bab i pendahuluan a. latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan media penyiaran lokal di Indonesia berkembang pesat dengan
arus teknologi dan informasi di dunia yang kian mengglobal. Kehadiran televisi lokal
di industri penyiaran membawa warna bagi industri pertelevisian Indonesia saat ini.
Keberagaman televisi-televisi lokal di daerah menambah keberagaman bisnis televisi.
Kebutuhan informasi yang diinginkan masyarakat kemudian dipenuhi oleh televisi
lokal. Pemenuhan kebutuhan informasi yang bagi masyarakat menambah jumlah
televisi lokal semakin bertambah banyak.
Fakta menarik ketika jumlah stasiun te levisi lokal bertambah banyak. Maka
menjadikan tingkat persaingan semakin tinggi. Karena itu agar mampu bertahan
maka mereka harus mempunyai sesuatu yang bisa diandalkan dalam pe rsaingan
bisnis itu. Contohnya sebuah stasiun televisi untuk memuaskan permirsanya. Produk
dari manajemen media berupa program acara dan pertunjukkan televisi
(programming) merupakan hal yang diwujudkan oleh stasiun televisi dan dikonsumsi
penonton televisi.
Produksi acara yang meliputi siaran talkshow yang disiarkan baik pada siang,
petang dan malam. Menayangkan program yang disukai penonton yang kemudian
akan mendapat tanggapan paling besar oleh penonton televisi khususnya televisi
lokal. Faktor kedekatan menjadi alasan utama, penonton lokal menonton acara-acara
televisi lokal. Program acara benar-benar dimanfaatkan oleh penyiaran lokal sebagai
sarana untuk memancing pengiklan lokal memasang iklan di penyiaran lokal lokal.
Salah satunya wujudnya adalah produksi acara Bincang-Bincang Sore
merupakan produksi acara talkshow. Talkshow yang menghibur dan
menginformasikan kepada penonton untuk memberi informasi dan mengedukasi
2
dengan format televisi lokal untuk program Bincang-Bincang Sore. Bincang-Bincang
Sore dipilih untuk program siaran hari sore dikarenakan sistem berjaringan yang telah
dilakukan RBTV-Kompas TV, membagi konten siaran lokalnya secara adil bahwa
kurang dari tujuh jam untuk penayangannya. Talkshow Bincang-Bincang Sore
merupakan suatu program yang berkonten lokal topik yang diangkat pun topik lokal
Yogyakarta, bisnis, kesehatan dan pemerintahan/publik. Kemudian lokalitas RBTV
sebagai pengelola media berbasis ala Kompas TV setelah berjaringan Kompas TV
disimpulkan talkshow Bincang-Bincang Sore sebagai lokalitas RBTV berbasis ala
Kompas TV yang sopan, mengedukasi dan menginspirasi bagi masyarakat
Yogyakarta. Semakin bagus kualitas programming televisi lokal maka semakin
memiliki nilai jual dan daya tarik.
Hal ini membuat programming televisi lokal harus meningkat kualitas
programming yang disertai sistem promosi yang tepat sasaran dan efektif.
Programming juga menjadi kendala dalam stasiun televisi lokal. Stasiun televisi lokal
harus mampu mempertahankan produksi program bagi keberlangsungan stasiun
televisi lokal.
Setiap program media siaran memiliki kendali atas paradigma “rating”, yaitu
jumlah massa penonton yang dapat diidentif ikasi sebagai dasar sekaligus orientasi
suatu pemograman. Dengan begitu menjadi strategi untuk pemograman itu ternyata
pertama-tama didasarkan pada alasan-alasan ekonomi, baru kemudian disusul dengan
alasan-alasan lain misalnya mencerdaskan masyarakat, dan perkembangan budaya1.
Bisnis ekonomi media menjadi kesempatan bagi para penggerak industri televisi
untuk tetap mempertahankan program yang disiarkan oleh stasiun lokal itu. RBTTV
juga sama terkendali atas media siaran yang memiliki paradigm rating. Paradigma
rating RBTV di dapat melalui layanan telepon interaktif. Program Acara RBTV tahun
2008 yang belum berjaringan dengan Kompas TV diantaranya program Bincang-
Bincang Sore, Galeri TV, Bursa aneka, Apa Kabar Jogja, Taman C inta, Plat AB kuis,
1Nurudin. Televisi Agama Baru Masyarakat Modern. Malang: UMM Press, Malang, 2007, hal 67
3
Profduth, Pagelaran, Kolaborasi, Music Corner, Sketsa Jogja, Jogjapolitan, Klip
RBTV, Intense, Lintas Batas. Adanya peraturan yang dijalankan oleh KPI bahwa
tahun 2014 menggunakan smengusung program-program acara yang berkualitas salah
satunya yang masih nampak dari kelahiran RBTV sebagai televisi lokal adalah
Prproduksi program acara Bincang-Bincang Sore yang hingga tahun dua ribu tiga
belas masih tetap eksis di bisnis telivisi lokal ditengah konvergensi media global.
Bincang-Bincang Sore merupakan salah satu programming RBTV. Bincang-
Bincang Sore terdahulu sebagai programming yang lokal dengan mengangkat tema-
tema yang dekat dengan masyarakat diantaranya adalah klinik alternative, hobi
kelurga, rahasia bisnis dan konsultasi dokter . Terlihat pada Bincang-Bincang Sore
Hobi Keluarga pada 20 Desember 2006 dengan topik Hobi Burung Perkutut oleh
Lobo Aryaguna sebagai presenter, 12 Juni 2007 Bincang-Bincang Sore Rahasia
Bisnis dengan topik Kupas Tuntas Nutrisi Organik Super presenter Bimasena, 18
Januari 2008 Bincang-Bincang Sore Klinik Alternatif dengan topik Penyembuhan
Holistik, Ruwatan dan Gemblengan, Donna Orsha sebagai presenter, 23 Maret 2009
Bincang-Bincang Konsultasi Dokter dengan topik Ayo Berantas Tuntas TBC , Pikka
Andressa sebagai presenter, 12 November 2012 programming Bincang-Bincang Sore
yang ditayangkan secara live, oleh Dewi Kencana Putri sebagai presenternya, RBTV
mengangkat tema yang berbeda-beda setiap harinya konsultasi dokter (umum),
rahasia bisnis, konsultasi dokter spesialis penyakit dalam, dan klinik alternative.
Selain pada tanggal 12 November 2012, tanggal 7 Desember 2012 mengangkat tema
pengobatan mengatasi penyakit diabetes jika dibandingkan tahun 2006, 2007, 2008
dan tahun-tahun sebelum tahun 2012, tahun 2013 menjadi kebangkitan bagi B incang-
Bincang Sore hal yang membedakan adalah format acara, tema, dan narasumber yang
bisa disebut ketiga itu adalah fitur-fitur dari pemograman. Fitur-fitur pemograman ini
kemudian disusun oleh pengelola media sebagai bagian dari manajamen me dia.
Manajemen produksi sendiri adalah bagian dari manajamen media.
4
Manajemen produksi yang diwujudkan dengan pemeliharaan dan
pendongkrakkan programming RBTV setelah maupun sebelum berjaringan Kompas
TV adalah programming Bincang-Bincang Sore (live) di RBTV bertujuan
mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang menginginkan topik pengobatan
alternatif, bisnis, pemerintahan baik RBTV menayangkan program Bincang-Bincang
Sore 2006 2007,2008, 2009 dan 2012 dhadir setiap senin- jumat pada pukul 16.30-
17.30 hari. Dibandingkan untuk Bincang-Bincang Sore 2013 setiap hari senin-sabtu
hadir menghibur masyarakat, pada pukul 15.30-16.30. Pemajuan jam tayang ini
disebakan karena pemiliharaan dan pendongkrakan berjaringan Kompas TV. Di
Bincang-Bincang Sore 2013 pembeda hanya saat bulan ramadhan saja Bincang-
Bincang Sore 2013 hadir lebih awal pukul 13.00-14.00, hal itu disebabkan karena
bulan puasa, program-program acara dipadatkan oleh Kompas TV. Ada beberapa jam
tayang yang digeser, atau dihapus sementara. Penulis memilih Bincang-Bincang Sore
2013 karena menurut penulis Bincang-Bincang Sore 2013 berbeda dari B incang-
Bincang Sore 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2012, pembedanya terletak pada format
acara, topik, narasumber dan presenter. Tahun 2006 masih mengangkat mengenai
hoby keluarga yang siaran live di luar studio. Tahun 2013 tidak ada lagi dan
digantikan ruang sahabat keluarga yang mana digunakan sebagai konsultasi keluarga
dan personal, training character bulding, workshop SBMS (the source of body and
soul).
Perkembangannya saat ini program Bincang-Bincang Sore 2013 hanya terbagi
pada menjadi tiga topik Jogjapolitan, Bisnis, dan Kesehatan berbeda dengan Bincang-
Bincang Sore 2006,2007,2008,2009. Bisa saja hampir sama dibandingkan dengan
Bincang-Bincang Sore sebelum tahun 2013 sama-sama adalah dari segi narasumber
topic misalnya klinik alternatif: mental, dan talenta, sahabat dan hobi keluarga,
konsultasi dokter kandungan, dan rahasia bisnis hadir sejak tahun di Bincang-
Bincang Sore 2007, sedangkan Bincang-Bincang Sore 2013 sub topic dari beberapa
topik dipadatkan dan menjadi satu topik saja diantaranya: Senin dan Kamis topic
Jogjapolitan dari lembaga pemerintahan/institusi (walikota, penddidikan), Selasa
5
dihadirkan dari RBTV yang menyediakan Bincang-Bincang rahasia bisnis, Rabu ,
Dokter. Topik dokter penyakit dalam ini dimulai sejak tahun 2006. Jumat dan Sabtu
pengobatan alternatif herbal narasumber dahulu berkerja sama dengan salah satu
organisasi, yang belum bersurat ijin klinik dan memiliki ijin Depkes. sedangkan
Bincang-Bincang Sore 2013 yang bersurat ijin klinik dan memiliki produk ijin
depkes. Misalnya topik pengobatan alternatif Mr. Khan mengoperasi mata katarak
tanpa operasi, terapi adem panas, Qiradh. Jika jumat pengobatan alternatif live
sedangkan untuk sabtu proses taping.
Program Bincang-Bincang Sore di RBTV bertujuan mengakomodasi
kebutuhan masyarakat yang menginginkan pengobatan alternatif, dan pemenuhan
kebutuhan untuk kesuksesan kehidupan, itu tujuan dari acara Bincang-Bincang Sore
itu yang membedakan antara programming Bincang-Bincang Sore dengan
programming yang serupa di stasiun-stasiun lokal lain di Yogyakarta.
Kebutuhan program acara pengobatan alternatif merupakan sebagai salah satu
program acara yang selalu ada di televisi-televisi lokal di Jogjakarta, ADITV,
JOGJATV, RBTV dan TVRI. Namun yang membedakan program acara pengobatan
alternatif ini adalah manajemen produksi stasiun televisi lokalnya. Program acara
Bincang-Bincang Sore 2013 ini berbeda dengan program -program pengobatan
alternatif yang ada di te levisi lokal, AdiTV dokter menjaga bekerja sama dengan RS
PKU bantul muhammadiyah dan tamu istimewa(sosial budaya, ekonomi,politif, dan
pengobatan heral alternatif), Jogja TV (Dokter kita, Husada, dan Bincang hari ini, dan
TVRI (Dokter). Pada RBTV lebih lokal dan tidak bekerjasama dengan rumah sakit di
Yogyakarta.
Letak kelokalan pada Bincang-Bincang Sore 2013 yang Lokalitas RBTV
berbasis ala Kompas TV. Lokalitas dari segi presenter yang membawakan halus,
lokal sopan asli jogja, dan sopan yang hanya berada di studio bersama
narasumbernya, jika pada RBTV, dan narasumbernya adalah seorang pakar ahli
pengobatan, pakar bisnis (intrepener) dan anggota pemerintahan. Pakar ahli ini adalah
seorang yang memiliki pengobatan alternatif, dokter dan dosen dari sebuah
6
Universitas di Yogyakarta. Narasumber harusnya yang bermanfaat, menginformasi,
menghibur dan harus insipiratif bagi penonton. Sedangkan pada JogjaTV
Narasumbernya adalah seorang yang memiliki pengobatan alternatifnya. Pada TVRI
narasumbernya adalah seorang dokter.
Perbedaan lainnya RBTV Bincang-Bincang Sore 2013 proses tidak langsung
jika tema acaranya mengangkat workshop, atau seminar kesehatan yang diadakan
oleh sebuah organisasi kesehatan yang memiliki kemampuan untuk menye mbuhkan
secara alternative. Sedangkan Jogja TV penyembuhan dilakukan melalui media
seperti m isalnya jarum, telor, dll, dan penyembuhannya dilakukan pada saat acara
pengobatan tersebut berlangsung. Program acara alternatif yang ada di Jogja TV
adalah husada. Untuk Jogja TV waktu durasi tayang dua kali dalam sehari, pagi dan
sore, dan ditayangkan seminggu hanya tiga kali yaitu selasa, jumat dan minggu, pada
AdiTV ditayangkan seminggu dua kali. Sedangkan untuk RBTV dita yangkan setiap
hari senin-jumat dan sekali dalam sehari.
Setiap acara programming Bincang-Bincang Sore 2013 selalu mengangkat
tema-tema yang berbeda-beda, RBTV menyampaikan tema-tema kesehatan yang
umum tidak ada batasan, tidak ada batasan ini tema-tema tidak selalu tema kesehatan
misalnya (konsultasi dokter umum), rahasia bisnis, konsultasi dokter kesehatan,
klinik alternative, dan pemerintahan. Seperti Jogja TV m isalnya Program ini
mendatangkan Penghusada yang berbeda-beda sesuai dengan keahlian masing-
masing.
Setiap Penghusada memiliki m etode tersendiri dalam menyembuhkan suatu
penyakit, oleh karena itu pasien dapat memilih metode pengobatan yang dirasa cocok.
Dalam acara ini pemirsa di studio dapat menanyakan secara langsung penyakit yang
dideritanya kepada Penghusada. Sedangkan untuk pemirsa dirumah dapat bertanya
melalui line telepon yang tersedia. Penghusada yang dimaksud adalah sebutan untuk
narasumber. Jogja TV bekerja sama dengan rumah sakit sardjito.
Bentuk siarannya yang sifatnya percakapan secara interaktif adalah talkshow.
Sama-sama berbentuk talkshow namun jika dibandingkan dengan program Bincang-
7
Bincang Sore di RBTV tentulah berbeda. Perbedaan lainnya yang mencolok di Jogja
TV dan RBTV meski sama-sama talkshow dan narasumbernya dokter tetap memiliki
perbedaan yang mencolok, perbedaan itu diantaranya adalah Jogja TV bekerja sama
dengan Rumah Sakit Dokter Sardjito menayangkan program Dokter Kita setiap hari
minggu jam 20.30 – 21.30 WIB. Acara ini dibawakan oleh dua orang presenter yang
salah satunya berasal dari pihak Rumah Sakit Sardjito.
