bab i pendahuluan 1.1. latar...

22
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan Pariwisata didefinisikan sebagai perjalanan satu atau sekelompok orang ke tempat yang bukan tempat tinggal atau tempat kerjanya dengan maksud untuk mencari kesenangan dan bukan dengan tujuan melaksanakan pekerjaan. 1 Dilihat dari mekanisme supply-demand, penyelenggara wisata harus menampilkan obyek atau atraksi wisata yang menarik sehingga wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara datang ke obyek atau atraksi wisata tersebut. Obyek atau atraksi wisata merupakan “products” yang dijual dalam kegiatan Kepariwisataan. Obyek wisata tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu wisata budaya, wisata kesehatan, wisata perdagangan, wisata olahraga, wisata politik, wisata sosial dan wisata relegius. Sektor pariwisata pada saat ini merupakan sumber penerimaan negara yang paling diandalkan setelah penerimaan negara dari sektor minyak bumi dan gas alam. Sehubungan dengan hal ini upaya peningkatan pembangunan sektor pariwisata sangat diperlukan. Sebagaimana yang tercantum dalam GBHN dinyatakan mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan nasional menjadi kegiatan yang diandalkan untuk memperbesar 1 Tussyadiah, I.P, 2002. “Perumusan Kerangka Kebijakan Makro Pengembangan Pariwisata KotaBandung”. Tesis Magister, Program Studi TMI ITB, Bandung.

Upload: phungque

Post on 02-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan Pariwisata didefinisikan sebagai perjalanan satu atau sekelompok

orang ke tempat yang bukan tempat tinggal atau tempat kerjanya dengan maksud

untuk mencari kesenangan dan bukan dengan tujuan melaksanakan pekerjaan.1

Dilihat dari mekanisme supply-demand, penyelenggara wisata harus menampilkan

obyek atau atraksi wisata yang menarik sehingga wisatawan nusantara dan

wisatawan mancanegara datang ke obyek atau atraksi wisata tersebut. Obyek atau

atraksi wisata merupakan “products” yang dijual dalam kegiatan Kepariwisataan.

Obyek wisata tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu

wisata budaya, wisata kesehatan, wisata perdagangan, wisata olahraga, wisata

politik, wisata sosial dan wisata relegius.

Sektor pariwisata pada saat ini merupakan sumber penerimaan negara yang

paling diandalkan setelah penerimaan negara dari sektor minyak bumi dan gas

alam. Sehubungan dengan hal ini upaya peningkatan pembangunan sektor

pariwisata sangat diperlukan. Sebagaimana yang tercantum dalam GBHN

dinyatakan mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi

kepariwisataan nasional menjadi kegiatan yang diandalkan untuk memperbesar

1 Tussyadiah, I.P, 2002. “Perumusan Kerangka Kebijakan Makro Pengembangan Pariwisata

KotaBandung”. Tesis Magister, Program Studi TMI – ITB, Bandung.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

2

penerimaan devisa, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan

lapangan kerja terutama bagi masyarakat setempat, mendorong pembangunan

daerah, dan memperkenalkan alam budaya bangsa.2 Pengembangan pariwisata

mampu memberikan dampak positif bagi suatu negara, tidak terkecuali bagi

Indonesia yang banyak menyimpan potensi pariwisata. Menurut World Trade

Organization (WTO), distribusi pasar wisatawan internasional, terutama di

wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia menjadi daerah tujuan wisata yang akan

memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan negara lainnya di

Asia Pasifik.

Aktivitas sektor pariwisata telah didukung dan ditanggapi secara positif oleh

pemerintah Indonesia dengan harapan dapat menggantikan sektor migas yang

selama ini menjadi peringkat pertama dalam penerimaan devisa negara sedangkan

sektor pariwisata menempat posisi lima besar penyumbang devisa terbanyak

dalam beberapa tahun terakhir.3 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat

pertumbuhan pariwisata Indonesia mencapai 5,16 % melebihi angka pariwisata

global yang tumbuh 4 % dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

sepanjang 2012 mencapai 8,044 juta orang. Angka ini melampaui target

pemerintah yang mematok kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara

dengan total sekitar 8 juta orang. Rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara

per kunjungan sekitar USD 1.130. Sementara pengeluaran rata-rata wisatawan

mancanegara per harinya USD 147,22 dengan rata-rata lama tinggal 5 hari. Atas

2 Waluyo, Harry. 1994/1995. Strategi Adaptasi Masyarakat Terhadap Program Pengembangan

Pariwisata. Jakarta: Depdikbud. Hal. 9 3 BPS, “Perkembangan Pariwisata Dan Transportasi Nasional” , No. 10/02/Th. XVI, 1 Februari

2013, pdf.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

3

total kunjungan wisatawan mancanegara ini, negara diperkirakan menerima devisa

sekitar USD 9,1 miliar. Kedatangan wisatawan mancanegara dapat dilihat

melalui beberapa pintu masuk yang berada di berbagai wilayah Indonesia. Seperti

yang disajikan dalam Tabel 1.1 sebagai berikut.

