambilan keputusan.
Pemerintah yang mengatur kalancaran aktivitas usaha
Pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas usaha melalui serangkaian
kebijaksanaan yang di buatnya. Peraturan – peraturan dan perundang- undangan
pemerintah sangat berpengaruh terhadap iklim usaha. Undang – undang
monopoli, undang – undang hak paten, hak cipta, dan peraturan yang
melindungi dan mengatur jalannya usaha sangat besar pengaruhnya terhadap
dunia usaha.
Bank penyandang Dana perusahaan
Bank selain berfungsi sebagai jantungnya perekonomian secara makro juga
sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan. Neraca – neraca
perbankan yang kurang likuid dapat mempengaruhi neraca – neraca perusahaan
yang tida likuid juga. Sebaliknya, neraca – neraca perusahaan yang kurang
7
likuid dapat mempengaruhi keputusan bank dalam menyediakan dana bagi
perusahaan.
Investor Peranan Modal
Investor penyandang dana dapat mempengaruhi perusahaan melaliu serangkaian
persyaratanyang di ajukannya. Persyaratan tersebut akan mengikat dan sangat
besar pengaruhnya dalam pengambilan keputusan.
Masyarakat Umum yang Dilayani
Masnyarakat umum yang dilayani dapat mempengaruhi keputusa bisnis. Mereka
akan menenggapi dan mesmberikan informasi tentang bisnis kita. Mereka juga
merupakan konsumen yang akan menentukan keputusan – keputusan perusahaan
baik dalam menentukan produk barang dan jasa yang di hasilkan maupun teknik
produksi yang digunakan.
Pelanggan yang membeli produk
Pelanggan yang memebeli produk secara langsung dapat mempengaruhi
keputusan bisnis. Barang dan jsa apa yang akan di hasilkan, berapa jumlahnya
8
dan teknologi bagaimnan yang diperlukan sangat di tentukan oleh pelanggan dan
memepengaruhi keputusan – keputusan bisnis.
Selain etika dan perilakau, tidak kalah pentingnya dalam bisnis adalah
norma etika. Menurut Zimmerer (1996:22) ada tingkatan norma etika yaitu :
Hukum, hukum berlaku bagi masnyarakat secara umum yang megatur mana
perbuatan yang boleh di lakukan dan mana yangtidak boleh di lakukan.
Kebijakan dan prosedur organisasi, kebijakan da prosedur organisasi
member rahan khusus bagi setiap orang dalam organisasi dalam mengambil
keputusan sehari – harinya.
Moral sikap mental individual, sikap mental ndividual sangat penting untuk
menghadapi suatu keputusan yang tidak di atur oleh aturan formal.
Menurut Zimmerer (1996) keangka kerja etika dapat di kembangkkan melauli
empat tahap yaitu :
Tahap pertama. Mengikuti dimensi – dimensi etika yang ada sebagai suatu
alternative atau suatu keputusan.
Tahap kedua. Mengidentifikasi stakeholder kunci yang terlibat dalam
pengambilan keputusan.
9
Tahap ketiga. Membuat pilihan alternative dan membedakan antara
tangapan etika dan bukan etika.
Tahap keempat. Memilih taggapan etika yang terbaik dan
mengimplementasikannya.
Menuut Zimerer, pihak yangbertanggung jawab dalam moral etika adalah
manajer. Oleh karena itu ada tiga manajer dilihat dari sudut etika, yaitu :
Manajemen immoral, di dorong oleh kepentingan dirinya sendiri, demi
keuntungan sendiri atau perusahaanya. Kekuatan yang menggerakakan
manajemen immoral adalah kekuasaan/ketamakan, yaitu berupa presatasi
oraganisasi atau keberhasilan personal.
Manajemen amoral, tujuan utama dari manjemen amoral adalah laba, akan
tetapi tindakanya berbeda manajemen immoral, ada satu cara kunci yang
memebedakannya, yaitu mereka tidak dengan sengaja melanggar hokum
atau norma etika.
