bab i pendahuluan 1.1 latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah salah satu
negara berkembang di asia yang keberadaannya telah diakui dunia sejak
17 Agustus 1945, saat setelah presiden pertama Ir. Soekarno
memproklamasikan kemerdekaan NKRI. Sebagai negara berkembang,
pemerintah Indonesia pasti memiliki berbagai program untuk dapat
mencapai tujuan nasionalnya, yang diantaranya ialah memajukan dan
memenuhi berbagai macam kebutuhan segenap bangsanya. Berbagai
program yang dicanangkan pemerintah tersebut, tertuang dalam program-
program pembangunan nasional yang telah disepakati bersama.
Indonesia merupakan negara terbesar ke empat di dunia, yang
memiliki ribuan pulau dari sabang sampai merauke dengan luas total
1.919.440 km2 dan total jumlah penduduk sebesar 255.182.144 jiwa
(www.bps.go.id). Hal ini tentu sangat mempengaruhi pembiayaan
pembangunan nasional yang telah dicanangkan pemerintah secara adil dan
merata. Maka dari itu, dibutuhkan suatu alat untuk mengelola keuangan
negara berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (APBN)
yang telah tercantum dan diatur dalam Undang-Undang No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara. APBN merupakan rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat yang ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang.
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
Mengacu data yang diambil dari Kementrian Keuangan Republik
Indonesia mengenai Data Pokok APBN 2010-2016 dalam tabel 1.1
menunjukkan jumlah pendapatan dan belanja negara selalu meningkat
pada setiap tahunnya.
Tabel 1. 1
Ringkasan APBN 2015-2016
(Miliar Rupiah)
2015 2016
APBNP APBN
A. Pendapatan Negara 1.761.642,80 1.822.545,80
I. Pendapatan Dalam Negeri 1.758.330,90 1.820.514,10
1. Penerimaan Perpajakan 1.489.255,50 1.546.664,60
a. Pendapatan Pajak Dalam 1.439.998,60 1.506.557,50
b. Pendapatan Pajak Perdagangan
Internasional 49.256,90 40.087,10
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 267.075,40 273.849,40
II. Penerimaan Hibah 3.311,90 2.031,80
B. Belanja Negara 1.984.149,70 2.095.724,70
I. Beanja Pemerintah Pusat 1.319.549,00 1.325.551,40
* Belanja K/L 795.480,40 784.125,70
* Belanja non K/L 524.068,60 541.425,70
II. Transfer Ke Daerah dan dana Desa 664.600,70 770.173,30
1. Transfer ke Daerah 643.834,50 723.191,20
a. Dana Perimbangan 521.760,50 700.429,40
b. Dana Insentif Daeah 1.664,50 5.000,00
c. Dana Otonomi Khusus dan
Keistimewaan DIY 17.663,00 17.761,90
d. Dana Transfer Lainnya 102.746,60
2. Dana Desa 20,766,2 46.982,10
III. Suspen
C. Keseimbangan Primer -66.776,00 -88.238,20
D. Surplus/ Defisit Anggaran (A-B) -222.506,90 -237.178,90
% terhadap PDB -1,9 -2,15
E. Pembiayaan 222.506,90 273.178,90
I. Pembiayaan Dalam Negeri 242.515,00 272.780,70
II. Pembiayaan Luar negeri (Neto) -20.008,10 398,20
Kelebihan/ (Kekurangan) Pembiayaan 0,00
Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
Gambar di atas mennjukkan pendapatan negara pada tahun 2016
meningkat sebesar 3,5 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Perubahan (APBNP) tahun 2015. Dari jumlah tersebut didalam nya
terdapat penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.546.664,6 miliar atau
sebesar 84,9 persen, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp
273.849,4 miliar atau sebesar 15 persen, dan penerimaan hibah sebesar Rp
2.031,8 miliar atau sebesar 0,1 persen. Penerimaan perpajakan yang terdiri
dari pendapatan pajak dalam negeri dan pendapatan pajak perdagangan
internasional memiliki besaran jumlah yang paling besar dalam
pendapatan negara dibanding penerimaan negara bukan pajak dalam
ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan
merupakan sumber pemasukan dana yang paling besar bagi negara.Terkait
hal tersebut pemerintah Indonesia, berusaha membuat kebijakan
penerimaan dalam negerinya yaitu penerimaan pajak supaya lebih
sempurna dengan cara merealisasikan penerapan kebijakan Self-
Assessment System (SAS).
