bab i-laporan praktek kerja kayu
DESCRIPTION
laporan praktek bengkel kerja kayu,program study manajemen rekayasa konstruksi politeknik negeri malangTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Umum
Dengan di susunnya laporan ini, diharapkan mahasiswa berminat mengikuti
sekaligus melakukan praktek kayu sehingga mampu memahami serta mengaplikasikan
materi praktek kayu dengan menggunakan peralatan praktek kayu yang terus
berkembang.baik secara manual maupun masinal
1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan ini, diharapkan mahsiswa dapat mengerti dan mampu
melakukan tata cara penggunaan alat kayu dengan alat manual maupun dengan alat mesin
kayu beserta cara pemeliharaan ringan alat untuk praktek kayu tersebut,tanpa harus
mengabaikan factor keselamatan kerja.
1.3 Latar Belakang
Penyusunan berlandaskan karena berkurangnya minat penggunaan bahan kayu pada
konstruksi bangunan,dan kurangnya pengetahuan tentang peremajaan peralatan praktek
kerja kayu baik yang manual maupun yang masinal.
Sehingga dengan di susunnya laporan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
dan penjelasan kepada para mahasiswa secara garis besar tentang praktek kayu serta cara
evaluasi akhir praktek dengan baik1
1.4 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memberikan pengertian serta
penjelasan tentang :
a. Dasar pengetahuan kayu sebagai bahan utama kerja kayu
b. Latihan dasar mengetam dan menggergaji
c. Hubungan dan sambungan pada kerja kayu
d. Hubungan ibu pintu (kusen)
Namun semua poin tersebut diatas hanya dijelaskan secara garis besarnya saja. Pada
saat melaksanakan praktek kerja kayu di bengkel (workshop) diharapkan mahasiswa
dapat mengembangkan pengertian atau pemahaman serta ketrampilan dengan jalan
melakukan pengamatan serta penghayatan prosedur kerja dengan baik dan benar.
2
BAB II
Dasar pengetahuan kayu sebagai bahan utama kerja
kayu
Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapat dari tumbuhan alam, artinya kayu dapat
diperoleh di alam dengan mudah tanpa harus dibuat atau diolah di pabrik. Dari pohonnya
kayu dapat dibentuk berbagai macam ukuran, pemilihan atas suatu bahan bangunan
tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis dan keindahannya, maka harus diketahui sifat dari
kayu sepenuhnya.
a. Sifat kayu yang menguntungkan, adalah sebagai berikut :
1. Mudah didapat dan ralatif murah harganya dibandingkan dengan bahan bangunan
lainnya seperti beton dan baja.
2. Mudah dikerjakan tanpa alat berat khusus.
3. Bentuknya indah alami.
4. Sebagai isolasi panas.
5. Sebagai isolasi listrik.
6. Tahan zat kimia seperti asam dan garam dapur.
7. Ringan, mengurangi berat sendiri dari bangunan.
8. Serba guna serta bekasnya masih dapat dimanfaatkan lagi.
b. Sifat kayu yang merugikan, adalah sebagai berikut :
1. Mudah terbakar dan menimbulkan api.
2. Kekuatan dan keawetan kayu sangat tergantung dari jenis dan umur pohon.
3. Cepat rusak oleh pengaruh alam.
4. Dapat dimakan oleh serangga kecil seperti rayap, kumbang dan lain-lain.
3
5. Dapat berubah bentuknya, seperti menyusut/memuai tergantung dari kadar air yang
dikandungnya.
6. Kekuatan kayu tidak seragam, walaupun dari jenis pohon yang sama hal ini
disebabkan karena adanya cacat kayu.
2.5 Cacat Kayu.
Cacat kayu dapat menimbulkan efek samping yang serius terhadap kekuatan kayu,
kekakuan dan keindahan kayu. Untuk mengenal posisi dari berbagai bentuk cacat kayu, kita
tentukan bentuk penampang kayu. Macam-macam cacat kayu dapat dikelompokkan dalam 4
(empat) kelompok :
2.5.1 Cacat Kayu Setelah Penggergajian Akibat Penyusutan.
Cacat atau kerusakkan ini pada dasarnya diakibatkan karena proses penyusutan
disamping menimbulkan perubahan bentuk juga menimbulkan perubahan dimensi. Perubahan
dimensi karena penyusutan dapat ditinjau dari 3 (tiga) arah penampang kayu, yaitu :
a. Tangensial : penampang menyinggung arah lingkaran tumbuh, besarnya angka
penyusutan berkisar antara 4,3 – 14 .
b. Radial : penampang yang melintang lingkaran tumbuh, besarnya angka penyusutan
berkisar antara 2,1 – 8,5 .
c. Aksial : penampang dalam arah memanjang kayu, besarnya angka penyusutan berkisar
antara 0,1 – 0,3 .