Tabel 1.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia

No Pintu Masuk 2010 2011 2012 2013

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Soekarno-Hatta

Ngurah Rai

Adi Sucipto

Batam

Polonia

Juanda

Husein Sastranegara

Entikong

Adi Sumarmo

Selaparang

Minangkabau

Sultan Syarif Kasim II

1.823.636

2.546.023

46.987

1.007.446

162.410

168.888

90.278

23.436

22.350

17.288

29.112

21.145

1.933.022

2.788.706

48.160

1.161.581

192.650

185.815

115.285

25.254

23.830

17.938

30 585

21 982

2.053.850

2.902.125

58.926

1.219.608

205.845

197.776

146.736

25.897

21.612

17.032

32 768

21 387

2.143.367

3.102.750

63.977

1.369.807

256.253

201.056

185.237

26.299

21.987

17.185

33.968

21.467

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), diolah

Berdasarkan data tersebut, salah satu pintu masuk di Indonesia yang

mengalami peningkatan signifikan adalah Bandara Husein Sastranegara di

Provinsi Jawa Barat. Meningkatnya wisatawan dari Bandara Husein Sastranegara

dari tahun 2010 sampai 2012 menandakan meningkatnya pariwisata di Jawa

Barat. Salah satu destinasi wisata di Jawa Barat adalah Kota Bandung. Kota

Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

4

ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan

merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.4

Pariwisata telah menjadi salah satu sektor yang telah menjadi suatu industri

dan memiliki peran yang sangat besar bagi pengembangan pembangunan Kota

Bandung. Selain itu berbagai faktor seperti faktor posisi Kota Bandung sebagai

pusat pemerintahan, pusat perekonomian, pusat perdagangan dan industri atau

dapat dikatakan sebagai pusat kegiatan jasa dan kegiatan perekonomian Jawa

Barat, serta kondisi geografis Kota Bandung mendukung Kota Bandung untuk

menjadi salah satu tujuan wisata utama di Jawa Barat. Tabel 1.2. dibawah ini

menunjukkan bahwa PAD Kota Bandung menempati nomor satu terbesar

berdasarkan hasil dari pajak hotel,restoran/rumah makan,hiburan serta retribusi.

Tabel 1.2. Data Pendapatan Asli Daerah Di Provinsi Jawa Barat

Tahun 2009-2012

No Kabupaten/Kota Total PAD Tahun 2009-2012

1 Kabupaten Bogor 35,509,323,990.00

2 Kabupaten Sukabumi 634,445,500.00

3 Kabupaten Cianjur 7,723,025,104.00

4 Kabupaten Bandung 6,519,025,950.00

5 Kabupaten Garut 929,499,424.00

6 Kabupaten Tasikmalaya 2,005,369,034.00

7 Kabupaten Ciamis 4,361,271,168.00

8 Kabupaten Kuningan 3,144,267,578.00

4 Dikutip dari http://disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php, diakses pada

tanggal 20 Mei 2014, pkl.14.20

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

5

9 Kabupaten Cirebon 2,006,187,821.00

10 Kabupaten Majalengka 335,000,000.00

11 Kabupaten Sumedang 3,106,696,072.00

12 Kabupaten Indramayu 1,113,458,250.00

13 Kabupaten Subang 11,081,020,013.00

14 Kabupaten Purwakarta 4,562,803,479.00

15 Kabupaten Karawang

16 Kabupaten Bekasi 1,076,509,228.00

17 Kabupaten Bandung Barat 6,155,455,134.00

18 Kota Bogor 19,963,298,703.00

19 Kota Sukabumi 3,651,762,622.00

20 Kota Bandung 162,842,836,941.00

21 Kota Cirebon 6,138,682,085.00

22 Kota Bekasi 16,689,466,356.00

23 Kota Depok 21,949,367,539.00

24 Kota Cimahi 295,311,000.00

25 Kota Tasikmalaya 39,749,500.00

26 Kota Banjar 2,390,000.00

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat

Data diatas menunjukkan bahwa Kota Bandung berpotensi besar dalam hal

pariwisata dimana pendapatan asli daerah dari pajak hotel, restoran/rumah makan,

hiburan serta retribusi untuk provinsi Jawa barat menduduki No.1 dari kota-kota

lain. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Kota Bandung

dapat berkembang sebagai “kota jasa dan pariwisata”.5 Salah satu daya tarik

wisata Kota Bandung adalah wisata belanja. Beragam produk yang dijual pada

umumnya berkualitas dan dengan harga yang relatif terjangkau. Mulai dari

5 Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah ( RIPPDA ) Kota Bandung Dalam

www.bandungkab.go.id/uploads/Renja_Dispopar.pdf , diakses tanggal 20 Desember 2013,

pkl.19.55

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

6

fashion hingga boneka menjadi primadona wisatawan. Apalagi setelah demam

Factory Outlet melanda Kota Bandung, ternyata melesat begitu cepat. Kota

Bandung menjadi weekend destination bagi daerah sekitarnya, termasuk

jadebotabek yang merupakan frequent visitor. Mereka yang tertarik tidak saja

datang dari kota–kota lain di Indonesia, tetapi juga wisatawan mancanegara. Hal

ini dapat dilihat dari tabel 1.3. dibawah ini, dimana terdapat peningkatan setiap

tahunnya wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung.

