bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.unj.ac.id/2118/1/bab 1-5.pdf3 anwar tanjung, seni...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia Negara yang kaya kebudayaan dan kesenian, bahkan
dunia mengakui itu.Setiap daerah di Indonesia pasti mempunyai masing-
masing kesenian tradisi berupa tari-tarian, musik dan rupa. Bukan hanya
disatu pulau saja, tetapi disetiap pulau banyak kesenian daerah yang
bahkan kita sendiri rakyat Indonesia belum tahu sepenuhnya ada apa saja
kesenian di Indonesia, karena sangat banyak dan pantas sekali untuk
diakui bahwa Negara Indonesia kaya akan budaya dan seni. Kebudayaan
berasal dari kata Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi
yang berarti “budi” atau “akal”.1 Dalam bahasa Latin, kata budaya berasal
dari kata colera yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan,
mengembangkan tanah (bertani).2Di Indonesia terdapat beberapa suku
pada setiap daerahnya. Salah satunya adalah suku Betawi yang terletak di
Ibu Kota Indonesia.
Betawi sangatlah identik dengan kota Jakarta, walaupun saat ini
warga suku Betawi tidak hanya tinggal di kota Jakarta saja, melainkan
tersebar juga di sekitar Jabodetabek. Sekilas bila melihat masyarakat
Betawi di Jakarta sekarang ini, sulit dibedakan dari masyarakat suku
lainnya. Adapun ciri-ciri masyarakat Betawi yang
1Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta : PT Rineka Cipta. 2009), hlm.
146. 2Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, (Rawamangun-Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2012), hlm. 2.
1
2
paling menonjol adalah cara hidup yang sederhana, logat bicara yang
medok, gaya bicara yang spontan, mudah bergaul, serta kerukunan
masyarakatnya yang pada umumnya beragama Islam.
Ciri khas masyarakat Betawi asli dapat ditemui pada
masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir utara, mulai dari pesisir
Bekasi sampai Teluk Naga Tangerang, dibagian selatan Condet, Pasar
Minggu, dan perbatasan Kabupaten Bogor. Selain wilayah-wilayah
yang sudah disebutkan di atas, masyarakat ini juga ada yang berdiam
di sekitar Tanah Abang, Kebon Jeruk, Kebayoran Lama, dan Cileduk
Tangerang.
Kebudayaan Betawi mempunyai pengaruh dari beberapa
kebudayaan asing, dalam hal bahasanya terdapat pengaruh
dari kebudayaan Portugis, selain itu kebudayaan Arab
mewarnai budaya Betawi melalui orang Moor. Pengaruh
Arab tampak dalam hal bahasa, kesenian, dan beberapa
budaya Islam lainnya. Sedangkan kebudayaan Cina,
khususnya bahasa, makanan, dan kesenian, berbaur juga
dalam kebudayaan Betawi. Perbauran dalam bidang kesenian
tampak pada irama lagu, alat dan nama alat musik.3
Bahasa Betawi yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar
ditambah dengan unsur-unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari
Cina Selatan terutama bahasa Hokkian, bahasa Arab, serta bahasa dari
Eropa terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis. Pengaruh bahasa
Bali yaitu dengan menggunakan awalan me-, penggunaan akhiran -in,
serta peralihan bunyi “a” terbuka di akhir kata menjadi “e” pada
3 Anwar Tanjung, Seni Budaya Betawi Mengiring Zaman, (Jakarta : Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. 1998), hlm. 29.
3
beberapa dialek lokal. Betawi tidak kalah saing ditinjau dari segi
makanannya dengan makanan daerah lainnya. Ciri khas makanan Betawi
yang mempunyai cita rasa gurih dan lezat ini membuat banyak peminat
yang membeli. Makanan ringan khas betawi masih bisa kita temukan
didaerah kota Jakarta maupun pinggiran Jakarta.
Kesenian sebagai bagian kebudayaan, juga marak di kalangan
orang Betawi. Diantara ragam seni musik Betawi yang cukup populer
antara lain Gambang Kromong, Rebana Qasidah, Lenong, Topeng Betawi,
Ondel-Ondel dan Tanjidor. Kesenian tradisional Betawi seperti juga
kehidupan seni etnik lain diseluruh pelosok tanah air tercinta ini, memang
selalu mengalami pasang surut atau tingkat kejayaannya menurun. Ada
saatnya kesenian tradisional mengalami kejayaan ditengah masyarakat
pendukungnya sehingga benar-benar menyatu dengan seluruh kehidupan
masyarakat.
Suatu kesenian akan dapat berkembang karena didukung oleh
masyarakatnya. Setiap masyarakat memiliki bentuk kesenian yang berbeda
karena sistem gagasan masyarakat juga berbeda-beda. Ada beberapa
kesenian Betawi yang masih hidup di kalangan Betawi, khususnya daerah
pinggiran Jakarta. “Contoh kesenian Betawi yang masih hidup yaitu
Topeng dan Lenong, Tanjidor dan Gambang Kromong, dan Ondel-
Ondel.”4 Dari kesenian yang disebutkan di atas, ada salah satu kesenian
Betawi yaitu kesenian Jipeng.
4Ibid., hlm. 32.
4
Kesenian Jipeng ini merupakan salah satu kesenian teater yang
dimainkan oleh masyarakat Betawi tempo dulu. Namun seiring
perkembangan zaman, pertunjukkan Jipeng ini semakin sedikit generasi
penerusnya, bahkan hingga saat ini mayoritas pemain Jipeng adalah
sesepuh-sesepuh yang sudah lanjut usia. Masyarakat Betawi sekarang ini
banyak yang tidak mengetahui kesenian Jipeng, serta keberadaan Jipeng
pun kini sulit ditemukan.
Saat ini tidak banyak grup kesenian Jipeng yang berada di Jakarta,
sekarang pertunjukkan Jipeng seakan mati dan mulai bergeser ke daerah
pinggiran. Kesenian rakyat Betawi yang terancam punah tidak sedikit
jumlahnya, khususnya kesenian Jipeng yang mulai jarang untuk bisa
dinikmati. Banyak faktor yang menyebabkan tingkat perkembangan suatu
kesenian musik tradisi khususnya Jipeng, dikarenakan faktor tidak ada
regenerasi pemain dan langkanya perlengkapan pada kesenian
tersebut.Namun ada salah satu grup kesenian musik Betawi terletak di
daerah Kali Sari Pasar Rebo yang hingga saat ini masih menampilkan
kesenian Jipeng ke daerah-daerah pinggiran kota Jakarta. Grup Pusaka
Tiga Saudara namanya, grup yang dipimpin oleh Babeh Maah Piye ini
terkenal musik tanjidornya. Grup ini masih sering memainkan orkes
tanjidor di acara pasar seni yang diselenggarakan di kota Jakarta, di Setu
Babakan Jagakarsa Jakarta Selatan dan acara-acara umum lainnya grup ini
masih sering diundang untuk memeriahkan acara dengan permainan orkes
tanjidor khas
5
Betawi ini. Tokoh Ma’ah Piye ini dulunya juga pernah berperan
pada pertunjukan Jipeng yang ditampilkan di Setu Babakan, tetapi
sekarang lebih sering menampilkan orkes tanjidor.
Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
“Eksistensi Seni Pertunjukan Jipeng Grup Pusaka Tiga Saudara
Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur”.
B. Fokus Penelitian
Berangkat dari konteks diatas peneliti memfokuskan penelitian
terhadap Eksistensi Seni Pertunjukan Jipeng Grup Pusaka Tiga Saudara
Kalisari di Pasar Rebo Jakarta Timur.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan focus penelitian diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian kali ini adalah :
1. Bagaimanakah Eksistensi Seni Pertunjukan Jipeng Grup Pusaka Tiga
Saudara Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur ?
2. Apa saja masalah yang dihadapi dan usaha apa yang dilakukan Grup
Pusaka Tiga Saudara untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam
mengembangkan kesenian Jipeng ?
6
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Untuk menambah wawasan tentang kesenian tradisional Betawi,
khususnya dalam kesenian Jipeng.
2. Sebagai evaluasi bagi Grup Pusaka Tiga Saudara untuk menjadi grup
yang lebih baik dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian
tradisional Betawi khususnya kesenian Jipeng.
3. Masyarakat umum, untuk menambah referensi pengetahuan dan
penelitian tentang kebudayaan Indonesia.