Macam-macam cacat akibat penyusutan, adalah sebagai berikut :
a. Sisi cembung (Spring), adalah : perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada
bagian tepi/sisi kayu.
4
b. Sisi membentuk busur (Bow), adalah : perubahan bentuk melengkung arah memanjang
pada bagian permukaan kayu.
c. Permukaan membentuk mangkok (Cup), adalah : perubahan bentuk melengkung pada
arah lebar kayu, cacat seperti ini sering terjadi pada penggergajian back sawing.
d. Melenting (Twist), adalah : pemuntiran melintang pada permukaan kayu yang berputar
berlawanan arah pada masing-masing ujung kayu.
e. Pecah permukaan (end splits), adalah : pecah dimulai pada bagian ujung dan mejalar
sepanjang papan.
Cacat akibat penyusutan seperti di atas sukar sekali dihindarkan, tetapi dapat dikurangi
dengan cara penumpukkan yang baik dan meletakkan beban pemberat pada bagian atas
tumpukkan serta tidak memberikan suhu yang tinggi selama proses pengeringan.
5
2.5.2 Cacat Disebabkan Bahan Kimia (zat ekstraktif).
Kayu mempunyai kandungan beberapa zat, diantaranya zat ekstraktif. Melalui reaksi
kimia zat ini dapat mengakibatkan perubahan warna atau noda pada kayu.
2.5.3 Cacat Dari Pohon.
Cacat dari pohon dapat dibedakan menjadi 4 (empat), adalah sebagai berikut :
1. Cacat mata kayu.
Mata kayu adalah bagian dari cabang yang berada di dalam kayu, dapat dibedakan
menjadi :
a. Mata kayu sehat, adalah : mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras, tumbuh
kukuh dan rapat pada kayu, berwarna sama/lebih gelap dengan kayu sekitarnya.
b. Mata kayu lepas, adalah : mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu, biasanya
pada proses pengerjaan mata kayu ini mudah lepas dan tidak ada gejala busuk.
c. Mata kayu busuk bergerombol, adalah : mata kayu ini menunjukkan tanda
pembusukkan, biasanya bergerombol dan bagian kayunya lunak/lapuk, berlainan
dengan bagian kayu sekitarnya.
Pengaruh adanya mata kayu pada kayu, adalah :
1. Mengurangi sifat keteguhan kayu
2. Serat-serat disekeliling mata kayu umumnya tidak teratur (menyulitkan pengerjaan)
3. Menyulitkan pengerjaan karena kerasnya penampang mata kayu
4. Mengurangi keretakkan
5. Menyebabkan lubang pada hasil lebar finir.
2. Cacat hati rapuh.
Hati rapuh ini merupakan tanda khas yang umum dimiliki kayu daun lebar di daerah
tropis, misalnya : kayu meranti. Cacat ini mengurangi kekuatan terhadap kayu, biasanya
terdapat pada hati kayu (pusat lingkaran tumbuh kayu bulat).
6
3. Serangga perusak kayu.
Serangga perusak kayu antara lain : rayap, kumbang kayu dan bubuk kayu, karena
pengaruhnya maka kekuatan kayu akan berkurang. Karena serangga tersebut merusak
kayu dengan membuat lubang-lubang terowongan di dalam kayu sebagai makanan dan
tempat tinggal serangga tersebut.
4. Cacat kayu gubal (sap wood).
Kayu gubal juga merupakan salah satu jenis cacat kayu, karena adanya kayu gubal pada
suatu potongan kayu, maka akan mempengaruhi kekuatan kayu (terutama untuk
konstruksi berat), keindahan dari kayu gubal ini merupakan sasaran utama serangga
perusak kayu.
2.6 Penyimpanan Kayu.
Penyimpanan kayu disini berarti penumpukkan kayu, kayu harus ditumpuk/disusun yang
baik agar kayu tetap dalam keadaan baik, bebas dari serangga perusak kayu dan serangga
jamur.
Agar didapat kayu dalam keadaan kering normal yaitu kekeringan kayu dengan kadar air
kesetimbangan antara 12 – 18 %, maka penumpukkan kayu itu erat kaitannya dengan
perawatan dan pengeringan kayu yang disimpan.