Tabel 1.3. Jumlah Wisatawan Kota Bandung Tahun 2009-2013

Tahun Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara

2009 2.641.063 100.730

2010 2.992.208 398.163

2011 3.112.513 473.074

2012 3.540.702 666.830

2013 3.792.664 721.387

Sumber : RIPPDA Kota Bandung

Dilihat dari data Dinas Pariwisata Kota Bandung, dari tahun 2009 – 2013

tercatat peningkatan tingkat kunjungan dari 100.730 orang pada tahun 2009

menjadi 721.387 orang pada tahun 2013. Tabel diatas juga menunjukkan bahwa

Kota Bandung menjadi magnet paling kuat yang mampu menarik wisatawan

mancanegara berkunjung ke Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari total wisatawan

dari mancanegara yang melancong ke Kota Bandung yang terus meningkat setiap

tahunnya. Kunjungan wisatawan mancanegara diprediksi sebagian besar berasal

dari negara Asia khususnya dari Malaysia dan Singapura. Wisatawan asal

Malaysia dan Singapura tercatat sebagai yang paling banyak mengunjungi Kota

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

7

Bandung disusul wisatawan dari Thailand, Korea Amerika Serikat, Australia,

Eropa dan China.6 Rata-rata lama menginap para wisatawan ini juga terjadi

peningkatan dari 1-2 hari menjadi 2-3 hari . Dari latar belakang masalah, penulis

tertarik untuk meneliti dengan judul “Upgrading Wisatawan Mancanegara Di

Bandung : Analisis GVC (Global Value Chain).

1.2. Rumusan Masalah

Melihat permasalahan yang diangkat diatas, penulis mengambil rumusan

masalah :

1. Bagaimana peran pemerintah dengan stakeholder lainnya dalam

mendorong upgrading wisatawan mancanegara di Kota Bandung ?

2. Faktor – faktor apa yang mendorong upgrading wisatawan mancanegara

di Kota Bandung ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah serta

faktor-faktor apa yang mendukung proses upgrading wisatawan mancanegara di

Kota Bandung. Batasan dalam penulisan ini adalah eksplorasi terhadap peranan

pemerintah sebagai aktor utama dan melalui kebijakan pemerintah, peningkatan

terhadap wisatawan mancanegara di Kota Bandung. Kebijakan dalam pola

governance yang mendukung upgrading terhadap wisatawan mancanegara di Kota

Bandung.

6 Dikutip dari http://travel.kompas.com/read/2014/02/04/1803414/Kunjungan.Wisman.Terus.

Meningkat, diakses tanggal 08 Juni 2014, pkl14.22

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

8

1.4. Kerangka Teori

Kerangka analisis Global Value Chain menggambarkan suatu rangkaian

panjang aktivitas yang diperlukan untuk membawa suatu produk atau jasa dari

konsepsi, melalui fase-fase produksi yang berbeda-beda (yaitu melibatkan suatu

kombinasi antara transformasi fisik dan input dari produsen- produsen yang

beragam), sampai kepada konsumen akhir dan proses pembuangan setelah

digunakan. Pemetaan rantai nilai dalam aktivitas produksi didasari oleh supply

chain dan interksi antar aktor yang memegang kepentingan didalamnya yang pada

akhirnya akan diidentifikasi keunggulan kompetitif dan keunggulan

komparatifnya. Dalam analisis GVC, tulisan Laplinsky dan Morris menjelaskan

bahwa ada beberapa komponen yang menjadi inti dari GVC sebagai suatu alat

analisa yakni rents, governance dan upgrading.7 Ketiga hal ini sesungguhnya

berkaitan satu sama lain.

1. Rent

Pada dasarnya, proses global value chain adalah proses penambahan nilai

guna mendapatkan hasil yang lebih banyak dibandingkan tanpa melalui proses ini.