Promosi yang dilakukan oleh RBTV dengan cara layanan interaktif secara live
dan iklan pengobatan slide show yang ditayangkan saat acara Bincang-Bincang Sore
berlangsung dan jeda iklan hal itu yang kemudian yang menjadi daya tarik Bincang-
Bincang Sore. Dan sebulan sebelum nya pasti melakukan persiapan untuk menyiapkan
dan membagikan proposal ke insitusi, pemerintahan, bekerjasama dengan
dokter/pengobatan alternatif dan rumah produksi ingin menjadi narasumber, itu bisa
menjadi narasumber, tetapi itu juga tidak setiap saat jika tidak ada acara khusus
semisal mempromosikan produk penjualannya.
Percakapan secara interaktif oleh narasumber/presenternya merupakan bentuk
komunikasi yang dilakukan secara komunikasi massa. Komunikasi yang
menggunakan media massa, berupa telepon interaktif dan televisi, karena penonton
yang dirumah tetap bisa disapa dan berinteraksi oleh presenter dan narasumber.
Adapun tema Bincang-Bincang Sore yang dibahas selalu berbeda-beda dalam
setiap episodenya. Acara ini mendatangkan narasumber seorang dokter spesialis yang
ahli menangani penyakit sesuai dengan tema yang dibahas. Program berdurasi satu
jam ini membahas tema penyakit dengan detail sehing ga pemirsa dapat mendapatkan
informasi dengan jelas. Selain itu bagi pemirsa yang ingin berkonsultasi dengan
narasumber dapat menelpon langsung ke studio.
Program acara di RBTV selain Bincang-Bincang Sore tema-tema yang
diangkat lebih lokalitas kota Yogyakarta, berita -berita nasional, dan musik-musik
yang digemari oleh masyarakat khususnya masyarakat kota Yogyakarta. Keberadaan
Program Bincang-Bincang Sore ini menjadi daya beli bagi RBTV, meski televisi-
televisi lokal lainnya menayangkan acara yang serupa.
8
Per satu maret 2012, RBTV mulai mengusung Sistem Siaran Berjaringan
(SSB) bersama Kompas TV. Dari penuturan Muhammad Suyanto selaku Komisaris
Utama RBTV, porsi pembagian siaran program antara KompasTV dan RBTV nanti
menjadi 70% dan 30%. Pada kesepakatannya dalam penayangan nantinya Kompas
TV akan menayangkan 70 persen konten nasional, dan 30 persen konten lokal yang
produksinya berkolaborasi dengan RBTV. Oleh karena itu nantinya RBTV akan
memproduksi banyak produk baru, sementara produk lama akan disesuaikan,
sehingga tidak ada perbedaan. Jam Siarannya mendapat porsi siaran yang lebih kecil
20%, namun RBTV tetap memprioritaskan untuk mengusung program berkualitas
berkonten lokal. Meski pada segi programming Bincang-Bincang Sore apabila
dibandingkan dengan program -program acara RBTV yang berjaringan Kompas TV
mengusung tema-tema keJakasentris.
Proses produksinya pun dari segi dekorasi, lampu, kamera, penataan cahaya,
kualitas suara, dan topik tema yang berbeda pada topik Bincang-Bincang Sore
Sahabat dan Kelurga yang mengangkat Hoby saat Bincang-Bincang Sore
2004,2005,2006 berbeda dengan Bincang-Bincang Sore 2013 dengan topik ruang
sahabat dan keluarga mengenai organisasi workshop SBMS, SSQ, proses produksi
tidak di luar melainkan berbeda dengan saat ini yang di Gedung Graha unit 1
Amikom Lantai 3 Ring Road Utara, Yogyakarta. Saat taping untuk pengambilan
insert-insert gambar yang dibutuhkan, penulis lebih terfokus pada proses produksi
Bincang-Bincang Sore 2013 jadi penulis hanya memaparkan proses produksinya.
Program Bincang-Bincang Sore ini kemudian menjadi sebuah masalah.
Permasalahan ini adalah keberadaan programming Bincang-Bincang Sore ini tetap
dipertahankan oleh RBTV bagi khalayak baik sebelum dan sesudah berjaringan
dengan Kompas TV. Manajemen Produksi RBTV untuk mempertahankan program
Bincang-Bincang Sore menjadi acara talkshow sampai saat ini.
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka disimpulkan
bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses manajemen
produksi program Bincang-Bincang Sore yang dijalankan dalam produksi di RBTV?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui manajemen produksi yang dijalankan oleh tim
produksi Bincang-Bincang Sore yang bernaung di bawah General
Personalia pada proses pelaksanaan produksi program acara talkshow
Bincang-Bincang Sore
2. Untuk menjelaskan, menguraikan pemahaman tentang proses
manajemen produksi talkshow di televisi terutama pada program
talkshow Bincang-Bincang Sore di RBTV.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Akademis Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu komunikasi,
terutama dalam hal manajemen produksi program acara talkshow di televisi.
Manfaat Praktis Penelitian
a. Memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai proses produksi
talk show di televisi.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian lebih lanjut
mengenai proses manajemen produksi program acara televisi
khususnya program acara talkshow di televisi.
10
E. Objek Penelelitian
Objek dari penelitian ini adalah segala bentuk aktifitas manajamen produksi,
program acara talkshow Bincang-Bincang Sore yang dijalankan oleh tim Bincang-
Bincang Sore di RBTV.
F. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berdasarkan studi ilmiah maka
dalam kerangka pemikiran beberapa teori yang akan menjabarkan pemikiran-
pemikiran mengenai manajemen produksi program acara di televisi. Pertama
Program dan Programming untuk alternatif penyampaian informasi Teori tersebut
akan digunakan sebagai kerangka pemikiran yang akan dima nfaatkan sebagai
landasan berpikir peneliti dalam mengelompokkan dan menganalisis data temuan di
lapangan nanti. Kedua definisi mengenai manajemenn produksi yang disampaikan
oleh George dan Jones dalam bukunya Contemporary Management: Creating Value
in Organizations (Fourth Edition). Ketiga pemikiran mengenai Tahapan Produksi
Program Acara, Televisi. Keempat pengertian mengenai talk show sebagai program
alternatif untuk penyampaian informasi. Kelima tipe-tipe talk show yang digunakan
dalam penelitian ini.
1. Program dan Programming
Televisi merupakan perpaduan antara radio (broadcast) dan film (moving
picture). Siaran televisi dari segi auditif dan visualnya, adalah hal yang penting. Pada
era The Gutenberg Galaxy: The Making of Typographic Man2 perkembangan
elektronik tak bisa dilepaskan dari penemuan tabung hampa oleh Lee De Fores t di
Amerika Serikat tahun 1906 inilah menjadi dasar berkembangnya media masa
elektronik televisi dan radio. Sejalan dengan perkembangan teknolo gi informasi sejak
2 Diterbitkan The University Of Toronto Press, Canada 1962 dalam Buku Bersama Televisi Merenda
Wajah Bangsa. Rusdianto Setiawan Putra. Jakarta:YPKMD(yayasan pengkaian komunikasi masa
depan Hal. 25.
11
awal abad ke 19 dikembangkan berbagai jenis media massa elektronik lain seperti
film, radio, dan televisi.
Selanjutnya dalam pembicaraan hubungan televisi dengan radio terdapat
faktor-faktor yang sifatnya kompleks yang menyangkut segi sosiologis, ekonomis,
dan estetis. Diantara faktor yang bersifat sosiologis ialah bahwa televisi
membutuhkan perhatian penuh dari pihak penonton, dimana perhatian tidak dapat
dibagi-bagi. Faktor-faktor yang bersifat ekonomis yang merupakan hal yang
kompleks karena biaya untuk menyelenggarakan program televisi jauh lebih mahal
daripada program siaran radio. Program -program televisi banyak yang khusus
didengarkan dan dipertontonkan seperti warta berita, pidato, musik, talkshow , dll.3
Program televisi ialah program yang telah disusun dalam satu format sajian
dengan unsur video yang ditunjang unsur audio secara teknis memenuhi persyaratan
layak siar serta telah memenuhi standar estetik, dan artistic yang berlaku. Pola
strategi penyusunan program lebih menyangkut pada pola pencapaian tujuan program
secara umum.
Tujuan program agar disenangi oleh penonton perlu menyusun strategi yang
seharusnya berkaitan dengan siaran yang bersifat menginformasi. Program tersebut
menyentuh sasaran program sehingga tanpa disadari dapat mengarah ke pencapaian
tujuan program yang telah ditetapkan. Televisi memiliki tujuan program yang harus
diperhatikan dimana diantaranya meransang sebuah kesadaran untk mengendalikan
pengembangan dari karakteristik suatu program yang dipolakan berdasarkan sifat
waktu dan tempat.
Setiap program memiliki karakter waktunya sendiri, yaitu penempatan atau
pengalokasian waktu siaran. Hal yang diperhatikan lainnya dalam sebuah program
siaran dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi programatik dan sisi penonton atau sasaran
program. Sisi programatik berkaitan dengan kesesuaian alokasi program dalam
3Onong Effendy Uchan.2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT.Bandung:
Remaja Rosdakarya. Hal. 180
12
jadwal siaran, sisi penonton berhubu ngan dengan aspek geokultural sasaran program
yang tersebar diseluruh negeri dengan tradisi yang berlainan.
Programming dilihat sebagai suatu proses memilih, menyeleksi menjadwal
program dan mengevaluasinya. Programming dianggap sangat penting karena
menentukan berhasil atau tidaknya sebuah program meraih audiens dalam jumlah
besar. Bittner4 menjelaskan programming dengan cara menganologikannya dengan
sesuatu hal:
Programming is the product of broadcasting. Just as a strore
sells goods or a law firm sells advie, broadcasting sells
programming. Just as store owners set prices for their good
and lawyers set fees for theirservices, broadcasters set rates
for the commercials that will share time with programming.
Penuturan Bittner, memberikan gambaran lain tentang programming. Program
acara stasiun penyiaran yang sedemikian rupa memiliki dua pengertian sebagai
sebuah proses dan hasil.5 mendefinisikan programming sebagai :
A group of programs on a radio or televise channel or the act
of choosing and scheduling programs on broadcast station or
a subscribed channel.
Menurut Ferguson programming merupakan kelompok program dari saluran
radio atau televisi, dengan memilih kesenian dan jadwal program acara dalam
pemancar radio atau saluran berjaringan. Pada programming memiliki beberapa
bagian, diantaranya adalah seleksi, jadwal acara, promosi, program evaulasi dari
perolehan dugaan tentang kebiasan penonton, lima asumsi dari grup programming
media: harmonisasi, bentuk kebiasaan, control dari aliran penonton, percakap an
sebuah sum ber program, dan keputusan besar.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia programing berasal dari kata program
yang berarti ancangan mengenai asas serta usaha (dl ketatanegaraan, perekonomian,
4 John R. Bitner. 1991. Broadcasting and Telecommunication: An introduction. New Jersey Prestire
Hall. Hal 209 5 Susan Tyler Eastman and Douglas A.Ferguson. Media Programming strategies & practices .
USA:Thomson Higher. 2009. Hal 4
13
dsb) yang akan dijalankan:beberapa partai menyetujui -- pemerintah; serangkaian
instruksi yg mengatur langkah-langkah yang harus diambil oleh suatu sistem .
Berangkat dari pengertian programming kamus besar bahasa Indonesia programming
berarti sebuah penjadwalan.
Programming suatu media televisi berarti penjadwalan program acara
televisi/program isi siaran. Programming menjelaskan bahwa sangat vital dalam
media penyiaran6:
Once the show have been produced, where, and when to place
them in the schedule must be decided. This task, known as
programming, is a crucial one. A bad programming decision
might mean failure fo a good show while a shread decision
might make a mediacare show a hit.
mengenai pentingnya dan uniknya programming7:
Programming is a unique product in that it is used to lure the
attention of consumers so that advertisers can show those
consumers commercial messages that help sell other product.
Programmers work only indirectly for the audience, the
primary customer is the advertiser, without whom there would
be few programs to see or hear.
Programming sesuai dengan pendapat Head8 programming is war. You are
general. The object is to win. Programmer harus hati-hati dan jeli dalam bertindak,
karena bila salah strategi maka audiens maupun pengiklan akan berpindah ke
program acara lain. Hal mengenai programming, media penyiaran dipertegas lagi
oleh J.B Wahyudi 9bahwa siaran radio dan televisi memiliki dampak yang sangat
luas di masyarakat, maka peranan penting. Pada pemograman hal yang penting
dilakukan adalah 10 aspek dayparting, theming, stripping, stacking,
counterprogramming, bridging, tentopoling, hammocking,crossprogramming.
6 Joseph R. Dominick.The Dynamics of Mass Communication. Mc Graw -Hill Publishing
Company.1990. Hal. 304 7 Susan Tyler Eastman and Douglas A.Ferguson. Media Programming strategies & practices .
USA:Thomson Higher. 2009. Hal 5-8 8 Ibid. Hal. 5
9 J.B.Wahyudi. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Hal. 1
14
Programming memperhatikan adanya daya tarik dari program acara guna
audiens menyukai program Bincang-Bincang Sore. Program acara yang sifatnya
menghibur perlu programmer dalam suatu program acara. Programmer ini akan
menentukan programming pada RBTV. Programmer akan bertugas mengendalikan
keenam aspek yang ada dalam programming:
1. Conflict
Konflik adalah emosi khalayak dibuat karena adanya sebuah konflik.Jadi
konflik dibangun dalam program acaranya. Program acara emosi khalayak
sehingga antara narasumber dan host rekan kerja saat produksi yang
kemudian memiliki keterikatan dengan tim Bincang-Bincang Sore
RBTV.
2. Ego atau Involnment
Khalayak seolah-olah berada pada satu kejadian. Khalayak berada juga
seolah-seolah berada di tempat itu. Khalayak melalui layanan interaktif
yang tidak berada di studio dapat ikut bergabung.
3. Self-preservation
Khalayak akan tertarik dengan segala hal yang berhubungan dengan
menjaga diri. Contohnya menjaga diri akan keselamatan, kesehatan,
kesuksesan, motivasi, dll. Khalayak menonton program Bincang-Bincang
bisnis dan kesehatan dokter.
4. Recognition
Wawancara terhadap seorang yang terkenal akan lebih disukai
dibandingkan wawancara dengan orang yang tidak terkenal.
Narasumbernya yang dihadirkan misalnya seorang intrepener muda
Amikom, Prof H Suyanto.MM, Brand Manger bank Amalat Yogyakarta,
BPR, PT. Armina, untuk Bincang-Bincang Bisnis, dan dokter umum Dr. I
Dewa Putu Pramantara Sp.PD, K. GER, Setya budi Dr. Proboseno Sp.PD,
K. GER dan dokter kandungan Dr. Eugenius Phyowai Ganap, Sp.OG . Mr.
15
Khan, terapi adem panas, qiradh, sinse Robert, Bincang-Bincang Sore
(ruang sahabat keluarga SSQ dan SBMS the source of body mind and
soul. Bincang-Bincang Sore (Jogjapolitan), Femax, lembaga kapal persiar
(lembaga LPKPP wisata bahari), Komisi A DPRD Kota Yogyakarta Ibu
Harweni Puji SH, Bpk Cang Wendriyanto SH, Kepala Dinas Ketertiban
Yogyakarta Drs. Nurdhihatta, Kepala Bidang dan Pengaduan Drs. Sutanto,
Anggota Kom isi DPRD kota Yogyakarta Ibu Ida Aryani, Bpk Dwi Wahyu
Budiwantoro, Direktur Operasional Bpk Widi Hasto.