SAS adalah sistem pemungutan pajak yang dimana wajib pajak
memegang wewenang sepenuhnya untuk menentukan sendiri besarnya
pajak yang terutang sesuai dengan peraturan dan kriteria yang telah di
tentukan oleh pemerintah dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2007. Dengan sistem ini diharapkan para wajib pajak
turut berperan aktif dalam memajukan pebangunan nasional yang telah
dicanangkan oleh pemerintah.SAS mulai diterapkan di Indonesia pada
tahun 1983 yang menggantikan Official Assessment System (OAS).
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
Tabel 1. 2.
Realisasi Penerimaan Perpajakan (Miliar Rupiah) dan Rasio Pajak
Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Tahun 2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015
Penerimaan
Pajak
873.874,0 980.518,1 1.077.306,7 1.146.865,8 1.489.255,5
Rasio Pajak 11.80% 11,90% 11,90% 10,90% 12,90%
Sumber: Data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Keuangan yang telah
diolah.
Berdasarkan tabel di atas (1.2), realiasasi penerimaan pajak setiap
tahunnya selalu mangalami kenaikan begitu juga dengan rasio pajak (tax
ratio) terhadap PDBnya, namun pada tahun 2014 rasio pajak mengalami
penurunan sebesar 1% dari tahun 2013, disebabkan penyerapan
penerimaan pajak pada tahun tersebut tidak maksimal. Hal tersebut terjadi
karena kenaikan penerimaan pajak pada tahun tersebut tidak sebanding
dengan kenaikkan PDBnya. Adapun rasio pajak pada tabel di atas
diperoleh dari perbandingan antara jumlah realisasi penerimaan pajak
dengan PDB tahun tersebut.
Menurut (Winerungan, 2013), kepatuhan wajib pajak untuk
membayar pajak adalah persoalan yang sejak dulu ada di lingkungan
perpajakan. Wajib pajak yang patuh ialah wajib pajak yang mengerti,
mematuhi, dan menjalankan hak serta kewajiban yang berlaku sesuai yang
tertera dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 235/KMK.03/2003
yang menggantikan Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor
544/KMK.04/2000 tentang Kriteria Wajib Pajak Yang dapat Diberikan
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Diantara
kriteria-kriteria yang harus dipenuhi jika ingin menjadi wajib pajak patuh
yaitu: tepat waktu, jelas, dan lengkap dalam penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan, bersih dari tindakan pidana dalam kurun waktu
10 tahun terakhir, serta kriteria-kriteria lainnya yang tertera dalam
keputusan menteri keuangan tersebut.
Sebagaimana yang telah diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 94/KMK/.01/1994 tentang
Organisasi dan Tata Cara Kerja Direktorat Jenderal Pajak (DJP), pada
pasal 1 menyebutkan, tugas pokok DJP ialah melaksanakan sebagian tugas
pokok Departemen Keuangan di bidang penerimaan negara yang berasal
dari pajak. Dalam menjalankan tugas dan dapat menghasilkan kinerja
penyerapan penerimaan pajak secara maksimal, DJP dibantu oleh Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) yang disebar di setiap daerah di Indonesia. Hal ini
berpacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Pajak, pada pasal 52 menyebutkan, Kantor Pelayanan Pajak yang
selanjutnya dalam Pearturan Menteri Keuangan ini disebut KPP adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada dibawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. KPP
Pratama yang disebutkan dalam pasal 58 memiliki tugas melaksanakan
penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Dengan kata lain, KPP Pratama
merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam
memungut pajak.