Namun, pada kenyataannya pendapatan yang lebih tinggi akan didapatkan oleh

pihak yang mampu melindungi dirinya dari kompetisis. Kemampuan melindungi

diri ini kemudian memunculkan konsep rent, yang mana muncul karena adanya

kelebihan- kelebihan terntentu yang tidak dimiliki semua aktor, yang mana

7 Kaplinsky, Raphael and Morris, Mike.2000. A Handbook for Global Value Chain Research.

IDRC. Diakses dari www.ids.ac.uk/ids/VchNov01.pdf, pada tanggal 25 februari 2014. Hal 25- 35

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

9

termasuk dengan hambatan masuk bagi competitor asing, sehingga mampu

meningkatkan daya saing aktor tersebut dalam rantai yang terjalin.

Sumber : Laplinsky dan Morris

Kelebihan – kelebihan atau rents tersebut bisa didapatkan dari berbagai hal.

Rent bisa didapatkan dari ketidaksetaraan hak kepemilikan dari sumber daya yang

ada (contoh : hak kepemilikan tanah). Namun Schumpeter menjelaskan bahwa

selain karena bawaan, rent juga dapat diciptakan, yaitu dengan menciptakan

kombinasi baru dari kondisi – kondisi yang ada sebelumnya. Hal ini pada

akhirnya menimbulkan banyaknya jenis rent yang dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan pendapatan dan mendukung terciptanya upgrading.

Guna menciptakan upgrading di sektor industri pariwisata, ada beberapa

rent yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Kota bandung. Yang pertama

adalah Rent yang berasal dari karunia alam, yaitu akses mudah terhadap sumber

daya alam. Sumber daya alam yang dimiliki Kota Bandung merupakan satu

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

10

kelebihan bagi pemerintah untuk menciptakan upgrading. Kota ini secara

geografis terletak di tengah–tengah Provinsi Jawa Barat. Dengan demikian Kota

Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah–daerah di sekitarnya. Kota

Bandung dikelilingi oleh pegunungan yang menjadikan hawanya sejuk sepanjang

tahun dengan suhu rata–rata 22 derajat. Hawa sejuk yang tak dimiliki kota–kota

besar lainnya di Indonesia ini menjadikan Kota Bandung sebagai destinasi wisata

favorit bagi wisatawan.

Kedua, adalah rent yang diberikan atau disediakan oleh pihak eksternal,

antara lain adalah policy rent, yaitu rent yang didapatkan dari kondisi yang

diciptakan oleh kebijakan – kebijakan pemerintah. Kebijakan ini bisa saja

mengarah pada penciptaan birokrasi yang lebih efisien hingga penciptaan

hambatan bagi kompetitor industri lokal. Namun dalam hal ini, pemerintah Kota

Bandung mampu menciptakan kebijakan yang mengarah pada penciptaan

birokrasi yang lebih efisien sehingga industri pariwisata Kota Bandung semakin

diminati para wisatawan mancanegara. Dalam meningkatkan wisatawan domestik

dan mancanegara, pemerintah Kota Bandung melakukan berbagai kebijakan yang

terbentuk dalam pengembangan vacationscape.8 Pelaksanaan vacationscape yang

dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung terdiri dari tujuah sub variabel yaitu

built and constructed, crowding, vegetation, urban stresors, maintanance and

upkeep, signage dan comfort amenities. Pemerintah Kota Bandung bekerjasama

dengan semua instansi yang mengelola pariwisata Kota Bandung, dengan tujuan

untuk memberikan kemudahaan serta kenyamanan bagi wisatawan yang akan

8 Ramdhani, Dadan, 2013. Pengaruh Vacationscape Terhdap Keputusan Berkunjung Ke Kota

Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, repository.upi.edu

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

11

berkunjung ke Kota Bandung. Kebijakan dalam bentuk pengembangan

vacationscape berdampak positif bagi peningkatan pariwisata Kota Bandung.

Menurut Dadan Ramdhani, pengembangan vacationscape yang dilakukan

pemerintah Kota Bandung sangat berpengaruh positif terhadap keputusan

wisatawan mengunjungi Kota Bandung.

Selain itu terdapat infrastructural rent, yaitu rent yang didapatkan dari

infrastruktur negara yang baik, yang pada akhirnya mampu membantu kelancaran

proses produksi hingga distribusi, sehingga mampu membantu aktor untuk dapat

berjalan secara efisien dan mampu berkompetisi dengan baik terhadap competitor

asing. Beberapa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Kota Bandung adalah

dengan dibukanya tol Cipularang yang mempermudah para wisatawan menuju

Kota Bandung. Kebijakan lainnya, kerjasama pemerintah dengan Air Asia Line

dan Malaysia Airline yang membuka rute langsung Kuala Lumpur-Bandung,

Singapore Airlines yang membuka penerbangan China - Bandung via Singapura,

serta Tiger Airlines yang juga membuka penerbangan Australia - Bandung via

Bali semakin banyak peningkatan wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke

Kota Bandung.