7
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Eksistensi
Menurut Zainal Abidin :Istilah eksistensi berasal dari kata existere
(eks = keluar, sistere = ada atau berada). Dengan demikian, eksistensi
memiliki arti sebagai “sesuatu yang sanggup keluar dari keberadaannya”
atau “sesuatu yang mampu melampaui dirinya sendiri”.5
Sedangkan
menurut Ahmad Syadali mengemukakan bahwa eksistensialisme
berasal dari kata eksistensi dari kata dasar exist. Kata exist itu sendiri
adalah bahasa latin yang artinya: ex; keluar dan sistare: berdiri. Jadi,
eksistensi adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri.6 Adapun
pendapat lain tentang eksistensi menurut Soejono Soemargono :
Eksistensi merupakan keadaan tertentu yang lebih khusus
dari sesuatu. Apapun yang bereksistensi tentu nyata ada,
tetapi tidak sebaliknya. Sesuatu hal dikatakan bereksistensi
jika hal itu adalah yang bersifat publik. Bersifat publik
artinya objek itu sendiri harus dialami oleh banyak orang
yang melakukan pengamatan.7
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa eksistensi
adalah keadaan tertentu yang lebih khusus dari sesuatu yang berdiri
dengan keluar dari diri sendiri, dan sesuatu yang sanggup keluar dari
keberadaannya atau sesuatu yang mampu melampaui dirinya sendiri.
5Zainal Abidin, Filsafat Manusia, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2011), hlm. 127. 6Ahmad Syadali, Filsafat Umum, (Bandung : CV. Pustaka Setia. 1997), hlm. 33. 7Soejono Soemargono, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya. 2004), hlm. 50.
8
2. Seni Pertunjukan
Pengertian pertunjukan menurut Waridi :
Pertunjukan adalah suatu kenyataan yang menampakkan
multi-wajah, oleh karenanya ketika melihat pertunjukkan beberapa pengamat dapat melihat dengan cara pandang masing-masing. Sudut pandang tersebut sangat
mempengaruhi bagaimana mereka mengkonstruksikan gejala-
gejala pertunjukan dalam kerangka pikir dan analisis yang
digunakannya. Seorang yang mempunyai minat dalam
persoalan estetik akan melihat keindahan, dan ia akan
menganalisisnya untuk menyusun gagasan tentang keindahan
dari pertunjukkan tersebut.8
Adapun pengertian seni pertunjukan menurut Sal Murgiyanto
: Seni pertunjukan merupakan bagian dari kehidupan suatu
masyarakat. Ia hadir ditengah-tengah masyarakat tertentu karena
diperlukan oleh masyarakat bersangkutan. Tidak jarang seni
pertunjukan berada dalam lingkungan suatu masyarakat untuk
kebutuhan upacara tertentu.9
Edi Sedyawati mengemukakan bahwa:
Seni pertunjukan di Indonesia berangkat dari suatu keadaan
dimana ia tumbuh dalam lingkungan-lingkungan etnik yang
berbeda satu sama lain. Dalam lingkungan-lingkungan etnik
ini, adat, atau kesepakatan bersama mengenai prilaku,
mempunyai wewenang yang amat besar untuk menentukan
rebah bangkitnya kesenian, seni pertunjukan pada
pertunjukan.10
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa
pertunjukan adalah suatu kenyataan yang menampakkan multi-wajah,
8Waridi, Seni Pertunjukan Indonesia, (Surakarta : The Ford Foundation & Program Pendidikan Pascasarjana Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI).2005), hlm. 41.
9Sal Murgiyanto, Seni Pertunjukan Indonesia, (Yogyakarta : Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia (MSPI). 1996), hlm. 1. 10Edi Sedyawati, Pertumbuhan Seni Pertunjukan, (Jakarta : PT Sinar Harapan.
2000), hlm. 52.
9
merupakan bagian kehidupan dari masyarakat yang tumbuh didalam
lingkungan-lingkungan etnik serta membangun kesenian tradisional yang
ada pada lingkungan masyarakat.
A.R. Radeliffe Brown mengemukakan bahwa : fungsi sangat
berkait erat dengan struktur sosial masyarakat. Bahwa struktur sosial itu
hidup terus, sedangkan individu-individu berganti setiap masa. Jadi
fungsi memberikan sebagian sumbangsih.11
Menurut Raymond Williams
: kebudayaan lama tidak akan pernah mati, yang ada kebudayaan yang
residual dan dominan.12
The cultural Process Raymond Williams
Effective
Dominant
Residual
Emergent
Past
Present
Future
Dulu jaya
(budaya lama tapi
masih ada)
Sekarang jaya
(Kesenian yang dang dominan)
3. Jipeng
Kata Jipeng merupakan akronim dari “tanji” dan “topeng”. Dengan
kata lain jipeng adalah topeng dengan iringan orkes tanjidor.13
Cara
memainkannya tidak banyak berbeda dengan topeng. Bedanya hanya
pada waktu pembukaan. Jika topeng membawakan lagu “Arang-arangan”
atau “Enjot-enjotan”, jipeng membawakan lagu-
11 A.R. Radelifffe Brown, Structure and Function in Primitive Society, Essays and
Addresses Free. Press, (1965)
12 Ibid. 13Yahya Andi Saputra, Profil Seni Budaya Betawi, (Jakarta : Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.2012 ), hlm. 76.
10
lagu mars dan (was) dalam tanjidor, seperti lagu “Kramton”, “Bataliyon”,
“Was Taktak”, dan lain-lain.14
Menurut pendapat Abdul
Sahal “Jika topeng diiringi gamelan membawakan lagu (berirama)
Sunda, dalam jipeng dimainkan lagu berirama mars dan wals seperti
yang biasa dibawakan orkes tanjidor.”15
Adapun penjelasan tentang jipeng menurut Yahya Andi Saputra :
Kostum yang digunakan pemain Jipeng lebih sederhana
,untuk penarinya Jipeng cukup memakai kebaya, kain
panjang, dan selendang yang diikatkan dipinggang. Untuk
memeriahkan kadang-kadang dimunculkan juga tokoh
perempuan yang dimainkan oleh laki-laki, ini juga untuk
kepentingan banyolan. Jipeng terbatas didaerah pinggiran
Betawi, seperti Cilodong, Kampung Setu, Tambun, Ciseeng,
dan sebagainya.16
Kadang-kadang orkes tanjidor diganti dengan gamelan
topeng.17
Lakon jipeng juga tidak berbeda dengan lakon-lakon yang
dimainkan oleh topeng. “Dalam jipeng terdapat cerita Sultan
Majapahit, Prabu Siliwangi, Babad Bogor, atau cerita-cerita kehidupan
sehari-hari, seperti cerita-cerita jagoan.”18
Kesenian Jipeng terbagi menjadi 2 bagian kesenian, yaitu :
a. Tanjidor
Anwar Tanjung menjelaskan bahwa :
14Ibid. 15
Abdul Sahal, Betawi Dalam Perspektif Kontemporer Perkembangan, Potensi, dan Tantangannya, (Lembaga Kebudayaan Betawi, Jakarta. 1997), hlm. 181.
16Yahya Andi Saputra, loc. cit.
17Anwar Tanjung, op.cit., hlm.114.
18Ibid., hlm. 115.
11
Musik tanjidor diduga berasal dari bangsa Portugis
yang datang ke Betawi pada abad ke-14 sampai ke-16.
Orkes tanjidor berasal dari para budak yang
ditugaskan main musik untuk tuannya. Ketika
perbudakan dihapuskan pada 1860, pemain musik,
mereka membentuk perkumpulan musik. Lahirlah perkumpulan musik yang dinamakan
tanjidor.19
Tanjidor adalah sejenis orkes rakyat Betawi
yang menggunakan alat-alat musik barat, terutama alat
tiup. Pada umumnya alat-alat tersebut adalah barang
bekas yang keadaannya telah usang. Karena telah
usang dan cacat, alat itu terpaksa dipatri atau diikat
dengan kawat supaya tidak berantakan.20
Tujuan utama penyajian musik tanjidor itu untuk
mencari nafkah. Oleh karenanya, pemusik tanjidor itu lebih
cocok disebut mengamen.21
Tanjidor biasanya dipergunakan
untuk mengarak pengantin atau pawai. Serombongan pemain
musik yang bermain bersama-sama menggunakan alat musik
tiup dari barat. Menurut Kavita Azahra :“Alat itu seperti
piston, trobon, terompet, tenor, clarinet, dan bass, dilengkapi
dengan tambur atau gendering.”22
b. Topeng Betawi
Topeng Betawi berkembang diwilayah budaya Betawi
pinggiran, terutama sebelah utara Kabupaten Bogor, seluruh
wilayah Kabupaten Bekasi, dan sebelah timur Kabupaten
Tangerang. Menurut Yahya Andi Saputra “Alat musik
19
Ibid., hlm. 16. 20
Anwar Tanjung, op.cit., hlm.50. 21
Ibid., hlm. 53. 22
Kavita Azahra, Mengenal Kesenian Rakyat Betawi, (Jakarta: PT Bumi Timur Jaya. 2001), hlm. 23.
