bab i pendahuluan 1.1 latar...

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah salah satu negara berkembang di asia yang keberadaannya telah diakui dunia sejak 17 Agustus 1945, saat setelah presiden pertama Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan NKRI. Sebagai negara berkembang, pemerintah Indonesia pasti memiliki berbagai program untuk dapat mencapai tujuan nasionalnya, yang diantaranya ialah memajukan dan memenuhi berbagai macam kebutuhan segenap bangsanya. Berbagai program yang dicanangkan pemerintah tersebut, tertuang dalam program- program pembangunan nasional yang telah disepakati bersama. Indonesia merupakan negara terbesar ke empat di dunia, yang memiliki ribuan pulau dari sabang sampai merauke dengan luas total 1.919.440 km 2 dan total jumlah penduduk sebesar 255.182.144 jiwa (www.bps.go.id). Hal ini tentu sangat mempengaruhi pembiayaan pembangunan nasional yang telah dicanangkan pemerintah secara adil dan merata. Maka dari itu, dibutuhkan suatu alat untuk mengelola keuangan negara berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (APBN) yang telah tercantum dan diatur dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. APBN merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang. ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Candisari kota Semarang) KEVIN ADIYASA Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: vandiep

Post on 10-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108641/potongan/S1-2016-330698...ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan merupakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah salah satu

negara berkembang di asia yang keberadaannya telah diakui dunia sejak

17 Agustus 1945, saat setelah presiden pertama Ir. Soekarno

memproklamasikan kemerdekaan NKRI. Sebagai negara berkembang,

pemerintah Indonesia pasti memiliki berbagai program untuk dapat

mencapai tujuan nasionalnya, yang diantaranya ialah memajukan dan

memenuhi berbagai macam kebutuhan segenap bangsanya. Berbagai

program yang dicanangkan pemerintah tersebut, tertuang dalam program-

program pembangunan nasional yang telah disepakati bersama.

Indonesia merupakan negara terbesar ke empat di dunia, yang

memiliki ribuan pulau dari sabang sampai merauke dengan luas total

1.919.440 km2 dan total jumlah penduduk sebesar 255.182.144 jiwa

(www.bps.go.id). Hal ini tentu sangat mempengaruhi pembiayaan

pembangunan nasional yang telah dicanangkan pemerintah secara adil dan

merata. Maka dari itu, dibutuhkan suatu alat untuk mengelola keuangan

negara berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (APBN)

yang telah tercantum dan diatur dalam Undang-Undang No. 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara. APBN merupakan rencana keuangan

tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan

Rakyat yang ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang.

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108641/potongan/S1-2016-330698...ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan merupakan

2

Mengacu data yang diambil dari Kementrian Keuangan Republik

Indonesia mengenai Data Pokok APBN 2010-2016 dalam tabel 1.1

menunjukkan jumlah pendapatan dan belanja negara selalu meningkat

pada setiap tahunnya.

Tabel 1. 1

Ringkasan APBN 2015-2016

(Miliar Rupiah)

2015 2016

APBNP APBN

A. Pendapatan Negara 1.761.642,80 1.822.545,80

I. Pendapatan Dalam Negeri 1.758.330,90 1.820.514,10

1. Penerimaan Perpajakan 1.489.255,50 1.546.664,60

a. Pendapatan Pajak Dalam 1.439.998,60 1.506.557,50

b. Pendapatan Pajak Perdagangan

Internasional 49.256,90 40.087,10

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 267.075,40 273.849,40

II. Penerimaan Hibah 3.311,90 2.031,80

B. Belanja Negara 1.984.149,70 2.095.724,70

I. Beanja Pemerintah Pusat 1.319.549,00 1.325.551,40

* Belanja K/L 795.480,40 784.125,70

* Belanja non K/L 524.068,60 541.425,70

II. Transfer Ke Daerah dan dana Desa 664.600,70 770.173,30

1. Transfer ke Daerah 643.834,50 723.191,20

a. Dana Perimbangan 521.760,50 700.429,40

b. Dana Insentif Daeah 1.664,50 5.000,00

c. Dana Otonomi Khusus dan

Keistimewaan DIY 17.663,00 17.761,90

d. Dana Transfer Lainnya 102.746,60

2. Dana Desa 20,766,2 46.982,10

III. Suspen

C. Keseimbangan Primer -66.776,00 -88.238,20

D. Surplus/ Defisit Anggaran (A-B) -222.506,90 -237.178,90

% terhadap PDB -1,9 -2,15

E. Pembiayaan 222.506,90 273.178,90

I. Pembiayaan Dalam Negeri 242.515,00 272.780,70

II. Pembiayaan Luar negeri (Neto) -20.008,10 398,20

Kelebihan/ (Kekurangan) Pembiayaan 0,00

Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108641/potongan/S1-2016-330698...ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan merupakan