2. Governance

Governance secara umum dipahami sebagai model posisi pelaku atau firma

dalam suatu rantai nilai (value chain), dan tipe governance dapat berubah

tergantung pada strategi upgrading yang dijalankan.9 Fokus governance adalah

9 Op.cit, Kaplinsky, Raphael and Morris, Mike.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

12

relasi asimetri kekuasaan antar pelaku atau firma dalam suatu rantai nilai. Secara

sederhana, governance sendiri diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara

pemerintah dan warga dalam mengatur sumber daya serta memecahkan masalah –

masalah publik.10

Dalam konteks ini, pemerintah hanya menjadi salah satu aktor

dan tidak menjadi satu-satunya aktor yang paling menentukan. Implikasinya,

peran pemerintah sebagai pembangun maupun sebagai penyedia jasa pelayanan

dan infrastruktur akan bergeser menjadi badan pendorong terciptanya lingkungan

yang mampu memfasilitasi pihak lain di komunitas dan sektor swasta untuk ikut

aktif melayani sektor tersebut. Dalam konsep governance paling dasar, terdapat

tiga stakeholder utama yang saling berinteraksi, yakni negara atau pemerintah

(state), dunia usaha atau pihak swasta (private sector), dan masyarakat (society).11

Dalam mengembangkan pariwisata Kota Bandung, pemerintah bekerjasama

dibawah dinas pariwisata dan budaya dengan pelaku usaha serta masyarakat untuk

menciptakan up-grading dalam pariwisata Kota Bandung. Dinas kebudayaan dan

pariwisata Kota Bandung membentuk satu visi yaitu memantapkan Kota Bandung

sebagai kota seni budaya dan tujuan wisata internasional tahun 2013. Dimana

untuk mewujudkan visi ini, ada beberapa hal yang dilakukan oleh aktor-aktor

tersebut, antara lain : mengembangkan sumber daya manusia dan kelembagaan

kepariwisataan yang profesional, berkarakteristik sunda dan berwawasan global;

meningkatkan pelestarian, pemberdayaan, pengembangan dan pemanfaatan

kebudayaan dan kesenian; mengembangkan industri pariwisata yang kreatif,

10

Winarno,Budi. 2010. “Melawan Gurita Neoliberalisme”, Jakarta : Erlangga. Hlm.87 11

S.Sumarto, Hetifiaf. 2003. Inovasi,Partisipasi, dan Good Governance, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia. Hlm.3

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

13

inovatif dengan memperhatikan terlaksananya sapta pesona; meningkatkan

destinasi pariwisata kota yang berdaya saing tinggi baik pada tingkat regional,

nasional maupun internasional; meningkatkan pemasaran melalui kemitraan dan

kerjasama budaya dan pariwisata dengan pemangku kepentingan dan/atau

kab/kota/negara lain.12

Dalam mewujudkan visi misi ini, dinas pariwisata Kota

Bandung telah banyak bekerja sama dengan stakeholder lainnya untuk

meningkatkan pariwisata Kota Bandung.

Dinas Pariwisata bekerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Perjalanan

Wisata Indonesia (Asita) Jawa Barat yang berperan dalam mempromosikan

tentang berbagai kegiatan yang akan digelar melalui jaringan Asita lain di seluruh

Indonesia.13

Biro perjalanan wisata Kota Bandung menyediakan paket wisata

khusus yang menarik agar diminati wisatawan, baik wisatawan mancanegara

maupun wisatawan nusantara. Selanjutnya begitu juga dengan pengusaha bisnis

seperti perhotelan, restoran dan fashion. Dimana melalui kebijakan pemerintah

dalam meningkatkan pariwisata Kota Bandung, maka semakin banyak hotel-hotel

dibangun untuk meningkatkan kepuasan para wisatawan. Para pengusaha kuliner

juga terus melakukan promosi melalui festival kuliner yang disponsori oleh

pemerintah untuk meningkatkan pariwisata Kota Bandung.

Pemerintah merupakan pihak yang mendukung produsen dan asosiasi bisnis

untuk memenuhi standar standar yang diperlukan dalam jaringan industri

12

Rencana_Strategis_Disbudpar_2009-2013.pdf, diakses tanggal 24 Februari 2014. Pkl.19.20 13

Diakses dari http://bandung.bisnis.com/read/20120328/5/162337/wisata-jabar-pengusaha-

pemerintah-akan-genjot-kunjungan, tanggal 05 Juni 2014. Pkl.15.00

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

14

pariwisata. Dengan kata lain, pemerintah memiliki tempat beroperasinya rantai

produksi merupakan bagian dari executive governance sekaligus sebagai rule

making dan rule monitoring. Melalui kebijakan industry yang ditetapkan,

pemerintah menjadi pihak yang membangun lingkungan operasional yang

mendukung atau malah sebaliknya, menghambat perkembangan industry

pariwisata.

