bab i kewirausahaan

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.Menurut drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnha ide-ide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meraih pangsa pasar. 1

Upload: shasa-missjutex-chiegadizcoud

Post on 30-Nov-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Kewirausahaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif

yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju

sukses.Menurut drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu

yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi

terciptanya peluang. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan

munculnha ide-ide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses kreatif dan inovatif

dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meraih pangsa

pasar.

Etika (Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah

cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi

mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan

konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-

pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain

1

Page 2: BAB I Kewirausahaan

karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk

itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan

oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan

sebagai etika.Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam

melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.Sebagai suatu ilmu,

objek dari etika adalah tingkah laku manusia.Akan tetapi berbeda dengan ilmu-

ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang

normatif.Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan

manusia.

Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah

dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun

membatasi masalah hanya pada ruang lingkup tentang etika bisnis dan

kewirausahaan.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana memahami norma dan etika bisnis dalam kewirausahaan.

Bagaimana cara mempertahankan standar etika bisnis

Bagaimana menggambarkan prinsip – prinsip etika dalam perilaku bisnis

2

Page 3: BAB I Kewirausahaan

1..3 Tujuan Penulisan

Menjelaskan norma dan etika bisnis.

Menjelaskan hubungan stakeholders statisfaction denagn stakeholders

loyality.

Mengidentifikasikan prinsip- prinsip etika dan menggambarkan perilaku

bisnis.

Memahami bagaimana cara mempertahankan standar etika bisnis.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami gambaran dari penulisan makalah ini,

maka secara garis, sistematika pembahasan dalam maklah ini terbagi menjadi tiga BaB

yaitu :

BAB I : Menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan

makalah

BAB II : Menjelaskan uraian tentang makalah etika bisnis dan kewirausahaan

BAB III : Berisi tentang kseimpulan makalah etika bisnis dan kewirausahaan

3

Page 4: BAB I Kewirausahaan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etika dan norma – norma bisnis

Salah satu aspek yang sangat popular dan perlu mendapat perhatian dalam

dunia bisnispenting ini adalah etika dan norma bisnis. Etika dan norma bisnis

selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsure yang

berpengaruh pada perusahaan ( stakeholders loyality). Juga sangat menentukan

maju atau mundurnya perusahaan. Etika bisnis dapat sangat penting untuk

mempertahankan loyalitas stakeholders dalam membuat keputusan – keputusan

perusahaan dan dalam memecahakan persoalan perusahaan.

Definisi Etika Bisnis ditilik dari Segi Pengertian, Tujuan, dan Prinsip

Dalam menjalankan bisnis harus dilandasi dengan etika-etika bisnis, agar

bisnis yang dijalankan sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Dalam kelompok

bisnis biasanya memiliki etika bisnis yang sama. Berikut akan dijabarkan

mengenai pengertian, tujuan, dan prinsip etika bisnis.

Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis menurut pendapat para ahli yaitu:

4

Page 5: BAB I Kewirausahaan

a. MenurutVelasques (2002)

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang

benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana

diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.

b. Menurut Hill dan Jones (1998)

Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah

dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan

ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait

dengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan, “Most of us

already have a good sense of what is right and what is wrong. We already

know that is wrong to take action that put the lives other risk” (“Sebagian besar

dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan apa yang

salah. Kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang

menempatkan risiko kehidupan yang lain.”)

c. Menurut Steade

Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan

cara membuat keputusan bisnis.

d. Menurut Business & Society – Ethics and Stakeholder Management

Etika bisnis adalah perilaku yang baik dan buruk atau benar dan salah yang

terjadi dalam konteks bisnis.

5

Page 6: BAB I Kewirausahaan

Jadi etika bisnis adalah studi standar formal dan bagaimana standar itu

diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat untuk

memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-

orang yang ada di dalam organisasi.

Menurut Zimmerer, ada 10 kelompok stakeholders yang mempengruhi

keputusan – keputusan bisnis, yaitu :

Para pengusaha dan mitra usaha

Selain merupakan pesaing, para pengusaha juga merupakan mitra. Sebagai

mitra, para pengusaha merupakan relasi usaha yang dapat bekerja sama dalam

menyediakan informasi atau sumber peluang, misalnya akses pasar, akses bahan

baku, dan akses sumber daya lainnya.