Manjemen moral, manajemen moral juga bertujuan untuk mencapai
keberhasilan, tetapi dengan menggunakan aspek legal dan prinsip – prinsip
etika.
10
Tujuan etika bisnis antara lain:
a. Menanamkan dan meningkatkan kesadaran akan adanya dimensi etis
dalam bisnis. Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada,
meningkatkan, jika kesadaran itu sudah ada, tapi masuh lemah dan ragu,
Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan memperoleh keyakinan
bahwa etika merupakan segi nyata dari kegiatan ekonomis yang perlu
diberikan perhatian serius. Karena dalam berbisnis kita harus memiliki etika
guna memberi kenyamanan berbisinis terhadap partner sehingga partner
nyaman berbisnis dengan kita dan tidak merasakan kekecewaan. Bukan saja
hal hal bisnis tetapi etika pun perlu kita pegang. Biasanya orang melihat
bagaimana etika kita dalam menghadapi partnernya ,disitulah mereka akan
menilai baik atau cocok atau tidaknya partnernya tesebut. Etika etika ini
bukan hanya dari cara kita berbisnis tetapi sikap kita pun harus dapat
menunjukan attitude yang baik dan sopan, saling menghargai.
b. Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan
bisnis, serta membantu pembisnis karena moral tidak kalah penting dalam
pembentukan sebuah bisnis. Melalui studi etika diharapkan pelaku bisnis
akansanggup menemukan fundamental rasional untuk aspek moral.
c. Membantu pembisnis untuk menentukan sikap moral yang tept di dalam
profesinya.
d. Agar perkembangan bisnis selalu dalam kondisi yang sehat.
11
2.2 Prinsip – prinsip etika dan perilaku bisnis
Menurut pendapat Michael Josephson (1988) yang di kutip oleh Zimmerer
(1996:27-28) secara universal, ada 10 etika yang mengarahkan perilaku, yaitu :
Kejujuran
Integritas
Memelihara janji
Kesetiaan
Kewajara/keadilan
Suka membantu orang lain
Hormat kepada orang lain
Warga Negara yang bertanggung jawab
Mengejar keuunggulan
Dapat di pertanggung jawabkan
12
2.3 Nilai – nilai etika bisnis
a. Kejujuran
Kejujuran merupakan unsur terpenting dalam dunia bsinis, karena sekali
mendapkan predikat tidak jujur akan sangat mempengaruhi perkembang bisnis
yang dijalankan. Kepercayaan partner atau rekan bisnis kitaitu sangat penting
dan wajib kita junjung tinggi . sekali kita berbohong atau tidak jujur maka
kedepannya pun akan sulit bagi kita untuk mendapatkan kepercayaan dan ini
akan menghambat karir kita kedepannya. Semakin besar kita jujur dan
beertanggungjawab yang kita pegang semakin besar pula kebebasan yang kita
miliki.
b. Keadilan
Melakukan seseorang sesuai dengan haknya. Misalnya, dalam memberikan
upah kepada karyawan maka harus sesuai standar.
c. Rendah Hati
Melakukan bisnis hendaknya tidak dengan sombong. Misalnya, dalam
mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan
produk bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya,
konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas
sebuah poduk atau jasa.
13
d. Simpatik
Mengelola emosi dan menampilkan wajah simpatik. Bukan hanya di depan
klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang
mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
e. Kecerdasan
Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan
keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu
mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang
mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.
2.4 Cara –cara mempertahankan standar kinerja
Ciptakan kepercayaan perusahaan, kepercayaan perusahaan dalam
menetapkan niliai – nilai yang mendasari tagging jawab etika bagi
stakeholders.
Kembangkan kode etik, kode etik merupakan suatu catatan tentang
standar tingkah laku dan prisip – prinsip etika yang di harapkan perusahaan
dari karyawan.
Jalankan kode etik secara adil dan konsisten.
14
Lindungi hak perorangan, akhir dari semua keputusan etika sangat
tergantung pada individu. Melindungi sesorang dengan prinsip – prinsip
moral dan nilai – nilainya merupakan jaminan yang baik untuk
menghindari penyimpangan etika.