12
pengiringnya berupa gendang besar, kulanter, rebab, kromong
berpecon tiga, kecrek, kempul, dan gong buyung.”23
Topeng
Betawi beda dengan Tari Topeng Betawi. Perbedaan menurut
Fidelara “Kalau Tari Topeng Betawi itu tarian, sedangkan
Topeng Betawi adalah seni teater. Salah satu lakon topeng
Betawi yang terkenal berjudul Bapak Jantuk.”24
Pertunjukan dibuka dengan instrumental pembuka talu
atau tetalu,yang ditempo doeloe merupakan alat memanggil
penonton. Menggunakan bahasa Betawi Pinggir atau Betawi
Ora.25
Penjelasan topeng menurut Anwar Tanjung :
Pada masa-masa lampau, pertunjukkan topeng berlangsung diarena terbuka,tanpa panggung,
terutama apabila pertunjukkan dilaksanakan bukan
merupakan pesanan disebut pertunjukkan ngamen. Dalam pertunjukkan ngamen lakon yang
pertunjukkannya pendek saja atau hanya satu babak saja. Topeng biasanya dimainkan dalam perayaan-perayaan khitanan, perkawinan, atau kaulan (membayar kaul), dalam perayaan perkawinan
biasanya ditutup dengan pertunjukkan lakon Keluarga
Jantuk.26
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa kesenian
Jipeng adalah penggabungan dua kesenian tradisional Betawi yaitu
Tanjidor dan Topeng Betawi. Jipeng adalah jenis teater Betawi yang
membawakan lagu-lagu yang biasa dimainkan oleh musik Tanjidor,
23
Yahya Andi Saputra, op. cit., hlm. 68. 24
Fidelara, Budaya Betawi yang Kukenal, (Jakarta: PT Armandelta Selaras. 2009), hlm. 36.
25Abdul Sahal, loc. cit.
26Anwar Tanjung, op. cit., hlm. 113.
13
berbeda dengan musik iringan Topeng Betawi. Jadi, Jipeng adalah teater
Topeng Betawi yang diiringi iringan orkes Tanjidor.
4. Strategi Kebudayaan
Strategi kebudayaan adalah sebuah usaha ketahanan
(sustainability) kebudayaan. Yang termasuk konservasi antara lain :
reposisi, rekacipta, revitalisasi, rekonstruksi.
Reposisi : Mengembalikan fungsi dan peran, misal: program taman
budaya
Rekonstruksi : Memperjelas artikulasi eksistensi sebuah kesenian atau
kebudayaan yang menjadi polemik
Revitalisasi : Suatu proses atau cara untuk menghidupkan kembali
sebuah kesenian/kebudayaan yang pernah jaya
B. Penelitian yang relevan
Salah satu penelitian yang peneliti gunakan sebagai acuan karena
dirasa cukup menunjang dan relevan dengan judul penelitian ini, yaitu :
1. Wahyudhy. 2007. Eksistensi Musik Tanjidor Group Tiga Saudara
Kali Sari Cijantung Jaktim. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Seni
Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. Dalam
penelitian ini ditarik kesimpulan bahwa masyarakat pada umumnya
mengenal dan mengetahui tanjidor, usaha yang ditunjukkan group tiga
saudara untuk melestarikan budaya betawi dan membuktikan bahwa grup
tanjidor tiga saudara masih tetap eksis, kekerabatan yang
14
dilakukkan grup tersebut menunjukkan usaha untuk membina generasi
muda.
Dengan adanya penelitian yang relevan, berfungsi sebagai acuan
penulisan penelitian dan menghindari adanya plagiatisme. Penelitian yang
diuraikan diatas meneliti tentang eksistensi musik tanjidor sedangkan
penelitian yang ingin diteliti adalah eksistensi seni pertunjukan Tanjidor
Topeng Betawi yang biasa disebut Jipeng.
C. Kerangka Berpikir
Di Indonesia memiliki cukup banyak seni pertunjukan untuk
diketahui dan dipelajari, salah satunya adalah seni pertunjukkan
tradisional di kota Jakarta. Di Jakarta terdapat salah satu kesenian betawi
yang bernama Jipeng. Jipeng tersebut merupakan kesenian tradisi yang
terbentuk karena adanya kolaborasi dari kesenian Tanjidor dan Topeng
Betawi.
Eksistensi seni merupakan keberadaan suatu kesenian, dalam
rangka mewujudkan eksistensi sebuah seni ada usaha yang dilakukan oleh
perorangan atau grup dalam menjaga eksistensi tersebut. Eksistensi
kesenian Jipeng dianggap ada apabila masih ada pelaku seni pertunjukan
Jipeng yang didukung masyarakat, pembinaan pemerintah atau kelompok,
dan adanya wadah pertunjukan kesenian Jipeng. Tidak adanya
dokumentasi tertulis tentang keberadaan Jipeng menjadi salah satu
kekurangan, namun Grup Pusaka Tiga Saudara
15
tetap mengembangkan kesenian Jipeng hingga saat ini. Dokumentasi
tertulis tentang eksistensi seni pertunjukan Jipeng sangat membantu
menjaga kelestarian kebudayaan Betawi.
Kesenian Betawi
Tanjidor Topeng Betawi
Jipeng
Tidak adanya dokumentasi tertulis mengenai
Eksistensi Seni Pertunjukan Jipeng Grup Pusaka
Tiga Saudara Kalisari Jakarta Timur
Meneliti Eksistensi Seni Pertunjukan Jipeng Grup
Pusaka Tiga Saudara Kalisari Jakarta Timur
Menulis hasil Menulis hasil Melampirkan hasil
penelitian mengenai wawancara pakar dokumentasi Seni
Eksistensi Seni Betawi, Grup Pertunjukan Jipeng
Pertunjukan Jipeng Pusaka Tiga Grup Pusaka Tiga
Grup Pusaka Tiga Saudara, dan Saudara Kalisari
Saudara Kalisari masyarakat daerah Pasar Rebo Jakarta
Pasar Rebo Jakarta Jakarta Timur Timur
Timur
Eksistensi Seni Pertunjukan Jipeng Grup
Pusaka Tiga Saudara Kalisari Pasar Rebo
Jakarta Timur
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah
penelitian “kualitatif”. Menurut Aan Komariah “Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting
dari sifat suatu barang/jasa berupa kejadian/fenomena/gejala social.”27
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada generalisasi.28
“Peneliti
berusaha melakukan pendekatan dengan partisipan dalam pengumpulan
data.”29
Menurut jenisnya, metode penelitian dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif deskriptif yaitu menjabarkan objek penelitian
berdasarkan apa yang diperoleh dari sebuah observasi/pengamatan
lapangan, wawancara, video rekaman, dan studi pustaka.
27Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta. 2012), hlm. 22.
28Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, (Bandung: Alfabeta. 2013), hlm. 15. 29
Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Buku Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi, (Jakarta: Pascasarjana. 2012), hlm. 13.
17
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
mendokumentasikan seni pertunjukan Jipeng, dan memperoleh informasi
tentang Eksistensi Seni Pertunjukan Jipeng Grup Pusaka Tiga Saudara Kalisari
di Pasar Rebo Jakarta Timur.
C. Lingkup Penelitian
Lingkup atau objek penelitian ini adalah peneliti ingin meneliti
tentang Eksistensi Seni Pertunjukan Jipeng dan apa saja masalah yang
dihadapi serta usaha apa yang dilakukan Grup Pusaka Tiga Saudara Kali Sari
Pasar Rebo Jakarta Timur.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun rencana penelitian ini akan dilakukan di kediaman
narasumber bernama Maah Piye selaku ketua Grup Pusaka Tiga Saudara yang
beralamat di Jl. Kenanga no.41 RT.001 RW.002, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta
Timur. Waktu kegiatan dari bulan Oktober 2017 sampai Desember 2017.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa prosedur, yaitu :
1. Menentukan objek penelitian.
2. Mengumpulkan data dengan mewawancarai beberapa dosen untuk
menanyakan pendapat mengenai objek yang di pilih.
18
3. Mengumpulkan data dengan metode observasi dan studi pustaka.
4. Mengumpulkan data dengan tehnik wawancara dengan pakar kesenian
dan narasumber.
5. Menulis dan menyusun laporan hasil penelitian .
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini di dapatkan dari :
1. Studi Pustaka
Beberapa sumber yang menunjang penelitian ini seperti buku –
buku tentang eksistensi, seni pertunjukan, asal mula jipeng, tentang
tanjidor, topeng betawi, dan skripsi mengenai eksistensi kesenian
tradisional yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut beberapa
contoh buku yang digunakan dalam penelitian ini :
a. Zainal Abidin, Filsafat Manusia30
. Hasil penelitian mengatakan
didalam buku ini terdapat penjelasan tentang eksistensi, secara jelas apa
arti dari kata eksistensi serta makna kata yang dimaksud tersebut.
b. Waridi, Seni Pertunjukan Indonesia31
. Buku ini menjelaskan tentang
seni pertunjukan yang ada di Indonesia dan makna dari
pertunjukan yang disajikan kepada masyarakat.
30Zainal Abidin, op. cit., hlm. 127. 31Waridi, op. cit., hlm. 41.