5. Curiousity
Suatu program yang direncanakan dan dibuat yang memunculkan rasa
ingin tahu audiens sekaligus untuk memuaskan rasa keinginan tersebut.
Bincang-Bincang Sore dibuat sebagus mungkin sehingga khalayak
penasaran ingin tahu bagaimana program tersebut. Dimana strategi
Bincang-Bincang Sore narasumber dokter tetap dipertahankan dari awal
berdirinya. Pada Bincang-Bincang Sore hoby keluarga, topiknya Bincang-
Bincang Sore 2013 Ruang Sahabat Keluarga isi program acaranya
motivasi kesehatan dan SBMS (The Source Body Mind of Soul).
6. Escape
Bagi sebagaian khalayak, televisi sebagai bentuk pelarian dari segala
aktifitas, baik aktifitas sekolah, pekerjaan. Program acara yang disiarkan
diperuntukkan sebagai menghabiskan waktunya. Sebagai sarana untuk
menghibur. Program acara Bincang-Bincang Sore sebagai sarana untuk
menghibur dan menginformasi dan bermanfaat yang sopan, lokal asli
jogja, bermanfaat dan mengspirantif.
Dari keenam elemen yang harus ada dalam programming Bincang-Bincang
Sore sehingga program Bincang-Bincang Sore adalah program talkshow sebagai
program menghibur yang santai dan berkualitas. Dan hingga saat ini Bincang-
Bincang Sore masih digemari oleh masyarakat Yogyakarta. Keenam aspek ini harus
menonjolkan programming. Programming Bincang-Bincang Sore ini pada
16
hakekatnya diperuntukkan bagi masyarakat Yogyakarta yang menginginkan
kesehatan bagi tubuhnya, bisnis dan jogjapolitan/publik.
Programming Bincang-Bincang Sore ini ditayangkan setiap hari senin sampai
dengan jumat pukul setengah empat sore hingga pukul setengah lima sore dan sabtu
pukul tiga sore. Bincang-Bincang Sore hadir sore hari sejak 2004 mulanya setengah
lima sore digeser jam tayang karena berjaringan Kompas TV harus berbagi waktu
siaran menjadi prime time RBTV. Bincang-Bincang Sore hari senin narasumber yang
datang wali kota pemerintahan, pada hari rabu narasumbernya yang dihadirkan adalah
seorang dokter dokter umum Dr. I Dewa Putu Pramantara Sp.PD, K. GER, Setya budi
Dr. Proboseno Sp.PD, K. GER dan dokter kandungan Dr. Eugenius Phyowai Ganap,
Sp.OG . sedangkan hari jumat, sabtu narasumbernya pengobatan alternatif yang
displin ilmu nya menghasilkan ilmu yang ada di dalam tubuh yang sudah memiliki
label ijin departemen kesehatan, Aji diartikan anak jineus, qiradh, terapi adem panas,
SSQ (sentuhan spiritual tubuh), Ruang Sahabat Keluarga konsultasi pribadi dan
keluarga untuk pengembangan mental, layanan pendampingan memberikan training
motivasi berupa layanan training character bulding, Mr.Khan.
Hal lain yang berbeda dari Bincang-Bincang Sore saat ini adalah Bincang-
Bincang Sore rabu dan jumat tidak membicarakan masalah bisnis. Permasalahan
bisnis ditayangkan pada program khusus yang membicarakan mengenai bisnis pada
program Bincang-Bincang Rahasia Bisnis pada hari selasa narasumbernya juga dari
RBTV intrepeuner muda Am ikom Prof. Dr,M Suyanto, MM dan BPR, Bank Amalat
Yogyakarta untuk dialog bisnis.
Programming pada program televisi swasta lokal berbeda, jika dibandingkan
dengan televisi publik dan televisi nasional swasta yang ada di Jakarta. Keseluruhan
programming televisi swasta lokal termasuk programming Bincang-Bincang Sore
disesuaikan oleh lingkungan pemograman yang berbeda baik dalam segi ukuran,
cakupan, dan kepentingannya yang memiliki beberapa programming yang
menimbulkan pretis pada programming televisi swasta lokal. Dari segi ukuran untuk
Bincang-bincang Sore kesesuaian rundown, terhadap proses produksi, cakupan
17
penggolongan program siaran berdasarkan kelompok usia untuk memudahkan
khlayak mengidentifikasi program siaran, Bincang-Bincang Sore termasuk dalam
klasifikasi umur masuk kedalam cakupan umur menengah (orang tua, dewasa,
remaja), cakupan proses siaran yaitu Bincang-Bincang Sore cakupan sistem stasiun
berjaringan dengan tata kerja yang mengatur relai siaran secara tetap antar lembaga
penyiaran, Kompas TV menjadi sistem siaran berjaringannya, dan kepentingan pretis
ada cakupan program siaran Bincang-Bincang Sore menyesuaikan visi dan misi dari
direksi dan station manager dari RBTV yang sama dengan Kompas TV,
menghadirakn program acara yang sopan namun bermanfaat baik secara edukasi,
hiburan, maupun informasi ala RBTV-Kompas TV.
Programming pada program televisi lokal berbeda, jika dibandingkan dengan
televisi publik dan televisi swasta lokal. Keseluruhan programming televisi lokal
termasuk programming Bincang-Bincang Sore disesuaikan oleh lingkungan
pemograman yang berbeda baik dalam segi ukuran, cakupan, dan kepentingannya
yang memiliki beberapa programming yang menimbulkan pretis pada programming
televisi lokal.
2. Manajemen Produksi
Prinsip ekonomi, manajemen, yang sering disebut dengan tindakan
pengelolaan, merupakan suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian serta pengendalian. George10
mengungkapkan definisi
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
Manajemen perusahaan televisi secara khusus memiliki empat fungsi, yakni11
10
Jennifer M. George dan Gareth R. Jones. 2006. Contemporary Management: Creating Value in
Organizations (Fourth Edition). USA: McGraw -Hill. Hal.5. 11
Rahayu. dalam Amir Effendi Siregar dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia .Total
Media. Hal, 70
18
1. managerial function,
2. engineering function,
3. sales function, dan
4. programming function
Managerial function, merupakan fungsi manajemen yang berhubungan
dengan pengelolaan finansial, pengelolaan program dan network, sumber daya
manusia, dan sebagainya. Engineering function merupakan fungsi manajemen terkait
dengan peralatan teknis sebuah stasiun televisi menyangk ut operasional transmitter,
ruang kontrol, kamera, videotape recorder, film dan slide projector dan sebagainya.
Sales function merupakan fungsi manajemen yang menangani penjualan
program terutama yang berhubungan dengan pemasang iklan. Iklan yang ditayangkan
seperti iklan lejel home shopping, iklan terapi adem panas, iklan dari bank amalat
Yogyakarta, dan iklan femax. Sedangkan programming function merupakan fungsi
manajemen yang memiliki otoritas dalam penjadwalan program siaran. Programming
function ini bertanggungjawab melaksanakan seleksi, memproduksi program
termasuk mengelola berbagai departemen produksi beserta krunya, misalnya staf
announcers, news broadcaster, news editor, film editor dan sebagainya. Media
penyiaran diartikan sebagai institusi ekonomi yang dinilai sebagai unit
menyelenggarakan aktivitas produksi dan penyebarluasan (distribusi) pesan kepada
konsumennya12
. Programming function penjadwalan program dan topik ditentukan
oleh produser yang berkoordinasi bersama para host dan narasumber. Manajer
produksi menjalankan proses produksinya bersama tim Bincang-Bincang Sore
lainnya.
Maka dari itu diperlukan pengelolaan atau manajemen yang sesuai dengan
dinamika media penyiaran tersebut, khususnya dalam memproduksi acara televisi,
baik dari segi struktur sumber daya manusia dalam organisasinya maupun output
yang dihasilkan sebagai representasi pesan yang ingin disampaikan oleh media.
12
Rahayu. dalam Amir Effendi Siregar dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia .Total
Media.Hal. 18.
19
Berkenaan dengan spesifikasi tugas tersebut, maka tanggung jawabnya
diberikan oleh programming function. Dalam memproduksi acara televisi, banyak
sumberdaya yang bersifat tangible yang dibutuhkan, m isalnya personel, script,
kamera, pakaian, video tape dan sebagainya13
. Proses produksinya dijalankan oleh
tim kerja yang bertanggungjawab atas produksi siarannya. Dalam satu produksi
siaran, biasanya tim kerja tersebut terdiri dari produser, pengarah acara, technical
director, floor director, lighting director, penata suara, switcher dan cameramen,
untuk tim dari eksternal Bincang-Bincang Sore narasumber dan host. Jika di Bincan-
Bincang Sore Bisnis satu narasumber dari RBTV, satu dari luar itu yang kemudian
membedakan Bincang-Bincang Sore bisnis dengan Bincang hari ini di Jogja TV dan
Adi TV tamu istimewa. Tim internal Bincang-Bincang Sore melakukan rapat pre
produksi dan menentukan rapat koordinasi mengenai proses produksi dan
penjadwalan ruang master control untuk pengarah acara, technical director, floor
director, lighting director, penata suara, switcher dan kameramen.
Tim kerja tersebut bekerja dalam empat level produksi, yakni tahap
development, pre production planning, , production, dan post production14
. Secara
khusus, dalam talkshow Bincang-bincang Sore, pengelolaan pesan yang tertuang
dalam program tersebut dilakukan oleh dua pihak. Proses produksi dijalankan tidak
hanya oleh pihak stasiun televisi saja, tetapi juga pihak terkait lain, yakni narasumber.
Sehingga secara teknis, pihak narasumber juga turu t berperan aktif dalam proses
produksi. Konsep manajemen produksi, dalam hal ini pengelolaan pesan dalam
program yang dilakukan oleh tim kerja produksi, diartikan sebagai pengaturan staf
produksi dapat saling berkesinambungan untuk mengolah input bersama-sama serta
menghasilkan output secara efektif dan efisien.
Berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen yakni pengawasan untuk
mengontrol, salah satu objeknya adalah personal sebagai sumber daya, atau lebih
spesifik pada individu yang membangun struktur organisasi dalam divisi pada proses
13
Ibid. Hal. 19 14
Jonathan Bignell. An Introduction Television Studies . New York: Routledge. 2007.Hal 136
20
produksi. Dengan kata lain,manajemen dalam produksi talkshow Bincang-bincang
Sore berfungsi untuk mengontrol proses kerja dalam suatu struktur organisasi, dalam
hal ini pembuat program, antara lain dalam kaitannya dengan pengelolaan pesan
dalam program yang dilakukan tidak hanya oleh satu pihak stasiun televisi saja.
Pengelolaan produksi talkshow , semua aktivitas dalam struktur organisasi
untuk mewujudkan sebuah karya talkshow sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, berbeda dengan produksi berita pada umumnya, komposisi talkshow
merupakan hasil unsur artistic. Manajemen produksi di samping mengurusi hal fisik
juga berhubungan dengan usaha penciptaan atau kreativitas, unsur berita, serta
struktur organisasi; manusia. Semua langkah atau proses manajemen akan menggeluti
unsur di atas.
3. Tahapan Produksi Program Acara Televisi
Menurut Patricia Holland manajemen produksi program acara di televisi terbagi
dalam tiga tahapan, yaitu15
:
1. Pra-Produksi: Tahap pra-produksi merupakan langkah awal dalam sebuah
produksi acara. Tahap ini meliputi;
a. Perencanaan
Perencanaan meliputi riset dan pengembangan terhadap ide atau gagasan
sebagai landasan dalam menentukan tema acara yang akan diproduksi. Selanjutnya
dilakukan riset atas ide atau gagasan tersebut dan berusaha berpikir untuk
mengembangkan dan menerjemahkannya ke dalam bentuk sajian layar kaca. Dalam
mengembangkan dan menerjemahkan ide atau gagasan yang diriset bisa tertuangkan
ke dalam bentuk rundown. Ide dari berasal dari produser yang menyiapkan sebulan
15
Patricia Holland dalam Susan Tyler Eastmen dan Douglas A Ferguson. 2009. Media Programming
Strategies and Pratices.USA: Thomson Higher Education .,Hal.39
21
sebelum live Bincang-Bincang Sore. Menurut Naratama, rundown adalah urutan isi
acara berdasarkan perencanaan gambar, suara dan durasi waktu.
Semuanya dikemas dalam urutan yang disesuaikan dengan nomor adegan dan
keterangan dari setiap adegan yang dibutuhkan16
. Selain itu menurut Morissan dalam
rundown terdapat konsep “puncak lembah” yaitu: susunan berita pada setiap segmen
ini harus dimulai atau diawali dengan informasi yang paling kuat, disusul dengan
berita yang kurang kuat dan ditutup dengan kembali memunculkan informasi yang
kuat sebelum jeda iklan17
. Rundown dan topik adalah hal yang penting dalam
produksi acara. Morissan menjelaskan suatu konsep yang dinamakan puncak dan
lembah merupakan strategi rundown yang bertujuan untuk menahan agar penonton
tetap mengikuti program acara yang disajikan18
. Konsep lembah ini dipakai pada
program Bincang-Bincang Sore, disini tugas host ditantang untuk menyiapkan
pertanyaan kreatif-kreatif dan memotong pertanyaan pada setiap segmen acara .