3

Gambar di atas mennjukkan pendapatan negara pada tahun 2016

meningkat sebesar 3,5 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara Perubahan (APBNP) tahun 2015. Dari jumlah tersebut didalam nya

terdapat penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.546.664,6 miliar atau

sebesar 84,9 persen, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp

273.849,4 miliar atau sebesar 15 persen, dan penerimaan hibah sebesar Rp

2.031,8 miliar atau sebesar 0,1 persen. Penerimaan perpajakan yang terdiri

dari pendapatan pajak dalam negeri dan pendapatan pajak perdagangan

internasional memiliki besaran jumlah yang paling besar dalam

pendapatan negara dibanding penerimaan negara bukan pajak dalam

ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan

merupakan sumber pemasukan dana yang paling besar bagi negara.Terkait

hal tersebut pemerintah Indonesia, berusaha membuat kebijakan

penerimaan dalam negerinya yaitu penerimaan pajak supaya lebih

sempurna dengan cara merealisasikan penerapan kebijakan Self-

Assessment System (SAS).

SAS adalah sistem pemungutan pajak yang dimana wajib pajak

memegang wewenang sepenuhnya untuk menentukan sendiri besarnya

pajak yang terutang sesuai dengan peraturan dan kriteria yang telah di

tentukan oleh pemerintah dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2007. Dengan sistem ini diharapkan para wajib pajak

turut berperan aktif dalam memajukan pebangunan nasional yang telah

dicanangkan oleh pemerintah.SAS mulai diterapkan di Indonesia pada

tahun 1983 yang menggantikan Official Assessment System (OAS).

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108641/potongan/S1-2016-330698...ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan merupakan

4

Tabel 1. 2.

Realisasi Penerimaan Perpajakan (Miliar Rupiah) dan Rasio Pajak

Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Tahun 2011-2015

2011 2012 2013 2014 2015

Penerimaan

Pajak

873.874,0 980.518,1 1.077.306,7 1.146.865,8 1.489.255,5

Rasio Pajak 11.80% 11,90% 11,90% 10,90% 12,90%

Sumber: Data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Keuangan yang telah

diolah.

Berdasarkan tabel di atas (1.2), realiasasi penerimaan pajak setiap

tahunnya selalu mangalami kenaikan begitu juga dengan rasio pajak (tax

ratio) terhadap PDBnya, namun pada tahun 2014 rasio pajak mengalami

penurunan sebesar 1% dari tahun 2013, disebabkan penyerapan

penerimaan pajak pada tahun tersebut tidak maksimal. Hal tersebut terjadi

karena kenaikan penerimaan pajak pada tahun tersebut tidak sebanding

dengan kenaikkan PDBnya. Adapun rasio pajak pada tabel di atas

diperoleh dari perbandingan antara jumlah realisasi penerimaan pajak

dengan PDB tahun tersebut.

Menurut (Winerungan, 2013), kepatuhan wajib pajak untuk

membayar pajak adalah persoalan yang sejak dulu ada di lingkungan

perpajakan. Wajib pajak yang patuh ialah wajib pajak yang mengerti,

mematuhi, dan menjalankan hak serta kewajiban yang berlaku sesuai yang

tertera dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 235/KMK.03/2003

yang menggantikan Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor

544/KMK.04/2000 tentang Kriteria Wajib Pajak Yang dapat Diberikan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108641/potongan/S1-2016-330698...ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan merupakan

5

Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Diantara

kriteria-kriteria yang harus dipenuhi jika ingin menjadi wajib pajak patuh

yaitu: tepat waktu, jelas, dan lengkap dalam penyampaian Surat

Pemberitahuan Tahunan, bersih dari tindakan pidana dalam kurun waktu

10 tahun terakhir, serta kriteria-kriteria lainnya yang tertera dalam

keputusan menteri keuangan tersebut.