Petani dan perusahaan

Petani dan perusahaan berperan dalam menyediakan bahan baku. Pasokan bahan

baku yang kurang bermutu dan pasokan yang lambat dapat mempengaruhi

kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, petani dan perusahaan yang memasok bahan

baku merupakan factor yang langsung mempengaruhi keputusan bisnis.

Organisasi Pekerja yang mewakili Pekerja

6

Page 7: BAB I Kewirausahaan

Organisasi pekerja dapat mempengaruhi kepurusan melalui proses tawar –

menawar secara kolektif. Tawar – menawar tingkat upah, jaminan social,

jaminan kesehatan, kompensasi, dan jaminan hari tua sangat berpengaruh

langsung terhadap pengambilan keputusan.

Pemerintah yang mengatur kalancaran aktivitas usaha

Pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas usaha melalui serangkaian

kebijaksanaan yang di buatnya. Peraturan – peraturan dan perundang- undangan

pemerintah sangat berpengaruh terhadap iklim usaha. Undang – undang

monopoli, undang – undang hak paten, hak cipta, dan peraturan yang

melindungi dan mengatur jalannya usaha sangat besar pengaruhnya terhadap

dunia usaha.

Bank penyandang Dana perusahaan

Bank selain berfungsi sebagai jantungnya perekonomian secara makro juga

sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan. Neraca – neraca

perbankan yang kurang likuid dapat mempengaruhi neraca – neraca perusahaan

yang tida likuid juga. Sebaliknya, neraca – neraca perusahaan yang kurang

7

Page 8: BAB I Kewirausahaan

likuid dapat mempengaruhi keputusan bank dalam menyediakan dana bagi

perusahaan.

Investor Peranan Modal

Investor penyandang dana dapat mempengaruhi perusahaan melaliu serangkaian

persyaratanyang di ajukannya. Persyaratan tersebut akan mengikat dan sangat

besar pengaruhnya dalam pengambilan keputusan.

Masyarakat Umum yang Dilayani

Masnyarakat umum yang dilayani dapat mempengaruhi keputusa bisnis. Mereka

akan menenggapi dan mesmberikan informasi tentang bisnis kita. Mereka juga

merupakan konsumen yang akan menentukan keputusan – keputusan perusahaan

baik dalam menentukan produk barang dan jasa yang di hasilkan maupun teknik

produksi yang digunakan.

Pelanggan yang membeli produk

Pelanggan yang memebeli produk secara langsung dapat mempengaruhi

keputusan bisnis. Barang dan jsa apa yang akan di hasilkan, berapa jumlahnya

8

Page 9: BAB I Kewirausahaan

dan teknologi bagaimnan yang diperlukan sangat di tentukan oleh pelanggan dan

memepengaruhi keputusan – keputusan bisnis.

Selain etika dan perilakau, tidak kalah pentingnya dalam bisnis adalah

norma etika. Menurut Zimmerer (1996:22) ada tingkatan norma etika yaitu :

Hukum, hukum berlaku bagi masnyarakat secara umum yang megatur mana

perbuatan yang boleh di lakukan dan mana yangtidak boleh di lakukan.

Kebijakan dan prosedur organisasi, kebijakan da prosedur organisasi

member rahan khusus bagi setiap orang dalam organisasi dalam mengambil

keputusan sehari – harinya.

Moral sikap mental individual, sikap mental ndividual sangat penting untuk

menghadapi suatu keputusan yang tidak di atur oleh aturan formal.

Menurut Zimmerer (1996) keangka kerja etika dapat di kembangkkan melauli

empat tahap yaitu :

Tahap pertama. Mengikuti dimensi – dimensi etika yang ada sebagai suatu

alternative atau suatu keputusan.

Tahap kedua. Mengidentifikasi stakeholder kunci yang terlibat dalam

pengambilan keputusan.

9

Page 10: BAB I Kewirausahaan

Tahap ketiga. Membuat pilihan alternative dan membedakan antara

tangapan etika dan bukan etika.

Tahap keempat. Memilih taggapan etika yang terbaik dan

mengimplementasikannya.

Menuut Zimerer, pihak yangbertanggung jawab dalam moral etika adalah

manajer. Oleh karena itu ada tiga manajer dilihat dari sudut etika, yaitu :

Manajemen immoral, di dorong oleh kepentingan dirinya sendiri, demi

keuntungan sendiri atau perusahaanya. Kekuatan yang menggerakakan

manajemen immoral adalah kekuasaan/ketamakan, yaitu berupa presatasi

oraganisasi atau keberhasilan personal.