Adakan pelatihan etika.
Lakukan audit etika secara periodic. Audit merupakan cara yang
terbaik untuk mengevaluasi efektivitas system etika.
Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jangan hanya
aturan. Tidak ada seorang pun yang dapat mengatur etika dan moral.
Hindari contoh etika yang tercela setiap saat, etika dari atasan.
Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Komunikasi
dua arah ini sangat penting yaitu, untuk menginformasikan barang dan jasa
yang kita hasilkan dan untuk menerima aspirasi untuk perbaikan
perusahaan.
Libatkan karyawan dalam memepertahankan standart etika.
15
2.5 Tanggung Jawab Perusahaan
Menurut Zimmerer ada beberapa pertanggung jawaban perusahaan yaitu :
Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah
lingkungan, artinya perusahaan memeperhatikan, melestarikan dan
menjaga lingkungan.
Tanggung jawab terhadap karyawan.
Tanggung jawab terhadap pelanggan.
Perbedaan Etika dan Agama
Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu
manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah.
Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni:
No Etika Agama :
1. Mendasarkan diri pada argumentasi rasional Menuntut seseorang untuk
mendasarkan diri pada wahyu Tuhan.
2. Etika lebih condong kearah ilmu tentang baik atau buruk Agama
mengajarkan perintah dan larangan.
3. Selain itu etika lebih sering dikenal sebagai kode etik.
Dalam agama dikenal sebuah ajaran-ajaran yang harus dipatuhi.
16
H. Tanggungjawab Sosial Pelaksanaan Bisnis
Pelaksanaan bisnis harus didasari dengan rasa dan sikap tanggungjawab
baik terhadap Tuhan, Keluarga Masyarakat dan Lingkungan Hidup agar bisnis
yang dijalankannuya itu selaras dan tidak merugikan aspek penting dalam
kehidupan manusia.
1. Terhadap Tuhan
Pelaksanaan bisnis harus dilandasi dengan iman dan takwa kepada Tuhan
YME karena dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME mereka
akan melaksanakan bisnis yang sehat, tidak berbuat curang dan dapat
meminimalisir terjadinya persaingan yang negative dalam dunia bisnis.
Tanggungjawab sosial terhadap Tuhan ini merupakan salah satu bentuk
tanggungjawab pembisnis terhadap penciptanya, hal ini dapat diwujudkan
dengan:
a. Menerapkan prinsip jujur, sabar, rendah hati, dan bertanggungjawab.
b. Memiliki rasa solidaritas dan toleransi antar pembisnis
c. Menciptakan keharmonisan antar pembisnis
2. Terhadap Keluarga
Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pembisnis hasrus pula didasari atas
rasa tanggungjawab terhadap keluarga, karena kemajuan dan keberhasilan
suatu bisnis berkorelasi terhadap keluarga. Tanggungjawab sosialnya
antaralain
a. Melaksanakan bisnis dengan kerja keras, pantang menyerah namun tetap
bertanggungjawab terhadap keberadaaannya sebagai anggota keluarga.
b. Menjaga nama baik keluarga, hal ini dapat dilakuakan dengan selalu
menjalankan bisnis secara sehat, karena apabila bisnis dilakukan tidak secara
sehat yang akan terkena dampak adalah keluarganya, nama baiknya menjadi 17
tercoreng di masyarakat.
c. Walaupun menjadi seorang pembisnis yang sibuk namun tetap
bertanggungjawab terhadap keluarganya, dengan menyeimbangkan antara
waktu untuk keluarga dan waktu untuk berbisnis, agar keduanya berjaalan
dengan lancar tanpa keluarga merasa ditelantarkan.
3. Terhadap Masyarakat
Keberadaan bisnis tentu tidak lepas dari masyarakat, oleh karena itu
pelaksanaannya harus dilandasi dengan rasa tanggungjawab terhadap
masyarakat, baik produk yang dihasilkan ataupun dampak-dampaknya.