19
c. Yahya Andi Saputra, Profil Seni Budaya Betawi32
. Informasi dalam
buku ini adanya beberapa kesenian betawi yang disebutkan, salah
satunya pertunjukan Jipeng yang dijelaskan secara singkat, padat dan
jelas.
d. Anwar Tanjung. Seni Budaya Betawi Mengiring Zaman33
. Didalam
buku ini banyak menceritakan sejarah tentang kota Jakarta,
masyarakat betawi, kebudayaan betawi, serta kesenian-kesenian
betawi salah satunya Tanjidor.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu
masalah tertentu yang merupakan proses tanya jawab lisan kepada dua
orang atau lebih.34
Wawancara dilakukan dengan narasumber bernama Ma’ah Piye
dan pakar bernama Yahya Andi Saputra untuk mendapatkan data-data
yang menunjang penelitian ini.
3. Observasi
Observasi dilakukan setelah melakukan wawancara dengan
narasumber yaitu berupa pengamatan pada saat narasumber
menceritakan tentang asal mula Jipeng dimainkan oleh Grup Pusaka
Tiga Saudara dan keberadaan pertunjukan Jipeng di Jakarta saat
ini.Lalu peneliti mengambil dokumentasi berupa video
32Yahya Andi Saputra, op. cit., hlm. 76. 33Anwar Tanjung, op. cit., hlm. 114. 34Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2015), hlm.
160.
20
untuk kemudian diolah kembali. Hasil yang didapatkan dari observasi
tersebut kemudian dideskripsikan pada hasil penelitian.
4. Dokumentasi
Setelah melakukan observasi, peneliti mengamati kembali hasil
rekaman berupa video. Studi dokumentasi ini dilakukan selama
penelitian untuk mendapatkan data tambahan yang telah didapatkan
sebelumnya.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan :
a. Pengelompokan Data
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data sebanyak-
banyaknya melalui sumber pustaka ataupun dari lapangan dengan
melakukan wawancara secara bertahap dengan pakar yang akan di
wawancarai. Buku-buku, jurnal, dan skripsi yang relevan juga digunakan
sebagai data untuk memenuhi penelitian Eksistensi Seni Pertunjukan
Jipeng Grup Pusaka Tiga Saudara Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur.
21
b. Reduksi Data
Data-data yang diperoleh dari studi pusaka maupun wawancara di
lapangan dikumpulkan lalu dipilih dan dirangkum oleh peneliti sesuai
dengan kebutuhan data pada penelitian ini.
c. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi data, tahap selanjutnya adalah
menyajikan data. Dalam penyajian data, peneliti hanya mengambil
informasi yangpenting dan membuang data yang tidak terpakai sehingga
menghasilkan data yang akurat yang berhubungan dengan penelitian ini.
H. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data dari sumber yang telah ada.35
Teknik keabsahan ini diperoleh dari beberapa data. Langkah-langkah yang
ditempuh penulis untuk mencapai keabsahan data yaitu:
a. Pengamatan data di lapangan. Data ini diperoleh dari beberapa sumber
yang menunjang selama proses pengumpulan data. Peneliti melakukan
observasi dilapangan dan melakukan wawancara kepada narasumber
yang bernama Ma’ah Piye selaku ketua grup tanjidor Pusaka Tiga
Saudara, pemain tanjidor dan pemain topeng betawi yang ahli
dibidangnya guna mendapatkan keabsahan data yang diperoleh dari
observasi lapangan.
35Sugiyono, op. cit., hlm. 330.
22
b. Melakukan pengecekan kajian pustaka dengan mengambil teori dari
kajian pustaka yang berkaitan mengenai kesenian Jipeng.
c. Melakukan wawancara kepada pakar betawi yang bernama Yahya
Andi Saputra untuk mendapatkan keabsahan data yang diperoleh dari
data lapangan dan daftar pustaka.
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dari Eksistensi Seni Pertunjukan Jipeng Grup Pusaka Tiga
Saudara Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur meliputi pembahasan hasil penemuan
penelitian, yaitu deskripsi mengenai profil grup Pusaka Tiga Saudara, Instrumen,
lagu-lagu, kegiatan grup, regenerasi pemain, eksistensi, kendala dan usaha-usaha
yang dilakukan grup untuk mempertahankan eksistensi pertunjukan Jipeng.
A. Deskripsi data
1. Profil Grup Pusaka Tiga Saudara
Mulai berdirinya Grup Pusaka Tiga Saudara Kalisari Pasar Rebo
Jakarta Timur dari tahun 1982 pimpinan Ma’ah Piye. Grup Tanjidor Pusaka
Tiga Saudara ini beralamat di Jl. Kenanga II RT 001 RW 002 kelurahan
Kalisari kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.
Dinamakan Grup Pusaka Tiga Saudara mempunyai sejarah ceritanya,
sebelum dinamakan grup Pusaka Tiga Saudara pada tahun 1960 grup tanjidor
dulu masih berada dalam pimpinan Bapak Nawin, sebelum beliau meninggal
beliau mewariskan alat musik tanjidor tersebut kepada tiga anaknya yang
bernama Ipong, Na’ih, dan Ma’ah Piye. Bapak Nawin ingin anaknya yang
bernama Ipong yang memimpin grup tanjidor karena Ipong adalah anak yang
pertama. Setelah sebulan dipimpin Ipong, ternyata beliau tidak bisa mengatur
keuangan dan mengatur anak buahnya, lalu Ipong menyerahkan
kepemimpinan grup ke
24
adiknya yang kedua yaitu Na’ih untuk menjadi pemimpin grup tanjidor
tersebut, namun sama seperti kejadian kakanya Ipong, Ia juga tidak sanggup
memimpin grup itu. Dan pada akhirnya Ma’ah Piye lah yang memimpin grup
tanjidor dan bertanggung jawab atas warisan bapaknya yang harus
dilestarikan, lalu Ma’ah Piyememberikan nama Pusaka Tiga Saudara. Pada
tahun 1985 Grup Tanjidor Pusaka Tiga Saudara mulai bermain musik tanjidor
diacara pernikahan adat Betawi, dan pada saat
itu Ma’ah Piye sudah bisa memainkan alat musik kecrek, bedug, dan tambur
“saya pegang dah tuh sedikit belajar dari orang tua” (lihat lampiran 8
halaman 72).
Grup Tanjidor Pusaka Tiga Saudara ini tidak hanya menyewakan
musik tanjidor saja, tetapi juga menyewakan ondel-ondel, palang pintu,
gambang kromong, dangdut, jipeng (tanjidor topeng), dan lenong betawi.
Selain Grup Pusaka Tiga Saudara, ada juga grup tanjidor dipinggiran Ibu kota
seperti di Cilodong, Jagakarsa, dan Cijantung, namun kesenian Betawi yang
masih lengkap dan bertahan hingga sekarang hanya ada pada Grup Pusaka
Tiga Saudara Kalisari Pasar Rebo Jakarta timur pimpinan Ma’ah Piye
walaupun frekuensi pementasan menurun.
Grup Pusaka Tiga Saudara ini sudah cukup terkenal kesenian
Betawinya dimasyarakat dan sudah sering dipakai diacara resmi di Ibu kota
khususnya Jakarta. Grup ini terkenal dimasyarakat dikarenakan pemain musik
yang masih lengkap, ada pemain yang masih muda, serta lagu-lagu yang
orang minta untuk dibawakan grup ini pun selalu
25
tersedia sehingga grup ini banyak dicari orang untuk ditanggap atau diminta
tampil pada acara pernikahan, syukuran, maupun acara resmi lainnya.