Manajemen amoral, tujuan utama dari manjemen amoral adalah laba, akan

tetapi tindakanya berbeda manajemen immoral, ada satu cara kunci yang

memebedakannya, yaitu mereka tidak dengan sengaja melanggar hokum

atau norma etika.

Manjemen moral, manajemen moral juga bertujuan untuk mencapai

keberhasilan, tetapi dengan menggunakan aspek legal dan prinsip – prinsip

etika.

10

Page 11: BAB I Kewirausahaan

Tujuan etika bisnis antara lain:

a. Menanamkan dan meningkatkan kesadaran akan adanya dimensi etis

dalam bisnis. Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada,

meningkatkan, jika kesadaran itu sudah ada, tapi masuh lemah dan ragu,

Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan memperoleh keyakinan

bahwa etika merupakan segi nyata dari kegiatan ekonomis yang perlu

diberikan perhatian serius. Karena dalam berbisnis kita harus memiliki etika

guna memberi kenyamanan berbisinis terhadap partner sehingga partner

nyaman berbisnis dengan kita dan tidak merasakan kekecewaan. Bukan saja

hal hal bisnis tetapi etika pun perlu kita pegang. Biasanya orang melihat

bagaimana etika kita dalam menghadapi partnernya ,disitulah mereka akan

menilai baik atau cocok atau tidaknya partnernya tesebut. Etika etika ini

bukan hanya dari cara kita berbisnis tetapi sikap kita pun harus dapat

menunjukan attitude yang baik dan sopan, saling menghargai.

b. Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan

bisnis, serta membantu pembisnis karena moral tidak kalah penting dalam

pembentukan sebuah bisnis. Melalui studi etika diharapkan pelaku bisnis

akansanggup menemukan fundamental rasional untuk aspek moral.

c. Membantu pembisnis untuk menentukan sikap moral yang tept di dalam

profesinya.

d. Agar perkembangan bisnis selalu dalam kondisi yang sehat.

11

Page 12: BAB I Kewirausahaan

2.2 Prinsip – prinsip etika dan perilaku bisnis

Menurut pendapat Michael Josephson (1988) yang di kutip oleh Zimmerer

(1996:27-28) secara universal, ada 10 etika yang mengarahkan perilaku, yaitu :

Kejujuran

Integritas

Memelihara janji

Kesetiaan

Kewajara/keadilan

Suka membantu orang lain

Hormat kepada orang lain

Warga Negara yang bertanggung jawab

Mengejar keuunggulan

Dapat di pertanggung jawabkan

12

Page 13: BAB I Kewirausahaan

2.3 Nilai – nilai etika bisnis

a. Kejujuran

Kejujuran merupakan unsur terpenting dalam dunia bsinis, karena sekali

mendapkan predikat tidak jujur akan sangat mempengaruhi perkembang bisnis

yang dijalankan. Kepercayaan partner atau rekan bisnis kitaitu sangat penting

dan wajib kita junjung tinggi . sekali kita berbohong atau tidak jujur maka

kedepannya pun akan sulit bagi kita untuk mendapatkan kepercayaan dan ini

akan menghambat karir kita kedepannya. Semakin besar kita jujur dan

beertanggungjawab yang kita pegang semakin besar pula kebebasan yang kita

miliki.

b. Keadilan

Melakukan seseorang sesuai dengan haknya. Misalnya, dalam memberikan

upah kepada karyawan maka harus sesuai standar.

c. Rendah Hati

Melakukan bisnis hendaknya tidak dengan sombong. Misalnya, dalam

mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan

produk bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya,

konsumen memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas

sebuah poduk atau jasa.

13

Page 14: BAB I Kewirausahaan

d. Simpatik

Mengelola emosi dan menampilkan wajah simpatik. Bukan hanya di depan

klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang

mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.

e. Kecerdasan

Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis

sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan

keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu

mewaspadai dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang

mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.

2.4 Cara –cara mempertahankan standar kinerja

Ciptakan kepercayaan perusahaan, kepercayaan perusahaan dalam

menetapkan niliai – nilai yang mendasari tagging jawab etika bagi

stakeholders.