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
Untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan dan
membayar pajak, sudah banyak program-program yang dilakukan oleh
pemerintah diantaranya dari tahun 2015 merupakan tahun pembinaan
wajib pajak, mengenalkan adanya sistem pembayaran pajak secara online
atau yang dikenal dengan e-filling dengan tidak mengenakan sanksi dalam
waktu tenggang yang sudah di tentukan, dan juga dengan meningkatkan
kualitas pelayanan perpajakan untuk dapat mempermudah dan
memberikan rasa nyaman bagi wajib pajak dalam membayar pajak.
Dalam melayani masyarakat KPP Pratama harus memperhatikan
aspek kualitas pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak. Kualitas
pelayanan dapat ditunjukkan diantaranya dengan cara menjaga
keseimbangan jumlah antara pegawai pajak dan wajib pajak yang
membutuhkan pelayanan, termasuk menyetarakan kemampuan dan
pemahaman antara keduanya (Anggraini, 2015), kemudian saling menjaga
sikap dan perilaku, apabila para pegawai pajak bersikap melayani para
wajib pajak dengan sepenuh hati, maka para wajib pajak pun akan merasa
nyaman dan memberikan timbal balik (feedback) yang positif. Perilaku
pelayanan aparatur pajak dalam melayani wajib pajak besar kecilnya
berpengaruh pada kepatuhan para wajib pajak dalam melaporkan dan
membayar pajaknya.
Hal terpenting lainnya selain meningkatkan kualitas pelayanan
perpajakan, kepatuhan wajib pajak juga dipengaruhi oleh ilmu/
pengetahuan yang dimiliki wajib pajaktentang perpajakan.Selama ini para
wajib pajak hanya memperoleh pengetahuan pajak hanya dari petugas
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
pajak, selain itu media publikasi seperti internet, televisi dan surat kabar
juga ikut memberikan informasi walaupun hanya singkat dan sekilas saja,
tidak langsung dipraktikan. (Nurmantu, 2005) menyatakan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan atau pengetahuan para wajib pajak, maka
semakin mudah bagi mereka untuk memahami peraturan dan semakin
mudah juga wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Kurangnya sosialisasi perpajakan yang diberikan kepada wajib pajak pun
juga mungkin menyebabkan rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak
dalam melaporkan pajaknya (Supriyati & Hidayati, 2008).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Supadmi, 2009) yaitu
meningkatkan kepatuhan Wajib pajak melalui kualitas pelayanan,
menyimpulkan bahwa supaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya, pemerintah harus meningkatkan
kulitas pelayanannya.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mardina Arthalia
Pardede (2014) menguji tentang pengaruh kualitas pelayanan fiskus
terhadap kepatuhan wajib pajak dalm membayar pajak kendaraan bermotor
(studi kasus pada kantor SAMSAT Bandung timur). Hasil dari
penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak dalam
membayar kewajiban pajaknya di kantor Samsat Bandung timur
berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh
apartur pajak.
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
Anggraini (2015) juga melakukan penelitian mengenai analisis
pengaruh dimensi kualitas pelayanan aparatur pajak terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak (studi pada kantor pelayanan pajak (KPP) pratama
kota Surakarta. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Hal
ini dijelaskan dengan adanya pengaruh yang signifikan dari varaiabel
tangible, assurance, dan emphaty terhadap kepatuhan wajib pajak,
sedangkan variabel reliability dan responsiveness tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Berdasarkan penjelasan dari penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya pada paragraf di atas, penulis ingin meneliti lebih lanjut
dengan melakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Kategori
Kualitas Pelayanan Aparatur Pajak dan Pengetahuan Perpajakan Wajib
Pajak Orang Pribadi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi”
(studi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota Semarang
Candisari).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di uraikan pada
poin sebelumnya, maka rumusan masalah yang penulis buat untuk meneliti
lebih lanjut dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut:
a. Apakah kualitas pelayanan yang ada dan diberikan oleh Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Candisari Kota Semarang
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi?