A. Syarat-syarat penumpukkan kayu yang baik, adalah sebagai berikut :
1. Tempat harus rata/datar dan bebas dari genangan air.
2. Sumber hama dan penyakit kayu harus dihilangkan.
3. Jarak timbunan dari lantai dianjurkan setinggi ± 50 cm untuk ruang kosong sirkulasi
udara.
4. Terlindung dari hujan dan cukup sirkulasi udara.
7
5. Antara tumpukkan yang satu dengan yang lain harus ada ruang yang cukup untuk
sirkulasi udara dan untuk memudahkan pada waktu pengambilan dan penumpukkan.
6. Tinggi penyusunan dianjurkan jangan terlalu tinggi ± 3 meter.
7. Papan/balok disusun dengan menggunakan kayu ganjel/lat (sticker). Ganjel harus
dibuat dari kayu yang sehat (bebas cacat), keadaan kering, bentuk persegi dan
seragam.
8. Untuk papan yang sudah kering, ganjel (sticker) boleh dipasang pada setiap 8
(delapan) tumpuk papan. Ukuran ganjel (sticker) ditunjukkan pada Tabel 2.1.
9. Antara kayu/papan yang satu dengan yang lainnya pada suatu tumpukkan harus diberi
jarak antara 2 – 5 cm.
8
BAB III
MATERI PRAKTEK KAYU
Tujuan Umum :
Tujuan umum pada bab ini, diharapkan mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan jenis
pekerjaan praktek kayu yang akan dikerjakan, dapat menjelaskan penggunaan perkakas dan
peralatan yang digunakan pekerjaan praktek kayu.
6.2 Tujuan Khusus :
Tujuan khusus pada bab ini, diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan
penggunaan perkakas yang digunakan pada pekerjaan praktek kayu, dapat melakukan praktek
kayu sesuai dengan materi praktek yang diberikan, dapat menentukan jenis finishing yang
akan digunakan, dapat membuat dan mengerjakan finishing pada pekerjaan kayu secara baik
dan benar.
Materi praktek (Job Sheet) kerja kayu yang akan dilakukan mahasiswa D-IV di Bengkel
(Workshop) terdiri dari :
1. Latihan Dasar Mengetam dan Menggergaji.
2. Membuat Sambungan Bibir Miring Berkait.
3. Membuat Hubungan ibu pintu (Kusen).
4. Penggunaan mesin kerja kayu.
9
JOB SHEET-I
I. Tujuan :
Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :
a. Menggunakan perkakas tangan.
b. Mengetam kayu secara rata, lurus dan siku dengan baik.
c. Melukis atau memberi tanda (gambar) pada benda kerja.
d. Memotong dan membelah kayu dengan menggunakan gergaji tangan dengan baik dan
benar.
II. Instruksi Umum :
Pada praktek kerja topik ini dimaksudkan untuk memberikan latihan dasar mengetam dan
menggergaji dengan bahan kayu usuk/kaso ukuran 5/7 cm. periksalah kondisi dan ukuran
kayu tersebut serta ketajaman dari peralatan/perkakas yang akan digunakan.
III. Instruksi Kerja :
a. Simpanlah alat-alat kerja yang digunakan pada bangku kerja dengan baik dan teratur
apabila belum digunakan.
b. Pelajari dahulu gambar kerja dan ikuti langkah-langkah kerja dengan seksama dan
teliti.
c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek.
d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.
10
IV.Gambar kerja :
11
JOB SHEET-II
I. Tujuan :
Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :
a. Menggunakan perkakas tangan.
b. Membuat bentuk sambungan bibir miring berkait.
c. Memahami fungsi dan kegunaan dari sambungan tersebut.
d. Pemahatan, pengeboran dan melubangi kayu.
II. Instruksi Umum :
Sambungan ini dipergunakan jika pada suatu balok (gelagar) bekerja gaya tarik yang
saling berlawanan arah, maka pada setengah panjang bibir sambungan ditakik sehingga
berbentuk kait.
Panjang bibir sambungan = 2,5 – 3 h
h = tinggi kayu.
III. Instruksi Kerja :
a. Simpanlah alat-alat kerja yang digunakan pada bangku kerja dengan baik dan
teratur apabila belum digunakan.
b. Pelajari dahulu gambar kerja dan ikuti langkah-langkah kerja dengan seksama
dan teliti.
c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek.
d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.
