bab i pendahuluan

2
BAB I PENDAHULUAN Ikterus (jaundice) berasal dari bahasa Greek, yang berarti kuning. Ikterus adalah gambaran klinis berupa perubahan warna pada kulit dan mukosa yang menjadi kuning karena adanya peningkatan konsentrasi bilirubin dalam plasma, yang mencapai lebih dari 2 mg/dl. Jaringan permukaan yang kaya dengan elastin, sepeerti sclera dan permukaan bawah lidah biasanya pertama kali menjadi kuning. Terdapat 3 jenis ikterus berdasarkan lokasi penyebabnya, yaitu ikterus prahepatik (hemolitik), ikterus intrahepatik (parenkimatosa), dan ikterus ekstrahepatik (obstruktif). Pada ikterus obstruktif, kemampuan produksi bilirubin adalah normal, namun bilirubin yang dibentuk tidak dapat dialirkan ke dalam usus melalui sirkulasi darah oleh karena adanya suatu sumbatan (obstruksi). 1 Ikterus obstruktif dapat ditemukan pada semua kelompok umur. Insidens di Amerika Serikat diperikirakan mencapai 5 kasus per 1000 pasien. Penelitian yang dilakukan Yu dkk pada 352 pasien di China melaporkan bahwa kasus ikterus obstruktif pada masyarakat yang berusia dibawah 45 tahun lebih banyak diakibatkan oleh penyakit hepatoseluler, sementara itu pada masyarakat yang berusia diatas 60 tahun, kolestasis merupakan penyakit yang paling sering mendasari terjadinya ikterus obstruktif. 2 Penelitian yang dilakukan di Ethiopia dan Arab Saudi melaporkan bahwa penyebab utama ikterus obstruktif

Upload: richard-ichad-raton

Post on 07-Sep-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ikterus obstruktif

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Ikterus (jaundice) berasal dari bahasa Greek, yang berarti kuning. Ikterus adalah gambaran klinis berupa perubahan warna pada kulit dan mukosa yang menjadi kuning karena adanya peningkatan konsentrasi bilirubin dalam plasma, yang mencapai lebih dari 2 mg/dl. Jaringan permukaan yang kaya dengan elastin, sepeerti sclera dan permukaan bawah lidah biasanya pertama kali menjadi kuning. Terdapat 3 jenis ikterus berdasarkan lokasi penyebabnya, yaitu ikterus prahepatik (hemolitik), ikterus intrahepatik (parenkimatosa), dan ikterus ekstrahepatik (obstruktif). Pada ikterus obstruktif, kemampuan produksi bilirubin adalah normal, namun bilirubin yang dibentuk tidak dapat dialirkan ke dalam usus melalui sirkulasi darah oleh karena adanya suatu sumbatan (obstruksi).1

Ikterus obstruktif dapat ditemukan pada semua kelompok umur. Insidens di Amerika Serikat diperikirakan mencapai 5 kasus per 1000 pasien. Penelitian yang dilakukan Yu dkk pada 352 pasien di China melaporkan bahwa kasus ikterus obstruktif pada masyarakat yang berusia dibawah 45 tahun lebih banyak diakibatkan oleh penyakit hepatoseluler, sementara itu pada masyarakat yang berusia diatas 60 tahun, kolestasis merupakan penyakit yang paling sering mendasari terjadinya ikterus obstruktif.2 Penelitian yang dilakukan di Ethiopia dan Arab Saudi melaporkan bahwa penyebab utama ikterus obstruktif adalah batu pada saluran empedu, yang selanjutnya karsinoma pancreas.3

Penyakit batu empedu (kolelitiasis) merupakan salah satu masalah yang paling umum yang mempengaruhi saluran pencernaan. Laporan otopsi telah menunjukkan prevalensi batu empedu adalah 11-36%. Prevalensi batu empedu berhubungan dengan banyak faktor misalnya faktor usia, jenis kelamin, dan latar belakang etnis. Di negara barat diperkirakan prevalensi kolelistiasis terjadi pada 10% masyarakat. Angka prevalensi tertinggi ditemukan di Amerika latin (20-40%), dan yang paling rendah di negara Asia (3-4%). Diperkirakan di Amerika ditemukan sekitar satu juta pasien baru didiagnosis mengidap batu empedu per tahunnya, dan dua pertiganya menjalani pembedahan. Insiden kolelitiasis atau batu kandung empedu diperkirakan 20 juta orang yaitu 5 juta pria dan 15 juta wanita.4 Di Indonesia, prevalensi kasus kolelitiasis tidak diketahui dengan pasti, karena publikasi penelitian batu empedu masih terbatas.

Umumnya, ikterus non-obstruktif tidak membutuhkan intervensi bedah, sementara ikterus obstruktif biasanya membutuhkan intervensi bedah atau prosedur intervensi lainnya untuk pengobatan, sehingga sering juga disebut sebagai surgical jaundice. Oleh sebab itu, penulis mtertarik untuk membuat laporan kasus tentang seorang pasien dengan diagnosa ikterus obstruktif et causa kolelitiasis.