Sebagaimana yang telah diatur dalam Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 94/KMK/.01/1994 tentang

Organisasi dan Tata Cara Kerja Direktorat Jenderal Pajak (DJP), pada

pasal 1 menyebutkan, tugas pokok DJP ialah melaksanakan sebagian tugas

pokok Departemen Keuangan di bidang penerimaan negara yang berasal

dari pajak. Dalam menjalankan tugas dan dapat menghasilkan kinerja

penyerapan penerimaan pajak secara maksimal, DJP dibantu oleh Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) yang disebar di setiap daerah di Indonesia. Hal ini

berpacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009

tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal

Pajak, pada pasal 52 menyebutkan, Kantor Pelayanan Pajak yang

selanjutnya dalam Pearturan Menteri Keuangan ini disebut KPP adalah

instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada dibawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. KPP

Pratama yang disebutkan dalam pasal 58 memiliki tugas melaksanakan

penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Dengan kata lain, KPP Pratama

merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam

memungut pajak.

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108641/potongan/S1-2016-330698...ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan merupakan

6

Untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan dan

membayar pajak, sudah banyak program-program yang dilakukan oleh

pemerintah diantaranya dari tahun 2015 merupakan tahun pembinaan

wajib pajak, mengenalkan adanya sistem pembayaran pajak secara online

atau yang dikenal dengan e-filling dengan tidak mengenakan sanksi dalam

waktu tenggang yang sudah di tentukan, dan juga dengan meningkatkan

kualitas pelayanan perpajakan untuk dapat mempermudah dan

memberikan rasa nyaman bagi wajib pajak dalam membayar pajak.

Dalam melayani masyarakat KPP Pratama harus memperhatikan

aspek kualitas pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak. Kualitas

pelayanan dapat ditunjukkan diantaranya dengan cara menjaga

keseimbangan jumlah antara pegawai pajak dan wajib pajak yang

membutuhkan pelayanan, termasuk menyetarakan kemampuan dan

pemahaman antara keduanya (Anggraini, 2015), kemudian saling menjaga

sikap dan perilaku, apabila para pegawai pajak bersikap melayani para

wajib pajak dengan sepenuh hati, maka para wajib pajak pun akan merasa

nyaman dan memberikan timbal balik (feedback) yang positif. Perilaku

pelayanan aparatur pajak dalam melayani wajib pajak besar kecilnya

berpengaruh pada kepatuhan para wajib pajak dalam melaporkan dan

membayar pajaknya.

Hal terpenting lainnya selain meningkatkan kualitas pelayanan

perpajakan, kepatuhan wajib pajak juga dipengaruhi oleh ilmu/

pengetahuan yang dimiliki wajib pajaktentang perpajakan.Selama ini para

wajib pajak hanya memperoleh pengetahuan pajak hanya dari petugas

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108641/potongan/S1-2016-330698...ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan merupakan

7

pajak, selain itu media publikasi seperti internet, televisi dan surat kabar

juga ikut memberikan informasi walaupun hanya singkat dan sekilas saja,

tidak langsung dipraktikan. (Nurmantu, 2005) menyatakan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan atau pengetahuan para wajib pajak, maka

semakin mudah bagi mereka untuk memahami peraturan dan semakin

mudah juga wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Kurangnya sosialisasi perpajakan yang diberikan kepada wajib pajak pun

juga mungkin menyebabkan rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak

dalam melaporkan pajaknya (Supriyati & Hidayati, 2008).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Supadmi, 2009) yaitu

meningkatkan kepatuhan Wajib pajak melalui kualitas pelayanan,

menyimpulkan bahwa supaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya, pemerintah harus meningkatkan

kulitas pelayanannya.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mardina Arthalia

Pardede (2014) menguji tentang pengaruh kualitas pelayanan fiskus

terhadap kepatuhan wajib pajak dalm membayar pajak kendaraan bermotor

(studi kasus pada kantor SAMSAT Bandung timur). Hasil dari

penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak dalam

membayar kewajiban pajaknya di kantor Samsat Bandung timur

berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh

apartur pajak.

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108641/potongan/S1-2016-330698...ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan merupakan

8

Anggraini (2015) juga melakukan penelitian mengenai analisis

pengaruh dimensi kualitas pelayanan aparatur pajak terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak (studi pada kantor pelayanan pajak (KPP) pratama

kota Surakarta. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan

berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Hal

ini dijelaskan dengan adanya pengaruh yang signifikan dari varaiabel

tangible, assurance, dan emphaty terhadap kepatuhan wajib pajak,

sedangkan variabel reliability dan responsiveness tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Berdasarkan penjelasan dari penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya pada paragraf di atas, penulis ingin meneliti lebih lanjut

dengan melakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Kategori

Kualitas Pelayanan Aparatur Pajak dan Pengetahuan Perpajakan Wajib

Pajak Orang Pribadi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi”

(studi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota Semarang

Candisari).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di uraikan pada

poin sebelumnya, maka rumusan masalah yang penulis buat untuk meneliti

lebih lanjut dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut:

a. Apakah kualitas pelayanan yang ada dan diberikan oleh Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Candisari Kota Semarang

berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi?

