bab i pedahuluan

4
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sayuran merupakan sumber vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat untuk melancarkan fungsi metabolisme tubuh dan kesehatan. Vitamin utama yang terkandung dalam sayuran yang sukar untuk digantikan oleh makanan lain adalah vitamin C, asam folat, dan golongan karoten terutama betakaroten yang akan bekerja sebagai antioksidan. Asam folat bermanfaat untuk ibu hamil dan janin. Permintaan dan konsumsi sayuran diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan. Salah satu sayuran yang saat ini direkomendasikan untuk menjaga kesehatan adalah brokoli. Brokoli merupakan sayuran dari kelompok kubis – kubisan. Dalam 100 gam brokoli terkandung air 89.30 g, energi 34 kkal, karbohidrat 6.64 g, gula 1.70 g, serat 2.6 g, lemak 0.37 g, protein 2.82 g, vitamin A 31 mcg-RAE, thiamine (vitamin B1) 0.071 mg, riboflavin (vitamin B2) 0.117

Upload: satriasate

Post on 06-Aug-2015

71 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Pedahuluan

1

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sayuran merupakan sumber vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat

untuk melancarkan fungsi metabolisme tubuh dan kesehatan. Vitamin utama yang

terkandung dalam sayuran yang sukar untuk digantikan oleh makanan lain adalah

vitamin C, asam folat, dan golongan karoten terutama betakaroten yang akan

bekerja sebagai antioksidan. Asam folat bermanfaat untuk ibu hamil dan janin.

Permintaan dan konsumsi sayuran diperkirakan akan terus meningkat seiring

dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran masyarakat

mengenai kesehatan.

Salah satu sayuran yang saat ini direkomendasikan untuk menjaga

kesehatan adalah brokoli. Brokoli merupakan sayuran dari kelompok kubis –

kubisan. Dalam 100 gam brokoli terkandung air 89.30 g, energi 34 kkal,

karbohidrat 6.64 g, gula 1.70 g, serat 2.6 g, lemak 0.37 g, protein 2.82 g, vitamin

A 31 mcg-RAE, thiamine (vitamin B1) 0.071 mg, riboflavin (vitamin B2) 0.117

mg, niacin (vitamin B3) 0.639 mg, vitamin E 0.78 mg, vitamin B6 0.175 mg, folat

(vitamin B9) 63 mcg-DFE, vitamin C 89.2 mg, kalsium 47 mg, besi 0.73 mg,

magnesium 21 mg, fosfor 66 mg, kalium 316 mg, zink 0.41 mg, natrium 33 mg,

vitamin K 101.6 µg (USDA, 2012).

Hasil penelitian Cartea et al. (2010) menunjukan bahwa di antara keluarga

Brassicaceae, brokoli memiliki kandungan antioksidan paling tinggi. Menurut

Rubatzky (1998), tanaman dari genus Brassica mengandung sulfoksida S –

metilsistein yang dapat menurunkan kolesterol darah. Selain itu senyawa

Page 2: BAB I Pedahuluan

2

sulforafan, yang diisolasi dari brokoli dan beberapa brassica lain, terbukti dapat

mencegah pertumbuhan tumor pada tikus yang telah diinfeksikan racun penyebab

tumor. Dinkova-Kostova (2005) menunjukkan glukorafanin (prekursor dari

senyawa sulforafan) dari brokoli dapat mengurangi kanker sampai 70%.

Brokoli merupakan tanaman sayuran dataran tinggi yang potensial untuk

dibudidayakan oleh para petani di Indonesia. Prospek pengembangan tanaman

brokoli di Indonesia cukup cerah. Dari segi ekonomi dan sosial, budidaya brokoli

dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Penelitian Lakasimi (2009),

menunjukkan usahatani dari brokoli layak untuk diusahakan dan menguntungkan.

Dengan hasil panen rata – rata 4.062.32 kg/ha dan harga jual Rp. 2500,- diperoleh

keuntungan dari petani Rp. 3.645.961,- dengan R/C ratio 1,57.

Kendala yang dihadapi dalam pengembangan brokoli antara lain adalah

syarat tumbuhnya yang menghendaki suhu rendah (dataran tinggi),

ketergantungan pada benih impor dan serangan hama dan penyakit terutama hama

ulat Plutella xylostela dan Crocidolomia binotalis. Salah satu upaya pengendalian

hama dan penyakit tanaman adalah dengan melakukan tumpangsari dengan

tanaman lain. Tumpangsari dilakukan dengan menanam dua atau lebih jenis

tanaman pada waktu dan lahan yang sama. Dalam tumpangsari perlu

dipertimbangkan pengaturan jarak tanam, populasi tanaman, umur panen tiap

tanaman, arsitektur tanaman agar dapat meminimalkan persaingan dan

memaksimalkan interaksi antar tanaman (Sullivan, 2003). Dengan demikian

diperlukan informasi mengenai cara budidaya brokoli dengan sistem tumpangsari

yang baik dan benar, sehingga pasokan komoditas brokoli ini dapat terus

meningkat dan dengan kualitas yang baik.

Page 3: BAB I Pedahuluan

3

I.2. Tujuan

Praktek Lapang ini bertujuan untuk mempelajari teknik budidaya brokoli

secara tumpangsari melalui latihan kerja dan pengembangan wawasan.

1.3. Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktek Lapang dilaksanakan pada tanggal 06 Agustus 2012 –

30 September 2012, di Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan, Kampung

Padakati Rt. 03/01 Desa Tegallega Kecamatan Warung Kondang Kabupaten

Cianjur.

1.4. Metodologi

Dalam Praktek Lapang ini mahasiswa aktif mencari informasi mengenai

teknik budidaya brokoli secara tumpangsari dan terlibat langsung dalam kegiatan

di lapang. Selain itu, dilakukan studi pustaka sebagai upaya untuk menunjang

penerapan teori.