2. Personil Jipeng Grup Pusaka Tiga Saudara
a. Pemain pada tahun 1947-1960 pimpinan H.Risin :
1. H.Risin (pemain klarinet)
2. Masim (pemain piston)
3. Nawin (pemain kecrek)
4. Namit (pemain trombon)
5. Nya’ip (pemain bass)
6. Simun (pemain tenor)
7. Namih (pemain bedug)
8. Cepot (pemain tambur)
9. Mamuk (pemain panil)
10. Bonyor (penari topeng wanita)
11. Imah (penyanyi)
12. Masni (penyanyi)
13. Ledeng (penyanyi)
b. Pemain pada tahun 1960-1982 pimpinan bapak Nawin :
1. Nirin (pemain klarinet)
2. Masim (pemain piston)
3. Nawin (pemain kecrek)
4. Namit (pemain trombon)
26
5. Nya’ip (pemain bass)
6. Diman (pemain gendang)
7. Pengkang (pemain kenong)
8. Ipong (pemain gong)
9. Na’ih (pemain kecrek)
10. Ma’ah (pemain kecrek)
11. Sa’ih (pemain tenor)
12. Cepot (pemain bedug)
13. Ipong (pemain tambur)
14. Pemain cabutan (penari topeng wanita)
15. Totih (penyanyi)
16. Masni (penyanyi)
17. Sarmah (penyanyi)
c. Pemain pada tahun 1982-2000 pimpinan Ma’ah Piye :
1. Nawin (pemain piston)
2. Diman (pemain gendang)
3. Asmin (pemain gong)
4. Ipong (pemain bass)
5. Na’ih (pemain bedug)
6. Ma’ah (pemain tambur)
7. Nirin (pemain klarinet)
8. Saman (pemain piston)
9. Jamat (pemain suling)
27
10. Pengkang (pemain genjer/simbal)
11. Emin (pemain trombon)
12. Jumadih (pemain panil)
13. Emin (pemain kenong tilu)
14. Nedih (pemain double trombon)
15. Arip (pemain bedug)
16. Sarmah (penyanyi)
17. Yati (penyanyi)
18. Oneng (penyanyi)
19. Gustini (penari topeng wanita)
d. Pemain pada tahun 2000 sampai sekarang yang masih aktif :
1. Ipong (pemain bass)
2. Na’ih (pemain bedug)
3. Ma’ah (pemain Tambur)
4. Nirin (pemain klarinet)
5. Saman (pemain piston)
6. Jamat (pemain suling)
7. Namit (pemain trombon)
8. Emin (pemain trombon)
9. Jumadih (pemain panil/simbal)
10. Nedih (pemaindouble trombon)
11. Arip (pemain bedug)
12. Dadang (pemain piston)
28
13. Sarmah (penyanyi)
14. Yati (penyanyi)
15. Oneng (penyanyi)
16. Gustini (penari topeng wanita)
17. Fahri (pemainpanil)
18. Rafli (pemain panil)
19. Tama (pemain panil)
20. Andri (pemain panil)
21. Ikih (pemain panil)
Berikut adalah beberapa foto pemain Grup Pusaka Tiga
Saudara yang masih aktif saat ini :
Gambar 1.Peneliti( ) dengan pemain Grup Pusaka Tiga Saudara
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 7 Desember 2017
29
Gambar 2. Peneliti dengan pemain Grup Pusaka Tiga Saudara
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
3. Instrumen yang digunakan Grup Pusaka Tiga Saudara dalam
Pertunjukan Jipeng
a. Alat musik pukul
1. Kecrek
Alat musik ini terbuat dari kayu dan logam, biasanya dipakai
pada musik Jaipongan, Jipeng, dan Gambang Kromong. Fungsi alat ini
untuk mengisi irama musik yang kosong, dengan adanya alat ini musik
lebih terdengar ramai karena bunyinya kencang (nyaring). Pemukulnya
menggunakan 2 buah besi yang panjangnya sekitar 10cm. Sumber
bunyinya berasal dari getaran alat musik itu sendiri.
30
Gambar 3.kecrek
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 7 Desember 2017
2. Kenong Tilu
Alat musik ini terbuat dari logam, kakinya terbuat dari kayu yang
dibuat sendiri. Biasanya dipakai pada musik Jaipongan, Jipeng, dan
Gambang Kromong. Fungsi alat ini untuk mengisi irama lagu yang
dimainkan, karena mempunyai bunyi yang mempunyai ciri khas
Betawi . Pemukulnya menggunakan 2 buah kayu yang panjangnya
sekitar 10 cm. Cara memainkannya dengan memukul bagian atas yang
bentuknya menonjol . Kenong tilu ini mempunyai nada re - sol – la
pada tangga nada C mayor. Sumber bunyinya berasal dari getaran alat
musik itu sendiri.
Gambar 4. Kenong Tilu
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 7 Desember 2017
31
3. Kempul
Alat musik ini terbuat dari logam, biasanya dipakai pada musik
Jipeng, Jaipongan, dan Gambang kromong. Fungsi alat ini untuk
mengiringi lagu dengan aksen yang tepat. Cara memainkan alat musik
kempul adalah dipukul menggunakan pemukul yang berasal dari kayu
yang diujungnya terdapat kain. Sumber bunyinya berasal dari getaran
alat musik itu sendiri.
Gambar 5. Kempul
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 7 Desember 2017
4. Gong
Alat musik ini terbuat dari logam, ukurannya lebih besar dari
kempul dan suaranya lebih rendah.Gong biasanya dipakai pada musik
Jipeng, Jaipongan, dan Gambang kromong. Fungsi alat ini tidak jauh
berbeda dengan kempul. Cara memainkan alat musik gong adalah
dipukul menggunakan pemukul yang berasal dari kayu yang
diujungnya terdapat kain yang ukurannya agak besar. Sumber
bunyinya berasal dari getaran alat musik itu sendiri.
32
Gambar 6. Gong
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 7 Desember 2017
5. Panil
Alat musik ini terbuat dari logam,biasanya dipakai pada musik
Tanjidor. Fungsi alat ini untuk mengisi suara dengan ritmik yang sama.
Cara memainkan alat musik ini adalah dipukul menggunakan pemukul
besi berukuran 8 cm. Sumber bunyinya berasal dari getaran alat musik
itu sendiri.
Gambar 7. Panil
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
6. Genjer
Alat musik ini terbuat dari logam, biasanya dipakai pada
musik Tanjidor. Fungsi alat ini untuk mengisi irama musik yang
kosong. Pemukulnya menggunakan sebuah besi yang panjangnya
sekitar 10cm. Cara memainkannya dipegang talinya menggunakan
33
tangan kiri dan memukulnya menggunakan tangan kanan, posisi
simbalnya dimiringkan .Sumber bunyinya berasal dari getaran alat
musik itu sendiri.
Gambar 8. Genjer (Simbal)
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 7 Desember 2017
7. Bedug
Alat musik Tanjidor ini terbuat dari mika yang dilingkari
dengan besi. Fungsi alat ini untuk mengiringi irama lagu. Cara
memainkan alat musik bedug adalah dipukul menggunakan pemukul
yang berasal dari kayu yang diujungnya terdapat kain yang lebih kecil
dari Gong. Sumber bunyinya berasal dari getaran kulit yang dipukul.
Gambar 9. Bedug
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 7 Desember 2017
34
8. Tambur
Alat musik Tanjidor ini terbuat dari mika dan pinggirannya
dilingkari besi. Cara memainkan alat musik bedug adalah dipukul
menggunakan pemukul yang berasal dari kayu panjang berukuran 10
cm. Sumber bunyinya berasal dari getaran kulit yang dipukul.
Gambar 10.Tambur
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 7 Desember 2017
b. Alat musik tiup
1. Trombon
Alat musik tanjidor ini terbuat dari logam. Fungsi alat ini
untuk menyambung nada alunan alat musik Piston (terompet kecil).
Cara memainkan alat musik Trombon adalah ditiup, diletakkan dibahu
kiri dan tangan kanan memegang bagian samping yang digerakan
kedepan dan belakang untuk menghasilkan nada do-re-mi-fa-sol-la-si-
do’ pada tangga nada Bes mayor. Sumber bunyinya berasal dari
getaran udara yang ditiup.
35
Gambar 11. Trombon
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 7 Desember 2017
2. Piston
Alat musik tanjidor ini terbuat dari logam. Fungsi alat ini untuk
membuat melodi lagu yang dimainkan. Cara memainkan alat musik ini
adalah ditiup, lalu bagian atasnya ditekan dengan 3 jari untuk
menghasilkan nada do-re-mi-fa-sol-la-si-do’ pada tangga nada Bes
mayor. Sumber bunyinya berasal dari getaran udara yang ditiup.
Gambar 12. Piston
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 7 Desember 2017
3. Bass Selendang
Alat musik tanjidor ini terbuat dari Fiber. Cara memainkan alat
musik Bass Selendang adalah ditiup, diletakkan dengan cara
menyelendangkan dibahu kiri dan tangan kanan menekan bagian depan
untuk menghasilkan nada do-re-mi-fa-sol-la-si-do’pada
36
tangga nada Bes mayor. Sumber bunyinya berasal dari getaran udara
yang ditiup.
Gambar 13.Bass Selendang
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 7 Desember 2017
4. Klarinet
Alat musik ini terbuat dari logam, biasanya dipakai pada
musik Tanjidor. Fungsi alat ini untuk membuat melodi lagu yang
dimainkan. Cara memainkan alat musik ini adalah ditiup, lalu bagian
depan dan belakang ditekan menggunakan semua jari sehingga
menghasilkan nada do-re-mi-fa-sol-la-si-do’pada tangga nada Bes
mayor. Sumber bunyinya berasal dari getaran udara yang ditiup.
Gambar 14. Klarinet
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
37
5. Tenor
Alat musik ini terbuat dari logam,biasanya dipakai pada musik
Tanjidor. Fungsi alat ini untuk membuat melodi lagu yang dimainkan.
Cara memainkan alat musik ini adalah ditiup, lalu bagian depan ditekan
menggunakan semua jari sehingga menghasilkan nada do-re-mi-fa-sol-
la-si-do’ pada tangga nada Bes mayor. Sumber bunyinya berasal dari
getaran udara yang ditiup.