3. Upgrading

Upgrading dalam GVC adalah kemampuan untuk melakukan inovasi, agar

meningkatkan daya saingnya dipasar global. Syarat suatu upgrading agar berhasil

antara lain : melakukan perubahan dan perbaikan dalam proses produksi,

kemampuan merespon inovasi pihak lain dalam hal industri pariwisata. Beberapa

cara dalam memulai penyusunan strategi upgrading, yaitu dengan membuat peta

Global Value Chains-nya dan memetakan karakteristik pasar global yang terdiri

dari peta segmentasi pasar dan dapat juga dengan menggunakan peta Critical

Success Factors (CSFs). Critical success factor merupakan peta informasi tentang

faktor-faktor apa yang membuat produk laku. Untuk yang selanjutnya yang

berkaitan dengan peta segmentasi pasar global merupakan kondisi yang

berhubungan dengan siapa yang akan mengunakan semua fasilitas pariwisata serta

kondisi-kondisi yang menunjang dari aktivitas tersebut. Kedua hal tersebut yang

akan memberikan up-grading dalam berbagai hal. Dimana proses up-grading

dalam berbagai bidang dalam kehidupan sangat penting dalam membantu

meningkatkan kualitas sumber-sumber daya yang ada, baik dalam sektor fisik

maupun non-fisik.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

15

Dalam mendukung faktor pariwasata dibutuhkan suatu infrastruktur yang

harus dipersiapkan. Dengan melihat kondisi Kota Bandung maka sangat

menguntungkan bagi Kota Bandung, dimana daerah ini menjadi daerah yang

sangat potensial dalam pengembangan pariwisata internasional. Semua ini

memerlukan adanya perencanaan pariwisata dimulai dari pengembangan

pariwisata daerah (Regional Tourism Development), mencakup pembangunan

fisik obyek dan atraksi wisata yang akan dijual, fasilitas akomodasi, restoran,

pelayanan umum, angkutan wisata, hotel dan perencanaan promosi yang akan

dilakukan. Hal ini yang merupakan salah satu faktor penting didalam mendukung

keberhasilan suatu daerah di dalam mengembangkan pariwisatanya.14

Kondisi ini

dibangunnya sebuah fasilitas seperti : fasilitas hotel berbintang, bandar udara

internasional yang panjang landasannya minimal 2600 m, dinas keimigrasian

untuk mengurusi surat-surat dalam perjalanan lintas negara, alat-alat transportasi,

pusat-pusat perbelanjaan, restaurant, biro perjalanan serta fasilitas penunjang.

Hal-hal inilah yang menjadi pendukung pariwisata yang ada di Kota

Bandung. Kondisi ini bisa kita lihat adanya perkembangan yang cukup baik di

daerah. Pembangunan sudah mulai berjalan, dimana infrastruktur sudah

dijalankan. Hal ini kita bisa melihat, dimana Kota Bandung memiliki Bandar

udara Internasional Husein Sastranegara dan stasiun rel kereta api yang bisa

menjadi akses transportasi untuk menuju Kota Bandung. Pada tahun 2010,

Bandara Husein Sastranegara telah melayani penerbangan langsung dari

Singapura dan Kuala Lumpur Malaysia menuju Bandung, hal sangat berdampak

14

A.Yoeti, Oka. 2008. Perencanaan Dan Pembangunan Pariwisata, Jakarta: PT.Pradya Paramita.

Hal 29

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

16

positif bagi pariwisata Kota Bandung. Dimana terjadinya peningkatan pada

kunjungan wisatawan asal Malaysia dan singapura. Untuk pergerakan di Kota

Bandung, Sistem pergerakan untuk masyarakat Kota Bandung lebih mengarah

pada kawasan-kawasan di pusat kota seperti Diponegoro, Asia Afrika, Dewi

Sartika, Merdeka, Dago, Riau dan berbagai daerah lainnya karena terdapat arus

masuk dari wilayah luar Kota Bandung, khususnya saat akhir pekan dengan tujuan

melakukan pergerakan untuk berwisata maupun hanya untuk lewat (trough

traffic). Dalam hubungannya dengan pergerakan di dalam maupun luar Kota

Bandung, pengaruh rel atau kereta api cukup besar dimana menjadi salah satu

moda transportasi utama bagi penduduk yang ingin melakukan mobilisasi salam

skala regional selain dengan bus. Keberadaan jasa angkutan travel juga menjadi

salah satu pendorong perkembangan kegiatan pariwisata di Kota Bandung dimana

banyak wisatawan yang datang ke Kota Bandung dengan memanfaatkan jasa

travel tersebut. Untuk kegiatan pariwisata, Kota Bandung memiliki beberapa hotel

yang terdiri dari berbagai tipe mulai dari hotel melati hingga hotel berbintang.

Wisatawan mancanegara yang menginap di Kota Bandung dengan tingkat daya

beli yang relatif beraneka ragam, dapat memanfaatkan jasa hotel melati maupun

hotel berbintang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki wisatawan tersebut.