Setelah penyusunan rundown, persiapan lainnya meliputi penjadwalan
berdasarkanrundown produksi untuk seluruh kerabat kerja yang terlibat di mastr
control room dan studio untuk live, serta penentuan anggaran biaya yang diperlukan
Bincang-Bincang Sore apabila proses produksi di luar studio. Minimal Dua kali untuk
dua topik dalam sebulan menyiapkan slot shoot di luar studio dan produser akan
berkoordinasi pada tim Bincang-Bincang Sore.
b. Rapat Redaksi (Rapat produksi)
Semua hal yang berkaitan dengan perencanaan tersebut kemudian dibahas
dalam sebuah rapat redaksi/rapat produksi ( productionmeeting) yang dihadiri oleh
seluruh kerabat kerja tim produksi. Dalam rapat ini lalu akan diputuskan tema acara
apa yang akan diambil dan diproduksi sebagai topik utama acara tersebut. Dalam
16
Naratama. Menjadi Sutradara Televisi: Dengan Single dan Multi Camera. 2004. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.Hal.98 17
Ibid. Hal.235 18Ibid. Hal.232
22
rapat ini juga turut membahas mengenai segala aspek yang berkaitan denga n proses
produksi, mulai dari materi naskah sampai pada orang-orang yang terlibat, sehingga
pada saat penayangan (on air) atau rekaman semuanya dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan rundown acara yang telah dibuat. Namun karena Bincang-Bincang
Sore sudah hadir menjadi program acara reguler tidak ada rapat produksi untuk
menentukan topik dan rundown acara semua berasal dari produser Bincang-Bincang
Sore rapat produksi dijalankan ketika rundown dan topik sudah ada di manajer
produksi, manajer produksi melakukan rapat mengenai rundown dan topik dengan
master control room . Guna penyesuaian alat-alat yang digunakan untuk proses
produksi. Dan pembagian tugas pada tahap organisasi tim Bincang-Bincang Sore.
c. Pengumpulan dan pemilihan materi (Collecting & Budgeting)
Pada tahap pengumpulan dan pemilihan materi, orang yang memiliki peranan
penting pada tahap ini adalah seorang produser. Seorang produser harus memiliki
kecermatan untuk menentukan dan memutuskan materi apa yang sesuai dengan hasil
rapat serta ide yang ditentukan sebelum nya. Kecermatan produser diperlukan
terutama dalam hal sebagai berikut:
1. Pemilihan materi acara dengan topik yang telah ditentukan setiap
bulannya untuk topik Jogjapolitan mengangkat publik yang sifatnya
lembaga pemerintahan, budaya ekonomi dan politik seperti Walikota, atau
XT Square obyek wisata alam, topik dokter adalah topik dokter umum dan
dokter kandungan
2. Pemilihan lokasi, untuk pemilihan lokasi per satu maret 2012 studio
produksi RBTV berpusat di gedung graha Amikom unit sa tu lantai tiga,
jalan Ring Road Utara, Condong Catur, Yogyakarta
3. Pemilihan orang-orang yang terlibat sebagai pengisi acara, (presenter,
artis-artis, atau narasumber),
4. Pemilihan sarana-sarana seperti hal teknis kamera, dekorasi, lighting,
penyesuaian alat-alat yang diperlukan saat produksi di studio RBTV
23
meliputi tempat, microphone yang digunakan saat live dan komputer
player di ruangan master control.
Termasuk didalamnya, produser juga bertanggung jawab serta perencanaan
jadwal produksi (shooting schedule). Selanjutnya bila diterapkan dalam proses
produksi media, kegiatan perencanaan atau penetapan tujuan, penetapan aturan,
penyusunan rencana organisasi termasuk dalam tahap development, yaitu proses awal
dari seluruh proses produksi. Produser memiliki be rperan cukup besar dalam proses
pra produksi.
2. Produksi
Tahap produksi ini merupakan upaya mewujudkan naskah ke dalam bentuk
audio dan visual ke dalam televisi. Pada tahap ini kita sudah dapat memulai untuk
mengambil gambar atau memperoleh materi. Dalam ha l ini, seluruh kerabat kerja
yang terkait melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai format yang telah
ditetapkan agar dapat menghasilkan suatu tontonan acara yang menarik dan layak
ditayangkan.
Orang yang mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan prose s produksi
ini dipegang oleh seorang pengarah acara (Program Director/PD) yang bertugas
untuk memimpin dan mengatur (men-direct) setiap tugas kerabat kerja di studio
mulai dari awal hingga akhir proses produksi. Untuk program director ini dia
merangkap tugas sebagai sw itcher yang dibantu oleh floor director. Produser
kemudian bertugas mengawasi dan berusaha menjaga agar proses produksi tersebut
dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai perencanaan rundown sebelumnya.
Selain itu proses penyiaran program acara di televisi dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu:
a. Program Acara Siaran Langsung (Live)
Program siaran langsung atau “Live Event” merupakan salah satu jenis
program acara pada stasiun televisi broadcasting. Siaran langsung dibedakan menjadi
dua kategori besar, yaitu siaran langsung dari studio atau area stasiun televisi itu
sendiri dan siaran langsung yang berasal dari luar area stasiun televisi tersebut, baik
24
di dalam maupun luar kota19
. Proses siaran langsung dari studio mempunyai resiko
untuk gagal lebih sedikit dibandingakn proses siaran langsung di luar area stasiun
televisi. Hal ini dikarenakan apabila siaran langsung di area stasiun televisi sistem
jaringan sinyal penyiarannya terhubung langsung dengan bagian penyiaran ( master
control on air). Proses produksi Bincang-Bincang Sore selalu berada di sistem
jaringan sinyal penyiaran yang terhubung langsung dengan bagian penyiaran (master
control on air).
b. Program Acara Siaran Tidak Langsung (Taping)
Program siaran tidak langsung atau disebut taping merupakan proses siaran
yang melewati proses rekaman terlebih dahulu. Kemudian baru dilakukan proses
penyempurnaan. Penyempurnaan dilakukan melalui sistem audio meliputi: mixing,
dubbing, sistem video meliputi: proses editing, serta sistem chroma key. Sistem
chroma key adalah penggunaan efek warna dengan penggunaan background.
Biasanya lebih sering menggunakan background warna biru dan hijau20
. Nah untuk
acara tidak langsung biasanya produksi Bincang-Bincang Sore untuk peringatan hari-
hari besar, seperti hari raya lebaran, yang akan dijadikan program siaran tidak
langsung (taping) dan sesuai permintaan narasumber untuk memasukan insert -insert
gambar yang akan dijadikan untuk live Bincang-Bincang Sore.
3. Pasca Produksi
Pasca produksi merupakan tahap akhir dari sebuah proses produksi. Pasca
produksi meliputi tugas-tugas penyuntingan atau editing. Tahapan ini digunakan baik
untuk editing gambar/visual, maupun audio. Editing gambar meliputi
cataloging/capture gambar, pemberian efek gambar (animasi), pemberian tulisan-
tulisan (credit title), pemberian grafik, dan lain-lain. Penyuntingan audio meliputi
pemasukkan elemen musik, sound effect, dubbing, dan lain-lain. Biasanya tahap
pasca produksi yang menyangkut editing ini hanya terdapat pada program -program
19
Setyobudi Ciptono. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. 2005. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Hal.43 20
Ibid. Hal. 47
25
berita dan non berita yang ditayangkan secara mendalam dan bersifat rekaman/ taping.
Tahap editing ini tidak dilakukan untuk program yang ditayangkan secara live
(langsung). Selain berkaitan dengan tugas editing, tahap pasca produksi juga
mencakup tugas-tugas lain seperti pendistribusian dan promosi acara yang telah
diproduksi. Di akhir proses pasca produksi, umumnya diadakan proses evaluasi.
Tahapan evaluasi ini mencakup proses editing jika ada taping, pengevaluasian
tim produksi di Bincang-Bincang Sore terhadap acara yang telah ditayangkan. Dalam
rapat evaluasi yang setelah rapat pasca produksi tidak ada notulensi untuk berita acara
rapat evaluasi, evaluasi dibagi menjadi dua, dimana produser yang akan
mengevaluasi narasum ber dan host. Kesesuaian konflik narasumber dan host yang
terbangun sebagai rekan kerja yang memiliki kedekatan dan keterikatan secara
emosional, produser sebelum bertemu dengan narasumber dan host untuk di evaluasi
produser akan lebih dahulu menghubungi asisten produser , sedangkan seluruh kerabat
kerja produksi Bincang-Bincang Sore evaluasi koordinasi segi teknis pelaksanaan
floor director dan kameramen pengkoreksian blocking gambar yang terkait acara live
Bincang-Bincang Sore berkumpul lalu melakukan pembahasan mengenai masalah-
masalah yang terjadi dalam proses produksi acara yang telah ditayangkan.
Proses evaluasi meliputi pengkoreksian kekurangan, kendala, serta cara -cara
untuk mengantisipasi agar masalah tidak terulang kembali dalam tayangan
berikutnya. Sesuai dengan penjabaran di atas, manajemen dibedakan menjadi tiga
bagian pengertian, yaitu manajemen sebagai suatu proses pelaksaaan tujuan tertentu,
manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
serta manajemen sebagai ilmu pengetahuan dan seni, diterapkan menurut
karakteristiknya tersendiri dan memiliki sifat yang khas21
.Namun dalam
pelaksanaannya konsep manajemen dapat diaplikasikan dalam kondisi yang beragam
sesuai situasi, lokasi dan waktu. Dengan demikian,konsep manajemen Bincang-
Bincang Sore bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi organisasi diluar tim Bincang-
21
Syafril.Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ekonomi. 2003.Jakarta:Bumi Aksara.Hal.117
26
Bincang Sore dan tim internal. F leksibel disini maksudnya keseasuian juga antara tim
Bincang-Bincang Sore, host, narasumber, karena acara Bincang-Bincang telah
menjadi acara talkshow yang rutin yang menghibur masyarakat Yogyarkarta dengan
topik-topik yang mengedukasi dan menginspiratif sesuai visi dan misi yang sama
berjaringan Kompas TV adanya sistem saluran berjaringan. Selanjutnya dalam
produksi talkshow, konsep manajemen digunakan sebagai suatu cara atau proses
untuk membuat sebuah perencanaan, melakukan pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengendalian program agar berjalan efektif dan efisien.
4. Talkshow
Di Indonesia program ini dikenal juga sebagai program wicara. Program ini
banyak mengangkat tentang pembicaraan mengenai topik yang menarik yang hangat
dibicarakan masyarakat. Selain itu terdapat juga tanya jawab persoalan dengan hadiah
dan sebagainya. Program talk show memperoleh tekanan yang berbeda, yaitu:
pertama, tekanan pada aspek show-nya, ini berarti program talk atau pembicaraannya
berkonteks pada program show-nya. Atau kedua, tekanan program pada program talk-
nya, show sebagai ilustrasi saja atau daya tarik22
. Dalam program ini pembicaraan
tidak terlalu terkait oleh show-nya saja, namun lebih mementingkan isi dari
pembicaraan. Fred Wibowo menambahkan mengenai latar tempat dimana interview
(wawancara) berlangsung, meskipun acara diadakan baik itu di dalam maupun di luar
studio, atau bahkan diskusi yang diselenggarakan di televisi dapat juga disebut
sebagai program mimbar televisi atau bisa juga disebut talkshow program23
.
Program wicara atau biasa disebut the talk program hadir meliputi beberapa
tipe-tipe dalam programnya antara lain: vox-pop, kuis, interview (wawancara) baik di
studio mapun di luar studio, dan diskusi panel ditelevisi24
. Program the talk program
22
Fred Wibowo, Djony Herfan. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. 1997. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Hal 50 23
Ibid. Hal 50 24
Ibid. Hal:66
27
(uraian pendek) didahului dengan munculnya presenter membicarakan sesuatu yang
menarik untuk membuka acara. Untuk Bincang-Bincang Sore menggunakan tipe vox-
pop.
Talkshow sendiri memiliki ciri khusus yaitu penampilan host dan narasumber
dalam satu panggung membicarakan suatu topik atau permasalahan25
. Program acara
talkshow memiliki pengertian dan kepentingan yang hampir sama bahkan
dapatdikatakan mencakup diantaranya wawancara, diskusi dan dialog. Wawancara
merupakan siaran dalam bentuk tanya jawab antara dua orang atau lebih untuk
menggali fakta yang sedang menjadi perhatian masyarakat. Diskusi adalah
pembahasan bersama dengan moderator untuk memperoleh persamaan pendapat,
dalam hal ini mengenai sifat pendapat yang berbeda. Sedangkan dialog adalah
pembicaraan antara dua pihak atau lebih atas suatu topik untuk saling melengkapi.
Program talkshow merupakan salah satu program acara televisi yangtermasuk
ke dalam kategori nonfiksi. Menurut Wibowo, program talkshow dapat dijelaskan
sebagai berikut:“Program ini tampil dalam bentuk sajian yang mengetengahkan
pembicaraan seseorang, apabila pembicaraan dilakukan oleh satu orang, program itu
dinamakan program uraian pendek atau pernyataan. Wawancara dilakukan oleh dua
orang dan diskusi oleh lebih dari dua orang”26
. Definisi talkshow menurut Farlex
dalam
The Free Dictionary: A television or radio show in which
noted people, such us authorities in aparticular field,
participate in discussion or are interviewed and often
answerquestion from viewers or listeners.
Sebuah acara televisi atau radio, yang mana orang terkemuka, seperti seorang ahli
dalam bidang tertentu, berpartisipasi dalam diskusi atau diwawancarai dan
kadangkala menjawab pertanyaan dari pemirsa atau pendengar27
.
25
Fred Wibowo, Djony Herfan. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. 1997. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Hal: 67 26
Ibid Hal:68 27
Farlex.2005.the Free Dictionary.Diakses tanggal 13 April 2013.Terarsip dala m
http://multimediaartikel.blogspot.com/2010/02/pengertian -talk-show.html.
28
Format tayangan talkshow di televisi juga menggunakan format klasik
komunikasi, yaitu dialog. Selain menghadirkan tema-tema yang menarik, penggunaan
host dan pemilihan bintang tamu atau narasum ber yang kompeten menjadi faktor
yang menjadi daya tarik sebuah talkshow . narasumberdalam talkshow merupakan
faktor utama yang bisa menentukan berhasil atau tidaknya seb uah talkshow .
Pemilihan narasumber terkait dengan prinsip prominence atau seberapa penting arti
narasumber tersebut terhadap audiens. Oleh karena itu narasumber dalam sebuah
talkshow bisa dari berbagai kalangan seperti Intrepener muda Amikom untuk mengisi
topik Bisnis, dan dokter umum Dr. I Dewa Putu Pramantara Sp.PD, K. GER, Setya
budi Dr. Proboseno Sp.PD, K. GER dan dokter kandungan Dr. Eugenius Phyowai Ganap,
Sp.OG
Acara talkshow memiliki ciri khusus yaitu menggunakan bahasa sederhana
yang bersifat universal sehingga apa yang dibicarakan dalam acara tersebut dapat
dimengerti oleh seluruh penontonnya. Mengenai isi atau tema yang dibahas memang
tema yang benar-benar penting atau fenomena yang sedang berkembang dan hangat
dibicarakan oleh masyarakat melalui media. Berdasarkan KPI Nomor
009/SK/KPI/8/2004 Tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran Komisi Penyiaran Indonesia pada Pasal 8 disebutkan bila program talkshow
seperti yang dijelaskan di atas termasuk dalam kategori program acara yang faktual.
Tetapi secara umum, talkshow adalah program acara yang mengulas suatu
permasalahan melalui perbincangan, diskusi, wawancara dan interaksi dengan
narasumber dan ataupemirsa, tanpa kehadiran aktor yang memerankan karakter
tertentu.