Gambar 15. Tenor
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
c. Alat musik gesek
1. Biola
Alat musik ini terbuat dari kayu dan memiliki 4 senar
bernada (G-D-A-E). Fungsi alat ini untuk membuat melodi namun
dapat juga digunakan sebagai pengiring. Cara memainkan alat musik ini
adalah digesek dibagian senarnya dengan busur yang terdapat rambut
busur terbuat dari nilon sehingga menghasilkan nada do-re-mi-fa-sol-la-
si-do’ pada tangga nada C mayor. Sumber bunyinya berasal dari getaran
senar yang digesek.
38
Gambar 16.Biola
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
d. Alat musik petik
Dalam pertunjukan Jipeng tidak menggunakan alat musik petik.
4. Lagu-lagu yang dibawakan Grup Pusaka Tiga Saudara dalam
Pertunjukan Jipeng
Lagu yang dibawakan Grup Pusaka Tiga Saudara dalam
pertunjukan Jipeng dimainkan lagu berirama mars tanjidor, lagu-lagu betawi,
lima lagu wajib dan lagu-lagu sunda. Berikut adalah urutan lagu-lagu yang
dimainkan grup Pusaka Tiga Saudara dalam pertunjukan Jipeng :
a. Mars Tanjidor :
1. Mars Selamat datang
Mars selamat datang berfungsi untuk sambutan. Dalam acara
pernikahan ketika tamu datang disambut dengan lagu mars selamat
datang, bisa juga untuk penyambutan menteri dalam acara resmi.
2. Mars Jinekuda
39
Mars jinekuda dimainkan untuk pengantin sunat. Pada jaman
dahulu sebelum pengantinnya disunat, pengantin naik kuda sambil
diarak dengan tanjidor yang memainkan lagu mars jinekuda.
3. Mars Porka
Mars porka berfungsi untuk mengiringi besan (keluarga pengantin)
jalan untuk mendatangi pengantin lawan jenisnya.
4. Mars dodoledet
Mars dodoledet pada jaman dahulu dimainkan setelah pembakaran
kemenyan dalam acara pernikahan. Dahulu ada tradisi membakar
kemenyan sebelum acara pernikahan dimulai.
b. Lagu-lagu Betawi :
1. Sirih Kuning
2. Jali-Jali
3. Kicir-Kicir
4. Lenggang Kangkung
5. Stambul
c. Lagu wajib :
1. Kacamata Riben
2. Geboy
3. Kadipatenan
4. Patepangsono
5. Gaplek
40
d. Lagu-lagu Sunda :
1. Papacangan
2. Ucing-Ucingan
Dan lagu seterusnya sampai akhir pertunjukan Ma’ah Piye
menamakan dengan sebutan lagu jalan yaitu hanya instrumen musiknya
saja yang dimainkan. (Partitur lagu dapat dilihat di lampiran 16 halaman
90).
5. Kegiatan Grup Pusaka Tiga Saudara dalam Pertunjukan Jipeng
a. Latihan
Grup Tanjidor Pusaka Tiga Saudara tidak mempunyai jadwal
latihan secara rutin seperti grup musik pada jaman sekarang yang
umumnya mempunyai jadwal latihan tersendiri untuk persiapan tampil.
Hal ini seperti yang dinyatakan Ma’ah Piye dalam wawancaranya : “kalo
latian mah gak pake jadwal,tadian mah ada karang mah enggak (kalau
latihan tidak memakai jadwal, tadinya ada sekarang tidak)”,(lihat lampiran
8 halaman 76) maksudnya kalau latihan grup ini tidak memakai jadwal,
dahulu pernah tapi sekarang tidak ada jadwal. Grup Tanjidor Pusaka Tiga
Saudara sebagian besar bermain secara otodidak, grup ini tidak pernah ada
latihan sebelum tampil keatas panggung. Jadi grup ini berlatih memainkan
alat musik yang langsung dipraktekkan diatas panggung ketika mereka
tampil sambil mendengarkan pemain musik lain yang sudah mahir
memainkan alat musik tanjidor tersebut.
41
b. Tampil
Pertama kali grup Pusaka Tiga Saudara menampilkan pertunjukan
Jipeng yaitu pada tahun 1982 di acara pernikahan sebanyak dua puluh lima
kali main dalam satu bulan. Selain acara pernikahan, grup ini juga main di
hotel dalam acara pertemuan pesta ulang tahun. Jaman dahulu bermain
Jipeng paling sedikit dua puluh kali dalam satu bulan.
Pada tahun 2000 saat Perkampungan Budaya Betawi diresmikan di
danau Setu Babakan yang berada di Jagakarsa Jakarta Selatan grup Pusaka
Tiga Saudara diminta memainkan pertunjukan Jipeng, sejak itu pemerintah
menilai baik kepada grup ini sehingga pemerintah mempercayai dan
memberikan dukungan kepada grup tanjidor Pusaka Tiga Saudara untuk
meneruskan kesenian Jipeng yang hampir punah seiring perkembangan
zaman.
42
6. Struktur Seni Pertunjukan Jipeng Grup Pusaka Tiga Saudara36
Gambar 17. Pembukaan Jipeng
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Pembukaan pertama kali diawali dengan lagu-lagu mars tanjidor,
lagu betawi, dan 5 lagu wajib fungsinya untuk memberi tahu masyarakat
sekitar bahwa pertunjukan Jipeng mau dimulai dan menarik perhatian
penonton agar memenuhi tempat duduk didepan panggung. Lalu ketika
penari topeng sudah selesai berias, pemain dan penyanyi membawakan
lagu sunda. Pada jaman dahulu orang Sunda dan Betawi bercampur
sehingga terjadi penggabungan unsur Betawi dan Sunda. Ketika penyanyi
membawakan lagu Sunda menandakan bahwa penari topeng sudah siap
memasuki panggung dengan lagu yang berjudul Ucing-Ucingan.
36Data hasil observasi pada tanggal 08 Desember pukul 13.00 WIB di kediaman Ma’ah Piye, Kalisari Jakarta Timur.
43
Gambar 18.PenariTopeng Wanita dalam Pertunjukan Jipeng Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Selanjutnya satu menit kemudian penari topeng wanita masuk
kepanggung sambil menari tarian Topeng Betawi yang masih diiringi
lagu Ucing-Ucingan. Hal ini berlangsung dalam satu menit dua puluh
delapan detik.
Gambar 19.Penari Topeng Wanita didampingi Penari Topeng Pria yang
berfungsi juga sebagai Pembanyol dalam Pertunjukan Jipeng
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Adegan berikutnya, masuk penari topeng pria yang
menghampiri penari topeng wanita. Penari topeng pria ini menari
dengan menggerakan sarungnya ke kiri dan ke kanan sesuai dengan
alunan musik yang dimainkan. Hal tersebut dilakukan kurang lebih
selama 3 menit.
44
Gambar 20. Lipet Gandes Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Adegan selanjutnya penari topeng pria menggoda penari topeng
wanita dengan berpura-pura menanyakan apa yang penari topeng wanita
lakukan di panggung, lalu mereka melakukan perkenalan diri. Sebelum
perkenalan diri, mereka melakukan dialog lawakan yang bermaksud untuk
memperkenalkan pertunjukan tersebut (Jipeng) kepada penonton. Hal ini
dilakukan kurang lebih selama lima menit.
Rangkaian tarian dari awal pertunjukan yang dilanjutkan dengan
banyolan dan terakhir dilanjutkan dengan tarian bersama penari topeng
pria dan wanita dinamakan Lipet Gandes. Setelah sajian Lipet Gandes,
masuk pada bagian ke cerita. Khusus pada tulisan ini, penulis
mendeskripsikan sajian cerita yang berjudul “Sabenih Jago Tanah Abang”.
45
Gambar 21. Bagian 1 cerita Sabeni Jago Tanah Abang Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Bagian 1.
Adegan bagian pertama diawali dengan munculnya pemain yang
bernama Rafli dan Kong Na’ih berperan sebagai preman Tanah Abang.
Bagian ini menceritakan suasana sedang berada di pasar.Mereka berdialog
tentang rencana mencari mangsa yg ingin mereka rampok. Adegan bagian
satu ini berlangsung kurang lebih dua
menit.
Gambar 22. Bagian 2 cerita Sabeni Jago Tanah Abang Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Bagian 2.
Adegan kedua berpindah tempat.Pada bagian ini menceritakan
suasana sedang berada di rumah juragan Sabeni. Pemain pada
gambar diatas bernama Bang Joan yang berperan sebagai pembantu
46
dirumah juragan Sabeni. Ia berbicara tentang dirinya sebagai pembantu
dan menceritakan sedikit tentang majikannya . Adegan ini berlangsung
selama dua menit.
Gambar 23. Bagian 3 cerita Sabeni Jago Tanah Abang
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Bagian 3.