Kembangkan kode etik, kode etik merupakan suatu catatan tentang

standar tingkah laku dan prisip – prinsip etika yang di harapkan perusahaan

dari karyawan.

Jalankan kode etik secara adil dan konsisten.

14

Page 15: BAB I Kewirausahaan

Lindungi hak perorangan, akhir dari semua keputusan etika sangat

tergantung pada individu. Melindungi sesorang dengan prinsip – prinsip

moral dan nilai – nilainya merupakan jaminan yang baik untuk

menghindari penyimpangan etika.

Adakan pelatihan etika.

Lakukan audit etika secara periodic. Audit merupakan cara yang

terbaik untuk mengevaluasi efektivitas system etika.

Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jangan hanya

aturan. Tidak ada seorang pun yang dapat mengatur etika dan moral.

Hindari contoh etika yang tercela setiap saat, etika dari atasan.

Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Komunikasi

dua arah ini sangat penting yaitu, untuk menginformasikan barang dan jasa

yang kita hasilkan dan untuk menerima aspirasi untuk perbaikan

perusahaan.

Libatkan karyawan dalam memepertahankan standart etika.

15

Page 16: BAB I Kewirausahaan

2.5 Tanggung Jawab Perusahaan

Menurut Zimmerer ada beberapa pertanggung jawaban perusahaan yaitu :

Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah

lingkungan, artinya perusahaan memeperhatikan, melestarikan dan

menjaga lingkungan.

Tanggung jawab terhadap karyawan.

Tanggung jawab terhadap pelanggan.

Perbedaan Etika dan Agama

Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu

manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah.

Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni:

No Etika Agama :

1. Mendasarkan diri pada argumentasi rasional Menuntut seseorang untuk

mendasarkan diri pada wahyu Tuhan.

2. Etika lebih condong kearah ilmu tentang baik atau buruk Agama

mengajarkan perintah dan larangan.

3. Selain itu etika lebih sering dikenal sebagai kode etik.

Dalam agama dikenal sebuah ajaran-ajaran yang harus dipatuhi.

16

Page 17: BAB I Kewirausahaan

H. Tanggungjawab Sosial Pelaksanaan Bisnis

Pelaksanaan bisnis harus didasari dengan rasa dan sikap tanggungjawab

baik terhadap Tuhan, Keluarga Masyarakat dan Lingkungan Hidup agar bisnis

yang dijalankannuya itu selaras dan tidak merugikan aspek penting dalam

kehidupan manusia.

1. Terhadap Tuhan

Pelaksanaan bisnis harus dilandasi dengan iman dan takwa kepada Tuhan

YME karena dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME mereka

akan melaksanakan bisnis yang sehat, tidak berbuat curang dan dapat

meminimalisir terjadinya persaingan yang negative dalam dunia bisnis.

Tanggungjawab sosial terhadap Tuhan ini merupakan salah satu bentuk

tanggungjawab pembisnis terhadap penciptanya, hal ini dapat diwujudkan

dengan:

a. Menerapkan prinsip jujur, sabar, rendah hati, dan bertanggungjawab.

b. Memiliki rasa solidaritas dan toleransi antar pembisnis

c. Menciptakan keharmonisan antar pembisnis

2. Terhadap Keluarga

Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pembisnis hasrus pula didasari atas

rasa tanggungjawab terhadap keluarga, karena kemajuan dan keberhasilan

suatu bisnis berkorelasi terhadap keluarga. Tanggungjawab sosialnya

antaralain

a. Melaksanakan bisnis dengan kerja keras, pantang menyerah namun tetap

bertanggungjawab terhadap keberadaaannya sebagai anggota keluarga.

b. Menjaga nama baik keluarga, hal ini dapat dilakuakan dengan selalu

menjalankan bisnis secara sehat, karena apabila bisnis dilakukan tidak secara

sehat yang akan terkena dampak adalah keluarganya, nama baiknya menjadi 17

Page 18: BAB I Kewirausahaan

tercoreng di masyarakat.

c. Walaupun menjadi seorang pembisnis yang sibuk namun tetap

bertanggungjawab terhadap keluarganya, dengan menyeimbangkan antara

waktu untuk keluarga dan waktu untuk berbisnis, agar keduanya berjaalan

dengan lancar tanpa keluarga merasa ditelantarkan.