Tanggungjawab tersebut antaralain:
a. Bisnis yang dijalankan dapat menyerap tenaga kerja di ditempat bisnis
tersebut berada
b. Tempat berlangsungnya bukan di tanah milik daerah setempat.
c. Bisnis yang dijalankan tidak mengganggu kelangsungan hidup masyarakat
sekitar.
d. Bisnis yang dijalankan tidak membawa dampak negatif terutama dalam hal
kesehatan masyarakat sekitar, sebisa mungkin kita hindarkan dampak dampak
negatif ini.
4. Terhadap Lingkungan Hidup
Pelaksanaan bisnis harus tetap memperhatikan kondisi lingkungan tempat
bisnis tersebut berada, terutama bisnis dalam bidang industri yang selama ini
selalu menjadi momok bagi masyarakat akan dampak-dampak buruk yang
disebabkannya. Olehkarena itu, seharusnya para pembisnis memiliki rasa
tanggungjawab sosial terhadap lingkungan hidup, agar lingkungan hidup tetap
terjaga kelestariannya.
18
Pentingnya Etika Bisnis
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas
stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam
memecahkan persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan
perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder.
Stakeholder adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan
berpengaruh pada keputusan-keputusan perusahaan. Siapa saja stakeholder
perusahaan:
1. Para pengusaha dan mitra usaha
Para pengusaha, selain berfungsi sebagai pesaing, mereka juga berperan
sebagai mitra. Dalam hal ini para pengusaha merupakan relasi usaha yang
dapat bekerja sama dalam menyediakan informasi atau sumber peluang.
Loyalitas mitra usaha akan sangat tergantung pada kepuasan yang diterima
dari perusahaan.
2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku
perusahaan berperan sebagai penyedia bahan baku. Pasokan bahan
baku yang kurang bermutu dan pasokan yang lambat dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, keputusan untuk menentukan kualitas
barang dan jasa sangat tergantung pada pemasok bahan baku. Loyalitas
petani penghasil bahan baku sangat tergantungpada tingkat kepuasan yang
19
diterima dari perusahaan dalam menentukan keputusan harga jual bahan
baku maupun dalam bentuk insentif.
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
Organisasi pekerja dapat mempengaruhi keputusan melalui proses
tawar-menawar secara kolektif. Perusahaan yang tidak melibatkan
karyawan/organisasi pekerja dalam
mengambil keputusan sering menimbulkan protes-protes yang menggangu
jalannya perusahaan.
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
Pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas usaha melalui
serangkaian kebijakaanyang dibuatnya, karena kebijakan yang dibuat
pemerintah akan sangat berpengaruh terhadap iklim usaha.
5. Bank penyandang dana perusahaan
Bank selain sebagai jantungnya perekonomian dalam skala makro, juga
sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan.
6. Investor penanam modal
Investor penyandang dana dapat mempengaruhi perusahaan melalui
serangkaian persyaratan yang diajukannya. Persyaratan tersebut akan
mengikat dan sangat besar pengaruhnya dalam mengambilan keputusan.
Loyalitas investor sangat tergantung pada tingkat kepuasan investor atas hasil
penanaman modalnya.
7. Masyarakat umum yang dilayani
Masyarakat akan selalu menanggapi dan memberikan informasi tentang
bisnis yang kita jalankan. Dalam hal ini masyarakat juga merupakan
20
konsumen yang akan menentukan keputusan-keputusan perusahaan dalam
menentukan produk barang dan jasa yang dihasilkan dan juga teknik yang
digunakan.
8. Pelanggan yang membeli produk
Barang dan jasa yang akan dihasilkan, teknologi yang digunakan akan
sangat dipengaruhi oleh pelanggan dan mempengaruhi keputusan-keputusan
bisnis. Dengan demikian etika bisnis merupakan landasan penting dan harus
diperhatikan, terutama dalam menciptakan dan melindungi reputasi
perusahaan. Oleh sebab itu, etika bisnis merupakan masalah yang sangat
sensitif dan kompleks, karena membangun etika untuk mempertahankan
reputasi lebih sukar daripada menghancurkannya.