Adegan ketiga menunjukan masih suasana dikediaman juragan
Sabeni. Bagian ini ditandai dengan masuknya tokoh juragan Sabeni, Bang
Joan, Kong Piye, dan anak juragan Sabeni yang bernama Ratu. Mereka
berdialog tentang masa depan Ratu yang belum mempunyai pasangan
hidup. Dalam dialog bagian ini banyak menunjukan banyolan-banyolan.
Adegan ketiga ini berlangsung selama tigamenit.
Gambar 24. Bagian 4 cerita Sabeni Jago Tanah Abang
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
47
Bagian 4.
Adegan keempat juragan Sabeni menyuruh Ratu untuk berbelanja
ke pasar,kemudian datang sosok centeng (bodyguard) Ratu yang bernama
Fahri yangdiberikan amanat oleh juragan Sabeni untuk menjaga Ratu ke
pasar. Adegan ini berlangsung selama dua menit.
Gambar 25. Bagian 5 cerita Sabeni Jago Tanah Abang
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Bagian 5.
Adegan kelima berpindah tempat yang bersuasana sedang di pasar.
Bang Joan dan Ratu bertemu preman pasar. Kedua preman itu menggoda
Ratu, lalu Bang Joan melindungi Ratu dari kedua preman tersebut. Preman
pasar itu menantang pembantu tersebut untuk berkelahi, namun Bang Joan
memanggil centeng untuk melawan kedua preman itu. Adegan ini
berlangsung selama tiga menit.
48
Gambar 26. Bagian 6 cerita Sabeni Jago Tanah Abang Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Bagian 6.
Adegan keenam masih bersuasana di pasar. Centeng dan si
preman pasar itu berkelahi. Preman mengeluarkan golok untuk
melawan centeng,beberapa menit kemudian centeng juga mengeluarkan
senjata (golok) untuk melawan preman tersebut . Pada akhirnya
preman itu kalah melawan centeng. Adegan ini berlangsung selama
dua menit.
Gambar 27. Bagian 7 cerita Sabeni Jago Tanah Abang
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Bagian 7.
Adegan ketujuh masih terjadi perkelahian, Bang Joan
memasuki adegan ini untuk membantu centeng. Setelah anak buah
preman itu kalah, lalu Bos preman pasar itu yang bernama (Kong
49
Na’ih) berkelahi dengan pembantu (bang Joan) untuk mendapatkan putri
dari juragan Sabeni yang bernama Ratu.Akhirnya Bos preman tersebut pun
kalah melawan pembantu. Adegan ini berlangsung selama tiga menit.
Gambar 28. Bagian 8 cerita Sabeni Jago Tanah Abang
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Bagian 8.
Adegan kedelapan berpindah tempat. Pada bagian ini bersuasana di
rumah juragan Sabeni. Bos preman masih tidak menerima atas
kekalahannya demi mendapatkan putri juragan Sabeni. Ia langsung
kerumah juragan Sabeni menantang teman pembantu (kong Piye) untuk
berkelahi yang akhirnya bos preman pasar itu kalah lagi. Bos preman pasar
masih berusaha untuk mendapatkan putri juragan Sabeni dan Ia pun
menantang juragan Sabeni setelah kalah dari para pembantunya. Adegan
ini berlangsung selama limamenit
50
Gambar 29. Bagian 9 cerita Sabeni Jago Tanah Abang Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Bagian 9.
Adegan kesembilan juragan Sabeni menerima tantangan Bos
preman pasar itu, lalu juragan Sabeni pun melawan Bos preman pasar.
Pada akhirnya tidak ada yang bisa menandingi kekuatan juragan Sabeni,
dan Bos preman pasar itu pun kalah. Adegan ini berlangsung selama satu
menit tiga puluh detik.
Gambar 30. Bagian 10 cerita Sabeni Jago Tanah Abang
Sumber : Dokumentasi Sherly Melinda, 8 Desember 2017
Bagian 10.
Adegan akhir cerita, juragan Sabeni berdiskusi kepada anak
buahnya dan putrinya tentang kedua preman pasar tersebut untuk dijadikan
anak buahnya juragan Sabeni. Akhir cerita Bos preman
51
pasar (kong Na’ih) bersama anak buahnya (Rafli) menjadi centeng juragan
Sabeni. Adegan ini berlangsung selama tiga menit.
B. Regenerasi pemain Grup Pusaka Tiga Saudara37
Regenerasi pemain pada grup ini melalui pendekatan keluarga dengan
pertimbangan kemampuan dan kemauan personilnya. Grup Pusaka Tiga Saudara
sampai saat ini melewati tiga generasi kepemimpinan yaitu yang saat ini
dipimpin oleh Ma’ah Piye. Berikut adalah riwayat pimpinan Grup Tanjidor
Pusaka Tiga Saudara:
H. Risin dari tahun
1947
Nawin dari tahun
1960
Ma’ah dari tahun
1982-sekarang
Ma’ah Piye yang saat ini berusia 62 tahun masih menjadi pemimpin grup
tanjidor sekaligus pemain bedug yang diwariskan oleh bapaknya yaitu Nawin
untuk meneruskan agar kesenian yang dimiliki oleh kakek buyutnya itu tidak
mengalami kepunahan. Sampai saat ini Ma’ah serta kakak nya Ipong dan Na’ih
terus berkuat diri melestarikan kesenian betawi tersebut dengan mengajak anak
cucunya ikut bermain musik maupun menari
37Data hasil wawancara kepada Ma’ah Piye pada tanggal 07 Desember pukul 16.00 WIB.
52
supaya ada generasi penerus selanjutnya setelah Ma’ah. Ma’ah meneruskan
kepada keluarganya karena grup ini memang peninggalan dari kakek dan
bapaknya serta hampir semua pemain musiknya adalah keluarga besar Ma’ah.
Dari keturunan Nawin sekarang hanyalah mereka bertiga yang bertanggung
jawab atas warisan dari buyutnya itu. Ipong berumur 65 tahun sebagai pemain
bass selendang pun tidak tahu siapakah yang meneruskan permainan alat musik
tiupnya itu nanti karena belum ada yang sanggup memainkan alat musik tersebut
hingga saat ini.
C. Eksistensi Seni Pertunjukan Jipeng Grup Pusaka Tiga Saudara
Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur
1. Masalah yang dihadapi dalam mempertahankan eksistensi
pertunjukan Jipeng
Ma’ah piye menyatakan bahwa tidak ada masalah apapun yang
menghambat keberadaan dan perkembangan kesenian Jipeng namun
keberadaannya tidak demikian, bahwa ternyata keberadaan kesenian
Jipeng saat ini sangat memprihatinkan sehingga bisa dinyatakan hampir
punah. Pertunjukan yang awalnya sangat sering frekuensinya saat ini
menjadi sangat menurun yaitu secara resmi setahun dua kali dan sedikit
pada acara pernikahan.
Peminat pertunjukan Jipeng saat ini berkurang dibandingkan pada
tahun 1980-an, tetapi permasalahan tersebut tidak membuat
53
Grup Pusaka Tiga Saudara menyerah dalam mempertahankan
kesenian yang diwariskan dari nenek moyangnya itu.
2. Usaha yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi
pertunjukan Jipeng
a. Usaha yang dilakukan oleh grup tanjidor Pusaka Tiga Saudara Usaha
yang dilakukan oleh grup tanjidor Pusaka Tiga Saudara
adalah terus melatih anak cucu mereka agar tidak malas untuk
mempelajari kesenian tradisional Betawi khususnya Jipeng agar terus maju
dan berkembang. Seperti yang Ma’ah katakan “supaya satu kemajuan
jangan sampe anak-anak males, kalo ono kita latihan, maen silatnya kek,
ceritanya kek, maen musiknya itu jangan segan-segan (supaya satu
kemajuan jangan sampai anak-anak malas,kalau itu kita latihan, main
silatnya kek, main musiknya itu jangan segan-segan)”. (lihat lampiran 8
halaman 77) Ma’ah akan terus melatih anak cucunya agar warisan kakek
buyutnya terus maju dikembangkan dan dijaga kelestariannya agar grup ini
selalu eksis . b. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah
Adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah yaitu
memberikan kesempatan untuk tampil di Perkampungan Budaya Betawi
yang beralamat di Jagakarsa Jakarta Selatan dan memberikan seperangkat
alat musik Tanjidor yang lengkap kepada grup tanjidor Pusaka Tiga
Saudara agar grup ini terus bisa melestarikan kesenian
54
Betawi yang sangat langka untuk ditemui keberadaannya. Selain dari
pemerintah, Lembaga Kebudayaan Betawi juga usaha memberikan usulan
kepada lembaga-lembaga publik lain untuk memperdulikan kesenian ini,
mereka berusaha untuk mengundang grup kesenian Betawi khususnya
tanjidor ini yang keberadaannya masih dikenal oleh masyarakat untuk
mengisi acara didaerah khususnya Jakarta
sebagai sarana hiburan. Selain itu, Lembaga Kebudayaan
Betawimemberikan workshop kepada grup-grup kesenian Betawi
bagaimana mengelola organisasi kesenian agar tetap eksis dan tetap bisa
hidup, juga memberikan bantuan dengan cara mengajak mereka untuk
menjadi satu lembaga kesenian yang modern. c. Usaha yang dilakukan
oleh Masyarakat
Masyarakat Jakarta pinggiran sangat berperan dalam usaha
pelestarian seni pertunjukan Jipeng. Usaha itu antara lain dengan
mengundang grup ini untuk menampilkan pertunjukan Jipeng dalam acara
pernikahan, khitanan, maulidan, serta pada saat hari nasional dan acara
lainnya.