3. Terhadap Masyarakat

Keberadaan bisnis tentu tidak lepas dari masyarakat, oleh karena itu

pelaksanaannya harus dilandasi dengan rasa tanggungjawab terhadap

masyarakat, baik produk yang dihasilkan ataupun dampak-dampaknya.

Tanggungjawab tersebut antaralain:

a. Bisnis yang dijalankan dapat menyerap tenaga kerja di ditempat bisnis

tersebut berada

b. Tempat berlangsungnya bukan di tanah milik daerah setempat.

c. Bisnis yang dijalankan tidak mengganggu kelangsungan hidup masyarakat

sekitar.

d. Bisnis yang dijalankan tidak membawa dampak negatif terutama dalam hal

kesehatan masyarakat sekitar, sebisa mungkin kita hindarkan dampak dampak

negatif ini.

4. Terhadap Lingkungan Hidup

Pelaksanaan bisnis harus tetap memperhatikan kondisi lingkungan tempat

bisnis tersebut berada, terutama bisnis dalam bidang industri yang selama ini

selalu menjadi momok bagi masyarakat akan dampak-dampak buruk yang

disebabkannya. Olehkarena itu, seharusnya para pembisnis memiliki rasa

tanggungjawab sosial terhadap lingkungan hidup, agar lingkungan hidup tetap

terjaga kelestariannya.

18

Page 19: BAB I Kewirausahaan

 Pentingnya Etika Bisnis

Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas

stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam

memecahkan persoalan perusahaan. Hal ini disebabkan semua keputusan

perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder.

Stakeholder adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan

berpengaruh pada keputusan-keputusan perusahaan. Siapa saja stakeholder

perusahaan:

1. Para pengusaha dan mitra usaha

Para pengusaha, selain berfungsi sebagai pesaing, mereka juga berperan

sebagai mitra. Dalam hal ini para pengusaha merupakan relasi usaha yang

dapat bekerja sama dalam menyediakan informasi atau sumber peluang.

Loyalitas mitra usaha akan sangat tergantung pada kepuasan yang diterima

dari perusahaan.

2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku

perusahaan berperan sebagai penyedia bahan baku. Pasokan bahan

baku yang kurang bermutu dan pasokan yang lambat dapat mempengaruhi

kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, keputusan untuk menentukan kualitas

barang dan jasa sangat tergantung pada pemasok bahan baku. Loyalitas

petani penghasil bahan baku sangat tergantungpada tingkat kepuasan yang

19

Page 20: BAB I Kewirausahaan

diterima dari perusahaan dalam menentukan keputusan harga jual bahan

baku maupun dalam bentuk insentif.

3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja

Organisasi pekerja dapat mempengaruhi keputusan melalui proses

tawar-menawar secara kolektif. Perusahaan yang tidak melibatkan

karyawan/organisasi pekerja dalam

mengambil keputusan sering menimbulkan protes-protes yang menggangu

jalannya perusahaan.

4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha

Pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas usaha melalui

serangkaian kebijakaanyang dibuatnya, karena kebijakan yang dibuat

pemerintah akan sangat berpengaruh terhadap iklim usaha.

5. Bank penyandang dana perusahaan

Bank selain sebagai jantungnya perekonomian dalam skala makro, juga

sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan.

6. Investor penanam modal

Investor penyandang dana dapat mempengaruhi perusahaan melalui

serangkaian persyaratan yang diajukannya. Persyaratan tersebut akan

mengikat dan sangat besar pengaruhnya dalam mengambilan keputusan.

Loyalitas investor sangat tergantung pada tingkat kepuasan investor atas hasil

penanaman modalnya.

7. Masyarakat umum yang dilayani

Masyarakat akan selalu menanggapi dan memberikan informasi tentang

bisnis yang kita jalankan. Dalam hal ini masyarakat juga merupakan

20

Page 21: BAB I Kewirausahaan

konsumen yang akan menentukan keputusan-keputusan perusahaan dalam

menentukan produk barang dan jasa yang dihasilkan dan juga teknik yang

digunakan.

8. Pelanggan yang membeli produk

Barang dan jasa yang akan dihasilkan, teknologi yang digunakan akan

sangat dipengaruhi oleh pelanggan dan mempengaruhi keputusan-keputusan

bisnis. Dengan demikian etika bisnis merupakan landasan penting dan harus

diperhatikan, terutama dalam menciptakan dan melindungi reputasi

perusahaan. Oleh sebab itu, etika bisnis merupakan masalah yang sangat

sensitif dan kompleks, karena membangun etika untuk mempertahankan

reputasi lebih sukar daripada menghancurkannya.