Menurut Rose dalam Lusiana28
talkshow bisa diartikan sebagai sebuah
program acara yang mengkombinasikan talk dan show , dan materi acara yang berupa
“structured conversation” . Structured conversation yang dimaksud adalah materi
dalam acara tersebut sudah dikemas, didesain, dan dirancang sedemikian rupa dalam
28
Fred Wibowo, Djony Herfan. Op.Cit.,Hal.51
29
tiap penayangan program acara tersebut. Seperti, dari segi tema yang hendak dibahas
atau disampaikan, kapan waktunya, dan bagaimana cara menyampa ikannya telah
dipersiapkan secara matang. Pada hakikatnya talkshow sendiri memiliki prinsip-
prinsip dalam pelaksanaannya. Walaupun dapat berkembang dengan banyak
penambahan dan perubahan materi disana-sini, talkshow tetap mempunyai prinsip-
prinsip utama yang unik dan membedakannya dengan program -program lain. Prinsip-
prinsip tersebut menurut Lusia dalam Oprah Winfrey 29
adalah sebagai berikut:
1. Acara dibawakan oleh seorang host atau pemandu acara.
2. Acara mengandung percakapan yang berisi pesan.
3. Talkshow merupakan produk atau komoditi yang harus berkompetisi
dengan produk lain.
4. Talkshow merupakan kegiatan industri yang terpadu dengan melibatkan
berbagai profesi, mulai dari produser, penulis naskah, pengarah acara,
penata rias dan rambut, dan bagian pemasaran.
Jika dikaitkan, industri televisi, maka talkshow sebenarnya format klasik
komunikasi yang dirancang sedemikian rupa, pemberian visualisasi agar tidak
membosankan untuk ditonton, serta diberi tema yang menarik agar audiens tertarik
untuk menyimaknya. Lebih lanjut, talkshow merupakan sebuah forum yang
mewadahi terjadinya perdebatan isu yang terkait dengan kultur, situasi politik, serta
kondisi sosial suatu masyarakat.
5. Tipe-tipe Talk Show
Tipe-tipe talkshow bermacam-macam jika dibagi berdasarkan waktu
penayangan, tipe kemasan, serta berdasarkan materi talkshow . Bernard M. Timberg
membagi talkshow berdasarkan waktu penayangan, yaitu30
:
29
Lusia Amelita. Oprah Winfrey: Rahasia Sukses Menaklukkan Panggung Talk Show. 2006.
Jakarta: GagasMedia.Hal.33
30Timberg, Bernard M. Television Talk: A History of the TV Talk Show.2002.Diakses tanggal 11 April
30
1. The late-night entertainment talkshow. Talkshow jenis ini ditayangkan di
malam hari selepas prime time. Talkshow jenis ini pertama kali
dipopulerkan oleh Jhonny Carson dalam The Tonight Show dan
ditayangkan oleh NBC. Talkshow ini mengalamibeberapa kali pergantian
host hingga terjadi perang pemilihan kandidatantara David Letterman dan
Jay Leno. Pada akhirnya, hingga saat ini The Tonight Show dibawakan
oleh Jay Leno sementara David Lettermanhengkang ke stasiun televisi
ABC dan membuat talk show serupa dengan judul The Late Night Show .
Segmentasi audiens yang dituju oleh programini adalah pria dewasa.
2. Bincang- Bincang Sore termasuk tipe talkshow The daytime audience-
participation show. Talk show jenis ini ditayangkan pada siang hari.
Berbeda dengan late night show , talkshow ini melibatkan audiens untuk
terlibat berinteraksi secara langsung dengan bintang tamu. Layanan
telepon interaktif. Dialog yang terjadi antara host dan narasumber lebih
emosional. Talkshow jenis ini yang hingga sekarang yang paling populer
adalah Oprah Winfrey Show .
3. The early-morning news talk magazine show. Tipe talkshow ini
mengadaptasi dari format radio. Radio yang merupakan media bayangan
(shadow media) memunculkan tipe talkshow ini dengan tujuan menemani
audiens mengawali hari dengan aktifitas pagi. Di kota -kota besar yang
identik dengan kemacetan, format ini ditujukan untuk membunuh
kebosanan pendengar di mobil pribadi ketika berangkat menuju kantor.
Berdasarkan kemasannya, talkshow dibagi menjadi dua, yaitu light
entertainment dan serious discussion. Light entertainment memiliki atmosfer positif,
nyaman, ceria, dan host mewawancarai narasumber dengan santai. Seringkali
pertunjukan juga diiringi dengan musik. Yang kedua yaitu serious discussion.
Talkshow ini menggunakan proses diskusi dalam bentuk wawancara dalam mengolah
2013. Terarsip dalam http://www.museum.tv/archives/etv/T/htmlT/talkshows/talkshows.htm .
31
materinya. Berdasarkan kemasannya Jane Shattuc membagi talkshow dalam dua
kategori31
yaitu :
1. The celebrity talkshow
Seperti namanya, fokus dari talk show ini adalah bintang tamu yang berasal
dari kalangan selebritas. The Tonight Show dan Late Night Show mengambil format
ini dalam pertunjukannya. Ciri yang khas dalam pertunjukan ini adalah host dan
keikutsertaan band leader menghidupkan
acara lewat humor.
2. The confessional / issue-oriented talkshow
Materi dari talk show ini adalah pengakuan dari seseorang yang dihadirkan
sebagai bintang tamu. Ciri dari talkshow ini adalah mengangkat perbincangan yang
muncul di ruang pribadi ke ruang publik. Oleh karena itu tema -tema yang sering
muncul adalah isu tentang kekerasan dalam rumah tangga, gay dan lesbian, masalah
pelecehan seksual di kantor, dan lain-lain. The Oprah Show termasuk ke dalam jenis
talk show ini.
Bincang-Bincang Sore berdasarkan kemasannya adalah The confessional /
issue-oriented talkshow Pada dasarnya program acara talkshow berangkat dari dua
tradisi sentral, yaitu berita (news) dan hiburan (entertainment). Format talkshow akan
mengarahkan pada informasi berita atau bahkan talk show tersebut akan berkembang
menjadi hybrid forms yang mencampuradukkan antara news,public affairs, dan
entertainment. Hal ini berpengaruh terhadap elemen-elemen talkshow secara
keseluruhan, meliputi peran-peran dalam talkshow , pemilihan tema, hingga bentuk
obrolan dalam talkshow .
Pemilihan host pun dilakukan dengan konsep awal format sebuah talkshow itu
sendiri. Menurut Timberg, dalam sebuah program acara televisi yang berformat
talkshow memiliki elemen-elemen tertentu. Elemen-elemen itu terdiri dari naskah
atau materi talkshow yang digunakan, penggunaan host sebagai pembawa acara serta
31
Jane Shattuc. The Talking Cure: TV Talk Shows and Women.1997.Diakses tanggal 16 April 2013.
Terarsip dalam http://talkshows.about.com/cs/daytimetalkshows/a/postwar.html
32
bintang tamu yang diundang dalam program talkshow. Mengenai materi, host dan
bintang tamu dalam talkshow sudah dijelaskan diatas yaitu penjelesan talkshow
berdasarkan, kemasan, waktu dan materi talkshow yang disampaikan oleh Timberg
dan Jane Shattuc.
G. Kerangka Konsep
Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berdasarkan studi ilmiah maka
dalam kerangka konsepnya tidak hanya berdasarkan penalaran saja, tetapi juga
dilandasi dengan teori-teori. Konsep atau dasar teori yang digunakan adalah konsep
manajemen media dalam program talkshow di televisi, Konsep Manajemen Produksi
(talkshow), konsep produksi ( talkshow), konsep dari sebuah talkshow , konsep divisi
pemberitaan dan komunikasi yang ada dalam proses pembuatan sebuah talkshow.
1. Konsep Manajemen Media dalam Program Talkshow di RBTV
Kata manajemen berasal dari Bahasa Inggris management yang mulanya,
pada bahasa Italia disebut manaj (iare) serta mamispada Bahasa Latin. Kata
manajemen didefinisikan sebagai tindakan memimpin, membimbing, dan mengatur.
Sedangkan menurut Henry Fayol, seorang tokoh ekonomi, dalam buku Manajemen
Penerbitan Pers, mengemukakan bahwa manajemen diartikan sebagai proses
perencanaan, mengkoordinasikan sumber daya, sumber dana, dan sumber-sumber
lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian32
. Menurut Fayol dalam
Djuroto33
, setidaknya ada empat belas asas dalam manajemen. Keempatbelas asas
tersebut yakni pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab, disiplin, kesa tuan
perintah, kesatuan pengarahan, ketertiban, keadilan, prakarsa, stabilitas masa jabatan,
32
Totok Djuroto. 2004. Manajemen Penerbitan Pers . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 96. 33
Ibid. Hal. 98.
33
kesatuan, jenjang kepangkatan, penggantian pegawai, pemindahan wewenang, serta
pengutamaan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
George mengungkapkan definisi manajemen yang sejalan dengan empat
fungsi manajemen, yakni planning, organizing, leading dan controlling untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien34
. Fungsi planning manajemen
diartikan sebagai proses mengidentifikasi dan menentukan tujuanserta arah tindakan
yang tepat35
. Terdapat tiga langkah dalam proses planning, yakni
1. Menetapkan tujuan organisasi yang akan dicapai, tim Bincang-Bincang
Sore untuk menarik penonton menyukai Bincang-Bincang Sore,
2. Menentukan arah tindakan yang akan dilakukan untuk dapat meraih tujuan
tersebut, dan produser menentukan rundown, sebelum topik acara setiap
bulannya untuk mendapatkan informasi untuk topik data di dapat dari
narasumber.
3. Menetapkan cara mengalokasikan narasumber dan tim produksi Bincang-
Bincang Sore untuk dapat meraih tujuan tersebut.
Secara garis besar, fungsi perencanaan berkaitan erat dengan strategi dalam
organisasi. Jika diterapkan dalam proses produksi media, kegiatan perencanaan atau
penetapan tujuan, penetapan aturan, penyusunan rencana organisasi termasuk dalam
tahap development, yakni proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang,
pembangunan ide, penelitian, serta perencanaan audio visual yang sesuai, serta
budget dan treatment. Fungsi manajemen yang kedua, yakni organizing, merupakan
proses pembentukan struktur hubungan kerja yang di dalamnya terjadi interaksi dan
kerjasama antara anggota organisasi untuk meraih tujuan bersama36
.
Kegiatan pengorganisasian ini melibatkan peran manajer dalam m enentukan
pengelom pokan kerja personel ke dalam tiap departemen atau divisi berdasarkan jenis
34
Jennifer M. George dan Gareth R. Jones. 2006. Contemporary Management: Creating Value in
Organizations (Fourth Edition). USA: McGraw-Hill.., Hal. 5. 35
Ibid., Hal, 8. 36
Ibid. Hal. 12.
34
pekerjaan spesifik yang akan dilaksanakan baik secara personal maupun dalam tim.
Dalam proses ini, manajer juga menetapkan rancangan kekuasaan dan tanggungjawab
di antara individu dan kelompok yang berbeda dan mereka menentukan cara
mengelola sum ber daya dengan baik, khususnya sumber daya manusia.
Hasil kegiatan pengorganisasian tersebut merupakan struktur organisasi, suatu
sistem formal hubungan kerja yang mengatur dan memotivasi anggota organisasi
sehingga dapat bekerjasama meraih tujuan organisasi. Pembentukan struktur serta
pembentukan bagianbagian, pembagian tugas, pengelompokkan pegawai, sesuai job
description tersebut termasuk dalam kegiatan pre-production yang di dalamnya
terdapat persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh anggota inti bersama
kerabat kerja yang telah dibentuk, contohnya pemilihan lokasi, kontributor, dan
penentuan jadwal produksi, designs, property, kostum berasal dari narasumbernya
dan kostum untuk host serta iklan, bumper in.
Hal lainnya adalah fungsi leading dalam manajemen merupakan kegiatan
pengartian visi yang telah direncanakan dalam struktur yang telah dibentuk
sebelumnya, sesuai dengan proses kegiatan produksi yang meliputi upaya merubah
bentuk naskah menjadi audiovisual, yakni pelaksanaan syuting di lokasi, mengikuti
rencana yang telah ditentukan dalam budget dan jadwal, penggunaan director,
presenter, dan kru teknis yang telah ditentukan dan diorganisir di tahap produksi.
Terakhir, fungsi controlling atau yang diartikan sebagai proses evaluasi
kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan ataupun kegiatan pengambilan tindakan
dalam memelihara maupun memperbaiki hasil produksi. Hasil proses pengawasan ini
ialah kemampuan mengukur hasil kerja secara akurat dan mengatur efisiensi serta
efektivitas organisasi.
Fungsi kontrol juga merupakan kegiatan evaluasi atas tiga fungsi manajemen
yang lain, yakni planning, organizing, dan leading. Implementasi fungsi tersebut
dalam proses produksi nampak pada tahap post-production, tahap penyelesaian atau
penyempurnaan audio visual yang biasa disebut dengan proses editing. Konsep
manajemen yang dibedakan ke dalam tiga bagian pengertian, yakni manajemen
35
sebagai suatu proses pelaksanaan tujuan tertentu, manajemen sebagai kolektivitas
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen serta manajemen sebagai ilmu
pengetahuan dan seni, diterapkan menurut karakteristiknya tersendiri dan memiliki
sifat yang khas37
.
Konsep manajemen dapat diaplikasikan ke dalam kondisi yang beragam
sesuai situasi, lokasi dan waktu. Desain pengorganisasian yang diartikan sebagai
proses pembuatan pilihan spesifik hubungan tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh
manajer menghasilkan konstruksi struktur organisasi secara khusus atau particular.
Desain manajemen tercermin dari tiap situasi spesifik organisasi, dalam
situasi stabil manajer akan lebih tepat menerapkan struktur mekanistis sedangkan
dalam kondisi fleksibel, struktur organik akan lebih efektif38
. Hal inilah yang
memberi penekanan pada pernyataan bahwa konsep manajemen bersifat fleksibel,
sesuai dengan kondisi. Dengan demikian, diaplikasikan dalam produksi talkshow ,
konsep manajemen digunakan sebagai suatu cara atau proses untuk membuat sebuah
perencanaan, melakukan pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan
pengendalian program supaya berjalan efektif dan efisien.
Media massa merupakan sumber utama informasi dan hiburan serta berperan
penting dalam fungsi transmisi budaya, selain itu, industri media memiliki
karakteristik yang spesifik.
Terlebih pemahaman mengenai eksistensi te levisi swasta yang diartikan
sebagai perwujudan tampilan televisi sebagai entitas bisnis. Prinsip ekonomi
kapitalisme dalam televisi lokal hampir sama dengan prinsip ekonomi pada televisi
swasta yaitu menjadi bagian penting dalam perputaran roda perekonomiannya.
Televisi menjadi sarana penjualan produk oleh produsen melalui iklan yang
ditayangkan. Sehingga iklan merupakan sumber dana bagi televisi lokal dalam
37
McLuhan. Marshal 2001. Understanding Media: The Extensions of Man.Routledge: Social
ScienceMedia Studies. Hal. 117. 38
Jennifer M. George dan Gareth R. Jones. 2006. Contemporary Management: Creating Value in
Organizations (Fourth Edition). USA: McGraw-Hill., Hal. 451.
36
memproduksi program air time-nya. Timbulnya penekanan di televisi bagian dari
entitas yang berdampak pada kedinamisan industri media penyiaran di Indonesia.