Salah satu tokoh masyarakat yang bernama Bo’an setiap tahun
mengundang grup tanjidor pusaka tiga saudara pimpinan Ma’ah Piye
untuk menampilkan musik tanjidor sebagai hiburan dalam acara maulid
yang dimainkan setelah acara pengajian selesai.
55
3. Keberadaan Seni Pertunjukan Jipeng Grup Tanjidor Pusaka Tiga
Saudara Saat Ini
Keabsahan data Triangulasi sumber data hasil wawancara
narasumber, pakar, dan masyarakat disesuaikan dengan hasil observasi
menunjukan bahwa Grup Pusaka Tiga Saudara berdiri pada tahun 1982,
sejak itu grup ini sudah memainkan pertunjukan Jipeng. Pementasan
Jipeng dari tahun 1980an sampai tahun 2000an mengalami masa kejayaan
yang sangat baik paling sedikit 25 kali tampil dalam sebulan. Dari tahun
2000an hingga saat ini frekuensi pementasan Jipeng grup tanjidor Pusaka
Tiga Saudara mengalami penurunan yang sangat drastis dikarenakan
minimnya lahan panggung untuk pementasan Jipeng sehingga sudah
jarang yang menanggap atau mengundang jasa grup ini untuk
mementaskan pertunjukan Jipeng dengan biaya yang besar dan lahan yang
cukup luas, serta peminat Jipeng saat ini sangat berkurang dibandingkan
dengan peminat musik modern. Grup Pusaka Tiga Saudara saat ini
menampilkan pertunjukan Jipeng kurang lebih hanya dua kali dalam
setahun di acara resmi, pernikahan serta acara lainnya.
Hasil penelitian dari sumber data yang telah didapat oleh peneliti
menemukan informasi dari pakar dan masyarakat bahwa Grup Tanjidor
Pusaka Tiga Saudara hingga saat ini keberadaannya masih diakui oleh
masyarakat dan masih eksis. Yahya Andi Saputra sebagai pakar Betawi
mengatakan “Grup pimpinan Ma’ah Piye ini
56
lengkap pemainnya dan paling siap kalau disuruh main walaupun
dipanggil secara mendadak” (lihat lampiran halaman 81). Masyarakat
daerah pinggiran Jakarta khususnya Desa Kalisari mengakui grup ini dari
dahulu sampai saat ini masih bertahan sehingga tidak ada yang
menghambat keberadaan dan perkembangan kesenian Betawi khususnya
Jipeng untuk terus maju dilestarikan.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Seni pertunjukan Jipeng adalah salah satu kesenian Betawi yang
merupakan gabungan dari dua kesenian yaitu Tanjidor dan Topeng Betawi. Di
Jakarta ada salah satu grup kesenian Betawi yang masih eksis hingga sekarang
yaitu bernama Grup Tanjidor Pusaka Tiga Saudara yang dipimpin oleh Ma’ah
Piye, grup ini masih mengembangkan dan melestarikan kesenian Jipeng.
Ma’ah mengatakan bahwa keberadaan kesenian Jipeng pada grup Pusaka
Tiga Saudara saat ini dikatakan tetap eksis dan tidak ada kendala apapun dalam
mengembangkan kesenian tersebut, namun setelah diteliti lebih lanjut keberadaan
kesenian Jipeng grup ini kenyataannya mengalami penurunan karena banyaknya
masyarakat yang lebih menyukai aliran musik lain seperti dangdut, pop, jazz dan
lain-lain, hal ini menyebabkan Jipeng sangat sedikit peminatnya dan tidak lagi
diperhatikan keberadaannya. Biaya yang dikeluarkan untuk penyewaan
pertunjukan Jipeng juga menjadi alasan bagi masyarakat untuk menanggap
(mengundang) pertunjukan Jipeng.
57
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian skripsi ini peneliti memiliki keterbatasan dalam
penulisannya, adapun keterbatasan yang dihadapi peneliti antara lain; kurangnya
waktu untuk penulisan,tetapi peneliti dapat menyelesaikan penulisan ini dengan
waktu yang cukup terbatas. Selain itu kurangnya sumber buku yang bisa
dijadikan pedoman dalam pembahasan tentang Jipeng, namun peneliti tetap
mencari sumber buku di perpustakaan Jakarta.
Keterbatasan lainnya yaitu karena perkumpulan grup tanjidor Pusaka Tiga
Saudara ini hanya aktif pada waktu tertentu saja, seperti pada saat undangan dari
Perkampungan Budaya Betawi atau dari orang televisi dan radio yang ingin
mendokumentasikan, sehingga pada saat waktu tertentu peneliti mengalami
kendala dalam mengambil data apabila diperlukan data secara mendadak, namun
peneliti tetap berusaha menemui narasumber yang masih aktif bermain musik
tanjidor dengan anggota yang tetap aktif berlatih, peneliti juga mengalami
kesulitan saat mentranskrip data yang di lihat di video yang kemudian
dipindahkan ke bentuk notasi musik, dengan penuh ketelitian dan kesabaran,
peneliti berusaha semaksimal mungkin menulis dan mentranskrip data, sehingga
penulisan yang dilakukan masih kurang dari kata sempurna. Penelitian yang
masih kurang mendalami termasuk juga keterbatasan peneliti dikarenakan butuh
proses waktu yang cukup lama untuk membahas lebih dalam tentang eksistensi
atau keberadaan suatu objek.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti berkesimpulan
bahwa :
1. Eksistensi seni pertunjukan Jipeng Grup Tanjidor Pusaka Tiga Saudara
berdiri dari tahun 1982 sampai tahun 2000an mengalami masa kejayaan.
Paling sedikit 25 kali tampil dalam sebulan dalam acara pernikahan maupun
acara resmi lainnya.
2. Pada tahun 2000 sampai sekarang frekuensi penampilan pertunjukan Jipeng
grup Pusaka Tiga Saudara mengalami penurunan, saat ini menjadi 2 kali
tampil dalam setahun.
3. Lagu-lagu yang dimainkan dalam pertunjukan Jipeng yaitu Mars Selamat
Datang, Mars Jinekuda, Mars Porka, Mars Dodoledet, lagu-lagu Betawi, dan
lagu-lagu Sunda.
4. Masalah yang dihadapi adanya persaingan dengan musik modern seperti
dangdut, pop yang lebih banyak peminatnya serta biaya jasa pemain yang
cukup besardan minimnya lahan membuat pertunjukan Jipeng sulit
ditampilkan.
5. Usaha yang dilakukan oleh grup Pusaka Tiga Saudara memperkenalkan dan
melatih anak cucu mereka untuk regenerasi pemain. Usaha dari pemerintah
adalah mendukung kesenian Jipeng untuk terus dilestarikan dengan cara
memberikan kesempatan mereka untuk tampil di daerah-
59
daerah khususnya Jakarta. Masyarakat Desa Kalisari Jakarta Timur juga
mengharapkan kesenian Jipeng ini terus berkembang dan tidak mengalami
kepunahan.
B. Implikasi Penelitian
Implikasi penelitian ini yang menyatakan bahwa keberadaan Jipeng
mengalami penurunan. Agar tidak punah maka peneliti berharap hasil
penelitian ini bisa diimplementasikan dengan cara :
1. Bisa dilakukan dengan cara memasukkan pembelajaran ekstrakulikuler di
sekolah maupun diluar sekolah agar generasi muda meneruskan
pelestarian kesenian Betawi khususnya Jipeng.
2. Pemerintah daerah Jakarta juga perlu memfasilitasi sarana maupun prasana
kepada grup-grup kesenian tradisional Betawi yang masih aktif agar
kelestarian Jipeng terus berkembang didalam maupun diluar daerah
Jakarta.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti
mengemukakan saran sebagai berikut :
1. Grup Tanjidor Pusaka Tiga Saudara diperlukannya tempat yang nyaman,
jadwal latihan yang terstruktur, dan mempunyai pelatih agar generasi
muda berminat dan rajin untuk mempelajari kesenian Jipeng yang sangat
diharapkan keberadaannya supaya tetap eksis dan maju.