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
b. Apakah pengetahuan perpajakan yang dimiliki wajib pajak orang
pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Candisari Kota
Semarang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang
pribadi?
1.3 Batasan Masalah
Supaya penelitian yang dilakukan peneliti memberikan pemahaman
sesuai dengan yang diharapkan serta untuk membatasi agar penelitian
yang dilakukan tidak terlalu luas, maka peneliti akan memberikan batasan
masalah sebagai berikut:
a. Wilayah penelitian mencakup empat kecamatan, yaitu Kecamatan
Gajah Mungkur, Kecamatan Candisari, Kecamatan Tembalang, dan
Kecamatan Banyumanik yang merupakan wilayah kerja pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Kota Semarang Candisari.
b. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independen yaitu
kualitas pelayanan aparatur pajak dan pengetahuan perpajakan Wajib
Pajak Orang Pribadi serta satu variabel dependen yaitu kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi.
c. Penelitian ini akan menggunakan metoda sampling dengan
respondennya adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang mendatangi
Kantor Pelayanan Pajak Kota Semarang Candisari.
1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan aparatur pajak,
pengetahuan perpajakan wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota Semarang
Candisari.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi Peneliti
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti dengan melakukan serangkaian
analisis tentang pengaruh kualitas pelayanan aparatur pajak dan
pengetahuan perpajakan wajib pajak orang pribadi pada tingkat
kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
b. Manfaat bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota
Semarang Candisari
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan poin-poin
atau masukan penting bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja pelayanannya
dalam melayani masyarakat kedepannya.
c. Manfaat bagi Pemerintah dan Departemen Keuangan, khususnya
Direktorat Jenderal Pajak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan
dalam membuat keputusan, peraturan, ataupun Undang-undang
sehingga penerimaan pajak dapat terserap dengan maksimal.
d. Manfaat bagi para Wajib Pajak, Akademika, dan Masyarakat Umum
Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi,
pengetahuan, dan referensi bagi pembaca tentang pengaruh kualitas
pelayanan dan pengetahuan perpajakan Wajib Pajak terhadap
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
kepatuhan wajib pajak untuk menjadi acuan dalam melakukan
penelitian lebih lanjut.
1.6 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penelitian ini terdiri atas lima bab yaitu
pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, analisis data, dan penutup
yang di dalamnya terdapat beberapa subbab. Selanjutnya gambaran umum
sistematika penulisan akan diuraikan seperti berikut:
Bab I. Pendahuluan
Bahasan pada bab I ini terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II. Landasan Teori
Bahasan pada bab II ini berisi tentang telaah dari teori-teori,
konsep, dan studi pustaka yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam
penelitian serta menjelaskan tentang pengembangan hipotesis penelitian
yang dibuat oleh peneliti.
Bab III. Metode Penelitian
Bahasan pada bab III ini akan dijelaskan bagaimana metode
penelitian yang akan digunakan, yang terdiri dari jenis penelitian, metode
pengumpulan data, metode pengambilan sampel, alat analisis yang akan
digunakan dalam penelitian, serta hipotesis penelitian.
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
Bab IV. Analisis Data
Bahasan pada bab IV ini akan dilakukan analisis dan pembahasan
dari hasil penelitian, serta menguraikan bagaimana kelayakan kuesioner
yang diperoleh, karakterisitik responden, pengujian hipotesis dan analisi
regresi linear berganda.
Bab V. Simpulan dan Saran
Bahasan pada bab V ini adalah menyampaikan kesimpulan dari
hasil penelitian dan saran yang diberikan penulis baik untuk KPP Pratama
Kota Semarang Candisari dan untuk peneliti selanjutnya.
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/