2. Konsep Manajemen Produksi Talkshow
Manajemen media sebagai berbagai hasil dari bidang penelitian yang
kompleks dan berbeda-beda dengan berbagai kedudukan dan penetapan yang telah
digunakan institusi media. Manajemen media kemudian diketahui dan bagaimana
cara yang telah diperoleh dan tidak dapat diubah secara umum. Pengertian dari
sebuah manajemen media sangat luas. Pengertian manajemen menurut kamus besar
bahasa Indonesia adalah pertama penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran, kedua pimpinan yang bertanggung awab atas jalannya perusahaan
dan organisasi.
Pengertian secara luas dari manajemen media adalah menerapkan prinsip dan
menjalankan prinsip-prinsip itu dimana itu bagian dari karakteristik perusahaan
media sehingga mengasilkan penemuan baru tentang manajemen media yang telah
ada di pasar global saat ini. Dari pengertian manajamen diata s manajemen media
adalah hasil dari sebuah perusahaan media yang memiliki karakteristik perusahaan
media, yang menjalankan prinsip-prinsip berupa visi dan misi dari perusahaan media
sehingga dari karakteristik ini didapat sebuah produk dari manajemen media berupa
manajemen produksi.
Pengertian dari media mewakili suatu sub sektor ekonomi dan bisnis dalam
suatu bidang luas menegaskan dalam suatu wilayah luas member definisi sebagai
symbol-simbol ekonomi sebagai kemunculan ekonomi.39
Ciri-ciri dari seluruh media
di Indonesia tidak mudah digeneralisasi dan tidak diubah secara umum.
Manajemen media yang menghasilkan manajemen produksi yang berbeda
dengan manajemen ekonomi. Dasar dari hasil manajemen media yaitu surat kabar,
39
Nieto. Appreance economic and information markets.Vol (2) no 14. Comunicacion y Socieded. 2001.
hal.142
37
film, pertunjukkan televisi dan program televisi. Produk dari media begitu signifikan
bahwa setiap upaya dari produk media dianggap sebagai resiko secara keseluruhan.
Resiko ini maksudnya adalah program televisi sifatnya bervariasi dan berubah -ubah
setiap waktunya. Sehingga produk media ini berhati-hati dan menayangkan acara
secara bijaksana yang diletakkan pada ide-ide, teori dan prinsip-prinsip dari
manajemen produksi sebagai produk media secara universal.
Dilakukan oleh perusahaan media saat ini pertama adalah berusaha keras
melakukan usaha dengan kekuasaan dimiliki menghasilkan berbagai banyak media
tidak lebih dari satu media yang dimiliki, kedua perusahaan media berusaha
mengatasi tantangan dari akibat yang ditimbulkan dari program televisi dian taranya
pola program televisi, menetapkan harga dan pengaruh dari konten40
. Tiga aspek
dasar ciri produk media dari kedua perspektif: pertama, produk media sebagai
informasi, kedua program talkshow Bincang-Bincang Sore, antara narasumber dan
tim produksi Bincang-Bincang Sore, dan ketiga kreativitas dari manajemen produksi.
Perusahaan media akan membentuk organisasi untuk menentukan pola program
televisi, mutu harga, menetapkan harga dan pengaruh konten. Keberhasilan dari
organisasi media kemudian akan ditonton oleh masyarakat.
Program televisi memilik i bervariasi dan berubah-ubah sehingga bisa kita
temukan sifat-sifat dari program televisi sebagai manajamen produksi. Program
televisi akan menghasilkan isi acara yang dihasilkan sebagai barang ekonomi yang
berdasarkan pada sosial dan budaya. Pendapat Bates:41
Perusahaan media berhutang
itu sifat itu menjadi ciri yang berakibat dari produk seperti ekonomi mengingat
karakteristik menghasilkan alasan-alasan pokok dari fakta-fakta sosial dan budaya
dari konten isi yang berbeda. S ifat lain dari manajemen produksi adalah cara
perusahaan dan organisasi media memasarkan program televisi, pemasaran ini
ditentukan dari penetapan kedudukan dan kekuasaan. Sifat mereka yang luar biasa ,
40
Bates.BJ. Information as an economic good.dalam Wasko (eds). Sources of Individual and social
value, Jurnal Media Product Management. Madison:University of Wisconsin Press.1988 Hal 76 -94 41
Ibid. Hal 94
38
beberapa fitur tersebut adalah hasil dari program memainkan pasar ekonom i,
sedangkan karakteristik lain berasal dari signifikansi sosial dan budaya tertentu yang
mendasari berbagai jenis konten/ isi program42
.
Sifat dari program televisi sebagai dari produk media adalah cara pengelola
media memasarkan program televisi, pemasaran ini ditentukan dari penetapan
kedudukan dan kekuasaan. Manajemen produksi memainkan peran penting dalam
membedakan tantangan-tantangan untuk memenuhi keberagaman kebutuhan dan
tujuan target pasar dengan tujuan yang menguntungkan, berke lanjutan, dan
menguntungkan disini adalah penonton dan iklan. Tantangan-tantangan itu antara lain
pola program televisi, mutu harga, menetapkan harga dan pengaruh dari konten.
Fakta bahwa orang-orang yang berbakat dengan kekuatan untuk
mempengaruhi penonton dari satu media yang lain , dari satu perusahaan ke
perusahaan lain , berarti mereka menggunakan posisi tawar yang besar , yang kadang -
kadang kondisi kemungkinan beberapa perusahaan harus bersaing dan bertahan .
Oleh karena itu , semua aspek kontrak yan g berkaitan dengan kegiatan profesional
dan kerja adalah yang paling penting di sektor ini . Diantaranya pola program televisi,
mutu harga dari jumlah proses produksi, menetapkan harga dan pengaruh dari konten.
Harga dan Konten ini karena menjadi tantangan manajemen produksi menentukan
pola program televisi adalah mampu memenuhi kebutuhan pasar yaitu informasi dan
hiburan dimmana itu sebagai dasar manajemen produksi membuat keputusan
mendasar:
a) Tawaran dari pola program televisi(tawaran dari penonton yang
menginginkan suatu program acara yang sopan, bermanfaat dan mengispirasi.
b) Menetapkan dan mengelola standar kualitas talkshow, kualitas dengan
menampilkan narasumber,topik dan tim Bincang-Bincang Sore yang membuat
penonton menyukai talkshow Bincang-Bincang Sore
42
Ibid.Hal 77
39
c) Menetapkan hubungan talkshow dengan harga saat proses produksi di luar
studio.
d) Membuat talkshow Bincang-Bincang Sore
Penonton menjadi alasan utama dari penentuaan pola program televisi dan
mendefinisikan khalayak yang dituju, maka selanjutnya adalah penonton dari
menyukai program Bincang-Bincang Sore. Posisi menentukan persepsi narasumber
program Bincang-Bincang Sore di pasar untuk dapar berhati-hati. Program acara yang
dilihat dari iklan yang masuk, bloking iklan. Jenis konten untuk mengidentifikasi
perbedaan program yang sama, penyusunan kategori konten dalam konsep genre jenis
program apa yang diminati masyarakat berdasarkan tema televisi43
.
Setelah itu pola program televisi yang sukses adalah kemampuan integrasi
manajamen media mampu bekerja secara harmonis untuk menghasilkan program
favorit . Masyarakat penyuka film, berita, olahraga dan talkshow biaya produksinya
berbeda. Setiap genre program menghasilkan biaya-biaya yang berbeda-beda dan
manajemen produksi sebagai kunci penentuan biaya produksi. Diperkuat oleh
penuturan Ritz:44
Manajemen dari pekerja media digunakan untuk memaksimalkan
pendapatan dari konten program bersamaan dengan strategis ikatan
dan tidak ikatan dengan aspek-aspek yang mengembangkan isu ke
dalam berkas untuk pengelolaan hak konten (kuantitas, kualitas,
jangkauan, masa hidup, dll) sehingga menghasilkan inisiatif berkas
43
Arrese A & Medina. Competition between new and old media in economic and financial news
markets. dalam. Picard R.G. Media firms: Structures, Operation and performance . London.. Lawrence
Erlbaum Associates. 2002. Hal.59-75 44
Ritz . 2002. Modeling Production o personalized information services and their delivery on multiple
distribution channels. Retrieved May,6 2013 from
http://www.dimi.uniud.it/mizzaro/AH/2002/proceedings/pdfs/2ritz. pdf
Rosen,S,(2002).Modelingproduction of personalized information services and their delivery on
multiple distribution channels. Retrieved 6 Mei 2013 from
http://www.dimi.uniud.it/∼mizzaro/AH2002/ proceedings/pdfs/2ritz.pdf.
40
mutu harga pola program yang lebih atau kurang kompleks dan
menarik.
Penonton dan manajemen produksi pola program ini menjadi strategi bagi
pengelola mendapatkan keuntungan. Strategi ini didasarkan oleh sorotan perilaku
dinamis dalam penyebab market. menyoroti perilaku yang dinamis sebagai penyebab
pasar. Kekreatifitasan marketing menjadi alasan yang tidak dapat tergantikan yang
kemudian menjadi alasan penetapan harga.
Strateginya adalah tuntutan harga yang harus mengoptimalkan secara
bersamaan untuk menjual keuntungan dan memenuhi harapan klien. Pesaing
menerima dana dari pemerintah, pesaing menerima dari pendapatan iklan yang dari
program acara. Kedua talkshow tuntuntan harga disepakati kemudian struktur harga
yang harus diingat oleh narasum ber, production house, untuk memproduksi kembali
tema-tema yang ditetapkan oleh pasar tradisional yang semakin kompleks. Ketiga
kebijakan harga bagi media merancang berbagai hal bagi media dan sistem
pendapatan agar pengelola media dapat membayarkan pembiayaan kepada pihak
ketiga pengiklan.
Biaya produksi juga dapat berasal pasar yang sangat dinamis dan meluas
sesuai permintaan pasar. Mengingat ide-ide ini , tiga jalan utama tentang keputusan
harga bisa dieksplorasi , yang menahan minat khusus untuk pasar media :
a) Menggunakan penerapan skema harga atau bebas,
b) Harga per unit atau harga per penggunaan ,
c) Beralih ke diskrim inasi harga .
Produksi program sangat mempenharuhi manajamen produksinya terlebih
konten itu berjaringan. Konten berjaringan memungkinkan desain dan komersialisasi
di televisi lokal yang berbeda dari isi dasar program ini yang kemudian dilakukan
RBTV , dalam rangka memenuhi segmen kebutuhan spesifik dari konsumen yang
berbeda.
41
Pengaruh konten yang menjadi pengaruh program :
a) Potensi untuk menangani berbagai penawaran isi program, namun , pada saat
yang sama , memegang identitas yang konsisten ,
b) Kemampuan untuk menjalani pembaruan terus-menerus namun berpegang
pada nilai-nilai yang relevan dan hubungan dalam pasar,
c) Kemampuan untuk menetapkan standar profesional dan kreatif baik ,
mencapai status masyarakat , dan konsumen bantuan dalam jumlah yang
semakin meningkat dari pilihan . bidang konten tertentu , dan jenis kampanye
promosi akan dibutuhkan dalam setiap kasus.
Hasil dari manajamen media berupa manajemen produksi ini banyak yang
dilakukan media untuk mengetahui pengelola media menghasilkan tontonan yang
berkualitas sehingga menimbulkan kepercayaan penonton tidak dapat menilai kualitas
program acara kemudian dibandingkan dengan kualitas yang penonton butuhkan45
.
Pemuasan kebutuhan penonton ini kemudian didasarkan pada dua bagian yaitu
penting (material) dan tidak penting (immaterial). Penting (material) terbagi lagi
menjadi beberapa bagian lagi program acara berita, program acara fiksi, dan program
acara talkshow Bincang-Bincang Sore sifatnya kontennya mengajak, mengedukasi,
menginformasi. Tidak penting (immaterial) non fiksi, intertaiment, drama
seri/sinetron. Keduanya berkerja sama untuk memenuhi kebutuhan penonton,
permintaan untuk program televisi, elemen transmisi, mempertimbangkan
aksesbilitas program acara dilihat dari manajamen produksinya.
Kekuatan dari program acara yang dilihat dari manajemen produksi adalah
kemampuan dari organisasi media untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan isi yang
bersifat informative, persuasive, dan hiburan. Program talkshow Bincang-Bincang
Sore sebagai informasi memberikan keyakinan yang besar bagi konsumen untuk
memainkan peran penting dalam manajemen produksi. Manajemen produksi mengerti
apa yang dibutuhkan masyarakat secara lebih luas dan lebih kecil agar penonton tetap
45
Darby,E., M & Karni, E. Free Competitiom and the optimal amount of fraud. dalam jurnal of Law
and Economic.Vol (16). 1973.Hal.67-68
42
menyukai acaranya46
. Sehingga pada proses pembiayaan dan produksi di luar studio
yang tidak langsung disesuaikan untuk membiayai produksi mereka47
. Manajemen
produksi media memenuhi kebutuhan permintaan program televisi, dan permintaan
penonton ini membutuhkan pembiayaan tinggi dan pembiayaan rendah sebagai
pemuas kebutuhan penonton.
3. Konsep Produksi dalam Talkshow
Keberhasilan dari suatu produksi program acara di te levisi d isokong oleh
kreatifitas manusia yang bekerja pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital
yang dimiliki setiap organisasi produksi program acara yaitu teknik, program dan
pemasaran48
. Keberhasilan produksi program acara di te levisi bergantung pada
bagaimana kualitas orang-orang yang bekerja pada tiga bidang tersebut. Kualitas
manusia saja tidak cukup jika tidak disertai dengan kemampuan dalam memimpin
pengelola program acara yang bersangkutan mengelola sumber daya manusia yang
ada pada tiga bidang tersebut. Manajemen yang baik kemudian memerlukan alasan
yang mutlak mutlak diperlukan pada sebuah organisasi produksi program acara di
televisi.
Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian mengenai manajemen
produksi berbasis talkshow di televisi yang dijalankan oleh program acara talkshow
Bincang-Bincang Sore di RBTV. Talkshow hadir sebagai program acara alternatif
untuk penyampaian informasi dan berita yang kemasannya berbeda dengan berita
pada umunya. Sehingga informasi dan berita yang disampaikan dalam bentuk talk
show lebih menarik informasi dan beritanya dibandingkan dengan berita pada
umumnya. Hal ini dikarenakan, program talkshow memiliki teknik penyampaian dan
hasil efek yang berbeda dengan program yang menyampaikan informasidan
46
Nelson,P. 1970.Information and Consumer behavior. Journal of Political Economy.Vol(78). Hal.311
-329 47
Ludwig,J. 2000. The essential economic problem of the media. dalam Jurnal Handbook of Media
Economic. Vol.(3).No 13. hal. 187-200 48
Alison Alexander, James Owers, Rod Carveth , Ann C. Hollifield dan Albert N. Greco. 2004.
Media Economy: Theory and Practice (Third Edition). USA: Lawrence Erlbaum. Hal. 27.
43
perbincangan dengan tema-tema yang menarik setiap minggunya, pengisi acara
berusaha menyampaikan informasi dengan caranya sendiri.