12
IV.Gambar kerja :
13
JOB SHEET-III
I. Tujuan :
Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :
a. Menggunakan perkakas tangan.
b. Membuat bentuk hubungan ibu pintu tiang dengan ambang atas.
c. Memahami fungsi dan kegunaan dari sambungan tersebut.
d. Pemahatan, pengeboran dan melubangi kayu.
e. Menerangkan prinsip hubungan dan bentuk ibu pintu, serta bagian-bagian
hubungannya.
II. Instruksi Umum :
Sambungan/hubungan ibu pintu terdiri dari balok tegak dan datar, balok yang tegak
dinamakan tiang dan balok yang datar dinamakan ambang (ambang atas). Ukuran kayu
yang digunakan sebaiknya diperhitungkan atau disesuaikan dengan tebal dinding dan
lebar/besarnya pintu. Ukuran balok yang biasanya digunakan adalah 6/15. Untuk
pemasangan daun pintu diperlukan sponingan, sedangkan untuk mencegah agar tidak
bercelah dan kedudukan kusen tidak bergeser terhadap dinding maka kedua tiang pada sisi
luarnya dibuat alur kapur dengan lebar 5 – 6 cm dan dalam 1,5 – 2 cm. Alur ini dibuat
mulai ± 5 cm di bawah ambang atas. Hubungan tiang dengan ambang atas dibuat pen
sebesar 1/3 dari lebar kayu. Untuk mendapatkan hubungan yang kokoh ambang atas
diperpanjang 8 – 10 cm yang dinamai telinga.
14
III. Instruksi Kerja :
a. Simpanlah alat-alat kerja yang digunakan pada bangku kerja dengan baik dan teratur
apabila belum digunakan.
b. Pelajari dahulu gambar kerja dan ikuti langkah-langkah kerja dengan seksama dan
teliti.
c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek.
d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.
e. Gunakanlah pakaian kerja dengan lengkap dan disiplin pada waktu praktek di bengkel
(workshop).
15
IV.Gambar kerja :
16
JOB SHEET-IV
I. Tujuan :
Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :
a. Menggunakan mesin pengolah kayu.
b. Membuat sambungan berbentuk pen pada kursi panjang.
c. Memahami fungsi dan kegunaan dari hubungan pen pada kursi.
d. Pengetaman,pemotongan,dan melubangi dengan menggunakan mesin.
e. Menerangkan prinsip hubungan dan bentuk pen, serta bagian-bagian dari kursi.
II. Instruksi Umum :
Pada pengaplikasian kursi,hanya bentuk sambungan pen yang dominan di
gunakan.pergunakan gergaji belah untung membuat pen,sedangkan untuk membuat
lubangnya,pergunakan bor.setelah pen dan lubang sesuai ukurannya,lem terlebih dahulu ke
dua sisi,baik pen maupun lubang.setelah lem kering,bor dan pasang skrup,atu bias juga
menggunakan paku.
II. Instruksi Kerja :
a. Cek terlebih dahulu mesin yang akan di gunakan,apakah masih berfungsi dengan baik
atau tidak.
b. Pelajari dahulu gambar kerja dan ikuti langkah-langkah kerja dengan seksama dan
teliti.
c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek.
17
d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.
e. Gunakanlah pakaian kerja dengan lengkap dan disiplin pada waktu praktek di bengkel
(workshop).
f. Bersihkan mesin kerja kayu setelah selesai menggunakan
IV.Gambar kerja :
18
BAB IV
KESIMPULAN
19
Dengan demikian,diharapkan mahasiswa mampu melakukan praktek kayu sehingga
mampu memahami serta mengaplikasikan materi praktek kayu dengan menggunakan
peralatan praktek kayu yang terus berkembang.baik secara manual maupun masinal
Disamping itu,diharapkan mahsiswa dapat mengerti dan mampu melakukan tata cara
penggunaan alat kayu dengan alat manual maupun masinal beserta cara pemeliharaan ringan
alat untuk praktek kayu tersebut,tanpa harus mengabaikan factor keselamatan kerja.
BAB V
PENUTUP
20
Dengan demikian,diharapkan minat pada praktek kayu dapat meningkat,serta untuk
mempermudah pada saat memberikan pelajaran dan evaluasi setelah berakhirnya praktek
kayu.
Sehingga dengan di susunya laporan ini diharapkan dapat memberikan pengertian dan
penjelasan kepada para mahasiswa secara garis besar tentang praktek kayu serta cara evaluasi
akhir praktek dengan baik. Karena praktek kerja kayu ini erat kaitannya dengan dunia
perindustrian dalam hal ini industry meubel (furniture), dengan demikian mahasiswa
diharapkan mengerti dan jelas tentang apa yang dinamakan praktek kerja kayu itu.
21