Kota Bandung dari zaman Kolonial belanda telah dijuluki sebagai kota

“fashion and cuisine”, maka otomatis kegiatan jasa yang bergerak dalam bidang

fashion dan kuliner sangat banyak dan beragam. Dalam hal ini, keanekaragaman

fashion dan kuliner merupakan salah satu daya tarik yang dimiliki Kota Bandung

dalam menarik wisatawan untuk datang dan menikmati Kota Bandung. Pusat

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

17

perbelanjaan yang terdapat di Kota Bandung dapat dikatakan bervariasi, tidak

hanya terpaku pada ketersediaan mall yang biasa terjadi di kota-kota besar di

Indonesia. Di Kota Bandung, salah satu bentuk sarana perbelanjaan yang

menjadikan Kota Bandung sebagai daya tarik bagi wisatawan adalah keberadaan

Factory Outlet selain berbagai sarana belanja berupa mall yang memiliki daya

tarik tersendiri. Untuk jenis sarana perbelanjaan Factory Outlet dan Mall,

wistawan yang menggunakan sarana tersebut lebih kepada wisatawan yang

memiliki kemampuan lebih, walaupun untuk menikmati kenyamanan yang

diberikan tidak harus mengeluarkan biaya.

Pariwisata internasional diartikan sebagai daerah yang memiliki berbagai

daya tarik serta berbagai macam sarana wisata pokok maupun penunjang yang

lengkap dan cukup berkembang dan telah menjadi tujuan wisata luar negeri bukan

hanya sekedar lewat tetapi tinggal lebih dari 24 jam.15

Wisatawan menjadi suatu

hal yang sangat penting didalam obyek kepariwisataan karena wisatawan akan

memberikan suatu keyakinan tehadap tempat yang akan dituju. Kondisi ini akan

meningkatkan kepercayaan terhadap wilayah Bandung, bahwa daerah ini akan

memberikan kepuasan.bagi pengguna jasa pariwisata. Sehingga segmentasi dalam

pasar global dalam dunia pariwisata sangat berat. Disamping itu, kelebihan dari

segmentasi pasar ini akan memberikan multiple effect. Hal ini berkaitan dengan

jumlah pengunjung yang meningkat di tahun berkutnya serta kebijakan-kebijakan

yang dikeluarkan tidak salah sasaran.

15

R.J Damarjati, 1995. Istilah-istilah Dunia pariwisata, Jakarta : Pradya Paramita, Hlm.107

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

18

Disisi lain dengan daerah Bandung yang cukup luas, maka daerah ini harus

mampu memetakan jenis-jenis wisata, apakah wisata budaya, alam, kuliner atau

colonial. Hal ini merupakan aspek penting sehingga jangan salah di dalam

memetakan segmen-segmen tempat pariwisata. Dalam kaitannya dengan pasar

global, makan diperlukan suatu system dalam melihat sejauh mana wisatawan

asing yang akan berkunjung. Dimana kegiatan pemasaran ini berkaitan dengan

suatu sistem dalam pemerintahan tersebut. Pemasaran merupakan suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan unutk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang

dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

yang potensial. Dalam konteks ini adalah para wisatawan lokal maupun asing.

Dimana pemerintah melakukan promosi-promosi atau pameran-pameran baik di

bidang kuliner ataupun budaya seni yang diperuntukkan untuk meningkatkan

segmen pasar baik dometik maupun mancanegara.

Promosi-promosi yang telah dilakukan pemerintah kota Bandung untuk

meningkatkan wisatawan mancanegara, antara lain :

1) Promosi pariwisata Bandung Week di Mid Valley Exhibition Center, Kuala

Lumpur, Malaysia, pada tahun 2010. Hal ini berdampak positif terhadap

tingkat wisatawan pada tahun 2011 yang rata-rata berasal dari Malaysia dan

singapura.

2) Pada tahun 2010, Bandara Husein Sastranegara telah melayani penerbangan

langsung dari Singapura dan Kuala Lumpur Malaysia menuju Bandung, hal

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

19

sangat berdampak positif bagi pariwisata Kota Bandung. Dimana terjadinya

peningkatan pada kunjungan wisatawan asal Malaysia dan singapura.

3) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung menyelanggarakan acara

tahunan “Anugerah Pesona Pariwista” di setiap Universitas Kota Bandung.

Acara rutin tahunan ini merupakan kegiatan yang ditujukan untuk

mengapresiasi kiprah insan pariwisata Kota Bandung dalam upayanya

memajukan sektor pariwisata sebagai andalan pembangunan.

4) Melakukan program Wali Kota Bandung, yaitu menjadi pemandu wisata

rombongan wisman setiap bulan merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan kunjungan turis ke Kota Bandung.

5) Promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha, dimana semakin beragamnya

factory outlet, meningkatnya kualitas fashion yang tidak kalah dari label-label

terkenal dan seni bangunan factory outlet yang semakin kreatif membuat

wisatawan sangat meminati wisata belanja di Kota Bandung

6) Mengundang dan mendatangkan wartawan luar negeri. Disbudpar

memberikan fasilitas dan mendokumentasikan objek dan kesenian Kota

Bandung. Pada saat mereka kembali ke negara mereka, mereka sangat

membantu dalam promosi melalui informasi yang menarik kepada warga

negara disana.

1.5. Argumen Utama

Terdapat hubungan antara governance dan upgrading dalam analisis Global

Value Chain. Dimana pengaruh kebijakan pemerintah terhadap upaya

pengembangan pariwisata Kota Bandung melalui upgrading berbanding lurus.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

20

Dilihat dari policy rent, infrastructural rent dan pola governance dapat

disimpulkan bahwa peningkatan dalam wisatawan mancanegara di Kota Bandung

tidak terlepas dari kebijakan pemerintah serta kerjasama dengan stakeholder

lainnya serta inovasi – inovasi yang dilakukan oleh aktor-aktor tersebut dalam

meningkatkan wisatawan mancanegara ke Kota Bandung.

1.6. Metode Penelitian

Metode yang akan dipergunakan dalam melengkapi data dalam penelitian

ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan proses pemahaman

suatu permasalahan social yang bersifat deskriptif. Metode penelitian kualitatif

yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library research), yaitu dengan

mendapatkan referensi penelitian yang diolah melalui literature, buku-buku,

majalah, jurnal berkala, laporan intitusi terkait, situs-situs internet, sumber yang

relevan dengan pokok permasalahan serta sumber-sumber lain yang sekiranya

dapat mendukung dan memiliki relevansi dengan penelitian.

Obyek dari penelitian ini adalah Pemprov Kota Bandung khususnya Dinas

Pariwisata Kota Bandung. Data didukung data dari instansi dinas pariwisata Kota

Bandung dan referensi kepustakaan pendukung lainnya. Pengumpulan data juga

akan dilakukan melalui Focused Group Discussion (FGD) dengan berbagai nara

sumber yang terkait. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis baik

berupa data yang bersifat kuantitatif, kualitatif maupun kombinasi dari keduanya.

Khusus untuk analisis data kualitatif dilakukan proses verifikasi dari berbagai

sumber melalui indepth interview maupun FGD dengan berbagai nara sumber

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

21

seperti pihak dari Dinas Pariwisata Kota Bandung, Dinas Imigrasi Kota Bandung,

pelaku pariwisata, serta pihak – pihak yang terkait dalam pengembangan sector

pariwisata Kota Bandung. Sedangkan data kuantitaif lebih banyak digunakan

sebagai data pendukung.

1.7. Batasan Penelitian

Penulisan tesis ini dibatasi pada periode tahun 2001-2013. Tahun tersebut

dipilih penulis dengan pertimbangan sebagai tahun yang merepresentasikan

periode maksimalnya implementasi dari kebijakan Pemerintah Kota Bandung

untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Selain pembatasan pada

periode tahun, penulisan tesis ini dibatasi pada analisis aktor, kluster jenis wisata,

kerjasama internasional serta faktor-faktor pendukung peningkatan wisatawan

mancanegara ke Kota Bandung. Hal ini dikarenakan luasnya lingkup pembahasan

yang ada pada GVC. Sehingga penulis merasa perlu untuk melakukan

pembahasan agar penulisan tesis ini lebih spesifik pada hal kebijakan pemerintah

dan faktor-faktor yang mendukung peningkatan wisatawan mancanegara ke Kota

Bandung.

1.8. Sistematika Penulisan

Dalam tulisan ini, penulis berusaha membagi tulisan dalam beberapa bab

yang memiliki pembahasan-pembahasan berbeda.

Pada bab pertama, penulis akan menguraikan pendahuluan yang berisi

tentang latar belakang permasalahan yang diambil penulis untuk diteliti serta

rumusan masalah guna memberikan fokus arahan penelitian. Selain itu, dalam bab

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80367/potongan/S2-2015... · Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan ... pusat pemerintahan,

22

ini juga terdapat batasan-batasan penelitian serta kerangka teori dan metode

pengumpulan data.

Pada bab kedua, penulis akan menguraikan gambaran umum tentang

pariwisata Kota Bandung dan perkembangannya. Hal ini berikutnya akan menjadi

dasar dalam menganalisa permasalahan sesuai dengan pertanyaan yang telah

diajukan sebelumnya.

Pada bab ketiga, penulis berusaha untuk menjelaskan bagaimana peran

aktor-aktor dalam mengembangkan pariwisata kota Bandung serta faktor-faktor

apa yang mendorong proses upgrading dalam analisis GVC.

Pada bab keempat, akan dijadikan sebagai penutup dengan menarik

kesimpulan analisa yang telah didapatkan dari bab sebelumnya.