bab i kji

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terpadat keempat setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data kependudukan Bada Pusat Statistik melalui sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia yaitu sebanyak 237.641.326 jiwa. Dengan jumlah penduduk yang tinggi dan terus mengalami peningkatan, kebutuhan penduduk untuk melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain pun akan semakin tinggi. Kejadian ini mengakibatkan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi dituntut dapat mengatasi massalah yang dihadapi sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sebagai negara yang memiliki beragam bentuk topografi seperti banyaknya pegunungan dan sungai, daerah yang satu dengan lainnya banyak terpisahkan oleh lembah-lembah dan sungai-sungai. Dengan kondisi seperti itu maka diperlukan penghubung antar daerah sebagai prasarana penghubung transportasi sehingga memudahkan lalu lintas untuk melakukan berbagai kebutuhan kegiatan, seperti kegiatan untuk kepentingan perekonomian, pendidikan, pembangunan, dan pemerintahan. Transportasi sangat penting pula bagi hubungan antar daerah untuk kepentingan pemerintahan, pertukaran kebudayaan, dan lain sebagainya. Terputusnya suatu daerah

Upload: arif-luqman-hakim

Post on 17-Jul-2016

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bab 1 rencana proposal KJI 2014

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I KJI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk

terpadat keempat setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data

kependudukan Bada Pusat Statistik melalui sensus penduduk tahun 2010, jumlah

penduduk Indonesia yaitu sebanyak 237.641.326 jiwa. Dengan jumlah penduduk

yang tinggi dan terus mengalami peningkatan, kebutuhan penduduk untuk

melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain pun akan semakin tinggi.

Kejadian ini mengakibatkan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi dituntut

dapat mengatasi massalah yang dihadapi sebagai salah satu solusi untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Sebagai negara yang memiliki beragam bentuk topografi seperti

banyaknya pegunungan dan sungai, daerah yang satu dengan lainnya banyak

terpisahkan oleh lembah-lembah dan sungai-sungai. Dengan kondisi seperti itu maka

diperlukan penghubung antar daerah sebagai prasarana penghubung transportasi

sehingga memudahkan lalu lintas untuk melakukan berbagai kebutuhan kegiatan,

seperti kegiatan untuk kepentingan perekonomian, pendidikan, pembangunan, dan

pemerintahan. Transportasi sangat penting pula bagi hubungan antar daerah untuk

kepentingan pemerintahan, pertukaran kebudayaan, dan lain sebagainya.

Terputusnya suatu daerah dari pemerintah pusat atau daerah lainnya akan

menghambat kemajuan daerah. Salah satu solusi yang diberikan sebagai penghubung

transportasi darat antar daerah adalah konstruksi jembatan.

Jembatan merupakan suatu struktur yang dibangun untuk menyeberangi

jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta ataupun jalan raya. Sedangkan

menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang

Jalan, yang dimaksud “jembatan” adalah jalan yang terletak di atas permukaan air

dan/atau di atas permukaan tanah. Dengan adanya jembatan memungkinkan

penyeberangannya berjalan di atas rintangan tersebut. Jembatan bisa dibangun

dengan bentang panjang maupun dengan bentang realtif pendek sesuai dengan lebar

rintangan tersebut. Tipe jembatan pun dapat dipilih dengan berbagai macam model

Page 2: BAB I KJI

dan jenis sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi kegunaannya maupun dari segi

nilai estetikanya.

Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan untuk membangun berbagai

jenis konstruksi jembatan, yang pelaksanaannya menyesuaikan dengan kebutuhan

kondisi setempat. Konstruksi jembatan terdiri dari beberapa tipe, terutama

bangunan/struktur bagian atasnya, sehingga perencana harus dapat menerapkan salah

satu tipe jembatan yang paling sesuai dengan keadaan topografi lokasinya. Dalam

merencanakan suatu jembatan perlu masukan dari berbagai disiplin ilmu, agar dapat

memperkecil kemungkinan kegagalan dalam perencanaan maupun pelaksanaan

sehingga jembatan yang dirancang harus cukup stabil ,nyaman, ekonomis serta

mempunyai nilai estetika. Tipe dan jenis jembatan pun semakin banyak macamnya

disesuaikan dengan sisi artistik dan kekuatan jembatan itu sendiri. Berbagai tipe

jembatan telah banyak dibangun, baik jembatan kayu, jembatan beton konvensional

sampai jembatan beton pre-stress maupun jembatan rangkan baja ataupun jembatan

komposit dari baja dan beton bahkan saat ini sudah banyak dibangun jembatan

gantung.