Kunci utama dari kesuksesan produksi program talkshow adalah kemampuan
presenter dan narasumber dalam mengendalikan dan menjaga pembicaraan agar tetap
segar tanpa ada ketegangan, topik dan tema yang menarik ini menjadik an semakin
menarik dalam perdebatan atau perbincangan dalam talkshow.
Talkshow pada awalnya merupakan program dialog yang menggunakan
format standar yaitu seorang host dengan satu atau lebih narasumber. Kemunculan
format talkshow yang menggunakan unsur kontroversial, seperti perdebatan
kesehatan. Didukung selanjutnya dengan kemunculan jenis talkshow yang
memberikan inspirasi dengan mengangkat tema humanis yaitu tentang kesehatan
pengobatan alternatif. Format dalam talkshow bermacam-macam, hal ini juga
tergantung pada materi talkshow , apakah materinya berasal dari hard news, ataukah
entertainment, atau bahkan campuran antara entertainment, news, serta public affair.,
maka format yang terbentuk biasanya dalam bentuk diskusi pa nel dengan narasumber
yang ditentukan oleh produser setiap bulannya untuk Bincang-Bincang Sore. Namun
saat ini fenomena talkshow merebaknya talkshow di Indonesia.
Dimana saat ini sudah banyak fenomena talkshow yang menghadirkan sisi
personal, dan kesehatan yang memiliki tujuan untuk memperbaiki diri bahkan dapat
menginspirasi orang lain yang dipandu oleh host yang cantik dan pintar dalam
menggali pertanyaan. Jenis talkshow seperti ini sering menampilkan jenis program
acara talkshow, salah satunya di lokal yogyakarta adalah program talkshow Bincang-
Bincang Sore.
Dilihat dari beberapa jenis produksi dan tipe-tipe talkhsow yang sudah
dipaparkan diatas, objek penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
talkshow yang narasumbernya bisa menginspirasi banyak orang, sehingga
karakteristik talkshow yang digunakan gabungan dari jenis talkshow minat insani
(human interest), biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seorang tokoh
(biographical) bahkan perjalanan (travelogue) yang kriterianya selain dar i bakat yang
44
luarbiasa dari narasumber, atau seseorang yang memiliki keunikan dengan
mengandalkan sisi human intrest-nya, sehingga informasi yang dihasilkan akan
bernilai tinggi.
Program acara ditelevisi memiliki manajemen produksi dalam mencapai visi
dan misi dari organisasi. Dalam produksi acara televisi, memiliki sum berdaya yang
bersifat tangible, diperlukan, misalnya host, narasumber, kamera, pakaian, video
digital dan sebagainya49
. Misalnya saat satu produksi siaran acara televisi, biasanya
terbagi dari produser, tecnhincal director, floor director, master control, switcher dan
kameramen. Tim kerja tersebut berada pada empat level produksi,yaitu, tahap pre-
production planning, production, dan post production50
. Pada tahap pre production
planning merupakan proses awal dari seluruh kegiatan produksi yang akan datang,
atau disebut juga sebagai tahap perencanaan.
Bermula dari timbulnya sebuah gagasan atau sering disebut sebagai ide, dan
idea atau gagasan ini tanggung jawab seorang produser, teteapi tidak berarti ide
datangnya harus dari produser saja, namun ide bisa datang dari luar. Dari titik tolak
gagasan tadi, produser bersangkutan segera memulai melakukan berbagai kegiatan
untuk mengumpukan data-data yang diperlukan untuk bahan pengembangan gagasan
tadi.
Selanjutnya, dari data dan fakta yang telah didapatkan, produser B incang-
Bincang Sore segera juga akan menjadi penulis naskah untuk menuangkan kebentuk
tulisan yang dikembangkan kebentuk naskah dengan format durasi yang sudah
ditentukan. Apabila naskah, rundown, dan topik dinilai te lah memenuhi syarat, maka
produser menyelanggrakan planning terhadap narasumber, setelah itu menghubungi
dengan anggota kerabat kerja inti (Key Member) yang terdiri dari pengarah acara,
technical director, audio engineer, lighting engineering, dan art director.
49
Jonathan Bignell. An Introduction to Television Studies .2007. USA:Routledge. Hal. 136. 50
Darwanto Sastro Subroto. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University
Press. Hal. 152.
45
Planning meeting, produser melakukan pendekatan produksi (production
upproach) tentang rencana produksinya dan seluruh anggota inti memberikan
berbagai masukan yang diperlukan, akhirnya dari rencana produksi tadi
kemudiandidapat dengan direalisasikan kesepakatan bersama. Selanjutnya produser
mempersiapkan berbagai hal yang bersifat mendukung rencananya, seperti
melakukan casting artis pendukung, merencanakan anggaran yang diperlukan dan
sebagainya. Setup dan Rehearsal pada tahapan ini terdapat kegiatan setup yang
merupakan tahapan persiapan-persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh
anggota inti bersama kerabat kerjanya.
Mulai dari mempersiapkan peralatan yang akan digunakan baik sebagai
keperluan di dalam maupun di luar studio, sampai mempersiapkan program acara
untuk setting lampu, mikrofon maupun tata dekorasi, bagi tim produksi kerja, mulai
dari switcher, penata lampu, penata suara, floor director, cameramen. Production,
yaitu upaya merubah bentuk naska h menjadi bentuk audio visual di televisi. Bincang-
Bincang Sore yang mengubah naskah menjadi perbincangan yang sopan, namun
santai bermanfaat dan mengedukasi masyarakat.
Pelaksanaan production tergantung dari runtutan rundown yang sudah dibuat
sebelumnya, dengan demikian karakter produksi lebih ditentukan. Karakter produksi
menurut lokasinya terbagi menjadi 3 yaitu, produksi yang diselenggarakan
sepenuhnya di dalam studio, dan produksinya kadang dilakukan di luar studio. Pada
tahapan terakhir post production merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan
baik dari audio maupun visualnya.
Tahapan penyelesaian ini meliputi beberapa kegiatan yaitu melakukan
kegiatan editing baik dari suara maupun gambar, pengisian grafik atau b erupa insert
visualisasinya, pengisian narasi, pengisian sound efek dan ilustrasi dan melakukan
evaluasi terhadap hasil produksinya, pada evaluasi ini, hasil produksi bisa dinyatakan
layak siar, tetapi dapat pula diberi beberapa catatan.
Misalnya catatan mengenai masalah ilustrasi, sound efek, editing gambar dan
sebagainya, sehingga masih dilakukan perbaikan. Pada penelitian ini, peneliti
46
menggunakan teori manajemen menurut Jennifer George dan Gareth R. Jones serta
Patricia Holland yang sesuai dengan denga n 4 fungsi manajemen yaitu, planning,
organizing, leading dan controlling. Sehingga dari keempat fungsi manajemen
tersebut jika diterapkan dalam manajemen produksi media secara umum melalui
beberapa tahap atau disebut Four Stage of Television Production Planning.
Tahapan itu meliputi tahap development, preproduction, production serta post
–production. Namun dalam pelaksanaannya, di setiap stasiun televisi lokal bahkan di
setiap program acara televisi, proses produksi acaranya memiliki standar dan
karakteristik yang tidak sama. Pada proses perencanaan, bila diterapkan dalam proses
produksi media, kegiatan perencanaan atau penetapan tujuan meliputi kegiatan
penetapan aturan, penyusunan rencana organisasi termasuk dalam tahap development,
yaitu proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang, pembangunan ide,
penelitian, serta perencanaan audio visual yang sesuai, serta perencanaan budget dan
rundown.
Pada organizing ini banyak melibatkan banyak orang, seperti peran manajer
produksi dalam menentukan pengelompokan personel ke dalam tiap divisi
berdasarkan jenis pekerjaan yang spesifik yang dijalankan baik secara personal atau
dalam tim. Pembentukan struktur serta pembentukan bagian-bagian, pembagian
tugas, pengelompokan pegawai, sesuai dengan job description tersebut termasuk
dalam tahapan pre-production yang berisi tentang persiapan yang bersifat teknis dan
dilakukan oleh anggota tim bersama tim kerja lain yang telah terbentuk, misalnya
penentuan jadwal produksi, property, kostum, musik, pemilihan lokasi. Penjelasan ini
diartikan sebagai proses pelaksanaan syuting di lokasi, dimana proses ini
menjalankan rencana yang telah ditentukan dalam rundown, budgetnya, jadwal
produser, penggunaan host, dan kru teknis yang telah ditentukan sebelumnya.
Terakhir, proses evaluasi merupakan kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan atau
kegiatan pengambilan keputusan tindakan memelihara atau memperbaiki hasil
47
produksi. Selain itu fungsi kontrol juga merupakan tahapan51
evaluasi terhadap tiga
fungsi manajemen diatas, yaitu fungsi planning, organizing dan leading.
Tahapan proses evaluasi ini dalam proses produksi akan ada pada tahap post-
production, dimana tahapan ini juga terdapat proses editing yaitu tahapan
penyempurnaan audio visual. Jika dirangkum secara sederhana, dilihat dari
pengertian manajemen dan fungsinya bila diaplikasikan dalam produksi program
talkshow di televisi, konsep manajemen dapat digunakan sebagai salah satu cara atau
proses untuk membuat perencanaan, melakukan pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengendalian program agar bisa berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan sebuah organisasi.
Walaupun demikian, tidak semua stasiun televisi menjalani proses produksi
yang sama. Proses penyajian talkshow di televisi bisa berbeda-beda dari stasiun
televisi satu dengan lainnya. Keberhasilan produksi program acara di televisi
bergantung kualitas orang-orang yang bekerja pada tiga bidang tersebut dan disertai
dengan kemampuan pimpinan tim Bincang-Bincang Sore yang bersangkutan
mengelola host yang ada.
Alasan inilah, manajemen yang baik diperlukan dalam sebuah organisasi
produksi program acara di televisi. Dari berbagai prestasi dan keunikan yang dim iliki
program talkshow Bincang-Bincang Sore, hal inilah yang ingin diketahui oleh
penelitian yaitu bagaimana manajemen produksi yang dijalankan program talkshow
Bincang-Bincang Sore di RBTV yang berbasis praktik kesehatan alternative, bisnis
dan publik di televisi.
4. Konsep Talkshow
Program wicara di televisi, atau biasa disebut dengan “ The Talk Program”
meliputi beberapa format, yaitu vox-pop, kuis, interview (wawancara) baik dalam
51
Rahayu. Op.Cit. Hal. 19.
48
studio maupun di dalam studio dan diskusi panel di televisi52
. Program yang
mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik,
sedang hangat dibicarakan masyarakat atau tanya-jawab persoalan dengan hadiah
atau yang biasa disebut dengan kuis. Selanjutnya, apabila pembicaraan dilakukan
oleh satu orang, program itu dinamakan uraian pendek atau pernyatan ( the talk
program). Wawancara dilakukan oleh dua orang dan diskusi oleh lebih dari dua
orang. Sementara jika talkshow program kuis dibawakan oleh master kuis dan peserta
kuis53
. Seperti yang disinggung diatas, bahwa format tayangan talkshow
menggunakan format klasik komunikasi, yaitu dialog.
Tak banyak orang yang mau bersusah payah menonton orang-orang yang
hanya bercakap-cakap di te levisi. Oleh karena itu talkshow berusaha menghadirkan
tema-tema yang menarik di setiap episodenya. Selain menghadirkan tema-tema yang
menarik, penggunaan host dan pemilihan bintang tamu atau narasumber menjadi
faktor sebagai daya tarik tersendiri bagi sebuah talkshow . Bahkan narasumber dalam
talkshow bisa dibilang sebagai faktor utama yang bisa menentukan berhasil atau
tidaknya sebuah talkshow .
Program talkshow terdapat dua jenis programnnya, talkshow news dan
talkshow non news. Bincang-Bincang Sore talk show non news adalah program
dialog yang dipandu oleh seorang pembawa acara /moderator yang umumnya sudah
memiliki ketenaran dengan beberapa narasumber sesuai konsep produser atau tim
produksi sedangkan konten yang dibahas adalah segala sesuatu yang
menarik/marketable bagi departemen program stasiun televisi ataupu production
house.
Pokok dari inti program talkshow adalah berbicara secara spontanitas menjadi
menu utamanya (menu primer). Selain itu, set dekorasi/tata panggung. kostum dan
lain-lain hanya sebagai menu sekunder. Daya tarik program talkshow terletak pada
52
Fred Wibowo.Op.Cit.,Hal. 67 53
Ibid. Hal 57
49
topik pembicaraan atau permasalahan yang dibicarakan, topik jogjapolitan, bisnis,
kesehatan dokter umum/kandungan dan kesehatan alternatif .
Dalam hal ini, ada tiga kategori untuk mengetahui sampai seberapa jauh
permasalahan itu menarik. Pertama, masalah itu merupakan masalah yang sedang
menjadi pergunjingan di masyakarat atau masalah yang sedang hangat di masyarakat.
Kedua, masalah itu mengundang kontroversial dan konflik di antara masyarakat.
Ketiga, masalah itu menyangkut atau bersangkut paut dengan kepentingan
masyarakat banyak dan masyarakat membutuhkan informasi serta jawaban yang jelas
mengenai permasalahan tersebut54
Selain permasalahan yang menarik, program talk show biasanya mengundang
seorang tokoh yang menarik pula. Ada tiga kategori tokoh yang menarik yai tu
pertama, seorang panutan masyarakat. Kedua, salah satu tokoh yang paling ahli atau
diangggap paling menguasai bidang atau permasalahan. Ketiga, tokoh kontroversi,
kritis, dan vocal. Pemilihan bintang tamu terkait dengan prinsip prominence atau
seberapa penting arti narasumber tersebut terhadap audiens55
. Oleh karena itu
narasumber Bincang-Bincang Sore dalam sebuah talkshow Institusi pemerintahan,
Lembaga wisata bahari, Pejabat, Dokter, terapis Program talk show Bincang-
Bincang Sore termasuk bagian program talkshow yang berformat interview
(wawancara).
Jenis program wawancara ini bisa dilakukan di dalam studio atau di luar
studio. Cara memproduksi program wawancara luar studio tidak jauh berbeda dengan
memproduksi cara memproduksi program wawancara di studio. Namun, wawancara
di luar studio memiliki beberapa persiapan dan cara memproduksi yang berbeda juga.
Memproduksi program talkshow wawancara yang baik di te levisi merupakan
suatu kerja keras, karena program itu memerlukan persiapan. Karena apabila tanpa
persiapan yang sungguh-sungguh program ini hanya menjadi program yang
membosankan. Namun sebaliknya apabila program ini dibawakan dengan baik,
54
Fred Wibowo.Op.Cit., Hal.83 55Ibid . Hal. 82
50
penonton akan memperolah sesuatu yang sungguh-sungguh berguna, bermakna dan
bukan sekadar program untuk membuang waktu luang. Untuk memproduksi program
talkshow wawancara harus dilakukan beberapa proses tahapan produksi, yaitu
perencanaan, persiapan serta tahapan pelaksanaan produksi56
.