Pelaksanaan Etika Bisnis di Indonesia
Di Indonesia, etika bisnis merupakan sesuatu yang lama tetapi sekaligus
baru. Sebagai sesuatu yang baru, etika bisnis eksis bersamaan dengan hadirnya
bisnis di dalam masyarakat Indonesia, artinya usia etika bisnis sama dengan usia
bisnis yang dilakukan oleh masyarakat Indokannynesia. Dalam memproduksi
sesuatu kemudian memasarkannya, masyarakat Indonesia tempo dulu juga telah
berpatok pada pertimbangan-pertimbangan untung dan rugi. Namun dengan cirri
khas masyarakat Indonesia yang cinta damai, masyarakat Indonesia termotivasi
untuk menghindari konflik-konflik kepentingan termasuk dalam dunia bisnis.
Secara normatif etika bisnis di Indonesia baru mulai diberi tempat khusus
semenjak diberlakukannya UUD 1945 khususnya pasal 33. Satu hal yang relevan
dari pasal 33 UUD 1945 ini adalah pesan moral dan amanat etis bahwa
pembangunan ekonomi Negara Republik Indonesia semata-mata demi 21
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang merupakan subyek atau pemilik
negeri ini.
Hal yang menghambat etika bisnis Indonesia dari segi budaya adalah masih
menguatnya prinsip kekeluargaan dalam masyarakat. Hampir semua perselisihan
dan pertentangan antar kelompok diharapkan akan beres begitu saja.
Kondisi sosial politik di Indonesia juga menghambat perkembangan
etika bisnis. Jika dilihat dalam konteks etika bisnis dengan menyentuh peran
Negara dalam system perekonomian nasional. Peran pemerintah sebagai regulat
perusahaan tidak memberikan perhatian pada periaku etis, maka kelangsungan
hidupnya akan terganggu dan akan berdampak pula pada kinerja keuangannya.
Praktek ini bias merugikan kerugian perusahaan lain, masyarkat maupun Negara.
Hubungan etika dengan modal
Seperti implementasinya dalam dunia bisnis, etika bisnis memegang peranan
penting, karena bisnis akan berjalan kacau ketika tidak diimbangi dengan
manajemen yang baik dan peraturan-peraturan yang mengikat didalamnya.
Peraturan ini dijadikan pedoman dalam menjalankan bisnis. Menyangkut hal
tersebut etika bisnis dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan modal. Misalnya
kode etik etika bisnis dengan modal kecil adalah suatu ketetapan yang harus di
taati dan tidak boleh dilanggar dalam menjalankan bisnis itu walaupun sebenarnya
bisnis modal besar juga harus punya kode etik etika dalam berbisnis, Tapi karena
modal bisnisnya kecil maka tentu saja harus punya kode etik yang jelas kalau tidak
yang rugi tentu saja yang menyediakan modal besar kalau yang kecil ya paling
cuma rugi tenaga dan waktu saja.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loalitas pemilik
kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan
perusahaan. Karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua
individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap
keputusan perusahaan. Ada dua jenis pemilik kepentingan yang berpengaruh
pada perusahaan yaitu pemilik kepentingan internal dan eksternal. Etika
bisnis selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsure
yang berpengaruh pada perusahaan juga sangat menentukan maju atau
mundurnya perusahaan.
3.2 Saran
23
Daftar Pustaka
Suryana.2003.kewirausahaan.jakarta:SalembaEmpat
http:/padbembyagus.blogspot.com/2012/04/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-
dan.html pada tanggal 23 April 2012
http://www.slideshare.net/abeyow/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial-
3075042 pada tanggal 23 April 2012
http: //id.wikipedia.org/wiki/Tanggungjawabsosial pada tanggal 24 April 2012
http://www.arthagrahapeduli.org/ pada tanggal 24 April 2012
http://www.smecda.com/ uu_permen/UU25.htm pada tanggal 24 April 201:
24