Pelaksanaan Etika Bisnis di Indonesia

Di Indonesia, etika bisnis merupakan sesuatu yang lama tetapi sekaligus

baru. Sebagai sesuatu yang baru, etika bisnis eksis bersamaan dengan hadirnya

bisnis di dalam masyarakat Indonesia, artinya usia etika bisnis sama dengan usia

bisnis yang dilakukan oleh masyarakat Indokannynesia. Dalam memproduksi

sesuatu kemudian memasarkannya, masyarakat Indonesia tempo dulu juga telah

berpatok pada pertimbangan-pertimbangan untung dan rugi. Namun dengan cirri

khas masyarakat Indonesia yang cinta damai, masyarakat Indonesia termotivasi

untuk menghindari konflik-konflik kepentingan termasuk dalam dunia bisnis.

Secara normatif etika bisnis di Indonesia baru mulai diberi tempat khusus

semenjak diberlakukannya UUD 1945 khususnya pasal 33. Satu hal yang relevan

dari pasal 33 UUD 1945 ini adalah pesan moral dan amanat etis bahwa

pembangunan ekonomi Negara Republik Indonesia semata-mata demi 21

Page 22: BAB I Kewirausahaan

kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang merupakan subyek atau pemilik

negeri ini.

Hal yang menghambat etika bisnis Indonesia dari segi budaya adalah masih

menguatnya prinsip kekeluargaan dalam masyarakat. Hampir semua perselisihan

dan pertentangan antar kelompok diharapkan akan beres begitu saja.

Kondisi sosial politik di Indonesia juga menghambat perkembangan

etika bisnis. Jika dilihat dalam konteks etika bisnis dengan menyentuh peran

Negara dalam system perekonomian nasional. Peran pemerintah sebagai regulat

perusahaan tidak memberikan perhatian pada periaku etis, maka kelangsungan

hidupnya akan terganggu dan akan berdampak pula pada kinerja keuangannya.

Praktek ini bias merugikan kerugian perusahaan lain, masyarkat maupun Negara.

Hubungan etika dengan modal

Seperti implementasinya dalam dunia bisnis, etika bisnis memegang peranan

penting, karena bisnis akan berjalan kacau ketika tidak diimbangi dengan

manajemen yang baik dan peraturan-peraturan yang mengikat didalamnya.

Peraturan ini dijadikan pedoman dalam menjalankan bisnis. Menyangkut hal

tersebut etika bisnis dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan modal. Misalnya

kode etik etika bisnis dengan modal kecil adalah suatu ketetapan yang harus di

taati dan tidak boleh dilanggar dalam menjalankan bisnis itu walaupun sebenarnya

bisnis modal besar juga harus punya kode etik etika dalam berbisnis, Tapi karena

modal bisnisnya kecil maka tentu saja harus punya kode etik yang jelas kalau tidak

yang rugi tentu saja yang menyediakan modal besar kalau yang kecil ya paling

cuma rugi tenaga dan waktu saja.

22

Page 23: BAB I Kewirausahaan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loalitas pemilik

kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan

perusahaan. Karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua

individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap

keputusan perusahaan. Ada dua jenis pemilik kepentingan yang berpengaruh

pada perusahaan yaitu pemilik kepentingan internal dan eksternal. Etika

bisnis selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsure

yang berpengaruh pada perusahaan juga sangat menentukan maju atau

mundurnya perusahaan.

3.2 Saran

23

Page 24: BAB I Kewirausahaan

Daftar Pustaka

Suryana.2003.kewirausahaan.jakarta:SalembaEmpat

http:/padbembyagus.blogspot.com/2012/04/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-

dan.html pada tanggal 23 April 2012

http://www.slideshare.net/abeyow/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial-

3075042 pada tanggal 23 April 2012

http: //id.wikipedia.org/wiki/Tanggungjawabsosial pada tanggal 24 April 2012

http://www.arthagrahapeduli.org/ pada tanggal 24 April 2012

http://www.smecda.com/ uu_permen/UU25.htm pada tanggal 24 April 201:

 

24