Pertama, tahap perencanaan seperti, seorang produser atau pewawancara
harus menentukan siapa narasumbernya. Untuk itu, biasanya pemilihan tokoh yang
populer di masyarakat sesuai dengan bidangnya, atau bisa saja narasum ber yang
kontroversial dimana masyarakat biasanya ingin tahu pandangan-pandangannya
mengenai sesuatu yang faktual. Setelah itu, produser atau pewawancara mencari
informasi sebanyak-banyaknya mengenai tokoh itu. Informasi yang ingin dicari bisa
didapatkan dari surat kabar, buku, majalah, atau teman sang tokoh. Selanjutnya
seorang produser atau pewawancara merencanakan untuk menyusun sejumlah
pertanyaan yang akan diajukan.
Kedua, tahap persiapan. Setelah produser memiliki data lengkap tentang
tokoh yang ingin diwawancarai dan kurang lebih mengetahui apa yang ingin
diketahui oleh penonton dan masyarakat, serta permasalahan apa yang ingin
dimintakan penjelasannya pada sang tokoh. Produser siap membuat pertanyaan untuk
talkshow wawancara.
Pertanyaan wawancara dari host Bincang-Bincang Sore disusun dimulai dari
pertanyaan yang tidak terlalu berat setelah itu masuk ke inti permasalahan yang
menunjukkan jawaban spesifik atau opini dan pa ndangan sang tokoh mengenai
permasalahan tersebut. Selain itu pewawancara harus men jaga agar dalam
wawancara, narasumber tidak akan tersinggung. Jika susunan pertanyaan sudah baik
maka tahapan selanjutnya masuk ke dalam tahapan produksi. Tahapan terakhir adalah
tahapan pelaksanaan produksi. Dalam memproduksi program wawancara setelah
tokoh dipilih dan pertanyaan tersusun dari hasil riset terhadap narasumber, produser
atau pewawancara kemudian mengundang narasumber itu untuk melakukan talkshow
56
Ibid.Hal.77-81
51
wawancara di studio. Dalam talk show wawancara, narasumber perlu diundang
minimal 30 menit sebelum rekaman, hal ini dilakukan untuk pengenalan narasumber
dengan suasana studio.
Kesiapan ini perlu lebih bagi narasumber yang baru pertama masuk di studio
televisi. Suasana, lancar tidak ribet mempersiapkan banyak hal selain pada alat-alat di
Control Room diantaranya lampu-lampu, konsumen narasum ber dapat membuat
narasumber menjadi gugup. Jika terjadi demikian, pewawancara host harus berusaha
membuat santai dengan tetap sopan atau mengajukan beberapa pertanyaan informal
yang membangkitkan antusias sang tokoh. Jika semua persiapan sudah siap, program
talkshow wawancara pun siap dimulai.
Sesudah rekaman live dari kamera, transkripsi langsung dikerjakan oleh
asisten pengarah acara dan langsung dicarikan bahan ilustrasi visual dari stock shoot
atau liputan. Apabila program direkam lebih dahulu untuk tambahan stock shoot
proses terakhir yaitu editing, setelah itu siaplah program untuk di preview sebelum
ditayangkan57
. Editing dilakukan di Studio bukan di luar studio, dulu Bincang-
Bincang Sore sebelum tahun 2013 di luar studio dan live untuk Bincang-Bincang
Sore 2013 berbeda tidak ada live di luar studio. Digantikan dengan diskusi/talkshow
di studio.
H. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan metode
penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Secara umum studi kasus
merupakan metode yang cocok bila dikaitkan dengan rumusan masalah yang
digunakan yaitu pertanyaan how (bagaimana). Metode studi kasus dipilih ketika
57
Fred Wibowo.Op.Cit.,.Hal.85
52
peneliti bermaksud untuk memahami dan menjelaskan sebuah fenomena. Fenomena
proses manajemen produksi Bincang-Bincang Sore 2013.
Penelitian yang berbasis “bagaimana” ini membutuhkan jawaban secara
eksplanatif yang di analisis secara deskriptif, dimana penelitian yang berjenis
deskriptif ini akan menampilkan sebuah gambaran detail tentang suatu fenomena,
dengan tujuan melakukan atau mengkonfirmasi, klarifikasi ataupun proses. Sehingga
hasil yang didapatkan akan memberikan gambaran dan data data yang mendalam
serta lebih rinci yang di peroleh dari lapangan.
Selain itu studi kasus juga merupakan jenis penelitian yang memberikan suatu
gambaran yang mendetail mengenai latar belakang serta sifat-sifat khas dari suatu
peristiwa . 58Obyek penelitian dari suatu kasus atau peristiwa tersebut bisa berupa
peristiwa kontemporer, dimana peristiwa tersebut tidak dapat dikontrol59
. Oleh karena
itu peneliti akan mencoba melihat la tar belakang serta sifat-sifat yang khas yang
dimiliki program acara Bincang-Bincang Sore dengan ikut terjun langsung ke
lapangan untuk melihat langsung bagaimana proses manajemen produksi yang
dijalankan program talk show Bincang-Bincang Sore di RBTV. Dimana penelitian ini
akan melihat bagaimana proses manajemen produksi yang di lakukan dalam
mengelola sumber-sumber intern, serta bagaimana penerapan praktik talkshow yang
dihasilkan dari proses produksi Bincang-Bincang Sore selama tahun 2013.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlangsung di stasiun televisi swasta RBTV pada program
Bincang-Bincang Sore di Jalan Jagalan Nomor 36 Yogyakarta dan Jalan Ring Road
Utara, Gedung Amikom lantai 3 Condong Catur, Sleman, Yogyakarta.
58
Moh Nazir. Metode Penelitian.1998.Jakarta: Ghalian Indonesia. Hal .6 59
Yin, Robert K. Studi Kasus : Desain & Metode . 2005.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal:1
53
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang yang dibutuhkan, penelitian ini mengambil
data dari beberapa sumber. Setidaknya terdapat enam sumber bukti yang dapat
digunakan dalam menyelenggarakan studi kasus, seperti dokumentasi, rekaman arsip,
wawancara, observasi langsung, observasi partisipan dan perangkat fisik60
. Dalam
penelitian ini, penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Data Primer
Pengumpulan data primer diperlukan sebagai refe rensi utama bagi penelitian.
Data ini diperoleh dari dokumen objek penelitian, sejarah objek penelitian, serta
sumber data lainnya yang diperoleh dari institusi. Namun, teknik pengumpulan data
yang paling dominan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi Partisipan
Observasi adalah interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi di antara
subjek yang diriset, sehingga keunggulan metode ini adalah data yang dikumpulkan
dalam dua bentuk interaksi dan percakapan. Observasi disini, diartikan sebagai
kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat
dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut, serta didukung oleh data -data
seperti rundown, hasil liputan, daftar pertanyaan, daily rundown, jadwal teknis tugas.
dan evaluasi pasca-produksi. Namun dalam hal ini peneliti melakukan penelitian
secara observasi partisipan.
Observasi partisipan merupakan suatu bentuk observasi khusus dimana
peneliti tidak hanya menjadi pengamat yang pasif, melainkan juga mengambil
berbagai peran dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa
yang diteliti61
.
Penulis melakukan studi observasi partisipan melalui pengalaman menjadi
staf produksi program talk show Bincang-Bincang Sore. Penulis melakukan observasi
60
Robert K.Yin Studi Kasus : Desain & Metode. 2005.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Hal. 103 61
Robert K .YinOp.Cit.Hal 114
54
dengan melakukan Magang selama 5 minggu terhitung sejak 1 Juli 2013 hingga 6
Agustus 2013. Proses ini dilakukan pada program talk show Bincang-Bincang Sore
untuk memperoleh data tentang kegiatan manajemen produksi
b. Wawancara
Salah satu sumber informasi studi kasus yang sangat penting adalah
wawancara. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa aktor
dari tim talk show Bincang-Bincang Sore meliputi:
1. General Personalia dan Produser Bincang-Bincang Sore (Asik Ekadewi)
2. Station Manager (Kumara Ari Yuana)
3. Diriksi RBTV (Sudarmarwan),
4. Floor Director Bincang-Bincang Sore dan Kameramen Bincang-Bincang
Sore (Aan/Alan)
5. Master Control RBTV dan Bincang-Bincang Sore (Hesti Soma Jati)
Wawancara dilakukan untuk memperkuat penelitian sebagai data pendukung
serta memperoleh informasi yang yang berkaitan dengan manajemen produksi
program talk show Bincang-Bincang Sore untuk menunjang data penelitian.
3. Data Sekunder
a. Dokumentasi
Dalam studi kasus, penggunaan dokumen sangat mendukung dan memperkuat
bukti-bukti lain. Dalam hal ini peneliti memperoleh dokumentasi melalui penggunaan
dokumen yang pernah ada maupun yang pernah diterbitkan oleh program talk show
Bincang-Bincang Sore, meliputi surat, foto, video, jadwal tim pembagian tim kerja
Bincang-Bincang Sore. Dokumentasi di gunakan sebagai bukti tambahan pendukung
data-data yang berkaitan dengan proses manajemen produksi program talk show
Bincang-Bincang Sore di RBTV.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka didapatkan berupa bahan tertulis, seperti buku, terbitan pers sebagai
output dari objek penelitian, jurnal, situs internet, serta sumber informasi lainnya
yang menunjang tema penelitian manajemen produksi yaitu artikel Ko mpas TV
55
Berjaringan RBTV, handbook of management of management and econom ic, Jennifer
M. George dan Gareth R. Jones.Contemporary Management.
4. Analisis Data
Proses analisis data dilakukan peneliti dengan menggabungkan data teknis
yang diperoleh dari lapangan, wawancara dan berbagai buku referensi penelitian yang
sudah ada, serta menggunakan teknik QDA (Qualitative Data Analysis) yakni dengan
memperhatikan, mengumpulkan dan berpikir yang datanya bisa mendukung
penelitian ini.
Tahap pertama, yaitu peneliti akan memperhatikan arti melakukan observasi
langsung, merekam wawancara dan mengumpulkan dokumen serta hal-hal yang
dianggap penting dalam penelitian. Tahap kedua yaitu, data yang sudah didapatkan
peneliti dari hasil pengamatan, lalu dikumpu lkan serta disusun sesuai dengan teori
yang digunakan. Tahap ketiga berpikir, peneliti mulai melakukan penelitian terhadap
data-data yang didapatkan. Peneliti nantinya akan mencari pola hubungan diantara
data serta memberikan tipe-tipe pada masing-masing data yang didapatkan.
Penelitian ini tidak berusaha menguji kasus yang di teliti, namun mencoba
untuk mengungkapkan bagaimana dan apa yang terjadi dengan kasus tersebut,
sehingga dapat diketahui kelebihan serta kekurangan yang ada dalam kasus tersebut.
Proposisi dari penelitian ini mencoba untuk mengetahui kemungkinan menemukan
adanya manajemen produksi yang melekat pada empat tahapan manajemen yang
diterapkan pada proses produksi program talk show vox-pop Bincang-Bincang Sore
dengan lokalitas RBTV berbasis berjaringan Kompas TV di RBTV.
Keseluruhan hasil data dari penelitian ini akan di laporkan dalam bentuk
narasi agar lebih mudah dalam membaca dan memahami alur dari penelitian tersebut
serta memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai manajemen produ ksi
program acara talk show Bincang-Bincang Sore.
Hasil dari penelitian adalah menggunakan deskriptif atas fenomena yang
diteliti yang terdiri atas lima bab. Pertama, Pada Bab I akan diuraikan mengenai latar
56
belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran,
kerangka konsep dan metode penelitian. Kedua, uraian tentang tinjauan pustaka yang
digunakan, berupa produksi program talkshow di televisi, sejarah perkembangan talk
show, dinamika talk show di Indonesia dituangkan dalam Bab II. Ketiga, bab III
berisi tentang subjek penelitian berupa, profil perusahaan stasiun RBTV dan profil
program talk show Bincang-Bincang Sore. Bab IV akan menjelaskan mengenai
analisis tahapan produksi talkshow Bincang-Bincang Sore dan empat tahapan
manajemen produksi talkshow Bincang-Bincang Sore. Terakhir, yaitu Bab V akan
berisi mengenai penutup yang terdiri atas kesimpulan dan rekomendasi dari
penelitian.
57
Bagan 1-1 Bagan Sistem Praproduksi-Produksi-Pascaproduksi
Sumber: Anton Mabruri KN. Produksi :Program Acara Televisi Format Acara Televisi Nondrama, News
&Sport). Depok Jawa Barat: Mind 8 Publishing House Manajemen.Hal.2
Me-review kembali kebutuhan
teknis
produksi dengan producer
dan director.
EVALUASI
Bersama produser
dan crew
pendukung teknis
lainnya melakukan
evaluasi.
EDITING
Mengikuti proses
editing program
bila dibutuhkan.
KOORDINASI
Melakukan koordinasi dengan
crew
pendukung teknis, meliputi TD,
kameraman, switcherman,
audioman, lighting menyangkut
konsep acara dan kebutuhan
Menentukan peralatan
pendukung
teknis meliputi: kamera, lighting,
audio, dan perangkat teknis
lainnya
sesuai dengan konsep program
Produksi Pasca Produksi
EKSEKUSI
Membuat/ menentukan bloking
kamera. Melakukan supervise
terhadap penataan set panggung,
lighting , kamera, audio, switcher,
CG, dan lain -lain.
Bersama-sama TD memastikan
kesiapan perangkat teknis lainnya.
Memandu jalannya Gladi Bersih
bersama FD. Berkoordinasi dengan
produser dan kerabat kerja
BRAINSTROMING
Membuat/menentukan detail
konsep bersama-sama dengan
produser, dan produksi
melakukan analisis script/
skenario/rundown berdasarkan
konsep / ide yang telah di
sepakati dalam rapat meski tidak
ada notulen tertulis
PraProduksi
Melakukan briefing produksi
bersama seluruh crew
pendukung acara mengenai
SHOOTING PROGRAM
(Live/ Taping)
Mengarahkan produksi acara program acara
58
Bagan 1.2 SKEMA RISET
Konsep Talkshow,
jenis-jenis talkshow
terbagi menjadi dua
talk show news
dan talk show non
news ,namun yang
menjadi focus
penelitian ini adalah
talkshow jenis
wawancara non
news (sumber:
wawancara,
observasi dan
dokumen berupa
scrip program
talkshow bincang-
bincang sore
Konsep Manajemen
dalam Program
Talkshow di RBTV
Planning (sumber:
wawancara dan
observasi)
Organizing(sumber:
wawancara )
Leading (sumber:
wawancara dan
observasi)
Controlling (sumber:
observasi, dokumen )
Konsep Produksi dalam
Talkshow
Pre-production (sumber:
wawancara, observasi,
dokumen)
Planning(sum ber: observasi dan
wawancara )
Set up (sumber: wawancara)
Rehersal (sumber: wawancara )
Production (sumber:
wawancara, observasi,
dokumen)
Post production
(sumber:wawancara, observasi,
dokumen)
Sejumlah kerangka konsep
penting sebagai “pisau analisis”
penelitian ini meliputi :
RBTV