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108641/potongan/S1-2016-330698...ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan merupakan

9

b. Apakah pengetahuan perpajakan yang dimiliki wajib pajak orang

pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Candisari Kota

Semarang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang

pribadi?

1.3 Batasan Masalah

Supaya penelitian yang dilakukan peneliti memberikan pemahaman

sesuai dengan yang diharapkan serta untuk membatasi agar penelitian

yang dilakukan tidak terlalu luas, maka peneliti akan memberikan batasan

masalah sebagai berikut:

a. Wilayah penelitian mencakup empat kecamatan, yaitu Kecamatan

Gajah Mungkur, Kecamatan Candisari, Kecamatan Tembalang, dan

Kecamatan Banyumanik yang merupakan wilayah kerja pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Kota Semarang Candisari.

b. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independen yaitu

kualitas pelayanan aparatur pajak dan pengetahuan perpajakan Wajib

Pajak Orang Pribadi serta satu variabel dependen yaitu kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi.

c. Penelitian ini akan menggunakan metoda sampling dengan

respondennya adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang mendatangi

Kantor Pelayanan Pajak Kota Semarang Candisari.

1.4 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan aparatur pajak,

pengetahuan perpajakan wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108641/potongan/S1-2016-330698...ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan merupakan

10

pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota Semarang

Candisari.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi Peneliti

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menambah

wawasan dan pengetahuan peneliti dengan melakukan serangkaian

analisis tentang pengaruh kualitas pelayanan aparatur pajak dan

pengetahuan perpajakan wajib pajak orang pribadi pada tingkat

kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

b. Manfaat bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota

Semarang Candisari

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan poin-poin

atau masukan penting bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja pelayanannya

dalam melayani masyarakat kedepannya.

c. Manfaat bagi Pemerintah dan Departemen Keuangan, khususnya

Direktorat Jenderal Pajak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan

dalam membuat keputusan, peraturan, ataupun Undang-undang

sehingga penerimaan pajak dapat terserap dengan maksimal.

d. Manfaat bagi para Wajib Pajak, Akademika, dan Masyarakat Umum

Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi,

pengetahuan, dan referensi bagi pembaca tentang pengaruh kualitas

pelayanan dan pengetahuan perpajakan Wajib Pajak terhadap

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108641/potongan/S1-2016-330698...ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan merupakan

11

kepatuhan wajib pajak untuk menjadi acuan dalam melakukan

penelitian lebih lanjut.

1.6 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penelitian ini terdiri atas lima bab yaitu

pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, analisis data, dan penutup

yang di dalamnya terdapat beberapa subbab. Selanjutnya gambaran umum

sistematika penulisan akan diuraikan seperti berikut:

Bab I. Pendahuluan

Bahasan pada bab I ini terdiri dari latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II. Landasan Teori

Bahasan pada bab II ini berisi tentang telaah dari teori-teori,

konsep, dan studi pustaka yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam

penelitian serta menjelaskan tentang pengembangan hipotesis penelitian

yang dibuat oleh peneliti.

Bab III. Metode Penelitian

Bahasan pada bab III ini akan dijelaskan bagaimana metode

penelitian yang akan digunakan, yang terdiri dari jenis penelitian, metode

pengumpulan data, metode pengambilan sampel, alat analisis yang akan

digunakan dalam penelitian, serta hipotesis penelitian.

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108641/potongan/S1-2016-330698...ringkasan APBN (Tabel 1.1). Hal tersebut berarti sektor perpajakan merupakan

12

Bab IV. Analisis Data

Bahasan pada bab IV ini akan dilakukan analisis dan pembahasan

dari hasil penelitian, serta menguraikan bagaimana kelayakan kuesioner

yang diperoleh, karakterisitik responden, pengujian hipotesis dan analisi

regresi linear berganda.

Bab V. Simpulan dan Saran

Bahasan pada bab V ini adalah menyampaikan kesimpulan dari

hasil penelitian dan saran yang diberikan penulis baik untuk KPP Pratama

Kota Semarang Candisari dan untuk peneliti selanjutnya.

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN APARATUR PAJAK DAN PENGETAHUANPERPAJAKAN WAJIB PAJAK ORANGPRIBADI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi pada KantorPelayanan PajakPratama Candisari kota Semarang)KEVIN ADIYASAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/