Dari sisi kekuatan, kenyamanan, ekonomis, dan artistik, jembatan rangka

baja banyak dipilih sebagai salah satu alternatif untuk jembatan bentang panjang.

Selain itu juga, pelaksanaan konstruksinya lebih mudah dari pada tipe jembatan lain

dan tidak membutuhkan pilar karena strukturnya memungkinkan untuk dibangun 1

pilar untuk bentang ± 60-100 m. Kelebihan-kelebihan lainnya dari penggunaan

jembatan rangka baja yaitu mutu bahan seragam sehingga dapat dicapai kekuatan

seragam, kekenyalan tinggi, lebih ekonomis karena bahan baja lebih murah dari pada

beton ataupun kayu dan rendahnya biaya pemasangan, elemen struktur dapat dibuat

di pabrik dan dapat dilakukan secara besar-besaran, membutuhkan ruang kerja yang

lebih sempit, dan ramah lingkungan karena dapat menggantikan posisi kayu sebagai

bahan konstruksi. Namun dari kelebihan-kelebihan tersebut, dalam perencanaan,

pembangunan, dan rehabilitasi perlu diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin,

sehingga pembangunan jembatan dapat mencapai umur jembatan yang direncanakan

serta praktis dalam pelaksanaan konstruksinya namun tetap kokoh dari sisi

kekuatannya.

Page 3: BAB I KJI

Oleh karena itu, melalui Kompetisi Jembatan Indonesia ke-10 ini, diharapkan

dapat memunculkan inovasi-inovasi baru dalam perkembangan teknologi jembatan

rangka baja yang kokoh, ringan, dan awet serta dapat berguna bagi peningkatan

pembangunan bangsa Indonesia. Selain itu dengan adanya kompetisi ini, akan

menumbuhkan bakat-bakat inovatif dari setiap elemen teknik sipil agar dapat

berkarya dan berkontribusi dalam pembangunan nasional khususnya daerah Jawa

Timur.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penyusunan proposal desain jembatan baja ini

adalah:

1. Bagaimana merancang struktur jembatan rangka baja yang kokoh, ringan, dan

awet.

2. Bagaimanakah metode pelaksanaan konstruksi jembatan rangka baja yang paling

efisien dan efektif sesuai dengan kriteria dan ketentuan yang berlaku dalam

kompetisi.

3. Berapakah biaya yang dibutuhkan dalam konstruksi jembatan rangka baja ini.

1.3. Batasan Masalah

Dalam mendesain jembatan rangka baja, berdasarkan rumusan masalah di

atas dibutuhkan batasan masalah sebagai berikut:

1. Struktur jembatan ini menggunakan material baja dengan profil......

2. Tipe jembatan yang digunakan adalah jembatan baja jalan raya.

3. Alat sambung yang digunakan adalah baut dan plat baja.

4. Lantai jembatan menggunakan bahan multipleks tebal = 12 mm.

5. Peraturan yang kami gunakan antara lain:

RSNI T-3-2005 tentang Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan.

RSNI T-02-2005 yang membahas tentang standar pembebanan untuk jembatan.

PPPJJR (Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya) tahun

1987.

AISC LRFD (Manual of Structural Steel Construction)

Page 4: BAB I KJI

1.4. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal desain jembatan baja

ini adalah:

1. Mampu merancang struktur jembatan rangka baja yang sesuai dengan tema

Kompetisi Jembatan Indonesia ke-10 2014 ini,yaitu jembatan yang kokoh,

ringan, dan awet.

2. Mendapatkan metode pelaksanaan konstruksi jembatan rangka baja yang paling

efektif dan efisien sesuai dengan kriteria dan ketentuan yang berlaku dalam

kompetisi.

3. Memperoleh besarnya rencana anggaran biaya (RAB) dalam konstruksi

jembatan rangka baja.